• Tidak ada hasil yang ditemukan

Email: shinta.rixthayahoo.com ABSTRAK - PELAKSANAAN KENAIKAN JABATAN FUNGSIONAL DOSEN DI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Email: shinta.rixthayahoo.com ABSTRAK - PELAKSANAAN KENAIKAN JABATAN FUNGSIONAL DOSEN DI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN KENAIKAN JABATAN FUNGSIONAL DOSEN DI FAKULTAS

HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

Shinta Desy Anjani, Nurmayani, S.H., M.H., Eka Deviani, S.H., M.H.

Jurusan Hukum Administrasi Negara, Fakultas Hukum Universitas Lampung

Jl Soemantri Brojonegoro No.1 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145

Email: shinta.rixtha@yahoo.com

ABSTRAK

Dosen adalah seseorang yang berdasarkan pendidikan dan keahliannya diangkat oleh

penyelenggara perguruan tinggi dangan tugas utama mengajar pada perguruan tinggi yang

bersangkutan. Kenaikan jabatan fungsional dosen dapat dilaksanakan setiap dua tahun sekali

termasuk salah satunya Fakultas Hukum Universitas Lampung. Hal ini sesuai dengan UU No

14 tahun 2005 tentang guru dan dosen yang diatur lebih lanjut dalam Permenpan No. 17

Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah pelaksanaan kenaikan jabatan fungsional dosen di

Fakultas Hukum Universitas Lampung, dan faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam

pelaksanaan kenaikan jabatan fungsional dosen di Fakultas Hukum Universitas Lampung.

Penelitian ini menggunakan dua pendekatan yaitu: pendekatan secara yudis normatif yaitu

yang dilakukan dengan cara studi kepustakaan, dan pendekatan secara yuridis empiris yang

dilakukan dengan mengadakan hubungan langsung dengan responden berupa wawancara.

Kata Kunci: Jabatan Fungsional, Dosen, Fakultas Hukum

ABSTRACT

Lecturer is a certain person who based on education and competence appointed by the

university organizer with the primary task is to teach in involved university. Lecturer’s

functional promotion can be implemented every two years including one that is Law Faculty

of Lampung University. This matter is relevant to the UU No. 14 year 2005 in concerning

about teacher and lecturer that regulated further in Permenpan No. 17 year 2013 in

(2)

two approaches that are: in normative juridical approach that is done through literature study,

and in empirical juridical that is done by arrange direct relationship to the respondent through

the way of interview.

Keyword : Functional Position, Law Faculty Lecturer

I. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan kebutuhan manusia

untuk mempersiapkan generasi yang

berkualitas karena pendidikan dapat

dijadikan bekal untuk menghadapi

berbagai masalah yang muncul di

masyarakat. Pendidikan memuat

pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang

diperlukan manusia. Ketiga aspek tersebut

dapat diperoleh melalui pendidikan formal

maupun nonformal.

Di lingkungan perguruan tinggi, dosen

merupakan salah satu kebutuhan utama. Ia

ibarat mesin penggerak bagi segala hal

yang terkait dengan aktivitas ilmiah dan

akademis.

Dosen adalah seseorang yang berdasarkan

pendidikan dan keahliannya diangkat oleh

penyelenggara perguruan tinggi dangan

tugas utama mengajar pada perguruan

tinggi yang bersangkutan.

Ia mempunyai pengaruh langsung terhadap

proses belajar mahasiswa. Kualitas proses

dan hasil belajar pada akhirnya ditentukan

oleh mutu pertemuan antara dosen dan

mahasiswa. Ilmu mereka, baik yang

empirik maupun yang rasional, serta

berbagai keterampilan yang dimilikinya

akan dipergunakan sebagai alat

pengembangan sikap keilmuan

mahasiswanya.1

Menurut Sonhadji2, perguruan tinggi

mempunyai isi pokok; mengembangkan,

mengalihkan, dan menerapkan

pengatahuan melalui pengalaman

tridharma, menempatkan dosen sebagai

sumberdaya manusia yang utama.

