• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) 2.1 Teori Umum - Analisis Delay dan Throughput Jaringan LAN Topologi Star Dengan Switch Crossbar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) 2.1 Teori Umum - Analisis Delay dan Throughput Jaringan LAN Topologi Star Dengan Switch Crossbar"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN)

2.1 Teori Umum

Berdasarkan standar IEEE, Local Area Network didefenisikan sebagai jaringan komunikasi yang menghubungkan beberapa device, seperti Personal

Computer, workstation, printer, mainframe, dan data peripheral yang dapat mentransmisikan data dalam area yang terbatas. Batasan daerah atau ”local area”

adalah kurang dari 100 feet (< 30 m) hingga melebihi 6 mil (> 10 km). Jaringan LAN sangat cocok dibangun pada daerah gedung perkantoran, kampus, rumah sakit, dan gedung-gedung lainnya [1].

Ada dua jenis arsitektur jaringan LAN, jika dilihat dari hak akses yang diberikan [1] :

1. Peer To Peer Network

Peer to peer network merupakan salah satu model jaringan LAN dimana setiap station atau terminal yang terdapat di dalam lingkungan jaringan tersebut bisa saling berbagi. Setiap PC dapat mengakses semua peripheral yang tersambung dengan LAN, seperti halnya printer, disk, drives, CD Drive dan semua PC yang lain dapat menggunakan setiap peripheral yang tersambung dengan PC tersebut. Setiap PC pada jaringan peer to peer dilengkapi dengan software yang memungkinkan PC itu bertindak sebagai

non-dedicated server. Dalam hal ini setiap komputer berlaku sebagai PC untuk pemakainya dan sebagai server yang bisa diakses oleh komputer

(2)

dibutuhkannya administrator khusus yang mengelola jaringan dan tidak

dibutuhkannya komputer yang khusus diberlakukan sebagai server. Jadi jika salah satu komputer mati atau down, maka tidak akan mengganggu

kinerja komputer yang lain dan juga tidak memerlukan biaya implementasi jaringan yang cukup mahal. Kelemahan sistem ini adalah pemakaian bersama yang dapat mempengaruhi kestabilan kinerja

komputer yang sedang diakses secara bersama-sama tersebut serta keamanan data yang kurang terjamin karena pada model ini tidak dapat

dibuat hak akses yang bertingkat terhadap satu jenis station. Peer to peer network ini lebih banyak digunakan untuk pemakaian ringan dan dibatasi pada LAN skala kecil yang jumlah simpulnya terbatas.

2. Client-Server Network

Berbeda dengan model jaringan peer to peer, pada model client server

network ini dapat diberlakukan hak akses yang bertingkat pada setiap station-nya. Sistem ini menggunakan satu atau lebih komputer yang khusus digunakan sebagai server yang bertugas melayani kebutuhan

komputer-komputer lain yang berperan sebagai client/workstation. Komputer server menyediakan fasilitas data dan sumber daya seperti harddisk, printer, CD Drive dan sebagainya yang dapat diakses oleh komputer-komputer lain sebagai workstation. Keunggulan model client

server adalah kemampuan dalam menjalankan database multiuser dan adanya hak akses bertingkat yang akan lebih menjamin keamanan data dari setiap station-nya. Model client server ini banyak digunakan untuk

(3)

2.2 Standar Jaringan Local Area Network (LAN)

Teknologi LAN dikembangkan pertama kalinya pada akhir 1970-an dan

awal 1980-an. Sejumlah tipe jaringan yang berbeda diusulkan dan diimplementasikan. Namun, karena adanya perbedaan itu, maka teknologinya hanya dapat diaplikasikan pada peralatan milik vendor yang merancang teknologi

LAN tersebut. Untuk mengatasi hal ini, maka disusunlah suatu standar untuk LAN, sehingga ada kompatibilitas antara produk-produk dari vendor berbeda.

Kontributor terbesar adalah Institute of Electrical Enginering (IEEE) yang merumuskan Model Referensi 802 (MR-IEEE802) dan diadopsi oleh International Standards Organization sebagai standar internasional.

