A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen, oleh karena itu pelaksanaannya akan menggunakan siswa kelompok eksperimen dan siswa kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen, peneliti memberi perlakuan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika realistik, yang bertujuan untuk melihat gejala atau dampak yang ditimbulkan pada diri siswa terkait dengan kemampuan berpikir kritis dan Self Efficacy. Selanjutnya untuk melihat gejala yang muncul pada subjek yang diberi perlakuan, diperlukan kelompok subjek pembanding yang disebut kelompok kontrol. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan, atau membandingkan nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis dan Self Efficacy matematik pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Selain menghadirkan kelompok pembanding, peneliti berupaya semaksimal mungkin melakukan pengontrolan terhadap variabel-variabel luar yang tidak menjadi fokus kajian dalam penelitian.
B. Variabel dan Desain Penelitian 1. Variabel Penelitian
a. Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu: variabel bebas yang berupa perlakuan yakni penerapan PMR (X1) dan penerapan pembelajaran matematika dengan pembelajaran konvensional (X2).
b. Variabel terikat yang berupa kemampuan berpikir kritis matematik (Y1) dan Self Efficacy (Y2).
2. Desain Siswa
Rancangan desain yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah Pretest-Posttest Control Group Design yang disajikan
sebagai berikut:
KE O1 X O2
KK O3 - O4 (Sugiyono, 2011:112)
keterangan:
KE = Kelas eksperimen
KK = Kelas kontrol
X = Perlakuan, yaitu pendekatan PMR
- = Tanpa perlakuan, yaitu pembelajaran konvensional
O1 = Pre-test siswa kelas eksperimen sebelum pembelajaran
O3 = Pre-test siswa kelas kontrol sebelum pembelajaran
O2 = Post-test siswa kelas eksperimen setelah pembelajaran
O4 = Post-test siswa kelas kontrol setelah pembelajaran
C. Populasi dan Sampel
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 6 Kulisusu, yang terletak di kecamatan Kulisusu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 6 Kulisusu tahun ajaran 2013/2014 yang tersebar dalam 4 kelas
paralel yakni kelas IX-1 sampai kelas IX-4. Penentuan sampel penelitian dilakukan dengan teknik purposive random sampling dengan mengambil dua
D. Pengembangan Instrumen
Dalam penelitian ini, instrumen yang akan digunakan untuk
mengumpulkan data adalah instrumen tes dan instrumen non tes. Instrumen tes berupa tes kemampuan berpikir kritis dan instrumen non tes berupa angket skala
Self Efficacy dan lembar observasi siswa.
1. Tes Kemampuan berpikir kritis
Tes kemampuan berpikir kritis ini berupa tes uraian yang diberikan pada
saat pretes dan postes. Pretes dan postes diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pretes diberikan di awal kegiatan penelitian dan hasil pretes akan digunakan untuk mengukur kemampuan awal siswa. Sedangkan postes diberikan
di akhir kegiatan penelitian dan hasil postes ini digunakan untuk melihat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa baik di kelas eksperimen maupun
kelas kontrol.
Untuk memperoleh skor tes kemampuan berpikir kritis
matematik siswa, maka disusun pedoman penskoran yang dimodifikasi dari Facione (Somakim, 2010: 83), disajikan pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1
Pedoman Penskoran Respon Siswa Pada Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Aspek yang
diukur Respon Siswa terhadap Soal Skor
Mengidentifikasi dan menentukan
konsep
Tidak menjawab apapun atau menjawab tidak
sesuai dengan permasalahan. 0
tetapi benar.
Menjelaskan konsep-konsep yang digunakan kurang lengkap tetapi benar dan memberikan alasan yang salah. 2 Menjelaskan konsep-konsep yang digunakan kurang lengkap tetapi benar dan memberikan alasan yang benar. 3 Menjelaskan konsep-konsep yang digunakan kurang lengkap tetapi benar dan memberikan alasan yang
kurang lengkap. 4
Menjelaskan konsep-konsep yang digunakan dengan lengkap tetapi benar dan memberikan alasan yang benar. 5
menggeneralisas i
Tidak menjawab apapun atau menjawab tidak
sesuai dengan permasalahan. 0
Hanya melengkapi data pendukung dengan lengkap dan
benar. 1
Melengkapi data pendukung dengan lengkap dan benar, tetapi salah dalam menentukan aturan umum. 2 Melengkapi data pendukung dan menentukan aturan umum dengan lengkap dan benar tetapi tidak disertai penjelasan cara memperolehnya atau penjelasannya salah.