Di dalam Pasal 3 ayat (1) Undang-undang

Nomor 43 Tahun 1999 disebutkan

kedudukan PNS sebagai berikut:

“Pegawai Negeri berkedudukan sebagai aparatur Negara yang bertugas untuk

memberikan pelayanan kepada masyarakat

secara professional, jujur, adil, dan merata

dalam penyelengaraan tugas Negara,

pemerintahan, dan pembangunan.

(3)

"Dalam kedudukan dan tugas sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1), Pegawai Negeri

harus netral dari pengaruh semua golongan

dan partai politik serta tidak diskriminatif

dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat."

Jabatan fungsional adalah kedudukan yang

menunjukkan tugas, tanggung jawab,

wewenang dan hak seorang Pegawai

Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi

yang dalam pelaksanaan tugasnya

didasarkan pada keahlian/dan atau

keterampilan tertentu serta bersifat

mandiri. Jabatan fungsional pada

hakekatnya adalah jabatan teknis yang

tidak tercantum dalam struktur organisasi,

namun sangat diperlukan dalam

tugas-tugas pokok dalam organisasi Pemerintah.

Jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil

terdiri atas jabatan fungsional keahlian dan

jabatan fungsional keterampilan.

Jabatan fungsional dan angka kredit

jabatan fungsional ditetapkan oleh Menteri

yang bertanggung jawab di bidang

pendayagunaan aparatur negara dengan

memperhatikan usul dari pimpinan instansi

pemerintahan yang bersangkutan, yang

selanjutnya bertindak sebagai pembina

jabatan fungsional.

Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap

butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai

butir-butir kegiatan yang harus dicapai

oleh pejabat fungsional dalam rangka

pembinaan karier yang bersangkutan.

Butir-butir kegiatan yang dinilai adalah

tugas-tugas yang dilaksanakan oleh setiap

pejabat fungsional yang terdiri atas tugas

utama (tugas pokok) dan tugas penunjang,

yaitu tugas-tugas yang bersifat menunjang

pelaksanan tugas utama. Tugas utama

adalah tugas-tugas yang tercantum dalam

uraian tugas (job description) yang ada

pada setiap jabatan, sedangkan tugas

penunjang tugas pokok adalah

kegiatan-kegiatan pejabat fungsional di luar tugas

pokok yang pada umumnya bersifat tugas

kemasyarakatan.

Dalam pelaksanaan tugas-tugas

utama/pokok seorang pejabat fungsional

harus mengumpulkan sekurang-kurangnya

70% atau 80% dari angka kredit yang

ditetapkan, sedang pelaksanaan tugas

penunjang tugas-tugas pokok

sebanyak-banyaknya hanya 30% atau 20%.

Ketentuan tersebut diatur untuk menjamin

agar pejabat fungsional benar-benar

mengutamakan pelaksanaan tugas

pokoknya dibandingkan dengan

tugas-tugas penunjang. Angka kredit ditetapkan

oleh pejabat yang berwenang dan

digunakan sebagai bahan dalam penetapan

kenaikan jabatan/pangkat pejabat

(4)

kenaikan jabatan fungsional dosen

dilaksanakan setiap dua tahun sekali pada

kenyataannya lebih dari 2 tahun termasuk

salah satunya Fakultas Hukum Universitas

Lampung.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis

tertarik untuk mengadakan penelitian yang

dituangkan dalam bentuk skripsi dengan

judul Pelaksanaan Kenaikan Jabatan

Fungsional Dosen di Fakultas Hukum

Universitas Lampung.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas,

maka yang menjadi pokok permasalahan

yang akan dibahas dalam penelitian ini

adalah :

a. Bagaimanakah pelaksanaan kenaikan

jabatan fungsional dosen di Fakultas

Hukum Universitas Lampung?

b. Faktor-faktor apa saja yang menjadi

penghambat dalam pelaksanaan

kenaikan jabatan fungsional dosen di

Fakultas Hukum Universitas

Lampung?

II. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan pendekatan

hukum normatif empiris. Penelitian

hukum normatif empiris adalah

penelitian hukum yang dilakukan

dengan cara mempelajari ketentuan

dan kaedah berupa aturan hukumnya

atau ketentuan hukum yang ada

hubunganya dengan judul penelitian

ini dan mengadakan hubungan

langsung terhadap pihak-pihak yang

dianggap mengetahui hal-hal yang ada

kaitannya dengan permasalahan yang

sedang dibahas dalam penelitian ini.

Data yang dipergunakan dalam penelitian

ini adalah data primer dan data sekunder.

Data primer adalah data yang diperoleh

dari studi lapangan, yaitu hasil wawancara

dengan responden, sedangkan data

sekunder terdiri dari:

1. Bahan Hukum Primer, yaitu

bahan-bahan hukum yang mengikatberupa

peraturan perundang-undangan,

antara lain: Undang-Undang

Nomor 43 Tahun 1999 tentang

Pokok-pokok Kepegawaian,

Undang-Undang Nomor 14 Tahun

2005 tentang Guru dan Dosen,

Peraturan Menteri PAN-RB Nomor

17 Tahun 2013 tentang Jabatan

Fungsional Dosen dan Angka

Kreditnya.

2. Bahan Hukum Sekunder, yaitu

bahan-bahan yang erat

hubungannya dengan bahan hukum

(5)

hasil-hasil penelitian, dan petunjuk

teknis maupun pelaksanaan yang

berkaitan dengan permasalahan.

3. Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan

hukum penunjang yang mencakup

bahan-bahan yang memberikan

petunjuk dan penjelasan terhadap

bahan hukum primer dan sekunder,

seperti: kamus, bibliografi, dan

sebagainya.

Metode pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalahsebagai berikut

:

a. Studi pustaka,

yaitu pengumpulan terhadap data

sekunder dengan mencatat, mengutip

serta menelaah buku-buku

kepustakaan yang berkaitan dengan

materi penelitian kemudian

menyusunnya sebagai kajian data.

b. Studi lapangan,

yaitu teknik pengumpulan data primer

yang dilakukan secara lisan kepada

narasumber dengan mengajukan

beberapa pertanyaan secara terbuka

dan terarah dengan sebelumnya

mempersiapkan pertanyaan terlebih

dahulu kepada narasumber.

c. Pengolahan data

data terkumpul kemudian diproses

melalui pengolahan dan pengkajian

data. Data tersebut diolah melalui

proses :

1. Editing, yaitu mengoreksi apakah

data yang terkumpul sudah cukup

lengkap, benar, dan sesuai dengan

masalah;

2. Klasifikasi data, yaitu memaparkan

data menurut tata urutan yang telah

ditetapkan sesuai dengan konsep,

tujuan dan bahasan sehingga

mudah dianalisis;

3. Penyusunan data (reconstucting),

yaitu menyusun ulang data secara

teratur, berurutan, dan logis

sehingga mudah dipahami dan

diinterprestasikan.

Data yang telah diolah kemudian dianalisis

dengan menggunakan cara analisis

deskriptif kualitatif dengan cara

menginterprestasikan data dan memaprkan

dalam bentuk kalimat untuk menjawab

permasalahan pada bab-bab selanjutnya

dan melalui pembahasan tersebut

diharapkan permasalahan tersebut dapat

terjawab sehingga memudahkan untuk

ditarik kesimpulan dari permasalahan

(6)

III. HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Fakultas Hukum

Universitas Lampung

Universitas Lampung adalah perguruan

tinggi negeri di Provinsi Lampung,

Indonesia, yang beralamat di Jl. Prof. Dr.

Sumantri Brojonegoro No. 1

Gedungmeneng Bandar Lampung.

Universitas Lampung memiliki 7 Fakultas

dan satu diantaranya yaitu Fakultas

Hukum. Fakultas hukum itu sendiri

memiliki 5 jurusan diantaranya : Hukum

Administrasi Negara, Hukum Internasional

, Hukum Tata Negara, Hukum Pidana, dan

Hukum Perdata.

