• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUPPET DOLL KARDUS BEKAS SEBAGAI WUJUD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PUPPET DOLL KARDUS BEKAS SEBAGAI WUJUD"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

“PUPPET DOLLKARDUS BEKAS” SEBAGAI WUJUD PENGEMBANGAN SENI DAN BUDAYA INDONESIA

UNTUK MENGHADAPI DEGRADASI MORAL

Diajukan untuk Mengikuti Kompetisi ESSAY NASIONAL

FESTIVAL ILMIAH MAHASISWA 2014 STUDI ILMIAH MAHASISWA UNS

Diusulkan Oleh

Imada Cahya Septiyaningsih (3101412004)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SEMARANG

(2)

Tujuan pembangunan adalah untuk mensejahterakan masyarakat yang

mencakup pada aspek fisik maupun non-fisik. Tetapi yang perlu digarisbawahi

adalah pembangunan fisik kurang berguna secara maksimal jika pembangunan

Sumber Daya Manusia (SDM) masih belum optimal. Kecerdasan saja tidak cukup

untuk membangun SDM karena moral manusia sangat penting untuk proses

pembangunan. Pendidikan merupakan strategi yang tepat untuk membangun

karakter dan moral.

Mengingat era globalisasi yang semakin berkembang bahkan seolah

mendarah daging dalam generasi muda membuat perkembangan dan kemajuan

teknologi memiliki dampak positif dan negatif. Manusia yang memiliki karakter

positif maka akan memanfaatkan dan mengelola teknologi secara optimal dan

sebaik-baiknya. Namun teknologi akan menjadi masalah saat dikelola oleh

Sumber Daya Manusia yang memiliki karakter negatif. Sehingga karakter menjadi

satu-satunya solusi permasalahan bangsa Indonesia, terutama dalam degradasi

moral. Kondisi degradasi moral sangat memprihatinkan, hal ini terbukti dengan

adanya peristiwa yang merusak pembangunan secara fisik. Ironisnya

pembangunan tersebut dirusak oleh masyarakat terutama oleh generasi muda

dalam berbagai peristiwa demonstrasi seperti kerusuhan, tawuran, bahkan korupsi

dan lain sebagainya. Padahal jika kita menelaah dengan adanya kemajuan IPTEK

sangat membantu untuk menghadapi dunia secara secara global. Tetapi akibat

karakter-karakter dari generasi muda yang belum terbentuk secara optimal

menuntut agar pendidikan harus lebih diperhatikan. Karena peran pendidikan

adalah untuk membangun masyarakat yang lebih dewasa agar bisa memecahkan

konflik atau perbedaan pendapat dengan cara damai. Pendidikan juga merupakan

sarana untuk membangun masyarakat karena pendidikan merupakan proses yang

bertanggung jawab dalam melahirkan warga negara Indonesia yang memiliki

karakter kuat sebagai modal dalam membangun peradapan yang berkualitas dan

unggul.

Tetapi pendidikan tidak cukup diberikan dalam pengetahuan secara formal.

Pendidikan yang dimaksud adalah dapat membentuk dan membangun sistem

keyakinan dan karakter kuat setiap peserta didik sehingga mampu

(3)

ditengah-tengah proses pembangunan dan perkembangan dunia yang begitu cepat

serta semakin kompleks menuntut agar prinsip-prinsip pendidikan dapat

membangun etika, nilai dan karakter generasi muda dengan cara yang kreatif

sehingga mampu mengimbangi perubahan kehidupan.

Bangsa Indonesia yang dikenal dengan bangsa yang beradab dan

bermartabat kini hampir hilang akibat sejumlah peristiwa yang mengarah pada

degradasi moral. Akibat perkembangan globalisasi yang tidak seimbang, maka

virus globalisasi terus menggerogoti bangsa ini. Ironisya, secara tidak sadar kita

mengikuti arus tersebut, hal ini dibuktikan dengan adanya penuntutan kemajuan di

era global tanpa memandang lagi aspek kesantunan budaya di negeri ini. Akibat

dari kemajuan IPTEK, maka dewasa ini seolah memandang dunia tidak memiliki

batas lagi. Contohnya adalah masuknya kebudayaan modern membuat

kebudayaan tradisional semakin terpinggirkan. Berawal dari ketidakseimbangan

tersebut maka moral generasi muda di Indonesia semakin jatuh dan rusak.

Buktinya adalah banyak perilaku menyimpang dan tidak sesuai dengan norma

serta nilai sosial. Paradigma tersebut dapat dikatakan sebagai degradasi moral

yang intinya adalah penurunan suatu kualitas.

Di era yang semakin modern ini banyak orang yang dapat mengenyam

pendidikan setinggi mungkin, tetapi pertanyaannya adalah apakah orang tersebut

sudah pasti berpendidikan dan berkarakter baik? Belum tentu, karena semua orang

dapat memperoleh pendidikan dan mendapat gelar sarjana, diploma atau bahkan

profesor. Namun apalah arti gelar tersebut jika pendidikan karakter masih belum

terimplementasi secara maksimal.

