• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAZMUR 1 CIRI CIRI ORANG YANG BERBAHAGIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAZMUR 1 CIRI CIRI ORANG YANG BERBAHAGIA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

1

MAZMUR 1:

CIRI-CIRI ORANG YANG BERBAHAGIA

By Ari

A

BSTRAK

Psalm 1 as a wisdom psalm as well as the introduction to Psalm reveals the essence of happiness and abundantly blessed life. In contrast with the world view associating happiness and blessings with matters oriented with this earthly life, Psalm 1 clearly associates them with the positive choice of life to love the Torah of LORD. In addition, this article shows the other traits or characteristics of happiness and blessed people in terms of their experience and future.

Mazmur 1 sebagai mazmur hikmat dan sekaligus sebagai pendahuluan dari kitab mazmur menyingkapkan hakekat dari kehidupan yang berbahagia dan diberkati secara

berkelimpahan. Bertolakbelakang dengaan pandangan dunia yang mengasosiasikan kebahagiaan dan keberkatan dengan perkara yang berorientasi pada pandangan dan cara hidup dunia, Mazmur 1 dengan tegas mengasosiasikannya dengan pilihan hidup yang secara positif suka bergaul dengan Taurat TUHAN. Di samping itu, Mazmur 1 juga mengaitkan kebahagiaan dan berkat dengan pengalaman kekinian dan masa depan.

D

AFTAR

I

SI

Abstrak ... 1

Daftar Isi ... 1

1 Pendahuluan ... 3

2 Kedudukan Mazmur 1 dalam Kitab Mazmur ... 3

3 Terjemahan Mazmur 1 ... 4

(2)

3.2 Terjemahan Penulis... 4

3.3 Terjemahan dari Young's Literal Translation ... 5

4 Genre dan Struktur Mazmur 1 ... 5

4.1 Genre Mazmur 1 ... 5

4.2 Struktur Mazmur 1 ... 6

4.2.1 Bagian-bagian Utama Mazmur 1 ... 6

4.3 Garis Besar Mazmur 1 ... 7

5 Komentar atas Mazmur 1 ... 8

5.1 Pilihan Hidup Orang Berbahagia (Mazmur 1:1-2) ... 8

5.1.1 Pilihan Hidup Orang Berbahagia secara Negatif ... 9

5.1.2 Pilihan Hidup Orang Berbahagia secara Positif ... 10

5.2 Pengalaman Hidup Orang Berbahagia (Mazmur 1:3-5) ... 13

5.2.1 Secara Positif: Orang Berbahagia seperti Pohon yang Subur ... 13

5.2.2 Secara Negatif: Orang yang Berbahagia Tidak Suram (seperti orang jahat) ... 16

5.3 Masa Depan Hidup Orang Benar (Mazmur 1:6)... 17

5.3.1 Jalan Orang Benar: Secara Positif Dikenal TUHAN ... 17

5.3.2 Jalan Orang Benar Secara Negatif Tidak Menuju Kebinasaan ... 18

5.4 Kesimpulan dan Penerapan ... 18

5.4.1 Kesimpulan ... 18

5.4.2 Penerapan ... 18

(3)

1

P

ENDAHULUAN

Kitab Mazmur dalam Alkitab LAI berasal dari kata Ibrani romz=m! yang arti sebenarnya musik instrumental.1 Judul dari LAI ini mengikuti Septuaginta dengan terjemahan Yunaninya

yalmoi/ yang secara literal berarti "lagu-lagu yang diiring dengan alat musik petik."2 Dalam

kanon Ibrani judul kitab itu sendiri disebut sebagai mylht yang artinya "lagu-lagu pujian."3

Berdasarkan ini Mazmur merupakan kumpulan lagu-lagu ibadah yang dimaksudkan untuk diiringi dengan musik instrumental (Band. 1Taw 16:4; 25:1; 2 Taw 5:12-13).

Kitab Mazmur telah lama digunakan dalam ibadah, baik oleh jemaah Yahudi maupun oleh jemaat Kristen. Memang Kitab ini juga digunakan sebagai bahan pengajaran yang sangat penting, sebagaimana terlihat dari banyaknya kutipan dari Kitab ini dalam Perjanjian Baru (Band. Rm. 2:6 dengan Mzm. 62:13; Rm. 3:4 dengan Mzm. 51:6), namun pengajaranpun pada akhirnya memang dimaksudkan untuk beribadah pada Tuhan, yakni pemberian tanggapan yang wajar atas keberadaan, firman, dan perbuatan-perbuatan-Nya dalam realitas sejarah. Sesungguhnya "Kitab Mazmur merupakan tanggapan yang diinspirasikan dari hati manusia terhadap wahyu Allah mengenai diri-Nya sendiri dalam hukum, sejarah, dan nubuatan."4

Mengenai "kontribusi" Mazmur bagi orang percaya dalam menjalankan ibadah yang benar, Tod Elefson menulis:

Walaupun dalam keraguan, pemazmur menjadi contoh bagi penyembah ketika dia mengalami keraguan yang sedemikian rupa. Pemazmur membimbing penyembah yang ragu pada keyakinan terhadap sifat Allah, sehinga imannya dipulihkan dan dia melangkah pasti sekali lagi.5

2

K

EDUDUKAN

M

AZMUR

1

DALAM

K

ITAB

M

AZMUR

Mazmur 1 dengan pemberitahuannya akan berkat bagi mereka yang meresponi atau

beribadah kepada Allah secara setia dan benar merupakan pendahuluan bagi Kitab Mazmur. "Materi subjeknya memang sangat umum dan dasar, tapi menyentuh dua subyek yang terus menerus muncul dalam keseluruhan Mazmur. Di dalamnya dinyatakan berkat bagi orang benar dan petaka bagi orang fasik.6

Harus diakui bahwa ada yang berpendapat bahwa pendahuluan dari kitab Mazmur adalah Mazmur 1 dan 2. Alasannya cukup rasional, yakni setidaknya Mazmur ini dimulai dengan kata yrva pada 1:1 dan diakhiri oleh kata yang sama yrva pada 2:12, sehingga Mazmur 1 dan 2 dianggap membentuk satu mazmur.7 Beberapa naskah dan sebagian bapa gereja, misalnya

Origen dan Hilary, menyaksikan bahwa di dalam Kisah Para Rasul 13:33 Mazmur 2:7

1 James Strong, romz=m! in A Concise Dictionary of the words in The Hebrew Bible The Complete

Word Study Old Testament., peny.. Spiros Zodhiates (Chattanooga: AMG Publisher, 1992), 64.

2 Gleason Archer. A Survey of Old Testament Introduction. (Chicago: Moody Press, 1994), 488. 3 Ibid.

4 Allen P. Ross. "Psalms" in The Bible Knowledge Commentary, ed. J. F. Walvoord and R. B. Zuck

(USA: SP Publications, 1985), 779.

5 Todd Elefson. Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, & Kidung Agung . Diktat STII Yogyakarta

(Yogyakarta: Januari 1998), 21.

6 J Hampton Keathley, "Psalm 1: Two Ways of Life" in http://www.bible.org

7 F. Delitzsch. "Psalms," in Commentary on the Old Testament Vol. 5 (Massachusetts:

(4)

diperkenalkan sebagai Mazmur pertama.8 Juga dalam tradisi-tradisi rabi kedua Mazmur itu

disatukan.9 Namun demikian bukti-buktinya dianggap kurang kuat.10 Adanya perbedaan

yang menyolok antara Mazmur 1 dan 2 dianggap sebagai pemisah antara kedua mazmur itu: Mazmur 1 merupakan mazmur hikmat; Mazmur 2 merupakan Mazmur Kerajaan, Mazmur 1 bersifat etis; Mazmur 2 profetis mesianik.

Dalam makalah ini, khususnya bagian ini, penulis tidak bermaksud untuk menunjukkan batas-batas pendahuluan Kitab Mazmur, namun mau menunjukkan bahwa kedudukan Mazmur 1 dalam Kitab Mazmur, yakni batas-batas nats yang diuraikan dalam makalah ini, memiliki satu tema tersendiri, sehingga pemilihan Mazmur 1:1-6 bisa dipertanggungjawabkan. Adanya perbedaan-perbedaan yang ditunjukkan tadi sudah cukup membuktikan keunikan Mazmur 1.

