• Tidak ada hasil yang ditemukan

Obat Obat Asma Bronchitis dan Emfisema P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Obat Obat Asma Bronchitis dan Emfisema P"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Obat – Obat Asma, Bronchitis dan Emfisema Paru

1. Pendahuluan

CARA atau Chronic Respiratory Affection, mencakup semua penyakit saluran pernafasan yang mempunyai ciri penyumbatan bronchi karena pengembangan mukosa atau sekresi sputum (dahak) berlebihan, serta kontraksi otot polos saluran napas (bronchi) berlebihan. Tergolong penyakit ini adalah asma, bronchitis dan emfisema.

Asma (asthma bronchiale) atau bengek adalah suatu penyakit alergi kronis yang berciri serangan sesak napas akut secara berkala yang disertai batuk dan hipersekresi dahak, dimana pasien tidak menunjukkan suatu gejala. Pada serangan yang hebat, penyaluran udara ke darah sedemikian lemah sehingga penderita membiru kulitnya (cyanosis). Sebaliknya pengeluaran nafas dipersulit dengan meningkatnya kadar CO2 dalam darah.

Serangan asma biasa berlangsung selama beberapa menit hingga beberapa jam dan dapat diatasi dengan pemberian obat secara inhalasi atau oral, tetapi dalam keadaan gawat perlu diberi suntikan Adrenalin, Teofilin dan atau hormon kortikosteroida.

Umumnya jenis asma yang bersifat alergi sudah dimulai dari masa kanak – kanak dan didahului oleh gejala alergi lain, khusunya ekzema. Faktor keturunan memegang pernana penting pada terjadinya sama. Pasien asma memiliki kepekaan terhadap infeksi saluran napas, akibatnya dalah peradangan bronchi yang dapat menimbulkan serangan asma.

Bronchitis kronis berciri batuk menahun dan banyak mengeluarkan sputum (dahak), tanpa sesak napas atau sesak napas ringan. Biasanya disebabkan oleh infeksi virus pada saluran pernapasan, terutama oleh Haemophilus influenza atau Streptococcus pneumoniae.

Pengobatan biasanya dengan antibiotik selama minimal 10 hari, agar infeksi tidak terulang / kambuh. Obat pilihannya adalah Amoksisilin, Eritrosin, Sefradin dan Sefaklor yang berdaya bakterisid terhadap antara lain bakteri – bakteri di atas.

Emfisema paru (pengembangan) berciri sesak napas terus menerus yang menghebat pada waktu mengeluarkan tenaga dan seringkali dengan perasaan letih dan tidak bergairah. Penyebabnya adalah bronchitis kronis dengan batuk menahun, serta asma.

2. Tindakan umum

- Mencegah timbulnya reaksi antigen – antibody dan serangan asma, misalnya dengan menjaga

(2)

peliharaan, rumah harus dibersihkan setiap hari khususnya kasur, sprei dan selimut. Begitu juga faktor aspesifik seperti perubahan suhu, dingin, asap dan kabut harus dihindari.

- Berhenti merokok, karena asap rokok dapat menimbulkan bronkokonstriksi dan memperburuk asma.

- Fisioterapi, menepuk – nepuk bagian dada guna mempermudah pengeluaran sputum, latihan

pernapasan dan relaksasi.

- Mencegah infeksi primer, dengan vaksinasi influenza.

- Pemberian antibiotika pada pasien asma dan bronchitis dengan infeksi bakteri. Umumnya diberikan

Amoksisilin atau Doksisiklin

3. Pengobatan

Pengobatan asma dan bronchitis dapat dibagi atas 3 karagori, yaitu terapi serangan akut, status asmathicus dan terapi pencegahan.

(a) Terapi serangan akut

Pada keadaan ini pemberian obat bronchospasmolitik untuk melepaskan kejang bronchi. Sebagai obat piligan ialah Salbutamol atau Terbutalin, sebaiknya secara inhalasi (efek 3 – 5 menit). Kemudian dibantu dengan Aminophillin dalam bentuk suppositoria. Obat pilihan lain ialah Efedrin dan Isoprenalin, dapat diberikan sebagai tablet, hanya saja efeknya baru kelihatan setelah kurang lebih 1 jam. Inhalasi dapat diulang setelah 15 menit sebelum memberikan efek. Bila yang kedua ini juga belum memberikan efek, perlu diberikan suntikan i.v. Aminophillin atau Salbutamol, Hidrokortison atau Prednison. Sebagai tindakan akhir dengan Adrenalin i.v. dengan diulangi 2 kali dalam 1 jam.