Standar LAN ini merupakan penggambaran yang sangat baik dalam menunjukkan lapisan-lapisan protokol yang mengatur fungsi-fungsi dasar LAN.

(4)

Gambar 2.1 Hubungan Model Referensi OSI dan IEEE 802 2.3 Lapisan Pada Jaringan Local Area Network (LAN)

Dari Gambar 2.1 terlihat bahwa, standar LAN ditekankan pada dua lapisan MR-OSI yang paling bawah, yaitu lapisan fisik dan data link. Lapisan

fisik mencakup spesifikasi media transmisi, topologi, serta fungsi pengkodean sinyal, sinkronisasi, dan pengiriman/penerimaan bit. Sedangkan lapisan data link,

merupakan fungsi yang berhubungan dengan Logical Link Control (LLC) dan Media Acces Control (MAC) [1].

2.3.1 Lapisan Fisik

Lapisan fisik (Physical Layer) merupakan lapis paling bawah dari konsep

model referensi pertukaran data jaringan. Lapis fisik berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit,

arsitektur jaringan, topologi jaringan dan pengabelan. [1].

2.3.2 Lapisan Data Link

Lapisan ke 2 yaitu lapisan data atau data link layer, berisi ketentuan yang mendukung sambungan fisik seperti penentuan biner 0 dan 1, penentuan

kecepatan, penentuan biner tersebut dan lainnya agar sambungan jaringan komputer bisa berjalan baik. Dengan kata lain data link layer menterjemahkan sambungan fisik menjadi sambungan data.

(5)

Lapisan yang berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat

header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch layer-3.

2.3.4 Lapisan Transpor

Lapisan ini berfungsi memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali

pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan

mentransmisikan ulang terhadp paket-paket yang hilang di tengah jalan.

2.3.5 Lapisan Sesi

Lapisan ini berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di level ini juga dilakukan

resolusi nama.

2.3.6 Lapisan Presentasi

Lapisan ini berfungsi untuk menerjemahkan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui

jaringan.

2.3.7 Lapisan Aplikasi

Lapisan ini berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan,

(6)

2.4 Arsitektur Jaringan Local Area Network (LAN)

Arsitektur LAN merupakan penggambaran yang sangat baik dalam hal

pelapisan protokol yang mengatur fungsi-fungsi dasar LAN. Bagian ini dimulai dengan deskripsi arsitektur protokol standar untuk LAN, mencakup lapisan fisik, lapisan medium acces control, dan lapisan logical logic control. Masing-masing lapisan ini akan dijelaskan sebagai berikut [1].

2.4.1 Arsitektur Protokol

Protokol ditetapkan secara spesifik untuk alamat transmisi LAN dan MAN yang berkaitan dengan pentransmisian blok-blok data pada jaringan.

ketentuan OSI, pembahasan mengenai protokol LAN ditekankan pada lapisan-lapisan yang lebih tendah dari model OSI yang berkaitan erat dengan arsitektur

jaringan LAN. Gambar 2.1 menghubungkan protokol-protokol LAN dengan arsitektur OSI. Arsitektur ini dikembangkan oleh Komite IEEE 802 dan telah diadopsi oleh seluruh organisasi yang bekerja berdasarkan spesifikasi standar

OSI, umumnya disebut juga sebagai model referensi IEEE 802.

Lapisan terendah dari model referensi IEEE 802 bekerja dari yang paling

bawah, dan berhubungan dengan lapisan fisik model OSI serta mencakup beberapa fungsi sebagai berikut [1] :

(7)

b. Permulaan / pelepasan pembangkitan (untuk sinkronisasi)

c. Transmisi bit / penerimaan

Selain itu, lapisan fisik dari model 802 juga mencakup spesifikasi media

transmisi serta topologinya. Umumnya, ini menunjukkan pada ”bagian bawah” lapisan terendah dari model OSI. Bagaimanapun juga, pemilihan media transmisi dan topologinya sangat penting dalam perancangan LAN dan mencakup pula

spesifikasi medianya.

