• Tidak ada hasil yang ditemukan

8 Presentasi Pertambangan Dhoni Yusra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "8 Presentasi Pertambangan Dhoni Yusra"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Aspek hukum

Pertambangan

Dhoni Yusra, SH, MH*)

(2)
(3)
(4)
(5)

 Pasal 1 angka 11 UU No. 4 Tahun 2009 tentang

Pertambangan Mineral dan Batubara (“UU Minerba”) mengatur bahwa Izin Usaha Pertambangan Khusus, yang selanjutnya disebut dengan “IUPK”, adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan di Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus (“WIUPK”).

 Dalam bab XI mengenai Persyaratan Perizinan Usaha

(6)

 Pemerintah berkewajiban mengumumkan rencana kegiatan usaha pertambangan di suatu WIUPK, serta memberikan

IUPK Eksplorasi dan IUPK Operasi Produksi

kepada masyarakat secara terbuka.

 Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (“PP Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Minerba”), mengatur lebih lanjut mengenai persyaratan yang harus dipenuhi untuk memperoleh IUPK.

 Dalam pasal 62 PP Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Minerba,

IUPK terdiri atas IUPK

(7)

Persyaratan Pemberian IUP

Eksplorasi dan Operasi Produksi

Pasal 64 PP Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Minerba mengatur bahwa untuk memperoleh IUPK

Eksplorasi dan IUPK Operasi Produksi  harus memenuhi persyaratan:

Persyaratan administratif

Untuk IUPK Eksplorasi dan IUPK Operasi Produksi mineral

logam dan batubara yang diajukan BUMN atau BUMN yang diberikan berdasarkan prioritas:

 surat permohonan;  profl badan usaha;

akta pendirian badan usaha yang bergerak di bidang usaha

pertambangan yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang;

nomor pokok wajib pajak;

(8)

 Untuk IUPK Eksplorasi dan IUPK Operasi Produksi mineral

logam dan batu bara bagi pemenang lelang WIUPK:

 surat permohonan;

 susunan direksi dan daftar pemegang saham; dan  surat keterangan domisili.

Persyaratan teknis, meliputi:

 pengalaman BUMN, BUMD, atau badan usaha swasta bidang

pertambangan mineral atau batu bara paling sedikit 3 (tiga) tahun;

mempunyai paling sedikit 1 (satu) orang tenaga ahli dalam

bidang pertambangan dan/atau geologi yang berpengalaman paling sedikit 3 (tiga) tahun; dan

rencana kerja dan anggaran biaya untuk kegiatan 1 (satu)

(9)

Persyaratan lingkungan, meliputi:

untuk IUPK Eksplorasi meliputi pernyataan untuk mematuhi ketentuan

peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Untuk IUP Operasi Produksi meliputi:

pernyataan kesanggupan untuk mematuhi ketentuan peraturan

perundang-undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; dan

persetujuan dokumen lingkungan hidup sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Persyaratan fnansial, meliputi:

untuk IUPK Eksplorasi, meliputi:

bukti penempatan jaminan kesungguhan pelaksanaan kegiatan eksplorasi; danbukti pembayaran harga nilai kompensasi data informasi atau sesuai dengan

surat penawaran.

untuk IUP Operasi Produksi, meliputi:

(10)

Perizinan lainnya yang

merupakan konsekuensi dari

memperoleh IUPK

Izin Lingkungan: Amdal, RKL-RPL,

standar kualitas udara & air

Kehutanan: IPPKH (Ijin Pinjam Pakai

Kawasan Hutan)

Lokasi & Konstruksi: Ijin Lokasi, IMB

Pelabuhan (DUKS), Izin Penggunaan

jalan, izin loading conveyor

Izin penggunaan dinamit, Tangki

(11)

*) Penambangan atau Pengolahan/Pemurnian dapat dilakukan terpisah

**) Apabila Pengolahan/Pemurnian terpisah, harus kerjasama dengan pemegang IUP OP Penambangan

Kegiatan

Kegiatan

Usaha

Usaha

IUP Eksplorasi

IUP Operasi Produksi (OP) *)