(b) Status asmathicus

Pada keadaan ini efek bronchodilator hanya ringan dan lambat. Ini disebabkan oleh blokade reseptor beta karena adanya infeksi dalam saluran napas. Pengobatan dengan suntikan i.v. Salbutamol atau Aminophillin dan Hidrokortison dosis tinggi (200 – 400 mg per jam sampai maksimum 4 gram sehari). (c) Terapi pencegahan

Dilakukan dengan pemberian bronchodilator misalnya Salbutamol, Ipratropium atau teofillin, bila karena alergi perlu ditambahkan Ketotifen.

4. Penggolongan Obat – Obat Asma

Berdasarkan mekanismenya, kerja obat – obat asma dapat dibagi dalam beberapa golongan, yaitu :

(3)

Adalah zat – zat yang bekerja menstabilkan mastcell, hingga tidak pecah dan melepaskan histamin. Obat ini sangat berguna untuk mencegah serangan asma dan rhinitis alergis (hay fever). Termasuk kelompok ini adalah kromoglikat. β-2 adrenergika dan antihistamin seperti ketotifen dan oksatomida juga memiliki efek ini.

(b) Bronchodilator

Mekanisme kerja obat ini adalah merangsang sistem adrenergik sehingga memberikan efek bronkodilatasi. Termasuk kedalamnya adalah :

Adrenergika

Khususnya β-2 simpatomimetika (β-2-mimetik), zat ini bekerja selektif terhadap reseptor β-2 (bronchospasmolyse) dan tidak bekerja terhadap reseptor β-1 (stimulasi jantung). Kelompok β-2-mimetik seperti Salbutamol, Fenoterol, Terbutalin, Rimiterol, Prokaterol dan Tretoquinol. Sefangkan yang bekerja terhadap reseptor β-2 dan β-1 adalah Efedrin, Isoprenalin, Adrenalin, dll.

Antikolinergika (Oksifenonium, Tiazinamium dan Ipratropium.)

Dalam otot polos terdapat keseimbangan antara sistem adrenergik dan kolinergik. Bila reseptor β-2 sistem adrenergik terhambat, maka sistem kolinergik menjadi dominan, segingga terjadi penciutan bronchi. Antikolinergik bekerja memblokir reseptor saraf kolinergik pada otot polos bronchi sehingga aktivitas saraf adrenergik menjadi dominan, dengan efek bronchodilatasi.

Efek samping : tachycardia, pengentalan dahak, mulut kering, obstipasi, sukar kencing, gangguan akomodasi. Efek samping dapat diperkecil dengan pemberian inhalasi.

Derivat xantin (Teofilin, Aminofilin dan Kolinteofinilat)

Mempunyai daya bronchodilatasi berdasarkan penghambatan enzim fosfodiesterase. Selain itu, Teofilin juga mencegah pengingkatan hiperaktivitas, sehingga dapat bekerja sebagai profilaksis. Kombinasi dengan Efedrin praktis tidak memperbesar bronchodilatasi, sedangkan efek tachycardia diperkuat. Oleh karena itu, kombinasi tersebut dianjurkan.

(c) Antihistaminika (Ketotifen, Oksatomida, Tiazinamium dan Deptropin)

Obat ini memblokir reseptor histamin sehingga mencegah bronchokonstriksi. Banyak antihistamin memiliki daya antikolinergika dan sedatif.

(d) Kortikosteroida (Hidrokortison, Prednison, Deksametason, Betametason)

(4)

Penggunaan jangka lama hendaknya dihindari, berhubung efeksampingnya, yaitu osteoporosis, borok lambung, hipertensi dan diabetes. Efek samping dapat dikurangi dengan pemberian inhalasi.

