• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Pengantar Ilmu Gizi Mikro Minera

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Pengantar Ilmu Gizi Mikro Minera"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pengantar Ilmu Gizi tentang Mineral Mikro {Besi (Fe), Seng (Zn), Iodium (I), Tembaga (Cu), Mangan (Mn)} dengan baik.

Adapun Pengantar Ilmu Gizi tentang Mineral Mikro {Besi (Fe), Seng (Zn), Iodium (I), Tembaga (Cu), Mangan (Mn)} ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari Pengantar Ilmu Gizi tentang Mineral Mikro {Besi (Fe), Seng (Zn), Iodium (I), Tembaga (Cu), Mangan (Mn)} ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Madiun, 7 Oktober 2015

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 3

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan... 4

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Besi (Fe) ... 5

2.2 Seng (Zn) ... 12

2.3 Iodium (I) ... 15

2.4 Tembaga (Cu)... 18

2.5 Mangan (Mn) ... 19

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ... 22

3.2 Saran ... 22

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Sebagian besar mineral akan tertinggal dalam bentuk abu dalam bentuk senyawa anorganik sederhana, serta akan terjadi penggabungan antar individu atau dengan oksigen sehingga terbentuk garam anorganik. Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi tidak atau belum semua. Unsur-unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu mineral makro dan mineral mikro.

Mineral makro diperlukan untuk membentuk komponen organ di dalam tubuh. Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil. Mineral-mineral yang dibutuhkan tubuh akan memiliki fungsi khas-nya masing-masing. Oleh karena itu mineral sangat dinutuhkan oleh tubuh, baik mineral mikro maupun mineral makro.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah definisi mineral mikro [Besi (Fe), Seng (Zn), Iodium (I), Tembaga (Cu), Mangan (Mn)]?

(4)

1.2.3 Bagaimana fungsi mineral mikro [Besi (Fe), Seng (Zn), Iodium (I), Tembaga (Cu), Mangan (Mn)]?

1.2.4 Bagaimana akibat kekurangan dan kelebihan dari mineral mikro [Besi (Fe), Seng (Zn), Iodium (I), Tembaga (Cu), Mangan (Mn)]?

1.2.5 Bagaimana Angka Kecukupan Gizi (AKG) dari mineral mikro [Besi (Fe), Seng (Zn), Iodium (I), Tembaga (Cu), Mangan (Mn)]?

1.2.6 Bagaimana sumber yang di dapat dari mineral mikro [Besi (Fe), Seng (Zn), Iodium (I), Tembaga (Cu), Mangan (Mn)]?

1.2.7 Bagaimana metabolisme dari mineral mikro [Besi (Fe), Seng (Zn), Iodium (I), Tembaga (Cu), Mangan (Mn)]?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui definisi mineral mikro [Besi (Fe), Seng (Zn), Iodium (I),

Tembaga (Cu), Mangan (Mn)]

1.3.2 Untuk mengetahui absorbsi mineral mikro mineral mikro [Besi (Fe), Seng (Zn), Iodium (I), Tembaga (Cu), Mangan (Mn)]

1.3.3 Untuk mengetahui fungsi mineral mikro [Besi (Fe), Seng (Zn), Iodium (I), Tembaga (Cu), Mangan (Mn)]

(5)

1.3.5 Untuk mengetahui Angka Kecukupan Gizi (AKG) dari mineral mikro [Besi (Fe), Seng (Zn), Iodium (I), Tembaga (Cu), Mangan (Mn)]?

1.3.6 Untuk mengetahui sumber yang di dapat dari mineral mikro [Besi (Fe), Seng (Zn), Iodium (I), Tembaga (Cu), Mangan (Mn)]?

