• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SISWA DI SMK ISLAM 1 DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SISWA DI SMK ISLAM 1 DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini peneliti akan menjabarkan latar belakang permasalahan yang

mendasari pentingnya penelitian ini dilakukan, bagaimana permasalahan itu

diangkat dan dirumuskan sedemikian rupa sehingga memberikan banyak manfaat

baik secara teoritis maupun secara praktis.

A. Konteks Penelitian

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilaksanakan secara teratur dan

berencana untuk menyiapkan siswa melalui berbagai kegiatan baik berupa

bimbingan pengajaran maupun latihan agar siswa dapat berperan

sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.1 Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan diri dan proses kehidupan

manusia secara utuh dan menyeluruh dalam berbagai bidang kehidupan

sesuai dengan keberadaan manusia.2 Sehingga dapat dipahami bahwa pendidikan adalah suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan manusia

yang sedang berkembang menuju kepribadian mandiri untuk dapat

membangun dirinya sendiri dan masyarakat yang berlangsung sepanjang

hayat kehidupan manusia. Hal ini sebagaimana Firman Allah dalam Q.S

Al-A„raf ayat 179, sebagai berikut :3

1

Binti Maunah, Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta : Teras, 2009), hlm. 76

2

Anissatul Mufarokah, Implementasi Kebijakan Pendidikan Kecakapan Hidup (life skill) di Sekolah Menengah Pertama), (Tulungagung : Acima Publishing, 2012), hlm. 1

3

(2)

ِسْنِْْاَو ِنِِْا َنِم اًرِثَك َمنَهَِِ اَنْأَرَذ ْدَقَلَو

“dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam)

kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah subhanahu

wata’ala) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah

subhanahu wata’ala), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak

dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah subhanahu

wata’ala). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai”

Ayat Al-Qur‟an di atas menerangkan bahwa Allah Swt. sangat

menekankan, bahwa ada perbedaan antara yang berilmu dan yang tidak

berilmu. Orang yang beriman dan yang berilmuakan diangkat derajatnya.

Karena itulah, Allah subhanahu wata’ala mengancam keras orang-orang

yang tidak menggunakan segala potensinya untuk berfikir dan meraih ilmu.

Orang-orang seperti ini, dalam al-Quran disamakan derajatnya dengan

binatang ternak yang tidak memilki kemanfaatan kecuali hanya bagi

kehidupan dunia.

Di dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyebutkan bahwa :

(3)

mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.4

Berdasarkan landasan UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional tersebut, jelaslah bahwa tujuan pendidikan tersebut

berfungsi dalam membentuk watak dan karakter serta pengembangan diri

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sehingga dengan terciptanya

watak dan juga karakter yang baik tersebut, diharapkan akan menjadi aset

bangsa didalam melaksanakan pembangunan dan mewujudkan masyarakat

yang makmur. Jadi pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan

intelektualitas saja, akan tetapi lebih ditekankan pada proses pembinaan

kepribadian dan juga keterampilan anak didik secara menyeluruh sehingga

anak menjadi lebih baik.

Di era modern ini, moral remaja dari tahun ke tahun mengalami

penurunan kualitas. Di media cetak maupun media elektronik banyak sekali

ditemukan perilaku negatif yang dilakukan oleh siswa, mulai dari kebiasaan

menyontek, tawuran, mabuk-mabukan, dan narkoba. Timbulnya berbagai

penyimpangan ini tidak sepenuhnya kesalahan dari siswa, ada beberapa faktor

yang melatarbelakanginya, seperti : 1) kurang tertanamnya jiwa beragama di

lingkungan keluarga dan masyarakat, 2) ketidakharmonisan hidup dalam

keluarga, 3) kurangnya ketauladanan dalam berakhlak mulia dari pada

pemimpin, tokoh masyarakat, orang tua, dosen, dan guru, 4) maraknya

perdagangan narkoba, minuman keras, VCD dan Majalah porno, dan alat-alat

4

(4)

kontrasepsi, 5) ketidakadilan penegakkan hukum, dan ekonomi, dan 6)

pengangguran.5

Di sekolah kenakalan siswa menjadi tanggungjawab sekolah, untuk itu

sekolah perlu melakukan pembinaan moral, penanaman nilai-nilai dan

pembentukan sikap dalam setiap kegiatan pembelajaran, agar setiap tindakan

dan perbuatan siswa sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat,

dengan banyaknya waktu luang yang di miliki siswa biasanya itulah

kesempatan siswa melakukan perbuatan yang di anggapnya bisa menarik

lingkungan sekitarnya walaupun tindakan tersebut dapat menimbulkan efek

negatif. Sebagaimana yang dikemukakan oleh St. Vembrio yang dikutip oleh

Ali Rohmad, sekolah itu mempunyai lima macam fungsi :

