• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh kepribadian guru PAI terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Gedangan Sidoarjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh kepribadian guru PAI terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Gedangan Sidoarjo."

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPRIBADIAN GURU PAI TERHADAP MINAT

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMP

NEGERI 1 GEDANGAN SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh :

Muhammad Yusuf Marta Tilar NIM. D01213036

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Muhammad Yusuf Marta Tilar, 2017. Pengaruh Kepribadian Guru PAI Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Di SMP Negeri 1 Gedangan Sidoarjo.

Kata Kunci: Kepribadian, Minat Belajar.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana kepribadian guru PAI di SMP Negeri 1 Gedangan, Sidoarjo? (2) Bagaimana minat belajar siswa di SMP Negeri 1 Gedangan, Sidoarjo? (3) Bagaimana pengaruh kepribadian guru PAI terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Gedangan, Sidoarjo ?

Instrument pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi. Dokumentasi sebagai instrument pengumpulan data primer dan teknik wawancara sebagai instrument pengumpulan data sekunder. Sedangkan analisis data menggunakan teknik prosentase untuk data yang bersifat deskriptif dan teknik Product Moment untuk data yang bersifat kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Kepribadian guru PAI di SMP Negeri 1 Gedangan termasuk kategori baik. (2) Minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI dalam kategori baik. (3) Hasil perhitungan Product Moment diperoleh angka yang nilainya tersebut menunjukkan lebih besar dari Harga Kritik Product Moment baik pada taraf signifikansi 5 % maupun 1 %, berarti hipotesis alternatif (Ha) diterima, dan hipotesis nihil (Ho) ditolak.

Kesimpulan bahwa terdapat pengaruh antara variabel kepribadian guru PAI terhadap minat belajar siswa di SMP Negeri 1 Gedangan Sidoarjo sebesar 7,4 %

(7)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Kegunaan Penelitian... .9

E. Ruang lingkup dan Batasan Penelitian ... .9

F. Definisi Operasional... 11

G. Sistematika Pembahasan ... 12

BAB II : LANDASAN TEORI A. Kepribadian Guru PAI ... 15

1. Kepribadian ... 15

a. Pengertian Kepribadian ... 15

b. Aspek – aspek Kepribadian ... 16

(8)

c. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kepribadian ... 19

2. Guru PAI ... 25

3. Kepribadian Guru PAI ... 27

B. Minat Belajar Siswa ... 32

1. Minat ... 32

a. Pengertian Minat ... 32

b. Unsur – unsur Minat ... 33

c. Faktor yang Mempengaruhi Minat ... 38

d. Fungsi Minat Dalam Belajar ... 41

2. Siswa ... 43

a. Pengertian Siswa ... 43

b. Tugas - tugas Siswa ... 44

3. Minat Belajar Siswa ... 46

C. Pengaruh Kepribadian Guru PAI Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI ... 47

D. Hipotesis Penelitian ... 49

BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 50

1. Jenis Penelitian ... 50

2. Rancangan Penelitian ... 50

B. Variabel, Indikator, dan Instrumen Penelitian ... 51

1. Variabel ... 51

2. Indikator ... 52

(9)

3. Instrumen Penelitian ... 52

C. Populasi dan Sampel ... 53

D. Teknik Pengumpulan Data ... 55

E. Teknik Analisa Data ... 57

BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 60

1. Letak Geografis SMP Negeri 1 Gedangan Sidoarjo ... 60

2. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Gedangan Sidoarjo ... 60

3. Profil Sekolah SMP Negeri 1 Gedangan Sidoarjo ... 60

4. Visi Misi SMP Negeri 1 Gedangan Sidoarjo ... 61

5. Data Jumlah Guru SMP Negeri 1 Gedangan Sidoarjo ... 62

6. Data Jumlah Siswa SMP Negeri 1 Gedangan Sidoarjo... 64

B. Penyajian dan Analisis Data ... 64

1. Penyajian Data ... 64

a. Data Kepribadian Guru PAI ... 66

b. Data Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI ... 74

c. Pengaruh Kepribadian Guru PAI Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI ... 77

2. Analisis Data ... 77

a. Kepribadian Guru PAI ... 78

b. Minat Belajar Siswa Pada Mata Peljaran PAI ... 81

c. Pengaruh Kepribadian Guru Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI ... 82

(10)

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ... 90

B. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru adalah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar,

yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang

potensial di bidang pembangunan. Guru juga merupakan figur manusia sumber

yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan.

Sebab dalam kegiatan belajar mengajar peran guru sangat menentukan arah

pendidikan tersebut sekaligus bertanggung jawab atas keberhasilan proses belajar

mengajar.

Sebagaimana diungkapkan oleh Abdurrahman Mas’ud bahwa “Guru adalah

seorang „alim yang memiliki posisi penting dalam sistem pendidikan, yaitu

sebagai central agent yang menentukan rencana dan pelaksanaan keseluruhan

skema pendidikan”.1

Dalam proses belajar mengajar guru mempunyai tugas untuk mendorong,

membimbing dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Di

samping itu perkembangan ilmu dan teknologi serta perkembangan sosial-budaya

yang berlangsung dengan cepat telah memberi tantangan kepada setiap individu

untuk terus belajar agar dapat menyesuaikan diri. Kesempatan belajar semakin

terbuka melalui berbagai sumber dan media. Dan guru merupakan salah satu

1

Abdurrahman Mas'ud, Menggagas Format Pendidikan Nondikotomik, (Yogyakarta: Gama Media, 2002), h. 73.

(12)

2

sumber dan media belajar, sehingga peranan guru dalam belajar menjadi lebih

luas dan lebih mengarah kepada peningkatan motivasi belajar anak-anak.2

Guru agama berbeda dengan guru-guru bidang studi lainnya. Karena guru

agama di samping melaksanakan tugas pengajaran, yaitu memberitahukan

pengetahuan keagamaan ia juga melaksanakan tugas pendidikan dan pembinaan

bagi peserta didik, ia membantu pembentukan kepribadian pembinaan Akhlak di

samping menumbuhkan dan mengembangkan keimanan serta ketaqwaan para

peserta didik.3

Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abu Daud menyebutkan, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda :

ْمُكَل اَنَأ اََِإ َملَسَو ِهْيَلَع ُهللا ىلَص ِهللا ُلوُسَر َلاَق َلاَق َةَرْ يَرُ َِِأ ْنَع

َاَو َةَلْ بِقْلا ْلِبْقَ تْسَي َاَف َطِئاَغْلا ْمُكُدَحَأ ىَتَأ اَذِإَف ْمُكُمِلَعُأ ِدِلاَوْلا ِةَلِزْنَِِ

َاَو اَْرِبْدَتْسَي

َناَكَو ِهِنيِمَيِب ْبِطَتْسَي

ُرُمْأَي

ِةَثَاَثِب

اَجْحَأ

ر

َو

ىَهْ نَ ي

ْنَع

(

دوادوبأ

اور

)

.ِةمِرلاَو ِثْورلا

Artinya:

“Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya

saya menempati posisi orang tuamu. Aku akan mengajarmu. Apabila salah

2

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 1991), h. 98-99.

3

Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta : Ruhama,1995), h. 99.

(13)

3

seorang kamu mau buang hajat, maka janganlah ia menghadap atau

membelakangi kiblat, janganlah ia beristinjak (membersihkan dubur sesudah

buang air) dengan tangan kanan. Beliau menyuruh beristinjak (kalau tidak dengan

air), dengan tiga batu dan melarang beristinjak dengan kotoran (najis) dan tulang.”

Pendidik dalam islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap

perkembangan anak didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi

afektif, kognitif maupun psikomotorik. Tugas utama seorang pendidik adalah

menyempurnakan, membersihkan, serta membawa hati manusia untuk

mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam hadist diatas Rasulullah

mencontohkan posisinya ditengah-tengah para sahabat dengan menyatakan

“Sesungguhnya Aku laksana orang tua bagi anaknya”, hal ini menandakan

bahwa seorang guru juga harus menyayangi dan memperlakukan anak didiknya

seperti anaknya sendiri.