3

T

ERJEMAHAN

M

AZMUR

1

3.1

PS 1:1-6

dm*u* aý <ya!F*j^ Er#d#b=W <yu!v*r+ tx^u&B^ El^h* aý rv#a& vya!h* yr@v=a^ .1 .bv*y` aý <yx!l@ bv^omb=W

.hl*y+l*w` <m*oy hG#h=y\ otr*otb=W oxp=j# hw`hy+ tr^otB= <a! yK! .2 Whl@u*w+ oTu!B= /T@y] oyr+P! rv#a& <y]m* yg@l=P^Álu^ lWtv* Ju@K= hy`h*w+ .3

.j^yl!x=y~ hc#u&y~Árv#a& lk)w+ loBy]Áaý .j^Wr WNp#D+T!Árv#a& yK! <yu!v*r+h* /k@Áaý .4

.<yq!yD]x^ td^u&B^ <ya!F*j^w+ fP*v=M!B^ <yu!v*r+ Wmq%y`Áaý /K@Álu^ .5 .db@aT) <yu!v*r+ Er#d#w+ <yq!yD]x^ Er#D# hw`hy+ u^d@oyÁyK! .6

(GHB)

3.2

TERJEMAHAN PENULIS

1. Oh, betapa amat berbahagianya seseorang yang telah tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, telah tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan telah tidak duduk bersama para pencemooh;

2. tetapi yang kini kesukaanya adalah Taurat TUHAN dan yang biasa merenungkan dan memperkatakan Taurat itu siang dan malam.

3. Ia seperti sebuah pohon yang ditranplantasikan ke tepian sungai yang airnya terus mengalir, yang berbuah pada musimnya, dan yang daunnya tidak pernah layu. Apa saja yang diperbuatnya pasti berhasil.

4. Bukan demikian orang fasik. Ia seperti sekam yang segera hilang ditiup angin.

8 Perjanjian Baru, Indonesia-Yunani (Jakarta: LAI, 1989), 937.

9 Willem A. vanGemeren, "Psalms" in The Expositor's Bible Commentary, gen. Ed. Frank E.

Gaebelein (Grand Rapids: Zondervan Publishing House, 1991), V:53.

(5)

5. Karenanya ia tidak tahan berdiri dalam penghakiman dan juga orang berdosa dalam kumpulan orang benar.

6. Karena TUHAN memimpin jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju maut.

3.3

TERJEMAHAN DARI YOUNG'S LITERAL TRANSLATION

11

Psalm 1

1 O the happiness of that one, who

Hath not walked in the counsel of the wicked. And in the way of sinners hath not stood,

And in the seat of scorners hath not sat;

2 Butin the law of Jehovah is his delight,

And in His law he doth meditate by day and by night:

3 And he hath been as a tree,

Planted by rivulets of water,

That giveth its fruit in its season, And its leaf doth not wither, And all that he doth he causeth to prosper.

4 Not so the wicked:

But—as chaff that wind driveth away!

5 Therefore the wicked rise not in judgment,

Nor sinners in the company of the righteous,

6 For Jehovah is knowing the way of the righteous,

And the way of the wicked is lost!

4

G

ENRE DAN

S

TRUKTUR

M

AZMUR

1

4.1

GENRE MAZMUR 1

Mazmur 1 merupakan Mazmur hikmat. Hal ini karena di dalamnya tercermin teknik-teknik sastra hikmat seperti ungkapan yr@v=a^, "berbahagialah;"adanya maksud yang jelas untuk mengajar dengan petunjuk langsung; dan adanya tema khas sastra hikmat seperti ajaran mengenai dua jalan.12 Di dalam Mazmur 1 terdapat penonjolan kesalehan hidup, upah-upah

11 Young's Literal Translation in Quick Verse Complete Bible Study Software (Iowa: Parson

Tekhnology, Inc)

(6)

kesalehan, pengkontrasan jalan orang benar dan jalan orang saleh, dan akhir dari kehidupan orang saleh dan orang fasik, yang menjadi ciri sebuah mazmur hikmat.13

Mazmur hikmat ini biasanya digunakan untuk merenungkan permasalahan yang sulit.14 Selain

untuk memperkokoh komitmen bagi penyelesaian suatu masalah sesuai hati TUHAN, apa yang diharapkan dari perenungan itu adalah adanya solusi yang berkenan di hati TUHAN.

4.2

STRUKTUR MAZMUR 1

4.2.1 Bagian-bagian Utama Mazmur 1

Untuk mendapatkan struktur atau bagian-bagian saling terkait dalam Mazmur 1 ini perlu dilakukan analisis yang didasarkan pada karakteristik puisi Ibrani. Ini berarti analisis harus dilakukan berdasarkan pengulangan gagasan15 utama dan paralelisme-paralelisme yang ada.

Dengan cara ini bisa didapatkan bahwa Mazmur 1 terbagi menjadi tiga bagian utama atau tiga stanza.16

4.2.1.1 Bagian Pertama dari Mazmur 1

Bagian pertama adalah Mazmur 1:1-2. Ada dua alasan penggabungan kedua ayat ini menjadi satu bagian, pertama, gagasan utama yang disampaikan adalah pilihan hidup orang yang berbahagia, yakni pilihan secara negatif untuk "tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan tidak duduk dalam kumpulan pencemooh" (ay. 1) dan secara positif pilihan bahwa "kesukaannya ialah Taurat TUHAN dan yang merenungkan Taurat itu" (ay. 2)

Kedua, ayat 1 dan 2 ini tergabung dalam satu stanza. Kaitan antara ayat 1 dan 2 ini terjalin oleh kata penghubung pengkontras yK, "tetapi," sehingga di dalamnya ada semacam

antithetic paralelisme atau kesejajaran perlawanan.

4.2.1.2 Bagian Kedua dari Mazmur 1

Bagian kedua adalah Mazmur 1:3-5. Ada tiga alasan penggabungan ketiga ayat ini. Pertama, gagasan utama dalam ketiga ayat ini adalah mengenai keadaan hidup orang berbahagia (ay. 3) yang dibandingkan dengan keadaan hidup orang fasik/berdosa (ay. 4,5). Keadaan hidup orang berbahagia diibaratkan "seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air" (ay. 3a-c) yang menyebabkan17 "apa saja yang dibuatnya pasti berhasil" (ay. 3d), sedangkan keadaan orang

fasik/berdosa itu "seperti sekam yang ditiupkan angin" (ay. 4) yang menyebabkan "orang fasik tidak tahan dalam penghakiman, juga orang berdosa dalam perkumpulan orang benar" (ay. 5).

13 VanGemeren, "Psalms," V: 32. 14 Todd Elefson, "Mazmur," 33.

15 Manurut A. G. Clarke ciri utama puisi Ibrani adalah pengulangan gagasan. A. G. Clarke,

"Psalms," 19.

16 A. F. Kirkpatrick. The Book of Psalms. (Cambridge: University Press, 1957), lxiii-iv. 17 Frase "yang menyebabkan" ini dipilih karena ada kesamaan dalam jenis paralelisme atau

(7)

Kedua, jenis paralelisme dalam ay. 3a-c sama dengan paralelisme dalam ay. 4, yakni

emblematic paralelism (pembandingan) sebagaimana terlihat dari penggunaan preposisi k=, "seperti, sebagaimana." Kesejajaran itu adalah "seperti pohon" dalam ay 3a dan "seperti sekam" dalam ay. 4.

Ketiga, ay. 3 dan ay. 4,5 membentuk satu stanza, yang didalamnya ada ide paralelisme yang lebih besar, yakni semacam antithetic paralelism, karena bagian pertama, (ay. 3)

dikontraskan dengan bagian kedua (ay. 4,5) oleh frase /k@Áaý, "bukan demikian." Jadi ay. 3-5 merupakan sebuah kesatuan.

