• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENELITIAN KECIL PROYEK FISIOLOGI MIKROB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENELITIAN KECIL PROYEK FISIOLOGI MIKROB"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENELITIAN KECIL

PROYEK FISIOLOGI MIKROBA

Perbandingan Konsentrasi Amilase

Bacillus subtilis

yang Terpisahkan dari

Induksi dengan Pati dan Tepung Kulit Pisang

KELOMPOK 4

(2)

Katalis hidrolisis protein melalui pelepasan

ikatan peptida

banyak digunakan dalam proses pengolahan makanan, pengembangan agen terapeutik, dan bidang medis lainnya, serta industri detergen dan tekstil

(Mukhtar, dkk., 2012)

PROTEASE

AMILASE

Pemutus

ikatan

α

-1,4 antara unit

glukosa yang berdekatan

(Bano, dkk., 2011)

secara umum digunakan pada industri pembuatan kertas, tekstil, farmasi, maupun

pangan

(3)

LATAR BELAKANG

AMILASE

&

PROTEASE

Merupakan dua enzim

yang penting dalam

industri enzim

(Lebih dari 70% total pasar

industri enzim dunia)

(Mukhtar, dkk., 2012)

Bacillus subtilis

dapat

memproduksi

amilase dan

(4)

LIMBAH KULIT PISANG

Sumber karbon, seperti dekstrin, fruktosa, glukosa,

laktosa, maltosa, dan pati tergolong mahal untuk

produksi enzim secara komersial.

(Unakal, 2012)

- Mengandung pati

- Dibuat menjadi tepung

- Dipakai untuk menggantikan pati murni

dalam induksi amilase

- Lebih murah

(5)

TUJUAN

1. Mengisolasi amilase dan protease dari

B. subtilis

.

2. Memekatkan amilase dan protease dengan

presipitasi ammonium sulfat.

3. Memisahkan amilase dari protease menggunakan

metode purifikasi afinitas dengan memanfaatkan

insoluble starch

dan maltosa.

4. Menentukan pengaruh induksi variasi pati (pati dan

tepung kulit pisang) terhadap produktivitas enzim

(6)

HIPOTESIS

1.Amilase dan protease dapat diisolasi dari

B. subtilis.

2.Amilase dan protease dapat dipekatkan dengan

presipitasi oleh ammonium sulfat.

3.Amilase dapat dipisahkan dari protease

menggunakan metode purifikasi afinitas dengan

memanfaatkan adsorbsi oleh

insoluble starch

dan

elusi oleh maltosa.

(7)

ALAT

No Alat Jumlah

1 Sentrifuga suhu dingin 1

2 Erlenmeyer 100 ml 2

3 Microtube 2 ml 180

4 Tabung reaksi 25

5 Falcon tube 6

6 Gelas kimia 100 ml 8

7 Magnetic stirer 2

8 Gelas kimia 50ml 2

No Alat Jumlah

9 Spektrofotometer 1

10 Coolbox 1

11 Kuvet 32

12 Waterbath 30°C 1

13 Erlenmeyer 250 ml 3

14 Gelas ukur 100 ml 1

15 Micropippete 1 mL 1

(8)

BAHAN

No

Bahan

Jumlah

1 kultur murni Bacillus subtilis ~

2 NB 6 g

3 Pati 200 g

4 Aseton 60 ml

5 Maltosa 10% 4 g

6 Ammonium sulfat 10 g

7 Na2HPO4 397,5 mg

8 KH2PO4 72 mg

8 Maizena 100 g

NaCl 4,5 g

HCl 3 ml

9 NA 0,5 gr

10 Larutan KI 0,3 % 18 mg 11 Larutan I2 0,2% 12 mg

No

Bahan

Jumlah

14 Butanol 60 ml

15 BSA 1 mg/ml 20 mg

16 Ninhidrin 8 g

17 Tips Kuning 50

18 Tips Biru 50

19 Kapas lemak 200 g

21 Alumunium foil 1 pack 22 Tepung kulit pisang 6, 67 g

(9)

CARA

KERJA

PENYIAPAN ENZIM

Bacillus subtillis

(NA-stok kultur)

Bacillus subtilis

50 ml NB / 250 ml 24 jam

Sampel P

Bacillus subtilis

50 ml NB + 0,2% Pati / 250 ml 24 jam, 180 rpm, 30°C

Sampel B

Bacillus subtilis

(10)

CARA

KERJA

PENYIAPAN ENZIM

Sentrifugasi dingin 8000g, 20 menit

Supernatan hasil sentrifugasi

sampel P, dinamakan SP1P, diletakkan pada

ice bath selama 5 menit

Supernatan hasil sentrifugasi

sampel B dinamakan SP1B,

diletakkan pada

(11)

