• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep - Nilai-Nilai Spiritual Tokoh-Tokoh Dalam Novel Lalita Karya Ayu Utami

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep - Nilai-Nilai Spiritual Tokoh-Tokoh Dalam Novel Lalita Karya Ayu Utami"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

Konsep adalah unsur penelitian yang amat mendasar dan menentukan arah pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2008:725), “Konsep merupakan (1) rancangan atau buram surat, dsb; (2) ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; (3) gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain”. Dengan kata lain, konsep digunakan sebagai kerangka atau pijakan untuk menjelaskan, mengungkapkan, menggambarkan, atau pun memaparkan suatu objek atau topik bahasan.

Sesuai dengan judul penelitian ini, Nilai-nilai Spiritual Tokoh-tokoh dalam Novel Lalita Karya Ayu Utami, konsep yang akan dikemukakan adalah sebagai berikut.

2.1.1 Nilai-nilai Spiritual

(2)

Spiritual adalah suatu keadaan manusia yang merasa adanya kekuatan yang lebih besar dari kekuatan manusia, dan merasa bahwa manusia haruslah hidup untuk sesama. Spiritual menurut Tischler (dalam Desiana, 2011:12) adalah kebutuhan bawaan manusia untuk berhubungan dengan sesuatu yang lebih besar dari diri manusia itu. Istilah “sesuatu yang lebih besar dari diri manusia” adalah sesuatu yang di luar diri manusia dan menarik perasaan akan diri orang tersebut. Jadi, nilai-nilai spiritual adalah hal-hal yang baik dalam suatu keadaan manusia yang merasakan adanya kekuatan yang lebih besar daripada diri manusia tersebut, dan merasa adanya tujuan dari hidup.

2.1.2 Tokoh-tokoh

Tokoh adalah unsur intrinsik yang terpenting dalam sebuah karya sastra. Dalam Kamus Bahasa IndonesiaUntuk Pelajar (2011: 563) pengertian tokoh adalah pemegang peran dalam roman atau drama. Nurgiyantoro (1998:179) membedakan tokoh menjadi tokoh sentral atau tokoh utama dan tokoh tambahan atau tokoh bawahan. Beliau mengatakan:

Kriteria yang digunakan untuk menentukan tokoh sentral bukanlah frekuensi kemunculan tokoh dalam cerita, melainkan intensitas keterlibatannya di dalam peristiwa-peristiwa yang membangun cerita. Tokoh sentral dan tokoh bawahan terdiri dari tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Ketika membaca sebuah novel, pembaca sering mengidentifikasikan diri, memberi simpati dan empati, atau melibatkan diri secara emosional terhadap tokoh tertentu. Tokoh yang disikapi demikian disebut tokoh protagonis. Tokoh protagonis merupakan pengejawantahan dari norma-norma atau nilai-nilai yang ideal bagi pembaca.

(3)

disebut sebagai tokoh antagonis. Tokoh antagonis ialah tokoh yang menjadi penentang utama atau yang beroposisi dengan protagonis”.

2.2 Landasan Teori

Dalam penelitian ini digunakan teori psikologi sastra. Menurut Endraswara, (2008:96), “Psikologi sastra adalah kajian sastra yang memandang karya sebagai aktifitas kejiwaan. Pengarang akan menggunakan cipta, rasa, dan karsa dalam berkarya. Karya sastra dipandang sebagai fenomena psikologis, akan menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh-tokoh jika kebetulan teks berupa drama maupun prosa”. Menurut Ratna (2011:16):

Psikologi sastra adalah pemahaman terhadap karya sastra dengan mempertimbangkan aspek-aspek kejiwaannya. Sebagai hasil rekonstruksi proses mental karya sastra diduga mengandung berbagai masalah berkaitan dengan gejala-gejala kejiwaan. Gejala-gejala yang dimaksudkan, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, melalui unsur-unsurnya termanifestasikan dalam karya. Sesuai dengan ciri-ciri kejiwaan tersebut pada umumnya unsur-unsur penokohanlah yang paling banyak menarik minat para peneliti.

