• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR RISIKO DIABETES MELLITUS TIPE 2 Fatma Nuraisyah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FAKTOR RISIKO DIABETES MELLITUS TIPE 2 Fatma Nuraisyah"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Fatma Nuraisyah

Program Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan

E-mail: fatma.nuraisyah@gmail.com

Abstract: Type II Diabetes Mellitus (DM) was not infectious and prevalence multifactorial to increased on Indonesia. It was the fourth largest in the world of type II DM.People awareness was about type II DM needed to can help prevent the incidence increased incidence and prevalence it. Objective to identify risk factors type II DM associated with outpatients at Panjatan II Public Health Center. Method Cross sectional study was conducted on 82 outpatient of Public Health Panjatan II. We used purposive sampling with spesific clasification criterias. Data collection were characteristic physical test and laboratory test. family history and age were significantly to outpatients with type II DM.

Keywords: risk factor, type II DM

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko DM tipe 2 pasien rawat jalan di Puskesmas Panjatan II. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional study. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive samplingdengan sampel sebanyak 82 orang.Pengumpulan data meliputi karakteristik, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. Faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian DM tipe 2 adalah umur, dan riwayat keluarga Probability orang yang memiliki riwayat keluarga berisiko terkena DM tipe 2 sebanyak 4 kali dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki riwayat keluarga DM tipe 2.

(2)

PENDAHULUAN

Masalah kesehatan dipengaruhi oleh pola hidup, pola makan, faktor lingkungan kerja, olahraga dan stres. Perubahan gaya hidup terutama di kota besar menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit degeneratif seperti penyakit jantung koroner, diabetes melitus (DM), obesitas dan tekanan darah tinggi. DM adalah penyakit kronik yang ter-jadi ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin, atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan. Insulin adalah hormon yang mengatur gula darah. Hiperglikemia adalah efek umum dari DM yang tidak terkontrol dan lambat laun menyebabkan kerusakan serius pada banyak sistem tubuh, khususnya saraf dan pembuluh darah (NIDDK, 2012). Menurut WHO (2011) sebanyak 347 juta orang mengidap DM tipe 2 di seluruh dunia. Pada tahun 2004, sekitar 3,4 juta orang meninggal akibat konsekuensi dari tingginya gula darah puasa. Lebih dari 80% kematian diabetes terjadi di negara berpeng-hasilan rendah dan menengah. Diperkirakan diabetes akan menjadi penyebab utama kematian ke-7 tahun 2030.

Menurut ADA (2014) dijelaskan bah-wa faktor risiko DM tipe II dibagi menjadi 2 yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah berupa umur, ras atau ethnik, jenis kelamin, dan riwayat keluarga sedangkan faktor risiko yang dapat diubah berupa obesitas, kadar gula darah yang tinggi, hipertensi, abnormal lipid metabolism, aktivitas fisik, dan merokok.

Dalam penelitian Cheema et al., (2014) Urbanization and Prevalence of type 2 Diabetes in Southern Asia: A Systematic analysis diperoleh hasil umur, jenis kelamin, dan tempat tinggal sangat kuat pengaruhnya terhadap angka prevalensi diabetes mellitus tipe II (p<0,001) .

Berdasarkan hasil penelitian Nayak et al., (2014)The association of age, gender,

ethnicity, family history, obesity and hypertension with type 2 diabetes mel-litus in Trinidad dengan desain kohort, diperoleh hasil usia merupakan faktor risiko yang signifikan dari diabetes tipe 2 (p=0,01) kemudian riwayat keluarga, etnis, lingkar pinggang dan hipertensi (p=0,05) sedangkan jenis kelamin dan BMI tidak signifikan.

Penelitian oleh Sheng et al., (2012) Body mass index (BMI), waist circumfe-rences (WC), waist-to-height ratio (WHtR), visceral fat index (VFI) and bo-dy fat index (BFI): Which Indictor is the Most Efficient Screening Index on Type 2 Diabetes in Chinese Community Popu-lation dengan desain cross sectional diketahui bahwa obesitas sentral signifikan dengan diabetes mellitus tipe 2 (OR=2,50; 95% CI 1,83–3,43).

