• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perjanjian Versailles Terhadap Perkemban HUKUM INTERNASIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perjanjian Versailles Terhadap Perkemban HUKUM INTERNASIONAL "

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Hukum Internasional, sebagaimana paham lazim yang diketahui oleh masyarakat pada umumnya yaitu hukum antar negara-negara. Menurut Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, SH. MH, Hukum Internasional ialah keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara antara negara dengan negara, negara dengan subjek hukum lain bukan negara atau subjek hukum bukan negara satu sama lain1.

Sejarah dan perkembangan hukum internasional sudah sangat tua, bukan hanya hubungan antara negara-negara yang terlihat seperti sekarang ini. Kembali pada zaman sebelum-sebelumnya ada beberapa masa dimana pada masa itu memberikan kontribusi terhadap perkembangan hukum internasional seperti masa klasik dengan berbagai kebudayaan yang ada yaitu, india, yahudi, yunani, dan romawi.

Dalam perkembangan hukum internasional pada zaman moden seperti sekarang tentu tidak lepas dengan lahirnya masyarakat internasional yang didasarkan atas negara-negara nasional yang pada akhirnya memunculkan Perjanjian Perdamaian Westphalia yang mengakhiri perang tiga puluh tahun di Eropa. Selain itu, Perang Dunia ke-I juga memunculkan Perjanjian Perdamaian

1 Mochtar Kusumaatmaja dan Etty R. Agoes. Pengantar Hukum Internasional. Bandung: PT. Alumni,

(2)

Versailles yang ditandatangani oleh Jerman dan negara bekas lawannya. Adanya Perjanjian Versailles ini berperan dalam pembentukan organisasi internasional yang dikenal dengan Liga Bangsa-Bangsa (LBB) juga pembentuakan hal-hal lainnya. Oleh karena itu, dalam tulisan ini akan memuat ‘’Perkembangan Hukum Internasional Dari Perjanjian Versailles.’’

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah itu perjanjian versailles?

2. Bagaimana perjanjian versailles terhadap perkembangan hukum internasional?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang apa itu perjanjian versailles.

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perjanjian Versailles

Meletusnya Perang Dunia I (1914-1918), merupakan lembaran hitam dalam perjalanan sejarah masyarakat internasional. Perang Dunia I hampir saja memporak-porandakan tata kehidupan masyarakat internasional pada masa itu, padahal dasar-dasamya dengan susah payah telah diletakkan selama berabad-abad sebelumnya. Setelah berakhirnya Perang Dunia I, satu modal utama yang masih melekat pada masyarakat Internasional (negara-negara) adalah adanya kesadaran, bahwa perang atau kekerasan bukanlah merupakan cara terbaik untuk menyelesaikan sengketa. Bahkan dengan belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, muncullah keinginan-keinginan untuk mencegah dan menghapuskan peperangan yang pada hakekatnya hanyalah sebagai sarana untuk menghancurkan eksistensi umat manusia, meskipun sebenarnya sudah ada prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah hukum yang mengaturnya.2

Perang Dunia ke-I diakhiri dengan perjanjian Perdamaian Versailles (1919) antara negara-negara sekutu dengan Jerman, diikuti oleh Perjanjian Perdamaian Saint-Germain (1919) dengan Austria, Perjanjian Perdamaian Neuilly (1919) dengan Bulgaria, dan Perjanjian Perdamaian Trianon (1920) dengan Hungaria. Perjanjian-perjanjian ini mempunyai scope yuridis yang jauh lebih luas

(4)

dibandingkan dengan setiap perjanjian perdamaian lain sebelumnya. Sebagai prototype daripadanya, kita ambil Perjanjian Versailles yang mulai efektif pada tanggal 10 januari 1920.3

Adapun pokok-pokok isi Perjanjian Versailles adalah sebagai berikut4 :Tentang wilayah dan jajahan kepada Afrika Selatan, Afrika Timur kepada Inggris, serta Kamerun dan Togo kepada Inggris.

