• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waste Management Inc. (Maya Nurmayani)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Waste Management Inc. (Maya Nurmayani)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Maya Nurmayani Kelas : Akuntansi C NPM : 14.06.1.0089

Mata Kuliah : AKUNTANSI TOPIK KHUSUS

Skandal Waste Management Inc. (WMI)

Sejarah Singkat Waste Management Inc.

Waste management, Inc (WMI) didirikan oleh dua sepupu Dean Buntrock

dan Wayne Huizenga pada tahun 1968, perusahaan yang bermarkas di City Tower

Pertama di Houston, Texas. Perusahaan bergerak dalam industri pembuangan

limbah dan perusahaan jasa lingkungan di AS. Waste menjadi perusahaan

manajemen limbah terbesar di AS. Namun, Wayne Huizenga meninggalkan WMI

pada tahun 1984 untuk mendirikan kerajaan blockbuster. Bisnis inti dari Waste

Management untuk manajemen sampah di Amerika Utara terdiri dari

proses-proses penting sebagai berikut, yaitu mengumpulkan (collection), memindahkan

(transfer) & membuang (disposal).

Dalam pemilikan Buntrock sebagai CEO, perusahaan tersebut „go public‟ pada tahun 1971, dan kemudian berkembang selama tahun 1970an dan 1980an

melalui beberapa tambahan atau akusisi dari perusahaan angkutan sampah lokal

dan pengurus-pengurus landfill. Bahkan pada suatu saat perusahaan mampu

melakukan hampir dari 200 akusisi selama setahun. Dari 1971 sampai dengan

1991, perusahaan menikmati rata-rata pertumbuhan pendapatan sebesar 36% per

tahun dan pertumbuhan laba bersih sebesar 36% per tahun.

Kronologis Kasus

1) Pada 1991, Waste Management menjadi bisnis pembersih sampah terbesar di

(2)

Buntrock dan eksekutif lainnya di Waste Management menetapkan

tujuan/sasaran pertumbuhan yang agresif.

2) Pada 1992 misalnya, perusahaan meramalkan pertumbuhan sebesar 26.1%

untuk pendapatan & 16.5 % untuk laba bersih berturut-turut selama 1991.

3) Pada tahun 1992, auditor di Andersen menemukan bukti yang menunjukkan

bahwa klien mereka salah saji pada pajak, asuransi, dan biaya yang

ditangguhkan sebesar $93.5 juta, tetapi WMI menolak untuk menyajikan

kembali laporan keuangan untuk memperbaiki kesalahan.

4) Pada tahun 1993, auditor mendokumentasikan salah saji lain sebesar $128

juta yang akan mengurangi pendapatan dari operasi yang dilanjutkan sebesar

12 persen. Meskipun demikian, Andersen menyimpulkan bahwa salah saji

tersebut tidak material untuk mengharuskan pengungkapan.

5) Pada 1996, Dean Buntrock pensiun sebagai CEO, tapi melanjutkan untuk

karirnya sebagai ketua dari Dewan Direksi.

6) Pada tahun 1997 ketika CEO baru perusahaan, Ronald T. Lemay,berhenti

setelah tiga bulan menjabat. Analis menyimpulkan bahwa CEO berhenti

karena mungkin telah menemukan masalah akuntansi. Meskipun demikian,

Lemay telah memulai penyelidikan atas manipulasi akuntansi yang kemudian

menjadi titik awal untuk mengetahui perlunya penyajian kembali laporan

keuangan periode 1992-1997 yang diperlukan untuk mengoreksi berbagai

penggelembungan angka dan juga menjadi titik awal untuk investigasi SEC.

7) SEC mulai memeriksa buku WMI pada bulan November 1997, ketika

perusahaan mengumumkan bahwa perubahan dalam metode akuntansi akan

berakibat pada hilangnya $1.2 milyar dan mengurangi laba ditahan yang

dilaporkan sebesar $1 miliar yang tercatat selama lima tahun sebelumnya.

8) Skema terurai pada pertengahan tahun 1997, setelah CEO baru

memerintahkan untuk meninjau praktik akuntansi perusahaan.

9) Pada 1992-1997, CEO yang lama memanipulasi laporan keuangan untuk

mencapai target laba. WMI terus terlibat dalam $ 1,4 miliar pada penipuan

(3)

10) Pada tahun 1998, WMI menyajikan kembali laporan keuangan perode

1992-1997. Dalam penyajian kembali, melalui tiga kuartal pertama, perusahaan

mengakui secara material telah menggelembungkan laba sebelum pajak

sekitar $1.7 milyar dan mengecilkan elemen tertentu dari beban pajaknya

sebesar $190juta. WMI mengakui bahwa secara keseluruhan perusahaan telah

menggelembungkan laba bersih setelah pajak sebesar lebih dari $1 miliar.