Kepribadian merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan seorang guru sebagai pengembang sumber daya manusia, sebab di

samping ia berperan sebagai pembimbing dan pembantu, guru juga berperan

sebagai anutan atau contoh.4 Seorang siswa akan mencontoh segala tingkah

laku gurunya maka dari itu sebagai seorang guru harus bisa menjaga sikap dan

tingkah lakunya di depan anak didiknya.

Kepribadian berarti sifat hakiki individu yang tercermin pada sikap dan

perbuatannya yang membedakan dirinya dari yang lain. Kepribadian adalah unsur

4

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000), h. 225.

(14)

4

yang menentukan keakraban hubungan guru dengan anak didiknya. Kepribadian

guru akan tercermin dalam sikap dan perbuatannya dalam membina dan

membimbing anak didik.

Sebagai teladan, guru harus memiliki kepribadian yang dapat dijadikan

profil dan idola, seluruh kehidupannya adalah figur yang paripurna. Guru adalah

spiritual father atau bapak rohani bagi seorang anak didik. Ia yang

memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pendidikan akhlak dan

membenarkannya, maka menghormati guru berarti menghormati anak didik kita,

menghargai guru berarti penghargaan terhadap anak didik kita, dengan guru

itulah mereka hidup dan berkembang.5

Setiap guru akan mempunyai pengaruh terhadap anak didik, pengaruh

tersebut ada yang terjadi melalui pendidikan dan pengajaran yang dilakukan

dengan sengaja dan ada pula yang terjadi secara tidak sengaja, bahkan tidak

disadari oleh guru, melalui sikap, gaya dan macam-macam penampilan

kepribadian guru. Bahkan bisa dikatakan bahwa kepribadian guru akan lebih

besar pengaruhnya daripada kepandaian dan ilmunya, terutama bagi anak didik

yang masih dalam usia kanak-kanak dan masa meningkat remaja, yaitu tingkat

pendidikan dasar dan menengah.

Karena anak didik pada tingkat tersebut masih dalam masa

pertumbuhan. Semakin kecil umur anak didik, semakin mudah ia terpengaruh

oleh kepribadian gurunya. Oleh karena itu setiap guru hendaknya mempunyai

5

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), h. 41-42.

(15)

5

kepribadian yang akan di contoh dan diteladani oleh anak didik baik secara

sengaja maupun tidak.

Dalam PP No 19 Tahun 2005 pasal 28 menjelaskan bahwa kompetensi

kepribadian adalah "kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif,

dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia."6

Tingkah laku atau moral guru pada umumnya, merupakan penampilan lain

dari kepribadiannya, bagi anak didik yang masih kecil, guru adalah contoh

teladan yang sangat penting dalam pertumbuhannya. Dan juga merupakan

orang pertama setelah orang tua yang mempengaruhi pembinaan kepribadian

anak didik. Untuk itu sebagai guru pendidikan agama Islam terutama di SMP

dituntut untuk dapat menjadi suri tauladan dan pembimbing bagi siswanya,

sehingga ia harus memiliki sifat yang baik dan lemah lembut. Dalam al-Qur’an

surat Ali Imran ayat 159 Allah swt berfirman

اَمِبَف

َكِلْوَح ْنِم ْاوضَفنَا ِبْلَقْلا َظيِلَغ اظَف َتنُك ْوَلَو ْمََُ َتنِل ِهّللا َنِم ةََْْر

نِإ ِهّللا ىَلَع ْلكَوَ تَ ف َتْمَزَع اَذِإَف ِرْمَْا ِِ ْمُْرِواَشَو ْمََُ ْرِفْغَ تْساَو ْمُهْ نَع ُفْعاَف

َِْلِكَوَ تُمْلا بُُِ َهّللا

: نارمع لا ُ

٢٥١

َ

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut

terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah

6

Redaksi Sinar Grafita, Standar Nasional Pendidikan (PP RI No. 19 Tahun 2005),

(Jakarta: Sinar Grafika, 2005), h. 68

(16)

6

mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka,

mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam

urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka

bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang

bertawakkal kepada-Nya.”

Dengan mendidik dan menanamkan nilai-nilai yang terkandung pada

berbagai pengetahuan yang dibarengi dengan contoh-contoh teladan dari sikap

dan tingkah laku gurunya, diharapkan anak didik / siswa dapat menghayati dan

kemudian menjadikan nilai-nilai tersebut miliknya, sehingga dapat

menumbuhkan sikap dan mentalnya.

Jadi tugas seorang guru bukan sekedar menumpahkan semua ilmu

pengetahuan tetapi juga “mendidik” seseorang menjadi warga negara yang baik,

menjadi seseorang yang berpribadi baik dan utuh. Mendidik berarti mentransfer

nilai-nilai kepada siswanya. Nilai-nilai tersebut harus diwujudkan dalam tingkah

laku sehari-hari. Oleh karena itu pribadi guru itu sendiri merupakan perwujudan

dan nilai-nilai yang akan ditransfer.

Dengan demikian secara esensial dalam proses pendidikan, guru itu

bukan hanya berperan sebagai “pengajar” yang transfer of knowledge tetapi

juga “pendidik” yang transfer of values. Ia bukan saja pembawa ilmu

pengetahuan akan tetapi juga menjadi contoh seorang pribadi manusia.7

7

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2001), h. 136

(17)

7

Seorang guru terutama guru agama yang mempunyai kepribadian dan

perilaku yang baik menurut persepsi siswa akan dihormati, disayangi dan

dipatuhi dengan gembira oleh anak didik. Pribadinya akan dicontoh dan

pelajarannya akan diperhatikan serta diminati oleh anak didik. Akan tetapi

sebaliknya guru yang tidak mempunyai kepribadian menarik dalam persepsi

siswa maka siswa tidak menyukainya serta kurang berminat dalam mengikuti

pelajarannya. Oleh karena itu kepribadian seorang guru akan berpengaruh

terhadap minat belajar seorang siswa.

Pada semua usia, minat memainkan peran yang penting dalam

kehidupan seseorang dan mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap.

anak yang berminat terhadap sebuah kegiatan, baik permainan maupun

pekerjaan akan berusaha lebih keras untuk belajar dibandingkan dengan anak

yang kurang berminat atau bosan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar,

karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa

atau tidak diminati siswa, maka siswa yang bersangkutan tidak akan belajar

dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.

Oleh karena itu sebagai seorang guru harus bisa menumbuhkan minat

pada diri siswa sehingga siswa tersebut bisa belajar dengan sebaik-baiknya, salah

satunya dengan kepribadian yang dimiliki oleh guru sebab guru tidak hanya

mendidik tapi juga memberi contoh bagi siswanya.

(18)

8

Dari apa yang dipaparkan tersebut, penulis sangat tertarik untuk mengkaji

lebih lanjut tentang kepribadian guru PAI kaitannya dengan minat belajar siswa,

dalam sebuah skripsi yang berjudul : “PENGARUH KEPRIBADIAN GURU

PAI TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI

DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 GEDANGAN

SIDOARJO”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini sebagai berikut :

1. Bagaimana kepribadian guru PAI di SMP Negeri 1 Gedangan, Sidoarjo?

2. Bagaimana minat belajar siswa di SMP Negeri 1 Gedangan, Sidoarjo?

3. Bagaimana pengaruh kepribadian guru PAI terhadap minat belajar siswa

pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Gedangan, Sidoarjo ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan, maka yang menjadi tujuan dari

penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kepribadian guru PAI di SMP Negeri

1 Gedangan, Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui bagaimana minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI di

SMP Negeri 1 Gedangan, Sidoarjo.

(19)

9

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kepribadian guru PAI terhadap minat

belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Gedangan, Sidoarjo.

