HUBUNGAN ANTARA KEDI SI PLI NAN DAN PERSEPSI MAHASI SW A TENTANG PBL DENGAN PRESTASI BELAJAR
Sri Wahyu Basuki, AA Subijanto, dan Hari Wiyoso
Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAK
Pengaruh globalisasi yang melanda Indonesia menuntut perguruan tinggi untuk menghasilkan lulusan yang dapat bersaing dalam dunia global. Dokter dituntut setidaknya memiliki kompetensi rata-rata dokter, sebagai wujud prestasi belajar, yang sekualifikasi pada situasi dan kondisi yang sebanding dalam melaksanakan prakteknya. Kedisiplinan dan persepsi merupakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis hubungan kedisiplinan dan persepsi mahasiswa tentang PBL dengan prestasi belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif observasional analitik (non-experiment) yang menjelaskan hubungan dua variabel, yaitu variabel bebas (kedisiplinan dan persepsi mahasiswa tentang PBL) dan variabel terikat (prestasi belajar). Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah mahasiswa sebagai sampel sebanyak 56 orang. Data diperoleh melalui kuesioner, ceklist dan dokumentasi, selanjutnya data-data yang terkumpul diolah dengan menggunakan analisis bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai p hasil uji analisis antara kedisiplinan dan indek prestasi adalah 0,312 dan antara persepsi tentang PBL dan indek prestasi adalah 0,467, keduanya lebih besar dari 0,05. Koefisien korelasi yang ditunjukkan oleh nilai r sangat lemah walaupun arah korelasi positif. Nilai r hasil uji analisis antara kedisiplinan dan indek prestasi adalah 0,138 dan nilai r antara persepsi tentang PBL dan indek prestasi adalah 0,099. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa baik variabel kedisiplinan maupun persepsi tentang PBL, masing-masing tidak menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap prestasi belajar. Dengan demikian juga dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang sangat lemah antara kedisiplinan dan prestasi belajar, demikian juga antara persepsi tentang PBL dan prestasi belajar.
ABSTRACT
The influence of globalization that swept Indonesia required universities to produce graduates who can compete in a global world. Doctors have claimed at least competence average physician, as a form of learning achievement, which sekualifikasi in comparable circumstances in implementing practice. Discipline and perception are several factors that may affect achievement. This study aims to determine the discipline analyze the relationship between students' perceptions of PBL and the achievement of students of the Faculty of Medicine at the University of Muhammadiyah Surakarta. This research is quantitative analytic observational studies (non-experiment) which describes the relationship between two variables, the independent variable (the discipline and students' perceptions about PBL) and the dependent variable (academic achievement). This study used cross-sectional approach. The number of students in the sample as many as 56 people. Data obtained through the questionnaire, checklist and documentation, subsequent data collected was processed using bivariate analysis. The results showed that the p-value of analysis of test results between discipline and achievement index is 0.312, and the perception of PBL and achievement index is 0.467, is greater than 0.05. The correlation coefficient r value indicated by the correlation is very weak despite positive. R value analysis test results between discipline and achievement index is 0.138 and the value of r between perceptions of PBL and achievement index is 0.099. Based on the results of this study concluded that both discipline and perception variables PBL, respectively showed no significant relationship to academic achievement. It can also be concluded that there is a very weak correlation between discipline and academic achievement, as well as the perception of PBL and learning achievement.
Keywords: discipline, perception, learning achievement.
PENDAHULUAN
Kemajuan yang pesat dalam bidang ilmu pengetahuan khususnya ilmu pengetahuan dan teknologi Ilmu Kedokteran menuntut tersedianya sumber daya manusia yang handal dan terampil serta profesional dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat (Konsil Kedokteran Indonesia, 2006). Sumber daya manusia yang handal dan terampil serta profesional dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat tidak lepas dari produk
lulusan yang berprestasi. Dengan demikian prestasi belajar yang bagus akan mendukung produk lulusan yang memenuhi kebutuhan masyarakat.
Suparno menyebutkan (dalam Tarmidi dan Wulandari, 2005) bahwa ada dua faktor yang berperan dalam menentukan prestasi, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain kedisiplinan dan
persepsi mahasiswa yang
Penelitian yang dilakukan Sutrisno et al. (2012), menunjukkan bahwa menurut persepsi mahasiswa, penerapan Problem Base Learning (PBL) menyebabkan aktifitas mahasiswa meningkat dengan diskusi
dan suasana belajar tidak
membosankan dan materi kuliah lebih mudah dipahami. Jenis penelitian ini adalah kualitatif.