4.2.1.3 Bagian Ketiga dari Mazmur 1

Bagian ketiga dari Mazmur 1 adalah Mazmur 1:6. Ada dua alasan mengapa ayat 6 ini

merupakan bagain tersendiri. Pertama, gagasan utamanya adalah mengenai akhir dari orang benar yang dibandingkan dengan akhir dari orang orang fasik. Mengenai jalan orang benar, ayat 6 menyetakan bahwa "TUHAN mengenal jalan orang benar," sedangkan mengenai orang fasik, "jalannya menuju kepada kebinasaan."

Kedua, Ayat 6 ini membentuk satu paralelisme, yakni antithetic paralelism. Hal ini terlihat dari digunakannya kata depan w+ yang mempunyai fungsi sintaksis pengkontras.

4.3

GARIS BESAR MAZMUR 1

Bagian-bagian utama hasil analisis terhadap Mazmur 1 di atas tidaklah berdiri sendiri, tapi memiliki kaitan yang tak terpisahkan. Karena itu sintesis terhadap Mazmur 1 haruslah memberikan satu gagasan utama yang mengkaitkan bagian-bagiannya.

Berdasarkan gagasan-gagasan utama dari tiap bagian dalam Mazmur 1, maka gagasan utama (dilihat dari perspektif orang benar) dari Mazmur 1 adalah "Ciri-ciri orang yang berbahagia adalah: memilih hidup menurut Taurat TUHAN (1:1-2), mengalami keberhasilan dalam segala upaya (1:4-5), dan memiliki masa depan penuh harapan (1:6)."

CIRI-CIRI ORANG YANG BERBAHAGIA (Mazmur 1) I Pilihan Hidup Orang yang Berbahagia (1:1-2)

1 Secara Negatif: Benci Kejahatan

a Tidak berjalan menurut nasihat orang fasik b Tidak berdiri di jalan orang berdosa c Tidak duduk bersama pencemooh 2 Secara Positif: Cinta Firman TUHAN

a Suka akan Taurat TUHAN

b Merenungkan Taurat itu sepanjang waktu II Pengalaman Hidup Orang yang Berbahagia (1:3-5)

1 Secara Positif: Sukses Seperti pohon yang subur

(8)

c Memiliki Stabilitas (tidak layu daun)

2 Secara Negatif: Tidak Suram (seperti orang fasik) Bukan seperti sekam

a Segera lenyap

b Tidak tahan penghakiman

c Tidak tahan bersama orang benar III Jalan Hidup Orang yang Berbahagia (1:6)

1 Secara Positif: Dikenal TUHAN

2 Secara Negatif: Tidak menuju kebinasaan

5

K

OMENTAR ATAS

M

AZMUR

1

Hidup beribadah kepada TUHAN merupakan pilihan hidup. Manusia memang seharusnya beribadah dan menyembah Tuhan. Tapi sebagai mahkluk yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, di mata-Nya manusia bukan seperti robot, manusia memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan-pilihan hidupnya: manusia mampu dan boleh memilih atau tidak memilih untuk hidup beribadah kepada-Nya.

Allah menghendaki agar setiap orang memilih untuk beribadah kepada-Nya. Bagi suatu umat yang berada dalam ikatan perjanjian dengan-Nya panggilan itu lebih kuat dan mengikat. Panggilan untuk memilih beribadah kepada-Nya tersebut secara implisit terlihat dalam kata pembukaan Mazmur 1, pendahuluan dari Kitab yang digunakan untuk beribadah kepada-Nya,

yr@v=a^

, "Berbahagialah/diberkatilah." Dengan merenungkan Mazmur ini seseorang ditantang untuk memilih Allah.

Namun demikian, Kitab Mazmur sendiri memperlihatkan bahwa pilihan untuk beribadah bukanlah pilihan yang gampang. Pilihan untuk beribadah itu banyak yang diputuskan dari tengah-tengah pergumulan hidup: dari ancaman dan pengejaran musuh yang mematikan (Maz 56, 57, 59), dari kesusahan akibat dosa dan perzinahan (Maz 32, 51), dari perasaan sepi ditinggalkan TUHAN (Maz 42), dari kecemburuan terhadap kesuksesan orang fasik (Maz 37), dan lain sebagainya.

Jadi, manakah yang harus dipilih? Mazmur 1 ini digunakan untuk merenung dalam rangka pengambilan putusan yang kelihatannya mudah, tapi sulit terlaksana seperti dalam kasus ini.

5.1

PILIHAN HIDUP ORANG BERBAHAGIA

(MAZMUR 1:1-2)

(9)

sehingga diterjemahkan "berbahagialah, diberkatilah." 18 Digunakannya bentuk jamak

menunjukkan bahwa eksklamasinya bersifat yang intensif,19 yang menurut Keathley berarti

memberikan tekanan bahwa kebahagiaan sungguh-sungguh merupakan suatu fakta bagi mereka yang memenuhi kondisi-kondisi yang dikemukakan dalam nats.20 Mengenai hal ini

Keathley menjelaskan:

Kata ini merupakan jamak intensif dan didesain untuk menekankan berlipat gandanya berkat dan kebahagian bagi mereka yang memenuhi persyaratan-persyaratan yang disebutkan dalam Mazmur ini. Kita bisa

memparafrasekanya seperti berikut, "Oh, betapa sungguh, sungguh

berbahagianya seseorang yang …"21

Kata yr@v=a^^ ini berakar dari kata rv^a* arti dasarnya "menjadi lurus (to be straight) dan dalam maknanya yang paling luas berarti "menjadi rata, benar, dan bahagia." Secara figuratif kata ini digunakan dengan arti "maju ke depan, jujur, dan tepat."22 Menurut Zodhiates, kata ini

digunakan untuk kepergian di jalan yang lurus dan, karenanya, menimbulkan konotasi-konotasi lainnya, seperti kemakmuran dan keberhasilan (Kej 30:13; Ams 9:6; Yes 9:16). Kebahagiaan dan kedamaian sejati terdapat dalam hubungan yang benar dengan TUHAN Allah.

Berdasarkan penggunaanya dalam Perjanjian Lama, kata kebahagiaan merupakan kehidupan yang secara holistik indah dalam hubungan seseorang dengan TUHAN. Berkat-berkat itu meliputi aspek pneumatis, psikis, fisis, filial, natural, sosial, yudisial, kultural, governmental, dan sebagainya. Keadaan indah berbahagia ini tidak selalu berarti perasaan senang, tapi bisa juga keadaan duka karena dididik Allah sebagaimana yang dialami Ayub (Ay 5:17). Ini

merupakan keadaan hidup yang ideal; tepatnya, sebagaimana dikemukakan oleh Grek Herrick, ini merupakan jenis berkat yang dialami seseorang karena ia menjalani kehidupan yang benar dalam konteks hubungannya dengan TUHAN, bukan berkat tanpa syarat.23 Ini

adalah kebahagiaan karena pilihan hidup yang ditempuh.

Nats ini mengemukakan pilihan hidup yang dijalani oleh orang yang berbahagia, yakni pilihan hidup secara nagatif dan secara positif.

5.1.1 Pilihan Hidup Orang Berbahagia secara Negatif

Mazmur 1:1-2 ini menegaskan "oh, betapa sungguh, sungguh berbahagianya seseorang yang" secara negatif telah memilih untuk "tidak berjalan menurut nasihat orang fasik; di jalan orang berdosa (ia) tidak berdiri, dan pada kursi para pencemooh (ia) tidak duduk." Di sini

dikemukakan tiga pilihan yang dihindarkan orang berbahagia: dari segi manusianya, ia menolak orang fasik / orang berdosa / pencemooh; dari segi tindakannya, ia menolak

18 Francis Brown, S.R Driver, dan C. A. Briggs. rv#a# in A Hebrew and English Lexiconof the Old Testament (Oxford: Clarendon Press, reprint. 1951), 80.

19 Ibid.

20 J. Hampton Keathley III, "Psalm 1: Two Ways of Life" in NET Bible Compact DiskVersion 8,61

(Biblical Studies Press, 1998).

