• Tidak ada hasil yang ditemukan

E010-1 APLIKASI ANTENA COLINEAR 2,4 GHZ UNTUK WIFI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "E010-1 APLIKASI ANTENA COLINEAR 2,4 GHZ UNTUK WIFI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI ANTENA

COLINEAR

2,4 GHZ UNTUK

WIFI

Henry Candra 1), Berry Poedjolaksono 2)

1) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti E-mail: henrycandra@trisakti.ac.id

2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti

Abstrak

Antena colinear termasuk ke dalam jenis antena luasan (aperture antenna) karena antena tersebut lebih efektif dibanding dengan antena kawat pada umumnya. Antena colinear mempunyai bentuk pola radiasi omni directional. Tulisan ini membahas tentang perancangan dan realisasi antena colinear 2,4 GHz untuk aplikasi WiFi. Analisis dilakukan pada karakteristik antena yaitu berupa pola radiasi, bandwidth, beamwidth, free space loss, serta gain antena. Hasil pengujian menunjukkan bahwa antena colinear 2,4 GHz mempunyai pola radiasi omni directional, lebar bandwidth 2.35GHz – 2.45GHz, beamwidth 3600 , free space loss 13,66 dB. dan gain antena 12,04 dB.

Kata kunci: antena colinear, Wifi, 2,4 GHz

Pendahuluan

Antena Colinear termasuk ke dalam jenis antena luasan (aperture antena) yang lebih efektif dibanding dengan antena kawat pada umumnya. Karena antena yang demikian mempunyai sifat pengarahan yang baik untuk memancarkan gelombang elektromagnetik.

Antena Colinear mempunyai bentuk pola radiasi omnidirectional. Antena vertikal Colinear adalah antena yang memancarkan daya ke segala arah, dan bentuk pola radiasinya digambarkan seperti donat dengan pusat berimpit. Antena ini dalam pengukuran sering digunakan sebagai pembanding terhadap antena yang lebih kompleks.

Antena Colinear merupakan antena yang memancarkan daya ke segala arah. Gain antena ini relatif lebih besar dari antena omnidirectional. Antena ini memancar ke segala arah dengan daya lebih besar dibanding dengan antena isotropis.

Aplikasi antena Colinear biasanya cukup luas digunakan untuk aplikasi komunikasi gelombang Access point to multi point. Keuntungan dalam menggunakan antena Colinear adalah:

bandwidth lebar, ringan, mudah dibuat, dan gain cukup besar.

Permasalahan yang dihadapi pada aplikasi WiFi adalah kebutuhan akan antena eksternal High Gain yang di pasaran harganya relatif mahal. Untuk itu dibutuhkan suatu antena high gain

dengan perancangan yang mudah, biaya ringan dan mudah difabrikasi serta memiliki performa tinggi untuk diaplikasikan pada perangkat telekomunikasi nirkabel yang ada (Mahardika, 2009). Tujuan dari tulisan ini membahas tentang perancangan dan realisasi antena colinear untuk aplikasi

WiFi 2,4 GHz. Kemudian hasil realisasi antena tersebut dianalisis karakteristiknya yaitu: pola radiasi, free space loss, bandwidth, beamwidth,dan gain antena tersebut. Adapun fungsi antena tersebut adalah sebagai peningkat jarak jangkauan wireless.

Studi Pustaka Pola Radiasi Antena

Pola radiasi (radiation pattern) merupakan salah satu parameter penting dari suatu antena. Pola radiasi adalah pernyataan secara grafis yang menggambarkan sifat radiasi dari antena (pada medan jauh) sebagai fungsi dari arah dan penggambarannya dapat dilihat pada diagram pola radiasi yang sudah diplot sesuai dengan hasil pengukuran sinyal radiasi dari suatu antenna (Constantine, 1997).

(2)

Pola Radiasi Antena Omnidirectional

Antena Omnidirectional pada umumnya mempunyai pola radiasi 360 derajat dan memiliki

Gain antena antara 3 dB sampai 12 dB (Aurick, 2009).

Gambar 1. Pola Radiasi Antena

Omnidirectional

Gambar 1 di atas merupakan gambaran secara umum bentuk pancaran yang dihasilkan oleh antena

omnidirectional dari samping dan apabila dilihat dari atas. apabila dalam koordinat polar atau grafik pola radiasi seperti gambar 2 di bawah ini (Ferdinasyah, 2009).

