• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA HIMPUNAN KUBIK ASIKLIK DENGAN RECTANGLE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA HIMPUNAN KUBIK ASIKLIK DENGAN RECTANGLE"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. No. Hal. 58 – 62 ISSN : 2303–2910

c

Jurusan Matematika FMIPA UNAND

HUBUNGAN ANTARA HIMPUNAN KUBIK ASIKLIK

DENGAN

RECTANGLE

SISKA NURMALA SARI Program Studi Matematika,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Kampus UNAND Limau Manis Padang, Indonesia,

siska.nurmala95@yahoo.com

Abstrak. Dalam artikel ini akan dipelajari hubungan antara himpunan kubik asik-lik denganrectangle. Diberikan suatu kubus dasarQyang merupakan suatu hasil kali berhingga dari interval-interval dasarI= [l, l+ 1] atauI= [l, l] untuk suatul∈Z. suatu himpunan kubikX adalah gabungan berhingga dari kubus-kubus dasarQ. Himpunan kubik dengan bentukX= [k1, l1]×[k2, l2]× · · · ×[kn, ln]⊂Rndisebutrectangle, dimana

ki, liadalah bilangan bulat danki≤li. Selanjutnya diperoleh bahwa sebarangrectangle

X adalah asiklik, dengan kata lainHk(X) isomorfik denganZjikak= 0, danHk(X)

isomorfik dengan 0 jikak >0.

Kata Kunci: Himpunan kubik, asiklik, isomorfik

1. Pendahuluan

Topologi merupakan cabang matematika yang merupakan pengembangan dari ge-ometri. Sesuai dengan namanya, topologi, kajian awal bidang ini adalah dengan mempertimbangkan konsep ’tempat’ dalam struktur lokal maupun globalnya (kon-sep ruang topologi).

Misalkan diberikan ruang topologiX. Selanjutnya didefinisikan suatu objek al-jabarH(X) yang disebut dengan homologi dariX, dimana secara topologiH(X) adalah suatu invarian, artinya jikaX danY adalah homeomorfik makaH∗(X) dan

H(Y) adalah isomorfik,

X ≈Y ⇒H(X)∼=H(Y).

H(X) merupakan koleksi dari grup homologi ke-k dariX yang dinotasikan dengan

Hk(X).

Tulisan ini difokuskan pada homologi kubik, dimana ruang topologi dapat di-representasikan sebagai suatu kubik. Suatu kubus dasar Q adalah suatu hasil kali hingga dari interval-interval dasar I = [l, l+ 1] atau I = [l, l] untuk suatu l ∈ Z. Jadi,Q=I1×I2× · · · ×In ⊂Rn. Himpunan kubik merupakan suatu kelas khusus

dari ruang topologi.

Salah satu jenis dari himpunan kubik adalah himpunan kubik asiklik, dimana homologi dimensi ke-kadalah

Hk(X)∼=

Z, jika k = 0,

0, selainnya. (1.1)

(2)

Himpunan kubik dengan bentukX = [k1, l1]×[k2, l2]× · · · ×[kn, ln]⊂Rn disebut rectangle, dimana ki, li adalah bilangan bulat dan ki ≤ li. Rectangle juga dapat

dikatakan sebagai kubus dasar jika ki=li atauki+ 1 =li untuk setiapi. Tulisan

ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara himpunan kubik asiklik dengan

rectangle.

2. Hubungan Antara Himpunan Kubik Asiklik dengan Rectangle

Definisi 2.1. [1] Rectangle adalah suatu himpunan dengan bentuk X = [k1, l1]×

[k2, l2]× · · · ×[kn, ln]⊂Rn, dimanaki, li adalah bilangan bulat danki≤li.

Sebarang rectangle adalah himpunan kubik. Rectangle juga dapat dikatakan sebagai kubus dasar jikaki=li atauki+ 1 =liuntuk setiap i.

Teorema 2.2. [1]Sebarang RectangleX adalah asiklik.

Bukti. Misalkan ∆ = [k, l] ⊂Rsuatu interval dengan titik ujung bilangan bulat dan didefinisikan

µ(∆) :=

l−k, jikal > k,

1, jikak=l. (2.1)

Interval ∆ merupakan interval dasar jika dan hanya jikaµ(∆) = 1. MisalkanX suaturectangle, sehingga dapat ditulis sebagai

X = ∆1×∆2× · · · ×∆d,

dimana ∆i= [ki, li] merupakan interval dengan titik ujung bilangan bulat.

Didefini-sikan

µ(X) :=µ(∆1)µ(∆2)· · ·µ(∆d).

Untuk setiapmakan dibuktikanrectangle X adalah asiklik, yaitu dengan menggu-nakan induksi terhadapm:=µ(X).

• Untukm= 1.

Jika m = 1 maka X merupakan kubus dasar. Oleh karena itu, X asiklik berdasarkan Teorema 2.76 [1].

• Untukm >1.

Asumsikan bahwaXadalah asiklik untuk semuaµ(X)< m. Karenam >1 maka µ(∆i0) = li0 −ki0 ≥ 2 untuk suatu i0 ∈ {1,2,· · ·, d}. Misalkan

diberikan sebarangrectangle

X := [k1, l1]× · · · ×[ki0, li0]× · · · ×[kd, ld],

X1:= [k1, l1]× · · · ×[ki0, ki0+ 1]× · · · ×[kd, ld],

X2:= [k1, l1]× · · · ×[ki0+ 1, li0]× · · · ×[kd, ld].

Akibatnya diperoleh

(3)

adalah suaturectangle dan

µ(X1) =µ(X1∩X2) = µ(X)

µ(∆i0)

< m,

µ(X2) =µ(X)

µ(∆i0)−1

µ(∆i0)

< m.

