• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Konfigurasi Modal Sosial Etnis Jawa dalam Mendukung Keberhasilan Pembangunan Desa (Studi Deskriptif Desa Sena, Kacamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang Sumatra Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Konfigurasi Modal Sosial Etnis Jawa dalam Mendukung Keberhasilan Pembangunan Desa (Studi Deskriptif Desa Sena, Kacamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang Sumatra Utara)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan adalah sebagai sebuah proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan (Todaro, 2000). Pembangunan juga diartikan sebagai suatu proses perubahan sosial dengan partisipatori yang luas dalam suatu masyarakat yang dimaksudkan untuk mencapai kemajuan sosial dan material (termasuk bertambah besarnya keadilan, kebebasan dan kualitas lainnya yang dihargai) untuk mayoritas rakyat melalui control yang lebih besar yang mereka peroleh terhadap lingkungan mereka (Rogers, 1983).

(2)

Rapuhnya sistem sosial sekarang ini disebabkan akibat dari model pembangunan yang hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi seperti yang telah dijalankan oleh pemerintah pusat sebelumnya, sehingga dianggap gagal dan menyebabkan permasalahan bangsa. Hal ini perlu dicari sumber dan penyebab sehingga dapat memperoleh solusi yang baik dan salah satunya adalah pembangunan dan pengembangan yang melibatkan aspek sosial selain dari aspek ekonomi dan demografi, karena hal inilah yang dianggap sebagai sumber permasalahan sekaligus pemecahan masalah yang ada.

(3)

dalam model pembangunan manusia, sehingga kedua kapasitas tersebut baru bisa berkembang apabila ditunjang oleh modal sosial yang dimiliki masyarakat.

Menurut (Noor, 2006 dalam Masdin AP) bahwa modal sosial yang ada dalam masyarakat dapat mensejahterakan masyarakat dan mereduksi ketidakpastian bahkan lebih dari itu dapat meminimalisir peluang konflik. Kondisi inilah yang menjadi tantangan bagi daerah dalam rangka otonomi daerah dalam rangka otonomi daerah yaitu membangun kembali institusi-institusi yang sudah hancur,menegakkan kembali modal sosial terutama rasa saling percaya antara masyarakat dan pemerintah. Kondisi masyarakat yang dulunya beriman dengan ciri-ciri masyarakat tradisional yang mengandalkan sifat toleransi, saling percaya dan gotong royong kini berubah menjadi rasa saling mencurigai antar etnis, antar suku, antar agama, antar partai politik, antara masyarakat dengan pemerintah harus mendapat perhatian utama dalam memulai proses pembangunan daerah otonom.

(4)

intensif di daya gunakan modal sosial itu. Putnam (dalam Badaruddin, 2003) menyebutkan bahwa modal sosial tersebut mengacu pada aspek-aspek utama dari organisasi sosial,seperti kepercayaan (trust), norma-norma (norms) dan jaringan jaringan (networks) yang dapat meningkatkan efisiensi dalam suatu masyarakat melalui fasilitas bagi tindakan-tindakan yang terkoordinasi.

Modal sosial merupakan salah satu modal dasar pembangunan yang saat ini mulai diperhatikan oleh berbagai kalangan. Modal sosial itu sendiri dicirikan oleh berkembang dan berfungsinya kelembagaan di masyarakat dengan baik. Atas dasar ini, maka dapat dikatakan bahwa pembangunan harus didasarkan kepada pemahaman yang utuh terhadap ragam dan sifat modal sosial yang mereka miliki, sehingga perencanaan dan pelaksanaan pembangunan akan menjadi lebih efektif.

Dalam proses konteks perkembangan wilayah, kawasan pedesaan merupakan kawasan yang tertinggal, sebab letaknya relatif jauh dari pusat pemerintah karena jaraknya yang relatif jauh pembangunan dikawasan tersebut belum dianggap sebagai prioritas utama. Kemajuan dikawasan pedesaan biasanya disebabkan oleh adanya dukungan dari sektor industri, jasa, dan perdagangan.ketiadaan sektor-sektor tersebut membuat kawasan pedesaan tetap tertinggal.

(5)

Kabupaten Deli Serdang yang dinamakan Gerakan Deli Serdang Membangun, sampai dengan akhir tahun 2010, kecamatan ini mampu menghimpun partisipasi swadaya masyarakat dan pengusaha senilai Rp.17.735.160.000.

