Pengaruh Budaya Organisasi dan Kepemimpinan terhadap Komitmen Organisasi dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Mediasi
(Studi pada: Kantor Camat Kota Sungai Penuh) 1
Ulul Azmi., 2Sefnedi, 2Erni Febrina Harahap 1
Mahasiswa Program Pascasarjana Magister Ilmu Manajemen 2
Dosen Program Pascasarjana Magister Ilmu Manajemen Universitas Bung Hatta
email: ulul74@rocketmail.com
ABSTRACT
The research’s aim was to test mediation effect of job satisfaction on the relationship between organizational culture, leadership and organizational commitment. The number of usable samples in this study was 108 employees who were currently working for Sub-District Office of Sungai Penuh City. In order to collect the data, this study used questionnaire while technique of anlysis was performaed multiple, single, and hierarchical regression analyses to test the hyphoteses development. The results of study displayed that first, organizational culture positively and significantly effected either job satisfaction as well as organizational commitment. Second, leadership was found to have positive and significant effect on job satisfaction but no significant effect on organizational commitment. Third, job satisfaction effected possitively and significantly on organizational commitment. Last, job satisfaction mediated the relationship between oranizational culture and oranizational commitment, however it did not have mediatin effect on the relationship between leadership and organizational commitment.
Keywords: Organizational Culture, Leadership, Job Satisfaction, and Organizational Commitment
PENDAHULUAN
Konsekuensi Undang-Undang No.
32 tahun 2004 tentang Otonomi
Daerah telah memberikan dampak
terhadap reformasi dalam Pemerintah
Daerah. Dengan demikian setiap
Pemerintah Daerah dituntut agar
memiliki aparatur atau pegawai yang
berkomitmen tinggi dalam upaya
melaksanakan kegiatan pemerintahan.
Salah satu daerah yang menyadari
pentingnya komitmen pegawai dalam
bekerja adalah Kota Sungai Penuh
dimana dalam melaksanakan
aktifitasnya didukung oleh 8 (delapan)
Kecamatan yaitu Sungai Penuh, Pesisir
Sungai Bungkal, Pondok Tinggi,
Tanah kampung, dan Kumun Debai.
Sopiah (2008) menyatakan bahwa
komitmen organisasional merupakan
tingkat keyakinan karyawan untuk
menerima tujuan organisasi sehingga
berkeinginan untuk tetap tinggal dan
menjadi bagian dari organisasi
tersebut. Pegawai atau aparatur
pemerintah yang memiliki komitmen
organisasi yang tinggi senantiasa
menunjukkan perilaku positif seperti
selalu berusaha menjalankan
tugas-tugas dan mengikuti segala bentuk
aktifitas yang dilaksanakan di dalam
organisasi (Hasibuan, 2007).
Fenomena yang berkaitan dengan
komitmen organisasi pada Kantor
Camat di Lingkungan Kota Sungai
Penuh menunjukkan bahwa komitmen
organisasi pada pegawai Kantor Camat
di Lingkungan Kota Sungai Penuh
masih rendah yang dapat dilihat dari
masih banyaknya pegawai yang pulang
sebelum jam kerja, terlambat datang
(masuk kantor), dan tidak masuk
kantor dengan tanpa keterangan
(absen).
Penelitian tentang kinerja pegawai
telah banyak dilakukan oleh para
peneliti terdahulu. Berpedoman kepada
hasil kajian penelitian terdahulu, dapat
penulis kemukakan bahwa komitmen
organisasi dipengaruhi oleh kepuasan
kerja (Shah dkk 2012; Hasan, 2012;
Renny & Sanjoyo, 2011; Churiyah,
2007; Puspitawati & Riana, 2014).
Sementara, kepuasan kerja dipengaruhi
oleh budaya organisasi (Brahmasari &
Suprayetno, 2008; Saeidipour dkk,
2013; Sabri dkk, 2011; Koesmona,
2005) dan kepemimpinan (Satyawati
& Suartana, 2014; Raharjo & Nafisah,
2006; Ruvendi, 2005; Brahmasari &
Suprayetno, 2008). Dari uraian
tersebut, maka jelaslah bahwa variabel
kepuasan kerja terletak antara budaya
organisasi, kepemimpinan dan
komitmen organisasi, atau kepuasan
kerja sebegai variabel mediasi
(intervening).