Penelitian yang dilakukan oleh Saputra (2012) menyatakan bahwa motivasi dan disiplin meningkatkan prestasi belajar, hanya saja peran disiplin meningkatkan prestasi belajar hanya 0,204. Penelitian ini
dilakukan di SMA negeri 12
Semarang, dengan teknik
pengambilan sampel proposional random sampling.
Beberapa penelitian yang
dijelaskan di atas terbatas pada tingkat SMA dan SMP. Penelitian
dengan sampel mahasiswa
sebagaimana yang dilakukan Sutrisno et al. (2012) berjenis kualitatif. Dengan demikian penelitian dengan sampel mahasiswa yang diterapkan PBL dan berjenis kuantitatif belum terkaver.
Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan kedisiplinan dan persepsi mahasiswa tentang PBL dengan prestasi belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran di Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Kedisiplinan adalah sikap kepatuhan siswa untuk menerima dan melaksanakan sebuah aturan, norma, dan metode yang diterapkan sebagai hasil proses pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu (Koesoema dan Sunardi, 2007). Pembiasaan sikap disiplin siswa perlu ditegakkan. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan
kedisiplinan siswa antara lain: membiasakan sikap guru yang demokratis, melakukan kerjasam dengan orang tua, melakukan
pembimbingan dan pembinaan
disiplin, membuat tata tertib sekolah, dan membentuk pamong sekolah (Ahmadi dan Supriyono, 2008).
Persepsi adalah kesadaran akan adanya suatu rangsang (sensasi) dari pancaindra disertai pemahaman atau
pengertian tentang rangsang
tersebut, karena ada interaksi atau asosiasi dengan rangsang yang lainnya atau rangsang yang sudah dipahami sebelumnya (Baihagi et al., 2007).
PBL adalah suatu metode pembelajaran baru di mana sejak awal mahasiswa dihadapkan pada suatu masalah, kemudian diikuti oleh proses pencarian informasi yang
bersifat strudent centered
mendasarkan prinsip-prinsip adult learning berupa belajar mandiri, mendorong ketrampilan life long learning(Harsono, 2008).
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari suatu aktivitas belajar yang dilakukan secara
sengaja, berupa penguasaan
pengetahuan atau keterampilan yang mencakupi bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dikembangkan oleh mata pelajaran dan didasarkan pada pengukuran dan penilaian
berupa angka-angka yang
dicantumkan dalam laporan hasil belajar pada periode tertentu (Efendi,
2005) dan (Widyaningrum dan
Hipotesis yang akan dibuktikan pada penelitian ini adalah: ada hubungan yang bermakna antara kedisiplinan dan prestasi belajar, ada hubungan yang bermakna antara persepsi mahasiswa tentang PBL dan prestasi belajar, dan ada hubungan yang bermakna antara kedisiplinan, persepsi mahasiswa tentang PBL, dan prestasi belajar.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif observasional analitik (non-experiment) yang menjelaskan hubungan dua variabel, yaitu variabel bebas (kedisiplinan dan persepsi mahasiswa tentang PBL) dan variabel terikat (prestasi belajar).
Penelitian ini menggunakan
pendekatan cross sectional,
pengukuran terhadap variabel bebas (faktor risiko) dan variabel terikat (efek) dilakukan sekali dan dalam
waktu yang bersamaan
(Sastroasmoro dan Ismael, 2008) dan (Arief, 2010). Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan waktu penelitian bulan Oktober 2012.
Populasi sumber dalam
penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran di
Universitas Muhammadiyah
Surakarta yang terdaftar tahun 2012, sebanyak 457 orang. Berdasarkan rumus Haris 1985 dalam Murti (2010), besar sampel 52 orang. Data dikumpulkan melalui kuesioner, ceklist, dan dokumen. Data yang terkumpul dianalisis dengan analisis spearmen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Penelitian hubungan
kedisiplinan dan persepsi mahasiswa
tentang PBL dengan prestasi belajar ini dilaksanakan di Fakultas
Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Surakarta pada bulan Oktober 2012, menggunakan metode pengambilan data stratified cluster sampling, besar sampel 56 mahasiswa. Data yang diperoleh dari sampel sebesar 56 tersebut sebagai berikut:
Tabel 1. Distribusi Sampel Berdasarkan Strata
Strata Jumlah
Responden %
Semester tiga 18 32
Semester
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa jumlah responden semester tiga sebanyak 18 (32%), jumlah responden semester lima sebanyak 18 (32%), dan jumlah responden semester tujuh sebanyak 20 (36%). Dengan demikian terlihat bahwa jumlah responden di dalam setiap kelompok merata.
