• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KEPENTINGAN INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KEPENTINGAN INDONESIA"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MATA KULIAH

HUKUM EKONOMI

MAKALAH

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KEPENTINGAN PARA PIHAK DI DALAM MERGER SAHAM BANK

Oleh :

SYAPUTRA (B1A109122)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BENGKULU

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah hukum ekonomi dengan judul PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KEPENTINGAN PARA PIHAK DI DALAM MERGER SAHAM BANK hingga selesai dengan segala upaya. Dan tidak lupa shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju alam yang terang benderang seperti yang kita rasakan saat ini.

Saya menyadari masih banyak sekali kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam penyusunan tugas ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan masukan baik berupa kritik maupun saran yang berguna untuk penyusunan tugas-tugas selanjutnya.

Demikianlah yang dapat saya uraikan, lebih dan kurangnya saya mohon maaf, semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bengkulu, Desember 2011

(3)

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Permasalahan ... 2

BAB II PEMBAHASAN... 3

A. Pengertian ... 3

B. Manfaat dan Kelemahan Merger ... 4

C. Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan dalam Merger... 7

D. Alasan Bank Melakukan Merger ... 9

E. Dasar Hukum Merger Bank ... 10

F. Hambatan Pelaksanaan Merger Bank ... 11

G. Perlindungan Hukum Terhadap Kepentingan Para Pihak dalam Merger Saham Bank ... 12

1) Kepentingan Para Pemegang Saham... 12

2) Kepentingan Para Nasabah Penyimpan Dana... 16

3) Kepentingan Para Pegawai Bank... 16

4) Kepentingan Para Pengurus ... 17

5) Masalah Perlindungan Kreditor ... 17

BAB III PENUTUP ... 18

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menghadapi persaingan yang makin lama makin tajam di dalam kehidupan perekonomian terutama dunia bisnis, terlebih memasuki era globalisasi pada saat ini, perusahaan-perusahaan besar berupaya mencari jalan untuk meningkatkan efisiensinya, bahkan perusahaan-perusahaan besar berupaya meningkatkan daya saing, size dan kinerjanya.

Melakukan pengurangan biaya produksi yang tidak sampai mengakibatkan penurunan pendapatan adalah cara tradisional dianggap tidak cukup kuat untuk meningkatkan keuntungan perusahaan. Tetapi telah ada upaya lain yang kemudian dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar yakni merger, konsolidasi ataupun akuisisi.

Merger melibatkan penggabungan dua perusahaan atau lebih yang seringkali berbeda dari segi karakter dan nilainya. Dengan harapan adanya pencapaian terhadap sasaran yang sangat strategis dan sasaran financial tertentu.

Melalui merger, perusahaan-perusahaan menggabungkan dan membagi sumber daya yang mereka miliki untuk mencapai tujuan bersama. Para pemegang saham dari perusahaan-perusahaan yang bergabung seringkali tetap dalam posisi sebagai pemilik bersama entitas yang digabungkan.

(5)

bank untuk memenuhi rasio kecukupan modal yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia serta untuk mengatasi keadaan yang bermasalah.

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas ditentukan bahwa jika terjadi penggabungan, maka perseroan yang menggabungkan diri menjadi bubar. Penggabungkan itu sekaligus dan serentak memindahkan aktiva (asset) dan pasiva (liabilities) dari perusahaan yang diambil alih dan terjadi demi hukum. Meskipun secara otomatis pengalihannya melalui hukum tetapi untuk mencapai kepastian hukum agar dapat melindungi kepentingan para pihak yang terkait maka dibuat akta perjanjian merger.

B. Permasalahan

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Menurut Black’s Law Dictionary, merger adalah fusion or absorption of one thing or right into another1, yang berarti fusi atau absorpsi tersebut dilakukan oleh suatu subjek yang kurang pening dengan subjek lain yang lebih penting. Subjek yang kurang penting itu kemudian membubarkan diri. Dengan demikian merger perusahaan berarti dua perusahaan melakukan fusi, dimana salah satu diantaranya akan lenyap (dibubarkan).

