• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA K3 PADA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA K3 PADA"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

PADA PT.DWI PUTRA PERKASA DAN PT.TRINUNGGAL KOMARA

Oleh :

1. ANDI PRATAMA

200944500056

2. RESKY SEPTIAWAN

200944500043

3. RIZKY KURNIAWAN

200944500076

4. AHMAD KOMARULLAH 200944500104

5. MUSMULIA RANDI

200944500073

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM.

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

(2)

K3 di perusahaan Dwi Putra Perkasa Garment

A. Sejarah “Dwi Putra Perkasa Garment”

Usaha garment kemeja dari pemilik yang biasa dipanggil Pak Yanto ini berawal pada tahun 1989 yang saat itu usaha garment kemeja itu masih belum menggunakan nama usaha seperti sekarang ini. Dimana beliau masih menggunakan rumahnya sendiri sebagai tempat kerja untuk merintis usaha garment kemeja ini bagi para karyawannya. Awal mula pak yanto mendirikan usaha ini masih terdapat tujuh buah mesin manual.Dengan jumlah tujuh orang karyawan. Yaitu pak yanto sendiri dengan sang istri ditambah lima orang tetangga yang beliau didik dari awal. Saat itu pak yanto masih belum berani untuk membuka usaha garment kemeja ini karena keterbatasan jumlah mesin jahit serta pegawai. Yang ahirnya pada tahun 1998 pak yanto baru berani membuka usaha garment kemeja tersebut karena jumlah mesin jahit yang sudah memadai. Yaitu dengan jumlah 50 mesin jahit. Saat itu usaha garment kemeja tersebut berubah menjadi salah satu usaha garment kemeja yang terbesar di Indonesia. Dan itulah awal mula garment kemeja ini diberi nama menjadi nama yang sekarang ini yaitu, “Dwi Putra Perkasa Garment” dan disingkat menjadi “DPP Garment”.

(3)

banyaknya pegawai inilah yang membuat usaha ini selalu menambah jumlah mesin setiap tahunnya.Dari bertambahnya jumlah mesin dan pegawai inilah yang mengakibatkan keterbatasan kerja dan pada akhirnya beliau membuka cabang usaha garment kemeja ini untuk para pegawainya yang semakin bertambah, dimana cabang ini terletak di lima tempat yang ada di kota Malang ini. Yakni, plaosan, kebon agung, bululawang, Jln. Manggar atas no. 31A yang merupakan pusat dari usaha Garment itu sendiri dan awal mula tempat yang digunakan pak yanto dan sang istri untuk pertama kali membuka usaha garment ini yangjuga rumah kediaman bapak yanto sendiri. Adapun pak yanto ini adalah kelahiran kalipare, jadi beliau juga memutuskan untuk membuka cabang usaha garmen kemeja yang beliau geluti di tempat kelahirannya tersebut. Produk garment kemeja ini sendiri dipasarkan dengan nama label “LARUSSO”

B. Penerapan K3 pada “Dwi Putra Perkasa Garment” 1. Kesehatan Kerja

(4)

Dan rumah sang pemilik sendiri digunakan sebagai kantor dan tempat menjahit per bagian produk kemeja.

Dalam hal ini pemilik sendiri menerapkan adanya sistem estafet pada produksinya. Yang dimaksut estafet disini adalah tiap ruangan, khususnya ruang menjahit dibagi menjadi beberapa bagian untuk memudahkan proses menjahit sehingga hasil yang didapat pun lebih banyak. Untuk luas ruang menjahit ini sekitar 12 m x 6 mdimana didalamnya berisikan 30 orang pegawai. Jadi setiap orangnya berhak mendapatkan kebebasan tempat seluas 1m persegi beserta dengan mesin yang dipakai masing-masing oleh para pegawainya

Area Kerja

(5)

produksi.Yang pada akhirnya beliau memberikan beberapa ventilasi serta blowing, yang digunakan untuk sirkulasi udara dalam ruangan produksi.