Desa sena merupakan salah satu dari dua puluh desa yang terdapat di Kacamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang. Desa Sena yang saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, padahal pada tahun 2002 desa sena hanyalah salah satu desa tertinggal dari sekian banyak desa yang ada di daerah Kecamatan Batang Kuis. Berdasarkan hasil obesrvasi, peneliti melihat infrastruktur Desa Sena, seperti sarana dan prasarana transportasi, sumber daya air, energi, dan sanitasi, telekomunikasi maupun pengolaan sampah, sebagai prasyarat dari aktivitas sosial dan ekonomi dinilai cukup baik. Selain itu lembaga-lembaga kemasyarakatan pun mulai terlihat aktif seperti organisasi kepemudaan, partai-partai politik,lembaga adat, lembaga-lembaga keagamaan,dan sebagainya.ini menandakan bahwa elemen-elemen modal sosial telah terbangun diantara komunitas tempatan Desa Sena, dimana terbangunnya modal sosial diiringi dengan perkembangan wilayah Desa Sena sebagai kawasan hinterland (daerah pedalaman).

(6)

wilayah, kesamaan kepentingan atau kesadaran membantu satu sama lain dalam menghadapi kesulitan dan tantangan yang muncul.

Masyarakat desa Sena Kabupaten Deli Sedang dikenal sebagai komunitas yang dalam kehidupan sehari-hari menggantungkan hidupnya pada perdagangan, buruh dan pekerja perkebunan, tatanan sosial masyarakatnya berakar kuat pada sendi-sendi agama dan erat dalam memegang adat istiadat setempat. Kandungan nilai-nilai sosial tersebut bersifat universal di mana banyak memuat nilai-nilai kebersamaan, saling tolong menolong, toleran, dan sifatnya terbuka merupakan wujud nyata dari nilai-nilai modal sosial. Modal sosial yang muncul pada level individu seperti melaksanakan gotong royong, ibadah haji, kematian, perkawinan, pengajian umum, greneg besar, dan tradisi lainnya oleh tokoh-tokoh agama dan kegiatan lainnya. Sementara pada aktivitas kelompok, modal sosial muncul dalam kegiatan membangun sarana beribadah, madrasah, peringatan Maulid Nabi, peringatan hari syawal, peringatan hari besar islam, selamatan dan lainnya. Dengan demikian keberadaan modal sosial diharapkan dapat menumbuhkan partisipasi masyarakat dan menjadi pendorong bagi peningkatan akselerasi peran daerah dalam meningkatkan pengembangan masyarakat sehingga kesenjangan daerah atau desa dan kota dapat diminimalisir.

(7)

atas dapat dicermati apabila memberi ruang dan peluang yang cukup baik dalam optimalisasi program pembangunan dan pemberdayaan yang akan dilakukan. Dengan

adanya upaya mensinergiskan suatu program dengan modal sosial yang ada pada masyarakat penerima program tentunya akan memberi suatu pencapaian yang lebih baik dan maksimal. Berdasarkan fenomena tersebut, Penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai. Konfigurasi modal sosial etnis Jawa dalam mendukung keberhasilan pembangunan Desa Sena Kec. Batang kuis, Kabupaten Deli Serdang. 1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan apa yang telah diuraikan pada latar belakang di atas,maka peneliti menyimpulkan permasalahan yang akan dijadikan bahan penelitian,adapun perumusan masalah dalam penelitian ini,antara lain:

1. Bagaimana cara masyarakat etnis Jawa di Desa Sena mendukung keberhasilan pembangunan Desa.?

2. Modal sosial apakah yang dimiliki oleh komunitas etnis Jawa di Desa Sena untuk mendukung keberhasilan pembangunan desa ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini antara lain:

1. Untuk mengetahui cara yang dilakukan masyarakat etnis Jawa di Desa Sena untuk mendukung keberhasilan pembangunan desa.

(8)

1.4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

Secara umum, hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai karakteristik dan konfigurasi modal sosial pada komunitas etnis di dikawasan pedesaan.

a. Manfaat Teoritis

1. Mengenali perilaku sosial didalam ruang lingkup modal sosial penduduk desa Sena.

2. Untuk melihat pemanfaatan jaringan sosial, kepercayaan, resiprositas, norma, nilai dan tindakan proaktif yang dimiliki masyrakat etnis Jawa, didalam melakukan kegiatan-kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan keberhasilan pembangunan desa.

3. Mengenali perilaku pengusaha didalam kegiatan-kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan keberlangsungan usaha industri batik, yang dilihat dari sisi permodalan, manajemen tenaga kerja atau sumber daya manusia, produksi dan pemasaran.