PU EKSPLORASI FS Penambangan Pengolahan/Pemurnian Pengngkutan/Penjualan

**) Konstruksi

Pengangkutan/ Penjualan 

Izin sementara

Pengangkutan/ Penjualan Pengolahan/

Pemurnian

PROSEDUR DAN PERSYARATAN

(12)

Pembagian perizinan jasa

pertambangan berdasarkan jasa usaha

Jasa Pertambangan :

jasa penunjang yang berkaitan

dengan kegiatan usaha pertambangan

Kelompok Jasa Pertambangan

1. Usaha Jasa Pertambangan;

2. Usaha Jasa Pertambangan Non Inti.

Bidang Usaha Inti

1. Penyelidikan umum;

2. Eksplorasi;

3. Studi kelayakan;

4. Konstruksi pertambangan;

5. Pengangkutan;

6. Lingkungan pertambangan;

7. Pascatambang dan reklamasi; dan/atau

8. Keselamatan dan kesehatan kerja.

9. Penambangan; atau

(13)

Pembagian perizinan jasa

pertambangan berdasarkan jasa

usaha (lanjutan)

Bidang Usaha Non- Inti

1.

Jasa Boga;

2.

Jasa Pengamanan;

3.

Layanan Kesehatan;

4.

Konstruksi Sipil/Mekanikal/Elektrikal;

5.

Pemasok Suku Cadang;

6.

Penyedia Tenaga Kerja;

7.

Perbaikan/perawatan Alat Berat;

8.

Penyewaan Alat Berat;

9.

Laboratorium;

10.

Pembongkaran Fasilitas;

11.

Fabrikasi/Manufaktur;

12.

Tata Griya;

13.

Ekspedisi;

(14)

Atas perusahaan Jasa Pertambangan

(15)

Perusahaan Jasa

Pertambangan

Kriteria : 

1. Dapat berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum

2. Didirikan di kabupaten/kota atau provinsi

3. Wilayah kerja/operasi adalah di kabupaten/kota atau provinsi yang bersangkutan

4. Sesuai Akta Pendirian, modal berasal dari Prov/Kab/ Kota setempat

Jenis :

 

1. Berbadan hukum (Perseroan Terbatas, Yayasan, Koperasi)

(16)

Akte pendirian harus mencantumkan

bergerak

di

bidang

USAHA

JASA

PERTAMBANGAN dan dapat digabung:

a.

Sektor Perdagangan

b. Sektor Pekerjaan Umum

c. Sektor Perhubungan

(17)
(18)

Akte pendirian TIDAK DAPAT digabung

dengan:

a. WIUP/WIUPK

b. IUP/IUPK

c. IUP OPERASI PRODUKSI KHUSUS

- Pengolahan Pemurnian

(19)
(20)
(21)

Prinsip umum

 Secara Umum, pengaturan dan pengawasan tenaga

kerja merupakan wewenang dan tanggung jawab Menteri Tenaga Kerja RI yang diatur dalam UU  No. 13 Tahun 2003 tentang Tenaga Kerja.

 Di dalam aturan tersebut telah diatur dan diawasi bahwa

atas tenaga kerja diperlukan suatu program yang disebut Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau yang biasa disebut K3.

 Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu

Upaya untuk menjamin keutuhan jasmani dan rohani tenaga kerja demi kesejahteraan menuju masyarakat adil dan makmur.

 Hal ini diatur dalam UU no.1 tahun 1970 tentang

(22)

K3 dalam Pertambangan

Mengingat pertambangan mempunyai fungsi

penting bagi pertumbuhan ekonomi dan

pertahanan negara, didalamnya terdapat proses

yang terus menerus, membutuhkan personil dan

peralatan yang khusus dan menghadapi

kemungkinan bahaya yang besar maka Menteri

Tenaga Kerja melimpahkan pengaturan dan

pengawasan keselamatan kerja di bidang

pertambangan kepada Menteri Pertambangan

melalui PP no 19 Tahun 1973.

(23)

 Kemudian Menteri Pertambangan memberi pelimpahan

wewenang kepada Dirjen Migas dan Minerba, dengan tanggung jawab tetap berada di tangan Menteri Pertambangan (Hak Substitusi).