D. Kegunaan Penelitian

Beberapa kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Hasil penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepribadian

guru PAI terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP

Negeri 1 Gedangan, Sidoarjo.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru maupun calon

guru PAI.

3. Hasil penelitian ini dijadikan syarat untuk menyelesaikan program studi S1

di Universitas Negeri Islam (UIN) Sunan Ampel Surabaya.

4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa fakultas

Tarbiyah pada khususnya dan mahasiswa Universitas Negeri Islam (UIN)

Sunan Ampel Surabaya pada umumnya.

E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah tersebut

maka pembatasan masalah difokuskan pada :

1. Kepribadian guru PAI

Kepribadian adalah "organisasi dinamis dalam diri individu yang

terdiri dari sistem-sistem psiko-fisik yang menentukan cara

(20)

10

penyesuaian diri yang unik (khusus) dari individu tersebut terhadap

lingkungannya."8

Dalam pengertian lain kepribadian adalah sesuatu yang terdapat dalam

diri individu yang membimbing dan memberi arah kepada seluruh

tingkah laku individu yang bersangkutan.

Sedangkan guru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan.

Guru adalah "figur manusia yang menempati posisi dan memegang

peranan penting dalam pendidikan."9 Dan guru yang dimaksud di sini

adalah guru agama (PAI) yaitu guru yang mengajarkan tentang nilai-nilai

agama.

Jadi kepribadian guru PAI adalah sesuatu yang dimiliki oleh

seorang guru terutama guru PAI yang membimbing dan mengarahkan

kepada seluruh tingkah laku dari guru tersebut sehingga bisa dicontoh dan

diteladani oleh anak didiknya.

2. Minat belajar

Minat di sini diartikan "sebagai kecenderungan dan

kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu."10

Dalam pengertian lain minat adalah perhatian yang mengandung

unsur-unsur perasaan.

Sedangkan belajar diartikan "perubahan dalam kemungkinan atau

peluang terjadinya respon atau perangkat proses kognitif yang mengubah

8

Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta : Bulan Bintang,1996), h. 39

9

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, ibid, h. 1

10

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos, 1999), h. 136

(21)

11

memori orang dari satu keadaan ke keadaan lain menghasilkan satu

kapabilitas atau lebih."11

Jadi minat belajar yang dimaksud disini adalah kecenderungan

seseorang terhadap mata pelajaran tertentu melalui proses transfer yang

ditandai dengan perubahan tingkah laku peserta didik.

Secara keseluruhan maksud dari judul skripsi ini adalah suatu

penelitian yang menguraikan bagaimana pengaruh kepribadian guru PAI

terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1

Gedangan.

F. Definisi Operasional

Untuk memudahkan pemahaman pembaca dalam memahami proposal

judul skripsi ini, maka penulis memberikan penjelasan beberapa istilah yang

terdapat dalam proposal judul skripsi ini, yaitu :

1. Kepribadian

Kepribadian adalah "organisasi dinamis dalam diri individu yang terdiri

dari sistem-sistem psiko-fisik yang menentukan cara penyesuaian diri yang

unik (khusus) dari individu tersebut terhadap lingkungannya."12

Dalam pengertian lain kepribadian adalah sesuatu yang terdapat dalam

diri individu yang membimbing dan memberi arah kepada seluruh tingkah

11

Margareth E. Bell Gredler, Belajar dan Membelajarkan, (Jakarta : Rajawali, 1991), h. 233

12

Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta : Bulan Bintang,1996), h. 39.

(22)

12

laku individu yang bersangkutan. Sedangkan guru adalah unsur manusiawi

dalam pendidikan. Guru adalah "figur manusia yang menempati posisi dan

memegang peranan penting dalam pendidikan."13 Dan guru yang dimaksud di

sini adalah guru agama (PAI) yaitu guru yang mengajarkan tentang nilai-nilai

agama.

2. Minat belajar

Minat di sini diartikan "sebagai kecenderungan dan kegairahan yang

tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu."14 Dalam pengertian lain

minat adalah perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan.

Sedangkan belajar diartikan "perubahan dalam kemungkinan atau peluang

terjadinya respon atau perangkat proses kognitif yang mengubah memori orang

dari satu keadaan ke keadaan lain menghasilkan satu kapabilitas atau lebih."15

Jadi minat belajar yang dimaksud di sini adalah kecenderungan seseorang

terhadap mata pelajaran tertentu melalui proses transfer yang ditandai dengan

perubahan tingkah laku dari peserta didik.

G. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan merupakan suatu penjabaran secara deskriptif

tentang hal-hal yang akan ditulis. Dengan adanya sistematika pembahasan, agar

mendapat arah dan gambaran yang jelas mengenai hal yang tertulis. Adapun

sistematikanya adalah sebagai berikut :

13

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, ibid, h. 1

14

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Logos, 1999), h. 136

15

Margareth E. Bell Gredler, Belajar dan Membelajarkan, (Jakarta : Rajawali, 1991), h. 233.

(23)

13

BAB I : Merupakan Bab Pendahuluan yang terdiri dari A) Latar

Belakang B) Rumusan Masalah C) Tujuan Penelitian D)

Kegunaan Penelitian E) Ruang Lingkup dan Keterbatasan

Penelitian F) Definisi Operasional G) Sistematika

Pembahasan

BAB II : Merupakan Bab Landasan Teori, pada bab ini dijelaskan

tentang A) Kepribadian yang terdiri dari, 1) pengertian

kepribadian 2) aspek-aspek kepribadian 3) kepribadian

guru PAI, B) Minat belajar yang terdiri dari, 1) pengertian

minat belajar, 2) unsur-unsur minat, 3) fungsi minat dalam

belajar, 4) faktor yang mempengaruhi minat, dan F)

Pengaruh kepribadian guru PAI terhadap minat belajar

siswa.

BAB III : Merupakan Bab Metodologi Penelitian, menyajikan

tentang A) Jenis Penelitian, B) Sumber Data, C) Teknik

Penentuan Subjek atau Objek penelitian yang terdiri dari,

1) populasi, 2) sampel, D) Teknik Pengumpulan Data dan,

E) Teknik Analisis Data.

BAB IV : Merupakan Bab Laporan Hasil Penelitian, bab ini

menyajikan tentang A) Gambaran Objek Penelitian, dan B)

penyajian data yang berisi tentang perhitungan data yang

diperoleh dari penelitian sehingga didapat hasilnya.

(24)

14

BAB V : Merupakan Penutup, yang berisi kesimpulan yang didapat

dari hasil penelitian dan berisi saran-saran yang sesuai

dengan permasalahan yang diteliti.

(25)

15

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kepribadian Guru PAI

1. Kepribadian

a. Pengertian Kepribadian

Kepribadian mengandung pengertian yang sangat kompleks.

Kepribadian ini mencakup berbagai aspek dan sifat-sifat fisik maupun

psikis dari seorang individu. Oleh karena itu sukar bagi para psikologi

untuk merumuskan batasan atau definisi tentang kepribadian secara

tepat, jelas dan mudah dimengerti. Dan untuk lebih jelasnya berikut ini

penulis kemukakan beberapa pendapat para ahli tentang pengertian

kepribadian, diantaranya sebagai berikut :

1. Zakiah Daradjat mendefinisikan :

Kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak (ma‟nawi), sukar

dilihat atau diketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah

penampilan atau bekasnya dalam segala segi dan aspek kehidupan.