3.2 Pelaksanaan Kenaikan Jabatan

Fungsional Dosen di Fakultas Hukum

Universitas Lampung

Jabatan fungsional adalah kedudukan yang

menunjukkan tugas, tanggung jawab,

wewenang dan hak seorang Pegawai

Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi

yang dalam pelaksanaan tugasnya

didasarkan pada keahlian/dan atau

keterampilan tertentu serta bersifat

mandiri. Angka kredit ditetapkan oleh

pejabat yang berwenang dan digunakan

sebagai bahan dalam penetapan kenaikan

jabatan/pangkat pejabat fungsional. Dalam

pelaksanaan penetapan angka kredit

jabatan fungsional dibentuk Tim Penilai

yang bertugas membantu pejabat yang

berwenang dalam menetapkan angka

kredit pejabat fungsional di lingkungan

instansi masing-masing.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu

Sri Wulan Setyowati3 (selaku Kepala Sub

Bagian Keuangan dan Kepegawaian pada

Fakultas Hukum Universitas Lampung)

menyatakan bahwa Tim Penilai Angka

Kredit jabatan fungsional terdiri atas:

a. Tim Penilai Pusat, yang bertugas

membantu pimpinan instansi pembina

jabatan fungsional dalam menetapkan

angka kredit pejabat fungsional

golongan IV.

b. Tim Penilai Instansi, yang bertugas

membantu pimpinan instansi yang

bersangkutan dalam menetapkan

angka kredit pejabat fungsional

golongan II dan III.

Persyaratan untuk pengangkatan pertama

dalam jabatan fungsional adalah:

1. Berkedudukan sebagai pegawai negeri

sipil,

2. Memiliki ijazah sesuai dengan tingkat

pendidikan dan kualifikasi pendidikan

yang ditentukan,

(7)

3. Telah menduduki pangkat menurut

ketentuan yang berlaku,

4. Telah lulus pendidikan dan pelatihan

fungsional yang ditentukan,

5. Setiap unsur penilaian pelaksanaan

pekerjaan dalam DP-3

sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 tahun

terakhir.

Jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil

dikelompokkan dalam rumpun-rumpun

jabatan fungsional. Rumpun jabatan

fungsional adalah himpunan

jabatan-jabatan fungsional yang mempunyai fungsi

dan tugas yang berkaitan erat satu sama

lain dalam melaksanakan salah satu tugas

umum pemerintahan. Rumpun jabatan

fungsional ditetapkan dengan Keputusan

Presiden. Jabatan-jabatan di dalam suatu

rumpun jabatan dapat berkembang sesuai

perkembangan ilmu dan teknologi.

Rumpun jabatan fungsional Pegawai

Negeri Sipil ditetapkan dengan Keputusan

Presiden Nomor 87 Tahun 1999.

Pengangkatan awal atau penetapan

pertama jabatan fungsional akademik bisa

ke Asisten Ahli, Lektor maupun setinggi

-tingginya Lektor Kepala. Pengangkatan

awal ke Asisten Ahli :

a. Syarat pengangkatan awal bagi dosen

ke Asisten Ahli dengan angka kredit

100 hanya diberlakukan bagi mereka

yang memiliki ijazah S1 dan telah

mengajar sebelum diberlakukannya

Undang-Undang Guru dan Dosen No

14 tahun 2005, yang kemudian

diberlakukan mundur setahun yaitu

sebelum tanggal 1 Januari 2007.

Setelah tanggal tersebut dosen yang

diusulkan sudah harus minimal

berijazah S2.

b. Dalam lingkungan Kopertis 3

diberlakukan persyaratan

sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun

mengajar dan telah memiliki 7.5

angka kredit dibidang A dan 6.25

angka kredit dibidang B bagi yang

berpendidikan S1/DIV.

c. Dalam pengangkatan tersebut belum

disyaratkan adanya kaya ilmiah yang

dipublikasi dimajalah ilmiah ber

ISSN, tidak terakreditasi maupun

terakreditasi.

Pengangkatan awal ke Lektor Setelah

sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun

mengajar sebagai dosen dan memiliki

ijazah S3 sesuai dengan penugasan.