(e) Ekspektoransia (KI, NH4Cl, Bromheksin, Asetilsistein)

Efeknya mencairkan dahak sehingga mudah dikeluarkan. Pada serangan akut, obat ini berguna terutama bila lendir sangat kental dan sukar dikeluarkan.

Mekanisme kerja obat ini adalah merangsang mukosa lambung dan sekresi saluran napas sehingga menurunkan viskositas lendir. Sedangkan Asetilsistein mekanismenya terhadap mukosa protein dengan melepaskan ikatan disulfida sehingga viskositas lendir berkurang.

5. Obat – obat tersendiri

(a) Derivat xantin

- Teofilin

Indikasi

:

Asma bronkial, bronchitis asmatic knonis, emfisema

Mekanisme

kerja

:

Spasmolitik otot polos khusuanya pada otot bronchi,

stimulasi jantung, stimulasi SSP dan pernafasan serta

diuretik. Berdasarkan efek stimulasi jantung, obat juga

dugunakan pada sesak napas karena kelainan jantung (asthma

cardial).

Kontra indikasi

:

Penderita tukak lambung yang aktif dan yang mempunyai

riwayat penyakit kejang.

Efek samping

:

Penggunaan pada dosis tinggi dapat menyebabkan mual,

muntah, nyeri epigastrik, diare, sakit kepala, insomnia,

kejang otot, palpitasi, tachycardia, hipotensi, aritmia, dll.

Interaksi obat

:

Sinergisme toksis dengan Efedrin, kadar dalam serum

meningkat dengan adanya Simetidin, Alupurinol. Kadar

dalam serum menurun dengan adanya Fenitoin, kontasepsi

oral dan Rifampisin

Sediaan

:

Tablet, elixir, rectal, injeksi

- Aminofilin

Indikasi

:

Pengobatan dan profilaksis spasme bronchus yang

berhubungan dengan asma, emfisema dan bronchitis kronik.

Kontra indikasi

:

-Efek samping

:

Iritasi gastro intestinal, tachycardia, palpitasi dan hipotensi

Interaksi obat

:

Kadar dalam plasma meningkat dengan adanya Simetidin,

Alupurinol dan Eritromisin.

Sediaan

:

Injeksi, tablet

(5)

Indikasi

:

Obat ini hanya diberikan pada asma yang parah dan tidak

dapat dikendalikan dengan obat – obat asma lainnya. Pada

status asmathicus diberikan per i.v. dalam dosis tinggi.

Kontra indikasi

:

Efek samping

:

Pada penggunaan yang lama berakibat osteoporosis,

moonface, hipertricosis, impotensi dan menekan fungsi

ginjal.

Pemakaian inhalasi efektivitasnya diperbesar dan penekanan

terhadap anak ginjal diperingan.

Interaksi obat

:

Efeknya memperkuat adrenergika dan Teofilin serta

mengurangi sekresi dahak.

Dosis

:

Pemberian dosis besar maksimum 2 – 3 minggu per oral 25

mg – 40 mg sesudah makan pagi, setiap hari dikurangi 5 mg.

Untuk pemeliharaan 5 mg – 10 mg Prednison

setiap 48 jam, atau Betametason ½ mg setiap hari.

(c) Beta adrenergik (efek terhadap β-1 dan β-2)

- Adrenalin

Indikasi

:

Serangan asma hebat (injeksi s.c.) Pemakaian per oral tidak

efektif, sebab terurai oleh asam lambung.

Kontra indikasi

:

Efek samping

:

Shock jantung, gelisah, gemetar dan nyeri kepala

Interaksi obat

:

Kombinasi dengan Fenobarbital dimaksudkan untuk efek

sedatif supaya penderita tidak cemas / takut.

Sediaan

:

Injeksi

- Efedrin

Indikasi

:

Asma, bronchitis, emfisema

Kontra indikasi

:

Penyakit jantung, hipertensi, gondok, glaukoma

Efek samping

:

Tachycardia, gelisah, insomnia, sakit kepala, eksitasi, aritmia

ventrikuler

Interaksi obat

:

-Sediaan

:

Tablet

- Isoprenalin

Daya bronchodilatasinya baik, tetapi absorpsi dalam usu buruk. Absorpsi melalui mukosa mulut lebih baik, efek cepat dan dapat bertahan lebih kurang 1 jam. Sudah jarang digunakan sebagai obat asma, karena terdesak oleh adrenergik spesifik.