1.3.7 Untuk mengetahui metabolisme dari mineral mikro [Besi (Fe), Seng (Zn), Iodium (I), Tembaga (Cu), Mangan (Mn)]

BAB II

PEMBAHASAN

Mineral Mikro terdiri dari: Besi (Fe), Seng (Zn), Iodium (I), Selenium (Se), Tembaga (Cu), Mangan (Mn), Flour (F), Kobal (Co), Kromium (Cr), Timah (Sn), Nikel (Ni), Vanadium (V), Silicon (Si). Mineral Mikro adalah salah satu zat gizi yang juga penting bagi tubuh selain karbohidrat, protein, lemak dan Mineral Makro. Berikut penjabaran mengenai definisi, absorbsi, fungsi, akibat kekurangan dan kelebihan, angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan, sumber, dan metabolisme yang termasuk dalam Mineral Mikro antara lain Besi (Fe), Seng (Zn), Iodium (I),Tembaga (Cu), Mangan (Mn).

(6)

Zat besi adalah suatu zat dalam tubuh manusia yang erat dengan ketersediaan jumlah darah yang diperlukan. Dalam tubuh manusia zat besi memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan dan mengangkut electron di dalam proses pembentukan

energi di dalam sel. 2.1.2 Absorbsi

Zat besi dalam tubuh manusia sebagian besar terdapat dalam sel darah merah (eritrosit) yaitu sekitar 65%, dalam jaringan hati, limpa dan sumsum tulang 30% dan sekitar 5% terdapat dalam inti sel, dalam plasma serta dalam otot sebagai mioglobin (Minarno dan Hariani, 2008).

Fe berfungsi dalam pembentukan sel darah merah.Di dalam tubuh, sebagian besar Fe terdapat konjugasi, seperti (Hemoglobin, myoglobin, transferrin, ferritin dan hemosiderin) dengan protein dan terdapat dalam bentuk Ferro atau ferri. Bentuk aktif zat besi biasanya terdapat sebagai Ferro, sedangkan bentuk inaktif adalah sebagai Ferri (misalnya bentuk storage). (Sediaoetama, 2006).

Zat besi lebih mudah diserap dari usus halus dalam bentuk Ferro. Penyerapan ini mempunyai mekanisme autoregulasi yang diatur oleh kadar ferritin yang terdapat di dalam sel-sel mukosa usus. Pada kondisi Fe yang baik, hanya sekitar 10 % dari Fe yang terdapat di dalam makanan diserap ke dalam mukosa usus, tetapi dalam kondisi defisiensi lebih, banyak Fe dapat diserap untuk menutupi kekurang zat tersebut (Sediaoetama, 2006).

2.1.3 Fungsi

2.1.3.1 Membentuk Hemoglobin

Hemoglobin merupakan unsur paling penting dalam membawa oksigen ke seluruh tubuh.Selain itu hemoglobin yang memberikan warna merah gelap pada darah.Hemoglobin biasa disebut juga dengan sel darah merah.

(7)

Zat besi bertindak sebagai pengantar oksigen yang mentransfer oksigen ke seluruh tubuh.Ini sangat penting karena oksigen dibutuhkan oleh masing-masing dan setiap bagian tubuh untuk melakukan aktivitas rutin.

2.1.3.3 Menjaga Fungsi otot

Zat besi juga digunakan untuk menjaga kesehatan otot.Mioglobin (protein otot) membawa oksigen dari hemoglobin dan mengeluarkannya dari seluruh sel-sel otot. Selain itu juga diperlukan untuk kontraksi otot.

2.1.3.4 Menjaga Fungsi otak

Otak juga membutuhkan oksigen untuk meningkatkan kinerja. 20 % oksigen yang terdapat dalam darah digunakan oleh otak. Disini merupakan peran zat besi yang membantu untuk memasok oksigen dalam darah.

2.1.3.5 Mencegah Anemia

Kurang darah atau anemia disebabkan oleh kekurangan zat besi. Sehingga dapat menunjukkan gejala seperti kelelahan, kelemahan tubuh, sakit kepala, dan terlalu peka terhadap suhu dingin.

2.1.3.6 Mencegah Penyakit kronis

Asupan zat besi yang tepat dapat mencegah anemia, gagal ginjal dan anemia predialysis.

2.1.3.7 Pramenstruasi

Zat besi juga dapat mengurangi gejala pramenstruasi yang berupa pusing, perubahan suasana hati, hipertensi. Kekurangan asupan zat besi selama pramenstruasi dapat membuat seseorang seperti lekas marah dan emosional.