Tabel 2. Distribusi Sampel Berdasarkan Kesiapan
siap mengikuti PBL 5 (9%). Dengan demikian terlihat bahwa hampir semua responden siap mengikuti PBL.
Tabel 3. Distribusi Sampel Berdasarkan Bakat
Bakat Jumlah
Responden
%
Musik 14 25
Olah raga 20 35
Analisis 13 22
Lain-lain 10 18
Total 57 100
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa jumlah responden yang berbakat musik sebanyak 14 (25%), olah raga 20 (35%), analisis 13 (22%), selainnya 10 (18%). Dengan demikian terlihat bahwa bakat
responden yang paling banyak adalah olahraga.
Tabel 4. Distribusi Sampel Berdasarkan Keadaan Keluarga
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa jumlah responden yang berasal dari keluarga harmonis sebanyak 54 (96%) sedangkan responden yang berasal dari keluarga tidak harmonis sebanyak 2 (4%). Dengan demikian terlihat bahwa mayoritas responden berasal dari keluarga harmonis.
Tabel 5. Distribusi Nilai Mean, Minimum, Maximum, Standar Deviasi, dan 95% Confidence Interval
Variabel Mean Min. Max. SD 95% Confidence interval Kedisiplinan 83,66 55 100 7,80 81,57 - 85,75 Persepsi tentang
PBL
94,91 75 139 1,01 92,21–97,61
Indek prestasi 298 130 367 4,91 285 - 311
Berdasarkan tabel 5, dapat
diketahui bahwa variabel
kedisiplinan diperoleh nilai mean 83,66, minimum 55, maximum100, standar deviasi 7,80, dan 95% Confidence interval 81,57 - 85,75. Variabel persepsi diperoleh nilai
mean 94,91, minimum 75,
maximum139, standar deviasi 1,01, dan 95% Confidence interval 92,21 – 97,61. Variabel kedisiplinan diperoleh nilai mean 2,98, minimum 130, maximum367, standar deviasi 4,91 dan 95% Confidence interval 285 – 311.
Tabel 6. Tes Normalitas untuk Mengetahui Distribusi Data
menunjukkan bahwa data kedisiplinan terdistribusi normal. Data variabel persepsi mempunyai nilai p = 0,077 , karena nilai p > 0,05 menunjukkan bahwa data persepsi terdistribusi normal. Data variabel indek prestasi mempunyai nilai p =
0,002 , setelah dilakukan
transformasi, hasil 0,000, karena nilai p < 0,05 menunjukkan bahwa
data indek prestasi terdistribusi tidak normal normal.
Ada tidaknya korelasi antar variabel dapat diketahui dengan melakukan uji bivariat. Uji pearson tidak dapat dilakukan karena data variabel terikat (indek prestasi) terdistribusi tidak normal. Dengan demikian dilakukan uji alternatif yaitu uji spearmen, sebagaimana disebutkan oleh Dahlan (2009).
Tabel 7.Uji bivariatuntuk Mengetahui Korelasi antar Variabel
Uji Spearmen Nilai p Nilai r Keterangan Kedisiplinan–indek prestasi 0,312 0,138 Tidak bermakna Persepsi tentang PBL–indek prestasi 0,467 0,099 Tidak bermakna
Pada tabel 7, didapatkan hasil signifikasi (2-tailed) korelasi kedisiplinan dan indek prestasi adalah 0,312 Karena nilai p < 0,25, menunjukkan tidak ada korelasi antara kedisiplinan dan indek prestasi, demikian juga tidak memenuhi syarat untuk dilakukan uji regresi. Hasil signifikasi (2-tailed) korelasi persepsi dan indek prestasi adalah 0,467. Karena nilai p < 0,25, menunjukkan tidak ada korelasi antara persepsi dan indek prestasi, demikian juga tidak memenuhi syarat untuk dilakukan uji regresi.
