• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Instagram Live sebagai Media Eksistensi Diri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB V PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Instagram Live sebagai Media Eksistensi Diri"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Instagram Live sebagai Media Eksistensi Diri

Instagram menjadi pilihan generasi masa kini untuk membagikan moment-moment

dalam hidupnya, bahkan bukan hanya sampai disitu kini aktifitas kita dalam sehari juga dapat

dibagikan melalui fitur-fitur dalam Instagram. Perkembangan Instagram mulai dari Instastory

yang berisi berbagai macam fitur di dalamnya membuat pengguna Instagram kian meningkat.

Fitur-fitur dalam Instagram yang semakin dikembangkan membuat media sosial yang satu ini

semakin digemari bahkan dari berbagai macam kalangan, termasuk mahasiwa Universitas

Kristen Satya Wacana. Sebagai salah satu Universitas swasta terbesar, mahasiwa Universitas

Kristen Satya Wacana datang dari berbagai macam penjuru daerah hingga tak jarang

Universitas ini disebut sebagai Indonesia mini. Beragam suku dan budaya yang ada di UKSW

menjadikan Universitas ini kaya akan karakter dan kebiasaan. Perkembangan teknologi yang

mendukung juga menjadikan mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana mengalami

berbagai macam perkembangan, dan perubahan terlebih khusus dibidang teknologi seperti

media sosial.

Penulisan yang penulis lakukan terhadap mahasiwa Universitas Kristen Satya Wacana

tetang penggunaan Instagram live mendapati hasil bahwa dalam setiap harinya mahasiswa

Universitas Kristen Satya Wacana mengakses atau membuka Instagram hampir 20 kali dalam

seharinya, namun tidak dapat dipungkiri jika memang didapati bahwa setiap mahasiswa ini

pernah tidak mengakses Instagram dalam sehari karena tidak memiliki kuota, sedang sibuk

dan ingin menenangkan diri dari media sosial. Instagram dijadikan para mahasiswa

Universitas Satya Wacana sebagai sarana hiburan dikala bosan, sarana promosi untuk

memberitahukan kegiatan kepanitiaan, melihat aktifitas orang lain lewat intastory, melihat

idola mereka, melihat online shop, dan berbagai macam hal lainnya. Salah satu jawaban

narasumber penulis adalah Aprilia Cenyo Mofu saat diwawancarai mengenai apa saja yang ia

lakukan saat menggunakan Instagram jawabnya :

“Saya menggunakan Instagram itu.. pertama untuk mengupload foto, mengabadikan foto dan untuk live sih, livetutorial makeup”

(2)

“aku biasanya ngepoin orang liat story, buat story, live, upload foto, cari-cari baju di

ol shop gitu aja sih”.

Banyak kegunaan Instagram yang dimanfaatkan oleh mahasiswa Universitas Kristen

Satya Wacana sehingga media sosial yang satu ini sangat sulit untuk dilewatkan setiap

harinya.Bahkan menurut salah satu narasumber penulis yang bernama Yosia Pissy mahasiswa

jurusan Psikologi angkatan 2014 Instagram jauh lebih cepat dalam penyampaian infromasi

dan penyebaran infromasi daripada televisi ungkapnya :

“ada juga berita terupdate kan di tv belum ada di Instagram udah ada, jadi gitulah di Instagram lebih cepet informasinya”.

Bagi Yosia Instagram bukan hanya menjadi media hiburan baginya, namun insatgram juga

menjadi sarana informasi yang cepat. Bukan hanya unggul dalam kecepatan lewat insatgram

kita bisa mengikuti orang-orang yang kita idolakan, dan bisa lebih mengenal mereka lebih

dekat, seperti halnya salah satu narasumber penulis yang bernama Indra Yudi, saat ditanya

apakah anda mengikuti artis idola anda di Instagram ia mengakui hal tersebut. Bukan hanya

Indra yang mengikuti artis idolanya di Instagram Yosia juga melakukan hal demikian namun

sedikit berbeda yaitu Yosia mengikuti Ariel Noah dan Reza Arab, Yosia mengikuti kedua

artis tersebut untuk melihat pakaian-pakaian yang mereka gunakan agar dapat menjadi

patokan baginya saat akan memilih pakaian. Bukan saja artis, kini brand atau merek

ternamapun memiliki akun Instagram hingga penulis juga menemukan salah satu narasumber

penulis yang bernama Isac Immbiri mahasiswa fiskom angkatan 2015 yang mengikuti akun

brand nike, menjadikan postingan-postingan dalam akun tersebut sebagai patokannya dalam

memilih barang-barang yang akan ia beli. Tak luput juga akun online shop yang semakin

banyak di Instagram, rata-rata narasumber penulis yang perempuan pasti mengikuti salah

akun online shop, bahkan berbelanja di akun onlie shop tersebut.