2.1.3.8 Menjaga kesehatan rambut

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan rambut menjadi kusam, tipis, kering dan rontok. Karena Zat Besi berperan penting dalam mengantar oksigenas ke akar rambut.

(8)

Zat Besi sangat diperlukan ibu hamil untuk pembentukan hemoglobin dan juga membawa oksigen dalam darah pada ibu hamil dan janinnya. Ibu hamil harus mendapat asupan zat besi yang cukup untuk pertumbuhan janin, direkomendasikan sekitar 27 miligram zat besi per hari.

2.1.3.10 Menjaga kesehatan kulit dan kuku

Zat besi juga berguna untuk memfungsikan zat antioksidan. Selain itu juga membantu untuk mengaktifkan vitamin dalam kelompok B kompleks. Ini sangat berguna untuk menjaga kesehatan kulit. Kekurangan zat besi juga dapat menyebabkan kelelahan, wajah pucat, kulit kering, ujung rambut pecah, kuku menjadi rapuh.

2.1.4 Akibat Kekurangan dan Kelebihan sejumlah besar zat besi harus disediakan ibu untuk pertumbuhan janin.

 Anemia karena kekurangan zat besi juga bisa terjadi pada remaja putri yang sedang tumbuh dan mulai mengalami siklus menstruasi, jika mereka mengkonsumsi makanan yang tidak mengandung daging. Bila cadangan besi dalam tubuh berkurang, dapat terjadi anemia. Gejalanya berupa:

 Pucat

(9)

2.1.4.2 Kelebihan

 Kelebihan zat besi bisa menyebabkan keracunan, dimana terjadi muntah, diare dan kerusakan usus. Zat besi dapat terkumpul di dalam tubuh jika seseorang:

 Mendapatkan terapi zat besi dalam jumlah yang berlebihan atau dalam waktu yang terlalu lama

 Menerima beberapa tranfusi darah  Menderita alkoholisme menahun.

 Hemokromatosis merupakan penyakit kelebihan zat besi yang diturunkan, yang bisa berakibat fatal tetapi mudah diobati.

 Biasanya gejala-gejalanya tidak timbul sampai usia pertengahan dan berkembang secara tersembunyi, berupa:

 Kulit menjadi berwarna merah tembaga  Sirosis

 Kanker hati

 Diabetes

 Gagal jantung, yang bisa berkembang menyebabkan kematian mendadak.

Gejala-gejala lainnya adalah:  Arthritis

 Impotensi

 Kemandulan  Hipotiroid

(10)

Tergantung kepada jenis kelamin dan umur:

2.1.5.1 Usia 2-6 tahun 4,7 mg/hari 2.1.5.2 Usia 6-12 tahun 7,8 mg/hari

2.1.5.3 Laki-laki 12-16 tahun 12,1 mg/hari 2.1.5.4 Gadis 12-16 tahun 21,4 mg/hari 2.1.5.5 Laki-laki dewasa 8,5 mg/hari

2.1.5.6 Wanita dewasa usia subur 18,9 mg/hari 2.1.5.7 Menopause 6,7 mg/hari

2.1.6 Sumber

Kita perlu mengenal beberapa bahan makanan yang mengandung zat besi dan mudah kita temui sehari-hari.

2.1.6.1 Daging Merah 2.1.6.2 Telur

2.1.6.3 Ikan

2.1.6.4 Kacang-kacangan

(11)

diserap daripada Feri. Jika masih ada lagi Fe yang tersisa dari sintesis Feritin, maka akan dikeluarkan melalui keringat dan kulit, laktasi, dan urin.

Kemudian jika Fe yang dibuat dalam Eritrosit (hanya berumur 120 Hari), maka setelah 120 hari, Hemoglobin akan pecah membentuk Heme dan mioglobin, kemudian Heme akan pecah menjadi Fe, dan selanjutnya Fe akan masuk kedalam pull menjadi pull-Fe. Sehingga Fe dalam tubuh bisa bersumber dari heme juga bisa bersumber dari makanan yang kita makan. Full-Fe akan pecah menjadi asam-asam amino, sehingga dalam tubuh ada asam amino yang dapat diproduksi sendiri selain dari makanan yang kita makan yakni Pull-asam amino dan juga Pull-Fe.