Blowing

Bukan hanya itu, untuk memperhatikan kesehatan kerja, sang pemilik sendiri sudah menyiapkan masker sebagai pelindung pernafasan, disebabkan area kerja sendiri rawan dengan debu dan serat kain yang bertebangan. Tetapi hal yang disayangkan oleh pemilik adalah para pegawainya yang kurang peduli tentang hel tersebut, sehingga kerap kali para pegawai mengacuhkan pekerjaannya yang sebenarnya harus memakai masker pada saat jam kerja. Sehingga pemilik sendiri tidak selalu membeli masker, hanya saja apabila ada pekerja yang memang membutuhkan masker maka sang pemilik pun dengan senang hati akan memberikannya.

(6)

apabila pegawai mengalami kecelakaan atau sakit diluar jam kerja atau tempat kerja dan benar-benar dibuktikan dengan adanyasurat dokter, maka pegawai berhak mendapatkan asuransi kesehatan sebesar 50%.

Untuk jam kerja, perusahaan memberikan ketentuan setiap harinya para pegawai harus bekerja selama 9 jam. Mulai dari jam delapan pagi hingga jam lima sore. Untuk para pekerja lembur biasanya jam kerjanya sampai jam tujuh malam. Tapi dalam penerapan jam kerja tersebut para pegawai masih belum bisa untuk mengoptimalkannya. Misalnya saja banyak para pegawai yang terlambat masuk jam kerja ataupun pulang pada saat jam kerja belum habis. Dari hal ini perusahaan pun menerapkan sanksi bagi para pelanggar jam kerja. Mulai dari uang gaji yang dikurangi kemudian jam kerja yang ditambah, sampai diberhentikan dari ia bekerja. Tapi pemilik menegaskan disini, apabila keterlambatan itu karrena sakit maka itupun dimaklumi.Dalam hari bebas atau pun hari libur pegawai boleh bekerja dan itupun waktu yang ia gunakan kerja bebas ia tentukan sendiri. Jadi walau hari bebas perusahaan tidak mewajibkan jam kerja sebagaimana mestinya setiap hari.

(7)

· Keselamatan Kerja

Untuk menerapkan keselamatan pegawai perusahaan sendiri memberikan alas kaki kepada para pegawai.Guna dari alas kaki ini sendiri agar para pegawai tidak terpeleset maupun tersengat aliran listrik.Tapi pada umumnya para pegawai tidak memperdulikan hal tersebut dan memilih bekerja tanpe menggunakan las kaki.Mereka masih tidak peduli dengan resiko yang mereka dapatkan ketika tidak menggunakan alas kaki tersebut.Sehingga dari perusahaan sendiri tidak begitu mewajibkan memakai alas kaki saat bekerja ketika menghadapi masalah seperti ini. Hanya saja ketika para pegawai membutuhkan atau ingin menggunakan alas kaki saat bekerja, maka perusahaan akan memberikannya.

(8)

Penataan Listrik

Kabel-kabel yang terdapat pada perusahaan tersebut, diganti secara berkala, setiap 10 tahun sekali.Dan setiap ruangan produksi terdapat jalur-jalur listrik.Yaitu pembagian mesin sesuai dengan tugasnya, dimana setiap kabel listrik terdapat pada satu jalur. Setiap jalur tersebut memiliki sekring tersendiri, jika terdapat korsleting pada salah satu jalur maka tidak akan mengganggu jalur listrik yang lainnya.

(9)

tekanan listrik secara tiba-tiba dan akan mengganggu para pegawai dalam bekerja. Jika listrik padam bukan diakibatkan kerusakan/kesalahan dari perusahaan, tetapi dari pusat/PLN dan dalam kurung waktu 2 maka perusahaan mempunyai kebijakan untuk memulangkan para pegawainya lebih awal.Listri perusahaan disini hanya digunakan untuk menjahit serta alat pemotongan bahan.Selebihnya tidak menggunakan listrik. Adapun untuk setrika kemeja, perusahaan menggunakan setrika uap, dimana bahan dasar sebagai setrika adalah air yang kemudian menjadi uap akibat dari proses dimasak melalui tabung yang cukup besar dengan menggunakan elpiji.

