BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan 1. Pengertian
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, di mana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua minggu ke 13 hingga ke 27, dan trimester ketiga minggu ke 28 hingga ke 40 (Prawirohardjo, 2008).
Kehamilan merupakan masa yang cukup berat bagi seorang ibu. Karena itu, ibu hamil membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama suami, agar dapat menjalani proses kehamilan sampai melahirkan dengan nyaman dan aman (Musbikin, 2005). Kehamilan trimester ketiga adalah periode kehamilan bulan terakhir/sepertiga masa kehamilan terakhir. Trimester ketiga kehamilan dimulai pada minggu ke-27 sampai kehamilan dinilai cukup bulan (38-40 minggu) (Fauziah dan Sutejo, 2012).
B. Dukungan Suami
1. Pengertian
membutuhkan dukungan keluarga dalam membantunya memberi ASI kepada bayi. Ketika ibu memutuskan untuk menyusui bayinya, komunikasikan keputusan tersebut dengan keluarga agar mereka juga dapat berperan dalam membantu ibu. Keluarga yang dimaksud tentunya yang pertama sekali adalah suami (Nurani, 2013).
Menurut Nurani ( 2013) suami adalah soulmate ibu. Dialah orang yang paling dekat dengan ibu saat ini. Suami memiliki peran utama dalam menentukan sukses atau tidaknya ibu menyusui. Menurut Werdayanti (2013) Suami adalah penjamin pasokan ASI, untuk memproduksi ASI ada 2 hormon yang berperan, yaitu hormon prolaktin oksitosin. Hormon prolaktin dialirkan oleh darah kekelenjar payudara untuk merangsang produksi ASI. Kerja hormon ini dipengaruhi frekuensi, intensitas, dan durasi anak dalam menyusu. Semakin sering anak menyusu, maka kadar hormon ini semakin meningkat. Hormon oksitosin membuat sel otot halus disekitar kelenjar payudara mengerut hingga memeras ASI keluar. Reflek oksitosin sangat dipengaruhi kondisi fisik, pikiran, dan perasaan ibu. Di sinilah peran seorang ayah, yaitu memastikan istrinya tidak kelelahan, menciptakan, suasana positif yang intinya istri merasa nyaman, aman, dan tidak stres.
terpenting ibu menyusui adalah dukungan suami, jadi lebih tepat menyusui merupakan hasil interaksi antara bayi, ibu dan ayah.
2. Peran Suami Dalam Membantu Ibu Menyusui
Inti peran ayah adalah dukungan menciptakan suasana yang yang memudahkan dan nyaman untuk menyusui (Werdayanti, 2013). Menurut Nurani (2013), terdapat beberapa hal peran suami dalam membantu ibu menyusui adalah sebagai berikut :
a. Menciptakan suasana positif
Hal pertama yang bisa dilakukannya adalah dengan menciptakan suasana rumah tangga yang positif. Suami tidak hanya mendukung keputusan ibu untuk menyusui, tapi dia juga menciptakan kondisi yang kondusif agar ibu merasa tenang dan nyaman untuk menyusui. Pandangan ini akan memengaruhi suami dalam membuat skala prioritas untuk ibu dan bayi. Suami adalah orang yang dipercaya istri, jadi dia harus ingat untuk bersikap positif selama istrinya menyusui.
b. Memberikan dukungan dan semangat
tidak menghargai dukungan yang diberikan suami. Dalam keadaan stress misalnya, istri justru marah saat dipuji. Dukungan suami hendaknya terus diberikan sepanjang ibu masih menyusui.
c. Menjadi suami siaga
Suami juga hendaknya mengetahui dan mengenal ciri-ciri kapan bayi membutuhkan ASI atau hal lainnya. Suami dapat bergantian bersama istri untuk menjaga bayi, sehingga aktifitas sehari-hari ibu di rumah tidak terganggu. Suami senantiasa sigap dan tanggap membantu istri dalam memenuhi kebutuhan bayinya. Ajari juga suami untuk dapat memberikan ASI kepada bayi sehingga hubungan kedekatan antara ibu bayi dapat dirasakan juga olehnya. Tidak ada salahnya juga apabila suami mau membantu dan belajar membersihkan popok bayi serta memandikannya.