Dalam istilah hukum perusahaan merger adalah tindakan penggabungan dua perusahaan sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan oleh undang-undang, dimana satu dari beberapa perusahaan tetap bertahan dan yang lainnya hilang2.

Dalam penjelasasn atas pasal 28 undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan terdapat istilah “penggabungan” untuk merger, yaitu: “Merger (penggabungan usaha) adalah penggabungan dari dua bank atau lebih dengan cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu bank dan menlikuidasi bank-bank lainnya.”

Sementara menurut Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun1998 Tentang Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas merger atau penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh suatu perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan perseroan lainnya yang telah ada dan selanjutnya perseroan yang menggabungkan diri

1

Henry Campbell Black. Black’s Law Dictionary. Sixth Edition. (St. Paul Minn. West Publishing Co. 1991), hlm. 682.

2Ibid

(7)

menjadi bubar. Merger adalah absorsi suatu perusahaan oleh perusahaan lainnya dengan tetap mempertahankan nama dan identitas perusahaan yang telah diambil alih.

Dapat ditarik kesimpulah bahwa merger merupakan suati bentuk penggabungan dua badan usaha, badan usaha yang satu tetap ada, dan yang satunya bubar secara hukum dan nam perusahaan yang digunakan adalah perusahaan yang ada.

B. Manfaat dan Kelemahan Merger

Meningkatnya laju perekonomian di Indonesia tidak terlepaas dari pesatnya tingkat pertumbuhan dan perkembangan perbankan nasional. Perbankan merupakan salah satu dari mata rantai bisnis secara macro. Apabial salah satu mata rantai mengalami kesulitan, maka akan berakibat banyak bagi pertumbuhan perekonomian secara keseluruhan.

Untuk menghindari hal itu, maka diadakan merger antar bank terutama bank besar terhadap bank-bank kecil agar bank tersebut dapat tumbuh dan berkembang. Banyak manfaat yang didapat dari merger antar bank3, antara lainnya adalah:

1. Pertimbangan pasar

Merger dimaksudkan untuk memperluas pangsa pasar. Dalam hal ini, baik untuk menghasilkan mata rantai produk yang lengkap, maupun unutk memperluas distribusi produk dalam satu area, atau memperluas area distribusi.

2. Penghematan distribusi

Sistem distribusi, termasuk tetapi tidak terbatas pada salesman, dealers, retails, outlets, dan transportation facilities, seringkali 3

(8)

dapat menangani dua produk yang mempunyai metode distribusi market yang serupa, dengan menhemat biaya daripada hanya menangani produk tunggal.

3. Diversifikasi

Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh penganekaragaman jenis usaha, untuk meminimalkan resiko terhadap pasar tertentu dan/atau untuk berpartisipasi pada bidang-bidang yang baru tumbuh.

4. Keuntungan manufaktur

Banyak keuntungan dapat dipetik dengan menggabungkan dua unit manufaktur atau lebih. Biasanya segi-segi kelemahan dapat diperkuat, kelebihan (overcapacity) dapat dihilangkan, dan overhead dapat dikurangi, dan problem-problem yang bersifat temporer karenanya dapat dipecahkan.

5. Riset dandevelopment

Biaya riset dan development dapat dikurangi dengan terbukanya kesempatan untuk menggunakan laboratorium bersama, pendidikan bersama, dan sebagainya.

6. Pertimbangan finansial

Dalam hal ini untuk meningkatkan earning per share dan memperbaiki image di pasar dan mencapai stabilitas dan sekuritas finansial.

7. Pemanfaat sumber daya manusia

Excess capital masing-masing perusahaan dapat saling dimanfaatkan.