CARA

KERJA

PRESIPITASI PROTEIN

25 ml SP1P dan SP1B ditambahkan

BSA hingga konsentrasi akhir

0,2 mg/ml

Ditambahkan 5 g ammonium sulfat hingga konsentrasi akhir mencapai

85% (suhu tetap 0°C), diaduk 10 menit

Disentrifugasi 10000 g 10 menit, supernatan

dibuang

Pellet digabung dan diresuspensi dengan 5mL pBS pH 6.5 serta

(12)

CARA

KERJA

PURIFIKASI AMILASE

DENGAN

INSOLUBLE STARCH

Dipindahkan 5 ml ke

Falcon tube

Cb (banana)

20 ml SP1P dan

SP1B dalam gelas kimia 100 ml

diaduk

(13)

CARA

KERJA

PURIFIKASI AMILASE

DENGAN

INSOLUBLE STARCH

Supernatan yang

dihasilkan dipindahkan ke

Falcon tube

Ub (banana)

masing-masing 15 ml

SP1P dan SP1B ditambah 4 gram insoluble starch,

diaduk 30 menit

Up (pati)

(14)

CARA

KERJA

PURIFIKASI AMILASE

DENGAN

INSOLUBLE STARCH

Supernatan yang

dihasilkan dipindahkan ke

Falcon tube

Pb (banana) Pp (pati)

Pellet hasil sentrifugasi sebelumnya, diresuspensi dengan 10mL maltosa 10%,

diaduk 30 menit

Maltosa

(15)

CARA

KERJA

PROTEASE

ASSAY

Ditambahkan 0.2 mL reagen ninhidrin ke seluruh tabung, diinkubasi 10 menit pada 37°C

Ditambahkan 0.4 mL BSA 1 mg/mL ke setiap tabung reaksi

kosong yang telah dinamai sesuai dengan jenis sampel (Cp,Up,Pp,Np,Cb,Ub,Pb,Nb)

Ditambahkan 0.2 mL sampel enzim sesuai label ke tabung

reaksi dan sampel enzim digantikan oleh deion untuk

blanko dengan BSA dan diinkubasi 30 menit pada

30°C

seluruh larutan diukur

(16)

CARA

KERJA

AMILASE

ASSAY

Diambil 1 mL dari setiap tabung, dimasukkan ke tabung reaksi berisi

iodin 0,5 mL serta ditambahkan akuades 3,5 ml

Disiapkan tabung-tabung reaksi dan setiap tabung ditambahkan 5 mL buffer

fosfat 0.1M dan 75 µL larutan pati soluble 2%

25 µL sampel enzim, masing-masing ditambahkan ke dalam tabung reaksi dan sampel enzim diganti deion untuk blanko (untuk waktu inkubasi 0 dan 20

menit masing-masing dibuat duplo), kemudian dihomogenisasi

BSA

I2

/K

I

Untuk tabung dengan waktu inkubasi 0 menit

segera diukur absorbansinya pada λ=550nm, dengan blanko

(17)

CARA

KERJA

AMILASE

ASSAY

Larutan dengan waktu inkubasi 20 menit, diinkubasi pada water

bath 30°C

Setelah inkubasi 20 menit, diukur absorbansinya pada

(18)

HASIL

Selisih Absorbansi Amylase Assay yang Diinkubasi pada Waktu Inkubasi 0 menit dan

20 menit (Pati)

AMYLASE ASSAY

Selisih Absorbansi Amylase Assay yang Diinkubasi pada Waktu Inkubasi 0 menit

dan 20 menit (Kulit Pisang)

(19)

HASIL

AMYLASE ASSAY

Hasil Penghitungan

Aktivitas Enzim

Aktivitas Enzim (

Pati

)

0,74 0,7

Enzim tidak berhasil terisolasi 0,26

Aktivitas Enzim (

Kulit Pisang

)

Dengan:

Unit enzim = Kenaikan absorbansi / Volume

(20)

HASIL

AMYLASE ASSAY

Perbandingan

Aktivitas Enzim

Perbandingan Unit Enzim pada Pati dan Kulit

Pisang

(21)

HASIL

PROTEASE ASSAY

Absorbansi Protease Assay (

Pati

)

0,4327

Absorbansi Protease Assay (Kulit

(22)

PEMBAHASAN

C U P N

Komponen selain sel

Bagian yang tidak terikat oleh

maizena

Bagian yang terikat oleh

maizena

Semua protein yang

terendapkan

(23)