Munculnya Instagram membuat perhatian para pengguna media sosial terkhusus

mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana menjadi sedikit teralih, banyak media sosial

yang sudah tidak lagi aktif digunakan seperti facebook dan twitter, kedua akun media sosial

yang menyajikan fitur yang hampir sama dengan insatgram ini mulai ditinggalkan, seperti

ujaran seorang narasumber penulis yang bernama Alodyah Okta mahasiswa fiskom angkatan

2015 mengungkapkan :

(3)

menurut Aloy media sosial seperti facebook sudah ia tinggalkan karena adanya kehadiran

insatgram yang lebih beragam dari segi fitur maupun penggunannya. Dari beberapa hal yang

sudah penulis paparkan tidak dapat diragukan lagi bila Instagram memang sudah menjadi

media sosial yang digemari oleh masyarakat masa kini, terlebih lagi dengan fitur-fiturnya

yang semakin bertambah dan dikembangkan hampir setiap bulannya menjadikan media sosial

yang satu ini semakin digilai masyarakat. Dari sekian banyak fitur yang ada dalam insatgram

penulis akhirnya tertarik dengan salah satu fitur dalam Instagram yang bernama Instagram

live atau siaran langsung. Fitur yang keluar di awal tahun 2017 ini memang mirip dengan

beberapa fitur media sosial lainnya, namun tetap saja Instagram live memiliki kelebihan

tersendiri hingga diminati oleh mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana.

Instagram live atau jika di indonesiakan adalah siaran langsung adalah salah satu fitur

yang dirilis oleh pihak Instagram, awalnya fitur Instagram ini hanya bisa dinikmati oleh

pengguna Instagram di luar negri dan barulah pada pertengahan tahun 2017 fitur Instagram

live ini dapat dinikmati oleh pengguna insatgram di Indonesia. Kemunculan fitur live ini

sempat menarik perhatian banyak orang, awal fitur ini dikeluarkan banyak pengguna

Instagram yang menjadi teman penulis yang menggunakan fitur ini untuk mencoba-coba,

namun seiring berjalannya waktu semakin sedikit orang yang menggunakan fitur ini. Fitur

live Instagram paling sering digunakan oleh artis, selebgram, ataupun akun event, hal seperti

ini nampaknya sangat membantu pemilik akun tersebut untuk membagikan apa yang sedang

ia lakukan secara langsung dengan durasi yang lebih lama dari pada instastory. Dalam live

yang public figure ini lakukanpun beragam, ada yang melakukan live saat makeup, bersantai,

latihan musik, olahraga ataupun sedang dalam suatu acara. Tak jarang respon dan penonton

yang mereka dapatpun sangat banyak dan beragam-ragam. Kemunculan instagram live ini

jika diperhatikan memiliki kelebihan tersendiri yaitu kecepatan dalam mengetahui suatu

kejadian atau dapat melihat sesuatu secara eksklusif dari pengguna insatgram live tersebut

lewat layar handphone. Kemudian satu lagi kelebihan insatgram live adalah orang yang

menyaksikan live tersebut dapat langsung berkomentar bahkan mendapatkan respon balik

dari pengguna Instagram live tersebut, hal ini biasanya dimanfaatkan oleh para fans yang

ingin berkomunikasi dengan idolanya.

Dari hasil pengamatan dan wawancara yang penulis lakukan dalam penelitian ini,

penulis menemukan bahwa fitur Instagram live semakin sedikit digunakan karena Instagram

live. Hal ini disebabkan karena fitur Instagram live lebih memakan waktu dan perhatian

(4)

menggunakan fitur ini, ditambah lagi dengan waktu yang digunakan dalam sekali

menggunakan Instagram live seseorang itu berbeda-beda, ada yang lama sehingga

membutuhkan kuota yang banyak. Selain itu pengguna Instagram live juga dituntut untuk

memiliki koneksi internet yang cepat atau bagus, jika tidak fitur Instagram tidak dapat

digunakan. Jadi kecenderungan yang dialami oleh pengguna Instagram live adalah mereka

menggunakan fitur Instagram live jika sedang berada ditempat yang memiliki wireless fidelity

atau yang kerap kita sebut WIFI.

Meskipun kini pengguna Instagram live tidak sebanyak saat awal kemunculan fitur

ini, Instagram live masih tetap diminati. Salah satu peminat Instagram live yang penulis amati

adalah mahasiwa UKSW, meskipun tidak semua mahasiswa suka menggunakan Instagram

live, namun masih ada segelintir mahasiswa UKSW yang gemar menggunakan salah satu

fitur Instagram ini. Dalam penulisan yang penulis lakukan, penulis menemui 10 narasumber

yang masih aktif menggunakan Instagram dalam keseharianya, rata-rata pengguna Instagram

live ini melakukan live lebih dari 2 kali dalam seminggunya dengan durasi, situasi, keadaan,

kondisi, dan tempat yang berbeda-beda, setiap narasumber yang penulis ambil berasal dari

berbagai macam fakultas dan angkatan. Kebiasaan dalam live yang narasumber lakukanpun

berbeda-beda dan memiliki keunikan tersendiri, bahkan ditemui beberapa kesamaan saat

penulis melakukan wawancara pada para narasumber. Instagram live adalah salah satu bentuk

kemajuan teknologi yang membantu generasi masa kini untuk eksis dikalanganya.