(6)

- Salbutamol

Indikasi

:

Selain berdaya bronchodilatasi juga memiliki efek

menstabilisasi mastcell, sehingga digunakan terapi

simptomatik dan profilaksis asma bronchial, emfisema dan

obstruksi saluran napas.

Kontra indikasi

:

Hipertensi, insufisiensi miokardial, hipertiroid, diabetes.

Efek samping

:

Nyeri kepala, pusing, mual, tremor tangan.

Pada dosis tinggi dapat berakibat tachycardia,palpitasi,

aritmia dan hipotensi.

Interaksi obat

:

Sediaan

:

Tablet, syrup

- Terbutalin

Indikasi

:

Asma bronchial, bronchitis kronis, emfisema dan penyakit

paru lain dengna komplikasi bronchospasme

Kontra indikasi

:

Hipertiroidisme

Efek samping

:

Tremor, palpitasi, pusing

Interaksi obat

:

Sediaan

:

Tablet, inhalasi

- Isoetarin

Derivat Isoprenalin, digunakan sebagai tablet retard, kerjanya cepat, kurang lebih 20 menit, lama kerja 4 – 6 jam

- Prokaterol

Derivat Kinolin dengan daya kerja bronchodilatasi sangat kuat. Digunakan per oral dengan dosis 2 kali sehari 50 mcg.

- Remiterol

Kerja lebih selektif dari pada β-2 mimetika lainnya. Penggunaan secara inhalasi, efek cepat sekali + 30 detik dengan lama kerja 6 jam.

- Tretoquinol

Per oral efeknya cepat setelah 15 menit dengan lama kerja 6 jam.

(e) Kromoglikat

Indikasi

:

Profilaksis asma bronchial termasuk pencegahan asma yang

dicetuskan oleh aktivitas.

Mekanisme

kerja

:

Stabilisator mastcell sehingga menghalangi pelepasan

histamin, serotonin dan leukotrien pada waktu terjadi reaksi

antigen antibodi.

Kontra indikasi

:

(7)

bronchospasme sementara

Sediaan

:

Inhalasi 5mg/ aktuasi ( Intal 5

®

)

(f) Antikolinergik

- Ipratorium

Indikasi

:

Asma bronchial, bronchitis kronis, emfisema

Kontra indikasi

:

Hipersensitiv terhadap senyawa yang menyerupai atropin

Efek samping

:

Mulut kering, iritasi kerongkongan, batuk, peningkatan

tekanan intra okuler jika mengenai mata penderita glaukoma.

Interaksi obat

:

Memperkuat efek antikolinergik obat lain, bronchodilatasi

diperkuat oleh derivat xantin dan preparat β-adrenergik .

Sediaan

:

Tablet, inhalasi

- Tiazinamium

Derivat Fenotiazin ini daya antihistamin dan daya antikolinergiknya kuat. Resorpsi per oral buruk, daya bronchodilatasinya hanya pada dosis tinggi, sehingga memberi efek samping seperti atropin.

(g) Antihistamin

- Ketotifen

Indikasi

:

Profilaksis asma bronchial karena alergi

Mekanisme

kerja

:

Dapat memblokir reseptor histamin dan menstabilisasi

mastcell.

Kontra indikasi

:

Efek samping :

Mengantuk, pusing, mulut kering. Interaksi obat

:

Memperkuat efek sedativ depresan SSP. Sediaan

(8)

- Oksatomida

Dapat memblokir reseptor histamin dan menstabilisasi mastcell. Penggunaan kecuali pada profilaksis asma alergi, juga untuk rinitis alergi dan urticaria kronis. Kurang bermanfaat pada serangan asma akut.

Spesialite :

NO.

NAMA GENERIK

& LATIN

NAMA DAGANG

SEDIAAN

PABRIK

1.

Teofilin

Brondilex

Tablet 150 mg, Elixir

50mg/5ml

Biomedis

2.