Misalnya dalam tindakannya, ucapan, cara, bergaul, berpakaian

dan dalam menghadapi setiap persoalan atau masalah baik yang

ringan maupun yang berat.1

2. Sondang P. Siagian mendefinisikan :

1

Zakiah Daradjat, Kepribadian Guru, (Jakarta : Bulan Bintang, 1980), h. 16

(26)

16

Kepribadian adalah organisasi dinamika dari suatu sistem psikologi

yang terdapat dalam diri seseorang yang pada gilirannya

menentukan penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan terhadap

lingkungannya. jadi kepribadian dapat diartikan sebagai

keseluruhan cara yang digunakan oleh seseorang untuk beraksi

dan berinteraksi dengan orang lain.2

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepribadian

adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur psikis dan

fisik. Dalam makna lain, seluruh sikap dan perbuatan seseorang

merupakan suatu gambaran dari kepribadian orang itu, asal dilakukan

secara sadar.

b. Aspek-aspek Kepribadian

Telah dijelaskan bahwa kepribadian itu mempunyai pengertian

yang kompleks. Ia terdiri dari bermacam-macam aspek, baik fisik maupun

psikis. Menurut Ngalim Purwanto ada beberapa aspek kepribadian yang

penting berhubungan dengan pendidikan dalam rangka pembentukan

pribadi anak didik, antara lain :

1) Sifat-sifat kepribadian

Adalah sifat-sifat yang ada pada individu seperti antara lain,

penakut, pemarah, suka bergaul, peramah, suka menyendiri,

sombong dan sebagainya. Pendeknya sifat-sifat yang merupakan

kecenderungan-kecenderungan umum pada seorang individu untuk

2

Sondang P Siagian, Teori Motivasi dan Aplikasinya, (Jakarta : Bina Aksara, 1989) , h. 93-94

(27)

17

menilai situasi-situasi dengan cara-cara tertentu dan bertindak sesuai

dengan penilaian itu. Dengan kata lain sifat merupakan ciri-ciri

tingkah laku atau perbuatan yang banyak dipengaruhi oleh

faktor-faktor dari dalam diri seperti pembawaan, minat, konstitusi tabu dan

cenderung bersifat tetap atau stabil.

2) Intelegensi

Kecerdasan atau inteligensi yang merupakan aspek kepribadian

yang penting termasuk didalamnya kewaspadaan, kemampuan belajar,

kecepatan berfikir kesanggupan untuk mengambil keputusan yang

tepat. Kepandaian menangkap dan mengolah kesan-kesan atau

masalah dan kemampuan mengambil kesimpulan.

3) Kesehatan

Kesehatan jasmaniah atau bagaimana kondisi fisik sangat erat

hubungannya dengan kepribadian seseorang. Kesehatan jasmani juga

dijadikan sebagai salah satu syarat bagi mereka yang melamar untuk

menjadi guru. Misalnya guru yang mempunyai penyakit menular akan

membahayakan kesehatan anak-anak.

4) Sikap terhadap orang lain

Sikap atau yang dalam bahasan Inggrisnya disebut attitude adalah

suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsangan. Suatu

kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap suatu

perangsang atau situasi yang dihadapi. Dalam beberapa hal sikap

merupakan penentu yang penting dalam tingkah laku manusia.

(28)

18

Sebagai reaksi maka selalu berhubungan dengan dua alternatif

yaitu senang (like) atau tidak senang (dislike), menurut dan

melaksanakannya atau menjauhi atau menghindari sesuatu. Sikap

seseorang terhadap orang lain tidak lepas dari sikap orang itu terhadap

dirinya sendiri. Bermacam-macam sikap yang ada pada seseorang

turut menentukan kepribadiannya.

5) Pengetahuan

Kualitas dan kuantitas pengetahuan dimiliki seseorang dan jenis

pengetahuan apa yang lebih dikuasainya, semua turut menentukan

kepribadiannya. Pengetahuan yang dimiliki seseorang memainkan

peranan penting didalam pekerjaan atau jabatannya cara-cara

penerimaan dan penyesuaian sosialnya, pergaulannya dan sebagainya.

Apalagi sebagai seorang guru yang mempunyai peran untuk

mendidik anak-anak sebagai penerus bangsa. Oleh karena itu seorang

guru harus mempunyai ijazah agar ia diperbolehkan mengajar dan

itu juga membuktikan bahwa pemiliknya mempunyai ilmu

pengetahuan dan kesanggupan dalam melaksanakan suatu jabatan atau

pekerjaan sesuai dengan bidangnya.3

Itulah beberapa aspek kepribadian yang berkaitan dengan

pendidikan. Hal ini menjadi pertimbangan bagi seorang guru. Sebab

guru merupakan teladan bagi anak didiknya sehingga baik sikap maupun

3

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1996), h. 157-158

(29)

19

tingkah laku akan di contoh oleh mereka terutama anak didik yang masih

duduk di bangku Sekolah Dasar atau Menengah.

c. Faktor – faktor yang mempengaruhi kepribadian

Perkembangan kepribadian individu dipengaruhi oleh berbagai

faktor di antaranya adalah faktor hereditas dan lingkungan. Dibawah

ini akan di bahas mengenai faktor-faktor tersebut.

1) Faktor Endogen atau Genetika (Pembawaan)

Adalah faktor-faktor yang dibawa (dimiliki)anak semenjak

dilahirkan,implisit sifat-sifat keturunan,sifat-sifat pembawaan,

dan bakat. Sifat-sifat heredity yaitu segala sifat yang didapat

anak ( keturunan dari ayah dan ibu,orang tua biologis) pada

saat anak diciptakan atau dilahirkan. Sifat-sifat ini diperoleh

dari perpaduan kromosom-kromosom spermatozoon dan ovum

di mana pada kromosom itu terdapat ribuan gen, faktor sifat

keturunan biologis.4

Pada masa konsepsi, seluruh bawaan hereditas individu

dibentuk dari 23 kromosom dari ibu, dan 23 kromosom dari

ayah. Dalam 46 kromosom tersebut terdapat beribu-ribu

gen yang mengandung sifat fisik dan psikis individu atau yang

menentukan potensi-potensi hereditasnya. Dalam hal ini, tidak

ada seorang pun yang mampu menambah atau mengurangi

potensi hereditas tersebut.

4

Ki Fudyartanta, Psikologi Umum 1&2, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011), hal. 66

(30)

20

Pengaruh gen terhadap kepribadian, sebenarnya tidak

secara langsung, karena yang dipengaruhi gen secara tidak

secara langsung adalah (1) kualitas sistem syaraf, (2)

keseimbangan biokoimia tubuh, dan (3) struktur tubuh.

2) Faktor Eksogen/ Lingkungan ( Environment)

a) Keluarga

Keluarga dipandang sebagai penentu utama

pemebentukan kepribadian anak. Alasannya adalah (1)

keluarga merupakan kelompok sosial pertama yang menjadi

pusat identifikasi anak, (2) anak banyak yang

menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga, dan (3)

para anggota keluarga merupakan „‟significant people‟‟

bagi pembenukan kepribadian anak.

Baldwin dkk. (1994), telah melakukan penelitian

tentang pengaruh pola asuh orang tua terhadap kepribadian

anak . pola asuh orang tua itu ternyata ada yang demokratis

dan juga autoritarian. Orang tua yang demokratis ditandai

dengan perilaku (1) menciptakan iklim kebebasan (2)

bersikap respek terhadap anak (3) objektif, dan (4)

mengambil keptusan secara rasional. Sementara yang

autoritarian ditandai dengan sikap kesewenang-wenangan

atau diktator dalam memberikan perlakuan kepada anak.

(31)

21

Anak yang dikembangkan dalam iklim demokratis

cenderung memiliki ciri-ciri kepribadian: labih aktif, lebih

bersikap sosial, lebih memiliki harga diri, dan lebih

konstruktif dibandingkan dengan anak yang dikembangkan

dalam iklim authoritarian.5

b) Faktor kebudayaan

Bidang kebudayaan suatu pendapat mengatakan

bahwa kehidupan kebudayaan menentukan dalam lapang

pikiran manisia. Tanpa latar belakang kebudayaan yang

tinggi maka perkembangan kebudayaan manusia

(masyarakat akan terlambat, kurang pesat, bahkan

mencapai kemajuan-kemajuan yang berarti. Paham

Culturalisme mengatakan bahwa lapangan kebudayaan

merupakan landasan, fondasi dari perkembangan .6

Kluckhohn berpendapat bahwa, “kebudayaan

meregulasi (mengatur) kehidupan kita dari mulai lahir

sampai mati, baik disadari maupun tidak disadari.”

Pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian ini

dapat dilihat dari perbedaan antara masyarakat modern,

yang budayanya maju dengan masyarakat primitif, yang

budayanya masih sederhana. Perbedaan itu tampak dalam

gaya hidupnya (life style), seperti cara makan, berpakaian,

5

Syamsu Yusuf, Teori Kepribadian, (Bandung : PT. Rosdakarya, 2007), hal. 27

6

Ki Fudyartanta, Psikologi Umum 1&2, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011), hal. 78

(32)

22

memelihara kesehatan, berinteraksi, pencaharian, dan cara

berpikir (cara memendang sesuatu) .7

3) Pengaruh faktor pendidikan (education)/Sekolah

Faktor pendidikan penting sekali di dalam kehidupan

manusia.pendidikan adalah bimbingan secara sadar dan

sistematis agar seoarang dapat mengembangkan segala potensi

yang ada padanya dan untuk menanamkankepada seseorang

sifat-sifat dan kecakapan-kecakapan sesuai dengan tujuan

pendidikan. Menurut pandangan ilmu jiwa setiap anak

mempunyai potensi yang akan berkembang,pendidik

berkewajiban untuk menanamkan sifat-sifat baik, misalnya

sifat-sifat patriotik, susila dan sebagainya dan

kecakapan-kecakapan dalam bidang-bidang hukum, dokter, ahli bangunan,

politik, pegawai dan sebagainya. Untuk menuju kepada

tujuannyayaitu manusia berbudaya, manusia yang mengenal,

memiliki,memelihara, mengembangkan, mencipta nilai-nilai

kebudayaan. Maka tiap-tiap pendidikan adalah usaha sadar

yang bertujuan tegas, dan selalu bersifat memengaruhi

perkembangan anak didik secara aktif.

Lingkungan sekolah dapat mempengaruhi kepribadian

anak. Faktor-faktor yang dipandang berpengaruh itu

diantaranya seperti, iklim emosional kelas, sikap dan perilaku

7

Ki Fudyartanta, Psikologi Kepribadian, (Yogyakarta : Zenit Publisher, 2012), hal. 30

(33)

23

guru, disiplin (tata tertib), prestasi belajar, penerimaan teman

sebaya .

4) Faktor ekonomi

Faktor ekonomi menyangkut kedudukan sosial ekonomi

atau kejayaan seseorang atau keluarga atau bangsa.sebab jika

ekonomi “kuat” maka segala kebutuhan dapat terpenuhi

dan sebaliknya jika ekonomi “lemah” akan serba kekurangan

dalam memenuhi kebutuhan materi.

5) Faktor sosial atau kemasyarakatan

Faktor sosial atau kemasyarakatan adalah pergaulan dan

hubungan sosial yang dari keluarga,sekolah,masyarakat,tempat

kerja dan sebagainya. Teoti-teori kaum Utopi mengatakan

bahwa pergaulan sosial tidak mempunyai pengaruh terhadap

perkembangan manusia.

Penguasaan sesuatu oleh diri sendiri memakan waktu yang

lama, dan tak akan maju. Dengan hidup dalam pergaulan sosial,

di mana ada kesempatan tukar menukar barang-barang

kebutuhan, tukar menukar pikiran, pengalaman dan sebagainya.

Pergaulan sosial sangat penting dalam kehidupan manusia,

yang mendorong arah usaha-usaha untuk maju.

6) Faktor politik

Kehidupan politik adalah kehidupan yang berhubungan

dengan hal-hal kenegaraan, misalnya : kebebasan, kedaulatan,

(34)

24

dan sebagainya. jika suku bangsa (manusia) tertindas oleh

bangsa lain, tidak ada kebebasan, tidak ada kedaulatan, maka

perkembangan bangsa itu akan terhambat, kehidupan politik itu

sendiri bersifat kompleks, menyangkut kehidupan yang lain

(ekonomi, kebudayaan, agama dan sebagainya).

Dengan adanya kebebasan, kemerdekaan, berarti adanya

suatu kesempatan untuk mengeluarkan pendapat, ini

mempunyai pengaruh terhadap perkembangan. Pergaulan sosial

memberikan kesempatan kepada manusia untuk mengadakan

tukar pikiran dengan oranglain, sehingga dapat mendorong ke

arah kemajuan pada waktu yang akan datang.

7) Faktor religi (agama)

Suatu pendapat mengatakan agama mempunyai pengaruh

yang menentukan dalam perkembangan manusia. Misalnya :

bangsa Arab, sebelum agama Islam timbul, bansa Arab hidup

terpecah belah. Dengan timbulnya agamaIslam, maka timbullah

persatuan antara suku-suku bangsa arabmenujunkepada suatu

integrasi kebudayaan dengan dasar agama Islam .8

Agama memberi landasan untuk pengembangan keimanan

dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dengan agama

yag kuat dan berkembang di masyarakat dan negara,

diharapkan pendidikan dan pengembangan moralitas individu

8

Ki Fudyartanta, Psikologi Umum 1&2, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011), hal. 79-80

(35)

25

dan masyarakat menjadi baik dan maju, berarti watak individu,

masyarakat dan bangsa menjadi subur.

2. Guru PAI

Guru agama sebagai pengemban amanah pembelajaran PAI

haruslah orang yang memiliki pribadi yang sholeh. Hal ini merupakan

konsekwensi logis karena dialah yang akan mencetak anak didiknya

menjadi anak sholeh. Menurut Al Ghazali seorang guru agama sebagai

penyampai, ilmu sebenarnya dapat menggetarkan jiwa atau hati

murid-muridnya sehingga semakin dekat dengan Allah SWT dan memenuhi

tugas sebagai khalifah di bumi ini.9

Seorang guru terutama guru agama mempunyai tugas yang luas

yaitu untuk membina seluruh kemampuan dan sikap yang baik dari

murid sesuai dengan ajaran-ajaran Islam. Hal ini berarti bahwa

perkembangan sikap dan kepribadian tidak terbatas pelaksanaannya

melalui pembinaan di dalam kelas saja. Dengan kata lain, tugas atau

fungsi guru dalam membina murid tidak terbatas pada interaksi belajar

mengajar saja.10

Sebagai pengemban amanah, guru bertanggung jawab atas amanat

yang diserahkan kepadanya. Sebagaimana firman Allah yang berbunyi :

9

Mukhtar, Desain Pembelajaran PAI, (Jakarta: Miska Galiza, 2003), h.93

10

Zakiah Daradjat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2001), h. 264

(36)

26

ََْْ ب ْمُتْمَكَح اَذِإَو اَهِلَْأ ََِٰإ ِتاَناَمَْْا اودَؤُ ت ْنَأ ْمُكُرُمْأَي َهللا نِإ

اًعيََِ َناَك َهللا نِإ ِهِب ْمُكُظِعَي امِعِن َهللا نِإ ِلْدَعْلاِب اوُمُكََْ ْنَأ ِسانلا

َ

َ85:ءاسنلاُ اًرِصَب

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat

kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila

menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan

adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya

kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha

Melihat.” (QS. An-Nisa' : 58)11

Amanah adalah "sesuatu yang diserahkan kepada pihak lain untuk

dipelihara dan dikembalikan bila tiba saatnya atau bila diminta oleh

pemiliknya." Amanah adalah lawan dari khianat. Ia tidak diberikan kecuali

kepada orang yang dinilai oleh pemberinya dapat memelihara dengan baik

apa yang diberikannya itu.12

Agama mengajarkan bahwa amanah atau kepercayaan adalah

asas keimanan berdasarkan sabda Nabi saw,"tidak ada iman bagi yang

tidak memiliki amanah." Selanjutnya, amanah yang merupakan lawan

11

Soenarjo dkk, Al-Qur'an dan Terjemahnya (Semarang: Al Waah, 1993), h. 128

12

Muhammad Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan Kesan dan Keserasian Al- Qur'an, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 480

(37)

27

khianat adalah sendi utama interaksi. Amanah tersebut membutuhkan

kepercayaan dan kepercayaan itu melahirkan ketenangan batin yang

selanjutnya melahirkan keyakinan.