Seperti halnya yang disebutkan oleh Nicolaus Driyakara (Nicolaus Driyarkara, 2006:

722) eksistensi berarti kesatuan dengan dunia luar, dunia masuk dalam struktur eksistensi,

hal ini membuktikan bahwa eksistensi diri seseorang dapat dipengaruhi oleh perkembangan

teknologi dan dapat diartikan bahwa dorongan dunia luar dapat mempengaruhi eksistensi.

Jadi dapat dilihat bahwa Instagram live adalah salah satu bentuk kemajuan teknologi yang

membantu seseorang untuk mengeksistensikan dirinya kepada orang lain lewat media sosial.

Instagram live akhirnya menjadi salah satu fitur dalam Instagram yang secara tidak langsung

dijadikan sebagai media eksistensi diri, karena media sosial seperti Instagram memang

mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk menarik perhatian pengguna media sosial

lainnya. Salah satu yang membuat Instagram live dapat menarik perhatian adalah ketika

pengguna Instagram melakukan live maka akan ada pemberitahuan yang masuk di setiap

pengikutnya, sehingga pengikutnya dapat mengetahui bahwa orang tersebut sedang

(5)

“setiap kita live kan ada pemberitahunnya, biar orang pada tau”

menurutnya jika ia melakukan live di Instagram orang-orang akan lebih cepat mengetahuinya

karena akan ada pemberitahuan yang masuk, hal tersebut memperlihatkan bahwa Instagram

live memang membantu penggunannya untuk lebih cepat dalam menarik perhatian pengguna

lainnya.

Eksistensialisme dapat ditemukan diberbagai macam bidang ilmu pengetahuan, ada

eksistensialisme filsafat, eksistensialisme sosial, eksistensialisme psikologi dan lain

sebagainya. Salah satu eksistensialisme yang diambil penulis dalam penulisan ini adalah

eksistensialisme dari ilmu filsafat dan psikologi komunikasi. Dalam psikologi komunikasi

eksistensialisme masuk dalam paham psikologi humanistik. Psikologi humansistik,

eksistensialisme diadopsi sebagai pandangan manusia yang mendambakan interaksi dengan

manusia lainnya atau kehadiran orang lain dengan berbagai interpertasi merupakan suatu

syarat dengan makna dirinya (Prof. Dr.Nina W. Syam, 2011: 102). Jadi dapat disimpulkan

bahwa pandangan psikologi humanisme adalah keinginan seseorang untuk diakui

keberadaannya oleh orang lain atau dengan kata lain adannya interaksi dalam bentuk

pengakuan dari orang lain tentang keberadaannya, dengan hal ini seseorang dapat mengakui

keberadaan dirinya. Semenatara dalam ilmu filsafat, eksistensi yang diungkapkan Heidegger

(dalam Friedman & Schustack, 2008) adalah makna dari keberadaan manusia yang

mengedepankan masalah being-in-theworld, yaitu diri manusia tidak akan ada tanpa dunia

dan dunia tidak akan ada tanpa makhluk yang mempersepsikannya.

Maka dapat disimpulkan bahwa eksistensialisme adalah kebutuhaa seseorang

mendapat pengakuan terhadap dirinya lewat adanya orang lain yang mengakpersiasikan

keberadaannya. Sejatinya eksisitensi memang penting dalam pergaulan. Eksisitensi juga

menjadi simbol bahwa seorang itu dapat bergaul dan memiliki koneksi terhadap orang lain.

Dengan adanya kemajuan teknologi dan media online yang semakin berkembang seperti

Instagram pola komunikasipun mengalami perubahan dan cara memahami eksistensi diri pun

semakin berkembang. Seperti yangg dikatakan oleh Nicolaus Driyakara (Nicolaus

Driyarkara, 2006: 722) eksistensi berarti kesatuan dengan dunia luar dunia masuk dalam

struktur eksistensi, hal ini membuktikan bahwa eksistensi diri seseorang dapat dipengaruhi

oleh perkembangan teknologi dan dapat diartikan bahwa dorongan dunia luar dapat

mempengarugi eksistensi. Sebenarnya eksistensi saat ini tidak terlalu berbeda jauh dengan

(6)

penyampaian eksistensi seseorang dapat berubah karena adanya pengaruh dari kemajuan

teknologi yang membantu seseorang untuk menunjukan dirinya dan mendapatkan pengakuan

dari orang lain.

5.2. Kebiasaan yang dilakukan saat menggunakan Instagram live

Kesepuluh narasumber penulis terdiri dari 7 orang perempuan dan 3 orang laki-laki

yang sangat aktif menggunakan Instagram dan fitur Instagram live. Para narasumber yang

diamati oleh penulis memiliki alasan masing-masing dalam menggunakan insatgram live.