Berdasarkan penelitian Lipoeto, I. N, et al., (2007) tentang hubungan nilai antro-pometri dengan kadar glukosa darah meng-gunakan desain penelitian cross sectional study. Diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan antara antropometri, lingkar pinggang dengan kadar gula puasa.

Penelitian Wicaksono (2011) dengan judul ‘Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian DM Tipe 2’ menyatakan bahwa faktor risiko yang terbukti berhu-bungan dengan kejadian DM tipe 2 adalah usia > 45 tahun (OR=9,3; 95% CI 2,8-30,6), inaktivitas (OR 3,0; 95% CI 1,04-8,60), dan riwayat keluarga (OR= 42,3; 95% CI 9,5-187,2). Riwayat keluarga dan kebiasaan merokok berpengaruh sebesar 75% terhadap kejadian DM tipe 2.

(3)

sebesar (OR =4; 95% CI 1,74–9,21; p=0,001). Dari penelitian ini dapat disim-pulkan bahwa pasien dengan obesitas berdasarkan lingkar pinggang dan umur > 50 tahun dapat meningkatkan risiko DM Tipe 2 sebesar 5,2 kali dan 4 kali diban-dingkan dengan non pasien DM tipe II.

Dalam jumlah, prevalensi penduduk dunia dengan DM diperhitungkan mencapai 125 juta per-tahun, dengan prediksi berlipat ganda mencapai 250 juta dalam setiap 10 tahun. Prevalensi DM di Indonesia besarnya

1,2%-2,3% dari penduduk usia lebih 15 tahun (Bustan, 2007).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (2007) menunjukkan diabetes merupakan penyebab kematian nomor 6 dari seluruh kematian pada semua kelompok umur. Sementara itu, prevalensi diabetes di Indonesia di daerah perkotaan adalah 5,7%, sebanyak 73,7% pasien diabetes tidak terdiagnosa dan tidak mengonsumsi obat, dan prevalensi Toleransi Glukosa Terganggu adalah 10,2%. Di Provinsi DIY prevalensi diabetes sebesar 5,4%.

No Variabel Skala Keterangan

1. Jenis Kelamin Nominal 1. bila Perempuan 2. bila Laki-laki 2. Umur Nominal 1. bila ≥45 tahun

2. bila <45tahun 3. Pekerjaan Ordinal 1. Bila Pegawai Negeri

2. Bila Pensiunan 3. Bila IRT 4. Bila Swasta 5. Bila Wiraswasta 6. Bila Pedagang 7. Bila Tani 8. Lain-lain

4. IMT Nominal 1. Normal bila<24 kg/m2 2. Tidak Normal bila ≥24 kg/m2

(WHO, 2011). 5. Riwayat keluarga Nominal 2. Bila ya

1. Bila tidak 6. Lingkar Pinggang

(LP)

Nominal 1. Tidak Normal bila≥90 cm pada pria dan ≥80 cm pada wanita

2. Normal bila<90 cm pada priadan, <80 cm pada wanita (WHO, 2011).

7. Kadar gula darah Nominal 1. Tidak Normal bila GDS ≥200mg/dL atau GDP ≥126 mg/dL dikatakan DM tipe II

2. Normal bila GDS <200mg/dL atau GDP<126 mg/dL dikatakan bukan DM tipe II (Perkeni, 2011)

8.

9.

Tekanan darah

Aktifitas Fisik

Nominal

Nominal

1. Hipertensi Bila ≥140/90 mmHg

2. Tidak Hipertensi bila <140/90mmHg (NIDKK, 2008)

1. Berisiko bila jenis olah raga (jalan, jogging, bersepeda atau berenang), frekwensi latihan fisik <3x/minggu dengan lama latihan <30 menit. 2. Tidak berisiko bila jenis olah raga (jalan, jogging,

bersepeda atau berenang), frekwensi latihan fisik ≥3x/minggu dengan lama latihan ≥30 menit (NIDKK, 2008)

(4)

Uji statistik untuk analisis bivariat pada variabel dengan jenis skala numerik menggu-nakan uji Koefisien Korelasi Pearson jika data berdiatribusi normal, namun jika data tidak berdistribusi tidak normal maka meng-gunakan analisis Spearmen Rank. Sedang-kan uji analisis dengan variabel dengan jenis skala kategorik atau ordinal menggunakan uji Chi-quare. Selanjutnya untuk uji analisis multivariat menggunakan regresi sederhana.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan karakteristik responden yang telah berpartisipasi menurut jenis kelamin, umur, riwayat keluarga, BMI, lingkar pinggang, dan tekanan darah dapat dilihat Tabel 2.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berda-sarkan Karakteristik di Puskesmas Panjatan II