3. Kepribadian Guru PAI

Kepribadian adalah unsur yang menentukan keakraban hubungan

guru dengan anak didik. Kepribadian akan tercermin dalam sikap dan

perbuatannya dalam membina membimbing anak didiknya. Selain itu

kepribadian juga merupakan faktor yang penting bagi seorang guru

karena kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi

pendidik dan pembina bagi anak didiknya ataukah akan menjadi

penghancur atau perusak bagi hari depan anak didik yang masih kecil

(tingkat sekolah dasar) dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan

jiwa (tingkat menengah).13

Kepribadian guru terbentuk atas pengaruh kode kelakuan seperti

yang diharapkan oleh masyarakat dan sifat kerjasamanya. Guru harus

menjalankan peranannya menurut kedudukannya dalam berbagai situasi

sosial. Kelakuan yang tidak sesuai dengan peranan itu akan mendapat

kecaman dan harus dihindari. Sebaliknya kelakuan yang sesuai akan

dimanfaatkan dan norma-norma kelakuan akan di internalisasikan dan

menjadi suatu aspek kepribadiannya.14

13

Zakiah Daradjat, Op. Cit., h. 16

14

Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 1999), h. 103

(38)

28

Guru adalah mitra anak didik dalam kepribadian. Guru yang

baik-baik anak didikpun menjadi baik. Oleh karena itu sebagai

teladan, guru harus memiliki kepribadian yang dapat dijadikan profil dan

idola seluruh kehidupan adalah figur yang sempurna.

Kepribadian guru terlebih guru pendidikan agama Islam, tidak

hanya menjadi dasar bagi guru untuk berperilaku, tetapi juga akan menjadi

model keteladanan bagi para siswanya dalam perkembangannya.

sosok kepribadian guru yang ideal menurut Islam telah dicontohkan

dalam diri Rasulullah saw sebagaimana yang diungkapkan dalam Al

Qur'an surat Al Ahzab ayat 21.

هللا وُجْرَ ي َناَك ْنَمِل ٌةَنَسَح ٌةَوْسُأ ِهللا ِلوُسَر ِِ ْمُكَل َناَك ْدَقَل

َمْوَ يْلاَو

َرِخآا

اًرِثَك َهللا َرَكَذَو

ُ

:بازحاا

١٢

َ

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah suri teladan yang

baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Qs Al

Ahzab:21).15

Ayat yang mulia ini merupakan prinsip utama dalam meneladani

Rasulullah saw baik dalam ucapan, perbuatan, dan perilakunya. Ayat ini

15

Fadil Abdul Rahman, Al Qur'an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Jumanatul Ali Art, 2004), h. 421

(39)

29

merupakan perintah Allah kepada manusia agar meneladani Nabi saw,

dalam peristiwa al-Ahzab, yaitu meneladani kesabaran, upaya, dan

penantiannya atas jalan keluar yang diberikan oleh Allah Azza Wa Jalla.16

Tingkah laku atau moral guru pada umumnya merupakan

penampilan lain dari kepribadiannya. Dan bagi anak didik yang masih

kecil guru adalah contoh teladan yang sangat penting bagi

pertumbuhannya. Sebagaimana yang telah Rasulullah contohkan dalam

membina umat yang juga bermakna sebagai upaya pendidikan dengan cara

memberi contoh secara langsung.

Perkataan atau ucapan tidak akan ada artinya jika tidak

diaplikasikan dalam bentuk tingkah laku karena yang ditangkap oleh

anak didik adalah keseluruhan dari pribadinya baik fisik maupun non fisik.

Setiap guru mempunyai kepribadian masing-masing sesuai dengan

ciri-ciri pribadi yang mereka miliki. Ciri-ciri inilah yang membedakan

seorang guru dengan guru lainnya. Seorang guru terutama guru agama

harus memiliki kepribadian yang baik karena gerak-gerik guru tidak lepas

dari pandangan siswanya. Di samping itu sebagian besar kelakuan dan

akhlak guru mempengaruhi muridnya, guru ditiru dalam percakapan,

perbuatannya, tingkah laku dan diamnya. Karena itu guru agama harus

berpegang kepada agamanya, memberi teladan yang baik dan menjauhi

16

Muhammad Nasib Ar-Rifa'i, Kemudahan dari Allah: Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Terj. Syihabuddin, (Jakarta: Gema Insani Press, 1999), h. 841.

(40)

30

yang buruk. Anak itu mencontoh segala tingkah laku guru dengan

disadarinya. 17

Dalam upaya meningkatkan kualitas kepribadian bagi seorang guru

ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ;

1. Penampilan guru

Guru merupakan ujung tombak dalam proses belajar

mengajar di sekolah. Dia dapat menjadi pendorong semangat

belajar anak didiknya atau sebaliknya dapat menjadi yang

melemahkan semangat belajar anak didik. Hal ini tergantung

bagaimana penampilan guru dihadapan siswa-siswanya, baik

dalam kelas maupun di luar kelas. Oleh karena itu merupakan

suatu keharusan bagi seorang guru untuk memperhatikan

penampilan dalam proses pendidikannya jika ia ingin menjadi

guru yang berhasil terutama penampilan di dalam kelas.

Penampilan guru di depan kelas meliputi penampilan fisik

guru, hal ini dikarenakan siswa akan menilai bagaimana

seorang guru itu pertama kalinya dengan apa yang dilihatnya,

melalui penampilan fisik guru baik tingkah laku guru, cara

berpakaian serta ucapan guru.

Seorang guru harus memperhatikan tingkah laku dan kesan

luar seperti cara berpakaian, pilihan warna serta cara memakai

17

Abdurrahman Shaleh, Didaktik Pendidikan Agama, (Jakarta : Bulan Bintang, 1976), h. 133

(41)

31

pakaian sebab murid-murid sangat kritis terhadap kesan luar ini,

demikian pula dengan perbuatan guru. Oleh karena itu, sebagai

seorang guru hendaknya berpakaian yang layak dan pantas,

cukup sopan dan bersih dan yang terpenting adalah tetap

menjaga standing dan kewibawaan dirinya.18

Dengan demikian sebagai seorang guru terutama guru

agama tidak hanya mementingkan kemampuannya dalam

mengajar tetapi juga penampilannya di depan kelas. Sebab yang

pertama kali yang dilihat oleh siswa adalah penampilan dari

guru tersebut. Jika guru itu berpenampilan menarik maka siswa

akan tertarik untuk mengikuti pelajarannya.

2. Sifat Guru

Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut, seorang guru

disamping harus menguasai pengetahuan yang akan diajarkan

kepada muridnya, juga harus memiliki sifat-sifat tertentu yang

dengan sifat-sifat ini diharapkan apa yang diberikan oleh guru

kepada para muridnya dapat didengar dan dipatuhi, tingkah

lakunya dapat ditiru dan diteladani dengan baik.

Al-Abrasyi menyebutkan bahwa guru dalam Islam

sebaiknya memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

a. Zuhud : tidak mengutamakan materi dan mengajar

karena mencari keridhaan Allah

18

Abdurrahman Shaleh, Didaktik Pendidikan Agama, (Jakarta : Bulan Bintang, 1976), h.131-132

(42)

32

b. Kebersihan guru

c. Ikhlas dalam pekerjaan

d. Suka pemaaf

e. Bersifat kebapakkan

f. Harus mengetahui tabiat murid

g. Harus mengetahui mata pelajaran.19

Selain itu, satu hal yang terpenting dalam mengajar adalah

mempunyai rasa kasih saying, karena kasih syang yang terjalin

antara guru dengan murid menciptakan hubungan harmonis

agar siswa merasa nyaman dalam kelas maupun saat kegiatan

pembelajaran.