Meskipun alasan mereka berbeda-beda beberapa alasan cenderung sama dan memiliki satu

tujuan. Jadi saat penulis melakukan wawancara dengan narasumber dapat dilihat bahwa saat

para narasumber melakukan live di Instagram pasti memiliki tujuan tertentu misalnya, ada

yang untuk menunjukan potensi mereka, ada pula untuk menunjukan aktifitas mereka atau

hanya untuk mengisi waktu sengang mereka, namun semuanya memiliki satu tujuan yang

sama yaitu pengakuan akan keberadaan dirinya dari orang lain. Dari kesepuluh narasumber

yang penulis wawancarai terdapat 6 orang yang mengakui bahwa ia melakukan Instagram

live untuk memperlihatkan apa saja yang ia lakukan, atau agar dapat menonjolkan dirinya

lewat Instagram live, sedangkan 4 orang lainnya mengaku meggunakan Instagram live hanya

untuk mengisi waktu luang dan mengatasi kebosanannya. Narasumber seperti Jean, Yosia,

Aloy, April, Nita dan Tirza adalah narasumber yang masuk dalam kategori melakukan live

agar kesehariannya dapat diketahui dan menunjukan diri lewat potensi-potensi yang mereka

miliki. Ke 6 narasumber tersebut memiliki keunikannya masing-masing, seperti April, Nita

dan Yoisa ketiga orang ini memiliki kemampuan dan pengetahuan yang mereka bagikan

lewat Instagram live yang sering mereka lakukan, sedangkan ke 3 lainnya yaitu Jean, Aloy

dan Tirza cenderung melakukan live dalam kesehariannya bersama teman-teman mereka di

tempat nongkrong. Sementara itu keempat orang lainnya yaitu Claudya, Ivon, Indra, dan Izac

sering melakukan live di kos maupun kontrakan mereka sendiri di waktu-waktu sengangnya.

Penulis membagi kesepuluh narasumber ini kedalam beberapa kelompok yaitu potensi,

aktifasi, dan mengisi waktu luang pengelompokan ini penulis buat berdasarkan hasil

wawancara yang penulis temukan. Kebiasaan yang sering dilakukan oleh para narasumber

saat melakukan Instagram live :

5.3.1. Menunjukan potensi atau bakat yang dimiliki

Menurut Loonstra, Brouwers, dan Tomic (2007) eksistensi diri adalah kesadaran manusia

(7)

diri secara hakiki. Kesadaran manusia menurut Abidin (2002), pada dasarnya adalah

intensionalitas (selalu memiliki maksud atau terarah kepada sesuatu). Para eksistensialis lebih

lanjut memiliki keyakinan bahwa setiap manusia mempunyai potensi untuk menangani

beberapa kondisi bawaannya dan membuat hidupnya menjadi lebih bermakna. Dari

pernyataan tersebut dapat terlihat bahwa eksistensi merupakan keinginan seseorang untuk

menunjukan dirinya lewat potensi atau kemampuan yang dapat ditonjolkan dan diakui oleh

orang lain. Seperti halnya yang dilakukan oleh beberapa narasumber penulis saat melakukan

live, mereka cenderung menunjukan bakat yang mereka miliki untuk menarik perhatian

penonton maupun reponden yang mereka miliki.

Salah satu narasumber penulis yang bernama Aprilia Cenyo Mofu mengaku sering

melakukan live sembari mempoles wajahnya karena ia menyakini bahwa ia memiliki bakat

dalam merias wajah. Uangkapnya saat ditanya apa yg sering ia lakukan saat melakukan live:

“yang sering saya lakukan, banyak hal sih, ketika saya live itu, tapi yang saat ini saya lakukan, itu tentang, memberikan tutorial make up karena saya, lagi suka banget dengan

make up”,

live yang April lakukan mungkin cukup berbeda namun memang berhasil membuat live yang

ia lakukan ditonton oleh orang lain. Kemampuan yang April miliki ia bagi dengan

teman-temannya lewat intagram live yang ia lakukan, sehingga tak jarang timbul respon dari

teman-temannya yang menyaksikan, mereka bertanya seputar merek peralatan makeup yang ia

punyai dan akhirnya mereka saling bertukar cerita tetang hal tersebut. Potensi yang April

miliki ia gali dengan baik dan menjadi kelebihan yang dapat ditampilkan dalam intagram live

yang sering ia lakukan. Berbeda halnya dengan Live yang dilakukan Nita, saat ditanyai

mengenai hal yang sama Nita menjawab :

“kadang kalau lagi main gitar, nyanyi-nyanyi sama ngumpul-ngumpul gitu”. Bahkan lewat live yang Nita lakukan ia sering mendapatkan pujian ungkapnya

“saat nyanyi itu.. banyak yang request, yang muji-muji gitu ada, cover lagu juga dong, padahal suara saya pas-pasan”.

