• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Pemasaran dalam Mengalirkan Prod

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peranan Pemasaran dalam Mengalirkan Prod"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Pemasaran mempunyai peranan yang penting dalam masyarakat karena pemasaran menyangkut berbagai aspek kehidupan, termasuk bidang ekonomi dan sosial. Karena kegiatan pemasaran menyangkut masalah mengalirnya produk dari produsen ke konsumen, maka pemasaran menciptakan lapangan kerja yang penting bagi masyarakat. Dengan demikian pemasaran merupakan sektor yang penting dalam pendapatan masyarakat. Disamping itu, pula perlu disadari bahwa sebagian besar pengeluaran uang masyarakat konsumen mengalir ke kegiatan pemasaran. Beberapa ahli telah melakukan penelitian berkesimpulan, hampir 50% pengeluaran uang masyarakat konsumen di Amerika seriakat adalah untuk biaya-biaya pemasaran, termasuk biaya distribusi, biaya penelitian pasar, biaya pelayanan, dan biaya pengembangan produk.

Pentingnya pemasaran dalam masyarakat, tercermin pula pada setiap kehidupan dalam masyarakat yang tidak terlepas dari kegiatan pemasaran yang ada. Media advertensi yag digunakan untuk mempresentasikan produk, toko tempat kita berbelanja dan banyak lagi, merupakan kegiatan pemasaran. Selain itu pemasaran selalu mendorong untuk dilakukanya penelitian dan inovasi, sehingga menimbulkan terdapatnya produk-produk baru. Hal ini karena pemasaran selalu berusaha menggugah dan menarik para konsumen, kegiatan mana membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak.

1.2 Rumusan masalah

Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan pemasaran produk?

2. Apa saja fungsi pemasaran?

1.3 Tujuan penulisan

Tujuaan penulisan makalah ini adalah sebagi berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian pemasaran produk dan alirannya dari produsen ke konsumen.

(2)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pembahasan

Pada dasarnya pemasaran suatu barang mencakup perpindahan atau aliran dari dua hal, yaitu aliran fisik barang itu sendiri dan aliran kegiatan transaksi untuk barang tersebut. Aliran kegiatan transaksi merupakan rangkaian kegiatan transaksi, mulai dari penjual produsen sampai kepada pembeli konsumen akhir. Sebagai contoh sepasang sepatu bata yang dihasilkan di jakarta, mungkin dijual kepada pedagang besar di surabaya, kemudian pedagang besar ini menjual sepatu tersebut kepada pedagang atau toko pengecer di kupang. Akhirnya toko pengecer ini menjual sepatu tersebut kepada pembeli yang merupakan konsumen akhir dikota kupang. Dalam contoh ini terdapat tiga kali kegiatan perpindahan atau transaksi, yaitu produsen menjual pada pedagang besar, pedagang besar menjual kepada pengecer, dan pengecer menjual kepada pembeli atau konsumen akhir.

Mengalirnya produk dari produsen sampai ketangan konsumen dilakukan dengan menggunakan peralatan pengangkutan atau transportasi dan fasilitas pergudangan. Sebagai kelanjutan ilustrasi diatas dapat dilihat bahwa untuk mencapai konsumen disekitar kupang, terdapat perpindahan barang dengan menggunakan Kereta api atau truk dari Jakarta (produsen) ke Surabaya (pedagang besar). Di surabaya produk ini akan disimpan /tinggal beberapa lama (hari/minggu) digudang pedagang besar. Selanjutnya produk itu diangkut dengan kapal laut ke kupang dan tinggal beberapa (hari/minggu) di toko pedagang eceran di kupang.

Untuk membantu kelancaran arus kegiatan transaksi dan arus barang, maka dibutuhkan pelayanan dari perseorangan atau organisasi lainya. Seperti adanyan pengaturan mengenai ukuran standar dari sepatu yang diperdagangkan sehingga memudahkan transaksi jual-beli. Demikian pula bantuan pinjaman dana dari bank untuk membelanjai persediaan yang tertanam digudang atau di toko. Terdapat pula bantuan dari pihak atau lembaga asuransi untuk penyebaran risiko yang terjadi (kebakaran, kehilangan, kerusakan) dari barang yang terdapat dalam perediaan. Demikian juga bantuan informasi yang berharga mengenai harga permintaan dan penawaran serta gaya/model sepatu dari penerbitan surat kabar dan berita-berita perdagangan. Bantuan yang demikian sangat berguna dalam mendekatkan barang dengan konsumen.