Tabel 8. Tes Normalitas Residu
Variabel Kolmogorov
smirnov Standardized
residual
0,007
Penelitian ini menggunakan uji normalitas data Kolmogorov smirnov karena sampel yang diambil lebih dari 50 sampel. Berdasarkan tabel 16, dapat diketahui bahwa residu mempunyai nilai p = 0,007 , karena nilai p < 0,05 menunjukkan bahwa residu terdistribusi tidak normal.
Tabel 9. Distribusi Nilai Mean, Minimum, Maximum, Standar Deviasi, dan 95% Confidence Interval terhadap Residu
Variabel Mean Min. Max. SD 95% Confidence
interval Standardize
d residual
0 -3,317 1,330 0,98 -2,63 – 0,26
Berdasarkan tabel 9, dapat diketahui bahwa residu mempunyai nilai mean 0, minimum -3,317,
Tabel 10. Uji bivariat untuk Mengetahui Korelasi antara Variabel Independen dan Residu
Komponen uji Jenis uji Nilai r Keterangan Kedisiplinan – Standardized
residual
spearmen -0,18 Tidak kuat
Persepsi tentang PBL – Standardized residual
spearmen -0,31 Tidak kuat
Kedisiplinan – persepsi tentang PBL
pearson 0,04 Tidak kuat
Berdasarkan tabel 10,
didapatkan nilai korelasi kedisiplinan dan Standardized residual adalah -0,18. Karena nilai r < 0,8, menunjukkan tidak ada korelasi yang kuat antara kedisiplinan dan Standardized residual. Nilai korelasi persepsi dan Standardized residual adalah -0,31. Karena nilai p < 0,8, menunjukkan tidak ada korelasi yang
kuat antara persepsi dan
Standardized residual. Nilai korelasi persepsi dan kedisiplinan adalah 0,04. Karena nilai p < 0,8, menunjukkan tidak ada korelasi yang
kuat antara persepsi dan
kedisiplinan.
Pembahasan
Besar sampel yang didapatkan dalam penelitian ini adalah 56 orang yang terdiri dari 18 responden semester tiga, 18 respoden semester lima, dan 20 responden semester tujuh. Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa besar responden tersebar secara merata pada semua semester. Penyebaran responden yang merata
pada semua semester dapat
menggambarkan keadaan responden dan mewakili semua semester. Besar
sampel 56 responden sudah
memenuhi kriteria minimal sampel yang disebutkan pada bab III. Dengan demikian sampel ini representatif.
Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa 91 % responden menyatakan kesiapan mengikuti PBL. Hal ini
menunjukkan bahwa hampir semua responden siap mengikuti PBL. Dengan demikian ketidaksiapan dapat diabaikan, sehingga dilihat dari arah kesiapan, responden homogen.
Berdasarkan tabel 3, diketahui bahwa bakat responden yang paling banyak adalah olahraga (35%) bukan analisis. Sementara PBL menuntut mahasiswa untuk beranalisis. PBL adalah suatu metode pembelajaran di
mana sejak awal mahasiswa
dihadapkan pada suatu masalah, kemudian diikuti oleh proses pencarian informasi yang bersifat student centered, sebagaimana disebutkan oleh Harsono (2008). Padahal bakat dapat mempengaruhi prestasi belajar. Seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu yang sesuai dengan bakatnya, sebagaimana dikemukakan oleh Ahmadi dan Supriyono (2008). Mahasiswa yang tidak berbakat analisis akan kesulitan mengikuti PBL, sehingga prestasi belajar dapat menurun. Pada penelitian ini diketahui bahwa rata-rata prestasi belajar responden 2,98, yaitu kurang dari 3.
dilakukan uji normalitas data dan uji korelasi.
Berdasarkan uji normalitas data dapat disimpulkan bahwa variabel kedisiplinan dan persepsi tentang PBL terdistribusi normal, sedangkan variabel indek prestasi sebagai variabel terikat terdistribusi tidak
normal. Hasil ini membawa
konsekuensi untuk tidak dapat dilakukan Uji pearson sehingga untuk memperoleh korelasi antar variabel menggunakan uji alternatif yaituuji spearmen.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa baik variabel kedisiplinan maupun persepsi tentang PBL, masing-masing tidak
menunjukkan hubungan yang
signifikan terhadap prestasi belajar. Nilai p hasil uji analisis antara kedisiplinan dan indek prestasi adalah 0,312 dan antara persepsi tentang PBL dan indek prestasi adalah 0,467, keduanya lebih besar dari 0,05. Koefisien korelasi yang ditunjukkan oleh nilai r sangat lemah walaupun arah korelasi positif. Nilai r hasil uji analisis antara kedisiplinan dan indek prestasi adalah 0,138 dan nilai r antara persepsi tentang PBL dan indek prestasi adalah 0,099. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang sangat lemah antara kedisiplinan dan prestasi belajar, demikian juga antara persepsi tentang PBL dan prestasi belajar.