Hal-hal yang dilakukan oleh Nita dan April adalah cara mereka menunjukan diri dengan

potensi atau bakat yang mereka miliki lewat Instagram live. Sedikit berbeda dengan Yosia,

Yosia yang adalah seorang vappers seringkali membagikan informasi seputar vape lewat live

(8)

“gua sharing aku kemarin baru beli liquid ini loh, terus gua nanya gimana rasanya, terus dia bilang kurang cocok gitu rasanya, terus gua rekomendasiin kalau liquid ini

nih yang enak cobain aja. Biasanya sih gitu”

ungkapnya saat diminta bercerita tentang kebiasaan yang ia lakukan saat melakukan live.

Yosia yang memiliki pengetahuan lebih tentang vape membagikan pengetahuannya tersebut

dengan teman-temannya yang menyaksikan live yang ia lakukan, bahkan dapat memberikan

rekomendasi dan sosulis yang dapat membantu temannya.

Dari ketiga narasumber ini penulis menemukan bahwa live yang narasumber lakukan

memiliki tujuan untuk menunjukan potensi, kemampuan, atau bahkan pengetahuan yang

mereka miliki, agar live yang mereka lakukan lebih beragam dan dapat menarik perhatian

orang lain atau penonton live mereka. Seperti halnya yang sudah dikatakan oleh Loonstra,

Brouwers, & Tomic eksistensi diri adalah keinginan seseorang untuk menunjukan dirinya

lewat potensi-pontesi yang ia miliki sehingga ia dapat memaknai dirinya dan diakui oleh

orang lain, dalam hal ini adalah live yang ia lakukan berhasil membuatnya dapat menunjukan

potensi yang ia miliki dan diakui oleh orang lain.

(9)

Gambar 3. Nita live sambil menyayi bersama dengan temannya Sumber : Screen shoot dari ponsel Thirsa Damaris

Gambar 4. Yosia saat sedang melakukan live sembari menunggu reaksi dari responden

(10)

5.3.2. Menunjukan Keseharian atau aktifitas pengguna

Selain membagikan potensi atau bakat yang dimiliki beberapa narasumber penulis

juga senang membagikan kesehariannya lewat Instagram live, para pengguna aktif insatgram

live ini membagikan kesehariannya lewat instastory dan Instagram live setiap harinya. Dari

kesepuluh narasumber penulis, tiga narasumber yang bernama Jean, Aloy dan Tirza masuk

dalam kategori pengguna Instagram live yang sering menunjukan kesehariannya lewat fitur

ini. Dalam kesehariannya baik melalui Instagram story ataupun Instagram live ketiga

narasumber penulis ini sangat sering membagikan kegiatannya lewat fitur insatgram ini, ada

yang saat sedang dalam perjalanan ada pula yang sering melakukan live di tempat nongkrong.

Salah satu narasumber penulis yang bernama Jean cenderung melakukan live di

tempat umum, salah satu live yang Jean pernah lakukan adalah live di dalam mobil jelasanya:

“waktu itu pernah deh sekali live dalam perjalanan, itu lama banget, itu membahas mulai dari aku sampai temenku, bahas makanan sampai ya bahas masa kini. Jadi itu live perjalanan dari salatiga ke Jogja, jadi itu lama banget livenya.. hampir sejam

kayaknya..”,

Jean lebih cenderung menonjolkan dirinya lewat live yang dilakukan bersama dengan

teman-temannya, dan menceritakan hal-hal yang berkaitan dengan dirinya. Hal ini dianggap Jean

sebagai salah satu hal yang menyenangkan karena orang-orang menyaksikan live yang ia

lakukan dan meangapresiasikan apa yang ia lakukan dengan cara menonton dan merepon apa

yang ia lakukan. Sama halnya seperti Aloy, ia juga sering melakukan live di tempat umum

atau di tempat nongkrong saat berama dengan teman-temannya ungkap Aloy saat ditanya

dalam situasi bagaimanakah ia lebih sering melakukan live jawabnya:

“lebih sering kalau lagi sama temen atau di moment-moment tertentu pas lagi rame atau tempat-tempat rame”.

Aloy cenderung melakukan live jika bersama dengan teman-temannya, baginya menunjukan

diri dengan cara memperlihatkan pergaulnnya adalah suatu bentuk pengakuan tersendiri bagi

dirinya. Apa yang Jean dan Aloy lakukan tidak jauh berbeda dengan apa yang Tirza lakukan

saat live Tirza mengungkapkan ia sering live di tempat umum karena ingin menunjukan

pergaulan dan kesehariannya dirinya:

(11)

Dari ketiga alasan narasumber ini penulis melihat bahwa tingkat kepercayaan diri

pengguna Instagram live akan lebih meningkat jika ia melakukan sesuatu yang

menyenangkan bersama dengan orang lain, sehingga keinginannya untuk melakukan live di

Instagram semakin meningkat. Heidegger (dalam Friedman & Schustack, 2008)

mengungkapkan bahwa eksistensi adalah makna dari keberadaan manusia yang

mengedepankan masalah being-in-theworld, yaitu diri manusia tidak akan ada tanpa dunia

dan dunia tidak akan ada tanpa makhluk yang mempersepsikannya. Hal inilah yang

dibutuhkan oleh para pengguna Instagram live tersebut, bagi mereka kehadiran orang lain

dalam live yang mereka lakukan adalah hal yang sangat diperlukan, agar adanya pengakuan

yang mereka dapatkan dari orang lain.