(10)

Tabung Setrika Uap

Listrik pun dijauhkan dari ruang setrika karena meminimalisir kecelakaan kerja serta mengantisipasi agar tidak terjadi kosrsleting sehingga mengakibatkan kebakaran pada tempat kerja.

Untuk mencegah adanya kecelakaan kebakaran, perusahaan juga menyediakan alat pemadam kebakaran disetiap ruang.Adapun kebakaran itu ditakutkan terjadi karena gangguan pada listrik atau biasa yang disebutkt kongslet. Karena banyaknya kabel atau watt yang digunakan pada setiap ruang produksinya

Listrik yang ada pada perusahaan tersebut berada jauh dari lokasi penyetrikaan uap yang menggunakan media air untuk setrika. Sehingga dapat meminimalisirkan kecelakaan kerja, misalnya korsleting listrik karena listrik terkena uap air/air dari setrika uap tersebut.

(11)

memanfaatkan limbah dari kain – kain tersebut untuk dijadikan isi boneka. Jadi, tidak menimbulkan sampah dan mengotori lingkungan.

Tidak hanya sisa – sisa kain saja tetapi karton gulungan kain juga daapat dimanfaatkan tidak tahu bagaimana dan di proses untuk apa tetapi ada saja orang yang memungutnya, ada saja orang yang memanfaatkan limbah tersebut untuk diolah kembali menjdai suatu produk yang baru dan berkualitas.

Gulungan benang juga seperti itu, pasti ada orang yang meminta limbah tersebut tidak tahu pasti untuk apa gulungan – gulungan. Tetapi pihak perusahaan mengijinkan untuk diambil yang kemudian di proses kembali. Jadi, semua sisa pembuangan dari setiap proses – prosespembuatan di garmen ini, tak terbuang sia – sia karena dapat dimanfaatkan bagi sebagian orang dan menghasilkan produk baru, yang dapat membuka lapangan pekerjaan yang baru pula.

Disamping itu, limbah – limbah tersebut tidak mengganggu keseimbangan ekosistem lingkungan. Jadi lingkungan dapat terkontrol dengan baik, dan tidak mengotori lingkungan sekitar. Serta tidak menimbulkan sumber penyakit, karena akibat pembuangan limbah yang sembarangan. Setiap proses produksi tersebut sangat memperhatikan kebersihan lingkungan. Memang, pada setiap mesin tidak terdapat kantong sampah/tempat sampah, tetapi pada saat selesai produksi/bekerja, para pegawai memiliki tanggung jawab dan kesadaran untuk membersihkan ruangan kerja. Jadi, ruang kerja selalu terjaga kebersihan dan kerapihannya.

(12)

Perusahaan memberikan fasilitas bagi para pekerja untuk mendapatkan hasil produksi yang maksimal, fasilitas yang diberikan antara lain :

a. Masker untuk menghindari debu-debu dan serat-serat kain yang berterbangan

b. Alas kaki untuk menghindari tersengat listrik, terpleset dari lantai licin

3. Fasilitas bagi para pekerja

Para pekerja mendapatkan fasilitas berupa alat jahit yang akan mereka pakai untuk bekerja. Ruangan yang cukup luas dengan dilengkapi berbagai alat yang dapat menolong mereka ketika ada kecelakaan. Para pegawai juga mendapatkan tempat dengan luas 1 meter persegi.