 Dirjen Migas dan Dirjen Minerba mengangkat Direktur

Teknik  / Kepala Inspeksi untuk melakukan pengawasan.

 Direktur Teknik menunjuk beberapa Pelaksana Inspeksi

Teknik (PIT) untuk melakukan pengawasan langsung terhadap sistem operasional di masing-masing perusahaan tambang.

 Kepala Teknik Tambang selaku penanggung jawab

(24)

Waktu Kerja dan Istirahat (Pasal 2

Permen No 15/MEN/VII/2005

 Perusahaan di bidang pertambangan umum termasuk

perusahaan jasa penunjang yang melakukan kegiatan di daerah operasi tertentu dapat menerapkan :

 waktu kerja dan istirahat sebagaimana diatur dalam

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP-234/MEN/ 2003 (tentang Waktu Kerja dan Istirahat Pada Sektor Usaha Energi Dan Sumber Daya Mineral Pada Daerah Tertentu);

 periode kerja maksimal 10 (sepuluh) minggu berturut-turut

bekerja, dengan 2 (dua) minggu berturut-turut istirahat dan setiap 2 (dua) minggu dalam periode kerja diberikan 1 (satu) hari istirahat.

 Dalam hal perusahaan menerapkan periode kerja

(25)

Penggunaan TKA

Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1995 tentang

penggunaan tenaga kerja warga negara asing pendatang telah diwajibkan pengutamaan penggunaan tenaga kerja Indonesia di bidang dan jenis pekerjaan yang tersedia kecuali jika ada bidang dan jenis pekerjaan yang tersedia belum atau tidak sepenuhnya diisi oleh tenaga kerja Indonesia, maka penggunaan tenaga kerja warga negara asing pendatang diperbolehkan sampai batas waktu tertentu (Pasal 2).

 Ketentuan ini mengharapkan agar tenaga kerja Indonesia kelak

mampu mengadopsi keahlian tenaga kerja asing yang bersangkutan dan melaksanakan sendiri tanpa harus melibatkan tenaga kerja asing.

 Dengan demikian penggunaan tenaga kerja asing dilaksanakan

(26)

Dalam UU No. 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan

(UUK),

pengaturan

Penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA) dimuat

pada Bab VIII, Pasal 42 sampai dengan Pasal 49.

Pengaturan tersebut dimulai dari kewajiban

pemberi kerja yang menggunakan TKA untuk

memperoleh izin tertulis; memiliki rencana

penggunaan TKA yang memuat alasan, jenis

jabatan dan jangka waktu penggunaan TKA;

kewajiban penunjukan tenaga kerja WNI sebagai

pendamping

TKA;

hingga

kewajiban

(27)

Sejak UUK diundangkan pada tanggal 25 Maret

2003, telah dilahirkan beberapa peraturan

pelaksana undang-undang tersebut, antara lain :

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Nomor 223/MEN/2003 Tentang Jabatan-jabatan di

Lembaga Pendidikan yang Dikecualikan dari

Kewajiban Membayar Kompensasi.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Nomor 67/MEN/IV/2004 tentang Pelaksanaan

Program JAMSOSTEK bagi Tenaga Kerja Asing.

(28)

Setiap pemberi kerja yang mempekerjakan

tenaga kerja asing wajib memiliki izin tertulis

dari menteri atau pejabat yang ditunjuk kecuali

terhadap perwakilan negara asing yang

mempergunakan tenaga kerja asing sebagai

pegawai diplomatik dan konsuler.

Ketentuan mengenai jabatan tertentu dan waktu

tertentu bagi tenaga kerja asing ditetapkan

dengan keputusan Menteri, yaitu Keputusan

Menteri Nomor : KEP-173/MEN/2000 tentang

(29)

Terhadap setiap pengajuan/rencana penggunaan tenaga kerja asing

di Indonesia harus dibatasi baik dalam jumlah maupun bidang-bidang yang dapat diduduki oleh tenaga kerja asing.