21 Ibid.

22 James Strong rv^a* dalam A Concise Dictionary of the Words in the Hebrew Bible in The Complete Word Study Old Testament. Peny. Spiros Zodhiates (Chattanooga: AMG Publisher, 1994), 18.

23 Grek Herrick, "Psalm 1: Two Ways of Life" in NET Bible Compact Disk Version 8,61 (Biblical

(10)

berjalan /berdiri / duduk; dan dari segi keterbukaan atau keterlibatan pada kejahatan, ia menolak nasihat / jalan / tempat duduk.

Ada dua pandangan mengenai arti dari paralelisme ini. Pertama, menurut Willem A. VanGemeren, paralelisme ini bersifat sinonim dan secara jelas menggambarkan totalitas kejahatan.24 Ia menolak anggapan bahwa paralelisme dalam ayat satu ini menunjukkan

adanya proses retrogresis sebagaimana dikemukakan Keathley. 25 Keathley , didukung oleh

Ross, berpendapat bahwa paralelisme ini menandai suatu perkembangan seseorang dari dipengaruhi oleh orang fasik secara biasa hingga berkolusi dengan orang jahat dalam melawan orang benar.26

Mana yang benar? Tergantung dari perspektif mana paralelisme itu dilihat. Jika dilihat dari nilai kejahatannya, jelas orang fasik, orang berdosa, dan pencemooh sama saja atau sinonim dan semua orang berdosa bisa muncul menjadi orang seperti itu. Namun bila dilihat dari sisi tindakan yang diambil, yakni berjalan, berdiri, dan duduk, paralelisme itu jelas

memperlihatkan adanya proses intensifikasi menuju klimak (climactic paralelism): sebelum bisa menjadi seorang pencemooh, seseorang harus tahu secara pengalaman (berjalan) dahulu akan pandangan/nasihat orang fasik, kemudian memutuskan apakah setuju atau tidak ada pada posisi orang berdosa (berdiri), dan pada akhirnya turut berjuang dengan (duduk) bersama kalangan pencemooh kebenaran. Jadi, Keathley benar ketika ia berkata bahwa:

Ini memperingatkan manusia betapa kita cenderung berubah sedikit demi sedikit menjadi semakin terjerat dan terlibat dalam jaringan dosa. Ia begitu mudah dipengaruhi oleh jalan dunia dalam sikap-sikap dan tindakan-tindakan, karena tindakan itu mengikuti sikap.27

Orang yang berbahagia dengan tegas memilih untuk tidak hidup dalam kejahatan itu. Kala perfek yang dikenakan pada ketiga kata kerjanya menunjukkan bahwa orang berbahagia itu sama sekali tidak terlibat dalam kejahatan28 Penolakkan itu tegas.

5.1.2 Pilihan Hidup Orang Berbahagia secara Positif

Penolakkan terhadap proses retrogresif sebagai pilihan hidup berbahagia merupakan pilihan bijaksana. Tapi itu belum titik. Konjungsi compound <a! yk!, "tetapi,"29 menunjukkan adanya

pilihan lain yang harus ditempuh dan pilihan itu sangat tegas dikontraskan dengan pilihan pertama.30 Tidak ada netralitas dalam masalah etis. Pilihan lain itu adalah pilihan hidup

secara positif; Mazmur 1 memberikan dua pilihan positif itu, yakni suka akan Taurat TUHAN dan merenungkannya siang dan malam. "Oh, betapa sungguh, sungguh berbahagianya seseorang yang di dalam Taurat TUHANlah kesukaannya dan dan dalam hukum-Nya ia merenung siang dan malam.

24 VanGemeren, "Psalms," V: 54. 25 Keathley, "Psalm 1," NET Bible CD. 26 Bnd. Ross, "Psalms," 790.

27 Keathley, "Psalm 1," NET Bible CD. 28 VanGemeren, "Psalms," V: 54.

29 Frase ini bisa berfungsi kondisional,"jika," juga bisa berfungsi pengkontras yang kuat, "tetapi

sungguh" (bnd. Keathley, "Psalms 1," software. Penulis memilih fungsi pengkontras, karena memandang, selain gagasan dalam konteksnya menuntut demikian, adanya paralelisme antithesis dalam stanza ay. 1-2, yakni antara ay. 1 dan ay.2.

30 Compound conjuncuntion <a yK merupakan pengkontras yang diperkuat. Bnd. BDB, <a yK in

(11)

5.1.2.1 Kesukaannya ialah Taurat TUHAN

Ini adalah pilihan pertama. Terjemahan harafiah dari klausa oxp=j# hw`hy+ tr^otB= <a! yK! adalah

Tetapi dalam Taurat TUHAN kesukaannya. Dalam banyak versi kata adalah (is) disispkan antara "Taurat TUHAN" dan "kesukaannya" dan frase "kesukaannya" ditempatkan pada awal klausa, sehingga terjemahannya menjadi "Tetapi kesukaannya ialah Taurat TUHAN."

Penyisipan kata adalah bisa diterima, karena penulis merasa bahwa di sini pemazmur

menggunakan gaya bahasa elipsis, yakni "penghilangan" kata-kata karena keberadaan idenya bisa dimengerti (meskipun tanpa kehadiran kata-kata terkaitnya).31 Adanya ide itu bisa

dimengerti dari hubungannya dengan ayat 1 yang dikaitkan dengan konjungsi tetapi.

Sedangkan kala/tense yang adalah qal imperfek sesuai dengan kala yang digunakan pada kata "merenungkan" dalam baris kedua dari paralelismenya dalam ayat 2. Terjemahan

komunikatifnya bisa: "tetapi yang kesukaannya saat ini dan akan datang ialah Taurat TUHAN."

Dalam puisi Ibraninya posisi frase "dalam Taurat TUHAN" sebenarnya di depan. Ini berarti "Taurat TUHAN" mendapat tekanan32 Adanya preposisi

B=

menunjukkan bahwa frase "dalam

Taurat TUHAN" mengandung nilai substantif33 dan secara sintaksis bisa dianggap berfungsi

sebagai akusatif34 dari aspek verbal transitif kata benda oxp=j# "kesukaannya." Adanya definit

artikel pada kata Taurat tentunya mengacu kepada Kitab Musa, namun tidak adanya kata "buku atau kitab" jelas mengarahkan kita kepada inspirasinya, bukan buku fisiknya. Jadi, bagi orang yang berbahagia, Taurat TUHANlah, bukan asosiasi dengan orang fasik, berdosa, dan pencemooh, yang menjadi kesukaannya.

Kata Jp#j@, "kesukaan," digunakan 126 kali dalam Perjanjian Lama. Akar katanya berarti "condong atau cenderung kepada" (to incline to) yang implikasinya bisa berarti

membungkukkan dan secara figuratif digunakan dalam arti "senang akan, ingin."35 Dalam

bahasa Arab, kata padanannya berarti "berhati-hati / sadar akan" (mindful of), "penuh perhatian pada" (attentive to), "menjaga/memelihara (keep), dan "melindungi" (protect).36

Menurut Keathley, "ketika sesuatu menyenangkan kita, kita menjadi asyik akan hal itu dan cenderung untuk melindungi dan menjagainya."37 Jadi, kata "kesukaan"menunjukkan pada

sikap hati yang secara sadar cenderung untuk memperhatikan, memelihara dan melindungi Taurat TUHAN, sehingga tidak lepas atau hilang dari orang yang menyukainya.

Lebih lanjud, menurut Leon J Wood, dalam Theological Wordbook of the Old Testament

(TWOT), kata Jp#j* pada dasarnya berarti merasakan kesukaan yang besar pada sesuatu. Objek kesukaan itu menarik perhatian oleh karena qualitas intrinsik yang ada dalam diri objek itu sendiri. Contoh penggunaan kata ini adalah pada kesukaan seorang laki-laki akan wanita, seperti kesukaan Sikhem, anak Hemor, pada Dina anak Yakub, sehingga ia rela memenuhi persyaratan yang diperlukan guna bisa memiliki Dina (Kej 34:19).38 Itulah kesukaan.