11) Setelah pengumuman tersebut, saham perusahaan turun hingga lebih dari

30% dan pemegang saham rugi hingga $6 milyar dollar.

12) SEC menuduh Dean Buntrock, pendiri perusahaan, dan 5 pejabat top lainnya

melakukan penipuan ini. Tuduhan tersebut menduga bahwa manajemen telah

berulang kali merubah penilaian biaya depresiasi untuk mengurangi jumlah

biaya dan telah melakukan praktik akuntansi yang tidak layak berhubungan

dengan kebijakan-kebijakan kapitalisasi, juga merencanakan pengurangan

biaya-biaya.

13) SEC juga menuduh Arthur Andersen, sebagai auditor Waste Management,

yang diduga keras mengetahui atau secara sembarangan mengeluarkan

laporan audit yang secara material salah dan menyesatkan untuk periode 1993

sampai dengan 1996.

14) Andersen menyelesaikan masalah kepada SEC dengan membayar denda,

terbesar dalam sanksi perdata, sebesar $7 juta, tanpa pernyataan mengakui

atau menyangkal. Dan juga, mitra-mitra utamanya didenda dan dilarang

berpraktik oleh SEC.

WMI secara curang memanipulasi hasil keuangan perusahaan untuk

memenuhi target laba yang telah ditentukan dengan secara tidak tepat

menghilangkan dan menunda beban periode berjalan untuk melakukan banyak

praktik akuntansi yang tidak benar untuk mencapai tujuan ini. Mereka melakukan

banyak praktik akuntansi yang tidak benar untuk mencapai tujuan mereka.

(4)

a) Menghindari beban penyusutan truk sampah mereka dengan menetapkan nilai

sisa yang tidak mendukung dan meningkat sisanya, serta memperpanjang

masa manfaat.

b) Menetapkan nilai sisa dengan sewenang-wenang pada aset lain yang

sebelumnya tidak memiliki nilai sisa.

c) Gagal untuk mencatat beban penurunan nilai dari tempat pembungan sampah

karena mereka telah dipenuhi dengan sampah.

d) Menolak untuk mencatat beban yang diperlukan untuk menghapus biaya

akibat ketidaksuksesan dan pengabaian proyek pengembangan tempat

pembungan sampahnya.

e) Membentuk cadangan lingkungan yang meningkat sehubungan dengan

akuisisi sehingga kelebihan cadangan dapat digunakan untuk menghindari

pencatatan beban usaha yang tidak terkait.

f) Mengkapitalisasi berbagai biaya secara tidak benar.

g) Gagal untuk membentuk cadangan yang cukup untuk membayar pajak

penghasilan dan biaya-biaya lainnya.

h) Untuk mengecilkan biaya/pengurangan dan menggelembungkan laba manajemen menggunakan “top-level adjustment” untuk dapat mencapai target laba yang ditentukan.

i) Buntrock dan mitra lainnya melakukan kecurangan sekuritas, pengajuan

laporan berkala yang palsu, pemalsuan buku-buku dan catatan, serta

kebohongan kepada auditor untuk mendapatkan keuntungan yang besar dan

memperkaya diri sendiri. Para pelaku motivasi didorong oleh keserakahan

dan terlibat memperkaya diri, diawetkan posisi perusahaan mereka dan status

dalam komunitas bisnis dan sosial. Dan juga tambahan termasuk bonus,

saham pilihan, dan tunjangan pensiun yang didasarkan pada kinerja

(5)

Analisis:

Setelah membaca kronologis kasus pada Waste Management Inc dapat di

analisis bahwa dalam hal ini, para eksekutif Waste Management Inc. telah

melakukan hal yang salah, dengan membuat keputusan yang buruk melakukan penipuan keuangan hanya untuk mencapai “target laba yang telah ditentukan” mereka. Mereka telah merugikan banyak pihak, Ini tidak hanya menyebabkan

kerusakan finansial, tetapi menunjukkan bagaimana CEO perusahaan tidak

memiliki integritas dan komitmen, serta melanggar prinsip-prinsip GCG seperti:

1) Transparansi (transparency)

Secara sederhana bisa diartikan sebagai keterbukaan informasi. Dalam

mewujudkan prinsip ini, perusahaan dituntut untuk menyediakan informasi yang

cukup, akurat, tepat waktu kepada segenap stakeholders-nya. Informasi yang

diungkapkan antara lain keadaan keuangan, kinerja keuangan, kepemilikan dan

pengelolaan perusahaan. Audit yang dilakukan atas informasi dilakukan

secara independen. Keterbukaan dilakukan agar pemegang saham dan orang lain

mengetahui keadaan perusahaan sehingga nilai pemegang saham dapat

ditingkatkan.