PEMBAHASAN

Amylase Assay

Cp Terdapat aktivitas enzim

amilase melalui nilai aktivitas enzim

yang positif

Up Nilai aktiivtas enzim negatif, menunjukkan

tidak adanya enzim amilase pada sampel ini (tidak terserap oleh

maizena)

Pp Terdapat aktivitas enzim amilase karena dapat diserap oleh maizena dan terelusi

oleh maltosa

Np Terdapat aktivitas enzim

amilase yang sangat tinggi karena

terendapkan oleh amonium sulfat

Aktivitas enzim amilase pada Pp lebih rendah dari Np karena tidak semua

enzim dapat terelusi oleh maltosa, walaupun telah teradsorbsi oleh

(24)

PEMBAHASAN

Amylase Assay

Ub Nilai aktiivtas enzim positif, menunjukkan adanya enzim

amilase pada sampel ini

Pb Aktivitas enzim negatif karena pati dari pisang tidak begitu soluble sehingga enzim

amilase cenderung terikat pada pati ini dan tidak dapat

teradsorbsi oleh maizena

Nb Terdapat aktivitas enzim

karena dapat diendapkan oleh amonium

sulfat

Cb Terdapat aktivitas enzim

amilase melalui nilai aktivitas enzim

(25)

PEMBAHASAN

Protease Assay

Up Nilai

absorbansi tinggi karena

merupakan bagian yang tidak

dapat diadsorbsi oleh maizena

Pp Terdeteksi adanya aktivitas

enzim protease yang terbawa pada pellet (tidak

murni hanya amilase) oleh amonium

sulfat

Cp

Mengandung protease karena berupa

campuran yang tidak dipurifikasi

Cb

Mengandung protease karena berupa

campuran yang tidak dipurifikasi

Ub Nilai absorbansi positif karena protease

merupakan bagian yang tidak dapat

diadsorbsi oleh maizena sehingga tidak terendapkan,

Pb Nilai

absorbansi positif, ada protease yang terbawa

pada pellet

bersama dengan maizena oleh amonium

(26)

KENDALA

1.

Saat melakukan sentrifugasi, sampel perlu dimasukkan ke

dalam

microtube

1,5 ml terlebih dahulu sehingga diperlukan

waktu yang lebih banyak dan memengaruhi

timeline

pengerjaan.

2.

Pati pada pisang kurang

soluble

dan menyebabkan metode

purifikasi melalui afinitas menunjukkan hasil yang tidak sesuai

dengan hipotesis awal sehingga hasil perbandingan dengan

pati murni menjadi bias.

3.

Terjadi kesulitan pada beberapa pemisahan antara

pellet

dan supernatan.

(27)

KESIMPULAN

1.Amilase dan protease dapat diisolasi dari

B. subtilis.

2.Amilase dan protease dapat dipekatkan dengan ammonium

sulfat.

3.Amilase dapat dipisahkan dari protease dengan metode

purifikasi afinitas dengan memanfaatkan adsorbsi oleh

insoluble starch

dan elusi oleh maltosa (untuk induksi dengan

pati

soluble

).

(28)

SARAN

1. Sebelum pisang digunakan untuk menginduksi amilase, sebaiknya ditentukan terlebih

dahulu kadar patinya.

2. Untuk memisahkan protease dengan amilase pada hasil induksi dengan tepung kulit

pisang diperlukan metode lain selain purifikasi dengan insoluble starch dan elusi maltosa,

atau dapat pula dengan cara menyaring pati yang insoluble dengan metode yang

(29)

DAFTAR PUSTAKA

BBC. 2014. Temperature, pH, and Enzymes. [online], www .bbc .co .uk, diakses pada 21 April 2018 pukul 03.02 WIB

Emaga, T. H., Andrianaivo, R. H., Wathelet, B., Tchango, J. T., & Paquot, M.2007. Effects of the stage of maturation and varieties on the chemical composition of banana and plantain peels. Food chemistry, 103(2), 590-600.

Hadisoewignyo, L., 1Foe, K. dan Tjandrawinata, R.R. 2017. Isolation and characterization of Agung banana peel starch from East Java Indonesia International Food Research Journal 24(3): 1324-1330

Hang T. Vu, Christopher J. Scarlett, Quan V. Vuong. (2018) Phenolic compounds within banana peel and their potential uses: A review. Journal of Functional Foods40, pages 238-248.