3
Melengkapi data pendukung dan menentukan aturan umum dengan lengkap dan benar tetapi penjelasan cara
memperolehnya kurang lengkap. 4
Melengkapi data pendukung dan menentukan aturan umum serta memberikan penjelasan cara memperolehnya, semuanya lengkap dan benar. 5
Menganalisis
Memeriksa algoritma pemecahan masalah dengan benar tetapi memberikan penjelasan yang tidak dapat dipahami dan tidak memperbaiki kekeliruan. 2 Memeriksa algoritma pemecahan masalah dengan benar dan memperbaiki kekeliruan, tetapi memberikan penjelasan yang tidak dapat dipahami. 3 Memeriksa algoritma pemecahan masalah dengan benar dan memberikan penjelasan yang benar tetapi tidak
Hanya mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan,
kecukupan unsur) tetapi benar. 1
unsur) dengan benar tetapi model matematika dan penyelesaiannya salah.
Mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, kecukupan unsur) dengan benar tetapi terdapat kesalahan dalam model matematika sehingga penyelesaian dab hasilnya salah.
3
Mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, kecukupan unsur) dan model matematika dengan benar, tetapi penyelesaiannya terdapat kesalahan dalam proses perhitungan sehingga hasilnya menjadi salah.
4
Mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, kecukupan unsur) dan membuat model matematika dengan benar, kemudian penyelesaiannya dengan benar.
5
Sebelum tes tersebut digunakan, terlebih dahulu dilakukan validasi
tampilan (muka) dan isi oleh pembimbing, dosen/pakar pendidikan matematika realistik, dan guru SMP sebagai penimbang. Validasi tampilan (muka), meliputi:
kejelasan dari segi bahasa, kejelasan dari sisi format penyajian, kejelasan dari segi gambar/ representasi. Validasi isi, meliputi: kesesuaian dengan materi pokok, kesesuaian dengan indikator pencapaian hasil belajar, kesesuaian dengan
karakteristik kemampuan berpikir kritis matematik, kesesuaian dengan tingkat kesukaran siswa kelas IX SMP. Adapun hasil pertimbangan dari para ahli atau
panelis akan dianalisis menggunakan statistik Q-Cochran. Analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah para penimbang telah melakukan penilaian atau penimbangan terhadap isi naskah tes kemampuan berpikir kreatif
secara seragam atau tidak.
Selain melakukan uji validitas tampilan dan isi, pada tes kemampuan
soal digunakan Cronbach-Alpha dan untuk validitas butir soal digunakan korelasi product moment dari Karl Pearson, yaitu korelasi setiap butir soal dengan skor
total.
2. Skala Pada Self Efficacy (SE) Siswa.
Self-Efficacy siswa dalam pembelajaran dengan PMR ini diperoleh melalui
skala angket tertutup, yang disusun dan dikembangkan berdasarkan empat aspek
Self Efficacy (SE), yaitu aspek pengalaman langsung, pengalaman dari orang lain,
sosial/verbal, dan aspek psikologis. Skala SE siswa dalam matematika terdiri atas
48 item pernyataan dengan empat pilihan, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Sebelum instrumen ini digunakan, dilakukan uji coba empiris dalam dua
tahap. Tahap pertama dilakukan uji coba terbatas pada empat orang siswa di luar sampel penelitian. Tujuan dari uji coba terbatas ini adalah untuk mengetahui
tingkat keterbacaan bahasa dan sekaligus memperoleh gambaran apakah pernyataan-pernyataan dari skala SE dapat dipahami oleh siswa. Dari hasil uji coba terbatas, ternyata diperoleh gambaran bahwa semua pernyataan dapat
dipahami dengan baik oleh siswa. Tahap kedua yaitu melakukan uji coba pada kelas IX3. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui validitas setiap item
pernyataan.
3. Lembar Observasi Siswa
Lembar observasi disusun berdasarkan penerapan Pendekatan Matematika
n
X
X
n
i i
1yang muncul dari siswa berkaitan dengan situasi masalah yang diberikan guru ketika pembelajaran dengan PMR.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah teknik tes dan teknik angket. Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data
yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis smatematis siswa baik pretes maupun postes. Sedangkan teknik angket digunakan untuk mengumpulkan data
byang berkaitan dengan Self Efficacy matematis siswa. F. Teknik Analisis Data
Data yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah data tes kemampuan
berpikir kritis dan data skala Self Efficacy siswa. 1. Data Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Analisis data dilakukan secara kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan rumus uji-t. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka harus ditentukan dahulu
rata-rata skor hasil tes dan simpangan bakunya. Untuk menentukan uji satatistika yang akan digunakan, terlebih dahulu diuji normalitas data dan homogenitas varians.