4. Jerman menguki kemerdekaan Belgia, Polandia, Cekoslowakia dan Austria.  Bidang militer

1. Jerman hanya diperbolehkan memiliki angkatan perang sebanyak 100.000 orang, dan dilarang mengadakan rekrut baru.

2. Angkatan lautnya dibatasi hanya boleh memiliki kapal perang yang terbatas (24) kapal tanpa kapal selam.

3. Jerman harus menghancurkan benteng-benteng pertahanannya.

3 Arthur Nussbaum dan Sam Suhaedi Admawiria. Sedjarah Hukum Internasional. Bandung: Binatjipta,

1970. Hal 192.

4 Isi Pokok Perjanjian Versailles.

(5)

Bidang ekonomi

Jerman wajib membayar ganti, kerugian perang atas hancurnya harta termasuk peralatan perang. Perang Dunia I yang berlangsung selama 4 tahun telah menelan korban 8,5 juta orang meninggal, 29 juta luka-luka atau hidup cacat, dan kehancuran harta benda yang tak ternilai.

2.2 Perjanjian Versailles Terhadap Perkembangan Hukum Internasional

Keberhasilan membangun struktur masyarakat Internasional baru selama masa 1648-1907 yang ditandai dengan keberhasilan mempertahankan hak hidup dan eksistensi negara-negara nasional sebagai kesatuan-kesatuan politik yang merdeka, berdaulat, dan sama derajat, serta keberhasilan memperkenalkan konperensi-konperensi internasional sebagai media untuk membentuk hukum Internasional maupun organisasi-organisasi internasional, semakin memantapkan usaha untuk mewujudkan konsolidasi ini. Selanjutnya, berbagai pembenahan sesudah tahun 1907 menunjukkan, bahwa masyarakat internasional yang terdiri dari negara-negara dan organisasi-organisasi internasional semakin menampakkan kedewasaannya.5

A. Liga Bangsa-Bangsa (League of Nations)

(6)

ide Liga Bangsa-Bangsa rupanya dicetuskan pertama-tama diwaktu Perang Dunia ke-I, walaupun tidak disertai wibawa yang begitu kuat6.

Presiden Wilson sendiri menganggap rencana pembentukan Liga Bangsa-Bangsa sebagai berasal dari Amerika Serikat. Nama yang dipilih untuk organisasi ini tidaklah tepat, karena Liga merupakan organisasi negara-negara, bukan organisasi bangsa-bangsa, tetapi pilihan atas nama itu tepat menghubungkan Liga dengan ‘’hukum bangsa” dan dengan cita-cita dan nilai-nilai historis yang bersangkutan dengan konsepsi Liga7.

Kegiatan-kegiatan Liga dimulai pada permulaan tahun 1920 setelah ratifikasi Perjanjian Versailles. Sejak permulaan, keefektifan kerja Liga terhambat oleh absensi Amerika Serikat dari keanggotaan Liga, yang sebetulnya diharapkan untuk sebegitu jauh menjadi faktor moderator8. Liga Bangsa-Bangsa ini ternyata tidak berumur panjang. Perang Dunia II yang meletus pada tahun 1939 dan diperluas dengan. Perang Asia Timur Raya yang meletus ketika Jepang membom pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat, Pearl Harbour di Hawaii pada tanggal 7 Desember 1941, merupakan peristiwa yang kedua kalinya memporak-porandakan struktur masyarakat internasional yang sebenarnya sudah mulai mapan. Meletusnya Perang Dunia II pada sisi lain dapat dipandang sebagai kegagalan dari Liga Bangsa-Bangsa dalam usahanya mewujudkan ketertiban, keamanan, dan perdamaian dunia9.

Fungsi-fungsi politik LBB mempunyai sifat berganda; disatu pihak ia dibebani tugas-tugas khusus mengenai pelaksanaan perjanjian-perjanjian

6 Arthur Nussbaum dan Sam Suhaedi Admawiria. Loc.cit 7 Ibid. Hal 193

8 Ibid. Hal 193-194

(7)

perdamaian dan dilain pihak ia berbakti kepada pencapaian perdamaian dan keamanan internasional10.

Walaupun demikian, kita boleh menghargai jasa Liga secara spiritual dan politik dengan tercapainya Pakta Locarno 1925, dalam mana Prancis, Jerman dan Belgia berjanji bersama-sama untuk menjalankan politik non agressi, sedangkan disamping itu serentak keutuhan garis-garis perbatasan wilayah mereka dijamin oleh Inggris dan Itali11.