(a) (b)

Gambar 2. Bentuk Pola Radiasi Gelombang Antena Omnidirectional (a) Pola Radiasi Bidang Medan Magnet (H) (b) Pola Radiasi Bidang Medan Listrik (E)

Free Space Loss

Free space loss adalah daya yang hilang di ruang bebas. Secara matematis dinyatakan dengan :

FSL = 20 log

c

fd

π

4

(1)

Di mana :

FSL = Free space loss (dB) f = Frekuensi (Hz) d = Jarak pengukuran (m)

c = kecepatan cahaya (3 x 108 m/s)

Gain Antena

(3)

Secara matematis dinyatakan dengan:

Pemakaian sebuah antena dalam sistem pemancar atau penerima selalu dibatasi oleh daerah frekuensi kerjanya. Pada range frekuensi kerja tersebut antena dituntut harus dapat bekerja dengan efektif agar dapat menerima atau memancarkan gelombang pada pita frekuensi tertentu. Pengertian harus dapat bekerja dengan efektif adalah bahwa distribusi arus dan impedansi dari antena pada range frekuensi tersebut benar-benar belum banyak mengalami perubahan yang berarti (Roscha, 1998). Sehingga pola radiasi yang sudah direncanakan serta VSWR yang dihasilkannya masih belum keluar dari batas yang diijinkan. Daerah frekuensi kerja di mana antena masih dapat bekerja dengan baik dinamakan bandwidth antena. Suatu misal sebuah antena bekerja pada frekuensi tengah sebesar fC, namun ia juga masih dapat bekerja dengan baik pada frekuensi f1 (di bawah fC) sampai dengan f2 (di atas fC), maka lebar bandwidth dari antena tersebut adalah (f1 – f2). Tetapi apabila dinyatakan dalam persen, maka bandwidth antena tersebut adalah :

Persentase BW =

Rancangan antena Colinear 2,4 GHz ini menggunakan komponen-komponen sebagai berikut: paralon 1,25 inchi, dop paralon 1,25 inchi, busa Kapiler AC, pipa kapiler AC 0,6 mm, kabel koaxial RG6U, plat tembaga 0,5 mm, dan N connector female.

Panjang antena dihitung dengan rumus:

L = 0.5λ x K (4)

Di mana :

λ = panjang gelombang di udara L = panjang segmen antena Colinear

K = velocity factor yang diambil sebesar 0,85

Untuk frekuensi 2,4 GHz maka panjang gelombang = 0,125 m, sehingga didapat L = 0,055 m.

Gambar 3. Elemen Antena Colinear

Panjang elemen antena = ( 0,5λ x K ) – 8 mm

= ( 0,5 x 0,125 m x 0,88 ) – 8 mm = 0,047 m

Panjang koaxial = panjang elemen + 20 mm = 0,047 m + 20 mm = 0,067 m

Panjang dielectric = panjang elemen + 3 mm = 0,047 + 3 mm

(4)

Pada gambar-gambar berturut-turut di bawah ini ditunjukkan proses realisasi antena

colinear yang dirancang.

Gambar 4. Elemen Antena Colinear Yang Telah Tersambung

Gambar 5. Antena Colinear

Gambar 6. Tiang Antena

(5)

Hasil dan Pembahasan

Setelah antena colinear terealisasi, selanjutnya dilakukan proses pengujian dengan pengukuran dan perhitungan parameter-parameter antena meliputi pola radiasi, free space loss,

bandwidth, dan beamwidth.

Pengujian dan pengukuran dilakukan di Laboratorium Telekomunikasi, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti. Alat-alat yang digunakan adalah: RF Generator merk HP(Hewlett Packard) tipe 8648C, spectrum Analyzer merk Agilent tipe E4403B, antena pemancar (dipakai antena dipole), antena yang akan diuji sebagai antena penerima (antena

colinear), meja putar, dan kertas pola radiasi. Hasil pengukuran tersebut kemudian harus dinormalisasi agar dapat dianalisis lebih lanjut. Hasil normalisasi ditunjukkan pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Naturalisasi Hasil Pengukuran Antena Colinear

Sudut Daya ( dBm ) Sudut Daya ( dBm ) Sudut Daya ( dBm )