Populasi dalam penelitian ini
adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS)
pada Kantor Camat di Lingkungan
Kota Sungai Penuh yang berjumlah
sebanyak 108 orang. Dalam penelitian
ini, penulis tidak menggunakan sampel
tapi menjadikan seluruh anggota
populasi sebagai responden penelitian
dengan alasan jumlah populasinya
tidak terlalu besar yaitu hanya 108
orang, dan memungkinkan bagi
penulis untuk menjangkau seluruh
anggota populasi dan menjadikan
sebagai responden penelitian.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer
menggunakan kuesioner. Kuesioner
tersebut berisikan pernyataan yang
berhubungan dengan profil responden,
variabel budaya organisasi,
kepemimpinan, kepuasan kerja, dan
komitmen organisasi.
Definisi dan Operasional
Untuk lebih terarahnya
pemahaman terhadap variabel-variabel
yang diteliti, maka dipandang perlu
untuk mengemukakan definisi dan
operasionalisasi variabel. Komitmen
organisasi adalah tingkatan dimana
seorang pegawai memiliki keterkaitan
emosional dengan organisasi, perasaan
rugi untuk meninggalkan organisasi,
dan selalu setia pada organisasi.
Indikator yang digunakan untuk
mengukur komitmen organisasi (Allen dan Meyer, 2000 dalam Mas’ud,2004) adalah komitmen afektif, komitmen
normatif dan komitmen kontinuan.
Kepuasan kerja adalah suatu sikap
menyenangkan atau tidak
menyenangkan yang dirasakan oleh
pegawai tentang gaji, promosi, rekan
kerja, atasan, dan pekerjaan yang
dilaksanakan. Indikator yang
digunakan untuk mengukur kepuasan
kerja (Gellucy dan David, 1978 dalam Mas’ud, 2004) adalah gaji, promosi, rekan sekerja, atasan, dan pekerjaan.
Budaya organisasi merupakan
seperangkat nilai-nilai, keyakinan, dan
norma-norma yang dianut bersama
oleh anggota organisasi sebagai
masalah-masalah organisasi (Dessler,
2007). Indikator yang digunakan untuk
mengukur budaya organisasi (Hofstede
dan Chung-Loung, 1993) adalah
profesionalisme, jarak dari
manajemen, percaya pada rekan
sekerja, keteraturan, keakraban, dan
integrasi. Sedangkan kepemimpinan
adalah seni dan proses untuk
mempengaruhi dan mengarahkan
orang lain agar mereka mau berusaha
untuk mencapai tujuan yang hendak
dicapai kelompok (Nawawi, 2003).
Indikator yang digunakan untuk
mengukur kepemimpinan (Quey-Jen,
1996 dalam Mas’ud, 2004) adalah:
orientasi pada pekerjaan dan orientasi
pada orang.
Temuan Penelitian
Dalam melakukan analisis, hal
pertama yang dilaksanakan adalam
melakukan uji instrument penelitian
yang terdiri dari uji validitas dan uji
reliabilitas. Hasil uji instrumen
penelitian dapat diringkas sebagai
berikut.
Tabel 1. Hasil Uji Instrumen Penelitian
Variabel Jumlah
item
Tidak
Valid Valid
Cronbach’s
Alpha Keterangan Komitmen Organisasi
(Y)
24 3 21 0,956 Reliabel
Kepuasan Kerja (I) 20 - 18 0,727 Reliabel
Budaya Organisasi (X1) 42 6 36 0,750 Reliabel
Kepemimpinan (X2) 6 - 6 0,820 Reliabel
Sumber: Data Primer yang diolah
Deskripsi Variabel
Analisis ini berguna untuk
menguraikan temuan penelitian
tentang kondisi variabel yang diteliti
yang ditunjukkan oleh skor rata-rata
dan Tingkat Capaian Responden
(TCR).
Tabel 2. Deskripsi Variabel Penelitian
Variabel Skor
Rata-Rata
TCR
(%) Kategori Hasil
Komitmen Organisasi (Y) 3,18 63,60 Rendah
Kepuasan Kerja (I) 3,98 79,60 Cukup Puas
Kepemimpinan (X2) 4,03 80,40 Baik Sumber: Data Primer yang diolah
Uji Hipotesis
Hasil analisis tentang pengaruh
budaya organisasi dan kepemimpinan
terhadap komitmen organisasi dapat
dijelaskan dimana variabel budaya
organisasi (X1) memiliki koefisien
regresi sebesar 0,957 dan signifikan
0,000 atau lebih kecil dari 0,05.
