1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini peneliti akan menjabarkan latar belakang permasalahan yang
mendasari pentingnya penelitian ini dilakukan, bagaimana permasalahan itu
diangkat dan dirumuskan sedemikian rupa sehingga memberikan banyak manfaat
baik secara teoritis maupun secara praktis.
A. Konteks Penelitian
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilaksanakan secara teratur dan
berencana untuk menyiapkan siswa melalui berbagai kegiatan baik berupa
bimbingan pengajaran maupun latihan agar siswa dapat berperan
sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.1 Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan diri dan proses kehidupan
manusia secara utuh dan menyeluruh dalam berbagai bidang kehidupan
sesuai dengan keberadaan manusia.2 Sehingga dapat dipahami bahwa pendidikan adalah suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan manusia
yang sedang berkembang menuju kepribadian mandiri untuk dapat
membangun dirinya sendiri dan masyarakat yang berlangsung sepanjang
hayat kehidupan manusia. Hal ini sebagaimana Firman Allah dalam Q.S
Al-A„raf ayat 179, sebagai berikut :3
1
Binti Maunah, Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta : Teras, 2009), hlm. 76
2
Anissatul Mufarokah, Implementasi Kebijakan Pendidikan Kecakapan Hidup (life skill) di Sekolah Menengah Pertama), (Tulungagung : Acima Publishing, 2012), hlm. 1
3
ِسْنِْْاَو ِنِِْا َنِم اًرِثَك َمنَهَِِ اَنْأَرَذ ْدَقَلَو
“dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam)
kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah subhanahu
wata’ala) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah
subhanahu wata’ala), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah subhanahu
wata’ala). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai”
Ayat Al-Qur‟an di atas menerangkan bahwa Allah Swt. sangat
menekankan, bahwa ada perbedaan antara yang berilmu dan yang tidak
berilmu. Orang yang beriman dan yang berilmuakan diangkat derajatnya.
Karena itulah, Allah subhanahu wata’ala mengancam keras orang-orang
yang tidak menggunakan segala potensinya untuk berfikir dan meraih ilmu.
Orang-orang seperti ini, dalam al-Quran disamakan derajatnya dengan
binatang ternak yang tidak memilki kemanfaatan kecuali hanya bagi
kehidupan dunia.
Di dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyebutkan bahwa :
mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.4
Berdasarkan landasan UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional tersebut, jelaslah bahwa tujuan pendidikan tersebut
berfungsi dalam membentuk watak dan karakter serta pengembangan diri
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sehingga dengan terciptanya
watak dan juga karakter yang baik tersebut, diharapkan akan menjadi aset
bangsa didalam melaksanakan pembangunan dan mewujudkan masyarakat
yang makmur. Jadi pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan
intelektualitas saja, akan tetapi lebih ditekankan pada proses pembinaan
kepribadian dan juga keterampilan anak didik secara menyeluruh sehingga
anak menjadi lebih baik.