4. Sebagai syarat menyelesaikan S1 Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

a. Manfaat Praktis

(9)

Kemudian bagi peneliti sendiri, hasil penelitian ini berguna untuk memperdalam kajian sosiologi, terutama kajian-kajian yang berkaitan dengan modal sosial.

1.5. Defenisi Konsep

Peneitian mengenai konfigurasi modal sosial pada etnis Jawa di desa Sena tidak semata-mata ditujukan untuk mengidentifikasi karakteristik dan konfigurasi modal sosial, tetapi juga untuk mengetahui bagaimana proses tumbuh dan berkembangnya elemen-elemen modal sosial yang memacu pesatnya pertumbuhan Desa Sena sebagai kawasan pinggiran (hinterland). Kemudian, agar penelitian tetap terfokus dan tidak menimbulakan penafsiran ganda,maka digunakan beberapa defenisi konsep sebagai berikut:

1. Komunitas tempatan adalah setiap orang yang menempati suatu wilayah geografis suatu daerah selama satu tahun atau lebih,terikat oleh aturan-aturan yang berlaku,saling berinteraksi satu sama lain.

2. Hinterland (daerah pinggiran) adalah desa-desa pendukung yang berada disekitar wilayah kota medan mainland (kota). Hinterland merupakan daerah perbatasan antara kota medan dan Kabupaten Deli Serdang, letaknya relatif jauh dari pusat pemerintahan dua membentuk pembangunan dikawasan hinterland belum menjadi prioritas utama.

(10)

4. Pedesaan adalah satu kesatuan dimana bertempat tinggal bersama dalam lingkungan yang sama dan suatu masyarakat yang berkuasa mengadukan pemerintahan sendiri.

5. Trust (kepercayaan) adalah rasa saling percaya yang melekat pada setiap komunitas.ketersediaan trust berbeda-beda dalam setiap komunitas,yang disebabkan oleh perbedaan nilai-nilai budaya.

6. Partisipasi adalah keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan partisipasi mencakup keterlibatan masyarakat dalam perencanaan, pengambilan keputusan, hingga pelaksanaan kegiatan pembangunan.

7. Konfigurasi adalah Struktur sosial atau unsur-unsur sosial yang pokok dalam

masyarakat, seperti: kelompok-kelompok sosial, kelas-kelas sosial,

kekuasaan dan wewenang, lembaga-lembaga sosial maupun nilai dan norma

sosial. Furnival mengemukakan bahwa apabila dilihat dari konfigurasi etnis atau kelompok yang menjadi unsurnya, paling tidak terdapat empat macam masyarakat majemuk, yaitu:

a. Masyarakat majemuk dengan konfigurasi kompetisi seimbang Di antara kelompok-kelompok yang ada, masing-masing mempunyai kekuatan kompetisi yang seimbang, tidak ada satupun kelompok yang dapat menguasai yang lain.

(11)

c. Masyarakat majemuk dengan konfigurasi minoritas dominan.Di antara kelompok-kelompok yang ada terdapat satu kelompok yang kecil tetapi berkuasa

Referensi

Dokumen terkait

Angin pasat yang arahnya tetap, dapat menimbulkan arus tetap yang disebut arus khatulistiwa dan bergerak ke arah barat. Ada lima arus khatulistiwa, yaitu satu di Lautan Hindia, dua

Butir Kuesioner 1, ―Saya dapat melihat produk headphone muncul dalam salah satu scene MV Friends‖. Sementara 190 responden atau sebanyak 44% dari responden merasa

Sedangkan untuk sampel tanah yang dicampur dengan kapur dan renolith dilakukan dengan kondisi tanah kering udara dimana pencampuran menggunakan kadar air optimum

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian yang sehubungan dengan Pengaruh Baby Massage Terhadap Kualitas Tidur Bayi Usia 3-12 Bulan di Desa

The level of genetic diversity in this study have been similar or different to other values reported for different chicken populations using micro satellite markers (Olowofeso et

Kerukunan dan keharmonisan rumah tangga sangat diperlukan dan dibutuhkan seorang anak untuk perkembang dan hidup menjadi lebih baik, kerena keluarga merupakan satu-satunya tempat

Skripsi Makna Rumah Bagi Keluarga: Studi Kaus Relokasi .... Eva

Adil Abdullah Bapak Rusli, S.Pd.I, dan Ibu Misnawati, siswa serta seluruh dewan guru dan staf Tata Usaha SMP Islam Terpadu Ukhuwah Banjarmasin yang telah