Karakteristik Jumlah

n % Jenis Kelamin

Perempuan 50 60,98

Laki-laki 32 39,02

Umur

<45 Tahun 34 41,46

≥45 Tahun 48 58,54

Riwayat Keluarga

Tidak 67 81,71

Ya 15 18,29

BMI

Normal 42 51,22

Tidak Normal 40 48,78

Lingkar Pinggang

Tidak Normal 48 58,54

Normal 34 41,46

Tekanan Darah

Tidak Hipertensi 55 67,07

Hipertensi 27 32,93

Kadar Gula Darah

Tidak Normal 41 50

Tabel 2 menunjukkan deskripsi ka-rakteristik responden. Diperoleh hasil bah-wa respoden yang paling banyak berjenis kelamin perempuan (60,98%). Responden Pada tahun 2013, proporsi penduduk

Indonesia yang berusia >15 tahun dengan DM adalah 6,9 persen. Prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di DI Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (2,4%), dan Kali-mantan Timur (2,3%). Prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter atau berdasarkan gejala, tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah (3,7%), Sulawesi Utara (3,6%), Sulawesi Selatan (3,4%) dan Nusa Tenggara Timur (3,3%) (Kemenkes, 2013).

METODE PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetaui hubungan antara faktor risiko umur, jenis kelamin, BMI, riwayat keluarga, lingkar pinggang, aktifitas fisik dan tekanan darah dengan kejadian penyakit DM tipe IIdi Puskesmas Panjatan IIJenis penelitian ini adalah penelitian cross sectional study. Teknik pengambilan sampel penelitian adalah purposive sampling dengan menggunakan kriteria inklusi yaitu belum pernah didiagnosa DM tipe II oleh dokter, bersedia menjadi respoden, dan mampu berkomunikasi de-ngan baik. Populasi dalam penelitian ini ada-lah pasien rawat jalan sebanyak 82 orang di Puskesmas Panjatan II.

Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner karakteristik dan pengukuran fisik dan pemeriksaan laboratorium. Pengukuran yang dilakukan yaitu: antropometri, peme-riksaan tekanan darah, pemepeme-riksaan kadar gula darah sewaktu atau gula darah puasa yang dilakukan oleh petugas analis puskes-mas.Tekanan darah diukur dengan alat sphygmomanometer air raksa NOVA.

(5)

yang memiliki umur >45 tahun merupakan responden paling banyak (58,54%). Selan-jutnya variabel yang akan dianalisis bivariat yaitu: umur, jenis kelamin, BMI, riwayat keluarga, lingkar pinggang, aktivitas fisik dan tekanan darah dengan kadar gula darah.

Tabel 3. HasilAnalisis Multivariate

Variabel r p-value CI (95%)

Umur

≥ 45 tahun 0,37 0,04 0,14-0,97 Riwayat Keluarga

Ya 4,93 0,02 1,24-19,66

Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa umur bermakna secara statistik yang artinya bahwa umur berhubungan dengan kejadian DM tipe II (p=0,04) namun bukan meru-pakan faktor risiko sebesar 0,37. Selain itu riwayat keluarga diperoleh (p=0,000) de-ngan nilai Odds Ratio sebesar 4,93. Hal ini berarti bahwa orang yang memiliki riwayat keluarga menderita DM, berisiko 5 kali lebih besar terkena DM Tipe 2 diban-dingkan dengan orang yang tidak memiliki riwayat keluarga menderita DM.

PEMBAHASAN

Dari hasil analisis multivariate diperoleh bahwa pvalue<0,05 adalah variabel umur (p=0,04), dan riwayat keluarga (p=0,02) memiliki nilai bermakna terhadap kejadian DM tipe II pada pasien rawat jalan di Pus-kesmas Panjatan II secara statistik sedang-kan aktifitas fisik (p=0,36) tidak memiliki kemaknaan secara statistik. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian oleh Zahtamal (2007) terhadap 152 responden yang me-nunjukkan bahwa hubungan antara umur dengan kejadian DM Tipe 2 pada pasien rawat jalan di RSUD Arifin Achmad Pro-vinsi Riau bermakna secara statistik (p=0,00), dimana orang yang berumur >45 tahun memiliki risiko 6 kali lebih besar terkena penyakit DM Tipe 2

dibanding-kan dengan orang yang berumur kurang dari 45 tahun. Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa nilai p-value yang diperoleh bermak-na bermak-namun bukan merupakan faktor risiko.