Di era modern ini, moral remaja dari tahun ke tahun mengalami
penurunan kualitas. Di media cetak maupun media elektronik banyak sekali
ditemukan perilaku negatif yang dilakukan oleh siswa, mulai dari kebiasaan
menyontek, tawuran, mabuk-mabukan, dan narkoba. Timbulnya berbagai
penyimpangan ini tidak sepenuhnya kesalahan dari siswa, ada beberapa faktor
yang melatarbelakanginya, seperti : 1) kurang tertanamnya jiwa beragama di
lingkungan keluarga dan masyarakat, 2) ketidakharmonisan hidup dalam
keluarga, 3) kurangnya ketauladanan dalam berakhlak mulia dari pada
pemimpin, tokoh masyarakat, orang tua, dosen, dan guru, 4) maraknya
perdagangan narkoba, minuman keras, VCD dan Majalah porno, dan alat-alat
4
kontrasepsi, 5) ketidakadilan penegakkan hukum, dan ekonomi, dan 6)
pengangguran.5
Di sekolah kenakalan siswa menjadi tanggungjawab sekolah, untuk itu
sekolah perlu melakukan pembinaan moral, penanaman nilai-nilai dan
pembentukan sikap dalam setiap kegiatan pembelajaran, agar setiap tindakan
dan perbuatan siswa sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat,
dengan banyaknya waktu luang yang di miliki siswa biasanya itulah
kesempatan siswa melakukan perbuatan yang di anggapnya bisa menarik
lingkungan sekitarnya walaupun tindakan tersebut dapat menimbulkan efek
negatif. Sebagaimana yang dikemukakan oleh St. Vembrio yang dikutip oleh
Ali Rohmad, sekolah itu mempunyai lima macam fungsi :
1. Melakukan tranmisi kebudayaan
2. Melakukan pembentukan pribadi murid
3. Melakukan intregasi social masyarakat
4. Melakukan inovasi social
5. Melakukan pra-seleksi dan pra-alokasi tenaga kerja serta mengajarkan
murid berbagai macam peranan sosial.6
Kaitannya dengan pembetukan kepribadian siswa, tentu saja bukanlah
tanggung jawab sekolah semata, harus ada kerjasama antara keluarga (orang
tua), sekolah (institusi pemerintah), serta masyarakat. Oleh karena itu
pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan
5
Departemen Agama Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Pedoman Kegiatan Pengembangan Diri, Hlm. 2
6
pemerintah.7 Dengan adanya peran ketiga elemen tersebut maka tujuan pendidikan untuk membentuk kepribadian siswa akan mudah direalisasikan.
Disamping itu, dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan
maka pendidikan itu harus didukung oleh perencanaan yang seksama dalam
hal ini sering disebut dengan kurikulum. Kurikulum merupakan suatu usaha
yang dilakukan oleh sekolah untuk mempengaruhi belajar anak, baik di dalam
atau di luar kelas.8 Kurikulum juga tidak hanya diartikan terbatas pada mata pelajaran saja, akan tetapi kurikulum juga diartikan sebagai suatu aktivitas
apa saja yang dilakukan sekolah dalam rangka mempengaruhi anak dalam
belajar untuk mencapai suatu tujuan dalam pembelajarannya seperti
ekstrakurikuler. Biasanya, kegiatan ekstrakurikuler disusun bersamaan
dengan membuat kisi-kisi kurikulum dan materi pelajaran. Itu artinya,
kegiatan tersebut merupakan bagian dari pelajaran sekolah dan kelulusan
siswapun dipengaruhi oleh aktivitasnya dalam kegiatan ekstrakurikuler
tersebut.9
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan yang
dilaksanakan di sekolah, tetapi dalam pelaksanaannya berada diluar jam
pembelajaran di kelas. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan pribadi
siswa karena kegiatan-kegiatan itu secara tidak langsung akan memberi
dukungan terhadap kegiatan pembelajaran yang ada di kelas dan memberikan
7
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafinda,2003), Hlm. 25-26
8
Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), hlm. 32.
9
tambahan pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan siswa. Hal ini senada
dengan pendapat shaleh bahwa :
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan pengetahuan, pengembangan, bimbingan dan pembiasaan siswa agar memiliki pengetahuan dasar penunjang.10
Dalam kurikulum 2013 (K13) ekstrakurikuler dikelompokkan
berdasarkan kaitan kegiatan tersebut dengan kurikulum, yakni ekstrakurikuler
wajib dan ekstrakurikuler pilihan. Hal ini sesuai dengan dikeluarkannya SK
Permendikbud No.62 tahun 2014 ttg kegiatan ekstrakurikuler yaitu :
Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Dalam Kurikulum 2013, Kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib dari sekolah dasar (SD/MI) hingga sekolah menengah atas (SMA/SMK), dalam pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Pelaksananannya dapat bekerja sama dengan organisasi Kepramukaan setempat/terdekat. Ekstrakurikuler pilihan merupakan kegiatan yang antara lain OSIS, UKS, dan PMR. Selain itu, kegiatan ini dapat juga dalam bentuk antara lain kelompok atau klub yang kegiatan ekstrakurikulernya dikembangkan atau berkenaan dengan konten suatu mata pelajaran, misalnya klub olahraga seperti klub sepak bola atau klub bola voli.11
Dengan demikian kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk
menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki
peserta didik, baik yang berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang
didapatnya maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing peserta
10
Abdul Rachmad Shaleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa. (Jakarta:PT. Grafinda Persada, 2005), hlm.170.