B. Pakta Paris (Briand-Kellog Pact)

Pada hakekatnya, bendirinya organisasi-onganisasi internasional adalah sebagai perwujudan dari kerjasama internasional antara negara-negana untuk mencapai suatu tujuan tertentu, dengan kata lain, organisasi internasional berfungsi sebagai sarana kerjasama internasional yang dilembagakan. Perundingan-perundingan bilateral maupun konperensi-konperensi internasional multilateral tetap merupakan jalur yang diandalkan sebagai sarana untuk mencapai tujuan. Sebuah perjanjian bilateral yang patut dicatat disini, yakni Pakta Briand-Kellog (Briand-Kellog Pact) pada tahun 1928, merupakan hasil dari perundingan bilateral antara Amerika Serikat yang diwakili Menteri Luar Negerinya yang bernama Kellog, dan Perancis yang diwakili oleh Menteri Luar negerinya, yaitu Briand12.

Suatu usaha dramatis lainnya kearah pencapaian perdamaian internasional Pakta Briad-Kellog mengemukakan cara antarnegara yang klasik. Negara-negara penandatanganan Pakta Kellogg menghapuskan perang sebagai alat politik

10 Arthur Nussbaum dan Sam Suhaedi Admawiria. Op.Cit. Hal 195 11Ibid.

(8)

nasional dalam hubungan-hubungan antara mereka, dan mereka berjanji untuk mencari penyelesaian persengketaan-persengketaan hanya dengan cara damai. Banyak orang beranggapan bahwa Pakta Kellogg membuka suatu zaman baru untuk hukum internasional, tetapi anggapan demikian segera lenyap lagi. Pakta ini samasekali tidak merintangi negara-negara penandatangan dalam mengejar rencana-rencananya yang agresif dan bermusuh. Ketika jepang, salah satu dari negara-negara penandatanganan Pakta Kellogg, menyerbu Manchuria ditahun 1931, Menlu Amerika Serikat, Stimson, menyatakan bahwa negaranya tidak dapat mengakui legalitas setiap situasi atau persetujuan yang dihasilkan dengan cara-cara yang melanggar Pakta Kellogg13.

Dalam tujuan tidak terdapat pertentangan antara perjanjian briand-kellogg untuk melarang peperangan maupun Liga Bangsa-Bangsa untuk menjamin kedamaian. Kedua organisasi internasional ini telah menambah satu dimensi baru pada masyarakat internasional modern yang sangat besar artinya dalam perkembangan masyarakat internasional yaitu fenomena organisasi atau lembaga internasional yang melintasi batas-batas negara dan mempunyai wewenang dan tugas di samping dan kadang-kadang di atas kekuasaan negara-negara nasional14.

C. Aspek-Aspek Lain Dari Perjanjian Versailles

Unsur hukum-politik dalam perjanjian-perjanjian perdamaian yang paling menarik dipandang dari segi perkembangan sejarah hukum internasional, selain pembentukan LBB, barangkali adalah lembaga mandat (mandate), dengan mana wilayah-wilayah yang diserahkan, sebagai cessie, oleh negara-negara yang kalah perang dipercayakan untuk pemerintahannya kepada berbagai

(9)

negara sekutu. Sistem mandat ini, sebagai lembaga baru dalam hukum internasional , merupakan pengganti untuk anexasi yang dimasa lampau menjadi cara penyelesaian yang lazim bagi soal perwilayahan, yang diperlakukan oleh negara pemenang terhadap negara yang dikalahkan15.

Aspek-aspek penting lainnya bagi sejarah hukum internasional disajikan oleh ketentuan-ketentuan Perjanjian Versailles mengenai tanggung jawab atas perang dan atas tindakan-tindakan peperangan. Menurut Pasal 231, negara-negara pemenang menetapkan, dan Jerman menerima, tanggung jawab Jerman dan negara sekutunya atas kerugian dan kerusakan yang diderita oleh negara-negara pemenang dan warga bangsa-bangsanya sebagai akibat perang yang dipaksakan kepada mereka karena agressi Jerman dan kawan-kawannya16.

Diantara sumbangan-sumbangan orisinil dari Liga terdapat dua Perjanjian-perjanjian Jenewa mengenai arbitrasi dibidang perdagangan dari tahun 1923 dan 1927 yang menetapkan (1) mengikatnya klausula-klausula arbitasi dibidang perdagangan , kepada pihak-pihak perorangan dari berbagai Negara, dan (2) kemampuan pelaksanaan keputusan-keputusan arbitral yang diberikan atas dasar klausula-klausula itu. Meskipun konvensi ini juga diratifikasi oleh banyak sekali negara-negara besar, namun tidak dikenal pelaksanaan praktis daripadanya17.