8. Kecanggihan dan otomatisasi

(9)

9. Kecanggihan otomatisasi

Perkembangan bisnis menuju kepada penggunaan sarana yang semakin canggih dan otomatisasi. Untuk itu diperlukan biaya tinggi dan SDM yang tangguh. Perusahaan-perusahaan kecil akan sulit mengikuti perkembangan ini kecuali dengan membesarkan diri dengan cara merger.

Merger juga tidak luput dari kelemahan atau disebut dengan dangerous area yang mesti diwaspadai4, diantaranya:

1. Account receivables

Dalam hal ini harus dilihat dengan teliti apakah kredit-kredit dan tagihan dalam keadaan kolektibilitas atau tidak.

2. Inventories

Dalam hubungan dengan inventories ini, hal-hal yang harus diperhatikan:

a) Apakah dokumentasi kepemilikannya kuat secara hukum. Apakah punya kekuasaan/kemampuan untuk mengontrol inventoriestersebut.

b) Harga yang sebenarnya/harga pasar kemungkinannya berapa. c) Kalau ingin dijual likuiditasnya sejauh mana.

d) Apakah inventories tidak termasuk dalam slow moving, defective, atauabsolete.

3. Property, Plant, dan Equipment

Mesti pula diinvestasikan secara baik berapa nilai yang sebenarnya dari property, plant dan equipment tersebut.

4. Liabilities

Harus diperhatikan dengan teliti terhadap segi-segi kewajiban perusahaan, terutama tentang kewajiban-kewajiban yang tidak tercatat dan kewajiban-kewajiban yang bersifat contingent. Jika

4

(10)

tidak diinvestigasi secara teliti, kemungkinan liabilities seperti ini tidak terdeteksi.

C. Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan Dalam Merger

Jika sebuah perusahaan ingin melakukan merger dengan perusahaan lain, maka sebelum melakukan merger, ada beberapa factor minimal yang mesti dipertimbangkan dan diinvestigasi terlebih dahulu5, sebagai berikut:

1. Faktor produksi

Ketika merger dilakukan, maka akan terjadi perpaduan antara dua sumber produksi, baik produksi yang sama, produksi produk satu jalur, ataupun produksi dua produk yang berbeda. Akan tetapi, dengan adanya penggabungan produksi tersebut, sejauh mana akan membawa suatu sinerji mesti diperhitungkan. Hal-hal yang mesti diperhitungkan adalah sebagai berikut:

a) Sejauh mana merger dapat menghemat production cost.

b) Sejauh mana riset dan development terhadap produk dapat digabung.

c) Standar produk yang bagaimana yang diinginkan dalam mempersatukan dua produk yang mungkin standarnya berbeda.

d) Bagaimana know-how dapat ditingkatkan dalam bidang produksi dengan merger tersebut.

e) Berapa besar biaya yang diperlukan dalam hal tempat produksinya di tempat yang berbeda. Juga hal yang harus dipertimbangkan adalah mengenai transportasi, waktu, dan sebagainya.

f) Bagaimana penyatuan pabrik-pabrik dan peralatan jika diperlukan. Apakah diperlukan biaya ekstra untuk itu.

5Ibid

(11)

g) Apakah ada masalah-masalah yang tidak kelihatan, misalnya produk yang telah dihasilkan berkualitas rendah sehingga ada ancaman pengembalian produk atau bahkan gugatan hukumm di pengadilan.

2. Faktor finansial

Faktor ini merupakan faktor yang sangat penting yang harus dipertimbangkan dalam suatu merger. Beberapa masalah finansial dari perusahaan yang harus dipertimbangkan adalah sebagai berikut.

a) Kewajiban perusahaan. Baik kewajiban yang tercatat, maupun yang tidak tercatat dalam pembukuan.

b) Financial statement. Analisis terhadap financial statement, termasuk proyeksi kedepan.

c) Inventories. Dalam hal ini perlu dicermati taksiran harga dari inventories perusahaan.

d) Laporan kredit dari bank.

e) Harga dari properti, pabrik dan peralatan-peralatan lain. f) Hak milik intelektual

g) Tagihan (Account Recievables)