Di atas lapisan fisik, adalah fungsi yang berhubungan dengan penyediaan

layanan untuk pemakai LAN, yang meliputi hal-hal sebagai berikut [1] :

a. Pada transmisi, mengasembling data menjadi sebuah frame dengan bidang-bidang alamat dan pendeteksian kesalahan.

b. Pada penerimaan, tidak mengasembling frame, dan menampilkan kemampuan mengenali alamat dan pendektesian kesalahan.

c. Mengatur akses untuk media transmsi LAN.

d. Menyediakan interface untuk lapisan-lapisan yang lebih tinggi serta menampilkan kontrol aliran dan kontrol kesalahan.

Hal-hal tersebut merupakan fungsi-fungsi yang biasanya dihubungkan dengan lapisan 2 OSI. Susunan fungsi-fungsi dalam poin terakhir dikelompokkan ke dalam lapisan Logical Link Control (LLC). Sedangkan fungsi dalam ketiga

poin pertama diperlakukan sebagai lapisan terpisah, yang disebut Medium Acces Control (MAC). Pemisahan ini dilakukan dengan alasan sebagai berikut :

(8)

b. Untuk LLC yang sama, tersedia beberapa pilihan MAC.

Gambar 2.2 mengilustrasikan keterkaitan di antara berbagai level

arsitektur. Data pada level yang lebih tinggi dilintaskan ke LLC, yang melampirkan informasi kontrol sebagai header, menciptakan suatu Protokol Data Unit (PDU) LLC. Informasi kontrol ini digunakan dalam pengoperasian protokol LLC. Kemudian seluruh PDU LLC dilintaskan ke bawah menuju lapisan MAC, yang melampirkan informasi kontrol pada bagian depan dan bagian belakang

paket, dan membentuk sebuah frame MAC. Lagi-lagi, informasi kontrol di dalam frame diperlukan untuk operasi protokol MAC.

Gambar 2.2 Protokol LAN Menurut Konteks

(9)

Dalam suatu transmisi data, media transmisi merupakan jalur fisik di

antara pengirim dan penerima. Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media transmisi, di antaranya adalah kapasitas, keandalan, tipe

data yang didukung dan jarak. Semakin tinggi kecepatan data dan semakin jauh jaraknya, akan semakin baik. Ada tiga media kabel yang umum digunakan untuk transmisi data, khususnya LAN, yaitu kabel twisted pair, coaxial dan fiber optic [1].

2.5.1 Kabel Twisted Pair

Twisted pair adalah media transmisi yang paling hemat dan paling banyak digunakan. Sebuah twisted pair terdiri dari dua kawat yang disekat yang disusun dalam sebuah pola lilitan yang beraturan. Ada dua jenis kabel twisted pair yaitu

(10)

Gambar 2.3 Kabel Twisted Pair

2.5.2 Kabel Coaxial

Kabel Coaxial seperti halnya dengan twisted pair terdiri dari dua konduktor, namun disusun berlainan untuk mengatur pengoperasiannya melalui

(11)

Gambar 2.4 Kabel Coaxial

2.5.3 Kabel Fiber Optic

Salah satu terobosan terbesar dalam bidang transmisi data adalah pengembangan sistem serat optik praktis. Sebuah kabel serat optik (fiber optic)

memiliki bentuk silindris dan terdiri dari tiga bagian konsentris, yaitu : inti, cladding, dan selubung[2]. Inti merupakan bagian terdalam dan terdiri dari satu atau lebih untaian, atau serat, baik yang terbuat dari kaca maupun plastik, dan

bentuknya pun tipis sekali. Inti memiliki diameter yang berkisar antara 8 sampai 100 μm[2]. Masing-masing serat dikelilingi oleh cladding, yaitu berupa plastik

atau kaca yang melapisi dan memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan plastik atau kaca pada inti, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.5. Serat optik dianggap handal digunakan dalam telekomunikasi jarak jauh, dan mulai dimanfaatkan

(12)

Gambar 2.5 Kabel Fiber Optik

2.6 Topologi Jaringan Local Area Network (LAN)

Topologi adalah istilah yang digunakan untuk menguraikan cara bagaimana komputer terhubung dalam suatu jaringan. Berikut ini akan dijelaskan

jenis-jenis topologi yang sering digunakan dalam jaringan LAN. 2.6.1 Topologi Bus

Topologi bus termasuk konfigurasi multipoint. Seluruh station terhubung melalui suatu interface perangkat keras yang disebut tap yang langsung terhubung ke suatu jalur transmisi linier, seperti yang terlihat pada Gambar

(13)

topologi bus adalah mudah pada ”set-up” awal, sedangkan kerugiannya adalah

jika kabel terputus akan mempengaruhi keseluruhan LAN.