31 Elefson, "Mazmur," 82.

32 Frank Fosdahl. Ibrani. Diktat STII, 17.

33 E. Kautzsch, Gesenius' Hebrew Gramar, (Oxford: Clarendon Press, 1988), 297.

34 Ronald J. Williams. Hebrew Syntax: An Outline (Toronto: University of Toronto Press, reprint.

1986), 44-45

35 Strong. J]p@j* in Dictionary, 42. 36 BDB, J]p@j* in Lexicon, 342.

37 Keathley, "Psalm 1," NET Bible CD.

38 Leon J. Wood. Jp#j* dalam Theological Wordbook of the Old Testament Vol 1, edit. by R. L

(12)

Jadi, kesukaan pada Taurat TUHAN adalah sikap hati yang secara sadar cenderung untuk memperhatikan, memelihara, dan melindungi hukum TUHAN oleh karena adanya nilai mulia yang melekat atau intrinsik dalam Taurat itu sendiri. Kesukaan itu membuat seseorang mau melakukkan apa saja yang diperlukan agar bisa menyatu dengannya dan agar Taurat itu tidak lepas dari dirinya. Sikap hati itu dijalankan secara terus menerus.

5.1.2.2 Merenungkan Taurat itu siang dan malam

Merenungkan Taurat itu merupakan pilihan kedua. Ungkapa yang terpenting dalam baris ini dan yang akan dibahas di sini untuk mendalaminya adalah

hG#h=y\

, "merenungkan." Selain itu hl*y+l*w` <m*oy "siang dan malam."

Kata hG#h=y\ berasal dari kata hg*h* yang ada dalam stem Qal imperfek, orang ke tiga, maskulin tunggal. Kata hg*h*, "merenungkan," ini digunakan 25 kali dalam Perjanjian Lama. Menurut Strong awalnya kata ini berarti "berbisik (dalam kesenangan dan kemarahan) dengan

implikasi maknanya "mempertimbangkan dengan hati-hati atau memenungkan."39 Mengenai

hubungan kedua makna ini, menurut Herbert Wolf, "mungkin sekali Kitab Suci dibaca dengan setengah suara dalam proses perenungannya."40 Alasannya, karena istilah hg*h* digunakan

untuk rancangan jahat orang fasik atau pertimbangan orang benar yang berasal dari hati dan

terungkap dalam kata-kata (Ams 24:2; 15:28). Bagi pemazmur, istilah "renungan / rancangan/ pertimbangan hatiku" itu sejajar dengan "kata-kata dari mulutku" ketika ia membandingkan apa yang dikatakannya dengan apa yang TUHAN sampaikan kepadanya lewat alam dan Kitab Suci.41 Dengan cara yang sama, "membaca Mazmur dengan bersuara

perlahan" bisa diasosiasikan dengan "merenungkan atau mempertimbangkannya." Cara ini mungkin sekali terjadi, karena Kitab Suci dalam bentuk keseluruhannya belum tersedia, sehingga mereka menghafal dan mempertimbangkannya dengan hati-hati (bnd. Maz

119:11).42 Demikianlah mengapa kata hg*h* yang umumnya berarti berbisik, bisa berkembang

menjadi merenung. Dan bahkan lebih luas dari sekedar merenung, sebagaimana dikatakan oleh Keathley berikut:

Ini merupakan istilah yang komprehensif untuk mempelajari dan menerapkan Firman ke dalam kehidupan seseorang. Kata ini meliputi pemikiran mengenai apa yang dimaksudkan Kitab Suci dan bagaimana, kapan, dan dimana itu seharusnya diterapkan. Termasuk di dalamnya adalah membaca,

mendengar, mempelajari, menghafal, sedemikian rupa sehingga seseorang dapat secara akurat merenungkan Kitab Suci dan menerapkannya. 43

Tapi perlu dicatat, ini bukan berarti mengabaikan makna "mengatakan" atau "memproklamirkan." Ditempat lain, khususnya dalam sastrea hikmat, istilah hg*h* ini diterjemahkan sebagai "mengucapkan atau mengatakan" (Ay 27:4; Maz 71:24; Ams 8:7). Contoh yang paling jelas adalah Yosua 1:8. Di situ TUHAN mendorong Yosua untuk

merenungkan dan sekaligus mengatakan Taurat TUHAN. Makana "mengatakan" ini juga tidak salah bila diterapkan dalam Mazmur 1:2 ini.

39 Strong, hg*h* in Dictionary, 32. 40 Herbert Wolf, hg*h* in TWOT, 205. 41 Ibid.

(13)

Jadi, dalam kata hg*h* terkandung makna merenungkan dan sekaligus mengatakan. Ini benar keduanya.

Penggunaan stem Qal imperfek untuk kata merenungkan/mengatakan di sini secara sintaksis memberikan makna tersendiri. Menurut catatan Williams setidaknya ada sembilan fungsi sintaksis dari aspek imperfek ini; fungsi-fungsi yang mungkin diterapkan dalam Mazmur 1:2 adalah tindakan yang belum selesai (incompleted action), kebiasaan hidup atau terjadi berulang-ulang (frequentative and habitual), keinginan (desideratif), kewajiban (obligatif), dan perintah yang kuat (strong command). 44 Manakah yang paling mungkin?

Tampaknya fungsi kebiasaan hiduplah yang menonjol. Alasannya karena ayat sebelumnya, yang merupakan kontras ayat ini, berbicara tentang arah, pandangan, dan aktivitas hidup; bukan aspek waktu yang ditekankan, tapi kebiasaan hidup. Juga, peralihan dari penggunaan

qal perfek pada setiap kata kerja dalam ayat 1, yakni pada kata berjalan/berdiri/duduk, kepada qal imperfek dalam kata kerja ayat 2, yakni pada kata merenungkan, mengarahkan qal imperfek itu pada fungsi kebiasaan. 45 Hal ini didukung oleh adanya frase hl*y+l*w` <m*oy, "siang

dan malam," karena idiom Ibrani ini mempunyai ak a se ara ko sta constantly), secara konsisten (consistently), dan secara teratur (regularly, 46 bukan mengutamakan hurufiah

waktu dua puluh empat jam. Namun demikian, tidaklah salah bila berpikir bahwa dalam "merenungkan"dan"mengatakan"terkandung juga nilai progresivitas, desideratif, obligatif, dan imperatif, meskipun bukan makna utama.

5.2

PENGALAMAN HIDUP ORANG BERBAHAGIA

(MAZMUR 1:3-5)

Dalam bagian kedua ini dari Mazmur ini dikemukakan pengalaman hidup orang yang

berbahagia (1:3-5). Secara Positif orang yang berbahagia itu digambarkan seperti pohon yang subur karena ditanam ditepi aliran air. Kesuburan itu ditandai dengan masa berbuah yang sesuai musim dan daun yang tidak layu. Secara negatif, pengalaman hidupnya tidak suram seperti pengalaman orang fasik yang digambarkan seperti sekam yang ditiupkan angin, maksudnya ia segera lenyap, tidak tahan penghakiman, dan takut berkumpul bersama orang benar.

5.2.1 Secara Positif: Orang Berbahagia seperti Pohon yang Subur

Pengalaman hidup orang percaya digambarkan sebagai Ju@K= hy`h*w+. Adanya waw consecutive

pada kata kerja qal perfek hy`h*w+ ini menunjukan bahwa bagian ini merupakan kelanjutan dari ayat 2 yang aspek kata kerja utama/pertamanya, "merenungkan," adalah qal imperfek. Dengan ini keadaan pohon itu sedang terjadi. Terjemahan untuk klausa ini tepatnya, "Ia

adalah seperti …" Arti ya, keadaa seperti poho ya g su ur terjadi ersa aa de ga

pilihan hidupnya untuk berasosiasi dengan Allah dan tidak sama sekali berdisosiasi dengan kejahatan.