Hasil-hasil yang lebih baik dicapai dalam hukum internasional mengenai komunikasi, terutama melalui konvensi multilateral dari tahun 1923 mengenai pengaturan perhubungan kereta api secara internasional, yang bertujuan kepada penetapan keseragaman dalam segi-segi teknik dari perhubungan kereta api. Perhubungan udara internasional diatur untuk sebagian besar diluar lingkungan 15 Arthur Nussbaum dan Sam Suhaedi Admawiria. Loc.Cit

(10)

Liga oleh Komisi Internasional untuk Navigasi Udara, yang didirikan oleh Konversi Paris untuk Pengarutan Navigasi Udara (Convention for the Regulation of Aerial Navigation) dari tahun 191918.

Diantara konvensi-konvensi yang diadakan dibawah prakarsa LBB, paling penting ialah Konvensi dari tahun 1923 untuk penindasan penyebaran dan perdagangan publikasi-publikasi cabul, dan perubahan-perubahan dari beberapa konvensi-konvensi lama tentang candu, perbudakan, dan perdagangan wanita dan anak-anak. Hukum internasional menjadi objek langsung dari Konperensi Pertama (dan hanya satu-satunya ini) untuk Kodifikasi Progresif Hukum Internasional, yang diselenggarakan di Den Haag ditahun 1930 dibawah prakarsa LBB, tetapi hasil-hasil konperensi sangat tidak memuaskan19. Sesuai dengan namanya, Konperensi Den Haag 1930 ini berusaha untuk mengkodifikasikan berbagai bidang hukum internasional. Konperensi ini telah menghasilkan beberapa konvensi internasional yang sangat berarti bagi pertumbuhan dan perkembangan hukum internasional pada kurun waktu tersebut, seperti Konvensi tentang Wesel, Cek, dan Aksep, konvensi tentang orang-orang yang berkewarganegaraan dan tanpa kewarganegaraan20.

Selain dari Liga, Organisasi Buruh Internasional (International Labor Organization) (ILO) memainkan peranan penting dalam bidang non-politik. Meskipun tergabung kepada Liga, pada umumnya ILO merupakan lembaga yang berdiri sendiri, dan beberapa negara anggotanya tidak masuk kedalam keanggotaan Liga, seperti Amerika Serikat, yang menjadi anggota ILO mulai tahun 1934. ILO terdiri dari Majelis Umum Wakil-wakil (General Conference),

18 Ibid.

19 Ibid. Hal 200

(11)

yang bersidang paling sedikit setahun, biasanya di Jenewa dimasa sebelum Perang Dunia ke-II, dan sebuah Kantor Buruh Internasional (Intenational Labor Office), yang juga berkedudukan di Jenewa. Tiap pemerintahan menunjuk empat orang wakil, diantaranya dua orang wakil pemerintah, satu orang wakil dari golongan majikan, dan satu orang dari golongan buruh21.

Penetapan prinsip-prinsip demokratis ini merupakan gejala baru yang sangat menarik dalam hukum internasional, karena semula hanya dikenal lembaga wakil-wakil pemerintah saja yang memeberikan kesatuan suara. Sumbangan utama sari ILO kepada hukum internasional terdiri dari ‘’konvensi-konvensi rancangan’’ (draf conventions). Jika rancangan–rancangan ini diterima oleh Majelis dengan suara mayoritas dua-pertiga, negara-negara anggota diharuskan untuk mnegajukan rancangan-rancangan itu dalam jangka-waktu tertentu kepada lembaga-lembaga nasional yang berwenang untuk ratifikasi22. Dipandang dari segi hukum internasional, organisasi ini sedikit-banyak mencerminkan pengaruh yang mengikat dari golongan karyawan23.