Korelasi antara kedisiplinan dan persepsi tentang PBL dengan prestasi belajar dapat dilakukan dengan uji korelasi multivariat, yaitu uji regresi,
manakala variabel tersebut
memenuhi syarat untuk dilakukan uji regresi. Syarat-syarat uji regresi sebagai berikut: hasil uji bivariat antara variabel independen dan dependen menunjukkan nilai p <
0,25 , hubungan variabel independen dan dependen harus linier, residu mempunyai distribusi normal, Residu mempunyai rerata sebesar 0, residu tidak mempunyai hubungan yang kuat dengan variabel independen, residu mempunyai varian yang konstan, dan tidak ada korelasi yang kuat antara variabel independen Dahlan (2009).
Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa nilai p hasil uji analisis antara kedisiplinan dan indek prestasi adalah 0,312 dan antara persepsi tentang PBL dan indek prestasi adalah 0,467, keduanya lebih besar dari 0,25. Syarat variabel dapat dimasukkan dalam uji regresi manakala nilai p < 0,25. Dengan demikian kedua variabel ini (kedisiplinan dan persepsi tentang PBL) tidak memenuhi syarat untuk dilakukan ujiregresi.
Hubungan variabel independen dan dependen linier apabila scatter berada di sekitar garis diagonal. Hubungan variabel independen dan dependen pada penelitian ini tidak linier karena scatter tidak berada di sekitar garis diagonal (lihat lampiran). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dilihat dari kelinieritasan hubungan variabel independen dan dependen, maka tidak memenuhi syaratregresi.
Uji normalitas terhadap residu
menggunakan uji kolmogorov
smirnov karena jumlah sampel >50. Berdasarkan tabel 8, dapat diketahui bahwa residu mempunyai nilai p = 0,007 , karena nilai p < 0,05
menunjukkan bahwa residu
terdistribusi tidak normal. Dengan demikian, maka syarat regresi tidak terpenuhi.
rata-rata 0. Dengan demikian, maka syaratregresitidak terpenuhi.
Korelasi variabel independen dan residu dapat diketahui pada tabel 10. Berdasarkan tabel 10, didapatkan nilai korelasi kedisiplinan dan Standardized residual adalah -0,18. Korelasi dikatakan kuat apabila nilai r < 0,8. Karena nilai r < 0,8, menunjukkan tidak ada korelasi yang kuat antara kedisiplinan dan Standardized residual. Nilai korelasi persepsi dan Standardized residual adalah -0,31. Karena nilai p < 0,8, menunjukkan tidak ada korelasi yang
kuat antara persepsi dan
Standardized residual. Dengan demikian maka syarat regresi terpenuhi.
Korelasi antar variabel
independen dapat diketahui pada tabel 10. Berdasarkan tabel 10, didapatkan nilai korelasi kedisiplinan
dan persepsi tentang PBL adalah 0,04. Korelasi dikatakan kuat apabila nilai r < 0,8. Karena nilai r < 0,8, menunjukkan tidak ada korelasi yang kuat antara kedisiplinan dan persepsi tentang PBL. Dengan demikian maka syaratregresiterpenuhi.
Residu mempunyai varian yang konstan apabila scatter tidak mempunyai pola tertentu. Analisis residu penelitian ini, grafik menunjukkan scatter mempunyai pola tertentu (lihat lampiran grafik SPSS). Dengan demikian maka syarat regresitidak terpenuhi.
Berdasarkan uraian tentang syarat regresi, dapat disimpulkan bahwa sebagian syarat regresi terpenuhi, sebagian tidak terpenuhi. Berikut ini
tabel untuk memudahkan
pemahaman terpenuhi tidaknya syaratregresi.