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa budaya organisasi berpengaruh
signifikan terhadap komitmen
organisasi pada Kantor Camat Kota
Sungai Penuh, sehingga H1 diterima,
sedangkan variabel kepemimpinan
(X2) memiliki koefisien regresi sebesar 0,037 dan signifikan 0,742 atau lebih
besar dari 0,05. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa variabel
kepemimpinan tidak berpengaruh
signifikan terhadap komitmen
organisasi pada Kantor Camat Kota
Sungai Penuh, sehingga H2 ditolak. Hasil analisis tentang pengaruh
budaya organisasi dan kepemimpinan
terhadap kepuasan kerja dapat
dijelaskan dimana budaya organisasi
(X1) memiliki koefisien regresi sebesar
0,341 dan signifikan 0,000 atau lebih
kecil dari 0,05. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa budaya
organisasi berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan kerja pegawai pada
Kantor Camat Kota Sungai Penuh,
sehingga H3 diterima. Kepemimpinan
(X2) memiliki koefisien regresi sebesar
0,238 dan signifikan 0,013 atau lebih
kecil dari 0,05. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa variabel
kepemimpinan berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan kerja pegawai pada
Kantor Camat Kota Sungai Penuh,
sehingga H4 diterima.
Hasil analisis tentang pengaruh
kepuasan kerja terhadap komitmen
organisasi dapat dijelaskan dimana
variabel kepuasan kerja (I) memiliki
koefisien regresi sebesar 0,790 dan dan
signifikan 0,000 atau lebih kecil dari
0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kepuasan kerja
berpengaruh signifikan terhadap
Camat Kota Sungai Penuh, sehingga
H5 diterima.
Untuk mengetahui peranan
kepuasan kerja sebagai variabel
mediasi pada pengaruh budaya
organisasi dan kepemimpinan terhadap
kepuasan kerja digunakan regresi
bertingkat. Oleh karena variabel
kepemimpinan tidak berpengaruh
signifikan terhadap komitmen
organisasi, sehingga pengujian
hipotesis ketujuh (H7) tidak bisa
dilakukan, dengan demikian maka
Hipotesis H7 ditolak. Smentara
Hipotesis H6 dapat dilakukan karena
telah memenuhi persyaratan yaitu
budaya organisasi (X1) berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan kerja (I)
dan juga terhadap komitmen organisasi
(Y). Hasil analisa regresi bertingkat
adalah sebagai berikut.
Tabel 3. Pengaruh Kepuasan Kerja sebagai Variabel Mediasi
Kontansta, Variabel Bebas dan Mediasi
Model 1 Model 2 Keputusan
Koefisien Regresi
Sig. Koefisien Regresi
Sig
Konstanta 0,166 0,050 0,156 0,000 -
Budaya Organisasi (X1)
0,956 0,000 0,834 0,000 Full Mediator
Kepuasan Kerja (I) - - 0,368 0,001 H6 diterima Sumber: Data Primer yang diolah
Model 1 menjelaskan pengaruh langsung variabel budaya organisasi (X1)
terhadap komitmen organisasi (Y), dimana koefisien variabel budaya organisasi (X1)
diperoleh sebesar 0,956 dan signifikan sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa secara langsung variabel budaya organisasi
(X1) berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi (Y). Model 2 menjelaskan
pengaruh tidak langsung variabel variabel budaya organisasi (X1) terhadap komitmen
organisasi (Y) yaitu melalui kepuasan kerja (I) sebagai variabel mediasi. Pada Model
2 ini, variabel budaya organisasi (X1) masih lagi berpengaruh signifikan terhadap
komitmen organisasi (Y), karena koefisien regresinya adalah 0,834 dan signifikan
0,000 atau lebih kcil dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepuasan
kerja (I) berperan sebagai variabel mediasi parsial antara budaya organisasi (X1) dan
PEMBAHASAN
Hasil pengujian hipotesis H1
diketahui bahwa budaya organisasi
berpengaruh signifikan terhadap
komitmen organisasi pada Kantor
Camat Kota Sungai Penuh. Temuan ini
memberikan makna bahwa apabila
semakin baik budaya organisasi yang
dalam hal ini berkaitan dengan
profesionalisme, jarak dari
manajemen, percaya pada rekan kerja,
keteraturan, keakraban, dan integritas
maka situasi tersebut dapat
meningkatkan komitmen organisasi
dalam diri pegawai. Namun
sebaliknya, apabila semakin tidak baik
budaya organisasi yang dalam hal ini
berkaitan dengan profesionalisme,
jarak dari manajemen, percaya pada
rekan kerja, keteraturan, keakraban,
dan integritas maka situasi tersebut
dapat menyebabkan rendahnya
komitmen organisasi dalam diri
pegawai. Temuan penelitian ini sejalan
atau didukung oleh hasil penelitian
terdahulu (Arifin, 2010; Pratiwi, 2012;
Taurisa & Ratnawati, 2012; Irwandi,
2013).