Para pekerja mendapatkan jaminan kesehatan, dan keringanan biaya pengobatan. Tetapi para pekerja, tetap harus menggunakan haknya sesuai dengan keadaan dan bertanggung jawab. Perusahaan memberikan asuransi kesehatan yang berupa penanggungan biaya kecelakaan maupun sakit. Dengan syarat apabila pegawai mengalami kecelakaan pada saat kerja, maka biaya pengobatan 100% akan ditanggung oleh perusahaan sendiri. Dan apabila pegawai mengalami kecelakaan atau sakit diluar jam kerja atau tempat kerja dan benar-benar dibuktikan dengan adanya surat dokter, maka pegawai berhak mendapatkan asuransi kesehatan sebesar 50%.

K3 di perusahaan Trinunggal Komara Garment

(13)

Industri garmen ekspor impor dewasa ini semakin berkembang di Indonesia. Kontrol produksi dan kendali mutu tak dipungkiri amat diutamakan agar produk garmen kita tetap eksis di luar negeri. Tak terkecuali yang dilakukan PT. Trinunggal Komara Garmen, sebuah perusahaan garmen ekspor impor yang telah bertahun-tahun melaksanakan produksi untuk kepentingan ekspor dan impor. Perusahaan ini merupakan perusahaan berjenis padat karya, yaitu proses produksinya memerlukan tenaga kerja dalam jumlah yang banyak. Untuk itu kesehatan dan keselamatan kerja tenaga kerja yang tentunya menjadi tanggung jawab perusahaan harus diperhatikan dengan baik dan sesuai standar operasional prosedur yang diterapkan oleh perusahaan ini.

Berkenaan dengan hal tersebut, penulis berkunjung ke PT. Trinunggal Komara Garment untuk mengetahui lebih lanjut tentang penerapan LK3 di perusahaan yang bergerak di bidang garment ini sehingga diharapkan dapat lebih memahami tentang penerapan LK3 dan dapat menerapkannya suatu saat di lingkungan kerja.

Adapun tujuan dari dibuatnya laporan ini yaitu disamping untuk memenuhi tugas mata kuliah LK3 juga ditujukan sebagai media untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman mengenai penerapan LK3 pada dunia industri, serta sebagai referensi dalam pembelajaran LK3 bagi mahasiswa,

Metode yang penulis gunakan yaitu metode wawancara langsung dengan sumber terkait yang mengetahui prosedur pelaksanaan penerapan LK3 di PT. Trinunggal Komara Garment.

(14)

dan misi serta komitmen perusahaan untuk menerapkan LK3 secara nyata dan sesuai dengan standar operasional yang ditetapkan, prosedur pengendalian keselamatan tenaga kerja, pemeliharaan kesehatan tenaga kerja, pengendalian dampak lingkungan akibat proses produksi,

Secara garis besar PT. Trinunggal Komara Garment telah menerapkan LK3 dalam operasional perusahaan sehari-hari dengan memperhatikan berbagai aspek seperti keselamatan tenaga kerja, kesehatan tenaga kerja, dan dampak lingkungan disekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penerapan LK3 adalah salah satu hal penting yang harus diterapkan secara nyata di dunia industri. Tiap perusahaan yang memiliki visi dan misi serta berkompetensi sudah seyogyanya menerapkan LK3 dalam operasional proses produksi kesehariannya. Penerapan LK3 ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan tenaga kerja agar produktifitas dan efisiensi produksi dapat diperoleh seoptimal mungkin. Kunci dari produktifitas dan efisiensi produksi ada pada Sumber Daya Manusia (SDM) yang berperan di dalamnya.

(15)

meminimalisir dampak yang dapat terjadi dari berbagai hambatan akibat SDM yang bermasalah yang mengakibatkan kecelakaan kerja.

Akibat dari kecelakaan kerja tidak saja dapat menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi tenaga kerja dan karyawan, tetapi juga menggangu proses produksi baik sebagian maupun secara menyeluruh, sehingga merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak kepada lingkungan dan manusia secara keseluruhan.