Dengan menggunakan pohon untuk menggabraan keadaan orang berbahagia, tampaknya

kekokohan/kekuatanlah yang mau ditonjolkan. Menurut Strong, istilah Ju@, pohon" berasal

44 Ibid, 3o-33.

(14)

dari akar kata yang makna dasarnya "mengencangkan" atau "menjadikan kuat."47 Pandangan

ini dimiliki juga oleh Keathley yang berkata bahwa

Sebuah pohon menggambarkan stabilitas dan kapasitas untuk tetap berdiri dalam menghadapi badai-badai kehidupan (Yer 17:5-8). Ini merupakan gambaran stabilitas mental, emosional, dan spiritual dalam menghadapi setiap macam situasi (lih Fil 4:11, pp).48

Penggambaran dengan menggunakan pohon ini wajar. Menurut E. W. G Masterman tanah Palestina secara keseluruhan termasuk dalam wilayah botanis (tumbuhan) yang dikenal dengan nama daerah Mediterania dengan sedikitnya 3.500 jenis flora.49 Iklim di sana ditandai

dengan musim panas yang menyengat dan sangat kering, musim dingin yang cukup sejuk. Akibatnya pohon-pohon tumbuh pada musim semi, "istirahat" pada musim panas dan kering, tumbuh lagi pada musim gugur, namun banyak yang mati karena terik matahari

berkepanjangan yang amat panas dan tidak adanya air selama lima sampai enam bulan.50

Dari latar belakang botanis seperti itu pemazmur menggambarkan stabilitas orang yang berasosiasi dengan Taurat TUHAN sebagai pohon yang subur. Ada tiga ciri pohon yang baik itu.

5.2.1.1 Pohon itu ditanam di tepi aliran air

Secara substansil air merupakan unsur penting bagi kehidupan. Para filsuf Yunani percaya bahwa segala sesuatu awalnya terbuat dari air; demikian juga dengan Al Quran.51 Terlebih

lagi di daerah Palestina, yang langka air karena iklim dan tanahnya yang berkapur dan berlubang, air menjadi barang yang sangat berharga.

Secara khusus di padang gurun Palestina selatan sebuah oase menjadi tempat berlindung dari terik matahari yang menyengat, tempat untuk beristirahat dan untuk mendapatkan kesegaran; selain itu oase juga

merupakan pengingat yang kuat akan sebuah taman yang diairi dengan baik dan penuh dengan pepohonan, namun terhilang karena dosa manusia.52

Mazmur 1:3 menyatakan bahwa orang yang berasosiasi dengan Tuhan dan firmannya digambarkan seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air. Air yang dimaksudkan di sini bersifat konstan. Menurut Jamieson, Fauset, dan Brown

[Sungai]—palgee; secara literal, 'bagian-bagian:' cara orang Timur dalam mengairi pepohonan di suatu taman dengan membagi air dari waduk atau sumur ke tengah-tengah anak sungai, untuk mengalir di sepanjang barisan

47 Strong, Ju@ in Biblesoft' New Exhautive Strong Numbers and Concordance with Expanded Greek-Hebrew Dictionary in PC Study Bible for Windows version 2,1G, by James Gilbertson, (Seatle: Biblesoft.

48 Keathley, "Psalm 1, "NET Bible CD.

49 E. W. G Masterman, "Botany" in International Standard Bible Encyclopedia, Edit. James Orr, in

PC Study Bible for Windows version 2,1G by James Gilbertson (Seattle: Biblesoft, October 1997).

50 Ibid.

(15)

pepohonan, sehingga meskipun tidak ada air hujan, tetap memberikan persediaan buatan bagi irigasi. 53

Kata yang diterjemahkan sebagai "ditanam" di sini adalah lWtv*. Kata ini berada dalam stem qal partisif pasif berasal dari kata lt^v*, "mencangkok"(to transplant),54 namun dalam banyak

versi, misalnya NIV, KJV, NKJV, NASV, LAI, diterjemahkan sebagai "ditanam." Menurut Keathley, perbedaan antara keduanya sangat kaya dan signifikan: menanam berarti menyebabkan mengambil akar, menjadi berdiri kokoh untuk tujuan stabilitas, nutrisi, pertumbuhan, dan akhirnya produksi; transplantasi termasuk ini, tetapi lebih luas, karena di dalamnya ada tindakan pencabutan suatu tanaman dari satu lingkungan dan menamnya kembali di lingkungan lain yang lebih kondusif untuk produksi, pertumbuhan, dan stabilitas.55

Bentuk pasif dari partisif ini menunjukkan bahwa pentransplantasian itu bukan merupakan hasil usaha dari orang yang berbahagia itu. Pentransplantasian itu merupakan karya kuasa dari atas, merupakan anugerah.56 Jadi, orang yang telah berdisosiasi dengan orang berdosa

dan sedang berasosiasi dengan Taurat TUHAN ditransplantasikan ke lingkungan yang kondusif bagi kehidupan dan produktivitas.

5.2.1.2 Pohon itu Berbuah pada Waktunya

Ini adalah ciri kedua dari pohon yang subur. oTu!B= /T@y] oyr+P! rv#a&. Ada dua kemungkinan terjemahan hurufiahnya di sini, pertama, "yang sedang/akan memberikan buahnya pada waktunya." Kedua, "yang buahnya57 matang pada waktunya." Terjemahan pertama

umumnya diterima, karena dorongan sense of linguistik; tapi mengingat tidak adanya tanda objek langung ta@ di depan kata "buah," maka pikiran itu wajar. Namun demikian,

terjemahan manapun yang dipilih, maksud dari pemazmur bisa difahami: buah pohon itu bermanfaat.

Ada permasalahan tekstual di sini. K. Elliger dan W. Rudolph mencatat bahwa fragmen-fragmen Ibrani dari Cairo Geniza menghilangkan kata rv#a&, "yang."58 Dengan ini

terjemahannya menjadi "ia akan memberikan buahnya pada waktunya." Tidak ada

perubahan makna yang penting di sini. Tampaknya kesalahan ini tidak disengaja, karena ayat ini begitu akrab dan dikenal, dan merasa sudah hafal, meskipun tidak kata per kata, sehingga penyalinanan tidak melihat naskah, tapi cukup dihafal.59

5.2.1.3 Pohon itu Tidak Layu Daunnya

Ini adalah ciri ketiga dari pohon yang subur, daunnya tidak layu. Ini mengacu pada

kemampuan bertahan dalam menghadapi situasi. Kata yang diterjemahkan sebagai "tidak

53 Jamieson, Fausset, and Brown. "Psalm 1:3" in Biblesoft' Jamieson, Fauset, and Brown.Commentary in PC Study Bible for Window.

54 Strong, lt^v in Biblesoft Dictionary. 55 Keathley, "Psalm 1, "NET Bible CD.

56 Matthew Henry. Matthew Henry's Commentary on the Whole Bible in in PC Study Bible for

Windows version 2,1G by James Gilbertson (Seattle: Biblesoft, October 1997).

57 Owens menggabungkan relative pronoun "yang" dengan kata buah, "yang buahnya." bnd.

John Joseph Owen. "Psalms 1:3" in Analytical Key to the Old Testament vol. 3. (Grand Rapids: Baker Book House, 1991), 259.

58 K Elliger and W. Rudolph. Biblia Hebraica Stuttgartensia.

59 Ellis R. Brotzman. Old Testament Textual Criticism, A Practical Introduction. (Grand Rapids:

(16)

akan layu" adalah loBy]Áaý. Stem qal imperfek pada kata ini menunjukkan stabilitas dan daya tahan pohon itu. Sumbernya adalah hubungannya dengan air kehidupan itu.

5.2.1.4 Orang Pencita Alkitab itu sukses

Ini adalah kesimpulan dari figurasi ayat 3 ini. Ini merupakan janji yang TUHAN berikan kepada Yosua (Yos 1:8). Orang yang kesukaannya Taurat TUHAN yang merenungkan dan

memberitakannya disebut berbahagia, karena j^yl!x=y~ hc#u&y~Árv#a& lk)w+, "dan apa saja yang ia perbuat akan berhasil." Apakah ini artinya selalu sukses?