10° -0.17 130° -0.80 250° -2.21

20° -0.31 140° -0.70 260° -0.55

30° -0.40 150° -0.50 270° -0.70

40° -0.45 160° -0.36 280° -0.86

50° -0.75 170° -0.26 290° -1.02

60° -0.96 180° -0.08 300° -1.04

70° -1.19 190° -0.17 310° -0.86

80° -1.61 200° -0.17 320° -0.86

90° -2.92 210° -0.50 330° -1.02

100° -1.87 220° -3.56 340° -0.04

110° -1.42 230° -0.22 350° -0.17

120° -1.02 240° -1.67 360° 1.00

Dari tabel 2 maka dapat digambarkan pola radiasi dari antena colinear yang telah dibuat. Gambar 8 merupakn gambar pola radiasi antena colinear.

(6)

Bandwitdh antena diukur menggunakan spectrum analyzer, hasilnya diperoleh sebagai berikut:. Frekuensi tengah = 2,4 GHz, frekuensi bawah = 2,35 GHz, frekuensi atas = 2,45 GHz.

Beamwidth antena collinear diperoleh 360° karena pola radiasinya omnidirectional. Gambar 9 menunjukkan beamwidth dari antenna colinear.

Gambar 9. Beamwidth antena colinear

Sedangkan perhitungan free space loss antena collinear memberikan hasil sebesar 13,66 dB. Dan yang terakhir perhitungan gain dari antena collinear memberikan hasil sebesar 12,04 dB.

Kesimpulan

Berdasarkan perancangan, realisasi, pengujian, dan pengukuran yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :

a) Pola radiasi antena colinear adalah omni directional..

b) Lebar Bandwidth antena colinear yaitu sebesar 2,35GHz – 2,45 GHz. c) Beamwidth antena colinear yaitu 3600

d) Free space loss antena colinear 13,66 dB e) Gain antena colinear sebesar 12,04 dB

Daftar pustaka

Aurick Fachrizal, 2009, Penggabungan Antena Yagi VHF-UHF Pada Satu Boom, Tugas Akhir, Universitas Trisakti.

Constantine Balanis, 1997, Antenna Theory, John Wiley and Sons, Canada.

Ferdinansyah, 2009, Perbandingan Matching Impedansi Antena Dipole Sederhana 152 MHz Dengan Antena Dipole Gamma Match 152 MHz, Tugas Akhir, Universitas Trisakti.

John D. Kraus, 1988, Antennas, McGraw-Hill Book Company.

Mahardika Ardiansyah, 2009, Perancangan Antena High Gain, Tugas Akhir, Universitas Trisakti.

Gambar

Gambar 1. Pola Radiasi Antena
Gambar 3. Elemen Antena Colinear λ
Gambar 4. Elemen Antena Colinear Yang Telah Tersambung
Tabel 1. Naturalisasi Hasil Pengukuran Antena Colinear
+2

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan nilai VSWR dan return loss hasil simulasi dan hasil pengukuran antena array dua elemen ditunjukkan pada Gambar 4.19 dan Gambar 4.20.. Grafik perbedaan nilai

Untuk mendapatkan hasil yang baik dari pengukuran pola radiasi ada beberapa hal yang harus diperhatikan adalah menghindari gangguan pantulan dari benda disekitar

Untuk membandingkan karakteristik (vswr, return loss dan pola radiasi) antara pengukuran dan hasil simulasi, dimensi antena ditingkatkan dan frekuensi resonansi

Berdasarkan hasil pengukuran pada saat merealisasikan antena menunjukkan VSWR bernilai 1.216, impedansi bernilai 43.81Ω – j5.10Ω, memiliki pola radiasi

Grafik perbedaan nilai VSWR hasil simulasi dan hasil pengukuran antena elemen tunggal .... Grafik perbedaan nilai return loss hasil simulasi dan hasil

Untuk membandingkan karakteristik (vswr, return loss dan pola radiasi) antara pengukuran dan hasil simulasi, dimensi antena ditingkatkan dan frekuensi resonansi

Untuk mendapatkan hasil yang baik dari pengukuran pola radiasi ada beberapa hal yang harus diperhatikan adalah menghindari gangguan pantulan dari benda disekitar

Perancangan antena pada penelitian ini menggunakan antenna mikrostrip planar dengan konfigurasi planar array yang bertujuan memudahkan pengendalian pola radiasi dan