• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ali Mahmoud Abd Aljalil Assabri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Ali Mahmoud Abd Aljalil Assabri"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

“(Tema: 8 (Pengabdian Kepada Masyarakat)”

PERANCANGAN ALAT MATERIAL HANDLING CETAKAN

BATAKO PADA PROSES PROSES PRODUKSI BATAKO

Oleh

1

Muhamad Soleh

*

,

2

Ali Mahmoud Abd Aljalil Assabri

1

Program Studi Teknik Industri , Sekolah Tinggi Teknik Wiworotomo Jl. Semingkir

No 1, Purwokerto

2

Magister Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia

Jl. Kaliurang Km. 14,5, Yogyakarta

muh.soleh27@yahoo.com

ABSTRAK

Dalam melakukan pekerjaan dengan beban yang berat dan fasilitas kerja yang tidak ergonomis mengakibatkan pengerahan tenaga yang berlebihan dan postur yang salah dapat menyebabkan Musculoskeletal Disorders (MSDs). Penelitian ini akan mengembangkan desain sebuah alat yang dapat membantu proses produksi batako yang dapat meringankan pekerjaan pegawai perusahaan batako dengan alat cetak manual. Prosedur desain dimulai dari tahap identifikasi masalah, pengumpulan data, dan rancangan produk. Alat bantu cetakan batako dirancang untuk mengurangi resiko Musculoskeletal Disorders berupa troli dengan cetakan batako pada troli sehingga pekerja tidak perlu mengangkat cetakan batako yang beratnya jika sudah diisi pasir bisa mencapai 24 kg

Kata Kunci: MSDs, Kelelahan, ergonomi, cetakan batako

ABSTRACT

Heavy-loaded work and non ergonomic work facilities resulting in excessive exertion and incorrect posture can cause Musculoskeletal Disorders (MSDs). This research will develop the design of a tool that can assist the production process of brickwork that can lighten the work of employees of brick companies with manual printing equipment. The design procedure starts from the stage of problem identification, data collection, and product design. The design of a tool can reduce the risk of Musculoskeletal Disorders in the form of a trolley with a mold of brick on the trolley. it is make workers do not have to lift the 24 kg heavy brick mold if it is filled with sand.

Keywords: MSDs, Fatigue, ergonomics, mold brick

PENDAHULUAN

Batako merupakan bahan yang wajib ada bagi proyek pembangunan, karena banyaknya

pembangunan dijaman sekarang maka tidak dipungkiri bahwa kebutuhan batako juga akan

meningkat. Jumlah UMKM industry batako di kabupaten Sleman, Yogyakarta saat ini mencapai

306 perusahaan dan jumlah tenagakerja batako di kabupaten Sleman mencapai795 orang (Dinas

Perindustrian, 2015). Proses pembuatan batako terdiri dari 4 proses yaitu pencampuran bahan baku,

meletakan campuran ke dalam cetakan, pembuatan atau pencetakan dan penyimpanan, dimana

(2)

akan tetapi harga mesin tersebut masih terlalu mahal untuk industri kecil. Oleh karena itu masih

banyak industri batako skala kecil yang masih menggunakan proses manual. Proses pembuatan

produk tersebut adalah pekerja duduk dibangku kecil dengan ketinggian alat cetakan yang sejajar

dengan bangku kecil, hal tersebut membuat posisi tubuh pekerja saat membuat produk menjadi

tidak nyaman, selain itu pekerja bekerja dengan posisi kaki tertekuk. Ketinggian alat pencetak yang

tidak sesuai membuat pekerja harus bekerja membungkuk, hal tersebut akan membuat pekerja

mudah lelah. Selain itu pekerja yang membuat batako juga harus memindakan hasil cetakan yang

sudah jadi ke bagian tempat penyimpanan dengan cara mengangkat secara manual beserta dengan

alat pencetaknya yang beratnya mencapai 24 kg (Toko Besi Setiawan, 2016).