Happi Emaga, T. ; Bindelle, J. ; Agneesens, R. ; Buldgen, A. ; Wathelet, B. ; Paquot, M., 2011. Ripening influences banana and plantain peels composition and energy content. Trop. Anim. Health Prod., 43 (1): 171-177

Ophardt, C. 2017. Starch and Iodine. [online], https:// chem .libretexts .org, diakses pada 21 April 2018 pukul 02.41 WIB

Ramli, S., Ismail, N., Alkarkhi, A. F. M., & Easa, A. M. (2010). The Use of Principal Component and Cluster Analysis to Differentiate Banana Peel Flours Based on Their Starch and Dietary Fibre Components. Tropical Life Sciences Research, 21(1), 91–100.

Schwimmer , S. & Balls, A. K. 1949. STARCHES AND THEIR DERIVATIVES AS ADSORBENTS FOR MALT α -AMYLASE.J. Biol. Chem.180:883-894 Tkachuk, R. 1975. COMPETITIVE AFFINITY CHROMATOGRAPHY OF WHEAT a-AMYLASE. FEBS Letters. 52(1):66-68

McDonald, A. M. L., Stark, J. R. 1987. A CRITICAL EXAMINATION OF PROCEDURES FOR THE ISOLATION OF BARLEY STARCH. J. Inst. Brew. 94:125-132 Zamri, Y. 2016. Production of Biodegradeable plastics of banana peel. Journal of Petrochemical Engineering Volume 1

Thermofisher. 2018. Covalent Immobilization of Affinity Ligands. [online] http:// www .thermofisher .com. Diakses 21 April 2018 pukul 12.20. Priest, F. G. 1977. Extracellular enzyme synthesis in the genus Bacillus. Bacteriology. Review. 41:711-753.

Morikawa, M. "Beneficial Biofilm Formation by Industrial Bacteria Bacillus subtilis and Related Species". Journal of Bioscience and Bioengineering. 2006; Vol.101, No.1, 1-8. Coleman, G. & Grant, M. A. 1966. Characteristics of a-amylase formation by Bacillus subtilis. Nature. 211: 306.

Mukhtar H., Haq I.U. Concomitant production of two proteases and alpha-amylase by a novel strain of Bacillus subtilis in a microprocessor controlled bioreactor. Braz J Microbiol. 2012;43:1072–1079.

Unakal C., Kallur R.I., Kaliwal B.B. Production of α-amylase using banana waste by Bacillus subtilis under solid state fermentation. Eur J Exp Biol. 2012;2:1044–1052 Berg, J., Tymoczko, J., Gatto, G., Styryer, L. 2015. Biochemistry 8th Edition. USA. Jogn Wiley and Sons. halaman 68 dan 73

Wingfield, P. T. (2001). Protein Precipitation Using Ammonium Sulfate. Current Protocols in Protein Science / Editorial Board, John E. Coligan ... [et Al.], APPENDIX 3, Appendix–3F. http://doi.org/10.1002/0471140864.psa03fs13

Entrez Genome Project, 2003.Bacillus subtilis subsp. subtilis str. 168[online] https://www.ncbi.nlm.nih.gov/bioproject?cmd=Retrieve&dopt=Overview&list_uids=76diakses 21 April 2018

Friedman, M. 2004. Applications of the Ninhydrin Reaction for Analysis of Amino

Referensi

Dokumen terkait

1) Depot Air Minum hanya diperbolehkan menjual produknya secara langsung kepada konsumen dilokasi Depot dengan cara mengisi wadah yang dibawa oleh konsumen atau

Tujuan kajian ini adalah untuk menganalisis secara genetik pulau-pulau kecil terluar yang berhubungan erat dengan karakter fisik dan daya tahannya terhadap faktor-faktor

Dalam kajian ini dapat disimpulkan bahwa kurikulum pendidikan bahasa Arab di Universitas Muhammadiyah Mataram dan UIN Mataram merespon pengembangan pariwisata di

Akan tetapi, berdasarkan observasi dilapangan serta informasi dari informan pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Merauke bahwa peneliti

Dalam sekolah keberadaan guru sangatlah vital. Hal ini disebabkan karena bila dalam sekolah tanpa ada guru maka proses pendidikan tidak akan dapat berlangsung atau

3HUWDPD ELD\D PHQJXUXV NRQWDLQHU GL SHODEXKDQ 7+& ,QGRQHVLD PDVLK WHUWLQJJL GL $6($1 EHOXP ODJL GLWDPEDK ELD\D SDUNLU GDQ OHZDW NRQWDLQHU \DQJ GLQLODL PHPEHUDWNDQ .HGXD

Penelitian ini dilakukan melalui wawancara dengan informan yang mendalam dan dianggap memiliki kapasitas dalam memberikan informasi mengenai e-MPA dalam membantu sistem