Tipe-tipe penelitian dan metode pengumpulan
data
PERTEMUAN VI
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
•
Mampu memahami dan menjelaskan tipe-tipe
Pengantar
•
Tipe penelitian mengacu pada pendekatan yang
digunakan dalam sebuah penelitian kualitatif, sementara
metode pengumpulan data mengacu pada cara-cara
spesifk dan teknis untuk mendapatkan data dalam
sebuah penelitian kualitatif.
•
Metode dasar pengumpulan data yang umum digunakan
dalam penelitian kualitatif adalah observasi dan
wawancara. Keberhasilan metode pengumpulan data lain
akan bergantung pada penguasaan dua keterampilan ini.
•
Penelitian kualitatif menempatkan peneliti sebagai
Tipe Penelitian Kualitatif
•
Studi Kasus– Kasus adalah sebuah fenomena khusus yang hadir dalam
sebuah konteks yang terbatas, meski batas antara fenomena dan konteks tidak selalu jelas.
– Kasus dapat diambil dari individu, kelompok kecil, organisasi, komunitas, bahkan bangsa.
– Kasus dapat pula berupa keputusan, kebijakan, proses atau peristiwa khusus tertentu.
– Studi kasus dapat mencakup lebih dari satu kasus, tujuannya untuk mempelajari fenomena/populasi umum lebih mendalam. Dapat berfokus di tiap kasus atau antar kasus. Disebut juga studi kasus majemuk/komparatif.
• Etnograf
– Deskripsi mengenai kelompok manusia, berkembang dari penelitian antropologis mengenai kelompok masyarakat primitif.
– Tema sentral etnograf adalah budaya.
– Didasarkan pada asumsi bahwa budaya dipelajari dan dibagi bersama anggota-anggota masyarakat, dan karenanya perlu dideskripsikan dan dimengerti.
– Metode pengumpulan data yang biasa dipakai: kegiatan lapangan (observasi, wawancara, tinggal di lapangan),
penelitian etno-historis (studi dokumen, surat, catatan harian, dsb).
•
Penelitian Partisipatoris
–
Lahir dilatar belakangi oleh ketidak puasan
terhadap pendekatan penelitian yang
top-down.
–
Lahir karena adanya kesadaran tentang
pentingnya pelibatan aktif masyarakat agar
sebuah program menjadi tepat sasaran.
–
Penelitian partisipatoris murni sering disebut
PRA–
Participatory Rural Appraisal.
Karena
awalnya berkembang untuk mengkaji wilayah
pedesaan.
–
Metode pengumpulan data yang dapat
•
Unobtrusive
–
Disebut juga metode non-reaktif, tidak
mengundang respons dari subjek penelitian.
Data ada dan hadir tanpa dimunculkan oleh
peneliti. Dan peneliti tidak melakukan
hubungan secara langsung dengan subjek
penelitian, yang dapat menyebabkan
munculnya data.
–
Penelitian ini menyandarkan diri pada data-data
unobstrusive seperti:
•
Jejak Fisik:
– Erosi, adanya indikasi sesuatu yang hilang menunjukkan gambaran perilaku;
– Akresi, adanya akumulasi bukti fsik menunjukkan hadirnya perilaku
•
Dokumen:
– Resmi dan Pribadi
–
Observasi adalah salah satu metode
non-reaktif; begitu juga content analysis:
Metode Pengumpulan Data: Observasi
•
Merupakan metode paling dasar dan paling tua dari
ilmu-ilmu sosial.
•
Diturunkan dari bahasa latin yang berarti “melihat” dan
“memperhatikan”
•
Observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara
akurat, mencatat fenomena yang muncul dan
mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena
tersebut.
•
Observasi kadang
taken for granted,
karena selalu terlibat
dalam proses pengambilan data, dapat dilakukan oleh
siapapun.
•
Karena hal ini pula sering dianggap tidak ilmiah, hasil
Metode Pengumpulan Data: Observasi
•
Pendapat tersebut dibantah dengan membedakan antara
ahli dengan awam, observasi ilmiah yang dilakukan
peneliti dengan observasi awam. Bahwa dalam observasi
ilmiah, peneliti harus terlebih dahulu dilatih sebelum
melakukan observasi.
•
Dalam melaporkan hasil observasi, peneliti haruslah
deskriptif, bukan interpretatif. Contoh salah: ruangan
tersebut dihias dengan indah; dua orang tersebut saling
bermusuhan.
•
Deskripsi haruslah detail sehingga memungkinkan
pembaca memvisualisasikan setting yang diamati:
Metode Pengumpulan Data: Observasi
• Variasi dalam pendekatan observasi:
– Peneliti berpartisipasi aktif – tidak berpartisipasi?
– Observasi terbuka – terselubung?
– Observasi lama (panjang) – singkat (terbatas)?
– Fokus observasi, fenomena utuh – fenomena spesifk?