Roekhan (dalam Endraswara, 2008:97) mengatakan bahwa “Pada dasarnya, psikologi sastra akan ditopang oleh tiga pendekatan, yaitu: (1) pendekatan tekstual, (2) pendekatan reseptif-pragmatik, (3) pendekatan ekspresif”. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan tekstual. Pendekatan tekstual maksudnya yaitu mengkaji aspek psikologis tokoh dalam karya sastra. Demikian pula dalam penelitian ini menganalisis sebuah novel yang ceritanya membahas bagaimana nilai-nilai spiritual tokoh-tokohnya dalam kehidupan sehari-hari.

(4)

peristiwa-tokoh-tokoh. Lingkungan dan keadaan memang dapat membuat seseorang mengalami nilai spiritual. Adapun komponen nilai-nilai spiritual tersebut menurut Elkins dkk (dalam Desiana, 2011:14-17) adalah sebagai berikut:

a. Dimensi transenden, yaitu individu spiritual percaya akan adanya dimensi transenden dari kehidupan. Inti yang mendasar dari komponen ini bisa berupa kepercayaan terhadap Tuhan atau apapun yang dipersepsikan individu sebagai sosok transeden. Individu bisa jadi menggambarkannya dengan menggunakan istilah yang berbeda, model pemahaman tertentu atau bahkan metafora.

b. Makna dan tujuan dalam hidup, yaitu individu yang spiritual memahami proses pencarian akan makna dan proses pencarian hidup. Dari proses pencarian ini, individu mengembangkan pandangan bahwa hidup memiliki makna dan bahwa setiap eksistensi memiliki tujuannya masing-masing.

c. Misi hidup, individu memiliki metamotivasi yang berarti mereka dapat memecah misi hidupnya dalam target-target konkret dan tergerak untuk memenuhi misi tersebut.

d. Kesakralan hidup, individu yang spiritual mempunyai kemampuan untuk melihat kesakralan dalam semua hal hidup. Pandangan hidup mereka tidak lagi dikotomi seperti pemisahan antara yang sakral dan sekuler, atau yang suci dan yang duniawi, namun justru percaya bahwa semua aspek kehidupan suci sifatnya dan bahwa yang sakral dapat juga ditemui dalam hal-hal yang bersifat keduniaan.

(5)

kepemilikan material. Oleh karena itu, individu yang spiritual menghargai materi seperti kebendaan atau uang, namun tidak mencari kepuasan sejati dari hal-hal material tersebut.

f. Altruisme, individu yang spiritual akan menyadari adanya tanggung jawab bersama dari masing-masing orang untuk saling menjaga sesamanya (our brother’s keeper). Mereka meyakini tidak ada manusia yang berdiri sendiri, bahwa umat manusia terikat satu sama lain sehingga bertanggung jawab atas sesamanya. Keyakinan ini sering dipicu oleh kesadaran mereka akan penderitaan orang lain.

g. Idealisme, individu yang spiritual memiliki kepercayaan kuat terhadap potensi baik manusia yang dapat diaktualisasikan dalam berbagai aspek kehidupan. Memiliki keyakinan bukan saja pada apa yang terlihat sekarang, namun juga pada hal baik yang mungkin diinginkan dari hal itu, pada kondisi ideal yang mungkin dicapai.

h. Kesadaran akan peristiwa tragis, individu yang spiritual menyadari perlu terjadinya tragedi dalam hidup seperti adanya rasa sakit, penderitaan atau kematian. Tragedi dirasa perlu terjadi agar mereka lebih dapat menghargai hidup itu sendiri dan juga dalam rangka meninjau kembali arah hidup yang ingin dituju.