B. Rumusan Masalah

Dalam penyusunan makalah ini, materi yang dibahas mengenai penerapan sistem LK3 atau P2K3 di PT Trinunggal Komara garment dan kesesuaiannya dengan sistem yang ada. Perbandingan antara penerapan LK3 atau P2K3 di PT Trinunggal Komara Garment dengan sistem secara umum.

C. Metode Penulisan

Metode yang digunakan penulis dalam pembuatan laporan ini yaitu wawancara secara langsung kepada sumber terkait yang mengetahui prosedur pelaksanaan penerapan LK3 di PT. Trinunggal Komara Garment.

D. Tujuan

Adapun tujuan penulis menyusun laporan ini yaitu :

(16)

2. Sebagai media untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman mengenai penerapan LK3 pada dunia industri,

3. Sebagai referensi bagi mahasiswa dalam pembelajaran LK3.

Penerapan LK3 dalam Operasional Harian PT Trinunggal Komara Garment yaitu: 1. Perusahaan membentuk pengurus P2K3 termasuk tenaga dokter dan paramedik yang sudah bersertifikat hiperkes. Tugas dari pengurus adalah membantu memantau pelaksanaan dan penerapan sitem K3 atau kesehatan kerja di area lingkungan kerja. Dokter dan paramedic memantau syarat-syarat kesehatan, kebersihan di area lingkungan kerja perusahaan.

2. Tempat dan alat-alat kerja

a. Perusahaan harus mempunyai sarana keperluan keluar masuk area yang aman.

b. Memilikik penerangan cukup

c. Memiliki tempat kerja yang berventilasi cukup.

d. Kebersihan harus dijaga kerapihannya atau ketertibannya agar tidak menimbulkan kecelakaan

e. Menjaga, mengendalikan kebisingan dan getaran serta volume udara tidak boleh melebihi ambang batas yang ditetapkan oleh pemerintah. Poin ini dipantau dengan cara tes laboratorium, sekurang-kurangnya triwulan dalam satu tahun per semester dalam satu tahun yang diakui adalah laboratorium yang telah terakreditasi.

(17)

sehingga tidak terjadi kelalaian atau kecerobohan yang berakibat timbulnya kecelakaan

3. Mesin-mesin

Alat-alat dan mesin-mesin harus disetting menurut standar operasional berdasarkan kapasitas masing-masing mesin.

a. Kapasitas tidak boleh lebih dari yang ditetapkan

b. Mesin harus lengakap pengamanannya seperti cover pole atau pentil harus terpaang. Spiral mesin harus terpasang. Mesin jahit harus ada neddle plat. Kebersihan mesin harus terjaga.

4. Instalasi dan Listrik

a. Instalasi yang tepasang harus dimasukkan dalam ac dan tidak dibenarkan sambungan kabel langsung tanpa system terminal dan susunan kabel harus rapi. Berdasarkan standard perusahaan,untuk mengatur arus listrik harus menggunakan terimanl. Tugas pengurus K3 apabila terjadi penyimpangan pada poin ini harus melapor pada teknisi listrik.

3. Perlengkapan dan Alat Kerja

Perusahaan diwajibkan menyediakan dan memberikan alat-alat perlengkapan kerja pada karyawan untuk melindungi diri pada saat melaksanakan tugas kerja, misalnya: · Bagian obat / chemical / laboratorium (memiliki SNI), harus menggunakan APD (jas laboratorium,sepatu boat,sarung tangan,karet,masker (respirator).

(18)

· Tempat obat / drum yang masih berisi harus ditempatkan pada layout yang sebenarnya (terdapat tempat khusus) sesuai dengan label jenis obat tersebut.

Maksud dan tujuan labeling dan penyusunan layout agar tidak terjadi salah pemakaian jenis obat yang dapat menimbulkan bahaya kecelakaan

Pada area produksi :

· Divisi cutting / pemotongan

Setiap karyawan wajib memakai masker (respirator) sebab polusi debu tinggi,khusus pekerja mesin potong/cutting menggunakan sarung tangan metalik/baja putih dan masker (respirator).