Jika tubuh kekurangan protein maka produksi Feritin juga akan terganggu. Sehingga protein bukan sebagai sumber energi karena sangat banyak enzim pada jaringan tubuh yang memerlukannya dalam setiap metabolisme. 2.2 Seng (Zn)

2.2.1 Definisi

Seng (bahasa Belanda: zink), zink, atau timah sari adalah unsur kimia dengan lambang kimia Zn, bernomor atom 30, dan massa atom relatif 65,39.

2.2.2 Absorbsi

Absorpsi seng di atur oleh metalitionein yang disintesis di dalam sel didnding saluran cerna. Bila konsumsi seng berlebihan maka di dalam sel dinding saluran cerna sebagian diubah menjadi metaletionein sebagai simpanan sehingga absorpsi berkurang. Bentuk simpanan ini akan dibuang bersama sel-sel dinding usus halus yang umurnya adalah 2-5 hari. Ekskresi seng di keluarkan bersama feses, urin, jaringan tubuh yang dibuang,seperti jaringan kulit, sel dinding usus, cairan haid dan mani.

(12)

Tubuh mengandung 2-2,5 gram seng yang tersebar dihampir semua sel. Sebagian besar seng berada di dalam hati, pankreas, ginjal,otot, dan tulang. Jaringan yang banyak mengandung seng adalah bagian-bagian mata, kelenjar prostat, spermatozoa, kulit, rambut, dan kuku. Seng di dalam plasma hanya 0,1% dari seluruh seng di dalam tubuh.

Seng mempunyai peranan esensial dalam banyak fungsi tubuh, antara lain sebagai bagian dari enzim atau sebagai kofaktor. Seng berperan dalam aspek metabolisme seperti reaksi-reaksi yang berkaitan dengan sintesis dan degradasi karbohidrat, protein, lipid, dan asam nukleat. Seng berperan dalam pemeliharaan keseimbangan asam basa dengan cara membantu mengeluarkan karbon dioksida dari jaringan serta mengangkut dan mengeluarkan karbon dioksida dari paru-paru pada pernapasan.

Peranan penting lainnya adalah sebagai bagian integral enzim DNA polimerase dan RNA polimerase yang diperlukan dalam sintesis DNA dan RNA. Seng juga berperan da;lam pengembangan fungsi reproduksi laki-laki dan pembentukan sperma. Seng tampaknya juga berperan dalam metabolisme tulang, transpor oksigen, dan pemunahan radikal bebas, pembentukan struktur dan fungsi membran serta proses penggumpalan darah (Almatsier 2004). 2.2.4 Akibat Kekurangan dan Kelebihan

(13)

mengganggu sistem saraf dan fungsi otak. Kekurangan seng juga mengganggu fungsi kelenjar tiroid dan laju metabolisme, gangguan nafsu makan, penurunan katajaman indera serta menghambat penyembuhan luka.

Akibat kelebihan sen yaitu dapat menyebabkan degenerasi otot jantung. Kelebihan sampai sepuluh kali AKG mempengaruhi metabolisme kolesterol, mengubah nilai lipoprotein, dan dapat memeprcepat timbulnya aterosklerosis. Dosis sebanayak 2 gram atau lebih dapat menyebabkan muntah, diare, demam, kelelahan, anemia, dan gangguan reproduksi. Suplemen seng dapat menyebabkan keracunan, begitupun makanan yang asam dan disimpan di dalam kaleng yang dilapisi seng (Almatsier 2004).

2.2.5 Angka Kecukupan Gizi (AKG)

Wiyakarya Pangan dan Gizi tahun 1998 menetapkan angka kecukupan seng untuk Indonesia sebagai berikut:

Bayi : 3-5 mg

Usia 1-9 tahun : 8-10 mg

Usia 10->60 tahun : 15 mg (baik pria maupun wanita)

Ibu hamil : +5 mg

Ibu menyusui : + 10 mg 2.2.6 Sumber

Sumber: Kerang, tiram, hati, kacang-kacangan, susu, dedak gandum. 2.2.7 Metabolisme

(14)

metalotionein.Selebihnya di bawa ke pankreas dan jaringan tubuh lain. Seng di dalam penkreas digunakan untuk membuat enzim pencernaan.