Kegiatan pemasaran yang telah diutarakan diatas dapat diklasifikasikan kedalam tiga bidang kegiatan, yaitu : kegiatan transaksi atau transfer, kegiatan suplai fisik, dan kegiatan yang mempermudah arus transaksi dan arus barang. Didalam masing-masing bidang terdapat beberapa kegiatan yang dirincikan sebagai berikut:

1. Bidang kegiatan transaksi atau transfer yang meliputi : a. Pembelian (buying)

(3)

2. Bidang kegiatan suplai fisik, meliputi : c. Pengangkutan (transportation)

d. Pergudangan/penyimpanan (storage)

3. Bidang kegiatan penunjang untuk mempelancar arus kegiatan transaksi dan arus barang, meliputi fungsi :

e. Penjajaan (marchandising) f. Standardisasi dan grading g. Pembelanjaan (financing)

h. Penanggungan risiko (risk taking)

i. Informasi pasar (market information atau komunikasi).

Keseimbangan kegiatan diatas sering disebut sebagai fungsi pemasaran. Berikut fungsi-fungsi tersebut:

a. Pembelian (buying)

Kegiatan atau pekerjaan yang termasuk fungsi pembelian dalam pemasaran terdiri dari berbagai kegiatan yang berbeda, tetapi saling berhubungan, yang dijalankan oleh produsen, pedagag besar, dan pengecer. Kegiatan ini meliputi penyusunan dan implementasi dari kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur penentuan kebutuhan dan keinganan konsumen, pemilihan sumber-sumber suplai, pengujian ketepatan tersedianya barang, negosiasi harga saat pengiriman, dan hal-hal lain yang menyangkut pemindahan hak atau transaksi.

Dalam penentuan kebutuhan, pembelian dimulai dengan usaha pembeli menentukan macam kualitas atau mutu dan jumlah barang yang dibutuhkan. Dengan makin seringnya produsen atau penjual menciptakan permintaan dan produk-produk yang ditawarkan, maka pembeli sadar akan kebutuhanya. Tidak akan terjadi perpindahan hak atau transaksi, apabila sipembeli belum membuat keputusan, produk apa yang dibelinya dan apakah produk tersebut untuk diolah kembali, atau dijual lagi ataupun dikonsumsi langsung.

Penentuan atau pemilihan sumber suplai dilakukan untuk menjamin dapat tersedianya produk untuk memenuhi kebutuhan yang telah ditentukan. Dalam hal ini, pembeli biasanya menghindari timbulnya biaya yang besar untuk kegiatan tersebut. oleh karena itu harus ada usaha penawaran yang dilakukan penjual , seperti kegiatan tenaga penjual (salesmen) untk melakukan kunjungan dalam rangka mencari calon pembeli (prospect). Walaupun terdapat kegiatan tenaga penjual, tetapi kegiatan sipembeli tetap diperlukan untuk mencari penjual yang dapat memenuhi kebutuhan atau keinginanya, seperti dalam pembelian furniture, elevator, peralatan pabrik, dan mesin-mesin.

(4)

yang akan dibeli tersebut. Bagi barang yang telah distandarisasikan dan di-grading produksinya, pembelian umumnya berdasarkan sampel.

