1 BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan pada Bab I, II, III dan IV menguraikan bahwa yang menjadi salah
satu benda dalam pemberian mas kawin dalam masyarakat adat Biak-Numfor adalah piring.
Piring yang kita ketahui secara umum adalah suatu wadah untuk menaruh makanan. Namun
dalam masyarakat adat Biak-Numfor piring dijadikan sebagai salah satu benda dalam
pemberian mas kawin.
Masyarakat adat Biak-Numfor menggunakan piring tersebut sebagai mas kawin
karena mereka menganggap bahwa piring tersebut dapat menyembuhkan sakit penyakit,
dapat menghindarkan mereka dari marabahaya dan kesialan dan juga dapat mempererat
hubungan kekerabatan dan kekeluargaan yang ada. Pemahaman piring yang demikian
terbawa didalam penggunaan piring sebagai mas kawin didalam perkawinan masyarakat
Biak-Numfor.
Namun pada hakekatnya yang mampu menjaga dan yang dapat menghindarkan
suatu perkawinan dari marabahaya, kesialan dan juga yang dapat mempererat hubungan
kekerabatan dan kekeluargaan bukanlah sebuah benda mati tetapi Kristuslah yang mampu
menjaga suatu keutuhan rumah tangga. Memiliki piring yang banyak dan antik bukanlah
suatu tolak ukur untuk menjaga keharmonisan suatu perkawinan, namun hubungan dengan
Kristus itu sendirilah yang mampu manjauhkan suatu hubungan perkawinan dari
marabahaya, kesialan dan juga dapat mempererat hubungan kekerabatan dan kekeluargaan
2 Oleh karena itu kehidupan kita juga harus mencerminkan kehidupan orang Kristen
yang telah diselamatkan. Mejadikan Kristus sebagai fondasi dari suatu hubungan perkawinan
merupakan hal yang tepat untuk kita lakukan. Kristuslah yang dapat menjamin kehidupan
rumah tangga kita menejadi baik dan hubungan kita dengan sesama kita juga menjadi baik.
Relasi yang kita bangun dengan baik bersama Kristus akan menghasilkan relasi yang baik
juga dengan sesama kita.
B. Saran
Menjaga suatu kebudayaan merupakan suatu hal yang penting dan wajib untuk kita
lakukan. Namun bukan kebudayaanlah yang menjadi patokan kehidupan kita. Kita memang
hidup ditengah-tengah budaya yang membentuk karakter kita dari sejak kita lahir. Dalam
budaya sendiri terdapat nilai-nilai kehidupan yang patut untuk di jaga dan di hargai. Namun
itu bukanlah yang menjadi tujuan utama kita.
Masyarakat Biak-Numfor harus mengubah cara pandang mereka terhadapt piring
yang dianggap sebagai sesuatu yang sakral, yang dapat menjaga keharmonisan suatu rumah
tangga, dan dapat mempererat hubungan kekerabatan. Yang harus mereka ubah adalah cara
pandang mereka terhadap piring tersebut. Mereka harus mengingat bahwa yang menjadi
dasar dari segala sesuatu yang mereka lakukan adalah Kristus. Kristuslah yang turut bekerja
dalam suatu perkawinan.
Sudah saatnya msayarakat Biak-Numfor melihat bahwa Krsituslah yang menjadi
dasar suatu pernikahan kudus dan Kristuslah yang mampu meberikan suatu kehidupan yang
harmonis, baik dan bahagia.