Absorpsi seng diatur oleh metalotionein yang disintesis di dalam sel dinding saluran cerna. Apabila konsumsi seng tinggi, di dalam sel dinding saluran cerna sebagian diubah menjadi metalotionein sebagai simpanan, sehingga absorpsi berkurang. Bentuk simpanan ini kana dibuang bersama sel-sel dinding usus halus yang umurnya adalah 2-5 hari. Metalotionein di dalam hati mengikat seng hingga dibutuhkan oleh tubuh. Distribusi seng antara cairan ekstraseluler, jaringan dan organ dipengaruhi oleh keseimbangan hormon dan situasi stres. Hati memegang peranan penting dalam redistribusi ini (Almatsier 2004).

2.3 Iodium (I) 2.3.1 Definisi

Defisiensi iodium merupakan keadaan yang prevalen di daerah pegunungan dan di daerah lain tempat terjadinya penapisan tanah(leaching of the soil) dan tempat dengan kandungan iodium yang rendah di dalam tnah serta air yang biasa dipakai untuk minum dan irigasi tanaman pangan.Defisiensi iodium juga terjadi pada dataran rendah yang jauh dari air laut seperti Afrika bagian tengah.Di negara industry,kandungan iodium dalam tanah tidak begitu penting karena pasokan pangan penduduknya lebih beragam dan pasokan itu juga berasal dari wilayah yang jauh lebih luaas sementara garam beryodium banyak tersedia.

2.3.2 Fungsi

(15)

kelenjar tiroid (kelenjar yang agak besar dan berada di leher depan bagian bawah). Hormon tiroid mengontrol kecepatan tiap sel menggunakan oksigen. Dengan demikian, hormone tiroid mengontrol kecepatan pelepasan energi dari zat gizi yang menghasilkan energi. Yodium berperan pula dalam perubahan karoten menjadi bentuk aktif vitamin A, sintesis protein dan absorpsi karbohidrat dari saluran cerna. Yodium berperan pula dalam sintesis kolesterol darah.

2.3.3 Akibat Kekurangan dan Kelebihan

Kelebihan yodium di dalam tubuh dikenal juga sebagai hipertiroid. Hipertiroid terjadi karena kelenjar tiroid terlalu aktif memroduksi hormon tiroksin. Kelebihan yodium ditandai gejala mudah cemas, lemah, sensitif terhadap panas, sering berkeringat, hiperaktif, berat badan menurun, nafsu makan bertambah, jari-jari tangan bergetar, jantung berdebar-debar, bola mata menonjol serta denyut nadi bertambah cepat dan tidak beraturan. Jika tidak segera diobati, penderita hipotiroid akan mengalami anemia, sistem pernafasan melemah, penderita mengalami kejang, sehingga aliran darah ke otak berkurang sampai akhirnya terjadi gagal jantung

Pada ibu hamil, kekurangan hormon tiroid, dikhawatikan bayinya akan mengalami cretenisma, yaitu tinggi badan di bawah ukuran normal (cebol) yang disertai dengan keterlambatan perkembangan jiwa dan tingkat kecerdasan.

2.3.4 Angka Kecukupan Gizi (AKG)

(16)

Golongan umur AKI* (mg)

Golongan umur AKI* (mg)

0-16 bln 90 Wanita

7-11 bln 120 10-12 thn 120

1-3 thn 120 13-15 thn 150

4-6 thn 120 16-18 thn 150

7-9 thn 120 19-29 thn 150

30-49 thn 150

Banyak orang menganggap makanan tinggi garam seperti keripik, kue kering, dll merupakan sumber yodium karena mengandung garam. Kenyataannya tidaklah seperti itu. Meskipun produk tersebut tinggi garam, tetapi umumnya tidak mengandung garam beryodium.