Tabel 11. Syarat regresi
Syarat regresi Standar nilai Keterangan
uji bivariat antara variabel independendandependen
p < 0,25 tidak terpenuhi
hubungan variabelindependen dandependenharus linier
scatter berada di
p > 0,05 tidak terpenuhi
residu mempunyai rerata sebesar 0
Mean = 0 Terpenuhi
residu tidak mempunyai hubungan yang kuat dengan variabelindependen
r < 0,8 Terpenuhi
residu mempunyai varian yang konstan
r < 0,8 Terpenuhi
Berdasarkan tabel 11, dapat disimpulkan bahwa data penelitian ini tidak dapat dilakukan ujiregresi.
sudah disebutkan dalam BAB II. Ketidaksesuaian hasil penelitian ini dengan hipotesis yang telah dirumuskan dan beberapa penelitian yang sudah disebutkan dalam BAB II
mendorong peneliti untuk
menganalisis kevalidan hasil penelitian ini, apakah hasil valid ataukah tidak. Apabila penelitian ini telah valid maka akan menghasilkan
teori yang berbeda bahwa
kedisiplinan dan persepsi itu tidak ada hubungan secara bermakna dengan prestasi belajar.
Kevalidan penelitian itu ditentukan oleh ada tidaknya kesalahan sistematis, yaitu deviasi
hasil-hasil atau penarikan
kesimpulan dari yang sesungguhnya, sebagaimana yang dikemukakan oleh Murti (2010). Penelitian yang valid akan terhindar dari kesalahan sistematis. Kesalahan sistematis meliputi bias pengukuran, bias seleksi, dan faktor perancu. Selanjutnya akan dicari apakah ada kesalahan sistematis.
Pengukuran variabel
kedisiplinan dilakukan dengan alat ukur ceklist. Alat ukur ini telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Pernyataan yang digunakan adalah pernyataan yang valid dan satu pernyataan kurang valid tetapi ada kaitan erat dengan pernyataan yang valid (yaitu pernyataan nomor 18 kurang valid, merupakan pertanyaan yang bersifat unfavorabel dari pernyataan nomor 14 yang valid). Walaupun alat ukur ini valid tetapi nilai kevalidannya tidak sangat tinggi, karena nilai r kurang dari 0,80, sebagaimana yang dikemukakan Nugraha dalam Anwar (2011). Hasil uji reliabilitas kedisiplinan adalah 0,717, yang menunjukkan tingkat reliabilitas
tinggi, sebagaimana dikemukakan oleh Guilford dalam Anwar (2011).
Pengukuran variabel persepsi tentang PBL dilakukan dengan alat ukur kuesioner. Alat ukur ini telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan yang valid dan beberapa pertanyaan kurang valid tetapi ada kaitan erat dengan pernyataan yang valid. Walaupun alat ukur ini valid tetapi nilai kevalidannya pada tingkatan cukup, rendah, dan sangat rendah, karena nilai r kurang dari 0,60, sebagaimana yang dikemukakan Nugraha dalam Anwar (2011). Hasil uji reliabilitas persepsi tentang PBL adalah 0,654, yang menunjukkan tingkat reliabilitas sedang, sebagaimana dikemukakan oleh Guilford dalam Anwar (2011).
Pengukuran variabel indek prestasi dilakukan dengan alat ukur kuesioner dan dokumen. Hasil kuesioner dikonfirmasi dengan
dokumen, dengan demikian
diharapkan hasil yang valid.
Sampel penelitian ini juga telah disyaratkan bahwa hasil tes LMMPI kurang atau sama dengan 10, yang berarti bahwa kejujuran responden dalam memberikan jawaban tidak diragukan lagi.
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran di
Universitas Muhammadiyah
Surakarta, bukan populasi umum. Sampel telah mewakili dan tersebar merata setiap semester. Dengan demikian bias seleksi dapat dihindarkan.
sebagaimana disebutkan dalam BAB II. Tidak semua faktor perancu tersebut dapat dikendalikan oleh peneliti. Dengan demikian banyak faktor lain yang mempengaruhi hasil penelitian ini.
Tinjauan dari teknis
pengambilan data, pengambilan data penelitian ini dilakukan pada jam 12.30 WIB. Peneliti menyediakan minum tapi tidak menyediakan makan kepada responden. Kondisi lapar dan panas dapat mempengaruhi responden dalam mengisi kuesioner, tentunya hal ini akan berbeda dengan hasil pengisian kuesioner manakala responden dalam keadaan fit, di waktu pagi hari. Pada saat pengisian, banyak responden terlihat tergesa-gesa, tentunya hal ini dapat juga mempengaruhi hasil. Kondisi-kondisi
tersebut dapat menyebabkan
responden tidak mengisi kuesioner dengan pengisian yang sebenarnya.