Pengangkatan awal ke Lektor bagi mereka

yang memiliki ijazah S3, penugasannya

harus disesuaikan dengan keahlian dalam

bidang S3nya

a. Bila ijazah S1 – S2 - S3 dalam bidang

(8)

maka bidang A angka kredit 7,5 dan

bidang B angka kredit 6.25.

b. Bila ijazah S1 - S2 selaras tetapi S3

tidak selaras(angka kredit 165). maka

angka kredit bidang A 15 dan angka

S3 selaras, (angka kredit 160). Bidang

A minimal 15 dan bidang B minimal

Untuk semua keadaan tersebut

diatas,bidang C maksimal 3.75 dan bidang

D maksimal 5. Disyaratkan bahwa harus

minimal ada 1(satu) karya ilmiah yang

diterbitkan di majalah ilmiah ber ISSN.

Dengan diundangkannya UU No 14 tahun

2005 tentang Guru dan Dosen, maka

pengusulan seseorang ke Guru Besar,

hanya dimungkinkan apabila yang

bersangkutan berkualifikas akademik

Doktor.

Kenaikan pangkat yang dimaksudkan

disini ialah kenaikan pangkat untuk dosen

PNS. Kenaikan pangkat bagi dosen non

PNS diatur oleh institusinya

masing-masing.

a. Kenaikan pangkat dilakukan

sekurang-kurangnya setelah 2 (dua)

tahun dalam kepangkatan yang sedang

dimiliki

b. Bagi dosen yang telah memperoleh

kenaikan jabatan setingkat lebih

tinggi, namun pangkatnya masih

dalam lingkup jabatan sebelumnya,

maka untuk kenaikan pangkat

berikutnya dapat mempergunajan

angka kredit sampai pada pangkat

maksimum dalam lingkup jabatan

tersebut apabila jumlah angka kredit

yang ditetapkan terpenuhi

c. Bagi dosen yang telah memperoleh

kenaikan jabatan 2 (dua) tingkat lebih

tinggi melalui loncat jabatan, maka

kenaikan pangkat berikutnya sampai

pada pangkat maksimum, disyaratkan

menambah angka kredit sebanyak

30% dari selisih nilai yang dibutuhkan

secara proporsional.

Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 17 Tahun 2013 tentang Jabatan

(9)

akademik dosen untuk menjadi profesor

wajib memiliki karya ilmiah yang

diterbitkan jurnal internasional

bereputasi”.

Satu hal yang harus digaris bawahi adalah

ternyata profesi sebagai seorang dosen

yang sudah memiliki jabatan akademik

dilindungi oleh Undang-Undang dan juga

Peraturan Pemerintah. Pimpinan

Perguruan Tinggi tidak dapat berlaku

sewenang-wenang kepada dosen, seperti

memberhentikannya tanpa alasan yang

jelas. Jika pimpinan Perguruan Tinggi

memberhentikan dosen hanya karena

pergantian kurikulum maka pimpinan telah

melanggar UU RI. No. 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen pada Pasal 51 dan

Permenpan No. 17 Tahun 2013 tentang

Jabatan Fungsional Dosen dan Angka

Kreditnya pada Pasal 32.

Berdasarkan hasil wawancara dengan

Bapak Hero Satrian Arief 4selaku Kepala

Bagian Tata Usaha Fakultas Hukum,

beliau menyatakan bahwa di Fakultas

Hukum Universitas Lampung terdaftar 103

dosen. Dari jumlah keseluruhan sejak

tahun 2010 hingga 2013 hanya ada 4 orang

dosen yang sudah naik pangkat

fungsionalnya. Seorang Dosen dapat

dilayani secara administratif dalam

4 Wawancara yang dilakukan pada tanggal 19 Desember 2013

pengurusan kenaikan pangkat dan Jabatan

Fungsional apabila:

1. Dosen sudah menjalankan tugas tri

dharma perguruan tinggi minimal

dalam jangka waktu 1 tahun 1 bulan

dapat di layani secara administratif

dalam kenaikan jabatan fungsional.