(6)

biasanya dikaitkan hubungannya dengan diri sendiri, orang lain, alam, kehidupan, dan apapun yang dipersepsikannya sebagai transenden.

Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti akan mengaitkan nilai-nilai spiritual yang dialami tokoh-tokoh dalam novel Lalita karya Ayu Utami dengan komponen-komponen pembentuk nilai-nilai spiritual menurut Elkins dkk yang telah disebutkan.

2.3Tinjauan Pustaka

Novel Lalita karya Ayu Utami merupakan novel yang menceritakan tentang pengalaman tokoh-tokoh dalam mengalami nilai-nilai spiritual. Sepanjang pengetahuan dan penelitian yang dilakukan, novel tersebut belum pernah diteliti dengan objek kajian yang sama oleh mahasiswa di Departemen Sastra Indonesia, Universitas Sumatera Utara, maupun di universitas lain di Indonesia.

Penelitian tentang spiritual dengan objek kajian berbeda telah dibahas oleh Adil Sastrawan (UIN Sunan Kalijaga, 2011) dengan judul “Spiritualitas Dalam Novel Bilangan Fu” (http://digilib.uin-suka.ac.id/). Penelitian tersebut mendeskripsikan nilai spiritual yang dialami tokoh, dan juga menjelaskan kecenderungan spiritualitas ke arah primitif. Kepercayaan terhadap mitos-mitos, legenda rakyat, dan makhluk-makhluk halus yang dipercayai sebagai spiritualitas. Hasil analisis tersebut mengemukakan kritik terhadap cara pandang modern yang cenderung antroposentris dan anti-ekologi.

(7)

ESQ dan memahami tolak ukur ESQ. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dengan menggunakan pendekatan deskriptif analisis. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan memberi kesimpulan bahwa pendidikan ESQ dapat ditelaah melalui pesan moral yang mencakup kemampuan dalam mengolah emosi. Hal ini dapat memotivasi diri, memberi kemampuan dalam mengolah emosi, mampu menghadapi persoalan makna atau nilai (value), dan dapat menempatkan perilaku hidup dalam konteks yang lebih baik. Selain itu pendidikan ESQ dapat dipelajari melalui tolak ukur ESQ yang mencakup pengendalian diri, pengaturan diri, motivasi, simpati, empati, keterampilan sosial, keteguhan pendirian, berserah diri kepada Allah, menghambakan diri secara total, meyakinkan segala urusan rezeki hanya kepada Allah semata dengan segala usaha dan doa, dan mengintegritaskan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

a) Run Load Flow adalah icon toolbar aliran daya yang menghasilkan atau menampilkan hasil perhitungan aliran daya sistem distribusi tenaga listrik dalam diagram

Berdasarkan latar belakang dan kajian pustaka yang telah diuraikan, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: (1) Ho : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa

Analisis komponen makna yang dipaparkan dalam Jadual 8 menunjukkan awalan pakar daripada konsep bahasa sumbernya (bahasa Inggeris), mendukung konsep kemahiran + pengalaman

HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN JTBtLAH NATRIUM KLO- RIOA TANG TERADSORBSI OLEH KARBO ADSORBER 0,1% DARI LARUTAN 0,9% NaCl, SETELAH PROSES FKMBEBA8AN PIEO- G E N... BASIL

dalam bagian ini adalah rnasalah-masalah yang berhubungan dengan tujuan penelitian, populaei dan aampel penelitian,.. metode penelitian, teknik pengumpulan data dan instrumen,

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah: Untuk mengetahui bagaimana penerapan pendekatan CTL dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran

Selain itu, Ahmad et al., (2005) juga menyatakan bahwa bakteri Gram negatif umumnya lebih toleran terhadap pengaruh logam berat dibandingkan bakteri Gram positif

· Lepaskan selalu daya listrik AC dengan mencabut kabel daya dari colokan daya sebelum menginstal atau melepaskan motherboard atau komponen perangkat keras lainnya.. ·