0
PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KEPUASAN KELUARGA
TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR DENGAN PRESTASI KERJA
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA SEKRETARIAT DAERAH
KOTA SUNGAI PENUH
ARTIKEL
NADYA HASRITA
NPM. 1110018212025
Program Studi Manajemen
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BUNG HATTA
1 The Effect Of Job And Family Satisfactions On Career Development : The Role Of Emplee
Performance As Intervening Variable
Nadya Hasrita¹, Nelmida¹, Erni Febrina Harahap¹ 1
Management Program, Graduate Program of Bung Hatta University
E-mail: nadia_hasrita@yahoo.com
ABSTRACT
The main purpose of this study was to analyze and to find out whether working satisfaction and family satisfaction affected career development throughout performance achievement as the Intervening Variable at the Civil Servants of the District Secretariat in Sungai Penuh City. The population of this investigation included 102 civil servants who had got married at the district secretariat in Sungai Penuh city. Census method was applied in selecting the sample because the population size was still small. Thus, all of the population represented the sample, or the sample size was similar to the population.By considering multiple linear regression analysis that attributed to SEM method, the findings indicated that working satisfaction, family satisfaction and performance achievement affected career development positively. Then, working satisfaction and family satisfaction also provided a significant positive affect toward performance achievement. Remarkably, further findings revealed that working satisfaction and family satisfaction influenced career development positively throughout performance achievement. In other words, performance achievement variable as the intervening variable was able to mediate the relation of both variables to career development variable.
Keywords: Working Satisfaction, Family Satisfaction, Performance Achievement, and Career Development
1. Pendahuluan
Faktor penting dalam perencanaan
sumberdaya aparatur adalah pelaksanaan
pengembangan karir, berupa penempatan,
promosi dan pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan. Rivai (2004), pengembangan karir
adalah suatu proses peningkatan kemampuan
kerja individu yang dicapai dalam rangka
mencapai karir yang diinginkan.
Wahyudi (2002), menyatakan faktor-faktor
dalam pengembangan karir meliputi penilaian
dan evaluasi, prestasi kerja, kemajuan karir
karyawan, latar belakang pendidikan, pelatihan
yang telah diikuti, pengalaman kerja, dan
kesetiaan pada organisasi. Ketidak pastian
dalam pengembangan karir akan menimbulkan
hambatan terhadap penyelenggaraan organisasi
tersebut.
Mangkunegara (2004), menyatakan bahwa
prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.
Kepuasan kerja adalah bentuk keadaan
emosi seseorang pegawai yang positif maupun
menyenangkan yang dihasilkan dalam
pelaksanaan pekerjaan atau pengalaman kerja.
Kepuasan keluarga dapat dikatakan sebagai
2
keluarga terhadap pegawai dalam melaksanakan
tugas dan fungsi di tempat pegawai bekerja.
Meningkatnya masalah keluarga-pekerjaan di
dalam lingkungan kerja, akan cendrung
terjadinya konflik antara pekerjaan dengan
keluarga yang akhirnya berdampak terhadap
rendahnya kepuasan keluarga. Rendahnya
kepuasan keluarga ini telah berdampak terhadap
kurang harmonisnya hubungan yang ada antar
anggota keluarga yang akhirnya berdampak
terhadap kegiatan pekerjaan yang ada di kantor.
Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis.
Pengertian karir adalah menunjukkan
perkembangan para karyawan secara individu
dalam jenjang/kepangkatan yang dapat dicapai
selama masa kerja dalam suatu organisasi.
Hasibuan (2002), faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi kerja pegawai dalam
bekerja adalah kecakapan, pengalaman, dan
kesungguhan. Melalui kecakapan atau
kemampuan dan profesional dalam bekerja,
pengalaman dan adanya upaya serta keinginan
untuk meningkatkan produktivitas kerja,
pegawai akan mampu meraih prestasinya dalam
bekerja.
Menurut Hasibuan (2002), kepuasan kerja
adalah sikap emosional yang menyenangkan
dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini
dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan,
komitmen dan prestasi kerja.
Handoko (2001) mengungkapkan bahwa
karir adalah semua pekerjaan atau jabatan yang
ditangani atau dipegang selama kehidupan kerja
seseorang.