Teofilin + Bromheksin

HCl

Bronsolvan

Tiap tablet atau 5 ml syrup :

Teofilin 125 mg dan

Bromheksin HCl 8 mg

Dankos

3.

Teofilin + Gliseril

Guaiakolat

Quibron

Tiap kapsul atau 15 ml elixir :

Teofilin 150 mg

Gliseril Guaiakolat 90 mg

Bristol

4.

Teofilin + Efedrin HCl

Asmasolon

Asmadex

6.

Efedrin HCl

Ephedrin HCl

Tablet : 25 mg

Soho

7.

Salbutamol Sulfat

Salbuven

Salbron

Fartolin

Ventolin

Tablet 4 mg, Syr. 2mg/5ml

Tablet 2 mg

Tablet 2mg, syr. 2mg/5 ml,

inhaler 100 mcg/semprot,

Guaifenesin

Fartolin Expectorant

Tiap tablet :

Salbutamol Sulfat 1,2 mg ;

Guaifenesin 50 mg

Fahrenheit

9.

Terbutalin Sulfat

Bricasma

Tablet 2,5 mg, Syr. 0,3 mg/ml,

turbuhaler, inhaler, aerosol,

inhaler dengan nebuhaler,

respules

(9)

10.

Ketotifen

Nortifen

Scanditen

Tablet 1 mg

Otto

Tempo S.P.

B. Obat – Obat Batuk (Antitusiva)

1. Fisiologi batuk

Batuk adalah suatu reflek fisiologi yang dapat berlangsung baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Reflek tersebut terjadi lazimnya karena adanya rangsangan pada selaput lendir pernapasan yan terletak di beberapa bagian dari tenggorokan dan cabang-cabangnya. Reflek tadi berfungsi mengeluarkan dan membersihkan saluran pernapasan dari zat- zat perangsang itu, sehingga merupakan suatu mekanisme perlindungan tubuh.

2. Sebab – sebab batuk

Reflek batuk dapat ditimbulkan oleh karena radang (infeksi saluran pernapasan, alergi), sebab-sebab mekanis (debu), perubahan suhu yang mendadak dan rangsangan kimia (gas, bau-bauan). Batuk (penyakit) terutama disebabkan oleh infeksi virus, misal virus influenza dan bakteri.Batuk dapat pula merupakan gejala yang lazim pada penyakit tifus, radang paru- paru, tumor saluran pernapasan, dekompensasi jantung, asam atau dapat pula merupakan kebiasaan.

3. Pengobatan

Pengobatan batuk pertama- tama hendaknya ditunjukan pada mencari dan mengobati penyebabnya. Selanjutnya dilakukan pengobatan simptomatiknya, yang harus dibedakan dahulu antara batuk produktif (batuk yang mengeluarkan dahak) dengan batuk yang non produktif.

Batuk produktif merupakan suatu mekanisme perlindungan dengan fungsi mengeluarkan zat asing (kuman, debu dan lainnya) dan dahak dari tenggorokan. Maka pada azasnya jenis batuk ini tidak boleh ditekan. Terhadap batuk demikian, digunakan obat golongan ekspektoransia yang berguna untuk mencairkan dahak yang kental dan mempermudah pengeluarannya dari saluran nafas.

(10)

Untuk batuk yang disebabkan alergi, digunakan yang dikombinasi dengan ekspektoransia. Misalnya sirup Chlorphemin, mengandung antihistaminika Promethazine dan Diphenhidramin. Kadang –kadang diperlukan ekspektoransia dan pereda batuk dalam suatu kombinasi, untuk maksud mengurangi frekuensi batuk, dan tiap kali batuk cukup dapat dikeluarkan dahak yang kotor.

4. Penggolongan obat batuk

Obat batuk dapat dibagi dalam dua golongan besar :

(a) Zat – zat yang bekerja sentral

Zat – zat ini menekan rangsangan batuk di pusat batuk yang terletak di sumsum lanjutan (medula) dan mungkin juga bekerja di otak dengan efek menenangkan. Zat ini terbagi atas :

 Zat – zat adiktif, yaitu Pulvis Opii, Pulvis Doveri dan Codein. Karena dapat menimbulkan ketagihan,

penggunaannya harus hati – hati.