Disini yang menjadi focus apakah tagihan itu termasuk gampang atau sukar untuk ditagih, baik tagihan dagang maupun yang bukan.

h) Kewajiban (liabilities)

i) Commitment dan Contingencies

(12)

j) Operations

Bagaimanakah earning capacity dari perusahaan yang akan merger tersebut sebagai indikator untuk mengetahui pendapatan perusahaan di masa-masa mendatang.

k) Hak karyawan

Berapa besar hak-hak khusus dari karyawan l) Faktor pajak

Diperhitungkan berapa besar pajak yang harus, sudah atau yang akan dibayar oleh perusahaan yang akan merger dikecualikan pajak merger.

m) Faktor hukum

Apakah perusahaan yang akan merger mempunyai masalah-masalah hukum. Apakah asset-asetnya aman dari segi hukum. n) Faktor pemasaran

Disini yang mesti diselidiki adalah bagaiman pemasarannya, untung ruginya dengan perusahaan yang akan merger.

o) Faktor sumber daya manusia

Yang perlu diperhatikan disini adalah bagaiman status dari karyawan ataupun pegawai yang ada dalam perusahaan yang akan merger.

p) Harus diteliti apakah perusahaan yang akan merger menyimpan masalah yang sangat serius dengan masalah perburuhan.

D. Alasan Bank Melakukan Merger

(13)

Bank sentral perlu mengawasi secara ketat berjalannya bisnis perbankan untuk masing-masing bank, antara lain dengan pembebanan beberapa kewajiban dan criteria yang harus dipenuhi oleh pihak bank.

Dilihat dari tujuannya, terdapat dua macam merger bank, pertama merger dalam rangka rescue program, yakni merger dengan bank-bank yang tidak sehat (bank kecil) dengan tujuan untuk mengembangkan bank yang tidak sehat menjadi bank yang besar, kedua merger dalam rangka improving business, yakni merger antara bank-bank yang sehat dengan tujuan menjadikan bank tersebut menjadi lebih besar lagi atau untuk membentuk suatu sinegi.

E. Dasar Hukum Merger Bank

Undang-Undang Perbankan mengenal dua macam merger saham bank, yaitu secara sukarela dan imperative. Merger sukarela adalah merger yang dilakukan secara sukarela oleh masing-masing pemegang saham bank yang akan melakukan merger. Merger imperative adalah merger yang merupakan pelaksanaan dari perintah bank Indonesia dalam rangka menyelamatkan bank yang bermasalah.

Mengenai merger sukarela diatur dalam pasal 28 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan sedangkan mengenai merger imperative diatur dalam pasal 37 ayat (2).

(14)

Selanjutnya, pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 1992 ikut dalam memberikan pembatasan-pembatasan tertentu. Pembatasan itu bertujuan agar tingkat kesehatan bank hasil merger terjaga dengan baik.

Mengenai tata cara pelaksanaan/prosedur merger bank, telah diatur dalam dua buah surat keptusan bank Indonesia, yakni Surat Keputusan Bank Indonesia Nomor 32/51/KEP/DIR Tanggal 14 Mei 1999 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Merger, Konsolidasi, dan Akuisisi Bank Umum, serta Surat Persyaratan dan Tata Cara Merger, Konsolidasi, Dan Akuisisi Bank Perkreditan Rakyat.

F. Hambatan Pelaksanaan Merger Bank

Hambatan dalam melakukan merger tidak hanya bersifat objektif saja, tetapi berasal dari bank itu sendiri. Hal ini karena keengganan bank-bank untuk melakukan merger memiliki alasan-alasan tertentu, seperti:

1. Egoisme pemilik unutk bermitra dengan pihak lain

2. Tidak adanya kecocokan batin antara pemilik dari bank yang satu dengan pemilik bank yang lain

3. Tidak adanya kesedian pemilik untuk kehilangan nama banknya akibat merger.

(15)

Kedua, bank hasil merger tersebut akan menimbulkan bank baru dengan tingkat kesehatan yang kurang dari cukup sehat.