2. Dosen sudah menjalankan tugas tri

dharma perguruan tinggi minimal

dalam jangka waktu 2 tahun dapat

dilayani secara administratif dalam

kenaikan pangkat.

3. Dosen tidak sedang terkena sanksi

penundaan kenaikan pangkat dan

jabatan yang diterbitkan oleh Rektor.

4. DP3 tahunan Dosen dalam setiap

Berikut adalah prosedur operasional

pengurusan kenaikan jabatan fungsional

dosen di Fakultas Hukum Universitas

Lampung:

1. Dosen mengisi berkas kumulatif

penilaian Tri Dharma Perguruan

Tinggi yang terdiri dari form

pendidikan dan pengajaran, form

(10)

masyarakat, dan form penunjang tri

dharma perguruan tinggi.

2. Setelah mengisi berkas kumulatif

penilaian Tri Dharma Perguruan

Tinggi, Dosen mendiskusikannya

dengan tim penilai angka kredit PS

dengan menyertakan bukti-bukti

kegiatan Tri Dharma Perguruan

Tinggi yang dicantumkan dalam

setiap form penilaian.

3. Setelah mendapatkan persetujuan dari

penilai angka kredit PS dosen

mengajukan permohonan kenaikan

pangkat dan jabatan kepada pihak PS,

untuk mendapatkan persetujuan rapat

Senat Fakultas.

4. Setelah mendapatkan persetujuan

rapat Senat Fakultas maka pihak

Fakultas membuatkan surat pengantar

kenaikan jabatan Dosen tersebut ke

tingkat Universitas.

5. Untuk kenaikan pangkat sampai

Penata Tingkat I, dengan jabatan

fungsional Lektor, maka pihak

Universitas langsung menyerahkan

berkas kenaikan pangkat dan jabatan

dosen tersebut kepada penilai pangkat

Universitas dan apabila sudah selesai

dan memenuhi syarat, maka pihak

universitas secara langsung

menerbitkan SK kenaikan jabatan

fungsional dan pangkat Dosen

tersebut.

3.3 Faktor-Faktor Penghambat dalam

Pelaksanaan Kenaikan Jabatan

Fungsional Dosen di Fakultas

Hukum Universitas Lampung

1. Peraturan

Dengan di undangkannya PERMENPAN

dan RB Nomor 17 tahun 2013 tentunya

akan mengubah persyaratan serta beban

kerja dosen yang tentunya akan berdampak

pada kenaikan jabatan fungsional. Berikut

analisis PerMENPAN dan RB No. 17

2013, antara lain:

a. Bab I pasal 1 ada istilah baru/khusus

untuk menyebut jabatan fungsional

dosen, yaitu Jabatan Akademik

Dosen.

b. Bab IV pasal 6 jenjang jabatan

akademik dosen yaitu (ayat 3)

1) asisten ahli (IIIb)

2) Lektor (IIIc dan IIId)

3) Lektor Kepala (IVa, IVb, IVc)

(11)

2. Sumber Daya Manusia

Profesionalisme baik karyawan dan dosen

belum menampakkan hasil yang

menggembirakan. Terkait dengan

kenaikan jabatan fungsional banyak

kendala yang berasal dari sumber daya

manuisanya baik dari karyawan maupun

dosen di Fakultas Hukum sendiri, antara

lain:

a. Sering terlambatnya usulan dari

fakultas;

b. Kurang lengkapnya berkas

persyaratan angka kredit yang

diajukan;

c. Kurangnya kemampuan staf dalam

memproses kenaikan pangkat dan

jabatan fungsional dosen;

d. Kurangnya pemahaman dosen

terhadap persyaratan kenaikan jabatan

fungsional;

e. Kurangnya pemahaman terhadap

peraturan penilaian angka kredit

dosen;

f. Rendahnya motivasi staf dalam

mengurus kenaikan jabatan

fungsional;

g. Rendahnya motivasi dosen untuk

mengurus kenaikan jabatannya.