1. Melakukan tranmisi kebudayaan

2. Melakukan pembentukan pribadi murid

3. Melakukan intregasi social masyarakat

4. Melakukan inovasi social

5. Melakukan pra-seleksi dan pra-alokasi tenaga kerja serta mengajarkan

murid berbagai macam peranan sosial.6

Kaitannya dengan pembetukan kepribadian siswa, tentu saja bukanlah

tanggung jawab sekolah semata, harus ada kerjasama antara keluarga (orang

tua), sekolah (institusi pemerintah), serta masyarakat. Oleh karena itu

pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan

5

Departemen Agama Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Pedoman Kegiatan Pengembangan Diri, Hlm. 2

6

(5)

pemerintah.7 Dengan adanya peran ketiga elemen tersebut maka tujuan pendidikan untuk membentuk kepribadian siswa akan mudah direalisasikan.

Disamping itu, dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan

maka pendidikan itu harus didukung oleh perencanaan yang seksama dalam

hal ini sering disebut dengan kurikulum. Kurikulum merupakan suatu usaha

yang dilakukan oleh sekolah untuk mempengaruhi belajar anak, baik di dalam

atau di luar kelas.8 Kurikulum juga tidak hanya diartikan terbatas pada mata pelajaran saja, akan tetapi kurikulum juga diartikan sebagai suatu aktivitas

apa saja yang dilakukan sekolah dalam rangka mempengaruhi anak dalam

belajar untuk mencapai suatu tujuan dalam pembelajarannya seperti

ekstrakurikuler. Biasanya, kegiatan ekstrakurikuler disusun bersamaan

dengan membuat kisi-kisi kurikulum dan materi pelajaran. Itu artinya,

kegiatan tersebut merupakan bagian dari pelajaran sekolah dan kelulusan

siswapun dipengaruhi oleh aktivitasnya dalam kegiatan ekstrakurikuler

tersebut.9

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan yang

dilaksanakan di sekolah, tetapi dalam pelaksanaannya berada diluar jam

pembelajaran di kelas. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan pribadi

siswa karena kegiatan-kegiatan itu secara tidak langsung akan memberi

dukungan terhadap kegiatan pembelajaran yang ada di kelas dan memberikan

7

Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafinda,2003), Hlm. 25-26

8

Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), hlm. 32.

9

(6)

tambahan pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan siswa. Hal ini senada

dengan pendapat shaleh bahwa :

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan pengetahuan, pengembangan, bimbingan dan pembiasaan siswa agar memiliki pengetahuan dasar penunjang.10

Dalam kurikulum 2013 (K13) ekstrakurikuler dikelompokkan

berdasarkan kaitan kegiatan tersebut dengan kurikulum, yakni ekstrakurikuler

wajib dan ekstrakurikuler pilihan. Hal ini sesuai dengan dikeluarkannya SK

Permendikbud No.62 tahun 2014 ttg kegiatan ekstrakurikuler yaitu :

Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Dalam Kurikulum 2013, Kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib dari sekolah dasar (SD/MI) hingga sekolah menengah atas (SMA/SMK), dalam pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Pelaksananannya dapat bekerja sama dengan organisasi Kepramukaan setempat/terdekat. Ekstrakurikuler pilihan merupakan kegiatan yang antara lain OSIS, UKS, dan PMR. Selain itu, kegiatan ini dapat juga dalam bentuk antara lain kelompok atau klub yang kegiatan ekstrakurikulernya dikembangkan atau berkenaan dengan konten suatu mata pelajaran, misalnya klub olahraga seperti klub sepak bola atau klub bola voli.11

Dengan demikian kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk

menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki

peserta didik, baik yang berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang

didapatnya maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing peserta

10

Abdul Rachmad Shaleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa. (Jakarta:PT. Grafinda Persada, 2005), hlm.170.

10

Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidik, (Jogjakarta: Ar Ruzz, 2008), hlm. 187.