Ketiga, jumlah aktiva bank merger atau konsolidasi itu akan melebihi dari 20% jumlah aktiva seluruh bank umum di Indonesia. Hal ini sebagaimana dilarang dalam pasal 8 huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1999.

G. Perlindungan Hukum Terhadap Kepentingan Para Pihak Dalam

Merger Saham Bank

1. Kepentingan Para Pemegang Saham

Pemegang saham harus dijamin appraisal rights6-nya karena jika tidak diberikan jaminan, maka keputusan perseroan yang merugikan para pemegang saham akan dapat menimbulkan sengketa, yang tidak mustahil akan berupa proses litigasi atau gugatan di pengadilan yang berkepanjangan.

Pemegang saham tidak bias dipaksakan untuk menerima begitu saja harga harga yang ditawarkan oleh bank yang akan mengambil alih. Namun, di pihak lain memang harus pula disadari oleh para pemegang saham bahwa apabila merger saham tidak sampai terjadi, maka Bank Indonesia dapat mencabut izin bank tersebut. Jika terjadi hal seperti ini, pemegang saham tidak akan memperoleh apap-apap kecuali sisa harta likuidisasi setelah dibagi-bagikan kepada kreditor-kreditor lain dari bank itu berdasarkan prioritasnya.

6 Hak dari pemegang saham minoritas yang tidak setuju terhadap merger atau terhadap

(16)

Pelaksanaan appraisal right merupakan salah satu keistimewaan yang diberikan hukum kepada transaksi merger ini. Keistimewaan lain adalah penerapan prinsip super majority7. Pengakuan prinsip ini tercantum dalam pasal 55 jo. Pasal 104 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas.

Terdapat beberapa teori untuk mendukung prinsip appraisal rights sebagai perlindungan terhadap pemegang saham minoritas di dalam merger8, diantaranya:

a) Teori Defeated Expectation (Maksud Tak Sampai)

Teori ini mengajarkan bahwa jika seseorang telah memiliki saham disuatu perusahaan yang bergerak dibidang tertentu, tidak dapat ia paksakan untuk memiliki saham pada perusahaan yang sudah berbeda akibat dari merger, sungguhpun dia hanyalah pemegang saham minoritas.

b) Teori Locus Penitentiae (Penyesalan)

Teori ini mengajarkan bahwa dengan adanya prinsip tersebut berarti kepada pihak manajemen yang melakukan deal merger akan ekstra hati-hati sehingga terdorong untuk tidak melakukan merger yang merugikan perusahaan/pemegang saham. Jadi pemberlakuan pranata hukum appraisal rights ini dapat merupakan sarana pengecekan, tetapi tidak telalu mencampuri urusan manajemen yang kemungkinan melakukan keputusan yang salah dalam melakukan merger tersebut.

c) Teori Compensation

Teori ini mengajarkan bahwa tetap terjadi kemungkinan adanya pihak pemegang saham yang dirugikan karena adanya

7

Prinsip super majority berarti bahwa untuk dapat menyetujui merger, yang diperlukan bukan hanya simple majority pemegang saham yang harus menyetujuinya, tetapi lebih dari itu. Undang-undang perseroan terbatas menyebutkan angka ¾ atau lebih pemegang saham yang menyetujuinya.