10
Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidik, (Jogjakarta: Ar Ruzz, 2008), hlm. 187.
11
Kemdikbud, Permen Nomor 62 th 2014 ttg Kegiatan Ekstrakurikuler. Dalam
didik dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya
melalui kegiatan-kegiatan yang sifatnya wajib maupun pilihan.12
Menurut Permendikbud No.62 tahun 2014, Panduan kegiatan
ekstrakurikuler yang diberlakukan pada satuan pendidikan paling sedikit
memuat:
1. Kebijakan mengenai program ekstrakurikuler;
2. Rasional dan tujuan kebijakan program ekstrakurikuler;
3. Deskripsi program ekstrakurikuler meliputi:
a) ragam kegiatan ekstrakurikuler yang disediakan;
b) tujuan dan kegunaan kegiatan ekstrakurikuler;
c) keanggotaan/kepesertaan dan persyaratan;
d) jadwal kegiatan; dan
e) level supervisi yang diperlukan dari orang tua peserta didik.13
SMK Islam 1 Durenan Trenggalek memiliki komitmen untuk selalu
memberikan pelayanan pendidikan sekolah menengah kejuruan yang terbaik
bagi pelanggan, serta selalu melakukan perbaikan berkelanjutan sesuai
persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Komitmen ini
diwujudkan dalam „kebijakan Mutu‟ sekolah meliputi :
1. Menerapkan sistem pengajaran yang jelas, terstruktur dan terstandarisasi
2. Memberikan pelayanan pendidikan kejuruan secara profesional
12
Ibid.
13
Kemdikbud, Permen Nomor 62 th 2014 ttg Kegiatan Ekstrakurikuler. Dalam
3. Mengembangkan kompetensi siswa meliputi
pengetahuan,ketrampilan, sikap spiritual dan sikap sosial 4. Membangun kedisiplinan, moral dan akhlak siswa
5. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang disiplin, kompeten dan profesional
6. Menyediakan dan menjaga kinerja sarana dan prasarana
7. Memenuhi harapan pelanggan serta undang-undang dan peraturan yang berlaku
8. Memiliki komitmen untuk melakukan penyempurnaan secara berkesinambungan.14
Kebijakan Mutu ini untuk memberikan arahan terhadap pencapaian
dari Visi dan Misi SMK Islam 1 Durenan Trenggalek serta dikomunikasikan
kepada seluruh warga sekolah dengan mengedepankan nilai-nilai : I S T I Q
O M A H yaitu Islami, Solusi, Terlatih, Inovatif, Qona‟ah, Mumpuni,
Amanah dan Harmoni.
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa SMK Islam 1
Durenan mempunyai perhatian terhadap masalah pengembangan kompetensi
siswa meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap spritual dan sosial, hal ini
juga sesuai dengan visi SMK Islam 1 Durenan yaitu “Terwujudnya Tenaga
Terampil Yang Berilmu, Beriman, Bertaqwa Dan Berakhlaqul Karimah
Menuju Era Global”.15 Dalam mewujudkan tenaga terampil yang berilmu ini
dibuktikan dengan melakukan upaya-upaya untuk mengembangkan program
pengembangan ketrampilan siswa. Salah satu upayanya adalah dengan
mengadakan kegiatan ekstrakurikuler.
Disamping itu, berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti pada
tanggal 3 januari 2017 dengan pak Mukholis selaku kepala sekolah SMK
14
Lampiran 7 : 1/Dok. /Keb. Mutu. Sek./11-01-2017
15
Islam 1 Durenan, SMK ini merupakan salah satu dari enam sekolah sekolah
menengah kejuruan atau menengah atas di Trenggalek yang ditunjuk untuk
menggunakan kurikulum 2013, sehingga peneliti ingin melihat apakah
pelaksanaan ekstrakurikuler disana sudah sesuai dengan kurikulum yang
berlaku.
