RESUME KEBIJAKAN DALAM PERTANIAN
OLEH :
NAFISA MUCHTAR
G21115010
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB 6 KEBIJAKAN DALAM BIDANG PERTANIAN
1. KEBIJAKAN PEMERITAH DALAM PEMBANGUNAN PEMERINTAHAN
Pengertian kebijakan pemerintah pada prinsipnya dibuat atas dasar kebijakan yang bersifat luas. Menurut Werf (1997) yang dimaksud dengan kebijakan adalah usaha mencapai tujuan tertentu dengan sasaran tertentu dan dalam urutan tertentu. Sedangkan kebijakan pemerintah mempunyai pengertian baku yaitu suatu keputusan yang dibuat secara sistematik oleh pemerintah dengan maksud dan tujuan tertentu yang menyangkut kepentingan umum.
Kerangka kerja kebijakan terdiri dari empat komponen yaitu komponen tujuan
(objectives), komponen kendala ekonomi, komponen kebijakan (policies), dan komponen strategi.
Pembangunan Pertanian adalah suatu proses yang ditujukan untuk selau menambah produksi prtanian untuk menambah produksi pertanian untuk tiap-tiap konsumen, yang sekaligus mempertinggi pendapatan dan produktivitas usaha tiap-tiap petani dengan jalan menambah modal dan skill untuk memperbesar turut campur tangannya manusia di dalam perkembangan tumbuh-tumbuhan dan hewan.
Menurut Mosher ada 2 syarat untuk mencapai tujuan pembangunan pertanian yaitu syarat-syarat mutlak yang terdiri dari 1) adanya pasar untuk hasil-hasil usaha tani, 2) teknologi berkembang, 3) tersedianya bahan dan alat lokal, 4) adanya perangsang produksi bagi petani, 5) tersedianya pengangkutan lancer secara kontinu. Dan syarat-syarat pelancar yaitu 1) pendidikan pembangunan, 2) kredit produksi, 3) kegiatan gotong-royong petani, 4) perencanaan nasional pembangunan pertanian.
Usaha-usaha Pemerintah Indonesia untuk peningkatan produksi pertanian adalah intensifikasi yaitu peningkatan produksi pertanian dengan lahan yang ada, ekstensifikasi yaitu peningkatan produksi pertanian dengan lahan baru, rehabilitasi, dan diversifikasi yaitu penganekaragaman.
dengan kehutanan yang mana dalam hal pengelolaannya mengikutsertakan partisipasi masyarakat yang ada disekitarnya.
Kebijakan-kebijakan pemerintah dalam mendukung peningkatan produksi pertanian yaitu: 1) Kebijakan subsidi sarana produksi pertanian (benih, pupuk, dan pestisida), 2) Kebijakan harga dasar (floor price) dan harga atap (Ceiling price) pada gabah dan beras, 3) Kebijakan kredit usaha tani (KUT), 4) Kebijakan eskpor dan impor, 5) Kebijakan investasi pertanian, dan 6) Kebijakan kredit pertanian.
Masalah-masalah yang ada dalam upaya peningkatan produksi pertanian yaitu kecilnya skala usaha tani, langkanya permodalan untuk pembiayaan usaha tani, kurangnya rangsangan, masalah transformasi dan informasi, luasan usaha yang tidak menguntungkan, belum mantapnya sistem dan pelayanan penyuluhan, lemahnya tingkat teknologi, aspek sosial dan ekonomi, yang berkaitan dengan kebijakan bagi petani.
2. PERUNDANG-UNDANGAN DALAM PERTANIAN
Undang-Undang Pokok Agraria No.5 Tahun 1960; UUBPH (Undang-undang Pookok Bagi Hasil) No.5 tahun 1961; Undang-undang tentang Perkoperasian No.25 Tahun 1992; Undang-undang tentang Sistem Budidaya Tanaman No.12 Tahun 1992; Undang-undang tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan No.16 Tahun 1992; dan Undang-undang tentang Pangan No.7 Tahun 1996.
3. REVITALISASI PERTANIAN
Arti penting pertanian juga dilihat secara kontekstual sesuai perkembangan masyarakat. Pertanian tidak dipentingkan melulu karena pertimbangan masa lalu, tetapi terutama karena pemahaman atas kondisi saat ini dan antisipasi masa depan dalam masyarakat yang mengglobal, semakin modern dan mengahdapi persaingan yang semakin ketat. Revitalisasi pertanian juga diartikan sebagai usaha, proses dan kebijakan untuk menyegarkan kembali daya hidup pertanian, memberdayakan kemampuannya, membangun daya saingnya, meningkatkan kinerjanya serta mensejahterakan pelakunya, terutama petani, nelayan dan petani hutan, sebagai bagian dari usaha untuk menyejahterakan masyarakat. Terkait dengan pemahaman tersebut, revitalisasi pertanian kemudian memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kesejahteraan petani dan mengurangi kemiskinan, menciptakan kesempatan usaha dan kesempatan kerja baru, membangun ketahanan pangan dan pemenuhan kebutuhan pokok lain, meningkatkan daya saing ekonomi, melestarikan lingkungan dan membangun daerah.
Perkembangan pertanian hal yang paling mendasar adalah komitmen dan goodwill
segenap komponen bangsa untuk mengembalikan momentum pembangunan pertanian sebagai penggerak ekonomi bangsa. Kemauan politik dan keberpihakan negara dan politisi menjadi salah satu penentu kebangkitan pertanian. Kejayaan pertanian tidak hanya menguatkan ekonomi bangsa namun juga akan meningkakan martabat bangsa dalam geopolitik internasional. Subejo (2009a) menggaris bawahi bahwa dengan mempertimbangkan kekayaa dan keragaman akan potensi sumber daya baik fisik maupun manusia, kita sebenarnya bisa cukup optimis menuju kebangkitan dan kejayaan pertanian yang akhirnya akan membawa peningkatan taraf hidup pelaku utamanya yaitu petani.