Menurut penulis, umur bukanlah men-jadi faktor risiko DM tipe II karena seseo-rang yang melakukan aktifitas fisik secara rutin serta menjaga pola makan sehari-hari secara teratur diiringi dengan bertambahnya umur kemungkinan untuk terkena DM tipe II sangatlah kecil. Probabilitas pasien rawat jalan yang menjadi responden memiliki tingkat kesadaran yang tinggi terhadap kadar gula darah sehingga hasil dari analisis secara statistik variabel umur bukan meru-pakan faktor risiko.

Orang yang memiliki salah satu atau lebih anggota keluarga baik dari orang tua, saudara, atau anak yang menderita DM, memiliki kemungkinan 2 sampai 6 kali lebih besar untuk menderita DM dibanding-kan dengan orang-orang yang tidak memiliki anggota keluarga yang menderita diabetes (CDC, 2011). Dijelaskan bahwa riwayat keluarga merupakan salah satu penyumbang diabetes tipe 2. Bukan hanya disebabkan oleh gen genotip yang menjadi faktor risiko penunjang dari riwayat keluarga pengidap DM tipe 2, namun ada hal lain yang menjadi faktor risiko penunjang yaitu pola makan yang tanpa disadari orang tua pengidap DM tipe 2 telah mendidik anaknya untuk meng-konsumsi makanan manis hingga dewasa (WHO, 1999).

(6)

memiliki peningkatan risikoterhadap terjadinya DM dan intoleransi glukosa oleh karena faktor degenerativeyaitu menurunnya fungsi tubuh untuk memetabolisme glukosa. Namun teori ini tidak sejalan dengan hasil penelitian ini.

Pada penelitian ini, orang yang berusia >45 tahun bukan merupakan faktor risiko terkena DMdibandingkan dengan orang berusia <45 tahun namun secara biologis ada hubungan antara umur terhadap keja-dian DM tipe II. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang dijelaskan bahwa tingkat keren-tanan terhadap penyakit DM tipe-2sejalan dengan bertambahnya umur (ADA, 2014). Dalam penelitian ini, probabilitas orang yang memiliki riwayat keluarga menderita DM lebih berisiko daripada orang yang tidak memiliki riwayat keluarga menderita DM. Hal ini selaras dengan penelitian Nayak (2014), yang diperoleh bahwa terjadinya DM tipe 2 akan meningkat dua sampai enam kali lipat jika orang tua atau saudara kandung mengalami penyakit ini.

Obesitas atau berat badan berlebih berkaitan erat dengan DM. Obesitas (kege-mukan) merupakan keadaan berlebihnya lemak tubuh secara absolut maupun relatif. Kelebihan lemak tubuh umumnya mengaki-batkan peningkatan berat badan, IMT, dan LP (Bustan, 2007). Berdasarkan teori (Bus-tan, 2007) menjelaskan bahwa kelebihan berat badan merupakan salah satu faktor risiko terkena DM II namun dari hasil pene-litian ini membuktikan bahwa faktor berat badan/obesitas bukan merupakan faktor risiko terkena DM II. Akan tetapi, hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilaku-kan (Lipoeto, I. N, et al.,2007, Doshani dan Konje, 2009).

Obesitas yang diukur dari IMT dan LP dikatakan sebagai faktor risiko utama ber-kembangnya resistensi insulin pada DM tipe 2. Penumpukan lemak di bagian sentral tubuh akan meningkatkan risiko penyakit

jantung dan pembuluh darah. LP >90 cm untuk laki-laki dan >80 cm untuk perem-puan (obesitas sentral) akan meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah (Kemenkes, 2009). Namun hal teori terse-but tidak sesuai dengan hasil penelitian ini, namun sejalan dengan penelitian (Lipoeto, I. N, et al., 2007).