Berdasarkan wawancara dengan Ibu

Yanti5 salah satu staf pada Bagian

Kepegawaian Rektorat Universitas

Lampung, bahwa “salah satu faktor

penghambat untuk kenaikan jabatan

fungsional dosen, salah satunya adalah

sumberdaya manusianya, dimana

kurangnya jumlah staf serta kemampuan

staf dalam memproses kenaikan pangkat dan jabatan fungsional dosen”. Pada

kenyataannya pada tingkat rektorat

pemrosesan kenaikan pangkat dan jabatan

fungsional dosen hanya ditangani oleh

masing-masing fakultas satu orang saja.

IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Pelaksanaan kenaikan jabatan

fungsional di Fakultas Hukum

Universitas Lampung dijalankan sesuai

dengan prosedur operasional antara

lain:

Dosen mengisi berkas kumulatif

penilaian Tri Dharma Perguruan

Tinggi, kemudian Dosen

mendiskusikannya dengan tim penilai

angka kredit PS dengan menyertakan

bukti-bukti kegiatan Tri Dharma

Perguruan Tinggi yang dicantumkan

(12)

dalam setiap form penilaian. Setelah

mendapatkan persetujuan dari penilai

angka kredit PS dosen mengajukan

permohonan kenaikan pangkat dan

jabatan kepada pihak Program Studi,

untuk mendapatkan persetujuan rapat

Senat Fakultas. Setelah mendapatkan

persetujuan rapat Senat Fakultas maka

pihak Fakultas membuatkan surat

pengantar kenaikan jabatan Dosen

tersebut ke tingkat Universitas.

Pelaksanaan kenaikan jabatan di

Fakultas Hukum Universitas Lampung

selama kurun waktu 2010 hingga 2014

hanya 4 orang dosen saja. Berdasarkan

hal tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa kenaikan jabatan fungsional di

Fakultas Hukum Universitas Lampung

belum berjalan dengan baik.

2. Faktor-faktor penghambat dalam

pelaksanaan kenaikan jabatan

fungsional dosen di FH Unila adalah

sebagai berikut:

a. Faktor Peraturan baru yang semakin

mempersulit dosen untuk memenuhi

persyaratan kenaikan jabatan

fungsional;

b. Faktor Sumber Daya Manusia baik

staf atau karyawan maupun dosen

antara lain:

1) Sering terlambatnya usulan dari

fakultas;

2) Kurangnyta kemampuan staf dalam

memproses kenaikan pangkat dan

jabatan fungsional dosen;

3) Rendahnya motivasi staf dalam

mengurus kenaikan jabatan

fungsional;

4) Kurang lengkapnya berkas

persyaratan angka kredit yang

diajukan;

5) Kurangnya pemahaman terhadap

peraturan penilaian angka kredit

dosen;

6) Kurangnya pemahaman dosen

terhadap persyaratan kenaikan

jabatan fungsional;

7) Rendahnya motivasi dosen untuk

mengurus kenaikan jabatannya.

4.2 Saran

1. Kepada pihak Universitas hendaknya

terus memberikan pengarahan dan

sosialisasi serta pelatihan atau

bimbingan teknis terkait dengan

peraturan baru mengenai kenaikan

jabatan fungsional dosen sehingga

dosen dapat memahami.

2. Kepada staf dan dosen hendaknya

terus meningkatkan

profesionalismenya dalam

menjalankan tugas dengan cara

berkoordinasi pada Bagian

(13)

dengan kenaikan jabatan fungsional

serta mengikuti pelatihan-pelatihan

atau bimbingan teknis tentang

kenaikan jabatan fungsional.

DAFTAR PUSTAKA

1. Literatur

Abdullah,Syukur. Kumpulan Makalah

“Study Imlementasi Latar

Belakang Konsep Pendekatan dan

Relevansinya Dalam

Pembangunan”, Persadi, Ujung

Pandang, 1987.

Gie, The Liang dan Sutarto, Pengertian,

Kedudukan dan Perincian Ilmu

Administrasi. Karya Kencana,

Yogyakarta, 1977.

Gomes, Faustino Cardoso. Manajemen

Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta, Penerbit Andi, 1995.