(12)

Gambar 6. Aloy melakukan live di cafe bersama temannya Sumber : Screen shoot dari ponsel Thirsa Damaris

(13)

5.3.3. Mengisi waktu senggang

Selain alasan-alasan tadi beberapa narasumber penulis juga mengungkapkan alasan

lain mereka saat menggunakan Instagram live. Menurut ke 4 narasumber lainnya, mereka

menggunakan Instagram live hanya untuk mengisi kekosongan waktu yang mereka miliki dan

untuk mengatasi kebosanan yang mereka rasakan. Mereka juga tidak memiliki kebiasaan

tertentu saat melakukan live yang mereka lakukan, keempat narasumber ini cenderung

melakukan live untuk mencari teman mengobrol.

Seperti yang diungkapkan oleh Claudya Appono saat ditanya apakah ia memiliki

alasan tersendiri untuk melakukan Instagram live ia menjawab :

“alasan tersendiri ngga ada sih. Cuman untuk seneng-seneng..kalau lagi kesepian” Claudya merasa bahwa Instagram bisa menjadi sarana untuk menghilangkan kesepian yang ia

rasakan. Selain itu Claudya juga mengungkapkan ia seringkali menggunkan Instagram live

saat ia ingin mencari hiburan tuturnya :

“aku sih biasanya lebih cari hiburan, kalau sedih biasanya cari hiburan kesitu, bagi

ceritanya kesitu”.

Sama seperti yang maksudkan Claudia, salah satu narasumber penulis yang bernama Indra

juga menjawab demikian :

“ya cuman buat menghilangkan ke gabutan gitu”

jadi Indra mengungkapkan kalau ia melakukan live karena baginya Instagram live dapat

menghilangkan kebosanan yang ia rasakan. Dari pernyataan yang sudah dipaparkan oleh para

narasumber penulis melihat bahwa sebenarnya tujuan dari semua live yang dilakukan oleh

setiap narasumber adalah untuk memperoleh perhatian dan diakui keberadaannya dari orang

lain lewat Instagram live. Adapula narasumber penulis yang bernama Isac yang juga

melakukan live di waktu-waktu senganggnya, namun terkadang ia juga melakukan live di

tempat umum karena baginya saat ia bosan ia akan melakukan live dimanapun ia berada.

Sedangkan narasumber terakhir penulis yang bernama Ivon mengaku melakukan live saat ia

merasa bosan ungkapnya

(14)

Dibalik semua alasan yang diungkapkan oleh para narasumber yang sering melakukan

live saat sedang bosan terdapat satu alasan yang sama dibalik semua itu, yaitu semua

narasumber tersebut memiliki keinginan untuk mendapatkan teman untuk berbicara lewat

Instagram live yang mereka lakukan. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Prof. Dr.Nina W.

Syam (dalam Psikologi sebagai akar Ilmu Komunikasi 2011: 102) eksistensialisme diadopsi

sebagai pandangan manusia yang mendambakan interaksi dengan manusia lainnya atau

kehadiran orang lain dengan berbagai interpertasi merupakan suatu syarat dengan makna

dirinya, jadi dari hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan narasumber ditemui bahwa

pengguna Instagram live cenderung mencari teman untuk berinteraksi lewat Instagram live

agar ia dapat memaknai dirinya lewat pengakuan orang lain.

(15)

Gambar 9. Indra melakukan live di kamarnya Sumber : Screen shoot dari ponsel Thirsa Damaris

(16)

Gambar 11. Claudya melakukan live di kamar temannya Sumber : Screen shoot dari ponsel Thirsa Damaris

5.3. Rekasi pengguna Instagram Live saat mendapatkan penonton dan reponden

Saat melakukan Instagram live tampilan yang akan muncul adalah kolom komentar,

dan jumlah penonton, jika ada orang yang menonton maka kolom jumlah penonton akan

muncul sesuai dengan seberapa banyak penonton yang menyaksikan, begitu pula kolom

komentar, akan muncul ketika ada reponden yang mengomentari live yang sedang

berlangsung. Dari hasil wawancara yang dilakukan, penulis menemukan bahwa banyaknya

penonton dan reponden dalam live dapat mempengaruhi durasi live, dan perasaan pengguna

live tersebut. Dari kesepuluh narasumber yang penulis wawancarai hanya dua orang

narasumber yang tidak merasa kecewa saat live yang mereka lakukan sepi dari penonton dan