Program pengembangan karir yang
direncanakan mengandung tiga unsur pokok
(Moekijat, 2005); (1) membantu pegawai dalam
menilai kebutuhan karir internnya sendiri, (2)
mengembangkan dan mengumumkan,
memberitahukan kesempatan-kesempatan karir
yang ada dalam organisasi, (3) menyesuaikan
kebutuhan dan kemampuan pegawai dengan
kesempatan karir.
Rivai dan Ahmad (2005), menyatakan
prestasi kerja (kinerja) juga merupakan suatu
fungsi dari motivasi dan kemampuan, untuk
menyelesaikan tugas atau pekerjaan, seseorang
harus memiliki derajat kesediaan dan tingkat
kemampuan tertentu.
Luthans (1998), merumuskan kepuasan
kerja adalah suatu keadaan emosi seseorang
yang positif maupun menyenangkan yang
dihasilkan dan penilaian suatu pekerjaan atau
pengalaman kerja.
Menurut Robbins (2008) terdapat 9
(sembilan) faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja, yaitu: 1) tipe atau jenis
pekerjaannya, 2) rekan kerja, 3 ) tunjangan, 4)
perlakuan yang hormat dan adil, 5) keamanan
kerja, 6) peluang mengembangkan gagasan, 7)
gaji, 8) pengakuan terhadap prestasi kerja, dan
9) kesempatan untuk maju.
Secara eksplisit maupun implisit mengakui
kepuasan sebagai elemen penting dari sistem
output keluarga, meskipun ada
ketidaksepakatan tentang membangun fungsi
keluarga dan apakah kepuasan adalah ukuran
yang baik dari fungsi. Walsh (1994) dalam
Sudiro (2008), berpendapat bahwa fungsi
keluarga adalah membangun budaya dan tidak
3
keluarga mengusulkan mengejar kepuasan
sebagai motif yang universal dari individu dan
rumah tangga (Bryant, 1991) dalam Sudiro
(2008).
Berdasarkan landasan teori di atas dapat
dirumuskan kerangka konseptual dalam
penelitian pada Gambar.1 :
Gambar 1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian adalah
konsep penelitian yang menggambarkan
hubungan atau kuasalitas antara satu variabel
independen tertentu dengan variabel dependen
tertentu yang ditunjukan oleh tanda panah satu
arah menuju variabel dependen. Seperti
pengaruh variabel kepuasan kerja, kepuasan
keluarga dan terhadap variabel pengembangan
karir dengan tanda panah menuju ke variabel
pengembangan karir. Begitu juga pengaruh
variabel kepuasan kerja dan kepuasan keluarga
terhadap variabel prestasi kerja. Sementara
untuk pengaruh tidak langsung ditunjukkan
oleh tanda panah pengaruh variabel kepuasan
kerja dan kepuasan keluarga menuju variabel
prestasi kerja dan diteruskan menuju variabel
pengembangan karir.
Dengan memperhatikan kerangka
konseptual, dapat dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut :
1) Terdapat pengaruh kepuasan kerja,
kepuasan keluarga dan Prestasi kerja
terhadap pengembangan karir pegawai
2) Terdapat pengaruh kepuasan kerja dan
kepuasan keluarga terhadap prestasi kerja
pegawai
3) Terdapat pengaruh kepuasan kerja dan
kepuasan keluarga terhadap pengembangan
karir melalui prestasi kerja sebagai variabel
intervening.
2. Metodologi Penelitian
Populasi penelitian ini meliputi seluruh
pegawai Sekretariat Daerah Kota Sungai penuh
yang berjumlah 102 orang yang sudah
berkeluarga. Namun karena mengingat jumlah
populasi dalam penelitian ini hanya 102 orang
atau masih relatif kecil, maka metode
pengambilan sampel menggunakan metode
sensus, (Sekaran, 2006).
a) Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
1. Pengembangan Karir, Indikator karir dalam
penelitian ini yaitu: a). adanya dukungan
organisasi, b). adanya kesempatan, c)
pelatihan relevan dan d). adanya kejelasan.
diambil dari kuesioner yang dikemukakan
Bohlander & Snell (2004); Muchiri &
Darokah (2000); Mathis & Jackson (2003);
Werther & Davis (1996),
2. Prestasi Kerja, di ukur dengan menggunakan
indikator : kualitas kerja, kuantitas kerja,
konsistensi pegawai dan sikap pegawai
yang dikembangkan oleh Mitchel, T.R. dan
4
3. Kepuasan Kerja, variable ini diukur melalui
indikator yaitu : kepuasan dengan gaji/upah,
kepuasan dengan promosi, kepuasan dengan
rekan kerja, kepuasan dengan penyelia dan
kepuasan dengan pekerjaan itu sendiri.
kepuasan kerja mengunakan indikator yang
dikembangkan oleh Gelluci dan David
(1978), dalam Mas’ud (2004).