Hadiperwono. Tata Personalia. Bandung,

Penerbit Djambatan, 1982.

Hadjon, Philipus M., dkk. Pengantar

Hukum Administrasi Indonesia

(Introduction To The Indonesian

Administrative Law). Yogyakarta,

Gadjah Mada University Press,

2008.

Knowles, M.S. The Modern Practice of

Adult Education : From

Pedagogy to Andragogy,

Cambridge; The Adult Education

Company, New York.

Mahfud, Moh.. Hukum Kepegawaian

Indonesia. Yogyakarta, Liberrty,

1988.

Moekiyat. Manajemen Kepegawaian.

Bandung, Penerbit Mandar Maju,

1989.

_________. Administrasi Kepegawaian

Negara. Bandung, Penerbit

Mandar Maju, 1991.

Nainggolan. Pembinaan Pegawai Negeri

Sipi1. Jakarta, PT Pertja, 1987.

Poerwadarminta, W.J.S, Kamus Umum

Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,

Jakarta, 2003.

Salam, Moch. Faizal. Penyelesaian

Sengketa Pegawai Negeri Sipil di

Indonesia Menurut

Undang-Undang No.43 Tahun 1999.

Bandung, Penerbit Mandar Maju,

2003.

Satropoetro, Santoso. Pelaksanaan

(14)

Siagian, P. Sondang. Filsafat

Administrasi. Gunung Agung,

Jakarta, 1985.

Sonhadji, A. Teori Organisasi dan

Keorganisasian Pendidikan,

Rineka Cipta, Jakarta, 1990

Tjokromidjojo, Bintoro Teori Strategi

Pembangunan Nasional, P.T.

Gunung Agung,.Jakarta, 2000.

Triatmodjo, Sudibyo. Hukum

Kepegawaian Mengenai

Kedudukan Hak dan Kewajiban

Pegawai Negeri Sipil, Ghalia

Indonesia, Jakarta, 1983.

Uwes, Sanusi. Manajemen Pengembangan

Mutu Dosen, Logos Wacana

Ilmu,,Jakarta, 1999.

2. Web

http://claraviwin.blogspot.com/2013/06/pe

ngertian-akses-input-output.html

http://wartawarga.gunadarma.ac.id

3. Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999

tentang Pokok-pokok Kepegawaian.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen.

Peraturan Menteri PAN-RB Nomor 17

Tahun 2013 tentang Jabatan

Fungsional Dosen dan Angka

Referensi

Dokumen terkait

Persoalan dapat dibagi menjadi beberapa tahap (stage), yang pada setiap tahap hanya diambil satu keputusan6. Masing-masing tahap terdiri dari sejumlah status (state) yang

Sedangkan untuk hasil akhir dengan menggunakan 5 dan 6 iterasi presentase yang dihasilkan juga sudah lebih dari 95%, namun cluster yang dihasilkan sudah stabil

Berdasarkan hasil penjelasan di atas yang menyatakan bahwa tipe industri memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pengungkapan sosial dan lingkungan, berarti

Potensi rekrut beberapa jenis ikan Telmatherinidae juga dapat dilihat dari indeks kematangan gonad, diameter telur, dan fekunditas yang ditunjukan pada Tabel 2 dan 3. Dibandingkan

Identifikasi Deskripsi Prosedur Pengujian Masukan Keluaran yang Diharapkan Kriteria Evaluasi Hasil Hasil Kesimpulan pada halaman “Project Reporting” diberi warna latar

Keunikan tersebut terletak pada relasi paham tentang kewajiban zakat, terbitnya Perda, Perbup dan adanya beberapa surat edaran dan himbauan dari Bupati, namun pengumpulan

Perancangan Wisata Edukasi Pengolahan Bambu di Lumajang mewadahi fungsi edukasi dan rekreasi yang dalam perencangannya mengunakan metode community based on tourism

Skiriamos esminës problemos, atsirandanèios siekiant apibrëþti korupcijos reiðkiná: skirtumai tarp teisinës korupcijos sampratos, praktinio jos poveikio ir visuomenës suvokimo, o