· Divisi sewing / menjahit/mesin jahit

Pekerja yg bekerja di mesin jahit secara umum harus menggunakan masker dan tidak diperbolehkan membawa minuman berwarna,makanan dan benda metal lain agar tidak terjadi kecelakaan dan gangguan kerja.

· Divisi kebersihan

Petugas kebersihan harus diberikan alat-alat kebersihan sesuai standard alat kebersihan. Contoh : sapu bertangkai, tempat sampah berada lengkap dengan sepatu boots dan masker.

· Laundry

(19)

· Finishing dan ekspor

Pada dasarnya sama bedanya yaitu tidak boleh menggunakan alat-alat kosmetik atau kecantikan, makanan, minuman,dll karena di khawatirkan pakaian yang sudah jadi terkena noda atau terkontaminasi.

4. Pemeriksaan Kesehatan

Pemeriksaan kesehatan diwajibkan kepada setiap perusahaan yang mengoperasikan pegawainya untuk berprodiksi dengan menggunakan atau menempatkan tenaga kerja yang benar-benar standar sehat yaitu diantaranya : a. Memulai dari penerimaan calon pegawai harus dilakukan pemeriksaan kesehatan atau melampirkan surat resume sehat dari dokter.

b. Secara berkala perusahaan wajib melakukan medical check up bagi seluruh karyawan.

c. Perusahaan wajib memeriksakan atau melakukan check up mata minimal 1X setahun.

Wajib menyediakan dokter dan paramedis yang sudah bersertifikat hygiene dan hiperkes. Paramedis wajib stand by setiap hari kerja dengan menyiapkan poliklinik dan obat-obatan lengkap. Dokter dan tenaga medis melayani pengobatan dan pemeriksaan karyawan tanpa dipungut biaya dalam P3K.

P3K ( Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

(20)

administrasi khusus pemantauan lingkungan kesehatan setingkat dengan standar administrasi yang bertugas memonitor obat-obatan atau kotak P3K.

5. Pengolahan Limbah a. Limbah Padat

Limbah padat yang dihasilkan berasal dari potongan kain dan benang, sludge, dan sampah yang bersal dari kegiatan domestic. Sifatnya tidak berbahaya, hanya menimbulkan gangguan estetika, sedangkan sludge bersifat berbahaya. Upaya penanganan yang dilakukan diantaranya:

Potongan kain dan benang dijual ke pihak ketiga, potongan benangnya dijual ke TPS di lokasi kegiatan. Batu apung dari proses laundry dilakukan pengeringan, selanjutnya dijadikan bahan penutup tanah. Sludge dan IPAL ditampung sementara dekat IPAL untuk dijadikan bahan pengurugan. Sedangkan sampah dari kegiatan domestic ditampung di tempat penampungan sementara, selanjutnya diambil oleh petugas lingkungan untuk dibuang ke tempat pembuangan akhir.

b. Limbah Cair

Berasal dari proses laundrydan kegiatan domestic, diantaranya mandi dan cuci. Sifat limbah tidak berbahayatetapi dapat menurunkan kualitas air permukaan. Upaya penanganan yang dilakukan diantaranya limbah cair yang berasal dari proses laundry diolah melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) secara Kimia dan Fisika (penyaringan, flokulasi, sedimentasi, koagulasi, aerasi, dan biotest). Sedangkan dari kegiatan mandi dan cuci dialirkan melalui saluran yang kedap air untuk selanjutnya dibuang ke saluran umum.