3. Peran Ayah Dalam Proses Pemberian ASI Supaya Optimal
Menurut Yuliarti ( 2010) Agar peran ayah dalam proses pemberian ASi dapat optimal, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan yaitu:
a. Ayah harus belajar sebelum kehamilan, bahkan pada saat istri sedang hamil, calon ayah dapat membaca beberapa literatur berkaitan dengan proses kehamilan, perawatan dan pengasuhan bayi, termasuk juga literatur tentang pemberian ASI. Ayah perlu meningkatkan berbagai kemampuan yang dimilikinya berkaitan dengan perawatan bayi.
menyusui belum diterima dengan baik sehingga menjadi salah kaprah, termasuk dalam hal bentuk puting. Puting susu pendek, masuk, atau datar bukanlah alasan karena bayi menyusu pada payudara, bukan pada puting
4. Jenis-jenis Dukungan
Menurut Bobak, Lowdermilk, & jensen (2005) ada empat jenis dukungan yang digambarkan oleh House (1981) yaitu:
a. Dukungan emosi
Sumber utama dukungan pria ialah pasangannya. Dukungan ini harus dimodifikasi, sehingga memungkinkan untuk mengasuh bayi dan memberi asuhan tambahan terhadap kebutuhan istrinya. Oleh karena itu, para ayah perlu mencari dukungan dari keluarga dan teman-temannya.
b. Dukungan instrumental
Ayah perlu mengetahui bahwa ia dapat bergantung kepada keluarga atau teman, jika memerlukan bantuan.
c. Dukungan informasi
Ayah perlu mengetahui siapa saja yang dapat (misalnya, professional atau sanak saudara) memberi nasihat tentang cara menyelesaikan persoalan yang tiba-tiba muncul.
d. Dukungan penilaian
C. ASI Eksklusif
1. Pengertian ASI Eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) merupakan pilihan terbaik bagi bayi karena didalamnya mengandung antibodi dan lebih dari 100 zat gizi, seperti AA, DHA taurin, dan spingomyelin yang tidak terdapat dalam susu sapi. Ada
banyak manfaat yang terkandung dalam ASI. Oleh karena itu, tidak ada alasan apapun bagi ibu untuk tidak menyusui. Pemberian ASI merupakan hak anak sehingga jika ibu menolak melakukannya maka ia telah menelantarkan anaknya sendiri (Yuliarti, 2010).
ASI sangat dibutuhkan untuk kesehatan bayi dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi secara optimal. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif akan memperoleh semua kelebihan ASI serta terpenuhi kebutuhan gizinya secara maksimal sehingga dia akan lebih sehat, lebih tahan terhadap infeksi, tidak mudah terkena alergi dan lebih jarang sakit (Sulistyoningsih, 2010).
2. Manfaat ASI Eksklusif
Menurut Prasetyono (2011) Menyusui bayi dapat memberikan keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga, masyarakat, dan negara. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan. ASI juga dapat mencegah terjadinya penyakit infeksi lantaran mengandung zat penangkal penyakit, yakni immunoglobulin. ASI bersifat praktis, mudah diberikan kepada bayi, murah
serta bersih. ASI mengandung rangkaian asam lemak tak jenuh yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan otak. ASI selalu berada dalam suhu yang tepat, tidak menyebabkan alergi, dapat mencegah kerusakan gigi, mengoptimalkan perkembangan bayi, serta meningkatkan jalinan psikologis antara ibu dan bayi.
Keuntungan bagi ibu, yaitu mencegah pendarahan setelah persalinan, mempercepat mengecilnya rahim, menunda masa subur, mengurangi anemia, mencegah kanker ovarium dan kanker payudara, serta sebagai metode keluarga berencana sementara. Dari tinjauan psikologis, kegiatan menyusui akan membantu ibu dan bayi untuk membentuk tali kasih. Kontak batin akan terjalin antara ibu dan bayi setelah persalinan saat ibu menyusui bayinya untuk pertama kali.
3. Komposisi ASI
Menurut Werdayanti (2013 ), komposisi ASI yaitu sebagai berikut : a. Karbohidrat
tenaga, perkembangan otak, penyerapan kalsium, dan pertumbuhan bakteri baik diusus.
b. Protein
Protein utama dalam kolostrum adalah globulin. Protein utama dalam ASI mature whey dan sedikit kasein.
c. Lemak
Lemak pada ASI memiliki keistimewaan, yaitu hadir bersama enzim lipase yang tugasnya memecahkan trigliserida menjadi digliserida dan kemudian monogliserida sehingga ASI lebih mudah dicerna. Lipase aktif saat sudah bertemu dengan garam empedu di usus bayi.
d. Vitamin
e. Mineral
Mineral utama dalam ASI berupa kalsium, magnesium, fosfor, sodium, potassium, dan kloride. Mineral lain ada dalam jumlah sedikit,
yaitu zinc, iron, copper, mangan, selenium, iodine, fluoride. Kadar mineral rata-rata konstan selama masa laktasi, kecuali beberapa mineral spesifik yang kadarnya tergantung asupan ibu. Zat besi dan kalsium dalam ASI sangat stabil dan tidak dipengaruhi makanan ibu. Zat besi pada ASI terikat dengan protein sehingga absorpsi lebih mudah dan tidak akan dimanfaatkan bakteri untuk tumbuh
f. Enzim
Enzim adalah biomolekuler berupa protein sebagai katalis, yaitu senyawa yang mempercepat suatu reaksi. Semua proses biologis memerlukan enzim agar berlangsung cepat pada lintasan metabolisme yang ditentukan hormon sebagai promoter. Enzim dalam ASI menyebabkannya mudah dicerna.
g. Hormon
Hormon adalah zat kimia pembawa pesan kimiawi antar sel dengan memberi sinyal ke sel target yang selanjutnya akan melakukan aktifitas tertentu. Satu hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon lainnya.
4. Macam-Macam ASI a. Kolostrum
Kolostrum adalah ASI yang diproduksi di hari-hari pertama
dalam rahim. Kolostrum lebih banyak mengandung protein, terutama immunoglobulin, protein dalam jumlah dominan juga mencegah gula darah rendah.
b. ASI Transisi
Setelah beberapa hari menghasilkan kolostrum, selanjutnya dihasilkan ASI transisi. ASI transisi mulai diproduksi hari ke 4-10 setelah kelahiran. Terjadi perubahan komposisi dari kolostrum ke ASI transisi. Kadar protein dan immunoglobulin berkurang, kadar lemak dan karbohidrat meningkat dibanding kolostrum.
c. ASI Mature
ASI mature diproduksi setelah hari ke 10 sampai akhir masa laktasi atau penyapihan nanti, berwarna putih kekuningan, tidak menggumpal bila dipanaskan, dengan volume 300-850 ml per 24 jam. ASI mature terus berubah disesuaikan perkembangan bayi. Pada malam hari, ASI ini lebih banyak mengandung lemak yang akan membantu meningkatkan berat badan dan perkembangan otak yang maksimal. d. Foremilk – Hindmilk
Pada satu kali sesi menyusui, ternyata ada 2 macam ASI yang diproduksi, yaitu foremilk terlebih dahulu, kemudian hindmilk. Foremilk berwarna lebih bening, kandungan utamanya protein, laktosa,
energi dari lemak sehingga penting memastikan bayi mendapatkan hindmilk dengan tidak menghentikan menyusu terlalu cepat.
5. Beberapa Alasan yang Menyebabkan Ibu Tidak Memberikan ASI Eksklusif
Menurut Sulistyoningsih (2010), Banyak yang diperoleh ketika dilakukan pemberian ASI secara eksklusif namun sangat sedikit ibu yang melakukan pemberian ASI eksklusif, dengan berbagai sebab diantaranya adalah :
a. ASI dianggap tidak mencukupi
Banyak ibu yang beranggapan bahwa ASI tidak mencukupi sehingga memutuskan untuk menambah atau mengganti dengan susu formula. Sebenarnya, hampir semua ibu yang melahirkan akan berhasil menyusui bayinya dengan jumlah ASI yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan bayinya. Hal yang harus diperhatikan agar ASI dapat diproduksi dengan jumlah dan kualitas yang baik adalah teknik menyusui yang benar, asupan gizi ibu, serta frekuensi menyusui. Semakin sering bayi menghisap/menyusu kepada ibunya maka produksi ASI akan semakin lancer.
b. Ibu Bekerja di Luar Rumah
c. Beranggapan Bahwa Susu Formula Lebih Baik dan Lebih Praktis dari
ASI
Gencarnya promosi tentang susu formula serta kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI menyebabkan tidak sedukit ibu yang beranggapan bahwa susu formula sama baiknya atau bahkan lebih baik dari ASI. Padahal, tidak ada satu alasan pun bagi ibu untuk lebih memilih susu formula dibandingkan ASI karena begitu banyak manfaat dan kelebihan ASI dibandingkan susu formula.
d. Kekhawatiran Tubuh Menjadi Gemuk
Ibu biasanya beranggapan bahwa nafsu makan ibu menyusui lebih besar dibandingkan ibu yang tidak menyusui sehingga timbul kekhawatiran berat badannya akan meningkat. Pendapat ini tidaklah benar seluruhnya, karena produksi ASI tidak hanya terjadi pada pasca persalinan tetapi telah dipersiapkan selama kehamilan. Selama hamil telah dipersiapkan timbunan lemak yang akan dipergunakan selama proses menyusui, dengan demikian perempuan yang tidak menyusui malah akan lebih sulit untuk menghilangkan timbunan lemak ini.
D. Faktor-faktor dukungan suami dalam pemberian ASI eksklusif
Ada beberapa faktor dukungan suami dalam pemberian ASI eksklusif pada ibu hamil trimester III yaitu:
1. Pengetahuan
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu (Notoatmodjo, 2012):
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain dapat menyebutkan, menguraikan, mendefisikan, menyatakan, dan sebagainya
b. Memahami (comprehension)
c. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagai dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah di dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
e. Sintesis (synthesis)
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
Menurut Paramita (2008) dalam Suryani & Mularsih (2011), tidak semua suami dapat memberikan dukungan yang diharapkan kepada ibu menyusui. Suami akan mendukung praktik pemberian ASI bila memiliki pengetahuan yang baik tentang hal yang berhubungan dengan pemberian ASI, memiliki hubungan yang baik dengan ibu, dan juga terlibat dalam keharmonisan hubungan pola menyusui tripartit yaitu antara suami, ibu dan bayi.
2. Informasi
Motif ingin tahu segala sesuatu yang dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang, mendorong orang tersebut mencapainya dengan cara mencari dan mendapatkan sesuatu tersebut. Setiap orang membutuhkan informasi sebagai bagian dari tuntutan kehidupannya, penunjang kegiatannya, dan pemenuhan kebutuhannya (Yusup, 1995).
Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru, informasi baru yang di dapat merupakan pengganti pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya atau merupakan penyempurnaan informasi sebelumnya (Mubarak, 2012).
Menurut Erfandi (2009), mengatakan bahwa informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat diperlukan informasi-informasi yang akurat. Sehingga masyarakat dapat memahami dan mengerti tentang informasi yang diberikan.
3. Budaya
Menurut Helman, (1990 dalam bobak et all, 2005) budaya adalah sebagai seperangkat pedoman yang diwarisi individu sebagai anggota masyarakat tertentu dan memberitahu individu cara memandang dunia dan cara berhubungan dengan orang lain, dengan kekuatan supranatural dan dengan lingkungan alam.