reponden. Kedelapan orang lainnya menganggap bahwa keberadaan penonton dan reponden

sangatlah penting untuk keberlangsungan live yang mereka lakukan. Seperti yang

diungkapkan oleh Rodgers & Thompson akar atau dasar eksistensi sendiri bermula pada

pandangan bahwa manusia selalu hidup dalam bahaya yang tidak pernah lepas dari

kecemasan, ketakutan, dan fakta akan kematian, kondisi-kondisi inilah yang mendorong

manusia untuk mewujudkan eksistensi dirinya dengan merealisasikan

kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam rangka mencapai kehidupan yang bermakna. Lewat pengertian

tersebut dapat dilihat bahwa seseorang cenderung merasa kecemasan saat dirinya tidak diaku

keberadaanya oleh orang lain, hal ini jika dikaitkan dengan penulisan ini dapat terlihat

(17)

yang menyaksikan live yang ia lakukan, karena baginya kehadiran orang lain adalah bentuk

bahwa dirinya diakui oleh orang lain.

Salah satu narasumber peneloti yang bernama Ivon Wenni mengungkapkan bahwa

dirinya sering bertanya-tanya saat ia tidak memiliki penonton ia merasa dirinya kurang

dianggap oleh orang lain ungkapnya:

“aduh kalau sedikit yang nonton aku mikir duh kenapa ngga ada yang nonton live aku,

apa aku kurang hitz atau gimana”

ia seringkali merasa tidak percaya diri jika live yang ia lakukan tidak ditonton atau direspon

oleh banyak orang. Bukan hanya Ivon, Isack salah satu narasumber penulis juga merasakan

demikian jika banyak yang menyaksikan live yang ia lakukan maka ia merasa bahwa dirinya

adalah orang yang pandai bergaul ungkapnya:

“..kalau ada banyak penonton sih saya senang, saya dengan Indra (teman isac) sering join live atau kadang live sambil bersebelahan saya bilang, penonton saya lebih

banyak artinya seperti menyombongkan diri kan artinya saya lebih hits”.

Isack bahkan seringkali membandingkan dirinya dengan temannya jika ia memiliki banyak

penonton, baginya memiliki banyak penonton berati ia lebih pandai bergaul dari pada

temannya. Begitupula pengakuan salah satu narasumber penulis yang bernama Nita

ungkapnya saat ditanya bagaimana perasaan anda saat sah melakukan live :

“kalau live ngga ada yang nonton ada rasa kayak gimana gitu.. rasa sunyi sepi, kalau udah ada yang nonton tiba-tiba semangat gitu..”,

dari pengakuan narasumber dapat terlihat bahwa peenonton dapat mempengaruhi

perasaannya saat itu, bahkan dapat dikatakan jumlah penonton memang penting bagi

pengguna live tersebut karena dapat meningkatkan semangat pengguna insatgram live

tersebut.

Berbeda halnya dengan Claudya dan April bagi mereka banyak atau sedikit penonton

yang mereka dapat tidak menjadi suatu masalah yang berarti, ungkap Claudya :

“kalau jumlah penonton sedikit atau banyak sih ngga masalah”,

begitupula dengan April saat ditanya adakah ada perbedaan perasaan saat mendapat banyak

penonton dan sedikit penonton jawabnya

(18)

apapun karena, fitur Instagram live itu cukup sangat-sangat membantu saya untuk

mengaplikasikan apa yang jadi kriteria saya gituloh..”

jadi menurut April fitur Instagram live ini sangat membantunya untuk mengekspresikan

dirinya, sehingga ia tidak perduli dengan banyak atau sedikitnya penonton karena ia sudah

merasa senang saat melakukan live.

5.4. Komunikasi Interpersonal dalam membagun eksistensi diri penggunannya

Saat penulisan ini dilakuakan penulis menemukan sebuah pernyataan yang cukup

menarik perhatin karena semua narasumber menjawab dengan jawabn yang sama yaitu

pengguna Instagram live lebih menyukasi jika banyak orang yang merespon live yang mereka

lakukan. Bukan hanya mengenai jumlah penonton ternyata penulis menemui bahwa

banyaknya reponden lebih diinginkan oleh narasumber saat live berlangsung karena bagi para

narasumber interaksi adalah hal yang sangat dibutuhkan. Menurut Prof. Dr.Nina W. Syam,

eksistensialisme diadopsi sebagai pandangan manusia yang mendambakan interaksi dengan

manusia lainnya atau kehadiran orang lain dengan berbagai interpertasi merupakan suatu

syarat dengan makna dirinya. Jadi dapat disimpulakan bahwa interaksi adalah hal yang sangat

penting demi tercapainya eksistensi dalam diri seorang pengguna Instagram live, karena

pengakuan terhadap dirinya dapat tercapai bila adanya interaksi yang terjalin dengan orang

lain. Pernyataan dari kesepuluh narasumber penulis menunjukan kalau Instagram live bukan

saja sebagai media hiburan namun juga sebagai media komunikasi antar pengguna Instagram

live dan pengguna Instagram lainnya.