Hasil pengujian hipotesis H2
diketahui bahwa variabel
kepemimpinan tidak berpengaruh
terhadap komitmen organisasi pada
Kantor Camat Kota Sungai Penuh.
Temuan ini memberikan makna bahwa
kondisi kepemimpinan yang dirasakan
oleh pegawai tidak memiliki dampak
atau pengaruh yang berarti terhadap
komitmen organisasi dalam diri
pegawai. Kepemimpinan yang
dimaksud adalah seni dan proses untuk
mempengaruhi dan mengarahkan
orang lain agar mereka mau berusaha
untuk mencapai tujuan yang hendak
dicapai kelompok. Tidak
berpengaruhnya kepemimpinan
terhadap komitmen organisasi
mungkin disebabkan karena seringnya
terjadi mutasi atasan (pimpinan)
dilingkungan Kantor Camat Kota
Sungai Penuh. Temuan penelitian ini
tidak sejalan sejalan dengan hasil
2012; Hidayat, 2013; Lok & Crawford,
2004; Dewi, 2013) dimana semua para
peneliti tersebut menemukan bahwa
variabel kepemimpinan berpengaruh
signifikan terhadap komitmen
organisasi.
Hasil pengujian hipotesis H3
diketahui bahwa budaya organisasi
berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan kerja pegawai pada Kantor
Camat Kota Sungai Penuh. Temuan ini
memberikan makna bahwa apabila
semakin baik budaya organisasi yang
dalam hal ini berkaitan dengan
profesionalisme, jarak dari
manajemen, percaya pada rekan kerja,
keteraturan, keakraban, dan integritas
maka situasi tersebut dapat
meningkatkan kepuasan kerja pegawai.
Namun sebaliknya, apabila semakin
tidak baik budaya organisasi yang
dalam hal ini berkaitan dengan
profesionalisme, jarak dari
manajemen, percaya pada rekan kerja,
keteraturan, keakraban, dan integritas
maka situasi tersebut dapat
menyebabkan rendahnya kepuasan
kerja pegawai. Temuan penelitian ini
sejalan atau didukung oleh hasil
penelitian terdahulu (Brahmasari &
Suprayetno, 2008; Saeidipour dkk,
2013; Sabri dkk, 2011; Koesmona,
2005).
Hasil pengujian hipotesis H4
diketahui bahwa kepemimpinan
berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan kerja pegawai pada Kantor
Camat Kota Sungai Penuh. Temuan ini
memberikan makna bahwa apabila
semakin baik kepemimpinan yang
dalam hal ini berkaitan dengan
orientasi pada tugas dan orientasi pada
orang maka situasi tersebut dapat
meningkatkan kepuasan kerja pegawai.
Namun sebaliknya, apabila semakin
tidak baik kepemimpinan yang dalam
hal ini berkaitan dengan orientasi pada
tugas dan orientasi pada orang maka
situasi tersebut dapat menurunkan
kepuasan kerja pegawai. Temuan
penelitian ini sejalan atau didukung
oleh hasil penelitian terdahulu
(Satyawati & Suartana, 2014; Raharjo
& Nafisah, 2006; Ruvendi, 2005;
Brahmasari & Suprayetno, 2008).