11

Kemdikbud, Permen Nomor 62 th 2014 ttg Kegiatan Ekstrakurikuler. Dalam

(7)

didik dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya

melalui kegiatan-kegiatan yang sifatnya wajib maupun pilihan.12

Menurut Permendikbud No.62 tahun 2014, Panduan kegiatan

ekstrakurikuler yang diberlakukan pada satuan pendidikan paling sedikit

memuat:

1. Kebijakan mengenai program ekstrakurikuler;

2. Rasional dan tujuan kebijakan program ekstrakurikuler;

3. Deskripsi program ekstrakurikuler meliputi:

a) ragam kegiatan ekstrakurikuler yang disediakan;

b) tujuan dan kegunaan kegiatan ekstrakurikuler;

c) keanggotaan/kepesertaan dan persyaratan;

d) jadwal kegiatan; dan

e) level supervisi yang diperlukan dari orang tua peserta didik.13

SMK Islam 1 Durenan Trenggalek memiliki komitmen untuk selalu

memberikan pelayanan pendidikan sekolah menengah kejuruan yang terbaik

bagi pelanggan, serta selalu melakukan perbaikan berkelanjutan sesuai

persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Komitmen ini

diwujudkan dalam „kebijakan Mutu‟ sekolah meliputi :

1. Menerapkan sistem pengajaran yang jelas, terstruktur dan terstandarisasi

2. Memberikan pelayanan pendidikan kejuruan secara profesional

12

Ibid.

13

Kemdikbud, Permen Nomor 62 th 2014 ttg Kegiatan Ekstrakurikuler. Dalam

(8)

3. Mengembangkan kompetensi siswa meliputi

pengetahuan,ketrampilan, sikap spiritual dan sikap sosial 4. Membangun kedisiplinan, moral dan akhlak siswa

5. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang disiplin, kompeten dan profesional

6. Menyediakan dan menjaga kinerja sarana dan prasarana

7. Memenuhi harapan pelanggan serta undang-undang dan peraturan yang berlaku

8. Memiliki komitmen untuk melakukan penyempurnaan secara berkesinambungan.14

Kebijakan Mutu ini untuk memberikan arahan terhadap pencapaian

dari Visi dan Misi SMK Islam 1 Durenan Trenggalek serta dikomunikasikan

kepada seluruh warga sekolah dengan mengedepankan nilai-nilai : I S T I Q

O M A H yaitu Islami, Solusi, Terlatih, Inovatif, Qona‟ah, Mumpuni,

Amanah dan Harmoni.

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa SMK Islam 1

Durenan mempunyai perhatian terhadap masalah pengembangan kompetensi

siswa meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap spritual dan sosial, hal ini

juga sesuai dengan visi SMK Islam 1 Durenan yaitu “Terwujudnya Tenaga

Terampil Yang Berilmu, Beriman, Bertaqwa Dan Berakhlaqul Karimah

Menuju Era Global”.15 Dalam mewujudkan tenaga terampil yang berilmu ini

dibuktikan dengan melakukan upaya-upaya untuk mengembangkan program

pengembangan ketrampilan siswa. Salah satu upayanya adalah dengan

mengadakan kegiatan ekstrakurikuler.

Disamping itu, berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti pada

tanggal 3 januari 2017 dengan pak Mukholis selaku kepala sekolah SMK

14

Lampiran 7 : 1/Dok. /Keb. Mutu. Sek./11-01-2017

15

(9)

Islam 1 Durenan, SMK ini merupakan salah satu dari enam sekolah sekolah

menengah kejuruan atau menengah atas di Trenggalek yang ditunjuk untuk

menggunakan kurikulum 2013, sehingga peneliti ingin melihat apakah

pelaksanaan ekstrakurikuler disana sudah sesuai dengan kurikulum yang

berlaku.

Berangkat dari latar belakang diatas, penulis merasa tertarik untuk

meneliti lebih jauh tentang implementasi kegiatan ekstrakurikuler siswa di

SMK Islam 1 Durenan. Oleh karena itu penulis mengajukan judul

“Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Siswa di SMK Islam 1

Durenan Kabupaten Trenggalek”.