Dalam melakukan pekerjaan dengan beban yang berat dan fasilitas kerja yang tidak

ergonomis mengakibatkan pengerahan tenaga yang berlebihan dan postur yang salah seperti

memutar dengan membungkuk dan membawa beban adalah resiko terjadinya kelelahan. Postur

kerja yang dialami misalnya postur kerja yang selalu berdiri, jongkok, membungkuk, mengangkut

dan mengangkat dalam waktu yang lama menyebabkan ketidaknyamanan dan nyeri pada salah satu

anggota tubuh. Kelelahan pada pekerja juga dapat menimbulkan penyakit akibat kerja dan

kecelakaan kerja yang mengakibatkan cacat bahkan kematian. Keluhan musculoskeletal adalah

keluhan bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat

ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu

yang lama, maka akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan

tendon (Mahardika dan Pujotomo, 2014).

Kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon ini biasa disebut sebagai Repetitive Strain

Injuries (RSI), Cumulatif Trauma Disorders (CTD) dan Repetitive Motion Injuries (RMI) (singhet

al. 2014). Keluhan hingga kerusakan inilah yang biasanya diistilahkan dengan keluhan

Musculoskeletal Disorders (MSDs) atau cidera pada sistem musculoskeletal (Grandjean, 1993,

Lemasters, 1996 dalam Tarwaka et al. 2004). Novena (2010) menyatakan bahwa terjadinya

keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) didukung oleh pekerjaan yang monoton dan berulang.

Dan hasil analisis menyimpulkan bahwa postur kerja pada elemen gerakan tidak aman dan perlu

adanya perbaikan. Menurut Sanders (2004) Terjadinya MSDs juga disebabkan karena intensitas

dan durasi waktu dan posisi kerja yang tidak nyaman, selain itu untuk pemulihan MSDs juga dapat

memerlukan waktu berminggu-minggu, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Artinya, ada 795

orang karyawan batako di kabupaten Sleman yang berpotensi mengalami Musculoskeletal

Disorders.

Untuk mengurangi resiko keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada pekerja batako,

diperlukan sebuah solusi perbaikan untuk mengurangi beban pekerja dan gerakan – gerakan atau

posisi kerja yang tidak ergonomis. Dalam penelitian ini, diusulkan sebuah alat yang dapat

(3)

berkualitas apabila mampu mengungkap kebutuhan konsumen untuk memenuhi kebutuhannya.

Desain yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen perlu perencanaan, perancangan maupun

pengembangan desain mulai dari tahap menggali ide sampai tahap pengembangan, perancangan,

pembuatan prototype, proses produksi, evaluasi dan berakhir dengan tahap pendistribusian

(Purba, 2009). Ketika kita memulai pekerjaan desain dan memperoleh serta menetapkan fungsi

yang akan dicapai, tujuan berikutnya adalah memunculkan konsep yang sesuai dengan produk

tersebut. konsep adalah usaha-usaha untuk menyediakan fungsi yang dapat ditampilkan dalam

bentuk sketsa, blok diagram, deskripsi teks, model tanah liat atau bentuk yang lain yang dapat

memberikan indikasi perilaku produk yang akan dibuat ( Ullmann, 1997 ). Sapuan dkk. (2005)

telah melakukan pengembangan sistem bumper otomotif dari komposit namun fokus pada desain

konseptual bumper fascia otomotif. Pendekatan desain total digunakan dalam penelitian ini.

Berbagai teknik pembangkitan ide, seperti pemetaan pikiran, grafik morfologi dan analogi

digunakan untuk menghasilkan konsep desain..

Penelitian ini akan melakukan perancangan Alat material handling cetakan batako yang

dibutuhkan untuk membantu pekerja perusahaan batako skala kecil yang belum mampu membeli

mesin press batako. Artinya, alat yang akan di desain harus dirancang agar dapat digunakan oleh

semua potensial user dengan harga semurah mungkin. Morphological chart dan analogi yang akan

digunakan untuk mengembangkan konsep desain (Sapuan, dkk). Desain produk baru harus

memperhatikan aspek ergonomis agar pengguna merasa nyaman dalam menggunakan produk

tersebut. Produk akan nyaman digunakan jika sesuai dengan dimensi tubuh pengguna

(Purnomo, 2013). Aspek ergonomis bukan hanya dalam kenyamanan penggunaan tubuh tetapi

sesuai dengan dimensi tempat dimana produk itu berfungsi khsusnya dalam desain alat bantu

cetakan batako.Metode antropometri dapat dimanfaatkan untuk menetapkan dimensi ukuran produk

yang akan dirancang dan disesuaikan dengan dimensi tubuh manusia yang akan menggunakannya.