B. Minat Belajar Siswa

1. Minat

a. Pengertian Minat

Minat merupakan faktor internal psikologis yang sangat berperan

dalam proses belajar mengajar. Seorang siswa akan mau dan tekun

dalam belajar atau tidak sangat tergantung pada minat yang ada pada

dirinya. Untuk mengetahui lebih jelasnya tentang pengertian minat

disini penulis kemukakan beberapa pendapat para ahli dalam

mendefinisikan pengertian minat diantaranya adalah :

19

Moh. Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, terjemahan Bustami A. Gani dan Djohar Bahri (Jakarta : Bulan Bintang, 1970), h. 139-142

(43)

33

1) W.S. Winkell mendefinisikan minat diartikan sebagai

kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik

pada bidang studi atau pokok-pokok bahasan tertentu dan

merasa senang mempelajari materi itu.20

2) M. Alisuf Sabri mendefinisikan minat adalah suatu

kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat

sesuatu secara terus menerus.21

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa minat

adalah kecenderungan dan keinginan yang besar terhadap sesuatu yang

terdiri dari suatu campuran perasaan senang, harapan, perasaan

tertarik, pemusatan perhatian yang terlahir dengan penuh kemauan dan

kecenderungan. Kecenderungan yang lain, yang mengarahkan kepada

suatu pilihan atau motif.

Sedang pengertian belajar adalah perubahan tingkah laku yang

relatif tetap yang terjadi karena latihan dan pengalaman.22 Moh. Uzer

Usman menjelaskan belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah

laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan

individu atau individu dengan lingkungannya.23

20

W.S. Winkell, Psikologi Pengajaran, (Jakarta : PT. Gramedia, 1989), h.105

21

M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 122

22

Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), h. 34

23

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h. 5

(44)

34

Sedangkan menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata,

1984:252 ) belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan

sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya

berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.

Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa minat belajar

adalah perbuatan yang dilakukan dengan secara sengaja dengan

pemusatan perhatian, ketertarikan dan penuh kemauan yang menimbulkan

perubahan tingkah-laku yang baru.

b. Unsur unsur Minat

Dari pengertian minat diatas, ada unsur-unsur minat yang perlu

diperhatikan, antara lain ;

a. Perhatian

Perhatian adalah "proses mereaksi secara istimewa

terhadap suatu rangsang."24 Sedang menurut Ghazali perhatian

adalah "keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun

semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan

objek."

Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah

bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara

menguasakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atu bakatnya.

Makin intensif perhatian belajarnya makin berhasillah

24

Kartini Kartono dan Dali Gulo, Kamus Lengkap Psychologi, (Jakarta : Rajawali, 1989), h. 43

(45)

35

belajarnya. Oleh karena itu materi dan penyampaiannya

mampu menimbulkan perhatian yang intensif.

Aktivitas yang disertai dengan perhatian intensif akan

lebih sukses dan prestasinya pun akan lebih tinggi. Maka dari

itu sebagai seorang guru harus selalu berusaha untuk menarik

perhatian anak didiknya sehingga mereka mempunyai minat

terhadap pelajaran yang diajarkannya .

Perhatian bersifat lebih sementara dan ada

hubungannya dengan minat. Antara perhatian dan minat ada

perbedaan yaitu minat sifatnya menetap sedangkan perhatian

bersifat sementara. Orang yang menaruh minat pada suatu

aktivitas akan memberikan perhatian yang besar. Ia tidak

segan mengorbankan waktu dan tenaga demi aktivitas

tersebut.

Oleh karena itu seorang siswa yang mempunyai

perhatian terhadap suatu pelajaran, ia pasti akan berusaha

keras untuk memperoleh nilai yang bagus yaitu dengan

belajar.

b. Perasaan

Unsur yang tak kalah pentingnya adalah perasaan dari

anak didik terhadap pelajaran yang diajarkan oleh gurunya.

Perasaan didefinisikan "sebagai gejala psikis yang bersifat

subjektif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala

(46)

36

mengenal dan dialami dalam kualitas senang atau tidak dalam

berbagai taraf."25

Tiap aktivitas dan pengalaman yang dilakukan akan

selalu diliputi oleh suatu perasaan, baik perasaan

senang maupun perasaan tidak senang. Perasaan umumnya

bersangkutan dengan fungsi mengenal artinya perasaan dapat

timbul karena mengamati, menganggap, mengingat-ingat atau

memikirkan sesuatu. Dan yang dimaksud dengan

perasaan disini adalah "perasaan senang dan perasaan

tertarik. Perasaan merupakan aktivitas psikis yang di

dalamnya subjek menghayati nilai-nilai dari suatu objek."26

Perasaan sebagai faktor psikis non intelektual, yang

khusus berpengaruh terhadap semangat belajar. Jika seorang

siswa mengadakan penilaian yang agak spontan melalui

perasaannya tentang pengalaman belajar di sekolah, dan

penilaian itu menghasilkan penilaian yang positif maka akan

timbul perasaan senang di hatinya akan tetapi jika

penilaiannya negatif maka timbul perasaan tidak senang.

Perasaan senang akan menimbulkan minat, yang

diperkuat dengan sikap yang positif. Sedangkan perasaan

tidak senang akan menghambat dalam mengajar, karena tidak

25

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1989), h. 66

26

W.S. Winkell, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: Gramedia, 1983), h. 30

(47)

37

adanya sikap yang positif sehingga tidak menunjang minat

dalam belajar.

Jadi untuk menimbulkan minat belajar dalam diri

seseorang harus ada perasaan senang dan tertarik, sehingga ia

akan senang hati mengikuti pelajaran dan mengerjakan

tugas-tugasnya.

c. Motif

Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif

dapat dikatakan "sebagai daya penggerak dari dalam dan

didalam subyek untuk melakukan kreativitas tertentu demi

mencapai suatu tujuan."27

Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang

mendorongnya. Dalam hal ini motivasi sebagai penggeraknya

yang mendorong seseorang untuk belajar. Dan minat

merupakan potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan

untuk menggali motivasi bila seseorang sudah termotivasi

untuk belajar, maka dia akan melakukan aktivitas belajar

dalam rentangan waktu tertentu.

Ketiadaan minat terhadap suatu mata pelajaran menjadi

pangkal penyebab kenapa anak didik tidak bergeming untuk

mencatat apa-apa yang telah disampaikan oleh guru. Itulah

27

Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali, 1986), h. 73

(48)

38

sebagai pertanda bahwa anak didik tidak mempunyai

motivasi untuk belajar. Oleh karena itu guru harus bisa

membangkitkan minat anak didik. Sehingga anak didik yang

pada mulanya tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena

ada sesuatu yang dicari muncullah minatnya untuk belajar.

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab

seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak

akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan

pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak

menyentuh kebutuhannya. Dan segala sesuatu yang menarik

minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan

dengan kebutuhannya. Oleh karena itu, apa yang seseorang

lihat sudah tentu membangkitkan minatnya sejauh apa yang ia

lihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri.

Jadi motivasi merupakan dasar penggerak yang

mendorong aktivitas belajar seseorang sehingga ia berminat

terhadap sesuatu objek, karena minat adalah alat motivasi

dalam belajar.

c. Faktor yang mempengaruhi minat

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa minat mempunyai

hubungan erat dengan motivasi. Sebab motivasi muncul karena adanya

kebutuhan begitu juga minat, sehingga dapat diketahui bahwa minat

adalah alat motivasi yang pokok. Minat dapat dipengaruhi oleh dua

(49)

39

faktor, sebagaimana yang diungkapkan oleh Muhibbin Syah bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi minat adalah faktor intrinsik dan

faktor ekstrinsik.