Contoh barang yang pembelianya berdasarkan sampel antara lain adalah tekstil, sepatu, kertas, batu baterai, dan bahan-bahan baku industri seperti karet, benang dan tepung. Negosiasi dengan sipenjual dan transfer hak atau transaksi dilakukan setelah sipembeli memperoleh barang yang dibutuhkannya dan mengetahui lokasi dari sumber suplai yang memuaskan. Negosiasi dilakukan mengenai harga dan syarat-syarat penjualan serta hal-hal yang menyangkut pemindahan hak atau transfer/transaksi.

b. Penjualan

Kegiatan penjualan merupakan kegiatan pelengkap atau suplemen dari pembelian, untuk memungkinkan terjadinya transaksi. Jadi kegiatan pembelian dan penjualan merupakan satu-kesatuan untuk dapat terlaksananya transfer hak atau transaksi. Oleh karena itu, kegiatan penjualan seperti halnya kegiatan pembelian, terdiri dari serangkaian kegiatan yang meliputi penciptaan permintaan (demand), menemukan sipembeli, negosiasi harga, dan syarat-syarat pembayaran. Dalam hal penjualan ini, sipenjual harus menentukan kebijaksanaan dan prosedur yang akan diikuti untuk memungkinkan dilaksanakanya rencana penjualan yang telah ditetapkan.

Penciptaan permintaan akan produk merupakan usaha penjualan yang harus dilakukan pertama-tama, baik melalui advertensi maupun melalui kegiatan tenaga penjual (personal salesmanship). Usaha seperti ini dilakukan untuk menciptakan permintaan dari produk yang ditawarkan. Telah banyak biaya advertensi. Perusahaan itu melakukan advertensi atau iklan melalui media yang sering digunakan, seperti surat kabar, majalah, radio, dan papan reklame. Kemungkinan kegiatan penciptakan permintaan dilakukan melalui sponsor atau para tenaga penjual yang mencoba menggugah atau merayu para calon pembeli untuk membeli produknya. Usaha penciptaan permintaan membutuhkan biaya yang cukup besar pada akhir-akhir ini, yang diakibatkan oleh perkembangan taraf hidup masyarakat dan kebudayaanya. Hal ini dikarenakan usaha penciptaan permintaan sangat dibutuhkan untuk pengenalan produk-produk baru dan menstimulasi keinginan konsumen untuk produk-produk yang telah ada.

Usaha mencari dan menemukan si pembeli merupakan kegiatan yang dilakukan dalam penjualan, untuk memungkinkan bertemunya pembeli dan penjual bersama-sama dalam rangka terlaksananya transaksi. Walaupun sering dilihat bahwa usaha atau inisiatif mencari produk datangnya dari si pembeli, tetapi sipenjual haruslah berusaha untuk dapat menemukan pembeli, agar transaksi penjualan dapat terlaksana. Usaha ini dilakukan dengan mengirimkan tenaga penjualan kepada calon pembeli (prospect), atau mengirimkan katalog serta menelpon dan menemui mereka yang mungkin berminat untuk membeli. Dalam kegiatan ini termasuk usaha untuk menemukan dan memilih pedagang besar yang tepat untuk produknya, serta mengatur lokasi toko yang menyenangkan bagi pembeli atau calon pembeli dan memudahkan bagi langganan potensial serta melakukan pemajangan di etalase atau window display yang menarik.

(5)

syarat-syarat penjualan yang sama. Kadang-kadang kemungkinan terjadi adanya tawar-menawar dalam harga dengan bentuk penurunan harga, yang dilakukan dalam rangka untuk menghindari tidak terjadi atau hilangnya kesempatan penjualan. Khususnya untuk barang-barang industri, negosiasi harga sangat penting, karena penjualan barang-barang-barang-barang ini umumnya dilakukan dalam jumlah besar dan sering dipermasalahkan tentang syarat-syarat pembayaran, cara pembebanan biaya pengangkutan serta syarat-syarat dan waktu penyerahan barang. Semua syarat tersebut harus jelas dibicarakan agar dapat disetujui oleh kedua belah pihak dan agar dapat terjadi pelaksanaan penjualan.

Disamping apa yang telah diutarakan di atas, dalam kegiatan penjualan perlu diperhatikan kebijakan penjualan. Sebenarnya dalam pembahasanya, kebijakan penjualan sekaligus menyangkut kebijakan pembelian. Suatu kebijakan (policy) merupakan pedoman yang disusun untuk menjamin tindakan-tindakan yang uniform dalam kondisi dan keadaan yang sama. Seorang produsen harus memutuskan apakah produk yang dihasilkannya dijual langsung kepada pengecer dan tidak melalui pedagang besar, ini merupakan kebijakan penjualan. Demikian pula pedagang pengecer memutuskan apakah faktur atau rekening dan barang-barang yang dijual tersebut dapat langsung dikirimkan ketempat pembeli, sebagai usaha untuk meningkatkan pelayanan (service) dan menciptakan permintaan; inipun merupakan kebijakan penjualan. Jadi baik pembeli maupun penjual harus menetapkan berbagai kebijakan yang merupakan aspek penting didalam transaksi penjualan. Oleh karena itu, perlu diperhatikan adanya kebijakan yang sederhana, tetapi konsisten, sehingga dapat memudahkan pengambilan keputusan dalam operasionalnya.

c. Pengangkutan

Di dalam transaksi pembelian dan penjualan terdapat kegiatan pemindahan barang. Seperti diketahui, dalam transaksi terjadi perpindahan hak milik yang menimbulkan perpindahan lokasi barang, yang merupakan fungsi pengangkutan. Oleh karena itu, dalam seluruh kegiatan atau proses pemasaran terdapat kegiatan atau fungsi pengangkutan.

Fungsi pengangkutan akan bertambah penting jika jarak diantara produsen dan konsumen semakin jauh. Karena makin pentingnya peranan fungsi pengangkutan, maka biaya-biaya untuk melaksanakan fungsi ini merupakan bagian yang cukup menentukan total seluruh biaya pemasaran. Pelaksanaan fungsi pengangkutan mempunyai sasaran untuk dapat memindahkan barang ketempat tujuan yang diharapkan tepat dalam jumlah, waktu, dan mutu (keamanan dan kerusakan) dengan biaya yang seminimal mungkin. Oleh karena itu, penekanan pelaksanaan fungsi pengangkutan tidak hanya pada efisiensi tetapi juga efektivitasnya.

(6)

d. Pergudangan

Jasa pergudangan dibutuhkan untuk menciptakan daya guna (kegunaan) karena waktu. Kegunaan ini timbul karena waktu dibutuhkannya suatu produk tidak sama dengan waktu diproduksinya, atau jumlah yang dibutuhkan pada suatu saat tidak sama dengan jumlah yang dihasilkan pada saat tersebut. Karena perbedaan periode waktu tersebut, maka dibutuhkan proses pemasaran dengan beberapa fungsi terutama pergudangan. Bagi beberapa jenis barang, fungsi pergudangan dibutuhkan bukan untuk menghadapi permintaan yang reguler atau teratur, dengan produksi musiman, tetapi untuk menghadapi pengangkutan musiman. Fungsi pergudangan memegang peranan penting dalam kebijakan pemerintah untuk menjaga kestabilan harga, seperti yang dilakukan pemerintah indonesia untuk menghindari fluktuasi yang cukup besar dari beberapa bahan pokok. Melalui fungsi pergudangan atau logistik yang dilakukan bulog, pemerintah berusaha menjaga kestabilan harga beras, tepung terigu, gula, minyak goreng, dan kacang tanah. Usaha ini dimaksudkan agar barang-barang tersebut tidak menjadi objek spekulasi dari pedagang tertentu.

Perlu diketahui, bahwa fungsi pergudangan ini tidak hanya dilaksanakan oleh perusahaan industri pabrik, tetapi juga dilaksanakan oleh pedagang besar, pedagang pengecer, perusahaan-perusahaan pergudangan, dan perusahaan cold storage. Biasanya pelaksanaan fungsi ini dilakukan bersama-sama dengan fungsi pengangkutan.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa fungsi penyimpanan menambah daya guna waktu (time utility) dari suatu barang, yaitu waktu antara barang itu diproduksi dengan waktu dikonsumsinya. Di dalam kegiatan pemasaran, fungsi penyimpanan diperlukan karena : 1. Tidak selalu terdapat kesesuaian waktu antara waktu produksi dan waktu konsumsi suatu

barang. Ada barang yang dikonsumsi sepanjang tahun (barang hasil pertanian), sedangkan produksinya berdasarkan musim. Ada pula barang yang diproduksinya sepanjang tahun, tetapi konsumsinya pada waktu-waktu tertentu (musiman) seperti: pupuk, payung, dan mantel hujan.

2. Untuk menghindari kerusakan karena suhu, sehingga dibutuhkan pergudangan dengan peralatan tertentu (dengan alat pendingin atau pengatur suhu) .

3. Untuk menjaga kelancaran atau kontinuitas produksi, sehingga pabrik-pabrik membutuhkan adanya persediaan bahan yang cukup.

4. Untuk tujuan spekulasi yang biasa dilakukan para pedagang.

5. Untuk dapat menghemat biaya, dengan melakukan pembelian dalam jumlah besar sehingga biaya perunit menjadi lebih murah dan memperoleh potongan harga.

Dalam pelaksanaanya fungsi pergudangan atau penyimpanan perlu diperhatikan beberapa hal :

(7)

2. Kemungkinan hilangnya atau pencurian barang, sehingga diperlukan penjagaan dan diasuransikan.

3. Jumlah dana yang dibutuhkan dalam investasi peralatan pergudangan dan persediaan barang.

4. Besarnya beban bunga yang ditanggung dari dana yang tertanam. e. Penjajaan (merchandising)

Usaha untuk menawarkan produk kepada pembeli dilakukan dengan menjajakan atau mendagangkan barang tersebut. Penjajaan dilakukan dengan menampilkan produk itu baik dalam mengenalkan dan menunjukan, juga mendemonstrasikan dan menjelaskan identifikasi serta ciri-ciri produk tersebut. Fungsi penjajaan menyangkut bermacam-macam strategi yang perlu dilakukan oleh pengusaha untuk memungkinkan terjadinya transaksi jual-beli.

Fungsi ini sangat diperlukan, terutama dalam menghadapi keadaan pasar dimana terdapat persaingan yang tajam diantara para pengusaha. Untuk menghadapi persaingan tersebut, perlu ditetapkan strategi yang menyangkut usaha-usaha penampilan produk, baik dalam bentuk, ukuran, kemasan, dan tampang produk. Usaha-usaha ini semua mencakup usaha pengkoordinasian antara penjualan dengan produksi atau pembelian untuk penjualan kembali (untuk diperdagangkan). Usaha tersebut merupakan strategi untuk dapat menyesuaikan barang-barang yag dihasilkan dan ditawarkan sehingga mengena pada apa yang diminta oleh konsumen. Keberhasilan dalam memenangkan persaingan sehingga terjadi transaksi jual-beli sangat tergantung pada keberhasilan pelaksanaan fungsi penjajaan (merchandising).

f. Standardisasi dan grading

Fungsi ini merupakan fungsi penunjang bagi keberhasilan atau kelancaran terjadinya transaksi, yang menyebabkan perpindahan hak dan perpindahan fisik barang. Kedua kegiatan standardisasi dan grading ini sangat erat hubunganya. Dengan menentukan batas-batas dasar untuk tingkat atau grades dari produk yang merupakan dasar pemilihan produk untuk kegiatan pengolahan lebih lanjut atau dasar pemenuhan tingkat kebutuhan atau kepuasan konsumen. Jadi yang dimaksud dengan grading adalah pemilihan nyata dari suplai barang atau produk menurut standar yang telah ada, atau yang telah disusun.

Standar barang

Untuk barang-barang tertentu yang menyangkut kepentingan masyarakat banyak, baik konsumen maupun produsen dan pedagang, standar barang tersebut ditentukan atau ditetapkan oleh pemerintah.sebagai contoh, produk hasil pertanian, seperti karet dengan standar SIR (standar indonesia rubber), yaitu SIR-5L, SIR-5, SIR-10, SIR-50, dan SIR-50. Penentuan suatu barang termasuk kedalam suatu standar tertentu didasarkan atas pertimbangan syarat-syarat tertentu baik komposisi yang terkandung, persentase kerusakan, dan komposisi lain, seperti kandungan bahan impor. Sebagai kelanjutan contoh diatas, kelima macam mutu standard indonesia rubber (SIR) mempunyai spesifikasi teknis secara rinci.

(8)

Syarat-syarat spesifikasi teknis Jenis Mutu SIR

SIR-5L SIR-5 SIR-10 SIR-20 SIR-50 Kadar kotoran, % maksimal 0,05 0,05 0,10 0,20 0,50

Kadar abu, % maksimal 0,05 0,50 0,75 1,00 1,50

Kadar zat menguap, % maksimal 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 Plasticity retention index (PRI):

Consumer limit minimal 60 60 50 40 30

Producer limit minimal 70 70 60 50 40

Po minimal 30 30 30 30 30

Komparator angka livibond 6 - - -

-maksimal

Tidak hanya ditentukan berdasarkan mutu atau komposisi isi yang terkandung, tetapi juga didasarkan atas jumlah atau ukuran baik besarnya maupun beratnya, warna, harganya.

Grading

Baik bahan baku untuk diolah dalam industri pengolahan maupun barang yang langsung dapat dikonsumsi oleh konsumen akhir, dilakukan proses pemilihan nyata atau sortasi yang dikenal dengan grading. Pelaksanaan fungsi ini terdapat untuk karet, minyak kelapa sawit, obat-obatan, tekstil, dan sebagainya. Kegiatan ini dilakukan di toko-toko pengecer untuk barang yang diperdagangkan seperti telor, roti, jeruk, dan beras yang dapat dipilih langsung oleh calon pembeli dengan tangan atau peralatan sederhana. Sedangkan untuk produk tertentu, oleh penyalur-penyalur besar atau pengusaha/produsen besar. Pelaksanaan kegiatan itu dilakukan dengan peralatan maksimal yang lebih otomatis, terutama untuk mengukur komposisi yang terkandung dalam produk tersebut. Kegiatan grading ini sering pula dilakukan dengan menggunakan dasar sampel, dan mengambil sebagian kecil produk yang dianggap mewakili keseluruhan untuk dapat menentukan termasuk dalam standar yang mana produk atau barang tersebut.

g. Pembelanjaan (Financing)

(9)

disimpan digudang oleh produsen atau pedagang besar maupun pedagang pengecer, sebelum dapat diteruskan kepada matarantai saluran berikutnya. Selama masa penyimpanan digudang, barang tersebut membutuhkan dana yang diinvestasikan dalam persediaan.

Pembelanjaan juga penting bagi tahap pemasaran lainya. Baik produsen maupun pedagang besar dan pedagang pengecer, selalu memberikan kredit dalam transaksi penjualanya. Dengan sistem kredit ini, pelaksanaan kegiatan pemasaran membutuhkan dana yang lebih besar untuk membelanjainya. Oleh karena itu, tidaklah mungkin dapat dilaksanakan kegiatan pemasaran tanpa didukung oleh fungsi pembelanjaan.

Dana yang diperlukan untuk pelaksanaan fungsi pemasaran adalah, disamping untuk dana pembelian atau penjualan dan biaya pergudangan atau bongkar muat, juga antara lain untuk biaya angkutan, pengepakan dan sortasi, promosi penjualan (sales promotion), advertensi, dan asuransi, serta dana untuk membeli barang dagangan tersebut. Selain itu, dana dibutuhkan pula untuk mengadakan persediaan untuk pemberian kredit perdagangan, baik kredit penjualan maupun kredit pembelian dan untuk pemberian servis kepada konsumen berupa pemberian kredit yaitu open-account credit dan installment credit.

Dalam mengatasi kebutuhan dana bagi pelaksanaan kegiatan pemasaran, terdapat banyak bantuan untuk memenuhi fungsi pembelanjaan ini, seperti lembaga keuangan, perbaikan, dan perusahaan dagang yang memberikan cicilan.

h. Penanggungan Risiko (Risk Taking)

Dalam pemasaran barang dan jasa selalu terdapat sejumlah risiko yang tidak dapat dihindarkan. Hanya sedikit sekali orang mempertimbangkan adanya risiko tersebut, tetapi tanpa ada kompensasinya. Pembayaran atau biaya bagi pelaksanaan fungsi ini sebenarnya merupakan salah-satu biaya pemasaran yang terpenting.

Risiko yang terdapat dalam pemasaran mencakup penurunan mutu (deterioration), penuaan (obsolescence), kehilangan atau pencurian, kerusakan, tidak berharga lagi, perpanjangan kredit, dan perubahan penawaran atau permintaan, yang semuanya itu mempunyai dampak terhadap harga. Risiko ini terutama disebabkan pergerakan atau perpindahan barang melalui saluran pemasaran sering memakan waktu (time-consuming), sehingga terjadi hal yang telah disebutkan di atas, seperti perubahan harga yang disebabkan perubahan tingkat harga dari permintaan dan penawaran atas produk tertentu. Demikian pula dengan barang yang mengikuti mode (fashion) terdapat perubahan yang cepat dari waktu ke waktu, sehingga barang tersebut yang masih terdapat dalam saluran pemasaran, kemungkinan sebelum dapat terjual harganya turun, karena modelnya telah berubah.

Guna menghadapi risiko yang telah diuraikan diatas, pengusaha dapat mentransfer risiko tersebut kepada yang lainya. Kerugian karena kebakaran, kecurian, dan bencana alam dapat ditransfer ke perusahaan asuransi.

i. Informasi Pasar

(10)

ingin dilayani serta berapa besar jumlahnya, sangat menentukan keberhasilan pemasaran produk yang dihasilkan. Kesalahan dalam menentukan produk yang dihasilkan, terutama dalam bentuk desain wara, mutu, dan jumlah, menimbulkan kegagalan dalam memasarkan produk tersebut. Untuk dapat menentukan produk yang akan dihasilkan dengan tepat, dibutuhkan informasi, baik dari konsumen maupun dari perusahaan pesaing lainya.

Keberhasilan pemasaran produk yang dihasilkan ditentukan oleh ketepatan keputusan yang diambil dalam mempengaruhi konsumen dan para pembeli, untuk itu dibutuhkan informasi pasar yang cukup lengkap dan tepat.

Informasi pasar yang dibutuhkan dalam menetapkan keputusan yang diambil untuk pemasaran suatu produk harus dikumpulkan dan dianalisis. Informasi pasar yang dikumpulkan berasal dari berbagai sumber, seperti berita perdagangan, buletin asosiasi, berita harian, publikasi pemerintah, observasi dan studi pasar, catatan perusahaan, majalah yang diterbitkan lembaga yang berkaitan dengan perdagangan, dan terbitan lainya yang penting.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

(11)

permintaan dan penawaran serta gaya/model sepatu dari penerbitan surat kabar dan berita-berita perdagangan. Bantuan yang demikian sangat berguna dalam mendekatkan barang dengan konsumen.

3.2 Saran

Saya menyadari bahwa didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saya sangat mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun agar lebih menyempurnakan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

 Manajemen Pemasaran oleh Prof. Dr. Sofjan Assauri, M. B. A.

Referensi

Dokumen terkait

Suntory Garuda Beverage merupakan perusahaan yang memproduksi minuman dalam kemasan salah satunya adalah My Tea Teh Poci pada lini PET line2. Suntory Garuda Beverage

Penambahan kalsium laktat terhadap sereal sarapan beras hitam pisang kepok merah berpengaruh nyata terhadap sifat fisikokimia dan organoleptik sereal sarapan

Selama proses pelayuan berlnngsung, terjadi dua peru- bahan yang hampir bersamaan, yaitu: perubahan fisik dan.. perlibahan

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak terkait di kantor PPA Polres Kudus yang diwakili oleh Bapak Agus terhadap peradilan pidana terhadap anak pelaku tindak

Sementara Sudibyakto (2007) menyatakan bahwa pengelolaan pulau-pulau kecil di Indonesia menjadi sangat penting manakala dampak perubahan iklim berupa kenaikan muka air laut

Ruang-ruang luar berfungsi sebagai simpul-simpul yang mengikat bangunan-bangunan yang ada di sekitarnya, baik bangunan baru maupun bangunan lama. Penempatan ruang luar yang sangat

Sumbu-sumbu aksonometri yang diperlukan untuk menggambar proyeksi isometri adalah sumbu aksonometri OZ yaitu sumbu tegak lurus (vertical) dengan bidang mendatar pada proyeksi

makanan ini hanya mencari solusi dari masalah yang sudah terjadi yaitu mengantisipasi resiko yang ada sebelum timbulnya masalah atau gangguan kesehatan yang