Kata penting untuk memahami klausa ini adalah dan j^yl!x=y~, "berhasil." Arti dasarnya adalah Hl^x* "mendorong ke depan" (to push forward)60 Dalam King James Version kata ini

digunakan dengan arti break out, come, go over, be good, be profitable, dan be prosperous. Menurut BDB, dalam PL kata ini digunakan dengan arti "memajukan" (to advance),

"memakmurkan" (to prosper), "membuat kemajuan" (to make progress), sukses, berhasil (to succeed), "menguntungkan" (to be profitable).61 Dalam Mazmur 1:3 kata ini berada dalam

stem hiphil, sehingga, menurut BDB, ada dua kelompok makna. Pertama, bersifat kausatif dan bisa berarti "membuat makmur, membawa kesuksesan, menyebabkan makmur. Kedua, bersifat deklaratif, memperlihatkan atau mengalami kemakmuran, memakmurkan.62 Inti dari

semuanya adalah "mencapai secara memuaskan apa yang dituju."63

Yosua 1:8 memperlihatkan bahwa keberhasilan "mencapai secara memuaskan apa yang dituju" itu berada dalam konteks perjannian dengan TUHAN, yakni adanya tugas atau pekerjaan yang dipercayai Allah untuk merebut tanah Perjanjian. Mazmur 1:3 juga harus dilihat dari perspektif perjanjian dengan TUHAN, yakni mencapai apa yang dikehendaki ilahi. Ross mengatakan bahwa keberhasilan itu bererti "sampai pada penggenapan yang diarahkan ilahi."64 Dari sisi ini apa yang dinilai Allah berhasil belum tentu sama dengan manusia. Allah

melihat hati, tetapi manusia melihat wajah.

5.2.2 Secara Negatif: Orang yang Berbahagia Tidak Suram (seperti orang jahat)

Setelah menggambarkan keadaan hidup orang berbahagia sebagai pohon, selanjudnya pemazmur menggambarkan keadaan hidup orang fasik dan orang berdosa. Hal ini terlihat dari digunakannya juga paralelisme emblematik dalam 1: 4 ini sebegaimana untuk ayat 3, sehingga keduanya (ay. 3 dan 4) membentuk sebuah stanza. Frase yang diterjemahkan "bukan demikian" memperlihatkan adanya hubungan dengan ayat 2 dan menunjukkan kebalikkan dari keadaan orang benar yang digambarkan dalam ayat 2. Secara implisit ini menggambarkan keadaan hidup orang benar dari perspektif orang fasik, yakni hidup orang benar itu tidak suram seperti kehidupan orang fasik.

Keadaan hidup orang fasik digambarkan sebagai "sekam yang ditiupkan angin." Artinya kehidupan orang fasik sangat rapuh dan tidak stabil. Berbeda dari orang benar yang

ditanamkan kuat berakar dalam tanah dekat aliran air, sehingga tetap stabil walapun diterpa angin ribut dan terik cahaya matahari, orang fasik "sedikit waktu lagi, maka lenyaplah orang fasik; jika engkau memperhatikan tempatnya, maka ia sudah tidak ada lagi" (Maz 37:10).

60 Strong, Hl^x* in Biblesoft Dictionary.

61 BDB, "tsalach or tsaleach" in The Online Bible Thayer's Greek Lexicon and Brown Driver & Brigg's Hebrew Lexicon of the PC Study Bible version 2.1G.

62 Ibid.

(17)

Mengapa demikian? Menurut Vine dalam Bahasa Arab, padanan dari kata <yu!v*r+h*, "orang fasik," mengandung makna "lepas, tidak terikat." Karena itu dosa fasik ini sering dikaitkan dengan kekacauan dan kerusuhan.65 Tetapi makna sesungguhnya adalah "tidak adanya

sedikitpun komitmen pada nilai-nilai moral ilahi, pada hukum, pada kebenaran, dan pada firman Allah." Sebagai akibatnya, orang fasik tidak memiliki ikatan persekutuan dengan Allah, mudah lenyap, dan bahkan meskipun sekedar oleh angin biasa dan menyegarkan.

Karena itu orang fasik tidak tahan pada penghakiman. Penggunaan stem imperfek pada kata Wmq%y`, "tahan," tampaknya mengacu pada penghakiman besar pada hari terakhir. Namun demikian ini tidak berarti mengabaikan penghakiman yang umum sifatnya. Bahkan menurut Barnes ini sesungguhnya ini bersifat umum: di mana moralitas dan kebenaran karakter dituntut, orang fasik tidak akan bisa bertahan.66

Hal yang sama juga terjadi pada orang berdosa. Mereka tidak akan tahan untuk duduk dalam perkumpulan orang benar. Mereka merasa tidak mood, gelisah, takut, dan malu berada dalam kumpulan orang benar. Mereka tentunya tidak akan bisa turut dalam persekutuan dengan Allah di sorga kelak.

Inilah kehidupan orang fasik dan berdosa. Susah dan suram! Tetapi orang benar, cerah dan ceria! Semuanya ini tergantung pada pilihan hidup untuk berasosiasi dengan Taurat TUHAN atau dengan orang jahat. Berbagahagialah orang yang memilioh TUHAN.

5.3

MASA DEPAN HIDUP ORANG BENAR

(MAZMUR 1:6)

Ini adalah bagian ke tiga dari Mazmur 1 ini. Di dalamnya dikemukakan masa depan hidup orang benar. Secara positif jalan hidup orang benar dikenal TUHAN. Secara negatif, dilihat dari perspektif orang fasik, orang benar tidak akan binasa. Konjungsi yK!, "karena,"

menunjukkan adanya hubungan dengan ayat-ayat sebelumnya. Secara khusus kata yK! ini merupakan sebab dari stanza ataui bagian kedua dari Mazmur 1. Sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, maka ia pasti berhasil; sebab orang fasik menuju kebinasaan, maka ia tidak akan tahan akan penghakiman.

5.3.1 Jalan Orang Benar: Secara Positif Dikenal TUHAN

TUHAN mengenal jalan orang benar. Apakah maksudnya "mengenal"? Kata u^d@oy, "mengenal, "ini penggunaannya sangat luas dan beragam. New International Version menterjemahkannya sebagai watch over, "mengawasi atas." Artinya TUHAN menjaga dan melindungi orang benar. Tetapi lebih luas dari itu. Menurut Keathley:

Kata ini sering digunakan dalam Alkitab dengan makna yang bersifat protektif dan mengacu pada tindakan pemeliharaan dan kasih Allah, yang meliputi keamanan kekal orang percaya dan penyediaan ilahi-Nya. Ini berarti Allah dengan hati-hati memperhatikanm dan mengawasi orang benar. NIV menterjemahkannya sebagai watch over (menjaga, pen.).67

Subjeknya dari kata kerja "mengetahui" ini adalah TUHAN, nama diri Allah Israel, maka jelaslah ini menunjukkan pada adanya persekutuan dengan Allah yang diikat dengan

65 W. E Vine. "Sin" in Vine's Expository Dictionary of Biblical Words in PC Study Bible. 66 Albert Barnes, "Psalm 1:5" in Barnes' Notes in PC Study Bible.

(18)

perjanjian. Dalam konteks ikatan ini TUHAN berjanji menyertai orang Israel kalau mereka setia pada isi perjanjian itu, yakni Taurat TUHAN (Ul. 28). Artinya TUHAN menuntun dan memimpin "keseluruhan cara hidup seseorang termasuk apa yang mengarhkannya dan apa hasilnya."68 Dan, stem qal aktif partisif pada kata ini menunjukkan bahwa tindakan ini

sederhana, jelas dan berkelanjutan.69

5.3.2 Jalan Orang Benar Secara Negatif Tidak Menuju Kebinasaan

Secara negatif jalan hidup orang benar adalah tidak binasa. Kebinasaan merupakan jalan hidup orang fasik. Ini adalah kebalikkan dari jalan hidup orang benar: Ia akan binasa.

Kata db@aT) yang diterjemahkan sebagai binasa ini makna dasarnya berarti tersesat. Implikasi dari makna ini adalah kehilangan dan kebinasaan. Dari segi konteksnya, kebinasaan ini berarti bebas dari TUHAN. Secara theologis ini berarti keterpisahan dari persekutuan dengan TUHAN. Ini berarti terlepas dari segala kebaikan dan kasih TUHAN.