Suatu kreasi orisinil lainnya yang diciptakan oleh perjanjian perdamaian itu ialah Prosedur Penyelesaian Hutang-Piutang antara Negara-negara yang bermusuhan satu sama lain; misalnya, antara kreditor-kreditor Inggris dengan debitor-debitor Jerman, atau sebaliknya. Debitor menurut ketentuan ini tidak diperbolehkan untuk membuat pembayaran langsung kepada kreditor, yang pada gilirannya dilarang untuk menerima pembayaran itu. Penyelesaian hutang-piutang dilakukan melalui kantor-kantor ‘clearing’ yang didirikan oleh tiap negara (kecuali kalau Negara pemenang perang tidak bersedia menggunakan

21 Arthur Nussbaum dan Sam Suhaedi Admawiria. Op.Cit. Hal 201 22 Ibid.

(12)

prosedur ini). Tiap debitor harus membuat pembayaran dalam mata uang nasional sendiri kepada kantor nasional yang bersangkutan, dan tiap kreditor akan menerima pembayaran dalam mata uang nasionalnya dari kantor nasional sendiri, sedangkan kantor-kantor ini akan menkredit dan mendebit satu sama lain menurut hutang-piutang tadi, dan dengan demikian menyelesaikannya ini. Prosedur ini membawa pengaruh yang tidak baik, karena menghambat pengembangan usaha dibidang hubungan dagang antara bekas Negara-negara musuh satu sama lain24.

Secara tidak langsung, Perjanjian Versailles menyebabkan berdirinya Bank

untuk penyelesaian pampasan perang di Bazel. Secara langsung Bank berdiri berdasarkan konvensi-konvensi Den Haag tahun 1930 mengenai penyelesaian pampasan yang harus dipenuhi oleh Jerman menurut Perjanjian Versailles25.

Periode antara kedua perang dunia itu pasti merupakan suatu masa kemajuan bagi penyelenggaraan organisasi peradilan dalam hukum internasional. Peristiwa terpenting dalam hubungan ini ialah pembentukan Mahkamah Permanen Peradilan Internasional (Permanent Court of International Justice; PCIJ). Berdasarkan suatu ketentuan dari Piagam Liga Bangsa-Bangsa (Pasal 14)26.

24 Ibid.

(13)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Setelah Perang Dunia ke-I masyarakat internasional (Negara-negara) sudah mulai sadar bahwa perang atau kekerasan bukanlah hal yang tepat dalam menyelesaikan suatu sengketa. Untuk itu, lahirlah Perjanjian Perdamaian Versailles (10 januari 1920), yaitu antara pihak Jerman dengan negara-negara sekutu yang menang dalam Perang Dunia ke-I.

2. Adanya Perjanjian Perdamaian Versailles ini memunculkan pembentukan Liga Bangsa-Bangsa (LBB) yang bertujuan menjamin perdamaian dan Perjanjian Bilateral Pakta Paris yang melarang peperangan. Dengan adanya kedua hal ini memberikan kontribusi dan pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan hukum internasional yang menambah satu dimensi baru pada masyarakat internasional modern.

(14)

3.2 Saran-saran

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Kusumaatmadja, Mochtar dan Agoes, Etty R. 2003. Pengantar Hukum Internasional. Bandung: PT Alumni.

Manuputy, Alma dkk. 2008. Hukum Internasional, Depok: Rech-ta.

Nussbaum, Arthur dan Admawiria, Sam Suhaedi 1970. Sedjarah Hukum Internasional. Bandung: Binatjipta.

Website:

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kondisi optimum parameter-parameter yang mempengaruhi proses ekstraksi oleoresin jahe

Hal inilah yang mungkin terjadi pada penelitian ini, dimana seluruh subyek dengan asupan rendah namun kadar hemoglobin darah normal, sehingga tidak terdapat hubungan antara

Hijab adalah selembar kain yang menutupi aurat rambut wanita dari pandangan yang bukan mukhrimnya, dan pemakaian hijab merupakan salah satu ketentuan yang berlaku dalam

Berkembangnya arus globalisasi dan teknologi yang semakin melaju dengan pesat, mempermudah teraksesnya berbagai konten „tontonan‟/pertunjukan seni di berbagai media

Adapun saran bagi pengembangan bagi sekolah adalah semakin ditingkatkan lagi segala bentuk kegiatan pendidikan di SDN Tambakaji 03 yang sudah baik ini, agar

Pengembangan kurikulum prodi pendidikan IPA FIP Unhasy yang dibuat oleh penulis sudah memuat capaian pembelajaran tersebut mencakup empat aspek yaitu sikap, pengetahuan,

Berdasarkan hasil penelitian Mega Iswari (Thesis S2 1998), tantang sistem layanan dalam birnbingan belajar terhadap anak tuna netra di Seko!ch Luar Biasa Tunan netra

Website pembelajaran try out unas ini memberikan informasi mengenai berita, profil , tips dan trik, serta link yang selalu dibutuhkan bagi para siswa SMA tingkat akhir