 Zat – zat non adiktif, yaitu Noskapin, Dekstrometorfan, Pentoksiverin, Prometazin dan Diphenhidramin.

(b) Zat – zat yang bekerja perifer

Obat ini bekerja di luar SSP, dan dapat dibagi atas beberapa kelompok, yaitu :  Emolliensia

Zat ini memperlunak rangsangan batuk, memperlicin tenggorokan sehingga tidak kering dan melunakkan selaput lendir yang teriritasi. Contohnya Syrup Thymi, zat – zat lendir (seperti infus carrageen), akar manis.

 Ekspetoransia

Zat ini memperbanyak produksi dahak (yang encer) dan mengurangi kekentalannya sehingga mempermudah pengeluarannya dengan batuk. Termasuk kedalamnya adalah Kalium Iodida, Amonium klorida, Kreosot, Guaiakol, Ipeka dan minyak – minyak atsiri.

 Mukolitika

(11)

 Zat – zat pereda

Zat ini meredakan batuk dengan cara menghambat reseptor sensibel di saluran napas. Contohnya oksolamin dan Tipepidin.

5. Obat-obat tersendiri

(a) Kreosot

Zat cair kuning muda ini hasil penyulingan kayu sejenis pohon di Eropa, mengandung kira-kira 70 % Guaiakol sebagai zat aktifnya. Zat ini mengurangi pengeluaran lendir pada bronchi dan membantu menyembuhkan radang yang kronis, disamping khasiatnya sebagai bakterisida. Berhubung baunya tidak enak dan merangsang mukosa lambung, maka lebih banyak digunakan guaiakol dalam bentuk esternya yaitu guaiakol karbonat, kalium guaiakol sulfonat dan gliseril guaiakolat. Dalam usus, ester tersebut terurai menjadi guaiakol bebas. Kreosot dapat pula digunakan sebagai obat sedotan (inhaler) dengan uap air

(b) Ipecacuanhae Radix

Akar dari tanaman Psychotria ipecacuanha (Rubiaceae) ini mengandung antara lain alkaloida emetin dan sefalin. Zat-zat itu bersifat emetic, spasmolitik terhadap kejang-kejang saluran pernafasan dan mempertinggi secara reflektoris sekresi bronchial. Penggunaan utamanya sebagai emetika pada kasus keracunan. Sebagai ekspektoransia hanya digunakan terkombinasi dengan obat batuk lainnya.

(c) Ammonium klorida

Berkhasiat sebagai secretolytic. Biasanya diberikan dalam bentuk sirup, misalnya OBH. Pada dosis tinggi menimbulkan perasaan mual dan muntah karena merangsang lambung.

(d) Kalium Iodida

Menstimulir sekresi cabang tenggorokan dan mencairkan dahak, sehingga banyak digunakan dalam obat asma. Efek sampingnya berupa gangguan tiroid, jerawat (acne), gatal-gatal (urticaria) dan struma

(e) Minyak terbang

Seperti minyak kayu putih, minyak permen, minyak anisi dan terpenten. Berkhasiat mempertinggi sekresi dahak, melawan kejang (spasmolitika), anti radang, dan bakteriostatistik lemah.Minyak terpenten digunakan sebagai ekspektoransia dengan cara inhalasi, yang dihirup bersama uap air, ternyata amat bermanfaat pada radang cabang tenggorokan.

(12)

Akar kayu manis dari tanaman Glycyrrhiza glabra, mengandung saponin yaitu sejenis glukosida yang bersifat aktif di permukaan.

Khasiatnya berdasarkan sifatnya yang merangsang selaput lender dan mempertinggi sekresi zat lendir (g) Kodein

Alkaloida candu ini paling banyak digunakan untuk mengobati batuk, berdasarkan sifat peredanya terhadap pusat batuk. Efek sampingnya antara lain, menimbulkan adiksi dan sembelit.

Codipront (Mack) mengandung kodein dan antihistaminika Feniltoloksamin, keduanya terikat pada suatu resin dengan tujuan memperoleh khasiat jangka panjang.