Hasil pengujian hipotesis H5
diketahui bahwa variabel kepuasan
kerja berpengaruh terhadap komitmen
organisasi pada Kantor Camat Kota
memberikan makna bahwa apabila
semakin tinggi kepuasan kerja yang
dirasakan oleh pegawai yang dalam
hal ini berkaitan dengan kepuasan
pada gaji, promosi, rekan kerja, atasan,
dan pekerjaan maka dalam situasi
tersebut dapat meningkatkan
komitmen organisasi pada diri pegawai
Kantor Camat Kota Sungai Penuh.
Namun sebaliknya apabila semakin
rendah kepuasan kerja yang dirasakan
oleh pegawai yang dalam hal ini
berkaitan dengan kepuasan pada gaji,
promosi, rekan kerja, atasan, dan
pekerjaan maka dalam situasi tersebut
dapat menurunkan komitmen
organisasi pada diri pegawai Kantor
Camat Kota Sungai Penuh. Temuan
penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian terdahulu (Shah dkk 2012;
Hasan, 2012; Renny & Sanjoyo, 2011;
Churiyah, 2007; Puspitawati & Riana,
2014).
Hasil pengujian hipotesis H6
diketahui bahwa variabel kepuasan
kerja berperan sebagai variabel
mediasi antara budaya organisasi dan
komitmen organisasi pada Kantor
Camat Kota Sungai Penuh. Hasil
penelitian ini bermakna bahwa apabila
semakin baik budaya organisasi yang
dalam hal ini berkaitan dengan
profesionalisme, jarak dari
manajemen, percaya pada rekan kerja,
keteraturan, keakraban, dan integritas,
maka situasi tersebut dapat
mengakibatkan pegawai merasa puas
dalam bekerja. Selanjutnya, apabila
pegawai merasa semakin puas dalam
bekerja yang dalam hal ini berkaitan
dengan kepuasan pada gaji, promosi,
rekan kerja, atasan, dan pekerjaan
yang dikerjakan maka dalam situasi
tersebut dapat meningkatkan
komitmen orgnanisasi pada diri
pegawai Kantor Camat Kota Sungai
Penuh. Secara teoritikal, hasil
penelitian ini mendukung konsep teori
yang dikemukan oleh Hasibuan (2007)
dan Dessler (2007) Dessler (2007)
yang menyatakan bahwa budaya
organisasi mempengaruhi kepuasan
kerja dan konsep teori yang
dikemukakan oleh Luthans (2006) dan
Stum (2008) yang menjelaskan bahwa
kepuasan kerja berpengaruh terhadap
komitmen organisasi. Secara empiris,
hasil penelitian ini didukung oleh hasil
penelitian terdahulu, dimana budaya
terhadap kepuasan kerja(Brahmasari &
Suprayetno, 2008; Saeidipour dkk,
2013; Sabri dkk, 2011; Koesmona,
2005) dan selanjutnya kepuasan kerja
berpengaruh signifikan terhadap
komitmen organisasi (Shah dkk 2012;
Hasan, 2012; Renny & Sanjoyo, 2011;
Churiyah, 2007; Puspitawati & Riana,
2014).
Hasil pengujian hipotesis H7
diketahui bahwa variabel kepuasan
kerja tidak berperan sebagai variabel
mediasi antara kepemimpinan dan
komitmen organisasi pada Kantor
Camat Kota Sungai Penuh. Hal ini
disebabkan karena variabel
kepemimpinan tidak memiliki
pengaruh yang berarti terhadap
komitmen organisasi. Artinya
implementasi kepemimpinan yang
berkaitan dengan orientasi tugas dan
orientasi orang yang dirasakan oleh
pegawai tidak memiliki dampak atau
pengaruh yang berarti terhadap
komitmen organisasi dalam diri
pegawai. Hal ini disebabkan karena
yang dimaksud dengan pemimpin
adalah atasan langsung dari responden,
sehingga kondisi dimana seringnya
terjadi mutasi atau perpindahan kerja
atasan langsung responden merupakan
penyebab bahwa pimpinan tersebut
tidak begitu berarti dalam menjelaskan
komitmen organisasi dari diri pegawai.
PENUTUP Kesimpulan
1. Kepemimpinan tidak memiliki
pengaruh yang berarti terhadap
variabel komitmen organisasi
pegawai pada Kantor Camat Kota
Sungai Penuh.
2. Budaya organisasi memiliki
pengaruh yang berarti terhadap
variabel kepuasan kerja pegawai
pada Kantor Camat Kota Sungai
Penuh.
3. Kepemimpinan memiliki pengaruh
yang berarti terhadap variabel
kepuasan kerja pegawai pada
Kantor Camat Kota Sungai Penuh.
4. Kepuasan kerja memiliki pengaruh
yang berarti terhadap variasi
komitmen organisasi pegawai pada
Kantor Camat Kota Sungai Penuh.
5. Kepuasan kerja terbukti sebagai
memiliki peran penting dalam
meningkatkan pengaruh budaya
organisasi terhadap komitmen
organisasi pegawai pada Kantor
Camat Kota Sungai Penuh.
6. Kepuasan kerja terbukti bukan
sebagai variabel mediasi dan tidak
memiliki peran penting dalam
meningkatkan pengaruh
kepemimpinan terhadap komitmen
organisasi pegawai pada Kantor
Camat Kota Sungai Penuh.
Implikasi
Implikasi dari penelitian ini yang
dapat disampaikan kepada para Camat
di Kantor Camat Kota Sungai Penuh
dimana hasil penelitian ini menemukan
bahwa komitmen organisasi pegawai
pada Kantor Camat Kota Sungai
Penuh tergolong rendah. Oleh karena
itu, dalam upaya meningkatkan
komitmen organisasi pegawai dimasa
yang akan datang, maka para Camat di
lingkungan Kantor Camat Kota Sungai
Penuh hendaknya mampu
meningkatkan kepuasan kerja pegawai.
Hal ini disebabkan karena hasil
penelitian ini telah membuktikan
bahwa kepuasan kerja merupakan
variabel penting dalam menjelaskan
variabel komitmen organisasi pada
Kantor Camat Kota Sungai Penuh.
Artinya apabila para Camat
dilingkungan Kantor Camat Kota
Sungai Penuh mampu meningkatkan
kepuasan kerja pegawai maka hal
tersebut akan dapat meningkatkan
komitmen organisasi pegawai.
Upaya yang dapat dilakukan dalam
rangka meningkatkan kepuasan kerja
pegawai sebagaimana yang diuraikan
diatas adalah dengan cara
memperhatikan dan bahkan
meningkatkan aspek pendapatan,
melaksanakan program promosi
jabatan secara adil dan terbuka,
menjalin rasa persaudaraan antara
sesama pegawai, atasan hendaknya
memberikan dukungan dan mau
mendengarkan keluhan bawahan, dan
menghindari rasa jenuh pegawai dalam
melaksanakan pekerjaan yang terlalu
monoton.
Upaya lain yang dapat dilakukan
kerja pada diri pegawai Kantor Camat
Kota Sungai Penuh adalah dengan
memperbaiki atau memperhatikan
aspek budaya organisasi karena hasil
penelitian ini telah membuktikan
bahwa variabel budaya organisasi
merupakan variabel penting dalam
menjelaskan variabel kepuasan kerja
pegawai pada Kantor Camat Kota
Sungai Penuh.
Perbaikan budaya organisasi pada
Kantor Camat Kota Sungai Penuh
sebagaimana yang dimaksudkan diatas
dapat dilakukan dengan cara
meningkatkan profesionalisme kerja
pegawai, menghindari jarak antara
atasan dan bawahan, mengarahkan
pegawai agar saling terbuka dan
membantu dalam menghadapi
pekerjaan, membuat keputusan
berdasarkan data dan fakta,
menghindari rasa curiga satu sama
lain, dan membuat fakta integritas
yang ditanda tangani oleh setiap
pegawai.
Keterbatasan
Penelitian ini hanya dilaksanakan
pada pegawai Kantor Camat Kota
Sungai Penuh, sehingga hasil
penelitian ini belum dapat berlaku
sama pada kantor Camat Daerah
lainnya, dan ruang lingkup penelitian
ini hanya terbatas pada variabel
budaya organisasi, kepemimpinan,
kepuasan kerja, dan komitmen
organisasi. Sehingga variabel-variabel
lain yang dapat mempengaruhi
kepuasan kerja dan komitmen
organisasi tidak termasuk kedalam
ruang lingkup penelitian ini.
REFERENSI
Arifin, Noor. 2010. Analisis Budaya Organisasional terhadap Komitmen Kerja Karyawan dalam Peningkatan Kinerja Organisasional Karyawan pada Koperasi BMT di Kecamatan Jepara. Jurnal Ekonomi & Pendidikan,Volume 8 Nomor 2
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol 10 N0 2.