4. Kepuasan Keluarga, diukur dengan indikator
tekanan keluarga, Konflik Pekerjaan
keluarga dan keterlibatan keluarga, dengan
variabel kepuasan keluarga diambil dari
kuesioner Frone dan Cooper,(1994) dalam
Sudiro (2008).
a) Teknik Analisis data
Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan model persamaan struktural
(Structural Equation Modeling atau disingkat
SEM) yang dibantu dengan program aplikasi
AMOS 16. Analisis ini merupakan teknik
Multivariate yang mengkombinasikan aspek
regresi berganda dan analisis faktor untuk
mengestimasi serangkaian hubungan tergantung
secara simultan Hair el al (1998) dalam
Vebyana (2003).
Pengujian diawali dengan pengujian
validitas melalui Confirmatory Factor Analysis
(CFA). Untuk menentukan sebuah instrument
bernilai valid, apabila memiliki nilai loading
factor yang sudah memenuhi convergent
validity ≥ 0.6 (Ghazali, 2008). Selanjutnya
dilakukan pengujian Reliabilitas, terdapat dua
cara yang dapat digunakan yaitu, Composite
(construct) Reliability dan Variance Extracted,
cut of value dari Composite (construct)
reliability adalah minimal 0.7 dan cut of value
dari Variance extracted adalah minimal 0,5.
Pengujian hipotesis dengan analisis jalur
(path analysis) ini didasarkan pada hasil
pengolahan dari model penelitian. Dengan
asumsi jika nilai kritical rasio besar atau sama
dengan alpha 0,05 maka hipotesa ditolak, dan
sebaiknya jika nilai kritical rasio kecil atau sama
dengan alpha 0,05 maka hipotesis diterima.
3. Pembahasan Hipotesis
Penilaian diterima atau ditolaknya
hipotesis menggunakan nilai cr (crital ratio)
atau t hitung dengan membandingkannya
dengan t tabel sebesar 1,96 yang merupakan
nilai yang baku pada kesalahan menolak data
sebesar 0.05, jika nilai t hitung besar dari t tabel
pada 1,96 maka hipotesis diterima sebaliknya
jika nilai t hitung kecil dari t tabel pada 1,96
maka hipotesis ditolak, (Ghazali, 2008).
Cara lain juga dapat dengan melihat nilai ρ
(probabilitas) yang dihasilkan dan
dibandingkan dengan kesalahan menolak data
atau alpha 0,05. Jika nilai ρ ≤ 0.05 maka
hipotesis diterima dan jika nilai ρ ≥ 0.05 maka
hipotesis ditolak, (Ghazali, 2008).
Tabel. 1
Regression Weight
Model Struktural Equation Modeling (SEM)
1. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap
5
Dari Tabel di atas, nilai koefisien estimate
adalah 0,144 yang merupakan nilai pengaruh
variabel kepuasan kerja terhadap pembentukan
variabel pengembangan karir. Sedangkan nilai
standar error (SE) sebesar 0,067 adalah
kesalahan estimasi yang tidak dapat dijelaskan
dari pengaruh kedua variabel ini. Nilai criitkal
rasio (CR) dengan nilai probabilitas (ρ)
masing-masing sebesar 2,167 dan 0,030,
merupakan nilai untuk menentukan diterima
atau ditolaknya hipotesis.
Dengan pendekatan kedua nilai diatas,
hasil perbandingan menyimpulkan bahwa nilai
ρ (probabilitas) ρ < 0,05 atau 0,030 < 0,05,
sedangkan perbandingan nilai cr yang
merupakan nilai t hitung dengan nilai t tabel
pada 1,96 juga menunjukkan nilai t hitung > t
tabel atau 2,167 > 1,96. Dengan demikian dapat
disimpulkan hipotesis penelitian ini dapat
diterima dengan kata lain Ha diterima dan H0
ditolak, atau terdapat pengaruh positif yang
signifikan kepuasan kerja terhadap
pengembangan karir.
Hasil temuan ini sejalan dengan pendapat
Wahyudi (2002), yang menyatakan kepuasan
kerja yang dimiliki pegawai dalam bekerja
menentukan kemajuan karir atau
pengembangan karir Hal ini juga sejalan
dengan pendapat
2. Pengaruh Kepuasan Keluarga Terhadap
Pengembangan Karir
Dari hasil pengujian regression weight
menemukan nilai koefisien estimate adalah
0,198 yang merupakan nilai pengaruh variable
kepuasan keluarga terhadap pembentukan
variable pengembangan karir. Sedangkan nilai
standar error (SE) sebesar 0,084 adalah
kesalahan estimasi yang tidak dapat dijelaskan
dari pengaruh kedua variable. Sementara nilai
critkal rasio (CR) dengan nilai probabilitas (ρ)
masing-masing sebesar 2,356 dan 0,018, adalah
nilai yang berguna untuk menentukan diterima
atau ditolaknya hipotesis.
Hasil perbandingan menyimpulkan bahwa
nilai ρ (probabilitas) ρ < 0,05 atau 0,018 < 0,05,
sedangkan perbandingan nilai cr yang
merupakan nilai t hitung dengan nilai t tabel
pada 1,96 juga menunjukkan nilai t hitung > t
tabel atau 2,356 > 1,96. Dengan demikian dapat
disimpulkan hipotesis penelitian ini dapat
diterima dan dibuktikan dengan kata lain Ha
diterima dan H0 ditolak, atau terdapat pengaruh
positif yang signifikan kepuasan keluarga
terhadap pengembangan karir.
Hasil temuan ini sesuai dengan pendapat
Frone dan Cooper (1994) di Erie County, New
York menunjukkan kepuasan keluarga di
samping dipengaruhi oleh kepuasan kerja juga
dipengaruhi oleh tekanan konflik pekerjaan. Hal
ini dapat diartikan jika kepuasan keluarga
kurang dapat memberi peran dan dukungan
yang baik dalam pelaksanaan tugas di kantor,
maka pelaksanaan tugas pegawai tersebut
cendrung akan penuh dengan tekanan konflik
pekerjaan yang pada akhirnya dapat
menurunkan pengembangan karir.
3. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap
Prestasi Kerja
Dari hasil pengujian regression weight
menemukan nilai koefisien estimate adalah
6
ini terhadap pembentukan variabel prestasi
kerja. Sedangkan nilai standar error (SE)
sebesar 0,039 adalah kesalahan estimasi yang
tidak dapat dijelaskan dari pengaruh kedua
variable. Nilai critical rasio (CR) dengan nilai
probabilitas (ρ) dengan nilai masing-masing sebesar 2,346 dan 0,019, adalah nilai yang
berguna untuk menentukan diterima atau
ditolaknya hipotesis.
Melalui pendekatan kedua nilai ini, hasil
perbandingan menyimpulkan bahwa nilai ρ (probabilitas) ρ < 0,05 atau 0,019 < 0,05,
sedangkan perbandingan nilai cr yang
merupakan nilai t hitung dengan nilai t tabel
pada 1,96 juga menunjukkan nilai t hitung > t
tabel atau 2,346 > 1,96. Dengan demikian dapat
disimpulkan hipotesis penelitian ini dapat
diterima dan H0 ditolak, dengan kata lain
terdapat pengaruh positif yang signifikan
kepuasan kerja terhadap prestasi kerja.
Hasil penelitian ini juga relevan dengan
yang kemukakan oleh Handoko (2001),
karyawan yang tidak memperoleh kepuasan
kerja tidak akan pernah mencapai kematangan
psikologis dan pada gilirannya akan menjadi
frustasi dan memiliki prestasi kerja yang
rendah. Selanjutnya Kreitner and Kinicki,
(2001), terdapat hubungan positif rendah antara
kepuasan dan prestasi kerja.