 Hal itu bertujuan agar kehadiran tenaga kerja asing di Indoesia

bukanlah dianggap sebagai ancaman yang cukup serius bagi tenaga kerja Indonesia, justru kehadiran mereka sebagai pemicu bagi tenaga kerja Indonesia untuk lebih professional dan selalu menambah kemampuan dirinya agar dapat bersaing baik antara sesama tenaga kerja Indonesia maupun dengan tenaga kerja asing.

Oleh karenanya UUK, membatasi jabatan-jabatan yang dapat

diduduki oleh tenaga kerja asing.

 Terhadap tenaga kerja asing dilarang menduduki jabatan yang

(30)

Permohonan penggunaan

TKA

(31)
(32)

Aspek Penerimaan negara

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

(ESDM) hingga bulan September 2014 telah

mencatat realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak

(PNBP) dari sektor pertambangan umum melewati

Rp13 triliun dari target Rp 15,2 triliun (sumber:

http://

www.anggaran.depkeu.go.id/web-content-list.asp?Co

ntentId=820

)

(33)

Namun demikian Kontribusi Penerimaan

Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor

pertambangan umum  dan batubara

masih lebih kecil dari pada potensi yang

sebenarnya,

hal

ini

disebabkan

banyaknya ketidakpatuhan pengusaha

tambang dalam memenuhi kewajiban

pembayaran

royalty

disamping

(34)

Aspek investasi Asing

Di dalam Peraturan Presiden No. 36 Tahun

2010 tentang Daftar Bidang Usaha yang

Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka

dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman

Modal (“Perpres DNI”), tidakdiatur adanya

pembatasan bagi investasi asing untuk

penambangan batubara, oleh karena

itu boleh saja kepemilikan investor asingnya

sebesar 90%.

Yang harus perusahaan tersebut lakukan

(35)

 harus diingat juga bahwa ada ketentuan divestasi bagi investor

asing di bidang pertambangan. Pasal 112 Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (“UU Minerba”)mengatur bahwa setelah 5 tahun berproduksi, badan usaha pemegang izin usaha pertambangan yang sahamnya dimiliki oleh asing wajib melakukan divestasi saham.

Divestasi ini dilakukan pada Pemerintah, pemerintah daerah,

badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, atau badan usaha swasta nasional. Pasal 97 Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (“PP 23/2010”) selanjutnya mengatur besaran saham yang harus didivestasi, yaitu sehingga sahamnya paling sedikit 20% (dua puluh persen) dimiliki peserta Indonesia.

 Jadi, walaupun saat ini investor asing Anda diperbolehkan untuk

(36)

Referensi

Dokumen terkait

Penyimpanan pakan yang baik adalah penyimpanan yang sesuai dengan standard GMP (good manufacturing product) yang bertujuan untuk memperkecil tingkat kerusakan

Purwadianto, A., 2011, Peran Akademia dan Industri sebagai Pendukung Penggunaan Jamu untuk Terapi Kedokteran Modern, Simposium Penelitian Bahan Obat Alami

tugasnya dengan baik. 43) Periksa apakah ada sistim pengawasan terhadap setiap pelaksanaan tugas. 44) Periksa apakah review intern telah dilaksanakan dan menekankan

Hasil CPU Usage pada game Steredenn Game Grid : Autosport tidak dapat dijalankan pada komputer uji tanpa menggunakan cloud gaming, karena spesifikasi game Grid : Autosport

Pelayanan Kesehatan dan Keturunan, selain berpengaruh langsung kepada kesehatan, juga saling berpengaruh satu sama lainnya. Status kesehatan akan tercapai optimal,

‫د‪‌ .‬التحقيق املكتيب‬ ‫مهم ج ّدا قبل أن تعمل الباحثة العملية األبعد ومنتفع لتأكيد‬ ‫التحقيق املكتيب ّ‬ ‫األصلي أن التحليل الصريف عن اإلعالل يف

Sungai Ciliwung merupakan bagian dari Satuan Wilayah Sungai (SWS) Ciliwung – Cisadane, mempunyai panjang mulai dari hulu hingga hilir 117 km, dan luas daerah aliran sungai (DAS) ±

Women should wear a colourful blouse with black pants or a black knee-length skirt. Men should wear black pants with an orange or