Akibat resistensi insulin glukosa sulit masuk ke dalam sel keadaan ini membuat glukosa darah tetap tinggi (hiperglikemi) dan terjadilah diabetes. Selain itu, saat hamil biasanya terjadi penambahan berat badan dan peningkatan konsumsi makanan sehing-ga keadaan ini dapat berdampak pada meningkatnya gula darah diatas normal (Maryunani, 2008). Dari hasil penelitian ini membuktikan bahwa orang dengan tekanan darah tinggi/hipertensi tidak sejalan dengan teori (Maryunani, 2008) namun sejalan dengan penelitian (Tseng, 2007).

Aktifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh ototrangka yang memerlukan pengeluaran energi.Aktivitas fisik yang tidak ada (kurangnya aktivitas fisik) merupakan faktor risiko independen untuk penyakit kronis, dan secara keselu-ruhan diperkirakanmenyebabkan kematian secara global (WHO, 2010). Namun dari hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori tersebut, akan tetapi penelitian ini sejalan dengan penelitian (Wicaksono, 2011).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Faktor risiko yang berpengaruh terha-dap kejadian DM tipe 2 adalah umur, dan riwayat keluarga.

Saran

(7)

usaha untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan secara klinis belum jelas dengan menggunakan test pemeriksaan atau prose-dur tertentu yang dapat digunakan secara cepat untuk membedakan orang-orang yang kelihatannya sehat tetapi sesungguhnya menderita suatu kelainan.

DAFTAR RUJUKAN

American Diabetes Association. 2011. Diagnosis and Classification of Diabetes. [online], <http://www. care.diabetesjournals.org>

American Diabetes Association 2014. Modifiable Risk Factors And Non-Modifiable Risk Factors that can contribute to a person’s overall likelihood of developing type 2 diabetes. [online], http:// professional.diabetes.org

Cheema, A., Adeloye, D., Sidhu, S., Sri-dhar, D., and Chan, Y. K. 2014. ‘Urbanization and Prevalence of type 2 Diabetes in Southern Asia: A Systematic analysis’. Journal Glo-bal Health [online],Vol. 4 No. 1, Juni 2014. www.ncbi.nlm.nih.gov/ pmc

Dinas Kesehatan Kulon Progo 2013. Data Kependudukan dan Informatika Tahun Data Tahun 2012. Yogya-karta: Dinas Kesehatan Kulon-progo.

Dongseng, H.U., Liang, S., Pengyu, F., Jing, X., Jie, L., Jing, Z., Dahai, Y., Paul K., Whelton, Jiang, and Dongfeng, G. 2009. ‘Prevalence and Risk Fac-tors For Type 2 Diabetes Mellitus In The Chinese Adult Population: The Interasia Study’.Diabetes Research and Clinical Practice [online],Volume 84, Issue 3, June 2009, Pages 288-295. <http:// www.sciencedirect.com>

Kementrian Kesehatan. 2013. Riset Kese-hatan Dasar (Riskesdas). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembang-an KesehatPengembang-an. Kemenkes RI. Gabrielle, F., Ronny, A. Bell, Deborah, F.

Farmer, and David, C. Goff. 2005. ’Smoking and Incidence of Dia-betes among U.S. Adults’. Do you diagnose patients with type 2 diabetes [online], Vol.20, 10: 2501-2507.< http://care.diabetes jo urnals.o rg/c o nt ent /28/10/ 2501.full >

Lipoeto, I. N, Yerizel, E. Zulkarnain, E. dan Widuri, I. 2007. Hubungan Nilai Antropo metri dengan Kadar Glukosa Darah’.Medika, [online], Januari 2007, hal 23-28 <http:// reposit ory.unand.ac.id/49/1/ gula_darah_dan_antro>

Nayak, B. S.,Maharaj, N., Fatt, L. A. L. (2012).‘Association between al-tered lipid profile, body mass index, low plasma adiponectin and varied blood pressure in Trinidadian type 2 diabetic and non-diabetic sub-jects’. Indian Journal of Medical Science [online],Volume 88, Issue 9, 18 Juli 2013, Page 214-221 <http://www.indianjmedsci.org/ art icle.asp?issn=0019-5359; year=2012;volume=66;issue=9;spage= 214;epage=221;aulast=Nayak> Nayak, B. S.,Sobrian, A., Latiff, K.,Pope,