Sebagaimana telah
dikemukakan sebelumnya bahwa penelitian ini tidak sesuai dengan banyak penelitian, tetapi terdapat
penelitian yang mendukung
penelitian ini, dilakukan oleh Riadiany (2011) yang menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap efektivitas pengajaran di sekolah dengan kecemasan siswa menghadapi ujian nasional dan prestasi belajar dengan kecemasan siswa menghadapi ujian nasional, arah korelasi positif . Penelitian yang dilakukan oleh Tarmidi dan Wulandari (2005) tentang prestasi belajar ditinjau dari persepsi siswa terhadap iklim kelas pada siswa yang mengikuti program percepatan belajar, dilakukan di SMU Negeri I Medan disimpulkan terdapat korelasi yang lemah, r = 0,202.
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa yang diterapkan PBL,
sementara belum semua perguruan
tinggi menerapkannya. Cara
pengambilan sampel dengan
stratified cluster sampling sehingga merata pada semua semester. Walaupun demikian, penelitian ini mempunyai beberapa kekurangan. Pengisian kuesioner dan ceklist sebagai alat pengukuran data, tidak dapat terlepas dari subyektivitas responden. Nilai validitas dan reliabilitas alat ukur tidak tinggi sehingga dapat mempengaruhi
kevalidan hasil penelitian.
Keterbatasan waktu menyebabkan penelitian ini tidak menggunakan pendekatan kohort. Pendekatan cross sectional hanya menilai satu waktu,
tidak mengevaluasi sampai
mahasiswa tersebut lulus, yang tentunya akan lebih sempurna manakala dilakukan dengankohort. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian ini, dapat diambil kesimpulan yaitu: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kedisiplinan dan prestasi belajar, didapatkan nilai p = 0,312. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi mahasiswa tentang PBL dan prestasi belajar, didapatkan nilai p = 0,467.
Saran
Saran pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Dilakukan penelitian lebih lanjut dengan memilih waktu pengambilan data pagi hari dan kondisi responden yang optimal.
menggunakan kuesioner yang mempunyai validitas dan reliabilitas yang tinggi.
UCAPAN TERIMA KASIH
Saya ucapkan terima kasih
kepada Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah
Surakarta yang telah menyediakan mahasiswa dan tempat untuk penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi dan Supriyono, 2008.Psikologi Belajar. Cetakan II. Jakarta: Rineka Cipta.
Anwar,S., 2011, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Edisi kedua, Cetakan XVI, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arief, M. 2010. Pengantar Metodelogi Penelitian untuk Ilmu Kesehatan.Cetakan ketiga. Surakarta : Sebelas Maret University Press.
Baihaqi, Sunardi, Akhlar,R.N.R, Heryati,E. 2007.Psikiatri : Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan. Cetakan Kedua. Bandung: PT Refika Aditama.
Dahlan, S. 2009. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jilid satu. Jakarta: Salemba Medika.
...2009. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi keempat. Jakarta: Salemba Medika.
Efendi, A., 2005.Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung : Alfabeta.
Harsono, 2008. Pengantar Problem Bases Learning. Cetakan ketiga. Edisi kedua.Yogyakarta: Medika Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta.
Koesoema,D dan Sunardi. 2007. Pendidikan karakter. Jakarta: PT Grasindo.
Konsil Kedokteran Indonesia, 2006. Standar Kompetensi Dokter. Edisi I. Jakarta. Konsil Kedokteran Indonesia.
Murti, B. 2010. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan. Cetakan Kedua. Yokyakarta: Gadjah Mada University Press.
Riadiany, 2011. Tidak Ada Hubungan Negatif dan Signifikan antara Persepsi terhadap Efektivitas Pengajaran di Sekolah dengan Kecemasan Siswa Menghadapi Ujian Nasional dan Prestasi Belajar dengan Kecemasan
Siswa Menghadapi Ujian Nasional. tesis.
Saputra, F.K. 2007. PengaruhMotivasi Dan Disiplin Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Xi Sma Negeri 12 Semarang, tesis, http:// binadarma.ac.id. Diakses, 16 Mei 2012.
Sastroasmoro dan Ismael. 2008. Dasar-dasar Metodelogi Penelitian Klinis. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Sutrisno, Sukarianingsih, dan Dedek, 2012, Studi Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) Untuk Meningkatkankualitas Pembelajaran Penentuan Struktur Senyawa Organik Di Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang, tesis, http// Ebook Friday.com, di akses 1 Agustus 2012.