Maka berdasarkan asumsi induksi diperoleh bahwa X1, X2, dan X1∩X2

masing-masing adalah asiklik. Karenaµ(X) =µ(X1∪X2) =mdan berdasarkan Teorema

2.78 [1], makaX adalah asiklik.

Pernyataan pada Teorema 2.2 tidak berlaku sebaliknya, yaitu tidak semua him-punan kubik yang asiklik adalahrectangle.

Contoh 2.3. Misal diberikan himpunan kubik

Γ1= [0,1]×[0]∪[0]×[0,1].

Himpunan-himpunan dari kubus dasar adalah

K0(Γ1) ={[0]×[0],[0]×[1],[1]×[0]},

K1(Γ1) ={[0,1]×[0],[0]×[0,1]}.

Maka basis untuk himpunan rantai-rantai dari kubus dasar adalah

b

K0(Γ1) ={[0]\×[0],[0]\×[1],[1]\×[0]},

={[0]c⋄[0]c,c[0]⋄c[1],c[1]⋄c[0]},

b

K1(Γ1) ={[0,\1]×[0],[0]\×[0,1]},

={[0d,1]⋄[0]c,c[0]⋄[0d,1]}.

Untuk menghitung operator batas dari Γ1, perlu dihitung batas dari

anggota-anggota basisnya.

∂([0d,1]⋄c[0]) =∂[0d,1]⋄[0] + (c −1)dim [0d,1][0d,1][0]c,

= (c[1]−c[0])⋄c[0] + (−1)1[0d,1]⋄0,

=[1]c⋄c[0]−c[0]⋄c[0]−1(0),

=[1]c⋄c[0]−c[0]⋄c[0],

=−c[0]⋄c[0] +c[1]⋄c[0].

∂(c[0]⋄[0d,1]) =∂c[0]⋄[0d,1] + (−1)dim [0]cc[0]⋄∂[0d,1],

= 0⋄[0d,1] + (−1)0[0]c⋄(c[1]−c[0]),

= 0 +c[0]⋄(c[1]−c[0]),

=[0]c⋄c[1]−c[0]⋄c[0],

(4)

Selanjutnya, ditentukan basisnya

∂([0d,1]⋄[0]) =c −[0]c⋄c[0] +[1]c⋄c[0],

=−1([0]c⋄[0]) + 0(c [0]c⋄[1]) + 1(c c[1]⋄[0]) + 0(c c[1]⋄[1])c .

∂([0]c⋄[0d,1]) =−[0]c⋄c[0] +[0]c⋄c[1],

=−1([0]c⋄[0]) + 1(c [0]c⋄[1]) + 0(c c[1]⋄[0]) + 0(c c[1]⋄[1])c .

Sehingga basis dari Γ1 dapat ditulis dalam bentuk matriks

∂1=

Untuk memperoleh Z1(Γ1), akan dicari ker∂1dengan menyelesaikan persamaan

Selanjutnya akan dihitung H0(Γ1). Pertama-tama, amati bahwa tidak ada solusi

(5)

Khususnya, semua rantai-rantai dasar bersifathomologous, sehingga c

[0]⋄[0]c∼c[0]⋄c[1]∼c[1]⋄c[0].

Selanjutnya, misalkan sebarang rantai z∈C0(Γ1). Maka

z=α1c[0]⋄c[0] +α2[0]c⋄c[1] +α3[1]c⋄c[0].

Sehingga pada tingkat homologi,

[z]Γ1 =

h

α1c[0]⋄c[0] +α2[0]c⋄c[1] +α3[1]c⋄c[0]

i

Γ1

=α1

h c [0]⋄[0]c

i

Γ1+α2

h c [0]⋄[1]c

i

Γ1+α3

h c [1]⋄c[0]

i

Γ1

= (α1+α2+α3)

h c [0]⋄c[0]i

Γ1.

Oleh karena itu, setiap anggota dariH0(Γ1) =Z0(Γ1)/B0(Γ1) dibangun olehc[0]⋄c[0],

dan karenanya dimH0(Γ1) = 1. Lebih khusus,

Hk(Γ1)∼=

Z, jikak= 0,1,

0, selainnya.

3. Ucapan Terima kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Admi Nazra, Ibu Dr. Yanita, Ibu Nova Noliza Bakar, M.Si, dan Bapak Budi Rudianto, M.Si yang telah mem-berikan masukan dan saran sehingga artikel ini dapat diselesaikan dengan baik.

Daftar Pustaka

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh penggunaan fly ash batu bara terhadap kuat tekan dan perilaku tegangan-regangan beton mutu tinggi

Hal tersebut dapat dilihat pada tingginya ketidak hadiran/absen kryawan di lingkungan PT Surveyor Indonesia Cabang Rembang, yang berarti bahwa tingkat produktivitas kerja

Pokok-pokok model pendidikan inklusi berbasis potensi peserta didik adalah (i) mahasiswa lamban belajar dapat dikelola sesuai dengan potensi yang mereka miliki, (ii) calon

Sampel penelitian ditentukan melalui rumus slovin sehingga menghasilkan jumlah sampel sebesar 100 UMKM.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

2) Pertahankan teknik aseptic pada prosedur infasif. Rasional: Kadar glukosa yang tinggi dalam darah akan menajdi media yang baik bagi kuman. 3) Berikan perawatan luka

Namun demikian dari hasil-hasil penelitian diatas, dampak positif tersebut tampaknya lebih banyak diamati pada penelitian in vitro maupun in vivo pada hewan coba

[r]

Menjaring proposal short course terbaik, baik dari aspek akademik maupun administratif. Memenuhi kebutuhan pengembangan metodologi baru dalam melaksanakan