– Observasi terstruktur (detil) – tidak terstruktur
– Sarana pencatatan, komputer (digital) – checklist (pensil-kertas)
– Pemberian feedback kepada subjek, diberikan – tidak diberikan. Bila diberikan seberapa jauh?
• Mengamati yang tidak ada dan tidak terjadi. Observasi bukan
Metode Pengumpulan Data: Observasi
•
Catatan lapangan, selain mengamati dalam observasi,
pencatatan juga memainkan peran penting. Catatan
haruslah deskriptif dan detil, hal ini akan memudahkan
analisis dan penyusunan laporan. Yang sebaiknya ada
dalam catatan lapangan
–
Deskripsi konteks
–
Karakteristik subjek
–
Deskripsi orang yang melakukan observasi
–
Eksplorasi penghayatan peneliti terhadap kejadian
–
Interpretasi sementara atas kejadia (dipisah dari
catatan)
–
eskripsi tingkah laku subjek
Contoh Catatan Observasi
Kabur dan Interpretatif
Klien menjadi sangat marah dan bersikap agresif pada sang pengelola
Konkrit dan detil
Ketika Andi, seorang anggota staf senior memberitahukan kepada klien bahwa ia tidak diperbolehkan melakukan apa yang
diinginkannya, klien tersebut mulai berteriak, mengatakan bahwa ia tidak mau Andi mengatuR-atur apa yang akan dilakukannya,
Metode Pengumpulan Data:
Wawancara
• Adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.
• Tujuan wawancara kualitatif adalah mengetahui makna subjektif yang diketahui individu mengenai sebuah topik dan bermaksud mengeksplorasi topik tersebut.
• Variasi dalam wawancara kualitatif
– Wawancara informal, tidak ada pedoman, didasarkan pada berkembangnya pertanyaan secara spontan dalam interaksi alamiah. Biasa dilakukan di observasi partisipatif.
– Wawancara dengan pedoman umum, ada pedoman tapi hanya mencantumkan isu-isu penting yang harus digali. Seringkali tanpa adanya bentuk pertanyaan.
– Wawancara dengan pedoman terstandar yang terbuka, ada pedoman yang terperinci, berikut pertanyaan dan cara
Metode Pengumpulan Data:
Wawancara
•
Isi wawancara
–
Proses dan isi wawancara perlu disiapkan
(diantisipasi) dengan baik, apakah ingin
menggali tingkah laku, perasaan atau nilai.
–
Bentuk pertanyaan seperti apa yang dapat
menggali permasalahan penelitian.
• Mempersiapkan diri dan keterampilan wawancara
– Lakukan wawancara dalam suasana yang menyenangkan dan
aman untuk subjek. Tidak dilakukan dalam jarak waktu yang terlalu dekat dan terlalu lama.
– Tidak semua pertanyaan harus secara eksplisit ditanyakan, karena seringkali saat membahas satu poin pertanyaan ada poin lain yang juga terbahas.
– Ada kalanya subjek memberikan data yang sebelumnya tidak
diperkirakan namun penting untuk penelitian, catatlah bila terjadi.
– Formulasikan pertanyaan secara sederhana, tanyakan satu poin perpertanyaan. Hindari kalimat majemuk.
– Hindari pertanyaan “why”, “mengapa?”. Karena tidak semua orang memahami alasan dibalik tingkah laku/kejadian, subjek dapat
•
Mempersiapkan diri dan keterampilan
wawancara
–
Cek kebenaran pemahaman kita, tanyakan
kembali ke subjek tentang apa yang kita
tangkap dari uraian yang sudah diberikan.
Contoh: “dari kata-kata bapak, saya
menyimpulkan bahwa ..., apakah benar
demikian?”, “Tadi ibu mengatakan otaknya
tidak beres, maksudnya bagaimana bu?”
•
Hal-hal Praktis yang perlu diperhatikan
– Hasil wawancara perlu dicatat secara verbatim (kata-perkata) – Cek kesiapan alat perekam: batere, kapasitas memori, batere
cadangan.
– Tempat wawancara harus tenang, dekatkan mike ke
responden, minta responden bicara dengan jelas, letakkan perekam ditempat stabil, periksa keberfungsian alat.
– Mulai rekaman dengan ucapan peneliti: wawancara dilakukan
pada...., tempat dan tanggal..., dengan nara sumber...
– Peneliti bicara dengan jelas dan tidak terlalu cepat, karena
biasanya ditiru oleh subjek.
•
Hal-hal Praktis yang perlu diperhatikan
–
Perhatikan alat perekam selama wawancara
berlangsung, pastikan tetap berfungsi dengan baik
sampai akhir.
–
Diakhir wawancara, tutup dengan ucapan: ini
adalah akhir dari wawancara dengan...
–
Dengarkan kembali rekaman, buat catatan dan
hapus diskusi yang tidak relevan. Catat nama
lengkap dan istilah2 yang tidak umum. Catatan
dimaksudkan untuk penyusun transkrip.