(17)

Tembaga adalah unsur kimia dengan nomor atom 29 dan nomor massa 63,54, merupakan unsur logam, dengan warna kemerahan. Unsur ini mempunyai titik lebur 1.803° Celcius dan titik didih 2.595° C.

2.4.2 Fungsi

Bagian dari berbagai enzim dan seruloplasmin dan eritrokuprein dalam darah. Bagian integral DNA dan RNA. Diperlukan untuk absorpsi dan pengunaan besi dalam pembentukan hemoglobin.

Pembentukan sel darah merah, pigmen, penting untuk kesehatan tulang, sebagai komponen enzim, pembentukan sel darah merah.

2.4.3 Akibat Kekurangan dan Kelebihan

2.4.3.1 Kekurangan: kelelahan dan kadar tembaga yang rendah dalam darah. 2.4.3.2 Kelebihan: Tembaga yang tidak berikatan dengan protein

merupakan zat racun. Mengkonsumsi sejumlah kecil tembaga yang tidak berkaitan dengan protein dapat menyebabkan mual dan muntah. 2.4.4 Sumber

Proses metabolisme, pembentukan hemoglobin, dan proses fisiologis dalam tubuh (Richards 1989; Ahmed et al. 2002). Tembaga ditemukan dalam protein plasma, seperti seruloplasmin yang berperan dalam pembebasan besi dari selke plasma. Tembaga juga merupakan komponen dari protein darah, antara lain eritrokuprin, yang ditemukan dalam eritrosit (sel darah merah) yang berperan dalam metabolism oksigen (Darmono 1995; 2001). Selain ikut berperan dalam sintesis hemoglobin, tembaga merupakan bagian dari enzim-enzim dalam sel jaringan. Tembaga berperan dalam aktivitas enzim-enzim pernapasan, sebagai ko faktor bagi enzim tirosinase dan sitokromoksidase.

(18)

2.5.1 Definisi

Mangan adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Mn dan nomor atom 25. Mangan adalah mineral yang membantu tubuh mengkonvensi protein dan lemak untuk energi.

2.5.2 Fungsi

Dalam jaringan hidup, mangan bertugas sebagai kofaktor untuk beragam jenis enzim dengan bermacam-macam fungsi. Salah satu fungsi enzim ber-mangan yang sangat penting ada dalam proses detoxifikasi radikal bebas superoxida pada sel jaringan hidup yang berhubungan dengan berbagai elemen oksigen. Mangan juga berperan aktif dalam pembentukan tulang, pembentukan ikatan pada jaringan lunak, penyerapan kalsium.

2.5.3 Akibat Kekurangan dan Kelebihan 2.5.3.1 Kekurangan

Mangan juga dapat menyebabkan Parkinson, emboli paru, dan bronkitis. Pria yang terpapar mangan dalam jangka waktu lama

Beberapa gejala gangguan kesehatan bisa diakibatkan oleh berlebihnya kadar mangan bisa dicontohkan sebagai berikut :

 Gangguan ginjal

(19)

 Kejang

 Penyakit Parkinson atau gejala-gejala yang menyerupai

 Penurunan tingkat intelegensia

2.5.4 Sumber

Penyerapan mangan oleh manusia terutama terjadi melalui makanan, seperti bayam, teh, dan rempah-rempah. Bahan makanan lain yang mengandung konsentrasi tinggi mangan adalah biji-bijian dan beras, kacang kedelai, telur, minyak zaitun, kacang hijau, dan tiram. Dalam tubuh, mangan akan diangkut melalui darah ke hati, ginjal, pankreas dan kelenjar endokrin.

Sumber alami Mangan (Mn) adalah alpukat, rimput laut, teh, kismis, nanas, brokoli, kacang-kacangan, biji-bijian, kacang polong, dan sayuran berdaun hijau. Sumber herbal, seperti gingseng.

2.5.5 Metabolisme

(20)

diabsorbsi, mangan dalam waktu singkat terlihat dalam empedu dan dikelurkan dengan feses. Taraf mangan dalam jaringan diatur oleh sekresi selektif melalui empedu. Pada penyakit hati, mangan menumpuk dalam hati.