Etil-morfin (dionin) memiliki khasiat pereda batuk sama dengan kodein, sehingga sering digunakan dalam sirup obat batuk. Disamping itu juga digunakan sebagai analgetika. Karena khasiatnya dapat menstimulir sirkulasi pembuluh darah mata, maka juga digunakan untuk menghilangkan udema conjungtiva (pembengkakan di mata).

(h) Dekstrometrorfan

Khasiatnya sama dengan kodein, tetapi tidak bersifat analgetik dan adiktif

(i) Bromheksin

Turunan sikloheksil ini bersifat mukolitik, yaitu dapat mencairkan dahak yang kental, sehingga mudah dikeluarkan dengan batuk. Efek sampingnya berupa gangguan lambung usus, pusing dan berkeringat

Spesialite :

NO.

NAMA GENERIK

& LATIN

NAMA DAGANG

SEDIAAN

PABRIK

1.

Difenhidramin + Amm. Klorida

+ Na.Sitrat

Benadryl Cough Medicine

Corsadryl

Ikadryl

Dantusil

Syrup

Syrup

Parke Davis

Dankos

3.

Dextrometorphan HBr + CTM

+ Gliseril guaiakolat +

Fenilpropanolamin

Cosyr

Syrup

UAP

4.

Feniramin maleat + Amm.

Klorida + Menthol

Avil Expectorant

Hoechst

NO.

NAMA GENERIK

& LATIN

(13)

5.

Promethazin + Guaiakol ester +

Ekstrak Ipeca

Phernergan Expectorant

Syrup

Rhone P

6.

Promethazin +

K-sulfoguaiakolat + Na Sitrat +

Tinc. Ipeca + Menthol

Prome Expectorant

Syrup

New Interbat

7.

Dextrometorphan HBr +

Difenhidramin + Amm. Klorida

+ K-sulfoguaiakolat + Na Sitrat

Sanadryl Plus Expectorant

Syrup

Sanber Farma

8.

Difenhidramin + Amm. Klorida

+ K-sulfoguaiakolat + Na Sitrat

Sanadryl Expectorant

Syrup

Sanbe Farma

9.

Difenhidramin + Amm. Klorida

+ Na Sitrat + Menthol

Koffex

Syrup

Dumex

10.

Difenhidramin + Amm. Klorida

+ Menthol

Nichodryl

Syrup

Nicholas

11.

Difenhidramin + Gliseril

Guaiakolat + Na Sitrat

Allerin

Syrup

UAP

Referensi

Dokumen terkait

Modalitas fisioterapi pada kondisi asma akut yang bertujuan untuk mengurangi derajat sesak napas, mengeluarkan dahak, mengurangi nyeri, dan spasme otot yaitu dengan

Manfaat Theophylline dalam pengobatan asma berkurang karena efektivitas obat- obat adrenoreseptor per inhalasi untuk asma akut asma kronis telah ditemukan, tetapi harga murah

Asma adalah merupakan penyakit heterogen yang ditandai dengan adanya inflamasi kronis saluran napas dengan tanda klins adanya gejala berupa batuk, sesak napas, dada

Yaitu penderita asma yang sering kita jumpai di klinik ata u rumah sakit yaitu dengan keluhan sesak nafas, batuk atau nafas berbunyi... Pada serangan asma ini dapat dilihat yang

Asma adalah mengi berulang ( OS sesak disertai mengi ) dan/atau batuk persisten ( OS juga dikatakan batuk berterusan sejak seminggu SMRS, sedikit berdahak berwarna

!eorang anak dikatakan menderita serangan asma apabila didapatkan ge&ala batuk danatau mengi yang memburuk dengan progresif$ !elain keluhan batuk di&umpai sesak

Yaitu penderita asma yang sering kita jumpai di klinik ata u rumah sakit yaitu dengan keluhan sesak nafas, batuk atau nafas berbunyi... Pada serangan asma ini dapat dilihat yang

Modalitas fisioterapi pada kondisi asma akut yang bertujuan untuk mengurangi derajat sesak napas, mengeluarkan dahak, mengurangi nyeri, dan spasme otot yaitu dengan