4. Pengaruh Kepuasan keluarga Terhadap
Prestasi Kerja
Hasil pengujian regression weight
menemukan nilai koefisien estimate adalah
0,101 yang merupakan nilai pengaruh kepuasan
keluarga terhadap pembentukan variabel
prestasi kerja. Sedangkan nilai standar error
(SE) sebesar 0,046 adalah kesalahan estimasi
yang tidak dapat dijelaskan dari pengaruh
kedua variable. Sementara nilai criitkal rasio
(CR) dengan nilai probabilitas (ρ) dengan nilai masing-masing sebesar 2,192 dan 0,028.
Hasil perbandingan menyimpulkan bahwa
nilai ρ (probabilitas) ρ < 0,05 atau 0,028 < 0,05,
sedangkan perbandingan nilai cr yang
merupakan nilai t hitung dengan nilai t tabel
pada 1,96 juga menunjukkan nilai t hitung > t
tabel atau 2,192 > 1,96. Dengan demikian dapat
disimpulkan hipotesis penelitian ini dapat
diterima dan H0 ditolak, atau terdapat pengaruh
positif yang signifikan kepuasan keluarga
terhadap prestasi kerja.
Temuan penelitian ini sesuai dengan
landasan teori, sebagaimana yang dijelaskan
Frone dan Cooper, (1995) dalam Sudiro (2008),
menyatakan kepuasan keluarga dipengaruhi
oleh tekanan kerja, keterlibatan pekerjaan dan
konflik keluarga dan pekerjaan.
5. Pengaruh Prestasi Kerja Terhadap
Pengembangan Karir
Dari hasil pengujian regression weight
diperoleh nilai koefisien estimate adalah 0,434
yang merupakan nilai pengaruh variabel ini
terhadap pembentukan variable prestasi kerja.
Sedangkan nilai standar error (SE) sebesar
0,216 adalah kesalahan estimasi yang tidak
dapat dijelaskan dari pengaruh kedua variabel.
Sementara nilai criitkal rasio (CR) dengan nilai
probabilitas (ρ) dengan nilai masing-masing sebesar 2,005 dan 0,045.
Melalui pendekatan kedua nilai ini, hasil
7
(probabilitas) ρ < 0,05 atau 0,045 < 0,05,
sedangkan perbandingan nilai cr yang
merupakan nilai t hitung dengan nilai t tabel
pada 1,96 juga menunjukkan nilai t hitung > t
tabel atau 2,005 > 1,96. Dengan demikian dapat
disimpulkan hipotesis penelitian ini dapat
diterima H0 ditolak, atau terdapat pengaruh
positif yang signifikan prestasi kerja terhadap
pengembangan karir.
Hasil temuan ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Rivai dan Sagala (2009)
aspek-aspek yang terdapat dalam
pengembangan karir individu adalah Prestasi
kerja (Job Performance).
6. Pengaruh Prestasi Kerja sebagai Variabel
antara Kepuasan kerja dan Kepuasan Keluarga Terhadap Pengembangan Karir
Untuk lebih jelas dapat diilustrasikan
ringkasan masing-masing nilai pengaruh
langsung dan pengaruh tidak langsung dalam
bentuk path analisys berikut ini :
Gambar 3
Path Analisis
Untuk menghitung pengaruh tidak langsung
(indirect effect) dari variabel kepuasan kerja dan
kepuasan keluarga terhadap pengembangan
karir pegawai. Menurut Baron and Kenny
(1986), terdapat 4 langkah untuk melakukan
pengujian dampak variabel mediasi sebagai
berikut :
a. Variabel bebas (independen) harus
berpengaruh signifikan terhadap variabel
terikat (dependen).
b. Variabel bebas (independen) harus
berpengaruh signifikan terhadap variabel
mediasi.
c. Variabel mediasi harus berpengaruh
signifikan terhadap variabel terkikat
(dependen).
a) Pengaruh Prestasi Kerja sebagai Variabel
Intervening antara Kepusan Kerja dan Pengembangan Karir
Berdasarkan ringkasan regresi weight pada
Tabel di atas, pengaruh semua variabel
pembentuk hipotesis ke-6 ini memiliki nilai
yang signifikan baik terhadap variabel terikat
maupun terhadap variabel mediasi serta
pengaruh variabel mediasi terhadap variabel
terikat. Sementara untuk mengetahui berapa
besarnya nilai pengaruh tidak langsung dapat
diperhatikan nilai koefisien pengaruh langsung
(direct effect) Berikut sajian perhitungan pada
Tabel 2 :
Tabel. 2
Regresion Weights Full Model Hipotesis – 6
Berdasarkan Tabel di atas, dapat
dianalisa jika variabel kepuasan kerja secara
langsung mempengaruhi pengembangan karir
8
melalui pengaruh tidak langsung atau pengaruh
kepuasan kerja terhadap pengembangan karir
melalui prestasi kerja diperoleh nilai koefisien
estimasi 0,040, sehingga tolal pengaruh (total
effect) meningkat dari sebesar 0,144 menjadi
sebesar 0,184. Temuan ini dapat disimpulkan
bahwa pengaruh langsung lebih besar dari
pengaruh tidak langsung atau 0,144 > 0,040.
Oleh karena itu hipotesis ini ditolak atau tidak
diterima. Dimana arah hubungan atau pengaruh
ketiga variabel berslope positif.
Secara khusus teori atau pendapat ahli
terhadap hipotesis ini masih belum ada, namun
secara pengaruh secara langsung dapat dikutip
pengaruh kepuasan kerja dan prestasi kerja
terhadap pengembangan karir, sebagaimana
yang dinyatakan oleh Hasibuan (1997) yang
menyatakan salah satu cara mengembangkan
karir pegawai adalah melalui promosi, yakni
perpindahan yang memperbesar wewenang dan
tangung jawab karyawan ke jabatan yang lebih
tinggi di dalam suatu organisasi sehingga
kewajiban, hak, status dan penghasilan semakin
besar, dan menyebabkan kepuasan kerja yang
tinggi. Dan pendapat Rivai dan Sagala (2009)
aspek-aspek yang terdapat dalam
pengembangan karir individu adalah Prestasi
kerja (Job Performance) merupakan komponen
yang paling penting untuk pengembangan karir
yang paling penting untuk meningkatkan dan
mengembangkan karir seorang karyawan.
b) Pengaruh Prestasi Kerja sebagai Variabel
Intervening antara Kepusan Keluarga dan Pengembangan Karir
Dari ringkasan regresi weight pada Tabel 4,
pengaruh semua variable pembentuk hipotesis
ke-6 ini memiliki nilai yang signifikan baik
terhadap variable terikat maupun terhadap
variable mediasi terhadap variable terikat serta
pengaruh variabel mediasi terhadap variabel
terikat.
Selanjutnya untuk mengetahui dan
menghitung berapa besarnya nilai pengaruh
tidak langsung dapat diperhatikan nilai koefisien
pengaruh langsung (direct effect). yaitu pada
Tabel 3 :
Tabel. 3
Regresion Weights Full Model Hipotesis – 7
Dari sajian Tabel di atas, dapat dianalisa
jika variabel kepuasan keluarga secara langsung
mempengaruhi pengembangan karir maka nilai
koefisien estimate pengaruh yang ada adalah
sebesar 0,198, sedangkan jika melalui pengaruh
tidak langsung atau pengaruh kepuasan kerja
terhadap pengembangan karir melalui prestasi
kerja diperoleh nilai koefisien estimasi 0,044,
sehingga tolal pengaruh (total effect) meningkat
dari sebesar 0,198 menjadi sebesar 0,242.
Temuan ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh
langsung lebih besar dari pengaruh tidak
langsung atau 0,198 > 0,044. Oleh karena itu
hipotesis ini ditolak atau tidak diterima.
Sehubungan dengan temuan diatas,
penelitian ini juga belum menemukan adanya
pendapat para ahli yang secara jelas menyatakan
hubungan dan pengaruh pada hipotesis ini,
namun hanya berupa temuan penelitian yang
9
menjelaskannya ada pendapat para ahli yang
mengukur hubungan langsung antara kepuasan
keluarga dan prestasi kerja terhadap
pengambangan karir pegawai. Sebagaimana
yang dijelaskan oleh Robbins, (2003) dan
Luthans (1995), bahwa diversitas di tempat
kerja mengarah pada perbedaan-perbedaan
diantara karyawan atau para calon anggota
organisasi yang meliputi jenis kelamin, ras,
umur, agama, latar belakang budaya, kapasitas
fisik, sexism, dan pendidikan serta status
perkawinan. Hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan pegawai dalam bekerja ditentukan
oleh stutus perkawinan yang dimilikinya yang
pada akhirnya juga berdampak terhadap prestasi
kerja dan peningkatan karirnya. Dan pendapat
Rivai dan Sagala (2009) aspek-aspek yang
terdapat dalam pengembangan karir individu
adalah Prestasi kerja (Job Performance).
Merupakan komponen yang paling penting
untuk pengembangan karir karyawan.
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian di atas, dapat
disimpulkan, terdapat pengaruh positif yang
signifikan kepuasan kerja, kepuasan keluarga
dan prestasi kerja terhadap pengembangan karir.
Selanjutnya penelitian ini juga menemukan
terdapat pengaruh positif yang signifikan
kepuasan kerja dan kepuasan keluarga terhadap
prestasi kerja
Untuk pengaruh tidak langsung atau
pengaruh variabel intervening, penelitian ini
menemukan tidak terdapat peningkatan
pengaruh yang signifikan kepuasan kerja dan
kepuasan keluarga terhadap pengembangan
karir pegawai melalui variabel prestasi kerja,
dimana pengaruh langsung lebih baik dari
pengaruh tidak langsung.
5. Keterbatasan dan Saran
Penulis menyadari secara keseluruhan
masih jauh dari kesempurnaan atau terdapat
kekurangan, di antaranya adalah jumlah
populasi dan sampel penelitian relatif kecil,
sehingga belum dapat mengeneralisasi secara
maksimal dan mewakili hasil penelitian ini
secara keseluruhan. Oleh karena itu kepada
peneliti yang akan datang dapat meningkatkan
jumlah populasi dan sampel dengan cara
menjadikan objek penelitian lebih dari satu
instansi.
Penggunaan kuisioner, dapat berakibat
terjadinya pembiasan perseptual yaitu
perbedaan persepsi antar responden yang satu
dengan yang lain. Peneliti yang akan datang
mencari pendekatan lain yang lebih efektif dan
tidak menimbulkan pembiasan, seperti melalui
penilaian yang berhubungan langsung dengan
pekerjaan responden atau menggunakan
pengukuran yang sudah baku yang disusun oleh
organisasi atau pejabat yang berwenang.
Hasil penelitian ini mengindikasikan terdapat
faktor lain yang juga dapat mempengaruh
pengembangan karir dan prestasi kerja,
disamping variabel kepuasan kerja, kepuasan
keluarga dan prestasi kerja. Dengan demikian
untuk pengembangan model penelitian
diharapkan mampu untuk lebih menggali dan
menemukan beberapa variabel atau faktor lain
yang dapat mempengaruhi variabel
pengembangan karir dan prestasi kerja, seperti
motivasi kerja, komitmen organisasi, gaya
10 6. Implikasi Penelitian
Dari hasil penelitian ini dapat
direkomendasikan bebearapa Implikasi yaitu,
untuk pengembangan karir, pimpinan
organisasi diharapkan dapat lebih mendukung
dan memberikan informasi serta komunikasi
yang baik mengenai rencana pengembangan
karir pegawai ke depan, seperti memberikan
konseling bagaimana pengembangan karir
pegawai kedepannya baik itu mengenai jalur
karir, sistim kenaikan pangkat, dasar dan
kriteria penyusunan point, program-program
pelatihan dan pengembangan.
Implikasi untukprestasi kerja, pimpinan
harus senantiasa meningkatkan kualitas,
melalui peningkatan pendidikan dan pelatihan,
workshop ataupun seminar-seminar yang secara
prinsip dapat memberikan peningkatan pada
keahlian atau profesionalisme pegawai dalam
bekerja. Selain itu harus ada peningkatan
kualitas komunikasi dalam rangka memberikan
arahan dan petunjuk kerja secara teknis agar
pegawai dapat mengikuti standar teknis
pelaksanaan pekerjaan secara baik.
Selanjutnya implikasi untuk kepuasan
kerja, pimpinan perlu peningkatan pendapatan
yang memadai terhadap honor kegiatan yang
ada pada bidang pegawai. Begitu juga terhadap
tunjangan dan insentif dari Pemerintah Daerah.
Perlunya melakukan pembinaan dan
menciptakan lingkungan kerja yang harmonis
antar sesama pegawai, yang diperlihatkan
dengan membaiknya hubungan personal.
Implikasi untuk kepuasan keluarga,
pimpinan membuat kebijakan atau keputusan
dengan mempertimbangkan keberadaan fungsi
dan tugas pegawai yang sudah berkeluarga,
seperti memberikan pertimbangan terhadap
pegawai yang berhalangan ke kantor, seperti
pemberian izin untuk urusan keluarga,
mempermudah proses cuti dan kebijakan yang
prinsipnya dapat memberikan dukungan dalam
memaksimalkan pekerjaan di kantor dan
dirumah. Selain itu perlu adanya komunikasi
yang baik juga antara organisasi dengan
anggota keluarga untuk meningkatkan
hubungan silaturahmi antara organisasi dengan
anggota keluarga pegawai, seperti pertemuan
atau acara persatuan keluarga pegawai dalam
satu dinas yang diadakan secara berkala
Daftar Pustaka
Baron, R.M, and Kenny, D.A.. (1986). The Moderator-Mediator Variabel Distinction in Social and Statistical Psychological
Reseach: Conceptual, Strategic, and
Statistical Cosederation, Journal and
Social Psychology 51(6):1172-1182 Bohlander, George & Scott Snell (2004).
Managing Human Resources. 13th ed. Thomson South-Western.USA
Davis & Newstrom, W.J., (1996). Perilaku dan
Organisasi. Erlangga. Jakarta
Ferdinand, Augusty. (2005). Structural
Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen: Aplikasi Model-Model Rumit Dalam Penelitian Untuk Tesis Magister dan Disertasi Doktor. Semarang : Penerbit
Fakultas EkonomiUniversitas
Diponegoro.
Frone , M, R. Russel, M.(1994). Relationship between job and family Satisfaction.
Causal or Noncausal Covariation. Journal
of Management. Vol.20. No.3.565-579 Frone, M.R., Russell, M., & cooper, M.l.,
(1995). Prevelence of work-family
conflict: Are work and family boundaries
asymetrically permeable ?. Journal of
11
Gelluci, Anthony J dan David L. DeVries
(1978). Measuring Managerial
Satisfaction : A Manual for the MJSQ Technical Report II. (Centre for Creative Leadership)
Ghozali, Imam (2008). Model Persamaan
Struktural: Konsep dan Aplikasi dengan Program AMOS Ver. 16.0. Semarang: Universitas Diponegoro
Hair,J.F, Anderson, R E. Anderson, R.L Tatham
dan W. C. Black, (1998). Multivariate
Data Analysis, 5th ed. Upper Saddle River,: Prientice- Hall International, Inc. New Jersey
Handoko, T. Hani (2001). Manajemen
Personalia dan Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: BPFE.
Organizational Behavior. Fifth Edition. Irwin McGraw-Hill.
Luthans, F, (1995), Organizational Behavior,
International Edition, Mc Graw Hill Book Co. Singapore
Luthans, Fred, (1998), Organizational Behavior
Elevent edition, Mc Growth-Hill Book co, Singapore.
Mangkunegara, AA. Anwar Prabu (2000).
Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Mangkunegara, Anwar Prabu. (2004).
Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mas’ud, Fuad. (2004). Survai Diagnosis Organisasional Konsep dan Aplikasi.Badan Penerbit UNDIP. Semarang.
Mathis, Robert, L., Jackson, John, H., (2002).
Manajemen Sumber Daya Manusia,
(terjemahan), Jakarta, Salemba Empat.
Moekijat. (2005). Motivasi Dan Pemotivasian
Dalam Manajemen. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada
Riduwan. (2010). Skala Pengukuran
Variabel-variabel Penelitian. Alfabeta. Bandung
Rivai, Veithzal. (2004). Manajemen Sumber
Daya Manusia Untuk Perusahaan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Rivai, Veithzal dan Ahmad Fawzi Mohd Basri,
(2005). Performance Appraisal. Cetakan
Organisasi. Edisi Bahasa Indonesia PT Mancanan Jaya Cemerlang
Sudiro. Ahmad (2008). Pengaruh Timbal-Balik Antara Kepuasan Kerja Dengan Kepuasan Keluarga dan Komitmen Kerja Serta Dampaknya Terhadap Prestasi Kerja dan Karier Dosen Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol.10, No. 1, Maret 2008: 38-49
Wahyudi Bambang, (2002), Manajemen Sumber
Daya Manusia, Sulita, Bandung.
Werther, William B & Kaith Davis (1996), Human
Resources and Personal Management. 5th ed,