Salah satu narasumber penulis yang bernama Nita mengungkapkan dirinya lebih

senang bila ada orang yang merespon live yang ia lakukan ungkapnya saat ditanya mana yang

lebih ia senangi banyak respon atau banyak yang menonton jawabnya :

“banyak merespon, karena kalau mereka hanya menonton kesannya hanya saya

sendiri.. jadi lebih enak kalau kita saling berinteraksi”

Nita mengakui kalau dirinya memang mendambakan adanya interaksi antar dirinya dan

penonton lewat live yang ia lakukan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengguna Instagram live

lebih menyukai adanya reponden agar terjadinya interaksi antar dirinya dan teman

Instagramnya lewat live yang ia lakukan. Interaksi yang didambakan pengguna insatgram live

adalah bentuk agar dirinya dapat merasa diakui keberadaannya oleh orang lain. Begitupula

dengan pengakuan Aloy saat ditanya kenapa ia lebih suka jika banyak yang merespon

(19)

“karena kalau cuman nonton dan dipantengin terus tuh kayak ngga ada feedbacknya terus kayak, kita mau ngapain lagi gitu loh kalau ada yang nanya-nanya kan seneng

gitu”.

Disinilah peran komunikasi interpersonal sangat penting karena pengguna Instagram live

dapat berkomunikasi langsung dengan orang lain yang memberikan respon saat pengguna

melakukan siaran langsung.

Dari hasil wawancara yang dilakukan ditemui bahwa meskipun setiap narasumber

memiliki alasan dan kebiasaan yang beragam saat melakukan live mereka tetap memiliki

kesamaan yaitu keinginan untuk berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi yang terjadi

antar pengguna insatgram live dan reponden ini berlangsung dengan baik. Komunikasi

interpersonal menurut Devito (1989) adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan

penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya

dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera (Effendy,2003, hal. 30).

Komunikasi yang terjalin dalam Instagram live penulis kaitkan dengan komunikasi

interpersonal, dimana memang komunikasi tersebut berjalan dan mendapatkan respon balik

dengan segera oleh pengguna Instagram maupun reponden Instagram live tersebut.

Jadi dapat disimpulkan bahwa live yang dilakukan setiap narasumber memang

beragam, ada yang untuk menunujukan bakat atau kelebihan yang mereka miliki, ada yang

untuk menunjukan aktifitas atau pergaulannya dan ada yang melakukan live hanya untuk

mengisi waktu luangnnya. Namun dibalik semua itu, setiap pengguna Instagram live

memiliki keinginan yang sama yaitu mendambakan adanya interkasi dengan orang lain

sebagai bentuk pereprentasian dirinya lewat interkasi yang terjalin dengan orang lain lewat

Instagram live yang mereka lakukan. Maka dapat terlihat bahwa Instagram live adalah salah

media yang digunakan mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana untuk menunjukan

Gambar

Gambar 2. April saat sedang melakukan live sambil memoles wajah
Gambar 3. Nita live sambil menyayi bersama dengan temannya
Gambar 5. Jean melakukan live di mobil
Gambar 6. Aloy melakukan live di cafe bersama temannya
+4

Referensi

Dokumen terkait

UU Nomor 21 tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan atau Banguan (BPHTB) merupakan undang-undang yang pertama kalinya mengatur BPHTB secara jelas

Adapun yang menjadi faktor penghambat dakwah LDK alisan berdasarkan informan adalah ada orang yang tidak suka dengan kegiatan kegiatan LDK Al-Ihsan, terjadinya bentrok jam

An-Nisa : 34 mengajarkan bahwa kaum laki-laki (suami) berkewajiban memimpin kaum perempuan (isteri) karena laki-laki mempunyai kelebihan atas kaum perempuan (dari segi kodrat

Hasil uji statistik Kendall Tau menunjukkan nilai  sebesar -0,374 dengan taraf signifikansi (p) 0,024 sehingga memberikan kesimpulan terdapat hubungan yang signifikan dan

hal-hal yang berkaitan dengan operasi penggunaan energi obyek yang diteliti maupun kebutuhan energi keseluruhan bangunan gedung. 4.2.3 Perhitungan dan analisis

Indikator berpengaruh diperoleh dari hasil analisis leverage factor terhadap nilai indeks keberlanjutan sebanyak 26 indikator yang terdiri dari: kriteria lingkungan 4

2. Meliputi pekerjaan penimbunan dan pemadatan untuk peninggian lantai bangunan sesuai dengan peil yang telah ditentukan serta urugan pasir dibawah lantai untuk bangunan sesuai

Menurut Sadjad (1975), benih akan memulai aktivitas fisiologis untuk berkecambah apabila ada imbibisi sejumlah air, karena air sangat berpengaruh penting dalam