METODE PENELITIAN

Objek dan SubjekPenelitian

Objek Penelitian dalam penelitian ini adalah pekerjaan cetak batako pada industri batako

kecil dan Subjek penelitian ini adalah pekerja dan pemiliki usaha batako skala kecil di Yogyakarta.

1. Prosedur Penelitian

Tahap Persiapan

Secara alami fase pertama yang harus dilewati oleh perencanaan stratejik produk baru dan

juga yang tersulit adalah mengidentifikasikan dan memilih peluang untuk hadirnya sebuah produk

baru hasil inovasi. Kemungkinan pendekatan terbaik adalah dengan mengatakan kepada kita

bagaimana sesungguhnya kondisi bisnis yang terjadi, kemudian menunjukkan bagaimana hal

(4)

Tahap Pengumpulan Data

Data yang dibutuhkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari

data data keinginan pegawai terhadap alat yang akan di desain. Data Primer diperoleh dengan cara

wawancara dan menyebar kuisioner yang terdiri dari data kebutuhan pegawai terhadap alat cetak

batako, dan penilaian pelanggan terhadap atribut alat cetakan batako yang akan dirancang.

Sedangkan data sekunder terdiri dari informasi yang dibutuhkan untuk mendukung penelitian yang

terdiri dari data perusahaan, data jumlah produksi dan data pustak. Data sekunder diperoleh dengan

melakukan kajian pustaka seperti buku, internet dan jurnal – jurnal ilmiah berkaitan dengan

penelitian.

Tahap Perancangan

Perancangan alat ini menggunakan morphologi chart. (Morphological Chart) menyediakan

sebuah cara untuk mempertimbangkan kombinasi solusi secara sistematis untuk sebuahmasalah

desain.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Identifikasi Masalah

Pada tahap ini, masalah pada pekerjaan diidentifikasi dengan menggunakan metode REBA untuk

mengetahui apakah pekerjaan tersesbut masuk kategori resiko tinggi atau tidak. Berikut adalah

perhituungan REBA untuk pekerjaan cetak batako manual pada saat pekerja mengangkat cetakan

batako seberat 25 kg.

Gambar 1. Mengangkat alat cetak saat membungkuk

Berdasarkan hasil perhitungan REBA terlihat bahwa proses pembuatan batako saat ini mempunyai

risiko ergonomi tinggi yang ditandai dengan skor REBA 10. Maka tindakan yang harus dilakukan

adalah segera diperbaiki. Dan berdasarkan kuisioner nordic body Map, keluhan sakit yang dialami

pegawai berada di bagian punggung, lengan atas kanan, pinggang, bokong, paha kiri dan

kanan,kaki kiridan kaki kanan.Tingginya resiko yang dihadapi pekerja akibat proses cetak batako

(5)

tersebut. Alat bantu tersebut harus bisa menghilangkan posisi kerja membungkuk sambil membawa

alat cetak batako yang berat.

2. Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

Sebelum merancang alat bantu material handling alat cetak batako, diperlukan informasi

yang lengkap tentang apa saja yang dibutuhkan pekerja terhadap alat yang akan dirancang. Setelah

dilakukan penyebaran kuisioner terhadap pekerja dan pemilik usaha diperoleh hasil bahwa

kebutuhan konsumen terhadap alat bantu cetak batako yaitu: (1) Alat Mudah dijalankan, (2)

cetakan batako mudah dibalik, (3) Cetakan batako mudah dibongkar pasang, (4) Tahan lama.

Kebutuhan konsumen tersebut dijadikan dasar dalam perancangan produk selanjutnya. Tahap

selajutnya adalah menyusun spesifikasi alat yang akan dirancang seperti terlihat pada tabel 1.

Tabel 1. Target Spesifikasi Produk

No. Kebutuhan

Metric

Satuan

Ideal

1.

1

Roda

Inch

3 inch, 5

inch

2.

1

Desain Handle

Subjektif

Lapis karet,

lapis busa,

3

1

Tinggi Handle

M

Sesuai

antropometri

3.

2

Desain troli

Subjektif

4.

3

Desai penjepit

cetakan

Subjektif

-

5

4

Material

Subjektif

Besi, baja

ringan,

alumunium,

Tabel 2. Morphlogical Chart

Fungsi

Option

Roda

2 inch

3 inch

5 inch

Desain Handle

Lapis

Karet

Lapis Busa

Tinggi Handle

Antropometri

Desain troli

Kotak

Aerodinamis

(6)

Fungsi

Option

cetakan

Material

Besi

Alumunium

Baja

ringan

Berdasarkan penilain pelanggan dan bagian produksi, kombinasi terbaik untuk alat bantu cetak

batako adalah roda 5 inchi, handle dilapisi busa, tinggi handle sesuai antropometri, bentuk troli

kotak, desain penjepit menyesuaikan bentuk cetakan dan material terbuat dari alumunium.

Untuk menentukan tinggi handle digunakan metode antropometri. Perhitungan dimensi yang

dilakukan meliputi :

Tabel 2. Perhitungan antropometri

Sumber: Data diolah (2016)

a.

Perhitungan Lebar Pegangan Troly

Perhitungan lebar pegangan troli sebagai berikut (Sunarso, 2010):

Lebar pegangan troly = lb (P95) + allowence 20cm = 40.53 cm + 20cm = 60,53 ~ 61

cm

dengan;

lb = lebar bahu

P95 = persentil 95

b. Perhitungan Dimensi Diameter Pegangan Troly

Diameter pegangan troly = dlg (P50) = 3,54 cm ~ 4 cm

dengan;

dlg = diameter lingkar genggam

c. Perhitungan Ketinggian Pegangan Troly

Perhitungan ketinggian pegangan troly dari permukaan lantai, sebagai berikut

(Sunarso, 2010):

Ketinggian pegangan troly = tsb (P5) = 86,52 cm ~ 87 cm.

dengan;

tsb = tinggi siku berdiri

(7)

Panjang genggaman pegangan troly = lj (P95) = 8,64 cm ~ 9 cm.

dengan;

lj = lebar jari ke-2,3,4,5

P95 = persentil 95

e. Menentukan Ukuran Jarak antara Operator Dengan Pegangan Troli

Perhitungan ukuran jarak panjang pegangan troly, sebagai berikut:

Jarak antara operator dengan troli = lj (P5) + allowence 15cm

= 64,32 cm + 15cm = 79,32 cm ~ 80 cm.

dengan;

jtd = jangkauan tangan ke depan

P5 = persentil 5

3. Rancangan Desain

Gambar 4. Desain Usulan Alat Bantu

Produksi Batako

Gambar 5. Tampak Depan

Gambar 6. Tampak Samping

(8)

Gambar 4 – 7 menunjukan rancangan desain setelah revisi. Alat tersebut berfungsi untuk

membantu pegawai dalam proses cetak batako manual. Cara kerja alat ini adalah dengan

memasang cetakan batako pada troli sehingga pekerja tidak perlu mengangkat cetakan

batako yang beratnya jika sudah diisi pasir bisa mencapai 24 kg..

KESIMPULAN

Postur kerja yang dialami pekerja proses cetak batako manual misalnya postur kerja yang

selalu berdiri, jongkok, membungkuk, mengangkut dan mengangkat dalam waktu yang lama

menyebabkan ketidaknyamanan dan nyeri pada salah satu anggota tubuh atau biasa disebut

Musculoskeletal Disorder (MSDs). Kelelahan pada pekerja juga dapat menimbulkan penyakit

akibat kerja dan kecelakaan kerja yang mengakibatkan cacat bahkan kematian. Alat bantu cetakan

batako dirancang untuk mengurangi resiko Musculoskeletal Disorders berupa troli dengan cetakan

batako pada troli sehingga pekerja tidak perlu mengangkat cetakan batako yang beratnya jika sudah

diisi pasir bisa mencapai 24 kg. Untuk membawa cetakan batako, pekerja hanya perlu mendorong

troli sampai ke tempat penjemuran. Untuk mengeluarkan batako dari cetakan, alat cetakan bisa

dibalik menggunakan tuas yang sudah terhubung dengan cetakan. Untuk membuka cetakan juga

hanya perlu menekan tuas yang ada di pegangan troli.

DAFTAR PUSTAKA

Chen, L.N., Chen, N. C., 2014,A QFD-Based Mathematical Model for New Product Development Considering the Target Market Segment, Journal of Applied Mathematics Volume 2014.