B. Penegasan Istilah

Agar sejak awal para pembaca mendapatkan pemahaman mengenai

apa yang akan diteliti oleh penulis, maka penulis memberikan penegasan

istilah terkait tema skripsi sebagai berikut:

1. Definisi Konseptual

a. Implementasi

Menurut Nurdin Usman implementasi adalah “bermuara pada

aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem.”16 Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang

terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan. Menurut Solichin Abdul

Wahab implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik

16

(10)

oleh individu-individu, pejabat-pejabat, atau kelompok-kelompok

pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan

yang telah digariskan.17 Sedangkan menurut Mulyasa implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi

dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik

berupa perubahan pengetahuan keterampilan, nilai, dan sikap. Dalam

oxford advance learnear’s dictionary dikemukakan bahwa

implementasi adalah “put something into effect”(penerapan sesuatu

yang memberikan efek atau dampak). 18

b. Ekstrakurikuler

Menurut Sulistyorini ekstrakurikuler adalah “kegiatan yang

dilakukan disekolah Islam, namun dalam pelaksanaannya berada diluar

jam pelajaran resmi di kelas” artinya diluar jam-jam pelajaran yang

tercantum dalam jadwal pelajaran.19 Sedangkan menurut Shaleh ekstrakurikuler merupakan kegiatan pembelajaran yang

diselenggarakan di luar jam pelajaran yang disesuaikan dengan

kebutuhan pengetahuan, pengembangan, bimbingan dan pembiasaan

siswa agar memiliki pengetahuan dasar penunjang.20

2. Definisi Operasional

17

Solichin abdul Wahab, Analisis Kebijaksanaan: Dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2008) Hlm. 65

18

Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009) hlm. 178

19

Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, (Surabaya: Elkaf, 2006), hlm..80.

20

(11)

Berdasarkan dari uraian di atas dapat diambil suatu pengertian secara

operasional bahwa yang dimaksud dengan implementasi kegiatan

ekstrakurikuler siswa di SMK Islam 1 Durenan Kabupaten Trenggalek

adalah penyelenggaraan program pendidikan oleh SMK Islam 1 Durenan

Trenggalek dalam rangka mengembangkan bakat dan minat peserta didik

sesuai dengan kondisi serta kemampuan, baik dirinya maupun sekolah.

Diharapkan antara program ekstrakurikuler yang tercantum dalam K13 di

SMK Islam 1 Durenan Trenggalek sesuai dengan pelaksanaan

ekstrakurikuler dilapangan. Penyelenggaraan program tersebut dapat

dilihat dari sisi perencanaan, pelaksanaan, faktor pendukung dan faktor

penghambatnya. Faktor pendukung adalah segala sesuatu yang dapat

memperlancar program agar berjalan efektif dan efisien, sedangkan faktor

penghambat adalah segala sesuatu yang dapat menghambat pelaksanaan

program.

C. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian dari konteks penelitian diatas, maka penulis

memfokuskan masalah sebagai pokok pembahasan yaitu :

1. Bagaimana perencanaan kegiatan ekstrakurikuler siswa di SMK Islam 1

Durenan Trenggalek ?

2. Bagaimana implementasi/pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler siswa di

SMK Islam 1 Durenan Trenggalek ?

3. Apa faktor pendukung dalam implementasi/pelaksanaan kegiatan

(12)

4. Apa faktor penghambat dalam implementasi/pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler siswa di SMK Islam 1 Durenan Trenggalek ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini antara lain:

1. Untuk mengetahui perencanaan program kegiatan ekstrakurikuler siswa

di SMK Islam 1 Durenan Trenggalek.

2. Untuk mengetahui implementasi/pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler

siswa di SMK Islam 1 Durenan Trenggalek.

3. Untuk mengetahui faktor pendukung dalam implementasi kegiatan

ekstrakurikuler siswa di SMK Islam 1 Durenan Trenggalek.

4. Untuk mengetahui faktor penghambat dalam implementasi kegiatan

ekstrakurikuler siswa di SMK Islam 1 Durenan Trenggalek.

E. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu

pengetahuan dalam bidang pendidikan lebih khususnya yang berkaitan

dengan implementasi kegiatan ekstrakurikuler siswa di sekolah.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi dunia pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi mengenai

(13)

diharapkan nantinya akan muncul pengetahuan baru mengenai hal

tersebut yang dapat memajukan dunia pendidikan kedepannya.

b. Bagi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung

Skripsi ini bisa menambah perbendaharaan kepustakaan sebagai

wujud keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung serta menambah

literatur di bidang pendidikan terutama yang berkaitan dengan

implementasi kegiatan ekstrakurikuler siswa di sekolah.

c. Bagi Kepala Sekolah

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh kepala sekolah

sebagai tambahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan,

khususnya dalam dalam program kegiatan ekstrakurikuler siswa di

sekolah agar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

d. Bagi Guru

Hasil penelitian ini bagi guru dapat digunakan sebagai

informasi untuk mengetahui kegiatan ekstrakurikuler siswa di sekolah

sebagai sumbangan pemikiran yang kiranya dapat dipakai sebagai

pertimbangan dalam upaya meningkatkan kualitas kepribadian peserta

didik.

e. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini bagi siswa dapat digunakan untuk

(14)

mendapatkan pengetahuan dan keterampilan saja tetapi juga memiliki

kepribadian yang baik.

f. Bagi peneliti yang akan datang

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan

pertimbangan, kajian penunjang, dan bahan pengembang perancangan

penelitian dalam meneliti hal-hal yang berkaitan dengan topik diatas.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika penulisan skripsi berisi tentang hal-hal yang akan dibahas

dalam skripsi penelitian ini. Pada sistematika ini akan diperoleh informasi

secara umum yang jelas, sistematis, dan menyeluruh tentang isi pembahasan

skripsi ini. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

Bagian awal, terdiri dari sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan

pembimbing, halaman pengesahan penguji, halaman pernyataan keaslian,

motto, halaman persembahan, kata pengantar, dan daftar isi, daftar tabel,

daftar lampiran, dan abstrak.

Bagian inti, terdiri dari enam bab, yaitu :

Bab I : Berisi pendahuluan yang membahas konteks penelitian, fokus

penelitian, tujuan pembahasan, kegunaan hasil penelitian,

penegasan istilah, dan sistematika penulisan.

Bab II : Berisi kajian pustaka, yang memuat uraian kajian teoritis yaitu yang

pertama implementasi kebijakan pendidikan yang meliputi :

konsep dasar kebijakan, analisis kebijakan, implementasi kebijakan

(15)

kebijakan pendidikan. Kedua, kajian kegiatan ekstrakurikuler yang

meliputi : pengertian ekstrakurikuler, visi dan misi kegiatan

ekstrakurikuler, tujuan kegiatan ekstrakurikuler, fungsi kegiatan

ekstrakurikuler, prinsip kegiatan ekstrakurikuler, format kegiatan

ekstrakurikuler, bentuk kegiatan ekstrakurikuler, mekanisme

kegiatan ekstraurikuler, pihak yang terlibat, ketrlibatan siswa dalam

kegiatan ekstrakurikuler, dan peran kepala sekolah, wakasek, serta

guru/pembina/pelatih. Ketiga, kajian empiris yaitu hasil dari

peneliti terdahulu. Keempat, paradigma penelitian.

Bab III : Berisi metode penelitian yang membahas rancangan penelitian,

kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, teknik

pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan keabsahan

data, dan tahap- tahap penelitian.

Bab IV : Berisi hasil penelitian yang terdiri dari paparan data hasil

wawancara, observasi/pengamatan dan dokumentasi yang berkaitan

dengan implementasi kegiatan ekstrakurikuler siswa di SMK Islam

1 Durenan Trenggalek.

Bab V : Berisi pembahasan temuan penelitian yang memuat keterkaitan

antara pola-pola, kategori-kategori dan dimensi-dimensi, posisi

temuan atau teori yang ditemukan terhadap teori-teori temuan

sebelumnya, serta interpretasi dan penjelasan dari temuan teori

yang diungkap dari lapangan.

(16)

Bagian Akhir, memuat uraian tentang daftar rujukan, lampiran-lampiran, dan

Referensi

Dokumen terkait

Considering the type of cluster analysis involved in this study, which is partitional and require a similarity or distance measure, we can see that there are three components

(2) pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru seni budaya belum sepenuhnya sesuai dengan yang tertulis dalam perencanaan pembelajaran, tetapi dalam kegiatan

Yang berjudul tentang Perkembangan-Perkembangan Baru Tentang Konstitusi Dan Konstitusionalisme Dalam Teori Dan Praktik, dalam buku ini membahas tentang luasnya arti

To built organizational image nonprofit as ISORI DIY needs to be backed up by organization personality (brand personality), consciousness to organization (brand

Pembangunan / Peningkatan Jalan Hotmix I lapen ( Kegiatan DAK Paket. Maret

Menejemen program acara televisi adalah menejemen yang dipakai untuk diterapkan dalam program acara televisi, yang berarti sebagai motor penggerak dari

LPJU Tahun Anggaran 2015 Nomor : 09/BAPP-PP.LPJU/VI/2015 Tanggal 4 Juni 2015, Dengan ini Pokja ULP mengumumkan pemenang Kegiatan Pengembangan Dan

Kepala Dinas Kesehatan Kota Subulussalam Aceh, Kepala Seksi Kefarmasian dan seluruh Kepala Puskesmas di Kota Subulussalam, yang telah banyak membantu dan