8Op. cit

(17)

pranata hukum merger tersebut. Karena itu, pemberlakuan appraisal rights bagi [emegang saham yang dirugikan tersebut, yakni dengan dibelinya kembali saham-saham dan pihak yang tidak menyetujui merger, dapat merupakan suatu kompensasi yang adil atas kerugian tersebut.

d) Teori Konsistensi

Teori ini mengajarakan bahwa hukum ternyata tidak konsisten dalam menerapkan appraisal rights. Sebab, banyak perubahan korporat lain selain merger, perubahan anggaran dasar, dan sebagainya yang juga potensial utnuk merugikan kepentingan pemegang saham minoritas. Misalnya, manajemen mengubah secara drastic haluan bisnis perusahaan tersebut, yang dalam hal ini tidak diberikan appraisal rights kepada pemegang saham minoritas yang tidak menyetujuinya.

e) Teori Capital Market(Pasar Modal)

Teori ini mengajarkan bahwa khususnya terhadap perusahaan terbuka, appraisal rights tidak diperlukan, mengingat pihak yang menyetujuinya dapat menjuak sahamnya dipasar modal dengan harga pasar yang layak bagi saham yang bersangkutan.

f) Teori Cash Drain (Penyedotan Dana)

Teori ini mengajarkan bahwa dibelakukannya appraisal rights, maka kemungkinan perushaan kekurangan dana harus membeli saham dari pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui merger tersebut. Kekurangan dana ini bukan tidak mungkin menyebabkan perusahaan secara langsung atau tidak langsung membatalkan tindakan merger tersebut.

(18)

perusahaan dengan harga pantas. Dikenal tiga teori untuk harga yang pantas tersebut.9

a) Teori Earnings Value(Nilai Perolehan)

Nilai perolehan adalah dengan meliaht nilai perolehan atau investasi. Dalam hal ini biasanya yang dilihat adalah nilai perolehan perusahaan di masa yang akan dating setelah didiskon dengan nilai perolehan perusahaan sekarang.

b) Teori Market Value(Nilai Pasar)

Harga saham dilihat pada nilai pasar dari saham yang bersangkutan sebelum diumumkan merger tersebut. Nilai pasar dari saham ini sulit ditentukan secara pasti, khusunya bagi saham yang bukan perusahaan terbuka.

c) Teori Assets Value (Nilai Aset)

Harga dari saham yang akan dibeli oleh perusahaan dalam hal pemegang saham minoritas melaksanakan appraisal rights adalah sebesar harga aset di pasar yang wajar. Hal ini akan mendingkrak harga saham tersebut seandainya dalam perusahaan terdaoat aset-aset yang untuk sementara tidak aktif atau tidak menghasilkan, padahal harga aset itu lumayan besar dan signifikan.

Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas memberikan hak kepada pemegang saham minoritas untuk menjual sahamnya dengan harga yang wajar jika terjadi merger.

9Op. cit

(19)

2. Kepentingan Para Nasabah Penyimpan Dana

Kepentingan nasabah penyimpan dana dari suatu bank yang akan diambil alih, besar kemungkinan akan menghadapi bahaya dalam hal banknya melakukan merger dengan bank lain.

Kepentingan nasabah penyimpan dana dari bank yang menjadi sasaran merger harus diperhatikan sebagiamana sesuai dengan ketentuan pasal 104 ayat (1) yang menjelaskan bahwa kepentingan nasabah penyimpan dana dari suatu bank termasuk dalam kelompok yang disebut “kepentingan masyarakat” sebagaimana yang dimaksud dalam undang-undang nomor 1 tahun 1995.

3. Kepentingan Para Pegawai Bank

Secara spesifik pula pasal 104 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 menghendaki agar perbuatan hukum penggabungan atau merger perseroan harus memperhatikan kepentingan karyawan perseroan, baik karyawan dari bank yang mengambil alih maupun bank yang menjadi sasaran penggabungan tersebut.

Beberapa hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan kepentingan para pegawai bank adalah:10

a) Prinsip-prinsip umum mengenai kebijaksanaan kesejahteraan social yang akan diterapkan setelah merger

b) Waktu yang pantas untuk berkonsultasi dengan organisasi pegawai bank

c) Cara dan saat untuk menginformasikan merger kepada pegawai bank

10

(20)

d) Cara unutk mencegah atau setidak-tidaknya mengeliminasi kemungkinan kerugian materiil kepada pihak pegawai, termasuk memberikan kompensasi yang bersifat materiil

e) Aktivitas khusus dari organisasi pekerja dalam perusahaan f) Suatu garansai terhadap keamanan dan ketersediaan pekerjaan

setelah merger.

4. Kepentingan Para Pengurus

Dalam proses merger saham yang terjadi secara sukarela atau terjadi secara wajar, memang kepentingan pengurus tidak dapat diabaikan. Namun dalam hal merger saham terjadi sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 37 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, maka pada hakikatnya itu dalah tindakan yang diambil oleh Bank Indonesia sebagai konsekuensi dari kesalahn piahk pengurus. Oleh karena itu, kepentingan mereka boleh, bahkan justru harus diabaikan sebagai tebusan atas kesalahan mereka sendiri.

5. Masalah Perlindungan Kreditor

(21)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam melakukan merger saham bank, kepentingan para pihak mesti dapat perlindungan hukum agar tidak terjadi pencideraan terhadap hak dan kewajiban para pihak yang terkait dalam merger saham bank.

Kepentingan para pemegang saham, kepentingan para nasabah, kepentingan para pegawai, kepentingan para pengurus dan kepentingan kreditor memang harus diperhatikan. Sehingga untuk memberikan perhatian atas kepentingan para pihak itu, maka diwujudkanlah kebijakan pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan yang mampu menjamin dan memberikan kepastian hukum kepada pihak-pihak yang terkait.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Budianto, Agus. 2009. Merger Bank di Indonesia Beserta Akibat-Akibat

Hukumnya. Jakarta: Adapixel TheImageMaker.

Candra, Aditiawan. Merger dan Akuisisi Bank Nasional: Realitas dan

Tantangan. www

Fuady, Munir. 1999. Hukum Perbankan di Indonesia. Bandung: Citra Aditya

Bakti.

________. 1999.Hukum Tentang Merger. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Muhyar, Yara. 1995. Merger (penggabungan perusahaan). Jakarta: Nadhila

Ceria Indonesia.

Prasetya, Hari. Merger Bank, Kendala dan Solusinya. www.

Purwanto, Djoko. Merger Bank : Mengapa Harus Dilakukan?. www.

Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1999 Tentang

Merger, Konsolidasi, dan Akuisisi Bank.

Republik Indonesia, Surat Keputusan Bank Indonesia Nomor 32/52/KEP/DIR

Tanggal 14 Mei 1999 Tentang Persyaratan dan Tata Caraa Merger,

Konsolidasi, dan Akuisisi Bank Perkreditan Rakyat.

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang

Perubahan Atas undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.

(23)

Usman, Rachmadi. 2001. Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Widjaja, Gunawan. 2009. Risiko Hukum dan Bisnis Perusahaan Pailit. Jakarta:

Forum Sahabat.

Widjanarto. 1993. Hukum dan Ketentuan Perbankan di Indonesia. Jakarta:

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkah, rahmat, dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian dan laporan tugas

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas skripsi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan naungan (intensitas cahaya makin rendah), pegagan yang tumbuh di dataran rendah maupun tinggi akan mengubah sifat

- Guru memberikan contoh ekspresi untuk bertanya jawab dengan siswa yaitu contoh- contoh pertanyaan yang menanyakan like dan dislike.. - Siswa secara berpasangan

Napsu badan jeung sagala panga- jakna teh ku jelema anu geus jadi kagungan Kristus Yesus mah geus Ka pan urang teh geus maot tina dosa, piraku bisa keneh hirup dina

Semuanya dilakukan dengan menggunakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat (,”Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan

Menghilangkan semua sumber penyulut. Pisahkan dari bahan-bahan yang mengoksidasi. Jaga agar wadah tertutup rapat dan tersegel sampai siap untuk digunakan. Wadah yang sudah

Guru menerapkan model pembelajaran “ular tangga PAI ( SKI dan Fiqih )” untuk memahami konsep materi sistem yang akan diberikan dengan tahapan sebagai berikut :. • Permainan ini