(8)

National Institute of Diabetes, and Digestive and Kidney Diseases 2012. ‘Your Guide To Diabetes Type 1 and Type 2’. Health and Human Services [online],<http://diabetes.niddk. nih.gov/dm/pubs/diagnosis> National Institute of Diabetes, and Digestive

and Kidney Diseases 2008. ‘Dia-betes Overview’. Health and Hu-man Services [online],<http:// diabetes.niddk.nih.gov/dm/pubs/ diagnosis>

Mi Quen Seng,Yin., P., Hu., N., Li., J., H., Chen X., R., Chen B., Yan L., X ., Zhao W., H. 2012. ‘BMI, WC, WHtR, VFI and BFI: Which Indicator is The Most efficient Screening Index on Type 2 Diabetes in Chinese Community Population’. besrjournal [Online], https:// www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/ 23816582

Rahmawati . 2011. ‘Pola Makan dan Akti-vitas Fisik Dengan Kadar Glukosa Darah Penderita DM Tipe 2 Rawat Jalan di RSUP Dr. Wahidin Su-diro Husodo’ (tesis). Media Gizi Masyarakat Indonesia [online],Vol 1, No 1, 2011<http://journal.unhas. ac.id/index.php/mgmi/article/view/ 420>

Sheng, Q. MI.,Peng Yin,Nan H.,Jian, H. LI.,Xiao, R., CHN,.Bo CHEN,Liu,

X. Yan,Wen, H., Z. 2012. ‘BMI, WC, WHtR, VFI and BFI: Which Indictor is the Most Efficient Screening Index on Type 2 Diabetes in Chinese Community Population’. Biomedical and Enviromental Sciences [online], Vol. 26, Issue 6, June 2013, Pages 485-491. http:// www.sciencedirect.com/science/ article/pii

Trisnawati, Sri, Widarsa, T., dan Suastika, K. 2012. ‘Faktor Risiko Diabetes Mellitus tipe II pasien Rawat Jalan di puskesmas Wilayah Kecamatan Denpasar Selatan’. Public Health and Preventive Medicine Archive [online], Volume 1, No. 1, Juli 2 0 1 3 . < h t t p : / /u n u d . a c . i d / index.php>

Tseng, Hsiao., C. 2007. Body Mass Index and Blood Pressure in Adult type 2 Diabetic Patients in Taiwan. Circulation Journal [Online], Vol. 71, No. 1749-1754.

Wicaksono, R. 2011. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 (tesis), Semarang: Universitas Diponegoro WHO. 1999. Definition and Diagnosis OF Diabetes Mellitus And Inter-mediate Hyperglycemia, Swit-zerland

Gambar

Tabel 1. Variabel Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Pada bagian ini akan ditentukan bilangan reproduksi dasar, titik setimbang bebas penyakit, titik setimbang endemik, dan ditentukan kestabilan lokal dari titik setimbang

aksesnya cepat, Aspek Ergonomi dari sisi Pengguna OPAC tergolong Baik sehingga pemustaka merasa nyaman berada dalam ruangan perpustakaan, dan Peran Pustakawan dalam

Berbanding dengan kesan kemahiran, hanya responden yang mempunyai premis perniagaan yang terletak lebih 10 km dari hypermarket mempersepsikan bahawa kesan kewujudan

Sebaliknya Sjahrir berpendapat bahwa mentalitas itu sesuatu yang melekat ( inhern ) akibat peninggalan sistem feodal. Adanya perbedaan pendapat ini menyebabkan mereka

(2015) menyatakan bahwa unsur cuaca yang secara langsung menyebabkan peningkatan intensitas penyakit busuk pangkal batang lada di Sulawesi Tenggara adalah curah hujan

Nilai impedansi akustik tertinggi terdapat pada sampel dengan desain permukaan berlubang yaitu 1,27 kg/m 2 s pada frekuensi 1000 Hz yang artinya saat gelombang bunyi

Menjamin operasional boiler sesuai dengan standar operasi dan keselamatan kerja Menyediakan uap air sesuai dengan yang dipersyaratkan untuk operasional Melaksanakan

a. Semua komponen terakit sesuai dengan standar pengencangan normal. Mekanisme kemudi dan pergerakan roda tidak terhambat. Rem bekerja dengan wajar dan tidak menghalangi