Perhitungan dilakukan di Microsoft Excel dan SPSS 17,0. Data yang diperoleh lebih jelas dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
b. Menghitung simpangan baku skor hasil tes dengan menggunakan rumus:
Arikunto, (2006: 184)
Dimana:
SD = standar deviasi
X = rata-rata nilai hasil belajar siswa
terhindar dari kesimpulan yang bias (Hake, 1999; Heckler, 2004, Dalam Lambertus, 2010: 95). Rentang nilai N-Gain adalah 0 sampai dengan 1.
Selanjutnya, nilai N-Gain inilah yang diolah, dan pengolahannya disesuaikan dengan permasalahan dan hipotesis yang diajukan.
d. Melakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji tes
Kolmogorof-Sminorf dengan taraf signifikansi 5%. Uji ini bertujuan untuk mengetahui
apakah hasil N-gain sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal.
e. Melakukan uji homogenitas varian dengan menggunakan uji tes Levene. Uji ini bertujuan untuk mengetahui kedua distribusi kelas eksperimen dan kelas
kontrol apakah varians-variansnya sama atau tidak.
f. Melakukan uji hipotesis penelitian dengan menggunakan uji perbedaan dua rata-rata atau statistik uji-t.
Jika varians populasi homogen dan berdistribusi normal, maka uji-t yang digunakan sebagai berikut:
t
hit=
X
1−
X
2√
S
12n
1+
S
22
n
2 (Sudjana, 1996: 239)dengan:
Sgab=
√
(n1−1)S
12+(n2−1)S22
n1+n2−2
X
1=
∑
X
1n
1dan X
2=
∑
X
¯
1 = rata-rata prestasi belajar matematika sampel pertama
X
¯
2 = rata-rata prestasi belajar matematika sampel keduan1 = jumlah dari sampel pertama
n2 = jumlah dari sampel kedua
S12 = varians data sampel pertama
S22 = varians data sampel kedua
S2 = varians gabungan
Kriteria pengujian adalah Tolak Ho jika t ≥t (1-α) dimana t (1-α) diperoleh dari daftar distribusi t dengan derajar kebebasan (dk) = n1 + n2-2, dan
untuk harga t lainnya Ho diterima pada taraf kepercayaan 0,05% atau α = 0,05 (Sudjana, 1996: 245).
Jika varians populasi heterogen (non homogen) dan berdistribusi normal,
maka menggunakan uji-t* sebagai berikut:
t
∗
¿
x
1−
x
2√
S
12n
1+
S
22
n
2 (Sudjana, 1996: 241)Keterangan:
thit = Nilai hitung untuk uji t
x
1 = rata-rata skor responden kelas eksperimenx
2 = rata-rata skor responden kelas kontroln1 = jumlah responden kelas eksperimen
n2 = jumlah responden kelas kontrol
S
12 = Varians kelas yang diajar dengan menggunakan PMR
S
22 = Varians kelas yang diajar dengan menggunakan Pendekatan
Konvensional
2. Data Skala Self Efficacy Siswa
Data yang diperoleh melalui angket akan dianalisis dengan menggunakan
menjadi data interval menggunakan Method Of Successive Interval (MSI). Setelah data ordinal ditransformasi menjadi data interval maka dilanjutkan dengan
menguji normalitas dan homogenitas varians. Kemudian dilanjutkan dengan uji-t (Independent-Sample T-Test) jika datanya berdistribusi normal dan homogen.
Tetapi jika datanya berdistribusi normal dan tidak homogen maka dilakukan uji-t*, seperti halnya pada data kemampuan berpikir kritis.
Selanjutnya untuk menguji asosiasi antara kemampuan berpikir kritis dan
Self Efficacy yang didasarkan pada hipotesis digunakan rumus koofisien kontingengsi dengan menggunakan SPSS-17 for Windows.
G. Hipotesis Statistik
Adapun yang akan menjadi hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. H0 :
μ
1=
μ
2 : Berarti tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa melalui pembelajaranPMR dengan rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa melalui pendekatan konvensional.
H1 :
μ
1>
μ
2 : Berarti rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa melalui pembelajaran PMR lebih baik daripada rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa melaluipendekatan konvensional.
matematis siswa melalui pembelajaran PMR dengan rata-rata Self Efficacy matematis siswa melalui pendekatan
konvensional.
H1 :
μ
1>
μ
2 : Berarti rata-rata Self Efficacy matematis siswa melalui pembelajaran PMR lebih baik daripada rata-rata SelfEfficacy matematis siswa melalui pendekatan konvensional.
3. H0 : Tidak terdapat asosiasi antara kemampuan berpikir kritis dengan Self
Efficacy siswa terhadap matematika
H1 : Terdapat asosiasi antara kemampuan berpikir kritis dengan Self