Hal ini tidak diimplementasikan oleh Waste Management Inc. karena

banyaknya informasi-informasi yang disembunyikan yang seharusnya

disampaikan secara terbuka kepada stakeholders perusahaan.

2) Akuntabilitas (accountability)

Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan

pertanggungjawaban elemen perusahaan. Apabila prinsip ini diterapkan secara

efektif, maka akan ada kejelasan akan fungsi, hak, kewajiban dan wewenang serta

tanggung jawab antara pemegang saham, dewan komisaris dan dewan direksi.

Prinsip yang dilanggar oleh para eksekutif Waste Management Inc. dengan

tidak ditunjukkan sistem akuntansi yang efektif untuk menghasilkan laporan

(6)

yang salah saji selama lima tahun berturut-turut. Ini menyebabkan ketidakjelasan

fungsi, pelaksanaan, dan pertangungjawaban setiap organ sehingga pengelolaan

berjalan tidak efektif.

3) Responsibilitas (responsibility)

Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta

melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga

dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat

pengakuan sebagai good corporate citizen. Prinsip yang dilanggar oleh para eksekutif Waste Management Inc. yang tidak memberikan pertanggungjawaban

atas semua tindakan dalam mengelola perusahaan kepada para pemangku

kepentingan. Dengan menerapkan prinsip ini, diharapkan akan menyadarkan

perusahaan bahwa dalam kegiatan operasionalnya, Prinsip tanggung jawab ada

sebagai konsekuensi logis dari kepercayaan dan wewenang yang diberikan oleh

para pemangku kepentingan kepada para pengelola perusahaan. Namun, prinsip

ini tidak dilaksanakan dengan baik oleh Waste Management Inc.

4) Independensi (independency)

Independensi atau kemandirian adalah suatu keadaan dimana perusahaan

dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari

pihak manapun yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Prinsip ini dilanggar oleh

auditor eksternal yang bekerja sama dengan para pelaku dalam memanipulasi

laporan keuangan perusahaan.

5) Kesetaraan (fairness)

Kesetaraan dan kewajaran (fairness) bisa didefinisikan sebagai perlakuan

yang setara merupakan prinsip agar para pengelola memperlakukan semua

pemangku kepentingan secara adil dan merata dalam memenuhi hak-hak

pemangku kepentingan perusahaan, baik pemangku kepentingan primer

(7)

sekunder (pemerintah, masyarakat dan yang lainnya). Prinsip ini sudah sangat

jelas tidak dilanggar oleh para eksekutif Waste Management Inc. karena mereka

mementingkan diri sendiri untuk memperkaya diri dengan cara melakukan

Referensi

Dokumen terkait

target laba yang ditentukan sebesar 20%, maka untuk mengetahui

Dengan demikian analisis CVP dapat dipakai oleh manajemen sebagai perencanaan, pengendalian dan dalam mengambil keputusan dalam mencapai target laba, dan menghadapi perubahan

Bahwa Pihak Pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai dengan lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka

Hasil setelah pelaksanaan Kebijakan PHBM di Kabupaten Pemalang pada tahun 2012-2014 sudah mencapai indikator target yang ditentukan oleh Pemerintah maupun Keputusan

Selanjutnya guru menyuruh murid bekerja sama dengan teman sekelompok yang sudah ditentukan untuk melakukan pembelajaran sesuai prosedur yang ada pada LKS. Setelah

Hasil setelah pelaksanaan Kebijakan PHBM di Kabupaten Pemalang pada tahun 2012-2014 sudah mencapai indikator target yang ditentukan oleh Pemerintah maupun Keputusan

Penilaian kinerja dilakukan agar dapat mengetahui efektifitas dan efesiensi organisasi dalam mencapai target yang telah ditentukan.1 Secara teoritis kinerja keuangan merupakan

Strategi pemasaran adalah pendekatan yang dapat digunakan oleh bisnis untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, termasuk keputusan kunci mengenai target pasar, positioning pasar