Li,T., Ting, H., Wang, Z., Zhang, Y, 2016, A QFD-Based Evaluation Method for Business Models of Product Service Systems, Mathematical Problems in Engineering Volume 2016.

Li, X., Song, W, 2016,A Rough VIKOR-Based QFD for Prioritizing Design Attributes of Product-Related Service, Mathematical Problems in Engineering Volume 2016.

Mahardika, T., Pujotomo, D.2014.Perancangan Fasitilas Kerja Untuk Mengurangi Keluhan Musculoskeletal Disorders (Msds) Dengan Metode Rappid Entire Body Assesment Pada Pekerja Pembuatan Paving Dan Batako Pada UKM Usaha Baru. J@TI Undip. Vol IX: No 2

Michel, A., Claudon, L. 2002. Integration of Ergonomics Into Hand Tool Design: Principle and Presentation of an Example. International Journal of Occupational Safety And Ergonomics ( Jose). VOL. 8, NO. 1: 107–115.

Noora, M., Noor, S.M.R., 2015, A Quality Function Deployment (QFD) Approach in Determining

the Employer’s Selection Criteria, Journal of Industrial Engineering Volume 2015

Parasti, N. A. 2010. Analisis Postur Kerja pada Industri Gerabah. Yogyakarta : Universitas Atma Jaya.

(9)

Sanders, M.J. 2004. Ergonomics And The Management Of Musculoskeletal Disorders,Second Edition. USA : Elsevier.

Sapuan, S.M, Maleque, M.A. 2005. Design and Fabrication of Natural Woven Fabric reinforced epoxy composite for household telephone stand. Mater. Des.26(1), 65-71.

Hambali, A., Sapuan, S.M., Ismail, N., Nukman, Y., 2009. Application of analytical hierarchy pro- cess in the design concept selection of automotive composite bumper beam during the con- ceptual design stage. Sci. Res. Essays 4 (4), 198–211.

Hambali, A., Sapuan, S.M., Ismail, N., Nukman, Y., 2010. Materials selection of polymer based composite bumper beam using analytical hierarchy process. J. Cent. South Univ. Technol. 17 (2), 244–256.

Singh, E.S. 2013. A Proposed REBA on Small Scale Forging Industry. Journal of Modern Engineering Reaserch vol 3 pp -37963802. India : CT group of institutions.

Sunarso, S. 2010. Trolley Design as Tools Help The Mineral Air With The Anthropometry Aprroach. Thesis. Surakarta: Departemen of Industrial Engineering Faculty og Engineering, Universitass Sebelas Maret.

Tarwaka, S. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Denpasar : Universitas Udayana.

Ullman, David G. 1997, The Mechanical Design Process 2 nd ed. Singapore : McGraww-Hill.

Gambar

Gambar 1. Mengangkat alat cetak saat membungkuk
Tabel 1. Target Spesifikasi Produk
Tabel 2. Perhitungan antropometri
Gambar 6. Tampak Samping

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif tipe metode GI dengan media Macromedia Captivate terhadap hasil belajar siswa pada materi kusen, pintu dan jendela.21 Dari

Hal ini sesuai dengan penjelasan Thomas dalam Le (2011) bahwa kebijaksanaan memiliki hubungan positif dengan kepuasan hidup karena seseorang yang bijaksana mampu

vyzdį, valdo grūde sėklos raidą iki diego, o po to - ligi stiebo. Dar šiek tiek anksčiau, ligi savo kritinio laikotarpio, Kantas viename ankstyvajame savo veikale

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siklus I dan siklus 2, maka dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Usia ibu merupakan salah satu factor yang menyebabkan kejadian bayi dengan berat lahir rendah, dimana angka kejadian tertinggi BBLR adalah pada usia dibawah 20

Dari pengujian variabel penelitian secara parsial, didapati bahwa variabel independen yaitu Lingkungan Pemasaran (X) positif dan signifikan terhadap Pendapatan (Y) Pada

              Contact Us:   SMSCENTER: 0857.95.600.612  Email: admin@cpnsonline.com 

Pasar saham Proyek Swasta Pasar Keuangan Proyek Pemerintah Obligasi Pemerintah Proyek-proyek pemerintah Bank Indonesia Aktifitas Ekonomi Obligasi pemerintah Unit Usaha