Gambar 2.6 Topologi Bus

2.6.2 Topologi Cincin (Ring)

Hubungan yang terdapat pada topologi cincin (ring) adalah hubungan point-to-point dalam suatu lup tertutup seperti pada Gambar 2.7[5]. Setiap informasi yang diperoleh akan diperiksa alamatnya oleh station yang dilewatinya. Jika informasi bukan ditujukan untuknya, maka informasi akan terus dilewatkan

sampai menemukan alamat yang benar. Keuntungan topologi cincin hanya pada penggunaan panjang jaringannya yang lebih pendek sehingga dapat menggunakan kabel yang lebih sedikit. Sedangkan kerugiannya adalah jika kabel

(14)

Gambar 2.7 Topologi Cincin (Ring)

2.6.3 Topologi Pohon (Tree)

Topologi pohon (tree) disebut juga sebagai topologi jaringan bertingkat.

Topologi ini biasanya digunakan untuk interkoneksi antar sentral dengan hirarki

yang berbeda. Untuk hirarki yang lebih rendah digambarkan pada lokasi yang

rendah dan semakin keatas mempunyai hirarki semakin tinggi. Topologi jaringan

jenis ini cocok digunakan pada sistem jaringan komputer.

Pada jaringan pohon, terdapat beberapa tingkatan simpul (node). Pusat

atau simpul yang lebih tinggi tingkatannya, dapat mengatur simpul lain yang lebih rendah tingkatannya. Data yang dikirim perlu melalui simpul pusat terlebih dahulu. Misalnya untuk bergerak dari komputer dengan node-3 ke komputer

(15)

Sebagai contoh, perusahaan dapat membentuk kelompok yang terdiri atas

terminal pembukuan, serta pada kelompok lain dibentuk untuk terminal penjualan. Adapun kelemahannya adalah, apabila simpul yang lebih tinggi

kemudian tidak berfungsi, maka kelompok lainnya yang berada dibawahnya akhirnya juga menjadi tidak efektif. Cara kerja jaringan pohon ini relatif menjadi lambat. Topologi jaringan pohon (tree) diperlihatkan pada Gambar 2.8[4].

Gambar 2.8 Topologi Pohon (Tree)

2.6.4 Topologi Mesh

(16)

berkomunikasi langsung dengan perangkat yang dituju. Topologi jaringan mesh

diperlihatkan pada Gambar 2.9[6].

Gambar 2.9 Gambar Topologi Mesh

2.6.5 Topologi Bintang (Star)

Dalam topologi bintang (star), sebuah elemen pusat (misalnya hub, bridge, atau switch) bertindak sebagai pengatur dan pengendali semua komunikasi data yang terjadi seperti Gambar 2.10[5]. Station pusat merupakan titik kritis yang berfungsi sebagai pengatur semua komunikasi data yang terjadi dan menyediakan jalur komunikasi khusus antara dua station yang akan

berkomunikasi. Banyaknya station yang dapat terhubung tergantung jumlah port yang tersedia pada station pusat yang digunakan. Topologi ini mudah untuk

(17)

mempengaruhi keseluruhan jaringan. Sedangkan kerugiannya hanya pada

penggunaan kabel yang terlalu banyak karena jarak fisik.

Gambar 2.10 Topologi Bintang (Star)

Pada saat pemilihan topologi jaringan, cukup banyak pertimbangan yang harus diambil, tergantung pada kebutuhan. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah dari segi biaya, kecepatan, lingkungan, ukuran,

konektivitas. Selain itu, yang harus diperhatikan adalah keuntungan dan kerugian dari masing-masing jenis topologi. Tabel 2.1 menunjukkan perbandingan dari

masing-masing topologi tersebut.