Stem qal imperfek menunjukkan bahwa keterpisahan atau kebinasaan itu masih belum selesai. Artinya keterpisahan sudah ada, tetapi akan mencapai klimaksnya kelak. Pada klimaksnya kelak, keterpisahan itu bersifat absolut. Artinya tidak ada lagi sedikitpun kasih dan kebaikan TUHAN bisa dirasakan. Apa yang ada tinggal adalah ratap tangis dan kertak gigi. Inilah kebinasaan itu!

5.4

KESIMPULAN DAN PENERAPAN

5.4.1 Kesimpulan

Kebahagiaan sejati bisa terjadi karena pilihan hidup untuk berasosiasi dengan TUHAN, yakni

menyukai Taurat-Nya, merenungkan dan memperkatakan Taurat-Nya dengan tak henti-hentinya, dan pilihan hidup untuk secara mutlak berdisosiasi dengan orang fasik, orang berdosa, dan para pencemooh. Kebahagiaan ini terjadi karena orang benar

ditransplantasikan kedalam lingkungan hidup yang ada dalam penjagaan, pimpinan, dan pemeliharaan TUHAN, sehingga ia sukses di mata TUHAN, meskipun jalan hidup yang ditempuh penuh kesusahan. Pengalaman hidup orang berdosa adalah sebaliknya, yakni kekacauan dan berujung pada keterpisahan absolut dengan TUHAN dimana hanya ada ratap tangis dan kertak gigi.

Meskipun Mazmur ini ditulis dalam konteks Israel, tetapi prinsifnya tetap berlaku, terlebih lagi dalam masa anugerah ini dimana Allah berbicara lewat Anak-Nya sendiri yang adalah "cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan." Yesus berkata, "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya" (luk 11:28). "Sesungguhnya Aku datang segera. Berbahagialah orang yang menuruti perkataan-perkataan nubuat kitab ini" (Why 22:7).

5.4.2 Penerapan

Bagi saya saat lewat studi eksegesis ini TUHAN menerangi hati saya bahwa lingkungan kondusif bagi pertumbuhan dan produktivitas hidup rohani yang sayang inginkan tidak bisa dilihat secara geografis dan tidak perlu biaya. Cukup berikan hati, waktu, dan komitmen

68 Ross. "Psalms 1" in Commentary, p. 791.

69 Spiros Zodhiates. "Grammatical Notations" in The Complete Word Study Old Testament.

(19)
(20)

DAFTAR

ACUAN

Buku-buku:

Archer, Gleason. A Survey of Old Testament Introduction. Chicago: Moody Press, 1994. Brotzman, Ellis R. Old Testament Textual Criticism, A Practical Introduction. Grand Rapids:

Baker Book House1994.

Brown, Francis. Driver, S.R., dan Briggs, C. A. A Hebrew and English Lexiconof the Old Testament. Oxford: Clarendon Press, reprint. 1951.

Delitzsch, F. Commentary on the Old Testament Vol. 5. Trans. Francis Bolton Massachusetts: Hendrickson Publisher, 1996.

Harris, R. L (Edit.). Theological Wordbook of the Old Testament Vol 1. Chicago: Moody Press, 1981.

Kautzsch, E. Gesenius' Hebrew Grama. (Oxford: Clarendon Press, 1988.

Kidner, Derek. An Introduction and Commentary on Books I and II of the Psalms. Leicester: Intervarsity Press, reprinted 1977.

Kirkpatrick, A. F. The Book of Psalms. Cambridge: University Press, 1957.

LaSor, W.S., Hubbard, D. A., dan Bush, F.W. Pengantar Perjanjian Lama 2. Jakarta BPK Gunung Mulia, 1994.

Longman III, Tremper. Bagaimana Menganalisa Kitab Mazmur? Pent. Cornelius Kuswanto. Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1992.

Owen, John Joseph. Analytical Key to the Old Testament vol. 3. Grand Rapids: Baker Book House, 1991.

Strong, James, "A Concise Dictionary of the words in The Hebrew Bible" in The Complete Word Study Old Testament. Edit. Spiros Zodhiates. Chattanooga: AMG Publisher, 1992.

VanGemeren, Willem A. "Psalms" in The Expositor's Bible Commentary, gen. Ed. Frank E. Gaebelein. Grand Rapids: Zondervan Publishing House, 1991.

Walvoord, J. F., and Zuck , R. B (Ed.). The Bible Knowledge Commentary. USA: SP Publications, 1985.

Williams, Ronald J.. Hebrew Syntax: An Outline. Toronto: University of Toronto Press, reprint. 1986.

Zodhiates, Spiros. The Complete Word Study Old Testament. Chattanooga: AMG Publisher, 1994.

(21)

Gilbertson, James. PC Study Bible for Windows version 2,1G. Seattle: Biblesoft, October 1997. Berikut ini acuan yang dipakai dalam Compact Disket ini:

Barnes, Albert. Barnes' Notes in PC Study Bible.

BDB The Online Bible Thayer's Greek Lexicon and Brown Driver & Brigg's Hebrew Lexicon in PC Study Bible.

Henry, Matthew. Matthew Henry's Commentary on the Whole Bible in PC Study Bible for Windows version 2,1G by James Gilbertson (Seattle: Biblesoft, October 1997). Jamieson, Fausset, and Brown. Biblesoft' Jamieson, Fauset, and Brown.Commentary in

PC Study Bible for Windows Version 2,1G.

Orr, James (Edit.). International Standard Bible Encyclopedi. in PC Study Bible for Windows version 2,1G.

Strong, James. Biblesoft' New Exhautive Strong Numbers and Concordance with Expanded Greek-Hebrew Dictionary in PC Study Bible for Windows version 2,1G. Vine, W. E. Vine's Expository Dictionary of Biblical Words in PC Study Bible.

NET Bible CD Version 8,61 :

Herrick, Grek. Psalm 1: Two Ways of Life in NET Bible Compact Disk Version 8,61 (Biblical Studies Press, 1998).

Keathley III, J. Hampton. Psalm 1: Two Ways of Life in NET Bible Compact Disk Version 8,61.

Quick Verse Complete Bible Study Software. Iowa: Parson Tekhnology, Inc. : Robert, Young. Young's Literal Translationof the Bible in Quick Verse

Alkitab

Biblia Hebraica Stuttgartensia by K Elliger and W. Rudolph. Stuttgart: Deutsche Biblegesellschaft .

Perjanjian Baru, Indonesia-Yunani. Jakarta: LAI, 1989.

Diktat Kuliah

Referensi

Dokumen terkait

dan (75%) mahasiswa yang menjadi responden menyatakan sangat setuju dengan channel Youtube Tasya Farasya digunakan sebagai sumber belajar alternatif di Program

Hasil wawancara dengan salah seorang Kasi Tapem di Kecamatan Pinggir diperoleh informasi bahwa aparatur sejauh ini melaksanakan tugas- tugasnya sesuai dengan

Oleh sebab itulah, untuk tujuan penyimpanan karbon pada ekosistem pesisir, maka lahan yang tergenang dan ditumbuhi oleh vegetasi mangrove lebih baik dan stabil dibandingkan

E-Course Sukses Berbisnis di Internet dalam 29 Hari Halaman 10 Hak Cipta © 2008 oleh BelajarBisnisInternet.com v1.0 - Agustus 2008 Jadi jika Anda ingin menghasilkan cash

Pendidikan Akhlak Tasawuf Menurut Syaikh Abdullah Bin Husain Ba‟alawi (Telaah Kitab Sullam Taufiq).. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Packed Red Cell mungkin dapat meningkatkan pasokan hemin sebagai unsur yang diperlukan H.influenza dalam pertumbuhannya.. banyak eritrosit yang ditambahkan, semakin

karena mempunyai gagasan lain dalam mendesain jaring- jaring tabung, lancar dalam menggunakan gagasannya. Tetapi subjek 2 dapat dapat menerapkan konsep tentang

Cacing dewasa yang mengembara dalam jaringan Cacing dewasa yang mengembara dalam jaringan subkutan dan mikrofilaria dalam darah seringkali tidak subkutan dan