2.6 Angka Kecukupan Mineral yang dianjurkan untuk orang Indonesia.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.1.1 Mineral merupakan komponen inorganik yang terdapat dalam tubuh manusia, yang membantu tubuh mencernakan makanan, menyerap nutrien, dan menjaga keseimbangan pH lebih alkali, dari pada asam.

3.1.2 Mineral digolongkan kedalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari, sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari.

3.1.3 Fungsi mineral yaitu sebagai kofaktor sebagai kompenen utama tubuh merupakan unsur dalam cairan tubuh atau jaringan, sebagai elektrolit yang mengatur tekanan osmuse.

3.1.4 Mineral mikro meliputi besi (Fe), seng (Zn), Iodium (J), tembaga (Cu), Mangan (Mn).

3.2 Saran

3.2.1 Sebaiknya kita mengkonsumsi mineral baik dalam mineral makro maupun mineral mikro karena mineral tersebut dibutuhkan oleh tubuh kita dan bermanfaat untuk kesehatan.

(21)
(22)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Dalam http://gizidietetik.com/tag/mineral/ diakses pada tanggal 2 Oktober 2015 pukul, 19.00 WIB

Dalam http://id.m.wikipedia.org?wiki/Zat_besi diakses pada tanggal 2 Oktober 2015 pukul, 19.00 WIB

Dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Mangan diakses pada tanggal 2 Oktober 2015 pukul, 19.00 WIB

Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/mineral diakses pada tanggal 2 Oktober 2015 pukul, 19.00 WIB

Dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Seng diakses pada tanggal 2 Oktober 2015 pukul, 19.00 WIB

Dalam http://kliksma.com/2015/04/pengertian-unsur-mangan-dan-efeknya.html diakses pada

tanggal 2 Oktober 2015 pukul, 19.00 WIB

Dalam http://www.amazine.co/28251/mangan-mn-fakta-sifat-kegunaan-efek-kesehatannya/ diakses pada tanggal 2 Oktober 2015 pukul, 19.00 WIB

Dalam http://www.sridianti.com/fungsi-dan-manfaat-mangan-dalam-tubuh.html diakses pada tanggal 2 Oktober 2015 pukul, 19.00 WIB

(23)

Dalam mediskus.com/nutrisi/fungsi-dan-manfaat-zat-besi.html diakses pada tanggal 2 Oktober 2015 pukul, 19.00 WIB

Palupi, Zakaria, Prangdimurti. 2002. Evaluasi nilai biologis vitamin dan mineral. Nuha Medika. Yogyakarta.

Proverawati, atikah dan Erna K. 2010. Ilmu gizi: Untuk Keperwatan dan Gizi Kesehatan.

Referensi

Dokumen terkait

Tanggapan responden terhadap keadaan air laut di Pantai Takisung sebanyak 36 (12%) responden menyatakan bahwa air laut keruh dan berwarna kekuningan, sedang

Dalam pengelolaan limbah cair tersebut harus diperhitungkan pula aktivitas konsentrasi zat radioaktif yang digunakan, karena terdapat beberapa zat radioaktif yang memiliki

Jika peserta memilih lebih dari satu jawaban untuk satu soal, maka jawaban tersebut akan dinilai SALAH.. Jawaban BENAR diberi nilai 4 , jawaban SALAH diberi nilai -1

 Yang mengandung le- mak tak jenuh dalam jumlah sesuai kebu- tuhan : minyak yang berasal dari tumbuh- tumbuhan; minyak ka- cang tanah, minyak kelapa, minyak jagung,

Winkel (2007) menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan penggunaan waktu luang untuk belajar yaitu: (1) kedisiplinan dalam mengelola waktu

Aspek legalitas pertama yang diperjuangkan konsep negara maritim adalah mengenai status wilayah nasional sebagai Negara Kepulauan, hal ini tercantum dalam Deklarasi

Berdasarkan hasil pengujian statistik yang telah dilakukan diperoleh signifikansi sebesar 71, 237 < 3,252, ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, maka terdapat

Guru dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing, pendidik dan pelatih bagi para peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku