BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Pengawasan Keuangan
Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja
standar pada perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk
membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk
menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil
tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya telah
digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan
(Kadarman 2001)
Pengawasan merupakan rangkaian kegiatan pemantauan, pemeriksaan dan
evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan. Pengawasan dilakukan untuk menjamin
semua kebijakan program dan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan aturan yang
berlaku. Pengawasan dilakukan untuk mengetahui apakah perencanaan yang telah
disusun dapat berjalan secara efisien, efektif dan ekonomis. Pengawasan yang
dilakukan dapat berupa pengawasan secara langsung dan tidak langsung serta
preventif dan represif. Pengawasan langsung dilakukan secara pribadi dengan cara
mengamati, meneliti, memeriksa, mengecek sendiri ditempat pekerjaan dan meminta
secara langsung dari pelaksana dengan cara inspeksi. Sedangkan pengawasan tidak
langsung dilakukan dengan cara mempelajari laporan yang diterima dari pelaksana.
Pengawasan preventif dilakukan melalui Pre-audit yaitu sebelum pekerjaan dimulai.
Pengawasan represif dilakukan melalui post-audit dengan pemeriksaan terhadap
Pengawasan merupakan tahap integral dengan keseluruh tahap pada
penyusunan dan pelaporan PKAPB. Pengawasan diperlukan pada setiap tahap bukan
hanya pada tahap evaluasi saja (Mardiasmo, 2001). Pengawasan yang dilakukan oleh
Pimpinan dimulai pada saat proses penyusunan, pengesahan, pelaksanaan, dan
pertanggunganjawaban APBD. Alamsyah (1997) menyebutkan bahwa tujuan adanya
pengawasan APBD adalah untuk : (1) menjaga agar anggaran yang disusun
benar-benar dijalankan, (2) menjaga agar pelaksanaan APBD sesuai dengan anggaran yang
digariskan, dan (3) menjaga agar pelaksanaan APBD benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan.
2.1.2. Pengetahuan Anggaran
Kapabilitas dan kemampuan pimpinan yang harus dimiliki antara lain
pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman dalam menyusun berbagai kegiatan.
Pengetahuan erat kaitannya dengan pendidikan dan pengalaman. Pengalaman dan
pengetahuan yang tinggi akan sangat membantu seseorang dalam memecahkan
persoalan yang dihadapinya sesuai dengan kedudukan anggota DPRD sebagai wakil
rakyat (Truman, 1960). Pengertian anggaran (budget) ialah suatu rencana yang
disusun secara sistematis, meliputi seluruh kegiatan perusahaan, dinyatakan dalam
unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan
datang. Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif
yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain yang
mencakup jangka waktu satu tahun (Mulyadi, 2001). Penganggaran adalah
perencanaan yang digambarkan secara kuantitatif dalam bentuk keuangan dan ukuran
kuantitatif lainnya (Supriyono, 2002). Laba atau keuntungan yang ingin dicapai oleh
diimplementasikan, hasilnya akan dibandingkan dengan anggarannya sehingga dapat
diketahui penyimpangan yang timbul. Penyimpangan yang timbul tersebut dianalisis
lebih lanjut untuk kemudian digunakan sebagai umpan balik di kegiatan yang akan
datang. Pengetahuan pimpinan tentang anggaran dapat diartikan sebagai pengetahuan
pimpinan terhadap mekanisme penyusunan anggaran mulai dari tahap perencanaan
sampai pada tahap pertanggungjawaban serta pengetahuan pimpinan tentang
peraturan-peraturan yang mengatur tentang pengelolaan keuangan. Penganggaran
merupakan perencanaan keuangan perusahaan yang dipakai sebagai dasar
pengendalian (pengawasan) keuangan perusahaan untuk periode yang akan datang
(Supriyono, 2002)
Anggaran merupakan suatu rencana jangka pendek yang disusun berdasarkan
rencana kegiatan jangka panjang yang telah ditetapkan dalam proses penyusunan
program. Dimana anggaran disusun oleh pimpinan untuk jangka waktu satu tahun,
yang nantinya akan menuju kepada kondisi tertentu yang diinginkan dengan sumber
daya yang ditentukan.
Pengetahuan yang dibutuhkan dalam melakukan pengawasan salah satunya
adalah pengetahuan tentang anggaran, apabila pengetahuan tentang anggaran baik
maka diharapkan pimpinan dapat mendeteksi adanya pemborosan dan kebocoran
anggaran.
2.1.3. Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja adalah proses pembentukan pengetahuan atau keterampilan
tentang metode suatu pekerjaan karena keterlibatan karyawan tersebut dalam
pelaksanaan tugas pekerjaan (Manulang, 1984). Pengalaman kerja adalah ukuran
tugas–tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakan dengan baik
2.1.4. Latar Belakang Pendidikan
. Seseorang yang
mempunyai pengalaman kerja yang lebih banyak dibidang keuangan diharapkan
mempunyai lebih banyak pengetahuan tentang keuangan. Dari uraian tentang
pengalaman kerja diatas dapat disimpulkan, bahwa pengalaman kerja adalah tingkat
penguasaan pengetahuan serta keterampilan seseorang dalam pekerjaannya yang
dapat diukur dari masa kerja dan dari tingkat pengetahuan serta keterampilan yang
dimilikinya. Dalam penelitian ini pengalaman kerja yang dimaksud adalah
pengalaman kerja dibidang keuangan.
Latar belakang pendidikan adalah latar belakang pendidikan yang ditekuni
responden, variabel ini bersifat dummy. Dalam penelitian ini latar belakang yang
dimaksud adalah akuntansi atau tidak berlatarbelakang akuntansi.
2.1.5. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah cara atau teknik seseorang dalam
menjalankan suatu kepemimpinan, berusaha mempengaruhi perilaku orang-orang
yang dikelolanya. Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk memberikan
wawasan sehingga orang lain ingin mencapainya. Pemimpin yang baik memberikan
pengalaman, ketrampilan, dan sikap pribadinya untuk membangkitkan semangat dan
tim kerja. Pemimpin yang efektif mampu memberikan pengarahan terhadap usaha
semua anggotanya dalam mencapai tujuan.
Kepemimpinan diartikan sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkan
para pegawai dalam melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada mereka
(Trisnawati, 2005). Kepimpinan adalah kemampuan dalam mengatur, memberi
Selain itu pemimpin yang baik harus dapat menyelaraskan kebutuhan kelompok di
mana untuk mengembangkan nilai-nilai dan sesuatu yang menarik perhatian
organisasi.
Peranan pemimpin atau kepemimpinan dalam organisasi atau perusahaan ada
tiga bentuk yaitu peranan yang bersifat interpersonal, peranan yang bersifat
informasional, dan peranan pengambilan keputusan (Siagian, 2002). Yang dimaksud
dengan peranan yang bersifat interpersonal dalam organisasi adalah bahwa seorang
pemimpin dalam perusahaan atau organisasi merupakan simbol akan keberadaan
organisasi, seorang pemimpin bertanggung jawab untuk memotivasi dan memberikan
arahan kepada bawahan, dan seorang pemimpin mempunyai peranan sebagai
penghubung. Peranan yang bersifat informasi mengandung arti bahwa seorang
pemimpin dalam organisasi mempunyai peran sebagai pemberi, penerima dan
penganalisa informasi. Sedangkan peran pemimpin dalam pengambilan keputusan
mempunyai arti bahwa pemimpin mempunyai peran sebagai penentu kebijakan yang
akan diambil berupa strategi-strategi bisnis yang mampu untuk mengembangkan
inovasi, mengambil peluang atau kesempatan dan bernegosiasi dan menjalankan
usaha dengan konsisten.
Setiap pemimpin mempunyai gaya yang berbeda antara satu dengan yang
lainnya. Gaya kepemimpinan adalah norma perilaku yang digunakan oleh seseorang
pada saat orang tersebut berusaha mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia
lihat (Thoha, 2007). Sedangkan menurut (Winardi, 2000), gaya kepemimpinan adalah
sebuah pendekatan yang digunakan untuk memahami suksesnya kepemimpinan,
dalam hubungannya di mana pusat perhatian ditujukan pada yang dilakukan oleh
2.1.5.1. Kepemimpinan
Teori kepemimpinan menurut Winardi (2000) adalah sebagai berikut :
1. Teori otokratis
Kepemimpinan menurut teori ini didasarkan atas perintah, pemaksaan dan
tindakan yang agak arbiter dalam hubungan pimpinan dengan pihak bawahan.
2. Teori psikologis
Pendekatan ini kepada kepemimpinan menyatakan bahwa fungsi seorang
pemimpina adalah mengembangkan system motivasi terbaik.
3. Teori sosiologis
Pihak lain menganggap bahwa kepemimpinan terdiri dari usaha-usaha yang
melancarkan aktivitas para pemimpin dan yang berusaha untuk menyelesaikan
setiap konflik organisatoris antara pengikut.
4. Teori suportif
Pihak pemimpin beranggapan bahwa para pengikutnya ingin berusaha
sebaik-baiknya dan dapat memimpin dengan sebaik-sebaik-baiknya melalui tindakan membantu
mereka.
5. Teori “Laissez Faire”
Pemimpin memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada bawahan dalam hal
menentukan aktivitas mereka.
6. Teori perilaku pribadi
Kepemimpinan dapat pula dipelajari berdasarkan kualitas pribadi ataupun
pola-pola kelakuan para pemimpin. Pemimpin tidak berkelakuan sama ataupun
7. Teori sifat
Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin antara lain :
a. Intelegensi
b. Inisiatif
c. Energi atau rangsangan
d. Kedewasaan emosional
e. Persuasif
f. Skill communicative
g. Kepercayaan kepada diri sendiri
h. Perspektif
i. Kreativitas dan partisipasi social.
8. Teori situasi
Pada teori ini dianggap bahwa kepemimpinan terdiri dari tiga macam elemen
yakni : pemimpin, pengikut, situasi. Situasi dianggap elemen yang paling penting
karena memiliki banyak variable.
2.1.5.2. Tipe Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan menurut Hopwood (1976), ada beberapa tipe gaya
kepemimpinan yang dapat dijadikan indikator yang dapat mengukur gaya manajemen,
yaitu :
1. Gaya partisipatif, yaitu gaya kepemimpinan yang menempatkan pimpinan selalu
berada di tengah-tengah para bawahan sehingga ia terlihat dan berpartisipasi aktif
2. Gaya pengasuh, yaitu gaya kepemimpinan yang bersifat kebapakan. Pemimpin
dengan gaya seperti ini bertindak sebagai seorang bapak yang selalu melindungi
bawahannya dalam batas-batas yang wajar.
3. Gaya otoriter, yaitu gaya kepemimpinan yang menempatkan kekuasaan ditangan
satu orang.
4. Gaya birokrasi, yaitu gaya kepemimpinan yang menempatkan peraturan
organisasi sebagai orientasi dalam pelaksanaan tugas.
5. Gaya yang berorientasi pada tugas, yaitu gaya kepemimpinan yang memandang
bahwa pelaksanaan tugas adalah yang paling utama dalam suatu organisai.
Pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan seperti ini akan berupaya untuk
bekerja sesuai target dan tepat waktu, meskipun dalam kondisi sulit.
2.2. Review Peneliti Terdahulu
Erlina (2008) melakukan penelitian mengenai pengaruh pengetahuan
pimpinan tentang anggaran, jenjang pendidikan dan latar belakang pendidikan
terhadap pengawasan keuangan daerah, partisipasi masyarakat dan transparansi
kebijakan publik sebagai variabel moderating. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa latar belakang pendidikan dan jenjang pendidikan tidak mempunyai hubungan
dengan pengawasan keuangan, tetapi pengetahuan tentang anggaran signifikan
mempengaruhi pengawasan anggaran. Interaksi antara pengetahuan tentang anggaran
dan partisipasi masyarakat dalam penyusunan anggaran akan mempengaruhi
pengawasan keuangan. Interaksi antara pengetahuan tentang anggaran dan partisipasi
masyarakat dalam penyusunan anggaran dan pengawasan keuangan akan tidak
Winarna dan Murni (2007) meneliti tentang personal background, political
background dan pengetahuan dewan tentang anggaran terhadap peran DPRD Medan
dalam pengawasan keuangan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengetahuan
dewan tentang anggaran memiliki pengaruh signifikan terhadap peran DPRD dalam
pengawasan keuangan. Personal background dan political background secara umum
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peran DPRD dalam pengawasan
keuangan daerah.
Werimon (2007) meneliti tentang pengaruh partisipasi masyarakat dan
transparansi kebijakan publik terhadap hubungan antara pengetahuan dewan tentang
anggaran dengan pengawasan keuangan daerah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengetahuan dewan tentang anggaran berpengaruh terhadap pengawasan keuangan
daerah, sedangkan partisipasi masyarakat, kebijakan publik tidak berpengaruh positif
terhadap pengawasan keuangan.
Sopanah dan Wahyudi (2007) meneliti tentang pengaruh akuntabilitas publik,
partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik terhadap hubungan antara
pengetahuan anggaran dengan pengawasan keuangan daerah. Hasilnya menunjukkan
pengetahuan anggaran berpengaruh signifikan terhadap pengawasan keuangan.
Akuntabilitas publik, partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik tidak
berpengaruh terhadap pengawasan keuangan.
Selanjutnya Wardayani (2010) meneliti pengaruh pengetahuan dewan tentang
anggaran, partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik terhadap kinerja
DPRD dalam pengawasan keuangan daerah dengan komitmen professional sebagai
variabel moderasi. Hasilnya menunjukkan secara simultan dan parsial meneliti
transparansi kebijakan publik berpengaruh signifikan terhadap pengawasan keuangan.
Komitmen professional tidak memperkuat hubungan pengetahuan tentang anggaran,
partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik terhadap kinerja DPRD
dalam pengawasan keuangan.
Tabel 2.1. Review Peneliti Terdahulu
Peneliti Topik Variabel Hasil Penelitian
Erlina (2008)
Pengaruh Pengetahuan Tentang Angggaran terhadap Pengawasan Keuangan Daerah dan Kinerja Dewan; Peranan Partisipasi Masyarakat di Sumatera Utara
Variabel Independen : - Pengetahuan Dewan tentang anggaran, jenjang pendidikan
dan latar belakang pendidikan
Variabel Dependen : - Pengawasan
Keuangan Daerah
Variabel Moderating : - Partisipasi
masyarakat dan transparansi kebijakan publik
- Menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan dan jenjang pendidikan tidak mempunyai hubungan dengan Pengawasan anggaran, tetapi penge-tahuan tentang anggaran signifikan mempengaruhi pengawasan anggaran yang dilakukan anggota dewan. - Interaksi antara pengetahuan tentang
anggaran dan partisipasi masyarakat dalam penyusunan anggaran akan mempengaruhi pengawasan anggaran yang dilakukan oleh anggota dewan. - Latar belakang pendidikan dan
jenjang pendidikan tidak mempunyai hubungan dengan pengawasan anggaran, tetapi pengetahuan tentang anggaran signifikan mempengaruhi kinerja anggota dewan.
- Interaksi antara pengetahuan tentang anggaran dan partisipasi masyarakat dalam penyusunan anggaran dan pengawasan anggaran akan tidak mempengaruhi kinerja anggota dewan. Pengetahuan Dewan tentang Anggaran Terhadap Peran DPRD Dalam Pengawasan Keuangan
Variabel Independen - Personal background,
political background, dan pengetahuan
Pengetahuan Dewan tentang anggaran memiliki pengaruh signifikan terhadap peran DPRD dalam pengawasan keuangan daerah. Personal background dan political background secara umum tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peran DPRD dalam pengawasan keuangan daerah.
Simson Publik Terhadap Hubungan antara Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Dengan Pengawasan Keuangan Daerah (APBD)
Variabel Independen - Pengetahuan tentang
Anggaran Psrtisipasi Masyarakat, Trans-paransi Kebijakan Publik
Variabel Dependen - Pengawasan Keuangan
Daerah (APBD)
- Pengetahuan Dewan Tentang
Anggaran berpengaruh positif signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah (APBD)
- Interaksi antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan partisipasi masyarakat berpengaruh negative signifikan terhadap pengawasan APBD.
- Pengetahuan dewan tentang anggaran dengan transparansi kebijakan public tidak berpengaruh positif signifikan terhadap pengawasan APBD. - Pengetahuan dewan tentang anggaran
Tabel 2.1. Lanjutan Publik Terhadap Hubungan antara Pengetahuan Anggaran Dengan Pengawasan Keuangan Daerah (APBD)
Variabel Independen
- Pengetahuan Dewan tentang anggaran,
- Pengetahuan Anggaran berpengaruh signifikan terhadap pengawasan APBD baik menurut sampel dewan maupun masyarakat.
- Interaksi pengetahuan anggaran dengan akuntabilitas publik berpengaruh signifikan terhadap pengawasan APBD baik menurut sampel dewan maupun sample masyarakat. Hubungan yang ditunjukkan adalah negatif artinya semakin tinggi akuntabilitas maka pengawasan yang dilakukan oleh dewan semakin menurun.
- Interaksi pengetahuan anggaran dengan partisipasi masyarakat berpengaruh signifikan terhadap pengawasan APBD menurut dewan, sedang menurut masyarakat tidak signifikan.
- Interaksi pengetahuan anggaran dengan transparansi kebijakan publik tidak berpengaruh
Wardayani (2010)
Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran, Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan Publik Terhadap Kinerja DPRD Dalam Peng-awasan Keuangan Daerah dengan Komitmen Profesional sebagai Variabel Moderasi
Variabel Independen
- Pengetahuan Dewan tentang anggaran
Variabel Dependen
- Pengawasan keuangan daerah
Variabel Moderating
- Komitmen Profesional
- Secara simultan dan parsial pengetahuan dewan tentang anggaran, partisipasi masyarakat, dan transparansi kebijakan publik ber-pengaruh signifikan terhadap kinerja DPRD dalam pengawasan keuangan daerah