(18)

TOPOLOGI KEUNTUNGAN KERUGIAN BUS 1. Hemat kabel

2. Layout kabel sederhana 3. Mudah dikembangkan 4. Tidak butuh kendali pusat

1. Deteksi dan isolasi kesalahan terbatas

2. Kepadatan lalu lintas transmisi data tinggi akan mengurangi kinerja jaringan

3. Kecepatan menurun jika pemakai bertambah.

4. Keamanan data kurang terjamin jika terjadi tubrukan

RING 1. Hemat kabel

2. Penataan kabel sederhana

3. Dapat melayani lalu lintas yang padat

1. Pengembangan jaringan lebih kaku

2. Kerusakan pada media pengirim atau media terminal dapat melumpuhkan kerja seluruh jaringan

3. Lambat, karena pengiriman menunggu giliran token TREE 1. Dapat terbentuknya suatu

kelompok yang dibutuhkan pada setiap saat.

1. Apabila salah satu tidak berfungsi, maka kelompok dibawahnya menjadi tidak efektif 2. Koneksi lambat

MESH 1. Dapat menghubungkan semua komputer secara langsung tanpa melalui komputer lain.

2. Tingkat keamanan yang tinggi.

1. Konfigurasi jaringan yang rumit. 2. Boros kabel

STAR 1. Paling fleksibel 2. Pemasangan/perubahan

stasiun sangat mudah dan tidak mengganggu bagian jaringan lain

3. Kontrol terpusat

4. Kemudahan deteksi dan isolasi kesalahan/kerusakan 5. Kemudahaan pengelolaan

jaringan

1. Jika node tengah mengalami kerusakan, maka seluruh jaringan akan terhenti

2. Boros kabel

(19)

Suatu jaringan dalam LAN dapat digunakan oleh suatu simpul untuk

berhubungan dengan simpul lain. Jaringan untuk menghubungkan antara simpul yang satu dengan simpul yang lain dinamakan metode akses. Metode akses ini

kemudian terbagi-bagi lagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut.

2.7.1 CSMA/CD

Dari berbagai metode akses yang tersedia, metode akses yang menonjol penggunaannya adalah CSMA/CD. Metode akses CSMA/CS (Carrier Sense

Multiple Access/Collision Detection) mempunyai cara kerja sebagai berikut. Semua simpul dalam jaringan yang hendak berhubungan dengan simpul lain saling berlomba untuk mendapatkan saluran yang dikehendaki. Tiap-tiap simpul

akan memantau jaringan apakah ada atau tidaknya suatu transmisi yang dilakukan simpul lain dalam jaringan. Bila ada simpul lain yang sedang

menggunakan jaringan berupa pengiriman data atau yang lain, simpul lain akan menunda keinginan untuk menggunakan jaringan sampai simpul yang sedang menggunakan jaringan selesai[7].

Apabila terdapat dua atau lebih dari simpul menggunakan jaringan, akan terjadi gangguan (collision) pada informasi dan pengiriman informasi tersebut

(20)

Gambar 2.11 Metode Akses CSMA/CD

Apabila terdapat dua atau lebih dari simpul menggunakan jaringan, akan terjadi gangguan (collision) pada informasi dan pengiriman informasi tersebut akan diulang kembali. Demikian seterusnya, sampai saluran yang dikehendaki

didapatkan. Metode akses ini menjadi standar dari IEEE (Institute for Electrical and Electronic Engineers) 802.3. Agar dapat lebih mudah memahami prinsip kerja CSMA/CD ini, disediakan Gambar 2.11 yang dapat dilihat di atas.

2.7.2 Token Bus

Metode akses token bus mempunyai cara kerja sebagai berikut: Dalam pengiriman data dalam token bus akan ditentukan hak pengiriman informasi

(21)

bersangkutan. Hak pengiriman data akan ditentukan menurut urutan tertentu dari

satu simpul kesimpul lain, dan untuk memberitahukan kepada simpul tersebut digunakan sebuah token. Setiap simpul akan memegang token tersebut untuk

jangka waktu tertentu.

Apabila simpul sudah menggunakan token dan tidak mempunyai informasi untuk dikirimkan, simpul tersebut harus mengirimkan token ke simpul

berikutnya.

Metode akses ini menjadi standar dari IEEEE 802.4[7]. Prinsip kerja metode

akses token bus ini dapat dilihat pada Gambar 2.12.

Gambar 2.12 Metode Akses Token Bus

2.7.3 Token Ring

Metode akses token ring mempunyai cara kerja sebagai berikut: Metode akses dengan token ring hampir sama dengan cara token bus, namun dalam

metode akses dengan cara token ring dilakukan dengan mengedarkan token ke suatu simpul di dalam jaringan ring[7]. Setiap pusat akan memeriksa apakah ada data yang ditujukan kepadanya atau tidak.

(22)

data, datanya akan dimasukkan ke dalam token. Metode akses ini menjadi standar

dari IEEE 802.5. Prinsip kerja token ring ditunjukkan pada Gambar 2.13.

Gambar 2.13 Metode Akses Token Ring

2.7.4 TDMA

Metode akses TDMA (Time Division Multiple Access) mempunyai cara

kerja sebagai berikut: Tiap-tiap simpul akan diberikan waktu secara bergiliran untuk melakukan transmisi dara secara berurutan[7]. Waktu pengiriman akan diberikan oleh master simpul dan semua simpul akan mensinkronkan waktu

pengiriman berdasarkan pewaktu (timing) dari master.

Bila tiap simpul yang mendapatkan giliran mengirimkan data, waktu

giliran tidak terpakai. Apabila hal ini terjadi, simpul dapat meminta waktu kepada master untuk mengirimkan data. Master akan memberikan waktu giliran pengiriman data tersebut kepada simpul, dan simpul tersebut harus menunggu

(23)

Gambar 2.14 Metode Akses TDMA

2.7.5 Polling

Metode akses polling mempunyai cara kerja sebagai berikut. Salah satu simpul akan menjadi master, dan simpul master akan dihubungkan ke simpul lain

untuk memberikan transmisi. Simpul yang mengirimkan data ke master untuk dilanjutkan pengiriman ke simpul tujuan. Bila informasi yang dikirim ditujukan

ke master, master akan menyimpannya[7]. Polling akan dilanjutkan ke simpul lain dan begitu seterusnya. Metode akses Polling dapat dilihat pada Gambar 2.15.

Gambar

Gambar 2.1[2] menunjukkan hubungan antara standar untuk komunikasi
Gambar 2.2 Protokol LAN Menurut Konteks
Gambar 2.4 [3].
Gambar 2.6 Topologi Bus
+7

Referensi

Dokumen terkait

PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS BIDANGTATA VIDEO EDITING SESUAI KKNI JENJANG III SIKAP DAN2.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan ( tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy ) secara parsial maupun simultan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tingkat suku bunga SBI dan tingkat likuiditas terhadap risiko investasi saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa

Dari hasil analisis data dapat diketahui bahwa terdapat tiga konfigurasi dari karakteristik user dan non user yang menyimpang dari base model yang terbentuk.. Ketiga konfigurasi

Apakah rasio profitabilitas (Return On Equity), rasio likuiditas (Current Ratio), rasio solvabilitas (Debt To Equity Ratio) dan Economic Value Added (EVA) secara

tahunan dan penyegar secara berkala (triwulan) dan tahunan sesuai form yang telah ditetapkan kepada Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan dan Direktur Jenderal

Perkebunan IX sebagaimana dimaksud dal am Pasal 1 dil akukan menurut ket ent uan Kit ab Undang-undang Hukum Dagang (St aat sbl ad Tahun 1847 Nomor 23) sebagaimana t el ah

Labuang Baji Provinsi Sulawesi Selatan, maka Panitia Pengadaan akan melakukan pembuktian kualifikasi terhadap data-data perusahaan yang telah disampaikan dalam