Berangkat dari latar belakang diatas, penulis merasa tertarik untuk
meneliti lebih jauh tentang implementasi kegiatan ekstrakurikuler siswa di
SMK Islam 1 Durenan. Oleh karena itu penulis mengajukan judul
“Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Siswa di SMK Islam 1
Durenan Kabupaten Trenggalek”.
B. Penegasan Istilah
Agar sejak awal para pembaca mendapatkan pemahaman mengenai
apa yang akan diteliti oleh penulis, maka penulis memberikan penegasan
istilah terkait tema skripsi sebagai berikut:
1. Definisi Konseptual
a. Implementasi
Menurut Nurdin Usman implementasi adalah “bermuara pada
aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem.”16 Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang
terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan. Menurut Solichin Abdul
Wahab implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik
16
oleh individu-individu, pejabat-pejabat, atau kelompok-kelompok
pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan
yang telah digariskan.17 Sedangkan menurut Mulyasa implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi
dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik
berupa perubahan pengetahuan keterampilan, nilai, dan sikap. Dalam
oxford advance learnear’s dictionary dikemukakan bahwa
implementasi adalah “put something into effect”(penerapan sesuatu
yang memberikan efek atau dampak). 18
b. Ekstrakurikuler
Menurut Sulistyorini ekstrakurikuler adalah “kegiatan yang
dilakukan disekolah Islam, namun dalam pelaksanaannya berada diluar
jam pelajaran resmi di kelas” artinya diluar jam-jam pelajaran yang
tercantum dalam jadwal pelajaran.19 Sedangkan menurut Shaleh ekstrakurikuler merupakan kegiatan pembelajaran yang
diselenggarakan di luar jam pelajaran yang disesuaikan dengan
kebutuhan pengetahuan, pengembangan, bimbingan dan pembiasaan
siswa agar memiliki pengetahuan dasar penunjang.20
2. Definisi Operasional
17
Solichin abdul Wahab, Analisis Kebijaksanaan: Dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2008) Hlm. 65
18
Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009) hlm. 178
19
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, (Surabaya: Elkaf, 2006), hlm..80.
20
Berdasarkan dari uraian di atas dapat diambil suatu pengertian secara
operasional bahwa yang dimaksud dengan implementasi kegiatan
ekstrakurikuler siswa di SMK Islam 1 Durenan Kabupaten Trenggalek
adalah penyelenggaraan program pendidikan oleh SMK Islam 1 Durenan
Trenggalek dalam rangka mengembangkan bakat dan minat peserta didik
sesuai dengan kondisi serta kemampuan, baik dirinya maupun sekolah.
Diharapkan antara program ekstrakurikuler yang tercantum dalam K13 di
SMK Islam 1 Durenan Trenggalek sesuai dengan pelaksanaan
ekstrakurikuler dilapangan. Penyelenggaraan program tersebut dapat
dilihat dari sisi perencanaan, pelaksanaan, faktor pendukung dan faktor
penghambatnya. Faktor pendukung adalah segala sesuatu yang dapat
memperlancar program agar berjalan efektif dan efisien, sedangkan faktor
penghambat adalah segala sesuatu yang dapat menghambat pelaksanaan
program.
C. Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian dari konteks penelitian diatas, maka penulis
memfokuskan masalah sebagai pokok pembahasan yaitu :
1. Bagaimana perencanaan kegiatan ekstrakurikuler siswa di SMK Islam 1
Durenan Trenggalek ?
2. Bagaimana implementasi/pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler siswa di
SMK Islam 1 Durenan Trenggalek ?
3. Apa faktor pendukung dalam implementasi/pelaksanaan kegiatan
4. Apa faktor penghambat dalam implementasi/pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler siswa di SMK Islam 1 Durenan Trenggalek ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui perencanaan program kegiatan ekstrakurikuler siswa
di SMK Islam 1 Durenan Trenggalek.
2. Untuk mengetahui implementasi/pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
siswa di SMK Islam 1 Durenan Trenggalek.
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dalam implementasi kegiatan
ekstrakurikuler siswa di SMK Islam 1 Durenan Trenggalek.
4. Untuk mengetahui faktor penghambat dalam implementasi kegiatan
ekstrakurikuler siswa di SMK Islam 1 Durenan Trenggalek.
E. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu
pengetahuan dalam bidang pendidikan lebih khususnya yang berkaitan
dengan implementasi kegiatan ekstrakurikuler siswa di sekolah.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi dunia pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi mengenai
diharapkan nantinya akan muncul pengetahuan baru mengenai hal
tersebut yang dapat memajukan dunia pendidikan kedepannya.
b. Bagi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung
Skripsi ini bisa menambah perbendaharaan kepustakaan sebagai
wujud keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung serta menambah
literatur di bidang pendidikan terutama yang berkaitan dengan
implementasi kegiatan ekstrakurikuler siswa di sekolah.
c. Bagi Kepala Sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh kepala sekolah
sebagai tambahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan,
khususnya dalam dalam program kegiatan ekstrakurikuler siswa di
sekolah agar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
d. Bagi Guru
Hasil penelitian ini bagi guru dapat digunakan sebagai
informasi untuk mengetahui kegiatan ekstrakurikuler siswa di sekolah
sebagai sumbangan pemikiran yang kiranya dapat dipakai sebagai
pertimbangan dalam upaya meningkatkan kualitas kepribadian peserta
didik.
e. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini bagi siswa dapat digunakan untuk
mendapatkan pengetahuan dan keterampilan saja tetapi juga memiliki
kepribadian yang baik.
f. Bagi peneliti yang akan datang
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pertimbangan, kajian penunjang, dan bahan pengembang perancangan
penelitian dalam meneliti hal-hal yang berkaitan dengan topik diatas.
F. Sistematika Pembahasan
Sistematika penulisan skripsi berisi tentang hal-hal yang akan dibahas
dalam skripsi penelitian ini. Pada sistematika ini akan diperoleh informasi
secara umum yang jelas, sistematis, dan menyeluruh tentang isi pembahasan
skripsi ini. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
Bagian awal, terdiri dari sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan
pembimbing, halaman pengesahan penguji, halaman pernyataan keaslian,
motto, halaman persembahan, kata pengantar, dan daftar isi, daftar tabel,
daftar lampiran, dan abstrak.
Bagian inti, terdiri dari enam bab, yaitu :
Bab I : Berisi pendahuluan yang membahas konteks penelitian, fokus
penelitian, tujuan pembahasan, kegunaan hasil penelitian,
penegasan istilah, dan sistematika penulisan.
Bab II : Berisi kajian pustaka, yang memuat uraian kajian teoritis yaitu yang
pertama implementasi kebijakan pendidikan yang meliputi :
konsep dasar kebijakan, analisis kebijakan, implementasi kebijakan
kebijakan pendidikan. Kedua, kajian kegiatan ekstrakurikuler yang
meliputi : pengertian ekstrakurikuler, visi dan misi kegiatan
ekstrakurikuler, tujuan kegiatan ekstrakurikuler, fungsi kegiatan
ekstrakurikuler, prinsip kegiatan ekstrakurikuler, format kegiatan
ekstrakurikuler, bentuk kegiatan ekstrakurikuler, mekanisme
kegiatan ekstraurikuler, pihak yang terlibat, ketrlibatan siswa dalam
kegiatan ekstrakurikuler, dan peran kepala sekolah, wakasek, serta
guru/pembina/pelatih. Ketiga, kajian empiris yaitu hasil dari
peneliti terdahulu. Keempat, paradigma penelitian.
Bab III : Berisi metode penelitian yang membahas rancangan penelitian,
kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan keabsahan
data, dan tahap- tahap penelitian.
Bab IV : Berisi hasil penelitian yang terdiri dari paparan data hasil
wawancara, observasi/pengamatan dan dokumentasi yang berkaitan
dengan implementasi kegiatan ekstrakurikuler siswa di SMK Islam
1 Durenan Trenggalek.
Bab V : Berisi pembahasan temuan penelitian yang memuat keterkaitan
antara pola-pola, kategori-kategori dan dimensi-dimensi, posisi
temuan atau teori yang ditemukan terhadap teori-teori temuan
sebelumnya, serta interpretasi dan penjelasan dari temuan teori
yang diungkap dari lapangan.
Bagian Akhir, memuat uraian tentang daftar rujukan, lampiran-lampiran, dan