Faktor intrinsik adalah “dua hal dan keadaan yang berasal dari

dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan

tindakan belajar meliputi perasaan menyenangi materi dan perhatian

terhadap materi tersebut”.28

Dalam pengertian lain motivasi intrinsik

adalah “motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu

dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada

dorongan untuk melakukan sesuatu”.29

Sebagai contoh, seorang siswa

itu melakukan belajar, karena betul-betul ingin mendapatkan

pengetahuan, nilai atau ketrampilan agar dapat berubah tingkah

lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain.

Dalam aktivitas belajar, motivasi intrinsik sangat diperlukan

terutama untuk belajar sendiri. Seseorang yang tidak memiliki

motivasi intrinsik sulit sekali melakukan aktivitas belajar secara terus

menerus, sedangkan orang yang memiliki motivasi intrinsik selalu

ingin maju dalam belajar. Keinginan itu dilatarbelakangi oleh

pemikiran yang positif, bahwa semua mata pelajaran yang dipelajari

sekarang akan dibutuhkan dan sangat berguna kini dan di masa yang

akan datang.

28

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000), h.136-137.

29

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), h.115

(50)

40

Sedangkan faktor ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang

datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk

melakukan kegiatan belajar yang meliputi pujian dan hadiah,

peraturan/ tata tertib sekolah, suri tauladan orang tua, dan cara

mengajar guru.30

Guru sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi minat

belajar siswa, sehingga ia harus memiliki kepribadian menarik. Dalam

hal ini guru merupakan salah satu faktor ekstrinsik yang ikut

mendorong siswa agar pada dirinya tumbuh motivasi belajar.

Persoalan motivasi ini, dapat juga dikaitkan dengan persoalan

minat. Minat diartikan “sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila

seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang

dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-

kebutuhannya sendiri”.31

Oleh karena itu apa yang dilihat seseorang

sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu

mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Hal ini

menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang

kepada seseorang (biasanya disertai dengan perasaan senang), karena

itu merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu.

Menurut Bernard, minat timbul tidak secara tiba-tiba / spontan

melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada

waktu belajar atau bekerja. Motivasi belajar yang dapat dilakukan oleh

30

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan , Ibid . h. 137

31

Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Ibid. h. 76

(51)

41

guru melalui penghargaan bagi mereka yang berprestasi, ujian, dan

acungan jempol bagi siswa yang melakukan kegiatan belajar dengan

baik, bahkan mungkin dengan hukuman atau sanksi bagi siswa yang

tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan. Memberikan nilai

tinggi terhadap hasil belajar siswa biasanya menjadi pendorong belajar

bagi siswa.32 Selain itu juga bisa dengan teladan yang diberikan oleh

guru.

Sebagai suri teladan bagi siswanya maka guru tersebut harus

memiliki kepribadian yang menarik. Karena guru yang menarik dan

menyenangkan bagi anak didik, ia akan dihormati, disayangi, dan

dipatuhi dengan gembira oleh anak didik. Pribadinya akan dicontoh

dan pelajarannya akan diperhatikan serta diminati oleh anak didik.

Faktor ekstrinsik dipakai karena pelajaran-pelajaran sering tidak

dengan sendirinya menarik dan guru sering kurang mampu untuk

membangkitkan minat anak. Oleh karena itu guru perlu mengenal

murid dan mempunyai kesanggupan kreatif untuk menghubungkan

pelajaran dengan kebutuhan dan minat anak.

d. Fungsi minat dalam belajar

Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

usaha yang dilakukan seseorang. Minat yang kuat akan menimbulkan

usaha yang gigih serius dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi

32

Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru, 1989), h. 34.

(52)

42

tantangan. Jika seorang siswa memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat

dapat mengerti dan mengingatnya.

Elizabeth B. Hurlock menulis tentang fungsi minat bagi kehidupan

anak sebagaimana yang ditulis oleh Abdul Wahid sebagai berikut:

a. Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita

Sebagai contoh anak yang berminat pada olah raga maka

cita-citanya adalah menjadi olahragawan yang berprestasi,

sedang anak yang berminat pada kesehatan fisiknya maka

cita-citanya menjadi dokter.

b. Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat

Minat anak untuk menguasai pelajaran bisa mendorongnya

untuk belajar kelompok di tempat temannya meskipun suasana

sedang hujan.

c. Prestasi selalu dipengaruhi jenis dan intensitas

Minat seseorang meskipun diajar oleh guru yang sama dan

diberi pelajaran tapi antara satu anak dan yang lain

mendapatkan jumlah pengetahuan yang berbeda. Hal ini

terjadi karena berbedanya daya serap mereka dan daya serap

ini dipengaruhi oleh intensitas minat mereka.

d. Minat yang terbentuk sejak kecil / masa kanak-kanak

sering terbawa seumur hidup karena minat membawa

kepuasan.

(53)

43

Minat menjadi guru yang telah membentuk sejak kecil

sebagai misal akan terus terbawa sampai hal ini menjadi

kenyataan. Apabila ini terwujud maka semua suka duka

menjadi guru tidak akan dirasa karena semua tugas dikerjakan

dengan penuh sukarela. Dan apabila minat ini tidak terwujud

maka bisa menjadi obsesi yang akan dibawa sampai mati.33

Oleh karena itu minat mempunyai pengaruh yang besar

dalam belajar karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak

sesuai dengan minat siswa maka siswa tersebut tidak akan

belajar dengan sebaik- baiknya. Sebab tidak ada daya tarik

baginya. Sedangkan bila bahan pelajaran itu menarik minat

siswa, maka ia akan mudah dipelajari dan disimpan karena

adanya minat sehingga menambah kegiatan belajar.

Namun bukan hanya bahan pelajaran saja yang membuat

siswa giat belajar, guru dan metode pembelajaran juga sangat

memnentukan dan membangun minat belajar siswa.

2. Siswa

a. Pengertian Siswa

Dalam pengertian umum, siswa adalah setiap orang yang menerima

pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan

kegiatan pendidikan sedangkan dalam arti sempit siswa adalah anak

33

Abdul Wahid, Menumbuhkan Minat dan Bakat Anak dalam Chabib Toha (eds), PBM-PAIdi Sekolah Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), h. 109-110

(54)

44

(pribadi yang belum dewasa) yang di serahkan kepada tanggung jawab

pendidik.

Dalam paradigma pendidikan islam, peserta didik merupakan

orang yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi

(kemampuan) dasar yang mas

Gambar

Tabel 3.1 Table Jumlah Populasi Siswa SMP Negeri 1 Gedangan
Tabel Interpretasi Nilai r “ Tabel 3.2  Product Moment
 Table 4.1  Data Guru dan Karyawan SMP Negeri 1 Sidoarjo
 Data Siswa SMP Negeri 1 Gedangan Sidoarjo Table 4.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pengaruh Perilaku Pemakaian Masker, Kadar Debu Lingkungan, Kebiasaan Merokok Terhadap Kapasitas Vital Paru (KVP) Pekerja Bagian Produksi PT Japfa Comfeed Indonesia (JCI) Sragen,

tipe 2 sebelum dilakukan senam kaki. 2) Menghitung frekuensi nadi dorsalis pedis pada pasien Diabetes melitus. tipe 2 setelah dilakukan senam kaki. 3) Menganalisa pengaruh senam

Deskripsi Data Vo2Max Siswa Klub Sepak Bola Remaja Setelah Diberikan Perlakuan Latihan Jogging dengan Pemberian Air Gula Merah (Kelompok Perlakuan 2) .... Deskripsi

qishaash itu tidak dilakukan, bila yang membunuh mendapat kema'afan dari ahli waris yang terbunuh Yaitu dengan membayar diat (ganti rugi) yang wajar. pembayaran diat diminta

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengajarkan anak mandiri dalam hal BAK dan BAB dengan menggunakan media gambar untuk meningkatkan sikap kemandirian

[r]

Perusahaan di atas dapat menyampaikan sanggahan atas penetapan hasil prakualifikasi ini kepada Panitia Pengadaan Barang/ Jasa Paket I I APBD Pada Dinas Pekerjaan Umum Bina