(21)

IPAL sehingga limbah cair yang dibuang diharapkan di bawah baku mutu lingkungan.

c. Debu

Partikel-partikel debu di dalam tuangan dari proses produksi, sedangkan di luar ruangan berasal dari aktifitas di sekitar lokasi dan di luar lokasi pabrik serat kegiatan proses produksi. Sifatnya berbahaya. Upaya penangan dengan pemakaian masker dan pemasangan ventilasi udara serta penanaman phon pelindung di sekitar pabrik. d. Gas

Berasal dari aktifitas proses produksi serta aktifitas di sekitar lokasi dan di luar lokasi pabrik yang sifatnya berbahaya. Upaya pengelolaan yang dilakukan diantaranya dengan pemakaian masker dan pemasangan ventilasi udara serta penanaman phon pelindung di sekitar pabrik.

e. Kebisingan

Sumber kebisingan berasal dari ruangan produksi dan aktifitas di sekitar lokasi dan di luar lokasi pabrik, sifatnya berbahaya. Upaya pengelolaan yang dilakukan antara lain yaitu pemakaian ear plug dan penanaman pohon pelindung (penghijauan) terutama pohon yang berdaun lebar. Kebisingan yang melebihi baku mutu lingkungan dilakukan upaya meminimalisasi dampak dengan menambah penghijauan melalui pendisiplinan dan pengecekan alat produksi dan penanaman pohon pelindung di sekitar lokais pabrik.

6. Ventilasi udara dan Air · Ventilasi udara

(22)

udara.Perusahaan berstandar bangunan sesuai standar dinas tata bangunan kota dengan tinggi (<12m ,>2,5m atau 3m)

· Air

Perusahaan wajib membuat dan menyediakan saluran air yang cukup baik untuk menampung curah hujan maupun menampung limbah cair perusahaan.Limbah cair perusahaan diolah dengan standar UPL atau UKL.Upaya pengolahan limbah sesuai standar pemerintah daerah dan membuat lokasi WWT (water treatment) dengan system recycle dengan standar 10% sudah jernih

7. Sistem Audit

Sistem audit LK3 pada PT Trinunggal Komara Garment yaitu: a. Audit manajemen atau internal management

b. Cross auditor (dengan pihak kedua) c. Audit pemerintah

Sistem audit nya yaitu:

· Mencatat dan mengaudit semua system administrasi K3 · Membuat laporan audit

· Pengecekan alat-alat area dan mendeteksi kondisi alat–alat tsb dengan pembuktian hasil laboratorium.

· Evaluasi umum semua kondisi dan lingkungan,mengecek kelengkapan alat dan kebersihan lingkungan.

(23)

B. Pembahasan

(24)

BAB V PENUTUP

1. Kesimpulan

Penerapan LK3 yang ada di PT Trinunggal Komara Garment telah cukup baik dan dilakukan secara optimal oleh semua perangkat perusahaan dengan sistem yang ada di perusahaan itu sendiri.

2. Saran

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi tidak aman juga dapat diakibatkan oleh metode / proses produksi yang kurang baik, Pengaman yang tidak sempurna, Peralatan kerja yang rusak, Tata kelola (housekeeping)

Memasuki dunia industrialisasi yang semakin modern akan diikuti oleh penerapan teknologi tinggi, penggunaan bahan dan peralatan makin kompleks dan rumit, yang akan

 UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA bertujuan untuk mengurangi kecelakaan, mengurangi adanya bahaya peledakan, memaksa peningkatan kemampuan pekerja dalam memberikan pertolongan

Menyediakan (APD) Alat Pelindung Diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang dipimpin maupun orang lain yang memasuki tempat kerja disertai petunjuk-petunjuk yang diperlukan

Dasar sistem pemadaman api adalah merusak keseimbangan reaksi api, hal ini dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu pertama penguraian dengan menyingkirkan bahan-bahan

Sosial Tenaga Kerja, kecelakaan kerja adalah Universitas Sumatera Utarakecelakaan yang terjadi dalam pekerjaan sejak berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang ke

Digunakan secara konsisten dan benar, itu akan meningkatkan kemampuan pekerja untuk membangun sebuah persediaan atau portofolio bahaya dan risiko yang terkait dengan

KECELAKAAN KERJA Suatu kejadian yang tidak di semula dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan dapat menimbul kan kerugian harta benda