Churiyah, Madziatul. 2007. Pengaruh Konflik Peran terhadap Kepuasan Kerja Perawat serta Komitmen pada Organisasi, Jurnal Ekonomi Modernisasi, Vol.3 No.1
Dessler, Gery. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia . 10th ed. Jilid 1. PT. Indeks. Jakarta.
Dewi, K. S. 2013. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap Kepuasan Kerja Karyawan dan Komitmen Organisasi pada PT. KPM. Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis, dan Kewirausahaan Vol. 7, No. 2,
Hasan, Lenny. (2012). Pengaruh Kepuasan Kerja dan Disiplin terhadap Komitmen Organisasi Pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi Kota Padang. Jurnal Manajemen dan Kewirausahan, Vol.3 No.1
Hasibuan, Melayu S.P. 2007.
Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi Bumi Aksara. Jakarta
Hidayat, R. 2013. Pengaruh
Kepemimpinan terhadap
Komunikasi, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Organisasi pada Industri Perbankan. Jurnal Makara Seri Sosial Humaniora, Vol 17 No 1
Hofstede, G. 2004. Cultures and Organization: Software of the Mind Intercultural Cooperation and its Importance for Survival, NY: Harper Collins Publisher Inc.
Irwandi, Soni Agus. 2013. Analisis Budaya Organisasi dan Konflik
Peran terhadap Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi (Studi pada Kantor Akutansi Publik). Jurnal Review Akutansi dan Keuangan,
Vol.3 No.1
Koesmona, H.T. 2005. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja Serta Kinerja Karyawan Pada Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah Di Jawa Timur. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol 7 N0 2.
Lok, P dan Crawford, J. 2004. The effect of organisational culture and leadership style on job satisfaction and organisational commitmen.
Journal of Management
Development Vol. 23 No. 4
Luthans, Fred. (2006). Perilaku Organisasi. Andi, Yogyakarta. Mas’ud, Fuad 2004. Survei Diagnosis
Organisasi: Konsep dan Aplikasi. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Nawawi. 2003. Perilaku Organisasi. CV Citra Media, Surabaya.
Pratiwi, Putri. 2012. Pengaruh Budaya Organisasi dan Pemberdayaan terhadap Komitmen Organisasional dalam Meningkatkan Kinerja.
Jurnal Aset Vol 14 No 1
Renny, R., dan Sanjoyo. 2011. Pengaruh Konflik Peran terhadap Komitmen Organisasi yang Dimediasi oleh Kepuasan Kerja pada Profesi Perawat Di RSUD DR. Moewardi Surakarta. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan Vol 4 No 2.
Ruvendi, R. 2005. Imbalan dan Gaya Kepemimpinan Pengaruhnya terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di Balai Besar Industri Hasil Pertanian Bogor. Jurnal Ilmiah Binaniaga Vol 01 No 1
Sabri, PSU., Ilyas, M., dan Amjad, Z. 2011. Organizational Culture and Its Impact on the Job Satisfaction of the University Teachers of Lahore.
International Journal of Business and Social Science Vol. 2 No. 24
Saeidipour, B., Mehrabi, J., dan Naderi, A.A. 2013. Study the Effects of organizational culture on job satisfaction (Kermanshah Province Office). International Research Journal of Applied and Basic Sciences Vol, 7 (1): 56-61
Satyawati, NMR dan Suartana, I. W.
2014. Pengaruh Gaya
Kepemimpinan dan Budaya organisasi terhadap Kepuasan Kerja yang Berdampak pada Kinerja
Keuangan. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol 6 No. 1
Shah, Jatoi dan Momon. 2012. The impact of organizational culture on the employee’s job satisfaction & organizational commitment. A Study of faculty members of private sector universities of Pakistan.
Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business, Vol 3 No.11.
Soegihartono, A. 2012. Pengaruh Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja dengan Mediasi Komitmen (di PT Alam Kayu Sakti Semarang). Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol.3, No. 1
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasi. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Stum, David. 2008. “Five Ingridients for an Employee Retention Formula”. Journal of Human Resources Focus. Vol.75
Taurisa, C. M dan Ratnawati, I. 2012. Analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja terhadap Komitmen Organisasional dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan (Studi pada PT. Sido Muncul Kaligawe Semarang).
Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE)