• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PERUSAHAAN PENJARA SWASTA CORRECTI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERAN PERUSAHAAN PENJARA SWASTA CORRECTI"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN PERUSAHAAN PENJARA SWASTA CORRECTION

CORPORATION OF AMERICA MELALUI AMERICAN

LEGISLATIVE EXCHANGE COUNCIL DALAM MENDORONG

DISAHKANNYA SENATE BILL 1070 TENTANG IMIGRAN DI

ARIZONA AMERIKA SERIKAT TAHUN 2010

TUGAS KARYA AKHIR

ARITA GLORIA ZULKIFLI 1306460961

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

(2)

PERAN PERUSAHAAN PENJARA SWASTA CORRECTION

CORPORATION OF AMERICA MELALUI AMERICAN

LEGISLATIVE EXCHANGE COUNCIL DALAM MENDORONG

DISAHKANNYA SENATE BILL 1070 TENTANG IMIGRAN DI

ARIZONA AMERIKA SERIKAT TAHUN 2010

TUGAS KARYA AKHIR

ARITA GLORIA ZULKIFLI 1306460961

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

(3)
(4)
(5)

iv

KATA PENGANTAR

Tidak ada kata yang dapat menggambarkan rasa syukur yang penulis rasakan ketika menulis kata pengantar ini. Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas karya akhir ini. Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan tugas karya akhir ini ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus, karena sebagaimana penulis percaya dan optimis terhadap kemampuan penulis, aspek spiritual tetap menjadi salah satu kekuatan penulis untuk menyelesaikan TKA ini.

2. Opa dan Opung, sumber semangat penulis dalam menulis penelitian ini. Di umur opa yang sudah tidak produktif, namun masih bekerja berjuang untuk dapat membiayai penulis untuk terus kuliah. Penelitian ini penulis persembahkan kepada opa dan opung tercinta, yang senantiasa sabar menghadapi dan mendidik penulis dari kecil hingga penulis menjadi sarjana saat ini. Terima kasih. Semua jasa opa dan opung tidak akan penulis lupakan, penulis berterima kasih karena opa dan opung telah mengantar penulis hingga menjadi sarjana.

3. Keluarga besar, mami 1, mami 2 dan papi, kakak dan adik, om dan tante-tante dan sepupu-sepupu yang terus memberi semangat dan memberi kepercayaan diri kepada penulis. Terimakasih untuk semua semangat yang anda berikan.

(6)

v

Suzie dalam mengabdi dan mengajar, dan selalu mengingatkan penulis untuk berbakti pada negeri ini. Setiap kata-kata yang Mbak Suzie ucapkan, akan selalu penulis simpan di hati dan pikiran penulis dan menjadi semangat buat penulis untuk berbakti pada negeri ini. Terimakasih untuk menunjukkan penulis semangat dalam mengabdi kepada bangsa dan negara. Mbak Suzie adalah inspirasi bagi penulis untuk terus bersemangat.

5. Mas Ali Muhyidin, Mbak Nurul Nurhandjati, Mbak Yolanda Panjaitan, selaku penguji yang telah melayakkan penelitian ini sebagai syarat menjadi sarjana. Semua masukkan, komentar, dan pujian, telah membantu penulis untuk menulis menjadi lebih baik lagi. Terutama kepada Mbak Yola, terimakasih karena selalu menyempatkan waktu untuk memberi masukan dan membimbing penulis dalam menyusun revisi.

6. Dosen-dosen Ilmu Politik FISIP UI, yang telah mengajar penulis dari awal penulis berkuliah di Ilmu Politik. Terutama kepada Prof. Burhan, Mas Ali, Mbak Evida, Mas Doni, Mas Adit, para dosen yang telah memberi minat penulis dalam belajar lebih mengenai politik. Semua ilmu dan pengetahuan yang anda berikan, sungguh berarti bagi penulis. Penelitian ini tidak mungkin selesai tanpa kontribusi dari para pengajar yang telah bersabar hati menghadapi mahasiswa pemalas seperti penulis.

(7)
(8)
(9)

viii Universitas Indonesia

Nama : Arita Gloria Zulkifli Program Studi : Ilmu Politik

Judul : Peran Perusahaan Penjara Swasta Correction Corporation of America Melalui American Exchange Legislative Council Dalam Mendorong Disahkannya Senate Bill 1070 Tentang Imigran di Arizona Amerika Serikat Tahun 2010

Tugas karya akhir ini akan membahas mengenai peran sebuah perusahaan penjara swasta terbesar di Amerika Serikat bernama Correction Corporation of America (CCA), terhadap lolosnya sebuah kebijakan SB1070 mengenai imigran ilegal di Arizona pada tahun 2010. Penelitian ini merujuk pada teori Theodore Lowi mengenai liberalisme kelompok kepentingan di Amerika Serikat. Perusahaan CCA yang adalah bagian dari kelompok ALEC, telah berhasil meloloskan kebijakan SB1070 di Arizona tahun 2010 melalui beberapa cara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Perusahaan CCA melalui kelompok kepentingan American Legislative Exchange Council (ALEC), memiliki akses yang baik terhadap legislator di Arizona, juga untuk melakukan lobi baik melalui ALEC maupun melalui lobbyist yang dipekerjakannya. Penelitian ini menunjukkan salah satu bentuk dari teori Theodore Lowi mengenai liberalism kelompok kepentingan.

(10)

ix Universitas Indonesia ABSTRACT

Name : Arita Gloria Zulkifli Study Program : Ilmu Politik

Title : The Role of Private Prison Company Correction Corporation of America Through American Exchange Legislative Council on The Passage of Senate Bill 1070 About Immigrants in Arizona United States of America 2010

This final paper discusses the role of a private corporation in the United States which runs the private prison industry, Correction Corporation of America (CCA), against the passage of an SB1070 policy on illegal immigrants in Arizona in 2010. This research refers to Theodore Lowi's theory, interest-group liberalism in the United States. The results of this study shows that through American Legislative Exchange Council (ALEC), an interest group thence, allowing the CCA to acquire unprecedented access to legislators in Arizona and furthermore to lobby. The CCA as a company with high profits is proven to have contributed to campaigns for legislators whom sponsored SB1070 six months after it was passed. This research shows one of a form of Theodore Lowi’s theory about interest-group liberalism.

(11)

x Universitas Indonesia TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

1.3 Tujuan dan Signifikansi Penelitian ... 5

1.4 Tinjauan Pustaka ... 6

1.5 Kerangka Konseptual 1.5 Liberalisme Kelompok Kepentingan ... 11

1.6 Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ... 13

1.6.1 Data Sekunder ... 14

1.7 Kerangka Alur Berpikir ... 14

1.8 Sistematika Penulisan ... 14

BAB II PENJARA SWASTA DI AMERIKA SERIKAT 2.1 Penjara Swasta Sebagai Solusi Dari Populasi Tahanan Yang Terus Meningkat ... 16

2.2 Hubungan Perusahaan Penjara Swasta dan Immigrant Detention Center (IDC) ... 21

2.3 Correction Corporation of America (CCA) Perusahaan Swasta Terbesar di Amerika Serikat ... 24

2.4 Arizona Negara Bagian Dengan Jumlah Imigran Ilegal Terbanyak di Amerika Serikat ... 26

BAB III ALEC SEBAGAI ALAT PERUSAHAAN CCA DALAM MENDORONG DISAHKANNYA SB1070 3.1 American Legislative Exchange Council (ALEC) ... 29

3.1.1 ALEC Kelompok Kepentingan Pembuat Model Legislasi di Negara Bagian Amerika Serikat ... 32

3.2 Hubungan ALEC dengan Penjara Swasta Correction Corporation of America ... 36

3.3 Kebijakan SB1070 di Arizona Amerika Serikat ... 37

(12)

xi Universitas Indonesia

3.4.1 Lobi Correction Corporation of America ... 40 3.4.2 Kontribusi Dana Kampanye ... 43 BAB IV DISAHKANNYA SB1070 SEBAGAI BENTUK LIBERALISME

(13)

xii Universitas Indonesia

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Status Vote Bill SB1070 Tingkat Legislasi Negara Bagian ... 39

DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Proses Lobi ALEC ... 34

DAFTAR GRAFIK Grafik 2.1 Populasi Tahanan di Amerika Serikat tahun 1970-2008……… ... 17

Grafik 2.2 Jumlah Imigran Ilegal di Arizona……… .... 27

Grafik 3.2 Pengeluaran Lobi Perusahaan CCA……… ... 41

(14)

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

“America is the land of freedom”,setidaknya, hal tersebut itu adalah apa yang diyakini John F. Kennedy terhadap negaranya yang juga adalah negara dengan tingkat penahanan kriminal tertinggi di dunia.1 Namun, negeri ini memiliki 5% dari seluruh populasi dunia, namun 25% tahanan dari total seluruh tahanan dunia adalah tahanan Amerika Serikat. Per tahun 2015, setidaknya terdapat 2,2 juta orang saat ini berada di dalam penjara baik di tingkat negara bagian ataupun federal, dan peningkatan yang terjadi selama empat puluh tahun terakhir setinggi 500%. 2

Tingginya tingkat penahanan ini, selain menghilangkan kebebasan individu, sekaligus juga menguras sumber daya pemerintah, hingga alokasi pajak. Banyaknya jumlah tahanan di Amerika Serikat, juga mengakibatkan permasalahan anggaran keselamatan publik yang membengkak bagi pemerintah Amerika Serikat. Karena biaya kepadatan penduduk dan peningkatan penahanan, penjara swasta didirikan sebagai solusi. Mereka menawarkan ruang alternatif di mana penjara negara yang tidak lagi memberikan pelayanan maksimal, dan menyesuaikan fasilitas yang memang telah ada. Dan di balik dari masalah krisis penahanan massal ini, ada satu pihak yang mendapaat keuntungan besar, yaitu penjara swasta. Ketika penjara memiliki banyak populasi, investor seakan-akan melihat ini sebagai kesempatan untuk menciptakan bisnis dari sistem penjara, sehingga menciptakan industri baru, yaitu industri penjara swasta di mana penjara swasta tersebut diberikan tanggung jawab bersama dalam tugas yang kompleks untuk melindungi masyarakat dan narapidana.

Perusahaan-perusahaan penjara swasta ini terlihat hanya menampilkan dirinya untuk memenuhi demand untuk sebuah fasilitas bagi pelaku kriminal di

1

Vardui Kirakossyan, Profits Before People: The Effect of Prison Privatization on U.S. Incarceration Rates and Recidivism, (San Diego: University of California, 2015). Hlm. 1

2“FACT

(15)

Universitas Indonesia

Amerika Serikat. Namun, pada realitanya, mereka selalu berusaha untuk menciptakan ‘pasar’ bagi produk mereka.3 Pasar dari bisnis yang dijalankan oleh perusahaan-perusahaan ini adalah para tahanan. Penjara swasta akan terus berusaha untuk meningkatkan jumlah tahanan karena dari situlah mereka mendapatkan keuntungan. Perusahaan-perusahaan yang menjalankan penjara swasta ini telah sangat berkembang pada dekade terakhir, baik dalam keuntungan finansial, hingga aliansi dan sumber daya politik. Mereka menggunakan kekuatan ini untuk mempromosikan dan mendukung kebijakan yang mengarah ke peningkatan penahanan sesuai dengan bidang bisnisnya.4

Setidaknya ada tiga perusahaan terbesar (dibandingkan perusahaan-perusahaan lain di bidang penjara swasta) yang menjalankan penjara swasta di seluruh negara bagian Amerika Serikat, yaitu Correction Corporation of America

(CCA), The GEO Group, dan Management & Training Corporation. Tiga perusahaan yang dituliskan secara berurutan ini adalah perusahaan terbesar yang menguasai industri penjara swasta di Amerika Serikat, dan CCA merupakan perusahaan pionir yang masih tetap menjadi perusahaan penjara swasta terbesar di Amerika Serikat hingga hari ini. Industri penjara swasta, merupakan salah satu industri yang paling melejit dari awal tahun pertengahan 1980, hingga hari ini. Laporan CCA menunjukkan bahwa per-tahun 2014, CCA dan The GEO Group mendapatkan gabungan profit sekitar $2.8 Milyar. Dan pada tahun 2014, CCA memiliki margin laba bersih hampir dua kali lipat dari perusahaan swasta rata-rata di Amerika Serikat.5

Perusahaan-perusahaan penjara swasta ini berjaya bukan tanpa afiliasi politik. Perusahaan penjara swasta dapat meningkatkan keuntungan mereka dengan meningkatkan pangsa pasar penjara swasta dengan lebih luas lagi. Yaitu dengan memanfaatkan kemampuan industri untuk mendapatkan dukungan

3

Justice Policy Institute. Gaming The System: How The Political Strategies Of Private Prison Companies Promote Ineffective Incarceration Policies. (Washington DC: Justice Policy Institute,

(16)

Universitas Indonesia

pemerintah dan publik dalam memprivatisasi fasilitas pemasyarakatan melalui berbagai cara. Sementara perusahaan-perusahaan ini telah mencatat kelompok-kelompok oposisi seperti serikat buruh dan organisasi reformasi peradilan pidana, ekspansi populasi penjara tetap terjadi.6

Arizona merupakan salah satu negara bagian di Amerika Serikat yang berbatasan langsung dengan Mexico di mana setidaknya terdapat 46% populasi ilegal dari total angka kelahiran penduduk asing (856.663 jiwa), dan 6% dari total seluruh populasi Arizona.7 Di negara bagian tersebut, CCA memiliki Immigration Detention Centers (IDC), yang di mana tempat tersebut merupakan tempat menampung imigran-imigran ilegal yang berada di Arizona. Dan dari tempat penampungan tersebut, CCA mendapatkan keuntungan melalui kontrak dari pemerintah.

1.2 Rumusan Masalah

Sejak penjara swasta pertama kali ber-operasi pada tahun 1983, jumlah tahanan setidaknya meningkat 260%, dari 437.248 pada tahun 1983 menjadi 1.574.741 pada tahun 2013.8 Pada tahun 1983, CCA menjadi pionir penjara swasta pertama kali ber-operasi dan diharapkan menjadi solusi alternatif dari semakin meningkatnya jumlah tahanan di pemerintahan Ronald Reagan di mana pada saat itu CCA berdiri pertama kali di Tennessee.

CCA sebagai sebuah perusahaan besar dan melejit, memiliki daya finansial dan asosiasi yang kompeten. Sebagai bentuk dari kekuatan asosiasinya, CCA tergabung dalam American Legislative Exchange Council (ALEC), sebuah lembaga nonprofit yang terdiri dari legislator negara bagian dan perwakilan sektor swasta, yang menyusun model undang-undang untuk didistribusikan di tingkat negara bagian di Amerika Serikat. ALEC mengintegrasikan legislator dan pengusaha antar negara bagian untuk merancang dan memperkenalkan

6Ibid. Hlm. 26. 7

Judith Gans, Immigrants in Arizona Fiscal and Economical Impact, (July, 2007) Hlm. 3 diakses dari http://udallcenter.arizona.edu/immigration/publications/impactofimmigrants08.pdf pada 3 Juli 2017.

8

(17)

Universitas Indonesia

undang untuk mendapatkan kekuasaan maupun keuntungan bagi anggotanya baik perusahaan maupun legislator. Legislasi ini tidak ditulis oleh pembuat kebijakan negara bagian, melainkan oleh pembuat kebijakan atau lobbyist perusahaan yang bekerja di ALEC itu sendiri.9 ALEC sendiri telah berkontribusi banyak terhadap penetapan kebijakan, maupun draft undung-undang di tingkat negara bagian dalam berbagai macam isu.

Eksistensi dan kejayaan CCA yang bergelut di bidang penjara swasta selalu disangkut-pautkan dengan politik, seperti pendanaan kampanye, dan lobi kebijakan-kebijakan yang menguntungkan perusahaannya melalui asosiasi perusahaannya dan politician endorsement. Pada tahun 2006-2008, CCA setidaknya menghabiskan $2.7 Juta untuk melakukan lobi terhadap penguatan hukum kriminal.10 Dalam laporan tahunannya di tahun 2014, CCA menuliskan:

The demand for our facilities and services could be adversely affected by the relaxation of enforcement efforts, leniency in conviction or parole standards and sentencing practices or through the decriminalisation of certain activities that are currently proscribed by our criminal laws. For instance, any changes with respect to drugs and controlled substances or illegal immigration could affect the number of persons arrested, convicted, and sentenced, thereby potentially reducing demand for

correctional facilities to house them

Di dalam laporan tersebut, CCA telah menjustifikasi bahwa permintaan

fasilitas dan jasa pemasyarakatan dapat dipengaruhi oleh relaksasi penegakan

hukum. Ia juga menuliskan bahwa perubahan dalam kebijakan terkait dengan

narkoba, dan imigran ilegal, dapat mempengaruhi jumlah tahanan, dan hukuman,

dan hal tersebut berpotensi untuk mengurangi permintaan fasilitas

pemasyarakatan. Hal tersebut kemudian mendukung fakta bahwa CCA

berkontribusi dalam pemilihan politik, yakni dengan membuat kontribusi

kampanye untuk calon yang mungkin mendukung kebijakan penjara yang ketat,

dan hal tersebut memungkinkan CCA untuk bertahan dalam bisnis.11

9”ALEC:

The Voice of Corporate Special Interests in State Legislatures”, Right Wing Watch,

diakses dari http://www.rightwingwatch.org/report/alec-the-voice-of-corporate-special-interests-in-state-legislatures/ diakses pada 16 Maret 2017 pukul 20:51 WIB.

10

Harvey Silvergate dan Kyle Smeallie. Freedom Watch: Jailhouse BOP. The Boston Phoenix

(Boston: The Boston Phoenix, 2008) Hlm. 4 diakses dari

https://static1.squarespace.com/static/558c16e9e4b00e687752a5c9/t/55b29971e4b078a433885829 /1437768049439/PHX+Jailhouse+bloc+-+12-9-08.pdf pada 15 Maret 2017 pukul 9:58 WIB.

11

James M. Jeffords Center’s. Campaign Contributions from the Corrections Corporation of

(18)

Universitas Indonesia

Pada tahun April 2010, Gubernur Arizona Jan Brewer memicu kontroversi nasional ketika ia menandatangani State Senate Bill 1070 (SB1070) menjadi undang-undang. Isi dari undang-undang tersebut adalah bahwa setiap aparat penegak hukum diminta untuk mempertanyakan masyarakat yang terlihat seperti imigran yang mereka duga berada di Arizona tanpa dokumen lengkap atau ilegal.

Laura Sullivan, koresponden National Public Radio (NPR) mengatakan bahwa CCA berperan di dalam lolosnya SB1070 di Arizona. Rancangan undang-undang tersebut disusun oleh ALEC di mana CCA adalah bagian dari ALEC. Ketika undang-undang tersebut di bawa ke DPRD di Arizona, pada bulan Januari 2010, setidaknya 36 anggota DPRD mendukung rancangan tersebut (dua pertiga diantaranya terlibat dalam pertemuan rancangan undang-undang tersebut, dan merupakan bagian dari ALEC). Selama enam bulan ke depan, sebanyak 30 dari pendukung undang-undang tersebut mendapatkan kontribusi kampanye dari perusahaan penjara swasta termasuk CCA.12

SB1070 menjadikan ketidak lengkapan dokumen imigran di negara bagiannya termasuk menjadi tindakan kriminal dan para pelaku harus dimasukkan ke dalam Immigration Detention Centers di mana CCA merupakan perusahaan yang juga menjalankan tempat ‘penampungan’ imigran tersebut. Hal ini kemudian berjalan logis dengan investigasi yang dilakukan oleh Sullivan, bahwa CCA mungkin berperan di dalam lolosnya SB1070 pada tahun 2010. Penulis mencoba untuk memfokuskan penelitian ini dengan merujuk pada sebuah rumusan pertanyaan, yaitu Bagaimanakah peran perusahaan penjara swasta Correction Corporation of America dalam mendorong disahkannya Senate Bill 1070 di Arizona Amerika Serikat tahun 2010 melalui American Legislative Exchange Council?

1.3 Tujuan dan Signifikansi Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami dan mendalami bagaimana perusahaan besar di Amerika Serikat yang bergerak di bidang penjara

https://www.uvm.edu/~vlrs/PoliticalProcess/Campaign%20Contributions%20from%20the%20Cor rections%20Corporation%20of%20America.pdf pada 16 Maret 2017 pukul 13:23 WIB.

(19)

Universitas Indonesia

swasta berpengaruh terhadap pembuat kebijakan, dan lebih jauh lagi kepada penegakkan kebijakan-kebijakan yang cenderung menguntungkan perusahaan tersebut.

Sedangkan untuk signifikansi penelitian, dapat digolongkan ke dalam dua bagian, yaitu signifikansi akademis dan signifikansi praktis. Dalam signifikansi akademis, penelitian ini merupakan penelitian pertama di Program Studi Universitas Indonesia yang membahas mengenai bagaimana penjara swasta di Amerika Serikat berperan terhadap kebijakan publik, di mana pada kasus ini perusahaan menggunakan kelompok kepentingan. Penelitian ini akan berkontribusi dalam menambah ragam dari koleksi penelitian ilmu politik. Selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan lebih jauh lagi kepada pembaca terkait dengan bagaimana praktik lobi yang dilakukan oleh perusahaan besar melalui beberapa cara sehingga dapat berpengaruh baik terhadap rancangan undang-undang maupun penetapan kebijakan.

Signifikansi dalam praktis diharapkan dapat menjadi sebuah studi komparatif untuk melihat peran perusahaan di Indonesia terhadap baik perumusan ataupun penegakkan kebijakan pemerintah. Di mana kita dapat merefleksikan sejauh mana perusahaan-perusahaan besar telah berpengaruh terhadap kebijakan yang dihasilkan oleh pemerintah yang menguntungkan perusahaannya. Kemudian, kita juga dapat belajar bahwa apabila di kemudian hari ada wacana untuk diberlakukan kebijakan penjara swasta di Indonesia, kita dapat menjadi lebih kritis dalam menanggapi fenomena serupa.

Batasan kurun waktu dari penelitian ini adalah pada masa dibuatnya draft kebijakan SB1070 tahun 2009 akhir, hingga enam bulan setelah RUU tersebut lolos pada April 2010, yaitu November 2010. Batasan ini dipilih karena penelitian ini akan fokus pada awal mula kebijakan ini diusulkan hingga lolos menjadi kebijakan, dan dampak dari lolosnya kebijakan ini kepada legislator pendukung kebijakan ini pada pemilihan umum di Arizona bulan November 2010.

1.4 Tinjauan Pustaka

(20)

Universitas Indonesia

dalam bentuk buku, jurnal ilmiah ataupun karya ilmiah lainnya. Bahan-bahan referensi tersebut, memiliki data dan informasi yang melengkapi satu sama lain sehingga dapat membantu dan menunjang penulisan tugas akhir ini. Rata-rata dari seluruh bahan yang telah dibaca, berargumen bahwa perusahaan besar pemilik penjara swasta seperti CCA memang memiliki pengaruh terhadap politik di Amerika Serikat dengan berbagai macam jalur untuk dapat mempengaruhinya.

Penulis merujuk pada sebuah thesis yang dituliskan oleh seorang akademisi dari Departemen Ilmu Politik di University of California, San Diego Vardui Kirakossyan pada tahun 2015 yang berjudul Profits Before People: The Effect of Prison Privatization on U.S Incarceration Rates and Recidivism. Yang menjadi argumen terkuat di dalam penelitian ini adalah ia mengatakan “profits are prioritized before people” di mana ia merasa bahwa industri penjara swasta berjalan didukung pemerintah dengan memprioritaskan keuntungan di atas masyarakat.

Ia berusaha untuk membuktikan argumennya juga dengan menjelaskan bagaimana industri penjara swasta telah berpengaruh terhadap peningkatan jumlah penahanan masyarakat dengan berbagai cara, termasuk dengan pengetatan penegakan hukum hingga hukuman penjara meskipun kepada pelaku low offenses crimes.13 Motif dari keuntungan penjara swasta menurutnya bertanggung jawab atas pengetatan hukum meskipun pada tingkatan rendah hanya untuk mendapatkan lebih banyak tahanan. Perusahaan penjara swasta dan pejabat politik saling mengisi kepentingan satu sama lain untuk menjaga jumlah tahanan untuk tidak berkurang melalui undang-undang dan kebijakan yang lebih keras untuk mendapatkan keuntungan. Hal ini dikarenakan penjara swasta mendapatkan kontrak dari negara-negara bagian untuk negara bagian dapat menghemat biaya, di mana negara bagian melakukan investasi di dalamnya.14

Thesis ini merupakan salah satu dari faktor yang menguatkan upaya penulisan penelitian ini, di mana Vardui Kirakossyan telah membuktikan bahwa memang terdapat hubungan antara pemerintah dan penjara swasta yang ‘mengisi' satu sama lain dalam meraup keuntungan dari tahanan-tahanan. Vardui

13

(21)

Universitas Indonesia

Kirakossyan melakukan penelitian dengan melihat bahwa sebenarnya penjara swasta tidak memberikan fasilitas yang lebih baik dari penjara publik, memang eksistensi penjara swasta sebagai perusahaan tidak lebih dari mencari keuntungan, sama seperti perusahaan-perusahaan di industri lain. Hasil dari penelitiannya, membuktikan bahwa terjadi peningkatan jumlah tahanan di Amerika Serikat setelah penjara di privatisasi.

Selanjutnya, penulis membaca thesis yang berjudul Private Prisons: Hiding a Veil of Democracy, yang ditulis oleh Bianca Tylek, seorang akademisi dari Harvard Law School berusaha untuk menjelaskan bagaimana demokrasi di Amerika Serikat telah secara moral dirusak oleh adanya privatisasi penjara. Menurutnya, pemerintah Amerika Serikat telah lama menyerah dan meremehkan demokrasi populer untuk ‘memberi makan’ kepentingan ekonominya. Bianca Tylek berargumen bahwa negara telah lama bergantung pada praktek yang dipertanyakan dari lobi sektor swasta demi pembiayaan kampanye untuk mengamankan dukungan politik untuk usaha bisnis mereka.

Dalam thesis tersebut, Bianca Tylek juga mengatakan bahwa dengan sebagian besar kontrak penjara swasta yang dieksekusi oleh federal, negara bagian, dan pembuat kebijakan lokal, industri penjara swasta akan sangat bergantung pada hubungan politik. Dengan demikian, industri ini memiliki strategi politik yang meruntuhkan legitimasi demokratis melalui ketergantungannya pada lobi legislatif dan pendanaan kampanye.15 Secara garis besar, artikel jurnal ini menjustifikasi bahwa ada keterkaitan yang ‘spesial’ antara pemerintah dan perusahaan penjara swasta yang dijalankan oleh CCA dengan dan mengaitkannya dengan ‘kelunturan’ demokrasi.

Penulis sepakat dengan literatur yang ditulis oleh Bianca Tylek ini, di mana ia menjelaskan memang terdapat hubungan pemerintah dan CCA yang saling bergantung. Namun, yang membedakan penelitian yang ditulis Bianca Tylek dengan penelitian penulis adalah penulis tidak mengaitkan hubungan tersebut dengan konsep demokrasi. Penulis hanya berfokus pada bagaimana CCA

(22)

Universitas Indonesia

berperan dalam penegakkan kebijakan di Arizona tanpa membahas konsep demokrasi.

Penulis membaca literatur terakhir, mengenai kelompok kepentingan dan lobi yang ditulis oleh Richard Miessner, dengan judul Interest Groups, Water Politics, and Governance. Dalam bab 2 buku ini, dijelaskan secara mendalam mengenai perbedaan dari kelompok kepentingan, Non-Governmental Organization, dan lobbyist. Bab ini juga menjelaskan mengenai karakteristik kelompok kepentingan, juga lebih jauh lagi meneliti mengenai kelompok kepentingan dan kaitannya terhadap negara bagian, struktur pemerintahannya, dan entitas non negara lainnya di dalam masyarakat.

Richard Miessner menyatakan bahwa kelompok kepentingan, pressure groups, NGO, lobbyist adalah hal yang tidak sama. Semua kelompok kepentingan secara definisi adalah NGO, tapi tidak setiap NGO adalah kelompok kepentingan. NGO hanya merepresentasikan apa yang menjadi kepentingan anggotanya, tetapi tidak bertindak untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah. Ketika NGO berusaha untuk mempengaruhi pemerintah, maka ia disebut sebagai kelompok kepentingan.16 Pressure group dan lobi adalah kelompok kepentingan, namun tidak semua kelompok kepentingan adalah pressure group dan lobbyist. Pressure group memfokuskan kegiatan mereka pada kebijakan pemerintah atau proses pemerintahan. Kelompok kepentingan dan lobi berupaya untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah dan proses pemerintahan.

Richard Miessner mengatakan bahwa ilmuwan politik telah meninggalkan pemikiran yang terbatas mengenai kelompok kepentingan, yakni pemikiran bahwa mereka hanyalah kelompok yang merepresentasikan kepentingan masyarakat. Kelompok kepentingan kemudian didefinisikan dari tindakan mereka terhadap negara, dan organisasi lainnya, atau pengaruh dan peran mereka terhadap output yang lebih besar, seperti kebijakan.17 Jika banyak definisi kelompok kepentingan adalah kelompok di luar aktor negara, menurut R. Miessner, hal tersebut dapat dilihat secara kontekstual, sebab kelompok kepentingan juga dapat dinilai dari

16Richard Miessner. Interest Groups, Water Politics and Governance, SpringerBriefs in Environmental Science (New York: Springer, 2015) Hlm 7.

(23)

Universitas Indonesia

bagaimana mereka bertindak, dan lebih jauh lagi relasinya dengan aktor-aktor baik negara maupun non-negara.

Selanjutnya, penulis juga membaca sebuah artikel ilmiah mengenai kekuatan bisnis dalam mempengaruhi kebijakan yang berjudul Who Passes Business’s“ModelBills”? Policy Capacity and Corporate Influence in U.S. State Politics yang ditulis Alexander Hertel-Fernandez seorang doktor dari Harvard Kennedy School. Artikel ilmiah ini secara umum menjelaskan bagaimana perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat berperan dalam perumusan atau lolosnya sedikit-banyak kebijakan-kebijakan yang ada di Amerika Serikat. Ia berargumen bahwa pembuat kebijakan cenderung mengandalkan proposal bisnis ketika mereka kekurangan waktu dan sumber daya untuk mengembangkan dan membuat undang-undang mereka sendiri, hal tersebut juga dikarenakan mereka memiliki afinitas ideologis terhadap bisnis. Artikel ini juga menjelaskan mengenai ALEC, kelompok yang mempromosikan kebijakan pro-bisnis, di mana ALEC memberikan sumber daya model kebijakan yang baik untuk legislator negara bagian yang menjadi anggotanya, mendistribusikannya di negara bagian. Ia mengatakan bahwa salah satu cara bisnis mempengaruhi kebijakan adalah dengan menyediakan sumber daya kebijakan itu sendiri kepada legislator yang mungkin kekurangan ide untuk kebijakan.18 Inti dari penelitian ini adalah, ia menjelaskan bahwa ALEC merupakan isntrumen penting dalam pelaku bisnis dan legislator dalam pembentukkan kebijakan-kebijakan yang terutama pro-bisnis. Di mana perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan ALEC dan tergabung dalam ALEC, di antaranya adalah perusahaan penjara swasta.

Empat literatur yang penulis baca, dan didukung oleh data dan literatur lain, menjadi pedoman bagi penulis untuk meneliti lebih lanjut dengan studi kasus yang telah penulis pilih. Di mana Vardui Kirakossyan mengatakan bahwa pemerintah dan penjara swasta telah mendahului keuntungan bagi perusahaan dan pemerintah itu sendiri di atas kepentingan masyarakat dengan meraup keuntungan melalui industri penjara swasta yang sebenarnya tidak lebih baik dari penjara

18

Alexander Hertel-Fernandez, Who Passes Business’s “Model Bills”? Policy Capacity and Corporate Influence in U.S. State Politics, diakses dari

(24)

Universitas Indonesia

publik. Bianca Tylek mengatakan hal yang hampir serupa namun dikaitkan dengan konteks demokrasi di Amerika Serikat. Literatur ke-tiga adalah literatur mengenai kelompok kepentingan, di mana literatur ini membantu penulis untuk memahami mengenai kelompok kepentingan dalam hal ini ALEC, yang menurut penulis menarik untuk diteliti, sebab ALEC menyatakan dirinya sebagai organisasi non-profit, namun bertindak seperti lobbyist dan berusaha mempengaruhi kebijakan, bahkan membantu membuat model kebijakan. Selanjutnya, adalah literatur terakhir, di mana literatur tersebut berargumen bahwa ALEC memang merupakan kelompok yang memang berpengaruh signifikan dalam perumusan Undang-Undang yang cenderung pro-bisnis di Amerika Serikat. Telah banyak penelitian mengenai hubungan antara perusahaan penjara swasta dan pemerintah sebelumnya, namun, yang menjadi fokus penulis dan akan penulis teliti lebih dalam adalah, peran perusahaan tersebut dalam mendorong disahkannya kebijakan negara bagian, dalam kasus ini peran CCA dalam mendorong disahkannya SB1070 di Arizona tahun 2010.

1.5 Kerangka Teori

1.5.1 Liberalisme Kelompok Kepentingan

Dalam menyusun penelitian ini, penulis merujuk pada teori yang digagas oleh ilmuwan politik Amerika Serikat, Theodore J. Lowi dalam bukunya yang berjudul “The End of Liberalism: The Second Republic of The United States”.

Teori ini penulis gunakan untuk menjelaskan bagaimana ALEC sebagai kelompok kepentingan dijadikan alat bagi perusahaan CCA untuk memenuhi kepentingannya dalam bidang penjara swasta, di mana ALEC kemudian mempengaruhi pemerintah dalam menghasilkan kebijakan-kebijakan yang memenuhi kepentingannya.

(25)

Universitas Indonesia

adalah bukan liberalisme klasik, melainkan liberalisme kelompok kepentingan.19 Ia mengatakan bahwa pemerintah berkembang dengan cara menanggapi tuntutan semua kepentingan-kepentingan tertentu yang telah terorganisir, dan berjalan searah dengan kepentingan korporasi. 20 Dengan cara mengakomodasi kepentingan-kepentingan kelompok-kelompok kepentingan, sehingga pemerintah menjadi tawanan kelompok kepentingan. Hal ini pada akhirnya menyebabkan perumusan-perumusan kebijakan pemerintah yang kecenderungannya terus memperketat pengaruh kelompok kepentingan pada mesin pemerintahan. Dia mengemukakan bahwa politik Amerika Serikat telah dikendalikan oleh kelompok-kelompok kepentingan di mana para politisi berasosiasi.21

Theodore Lowi dalam membuat argumen ini merujuk pada masa pemerintahan Presiden John F. Kennedy dalam melihat fenomena ini, di mana pada masa pemerintahannya, John F. Kennedy memberlakukan penggeseran fungsi Kongres kepada birokrasi profesional sebagai sumber pembuatan undang-undang yang sah di mana Theodore Lowi menyebutnya sebagai The Second Republic. Birokrasi profesional adalah sekelompok pejabat baik di sektor swasta ataupun organisasi pemerintah yang bekerja dalam kapasitas profesional yang bertanggung jawab untuk melaksanakan fungsi dan pelaksanaan undang-undang dan peraturan yang mengatur institusi tersebut.22 Menurutnya, The Second Republic telah memberikan ruang bagi sektor swasta dan kelompok-kelompok untuk memenuhi kepentingannya dengan berkontribusi langsung dalam formulasi kebijakan.

Pemerintah Amerika Serikat menurutnya kini telah terbiasa dengan bentuk 'politik kesepakatan'. Yang dimaksud dari politik kesepakatan adalah bahwa pemerintah akan mengabulkan permintaan kelompok tertentu dianggap telah mewakili kepentingan umum, jika sudah terjadi kesepakatan antara kedua pihak antara pemerintah dan kelompok dengan cara-cara yang abstrak dan tidak

Theodore J. Lowi. The End of Liberalism: The Second Republic of The United States. (Toronto: W.W Norton, 1979). Hlm. 6

22

(26)

Universitas Indonesia

prosedural. 23 Liberalisme di Amerika Serikat menurutnya mempromosikan pengambilan keputusan yang populer namun juga melemahkan keputusan populer dengan menyalahgunakan gagasan mengenai implementasi dan juga perumusan kebijakan kebijakan. Pemikiran ini dianggap telah merusak pemerintahan demokratis dan menyebabkan pemerintahan yang menjadi tidak berdaya secara independen.24

1.6 Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Metodologi penelitian atau metode penelitian memiliki pengertian terkait dengan sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan untuk disiplin ilmu yang merupakan analisis konseptis dalam penyelidikan yang sistematis dalam meningkatkan pengetahuan, dan usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu. Pendekatan yang penulis pilih dalam menulis penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dengan menggunakan strategi pemilihan studi kasus. Studi kasus menurut John W. Creswell adalah sebuah strategi dari pendekatan kualitatif yang menganalisis secara mendalam dalam batasan yang jelas, dari mulai waktu, hingga pada aktor-aktor yang telah dipilih oleh peneliti.25

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analisis. Metode ini penulis pilih karena kata kualitatif ditafsirkan secara bebas sebagai suatu keakuratan deskripsi tertentu, di mana penelitian tersebut memiliki tujuan di dalam mengumpulkan suatu informasi yang faktual dan akurat dengan penjelasan yang sistematis.

Kegiatan penelitian akan meliputi antara lain mencari sumber informasi yang berkaitan dan relevan dengan masalah yang akan diteliti. Sumber informasi tersebut dapat berupa hasil-hasil penelitian dan karya ilmiah sebelumnya, dokumen kebijakan-kebijakan yang telah ada, dokumen-dokumen lainnya seperti

23

Ibid. Hlm. 14 24

Ibid. Hlm. 295 25

(27)

Universitas Indonesia

jurnal dan buku yang diperlukan dan berhubungan dengan penelitian yang akan diteliti. Teknik pengumpulan data untuk penelitian ini penulis menggunakan :

1.6.1 Data Sekunder

Data sekunder pada penelitian ini, merupakan data yang didapatkan dari studi literatur yang dikaji melalui buku, jurnal, segala bentuk laporan, dokumen, untuk dapat menganalisa topik penelitian baik secara historis dan kronologis mengenai pengaruh perusahaan penjara swasta CCA terhadap output kebijakan-kebijakan pemerintah.

1.7 Kerangka Alur Berpikir

Berdasarkan kerangka alur berpikir tersebut, maka penelitian ini fokus pembahasan akan mengarah kepada bagaimana perusahaan CCA melalui kelompok kepentingan ALEC dengan melakukan beberapa cara, berhasil mendorong disahkannya kebijakan Senate Bill 1070 di negara bagian Arizona. Penelitian ini akan berusaha untuk membuktikan bahwa CCA berkontribusi dalam didorongnya rancangan undang-undang yang kemudian lolos pada tahun 2010 di Arizona dan dikenal sebagai Senate Bill 1070 dengan menggunakan kelompok kepentingan untuk mempengaruhi pemerintah dalam mendorong disahkannya kebijakan tersebut.

1.8 Sistematika Penulisan

BAB 1 Pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan signifikansi penelitian, tinjauan pustaka, kerangka konsep dan konsep, metodologi penelitian, dan skema alur berpikir.

Kepentingan Perusahaan Correction Corporation of America

Penyusunan RUU dan Lobi Melalui Kelompok Kepentingan

American Legislative Exchange Council

Disahkannnya Kebijakan SB1070 di

(28)

Universitas Indonesia BAB 2. Penjara Swasta di Amerika Serikat. Bab ini akan menjelaskan gambaran umum mengenai penjara swasta, Immigration Detention Center, perusahaan CCA, dan keadaan migran ilegal di negara bagian Arizona.

BAB 3. ALEC Sebagai Alat Perusahaan CCA Dalam Mendorong Disahkannya SB1070. Bab ini akan menjelaskan mengenai ALEC, hubungan CCA dan ALEC. Kemudian di bab ini akan menjelaskan peran-peran yang dilakukan oleh perusahaan CCA terkait dengan lolosnya kebijakan SB1070 melalui ALEC.

BAB 4. Disahkannyah SB1070 Sebagai Bentuk Liberalisme Kelompok

Kepentingan. Bab ini akan berisi analisis penemuan penelitian dan mengaitkannya dengan teori yang dipilih.

(29)

16 Universitas Indonesia

BAB II

PENJARA SWASTA DI AMERIKA SERIKAT

Dalam bab ini, penulis akan menjelaskan secara umum mengenai penjara swasta di Amerika Serikat, dimulai dengan awal berdirinya penjara swasta di Amerika Serikat, dengan menjelaskan sedikit konteks politik pada masa itu, bagaimana perusahaan mendapatkan profit, kemudian juga menjelaskan bagaimana sebagian Immigration Detention Center (IDC) kini dikelola oleh sektor swasta. Selain itu, penulis juga menjelaskan mengenai gambaran umum perusahaan CCA di Amerika Serikat sebagaimana CCA adalah subjek penelitian penulis. Dan yang terakhir bab ini akan menjelaskan sedikit mengenai konteks di Arizona.

2.1 Penjara Swasta Sebagai Solusi Dari Populasi Tahanan Yang Terus Meningkat

Kebijakan publik yang diterapkan selama tahun 1970 hingga 1980-an merupakan salah satu faktor yang memfasilitasi meningkatnya privatisasi penjara di Amerika Serikat. Seperti kebijakan war on drugs, dan kebijakan penegakan hukum yang lebih keras, dan beberapa kebijakan lainnya memicu melonjaknya populasi penghuni penjara.26 Meledaknya jumlah penahanan ini menghasilkan dua masalah praktis. Masalah pertama, di mana tempat untuk menempatkan orang-orang yang dihukum dan harus dimasukkan ke dalam penjara, dan yang kedua bagaimana cara untuk membayarnya.

26

(30)

Universitas Indonesia

Grafik 2.1 Populasi Tahanan di Amerika Serikat tahun 1970-2008

Sumber: Justice Policy

Grafik di atas menjelaskan terjadinya peningkatan jumlah tahanan di Amerika Serikat dari tahun ke tahun sejak tahun 1970 hingga 2008. Naiknya jumlah tahanan ini juga merupakan kontribusi dari kebijakan-kebijakan yang diterapkan pemerintah mengenai penegakkan hukum kriminal. Seperti tahun 1970

(31)

Universitas Indonesia

Awalnya, pemerintah yang tetap berperan dalam mengurus penjara dan tahanan, dan melakukan beberapa kerja sama dengan perusahaan swasta dengan melakukan kontrak seperti tahanan yang dijadikan tenaga kerja buruh, kerja sama untuk penyediaan peralatan medis, penyediaan makanan, fasilitas kasur, dan lain-lain. Kemudian, berkaitan dengan meningkatnya jumlah penahanan, yang secara otomatis mempengaruhi meningkatnya biaya pemerintah untuk lembaga pemasyarakatan, keterlibatan sektor swasta yang sebelumnya hanya sebatas penyediaan kontrak layanan, kemudian bertambah menjadi pelengkapan manajemen hingga operasi penjara secara keseluruhan.

Awal mula berkembangnya peran swasta ini dimulai pada tahun 1970-an, di mana ia berperan dalam mengoperasikan 'rumah singgah' yakni sebuah tempat persinggahan bagi pengguna narkoba sebelum di pidana. Kemudian privatisasi ini lebih jauh lagi pada tahun 1983, di mana perusahaan melakukan kontrak dengan

Immigration and Naturalization Service (INS), untuk menahan imigran tanpa dokumen legal. Douglas C. McDonald, seorang akademisi dari Oxford University

mengatakan bahwa bahkan sejak tahun 1960-an, sebelum kemudian sektor swasta melebarkan sayapnya ke INS, ia telah secara kasat mata mengelola beberapa tempat pelembagaan masyarakat dengan fasilitas keamanan yang rendah.27 Hingga akhirnya, pada tahun 1983, sebuah kontrak antara perusahaan swasta dengan pemerintah resmi diberlakukan, di mana penjara secara sah dapat dioperasikan oleh sektor swasta di mana CCA adalah penjara pertama yang dikelola oleh swasta.

Penjara swasta ini didirikan bukan tanpa dasar apa-apa. Basis keyakinan bahwa penjara yang dikelola oleh sektor swasta akan lebih ekonomis ini adalah adanya asumsi bahwa persaingan pasar akan menurunkan biaya.28 Dan karena perusahaan-perusahaan swasta harus bersaing satu sama lain dalam sebuah industri, diharapkan bahwa perusahaan-perusahaan ini akan berlomba-lomba untuk menawarkan fasilitas yang baik dengan harga yang murah untuk

27

Douglas C. McDonald, Public Imprisonment By Private Means: The Re-emergence of Private Prisons and Jails in the Un United Kingdom, and Australia, Vol. 34 Special Issue, 1994 diakses dari https://www.jstor.org/stable/pdf/23638186.pdf pada 14 April 2017 pukul 20:41 WIB.

28

(32)

Universitas Indonesia

memenangkan kontrak pemerintah. Cara pemerintah tingkat federal, dan negara bagian yang berusaha untuk memasuki sebuah hubungan kontrak adalah biasanya dengan mengumumkan Request for Proposals (RFP) atau permintaan proposal. Di mana proposal ini berisi gambaran proyek yang mereka ingin tawarkan, dan pemerintah kemudian yang akan memutuskan perusahaan mana yang akan menjadi vendor di daerahnya. Alasan lain yang menjadi pertimbangan privatisasi adalah karena sektor swasta memiliki kemampuan yang lebih cepat untuk membangun fasilitas daripada instansi pemerintah.29

Jika penjara publik secara alamiah adalah non-profit, karena tujuan akhirnya adalah untuk merehabilitasi dan memasyarakatkan kembali para pelaku kriminal yang berada di penjara, berbeda dengan konteks penjara swasta yang dijalankan oleh perusahaan. Tujuan dari perusahaan pada dasarnya adalah untuk mendapatkan keuntungan dari kegiatan yang dijalaninya.

Pada umumnya, cara penjara swasta dalam mendapatkan keuntungan adalah dengan mengenakan tarif harian per-orang dipenjara untuk menutupi biaya investasi, biaya operasi, dan mengubahnya menjadi profit. Kontrak yang ditanda tangani oleh pemerintah dan pihak perusahaan biasanya ini berisi penetapan bahwa pemerintah akan membayar perusahaan penjara swasta dalam jumlah dollar per-hari, antara $30 hingga $80 atau lebih tinggi lagi, untuk setiap narapidana yang berada di fasilitas penjara swasta.30 Jumlah ini dinegosiasikan dalam proses kontrak dan dapat bervariasi menyesuaikan banyak faktor, termasuk tingkat keamanan para tahanan, ukuran dan jenis fasilitas, program-program yang disediakan, makanan, layanan kesehatan, rekreasi, dan pendidikan. Dan biaya tersebut dapat dipastikan menutupi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh penjara swasta, bahkan lebih.31

Selain itu, cara perusahaan penjara swasta mendapatkan keuntungan adalah dengan menjadikan tahanan sebagai pekerja buruh dengan upah yang

29 Christopher Hartney & Caroline Glesmann, Prison Bed Profiteers: How Corporations Are

Reshaping Criminal Justice in the U.S., (National Council on Crime & Delinquency, 2012) diakses dari http://www.nccdglobal.org/sites/default/files/publication_pdf/prison-bed-profiteers.pdf pada 18 April 2017 pukul 13:29 WIB.

30Ibid. Hlm. 6.

(33)

Universitas Indonesia

rendah, jauh di bawah rata-rata di mana sifat dari pekerjaan ini adalah wajib. Naripadana menerima bayaran yang sangat minim sebagai tenaga kerja di penjara, berkisar antara $0,12 hingga $0,40 per jam, sementara upah minimum buruh di Amerika Serikat per tahun 2009 adalah $7.25.32 Bahkan, beberapa negara bagian tidak memberikan bayaran sama sekali untuk tenaga kerja tahanan, seperti di Texas, karena menganggap pekerjaan tersebut adalah bagian dari program pemberdayaan tahanan dan timbal balik yang didapatkan oleh tahanan adalah

good remarks atau catatan perilaku baik, jika mereka bekerja dengan baik.33

Tidak seperti pekerja Amerika Serikat lainnya, tahanan-tahanan ini tidak dilindungi oleh undang-undang ketenaga kerjaan. Mereka tidak memiliki akses untuk mendapatkan kompensasi kerja/cuti, hingga upah yang sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh keputusan pengadilan federal bahwa hubungan antara tenaga kerja tahanan dan perusahaan bukan seperti hubungan antara tenaga kerja biasa dengan perusahaan, sehingga mereka tidak mendapatkan jaminan perlindungan tenaga kerja tersebut. Bahkan, perusahaan penjara swasta ini terang-terangan mempromosikan tahanan sebagai outsource tenaga kerja dengan upah rendah, sehingga banyak perusahaan yang telah bekerja sama untuk menggunakan jasanya, seperti Victoria’s Secret, AT&T, Microsoft, Starbucks dan sebagainya.34

Oleh sebab itu, dengan terus meningkatnya jumlah orang yang berada di dalam penjara, lebih jauh lagi dapat diterjemahkan ke dalam meningkatnya pendapatan bagi perusahaan penjara swasta. Sebab, selain setiap tahanan yang berada dan menggunakan fasilitas penjara swasta merupakan tanggungan dari pemerintah, dan pemerintah membayarkannya ke pihak penjara swasta; perusahaan penjara swasta mendapatkan kontrak dari perusahaan-perusahaan yang menggunakan jasa tenaga kerja tahanannya. Dan sejak industri perusahaan penjara swasta ada sebagai bisnis yang berorientasi keuntungan, kebijakan yang

32“US

prisoners are going on strike to protest a massive forced labor system”, diakses dari https://qz.com/777415/an-unprecedented-prison-strike-hopes-to-change-the-fate-of-the-900000-americans-trapped-in-an-exploitative-labor-system/ pada 19 April 2017 pukul 00:44 WIB. 33 Ibid.

34“How

(34)

Universitas Indonesia

pro penegakan hukum dan yang cenderung berpotensi meningkatkan penahanan memberikan perusahaan-perusahaan swasta tersebut keuntungan.

Penjara yang diprivatisasi biasanya didukung oleh politisi-politisi dengan kecenderungan latar belakang Partai Republikan. Pandangan Partai Republikan terhadap isu ini sendiri dapat dilihat dari dukungannya terhadap penegakkan hukum yang lebih ketat, terutama terhadap mass incarceration atau penahanan massal. Secara sederhana, pandangan Partai Republikan terhadap hukuman penjara adalah bahwa semakin banyak penghuni penjara, maka semakin berkurang tindakan kejahatan dan ancaman yang berkeliaran di Amerika Serikat.35 Sementara pandangan Partai Demokrat terhadap isu ini adalah bahwa Partai Demokrat berkomitmen untuk mereformasi sistem peradilan pidana dan mengakhiri penahanan massal. Partai Demokrat merasa bahwa jumlah populasi tahanan di Amerika Serikat adalah suatu hal yang janggal, dan perlu dihentikan.36 Menurut Partai Demokrat, sistem peradilan dan hukum di Amerika Serikat perlu di revisi terkait dengan isu penahanan massal ini, di mana implikasi dari penahanan massal dan penjara swasta adalah adanya asumsi bahwa jumlah tahanan semakin meningkat dan penegakkan hukum semakin dijunjung tinggi semenjak penjara mulai dijadikan industri bagi sektor swasta.

2.2 Hubungan Perusahaan Penjara Swasta dan Immigrant Detention Center (IDC)

Imigran ilegal di Amerika Serikat didefinisikan sebagai orang-orang yang memasuki teritori Amerika Serikat tanpa izin yang tepat dan dengan menghindari prosedur hukum. Hal ini biasanya dilakukan dengan menghindari kontak dengan para petugas keamanan dan imigrasi yang bertugas memverifikasi bahwa mereka dapat masuk secara legal. Imigran ilegal juga bisa jadi sebagai warga asing yang

35 “The

Conservative War on Prisons”, diakses dari

http://washingtonmonthly.com/magazine/novdec-2012/the-conservative-war-on-prisons/ pada 19 April 2017 pukul 2:13 WIB.

36 “Two

(35)

Universitas Indonesia

telah menetap di Amerika Serikat sejak lama, namun tidak mengurus dokumen legal-nya. Di Amerika Serikat, imigran ilegal umumnya berasal dari Meksiko, dan Amerika Serikat Tengah, yang di mana pada awalnya, mereka masuk ke teritori Amerika Serikat dalam jumlah yang besar pada tahun 1920-an.37 Pemerintah federal kemudian menjadi lebih aktif dalam menanggapi hukum imigrasi ini. Meskipun kemudian setelah masa the great depression dan Perang Dunia II, Amerika Serikat menjalin kerjasama dengan Meksiko dengan membentuk perjanjian yang dikenal sebagai Program Bracero, di mana Meksiko diizinkan untuk ke Amerika Serikat untuk bekerja di bidang pertanian, hasilnya ratusan ribu pekerja Meksiko mulai berdatangan. Meskipun Prgoram Bracero ini dirancang untuk memenuhi kekurangan tenaga kerja Amerika Serikat, imigrasi ilegal tetap menjadi masalah. Sehingga pada pemerintahan Presiden Eisenshower tahun 1954, ia mulai memberlakukan sistem deportasi terhadap imigran ilegal, dan hanya dalam hitungan beberapa tahun, lebih dari satu juta imigran ilegal tertangkap.38 Program ini kemudian dihapuskan, namun, jumlah arus imigran ilegal tetap kuat berdatangan.

Dalam konteks politik pada, pada tahun 1981, Amerika Serikat berada di bawah pemerintahan Republikan Presiden Ronald Reagan, di mana munculnya kontrak swasta pertama kali dalam fasilitas penahanan ini ada pada pemerintahannya. Hal ini disebabkan oleh tantangan baru terhadap pembuat kebijakan imigrasi Amerika Serikat. Di mana pada tahun-tahun sebelumnya, setidaknya 130.000 pencari suaka, mulai berdatangan dari negara yang berdekatan dengan teritorinya (seperti Kuba dan Haiti) karena konflik yang dialami oleh negaranya.39 Hingga pada hasil akhirnya, pada awal 1980-an, menurut beberapa pemimpin baik domestik dan luar Amerika Serikat mengalami krisis masalah

37 “The

Nature of Citizenship and Solving Illegal Immigration”, diakses dari

https://billofrightsinstitute.org/wp-content/uploads/2012/01/Handout-A-The-Nature-of-Citizenship-and-Solving-Illegal-Immigration.pdf pada 19 April 2017 pukul 21:20 WIB. 38Ibid.

Hlm. 1 39

(36)

Universitas Indonesia

imigran.40 Presiden Reagan dalam menanggapi hal tersebut, kemudian mencari cara untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Amerika Serikat dapat mengontrol perbatasannya dan mengurangi arus imigrasi.

Pada tahun 1981, ia mengeluarkan perintah eksekutif untuk Kongres, untuk menerapkan aturan penahanan wajib bagi para imigran sebelum status mereka ditentukan untuk dideportasi, dalam Immigration Detention Centers

(IDC). Peraturan eksekutif ini berjalan lancar, tidak terjadi perdebatan di dalam Kongres, yang berarti seluruh anggota Kongres sepakat mengenai perintah ini. Presiden Reagan kemudian memberikan hak mandatory detention atau penahan wajib kepada Immigration and Naturalization (INS) untuk menangkap imigran dan dengan tanpa batasan dapat menahan mereka di pusat-pusat penahanan federal, dan fasilitas penahanan.

Dalam konteks penjara swasta, mereka tidak hanya membangun fasilitas penjara di Amerika Serikat. Perusahaan penjara swasta ini yang melakukan kerjasama dengan INS, melakukan kontrak untuk menahan imigran ilegal yang sedang menunggu masa sidang dan imigran ilegal yang akan dideportasi.41 Fasilitas ini telah banyak beroperasi di Amerika Serikat, dan dikenal sebagai

Immigration Detention Center (IDC).

Lembaga pemerintah yang melakukan kerja sama dengan penjara swasta pertama kali adalah INS. Di mana pada tahun 1984, INS memiliki kontrak dengan dua perusahaan swasta untuk menahan imigran asing ilegal atau yang biasa disebut dengan alien. Dan pada tahun 1988, jumlah fasilitas penahanan INS yang dikelola oleh swasta telah berkembang menjadi tujuh, terdapat sekitar 2.700 imigran ilegal yang ditahan disana. INS pada tahun 2003 kemudian berubah menjadi U.S Immigration and Custom Enforcement (ICE), dengan tugas dan fungsi yang sama. ICE memiliki tujuan untuk mencari, dan menyingkirkan ‘illegalalien’ yang merupakan kriminal, atau baru saja sampai di Amerika Serikat tanpa status legal (in proccess).

40Ibid. Hlm. 166

41

(37)

Universitas Indonesia

Pada hari ini, penjara swasta tetap bekerja sama melalui kontrak dengan ICE, dan jumlah gabungan swasta dan pemerintah fasilitas penahanan imigran di Amerika Serikat kini mencapai 250 unit. Di mana 60% dari seluruh jumlah imigran ilegal yang ditahan berada di IDC milik swasta. Setidaknya, IDC yang dikelola swasta sendiri menahan sekiranya lebih dari 15.000 imigran per-hari, di mana Arizona merupakan negara bagian dengan tingkat penahanan imigran terbesar ke 3.42

2.3 Correction Corporation of America (CCA) Perusahaan Swasta Terbesar di Amerika Serikat

Didirikan dan mulai beroperasi secara resmi pada tahun 1983, Correction Corporation of America (CCA) adalah perusahaan penjara swasta pertama dan terbesar di Amerika Serikat. Menurut data yang diambil dari web perusahaan ini, CCA mengkhususkan dirinya dalam memiliki, mengoperasikan, dan mengelola lembaga pemasyarakatan.43 CCA juga memiliki spesialisasi dalam perencangan, konstruksi, perluasan, dan pengelolaan penjara serta fasilitas penahanan. CCA telah bekerja sama baik dengan pemerintah tingkat federal maupun negara bagian sejak tahun 1983.44

CCA pada tahun 2014 berganti nama menjadi CoreCivic, namun tidak berpengaruh terhadap model bisnisnya, hanya namanya yang diganti. Perusahaan ini pertama kali didirikan oleh Thomas W. Beasley, T. Don Hutto, dan Robert Crants. Di mana Thomas W. Beasly merupakan ketua dari Partai Republikan negara bagian Tennesse tahun 1977-1981. Thomas Beasley dan Robert Crants merupakan teman sejak di bangku kuliah, di mana Robert Crants pada tahun 1980-an merupakan salah satu fund-raiser untuk kandidat Presiden Republikan

42 Community Initiatives for Visiting Immigrants in Confinement (CIVIC), “Immigration

Detention Map & Statistics”, diakses dari http://www.endisolation.org/resources/immigration-detention/ pada 19 April 2017 pukul 23:15 WIB.

43”The CCA Story: Our Company History” , diakses dari http://www.cca.com/our-history pada 19

April 2017 pukul 2:48 WIB.

(38)

Universitas Indonesia

Ronald Reagan.45 Titik balik dari berdirinya fasilitas penahanan yang dikelola oleh perusahaan swasta ini adalah terus meningkatnya jumlah tahanan di Amerika Serikat karena kebijakan-kebijakan di masa Presiden Nixon dan Presiden Reagan, seperti war on drugs, dan kebijakan penegakkan hukum lainnya, sehingga Presiden Reagan kemudian mengumumkan bahwa sektor swasta boleh memprivatisasi penjara. Kemudian CCA membuka fasilitas penahanan swasta yang pertama di Nashville, Tennessee tahun 1984. CCA juga bekerja sama dengan INS untuk membuka fasilitas penahanan imigran ilegal sejak tahun 1984. Per-tahun 2017, CCA memiliki 89 fasilitas penahanan (IDC dan penjara) yang tersebar di seluruh negara bagian di Amerika Serikat.46

CCA mendapatkan profitnya dari beberapa cara. Salah satunya melalui kontrak dengan pemerintah baik negara bagian maupun federal. Kontrak tersebut biasanya mengenai jumlah kuota penahanan yang disediakan oleh fasilitas penjara swasta. Sebuah laporan dari In The Public Interest (ITPI) yang berjudul "Criminal: How Opkup Quotas and 'Low-Crime Taxes' Guarantee Profits for Private Prison Corporations", mengungkapkan bahwa perusahaan penjara swasta membuat kontrak dengan pemerintah negara bagian yang menjamin bahwa jumlah tahanan akan terus meningkat sehingga tempat tidur di fasilitas penahanan akan selalu terisi. ITPI adalah sebuah pusat penelitian dan kebijakan yang komprehensif yang berkomitmen untuk mempromosikan nilai, visi, dan agenda untuk kontrol umum dan demokratis terhadap barang dan jasa publik.47 ITPI mendokumentasikan kontrak yang dipertukarkan antara perusahaan penjara swasta dan pemerintah negara bagian dan lokal yang menjamin tingkat hunian penjara berdasarkan kuota yang disepakati. Di mana hal ini berarti, tempat tidur fasilitas penahanan yang tidak terisi akan tetap dibayar melalui pajak.48 Cara-cara

45 “Doctor

Crants is no doctor -- he’s America’s private prison warden”, diakses dari http://www.southcoasttoday.com/article/19980104/News/301049932 pada 20 April 2017 pukul 14:25 WIB.

46 Suevon Lee, “By the Numbers: The U.S.s Growing For-Profit Detention Industry”, diakses dari

https://www.propublica.org/article/by-the-numbers-the-u.s.s-growing-for-profit-detention-industry pada 20 April 2017 pukul 15:09 WIB.

47 https://www.inthepublicinterest.org/about-us/ diakses pada 20 April 2017 pukul 15:35 WIB.

48

(39)

Universitas Indonesia

lain bagaimana CCA mendapatkan profitnya telah dijelaskan di sub bab sebelumnya, seperti tahanan yang dijadikan pekerja dengan upah rendah.

2.4 Arizona Negara Bagian Dengan Jumlah Imigran Ilegal Terbanyak di Amerika Serikat

Arizona adalah negara bagian di wilayah barat daya Amerika Serikat. Arizona adalah negara bagian terbesar ke enam dan negara bagian dengan jumlah penduduk terpadat di Amerika Serikat. Ibukota dari Arizona adalah Phoenix. Negara bagain ini merupkan salah satu dari Four Corners, di mana ia berbatasan dengan New Mexico, Utah, Nevada, California, dan Meksiko. Arizona berbatasan langsung denga Meksiko sepanjang 626km, di perbatasan utara negara bagian Meksiko di Sonora dan Baja California.

Arizona merupakan salah satu negara bagian dengan tingkat imigran yang tinggi, karena ia berbatasan dengan beberapa negara lain. Secara demografis, populasi kelahiran ras asing di Arizona telah tumbuh secara signifikan. Pada tahun 2000, jumlah imigran telah tumbuh sebesar 143 persen menjadi 652.200 dan pada tahun 2004 jumlahnya meningkat menjadi 830.900 orang, di mana tahun 1990, jumlah imigran yang tercatat hanya 268.700 orang. 49 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jeffrey Passel di Pew Hispanic Center, setidaknya terdapat antara 250.000 hingga 350.000 imigran ilegal di Arizona per tahun 2002 yang kebanyakan berasal dari Meksiko, dan jumlahnya meningkat menjadi 500.000 pada tahun 2007. Jumlah imigran ilegal di Arizona, terus meningkat hingga tahun 2007.50

https://www.inthepublicinterest.org/wp-content/uploads/Criminal-Lockup-Quota-Report.pdf pada 20 April 2017 pukul 15:44 WIB.

49

(40)

Universitas Indonesia

Grafik 2.2 Jumlah Imigran Ilegal di Arizona

Sumber : Pew Research Center

Grafik di atas memperlihatkan bahwa sejak tahun 1990 hingga 2007, terus terjadi peningkatan pada jumlah imigran ilegal yang berada di Arizona, dan terjadi penurunan drastis di tahun 2012. Imigran ilegal ini berdampak pada beberapa sektor di Arizona, seperti keamanan dan ekonomi. Pada sektor ekonomi, sekitar 278.460 imigran ilegal yang bekerja Arizona pada tahun 2011, di mana jumlah tersebut adalah 9,3% dari total pekerja di Arizona. 51 Di mana jumlah pengangguran Warga Negara asli Arizona pada Januari 2012 setinggi 262.587 jiwa. Hal tersebut menimbulkan anggapan bahwa imigran ilegal mengambil lapangan pekerjaan penduduk asli Arizona. Selain itu, imigran ilegal dianggap telah membuat anggaran pemerintahan negara bagian menjadi boros di Arizona setinggi $2,6 miliar per-tahun, untuk biaya penahanan, pendidikan dan medis imigran ilegal.52

Pada sektor keamanan, imigran ilegal juga mempengaruhi kriminalitas di Arizona. Di Meksiko, lebih dari 40.000 terbunuh sejak 2006 dalam upaya perang melawan narkoba. Di mana pada tahun 2007 hingga 2009, banyak pelaku kriminal yang berasal dari Meksiko berada di perbatasan Arizona. Sekitar 2.500 kasus

51

Judith Gans, Loc. Cit. Hlm. 9 52Ibid.

0 125000 250000 375000 500000 625000

1990 1995 2000 2007 2009 2012 2014

Population

(41)

Universitas Indonesia

pembunuhan terjadi di perbatasan Meksiko dan Arizona. Sebuah penyelidikan oleh departemen kepolisian Phoenix pada tahun 2009 menyatakan bahwa terjadi setidaknya 668 laporan yang memenuhi kriteria penculikkan. Petugas perbatasan kemudian menemukan bahwa terdapat kelompok kriminal seperti MS-13, yang masuk ke Arizona untuk melakukan penyelundupan narkoba. Departemen Pemasyarakatan Arizona memperkirakan bahwa 17% dari populasi penjara adalah imigran ilegal. Pada tahun 2009, setidaknya terdapat lebih dari 1,2juta pon ganja di Arizona, yang diperkirakan datang dari imigran ilegal dari Meksiko.53

Imigran ilegal baik di tingkat negara bagian Arizona maupun federal, memang selalu penuh dengan pro dan kontra. Di Arizona sendiri, pada tahun 2010 ketika Jan Brewer menjadi Gubernur, sebuah kebijakan bernama SB1070 diterapkan, salah satunya adalah sebagai upaya untuk mengurangi jumlah imigran ilegal di Arizona.

(42)

29 Universitas Indonesia

BAB III

ALEC SEBAGAI ALAT PERUSAHAAN CCA DALAM MENDORONG DISAHKANNYA SB1070

Dalam bab ini, pertama-tama akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai

American Legislative Exchange Council (ALEC) secara umum, di mana penjelasan tersebut meliputi awal berdirinya, ke anggotaannya, kecenderungan politik, hingga kegiatan dan fungsi ALEC. Setelah menjelaskan secara umum mengenai ALEC, kemudian akan diikuti oleh penjelasan mengenai hubungan CCA dan ALEC, kebijakan SB1070 itu sendiri, dan akan dijelaskan juga peran-peran yang dilakukan oleh CCA terkait dengan lolosnya kebijakan SB1070, dengan mengaitkannya dengan konsep.

3.1 American Legislative Exchange Council (ALEC)

American Legislative Exchange Council (ALEC) adalah kelompok atau organisasi non-profit yang terdiri dari legislator dan pengusaha-pengusaha dari seluruh negara bagian yang terbesar di Amerika Serikat. Di mana ALEC berdedikasi pada prinsip-prinsip pemerintahan yang terbatas, pasar bebas, dan federalisme. ALEC terdiri dari setidaknya seperempat legislator negara bagian dan pemangku kepentingan dari seluruh spektrum kebijakan, di mana anggota ALEC ini juga mewakili lebih dari 60 juta orang Amerika Serikat.54 ALEC menyediakan forum bagi para ahli untuk membahas masalah terkait dengan bisnis dan ekonomi yang dihadapi oleh negara bagian. Model kebijakan ALEC adalah untuk memberikan tempat bagi gagasan-gagasan dinamis dan inovatif yang menjamin kebebasan ekonomi, di mana ide dan publikasinya adalah hasil dari banyak penelitian, debat dan diskusi yang berfungsi sebagai alat bantu bagi siapa saja yang ingin meningkatkan ke efektifan biaya pemerintah atau bekerja sama

54“CompanyProfile”,

(43)

Universitas Indonesia

dengan pemerintah, biasanya perusahaan-perusahaan. ALEC juga menawarkan solusi nyata untuk masalah yang dihadapi oleh negara bagian.55

Definisi dari ALEC yang telah dijelaskan di atas adalah definisi ideal dari kelompok tersebut yang dituliskan pada informasi dalam website-nya. Faktanya, ALEC ini adalah sebuah organisasi non-profit yang terdiri dari perwakilan legislator konservatif negara bagian dan perwakilan sektor swasta di mana seluruh komponen ALEC tersebut menyusun dan saling berbagi model undang-undang tingkat negara bagian untuk didistribusikan ke pemerintah negara bagian di Amerika Serikat. Di mana seringkali ALEC menjadi kontroversi di Amerika Serikat karena model kebijakan yang ditawarkan terkadang justru merugikan masyarakat karena terlalu pro-bisnis.56

ALEC didirikan pada tahun 1973 di Chicago sebagai Conservative Caucus of State Legislator, sebuah proyek yang diinisiasikan oleh Mark Rhoads, seorang staf negara bagian di Illinois yang awalnya berdiri untuk melawan Badan Perlindungan Lingkungan, pengaturan upah dan kontrol harga, dan kekalahan Barry Goldwater pada pemilihan umum tahun 1964. Legislator konservatif merasa bahwa kata "konservatif" tidak populer di khalayak umum pada saat itu, sehingga mereka menamai organisasi tersebut menjadi yang kini kita kenal sebagai ALEC. Pada tahun 1975, dengan dukungan dari American Conservative Union (ACU), ALEC terdaftar sebagai organisasi non-profit di tingkat federal.

Organisasi ini memiliki banyak anggota baik dari sektor pemerintah maupun sektor swasta. Namun, data dari list membership tersebut bersifat rahasia dan tidak terbuka untuk umum. Ia menjaga keanggotaan, aktivitas dan komunikasi nya dengan siapapun secara tertutup.57 Daftar dari identitas anggota ALEC yang tersebar di internet merupakan dokumen internal yang telah diturunkan kepada

Common Cause (sebuah organisasi non-partisan yang mengadvokasi kelompok minoritas), dan melalui penelitian-penelitian yang dilakukan oleh baik akademisi

(44)

Universitas Indonesia

maupun pers mengenai ALEC. Meskipun bersifat rahasia, tetap banyak data-data yang berasal dari berita hingga penelitian yang menuliskan siapa saja anggota dari ALEC, baik anggota dari perusahaan-perusahaan maupun data anggota legislator, di mana perusahaan penjara swasta Correction Corporation of America adalah salah satu anggotanya.

Pada Desember 2013, ALEC memiliki setidaknya lebih dari 85 anggota Kongres dan 14 mantan gubernur di Amerika Serikat. Dalam sebuah data statistik yang dipresentasikan pada rapat dewan ALEC tahun 2013 di Illinois, setidaknya terdapat 1.810 anggota di mana mereka merepresentasikan 24% dari seluruh kursi legislatif di negara bagian di Amerika Serikat Serkat.58 Sementara dalam keanggotaan swasta, terdapat kurang lebih 300 perusahaan, yayasan, dan sektor swasta lainnya yang tergabung menjadi anggota ALEC. Ketua ALEC merupakan posisi yang berotasi, di mana legislator baru selalu diangkat ke posisi tersebut setiap tahunnya. Tidak ada data jumlah anggota yang pasti mengenai keanggotaan ALEC karena sifatnya yang rahasia, namun diperkirakan setidaknya terdapat lebih dari 2000 anggota gabungan legislator dan swasta yang bergabung. Brendan Fisher, seorang peneliti dari University of Vermont dalam sebuah wawancara yang dilakukan oleh The Real News (sebuah media independen dan non-profit) pada tahun 2013, mengatakan bahwa telah banyak perusahaan yang mengeluarkan dirinya dari ke anggotaan ALEC karena kecaman publik yang semakin mawas terhadap ALEC.59

Kelompok ini mendapatkan dananya secara kolektif. Sekitar 2% dari pendanaan ALEC berasal dari iuran kolektif anggota legislator individu, di mana mereka membayar sebesar $50 per tahun dan dibayarkan 2 tahun sekali. Sementara kurang lebih dari 98% pendapatan ALEC justru tidak datang dari iuran kolektif legislatif tersebut. ALEC mendapatkan dana nya dari kelompok perdagangan, dan perusahaan-perusahaan besar. Setiap anggota perusahaan membayar biaya tahunan sebesar $7,000 hingga $25,000 per tahun. ALEC juga mendapatkan hibah langsung dari perusahaan-perusahaan besar seperti Exxon,

58“40th ALEC Board Meeting”, diakses dari

https://www.documentcloud.org/documents/841593-alec-docs.html pada 26 April 2017 pukul 20:19 WIB. 59

Gambar

Grafik di atas menjelaskan terjadinya peningkatan jumlah tahanan di
Grafik 2.2 Jumlah Imigran Ilegal di Arizona
Gambar 3.1 Proses Lobi ALEC
Tabel 3.1 Status Final Floor Vote Bill SB1070 Senator
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, adapun beberapa saran yang diberikan oleh peneliti yang mungkin dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak

Ataupun menurut Martin Esslin (1982) yang dikutip oleh Mulyana (1997:104), kebanyakan iklan televisi adalah sebuah mini drama yang berlangsung sangat singkat (15-60 detik). Sebagai

Dengan demikian, barang-barang yang tergolong ke dalam kategori A akan mendapat prioritas dalam penanganan dan untuk selanjutnya, perhitungan penghematan biaya

Penelitian ini mampu mengajarkan kepada peserta didik bahwa salah satu abentuk dari keadilan Hak Asasi Manusia adalah kesetaraan gender yang diwujudkan dalam

Tidak ada transisi lagi dari state q4, mesin Turing berhenti dan karena state q4 termasuk state akhir, maka input tersebut diterima. Buat skenario kerja

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa (1) lokasi kandang unggas berpengaruh dengan tingkat serangan wabah flu burung, (2) keberlanjutan usaha unggas dipengaruhi oleh tingkat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SSB Kabupaten Kudus dapat disimpulkan bahwa: Pembinaan SSB di Kabupaten Kudus belum berkriteria baik

Pengaruh Temperatur Dinding Ruang Bakar Dari Gambar 3 terlihat bahwa semakin tinggi temperatur dinding akan menyebabkan biomas kayu Jati terbakar diawal.. Sedangkan dengan