Kondisi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) hingga saat ini terus

berkembang, tetapi dari kemajuan tersebut tidak hanya memiliki dampak positif

saja, tetapi juga dampak negatif. Sumber Daya Manusia (SDM) yang dihasilkan

oleh bangsa Indonesia kini memang sudah memadai secara kuantitas, tetapi dari

segi kualitas SDM masih sangat perlu ditingkatkan agar dapat berkompetisi

hingga taraf Internasional. Tetapi yang perlu ditekankan agar SDM dapat

menghasilkan output yang optimal dan maksimal adalah etika, moral, sopan

santun dan mampu berinteraksi dengan masyarakat secara baik dengan tetap

(4)

bahwasannya apalah arti gelar jika nilai-nilai karakter masih belum

diimplementasikan secara optimal terutama terhadap generasi muda. Sehingga

seiring dengan berjalannya waktu dan era globalisasi yang semakin modern maka

banyak generasi muda yang menyalahgunakan IPTEK.

Oleh sebab itu, pendidikan adalah kunci utama untuk menghadapi persoalan

terkait dengan degradasi moral, karena pendidikan merupakan usaha untuk

membangun peradaban bangsa. Pendidikan tidak hanya diperoleh dari kegiatan

belajar mengajar secara formal, namun juga bisa melalui proses non formal.

Pendidikan karakter merupakan kunci utama untuk bisa membangun bangsa

Indonesia untuk bisa menjadi unggul dan berprestasi, karena pendidikan karakter

merupakan pendidikan alternatif untuk dapat membentuk kepribadian karena

mengingat era modernisasi seolah sudah menguasai sepak terjang generasi muda.

Paradigma tersebut dibuktikan dengan minimnya pengetahuan sejarah dan

kesenian budaya lokal. Mereka justru cenderung lebih tahu perkembangan budaya

moderndibandingkan dengan budaya tradisional. Pendidikan karakter tidak hanya

sekedar diberikan melalui teori belaka, melainkan praktek secara nyata sehingga

generasi muda dapat benar-benar memahami dan merasakan secara langsung.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 mengenai sistem pendidikan

nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sedangkan definisi

pendidikan menurut UU SPN (Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional) No.

20/2003 bab i pasal 1:1 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan karakter juga

sudah mencakup di dalam tujuan pendidikan nasional.

Pengetahuan dan perkembangan sejarah sangat penting guna mencapai

tujuan pendidikan nasional. Nilai-nilai karakter yang terkandung di dalam

pengetahuan sejarah dapat menumbuhkan jiwa nasionalisme dan patriotisme pada

(5)

pohon atau silsilah. Analoginya adalah akar diibaratkan sebagai generasi muda.

Secara logika, jika akar di dalam pohon saja tidak sehat dan kuat, maka pohon

tersebut akan rentan dan mudah tumbang. Begitu pula dengan generasi muda, jika

pendidikan karakter tidak ditanamkan sejak dini, maka tidak menutup

kemungkinan jika kondisi degradasi moral semakin parah. Sehingga untuk dapat

mewujudkan tujuan pendidikan nasional mahasiswa memiliki peran aktif dan

penting, karena mahasiswa bukan hanya agent of change tetapi juga dirrect of

change. Mahasiswa tidak hanya sebagai agen perubahan namun juga agen

penggerak dimana mereka harus bisa berpikir kreatif dan inovatif dalam mengisi

pembangunan dan wujud implementasi dari pendidikan karakter.

Salah satunya adalah dengan melalui sosialisasi dan pelatihan-pelatihan

kepada masyarakat secara menyeluruh. Mengingat keadaan seni tradisional yang

semakin termakan oleh zaman, maka kegiatan pengabdian masyarakat dianggap

sangat penting untuk dapat mensosialisasikan bahwa kesenian tradisional masih

perlu dilestarikan karena hal tersebut merupakan budaya Indonesia. Seiring

dengan perjalanan sejarah mencatat bahwa seni pertunjukan wayang telah

memberikan arti penting bagi kehidupan bermasyarakat.

Untuk mengatasi degradasi moral yang semakin tidak seimbang, maka

kegiatan pengabdian masyarakat dapat membantu untuk membuka pikiran

masyarakat terutama pada generasi muda agar dapat mengetahui betapa

pentingnya pendidikan dan kesenian tradisional.

Sering kali kita melihat kardus bekas dimana-mana dan seolah tidak

memiliki nilai penting. Pemulung hanya menjual kemudian biasanya didaur ulang,

padahal kardus bekas memiliki nilai jual yang sangat tinggi jika kita dapat

mengelolanya secara tepat dan inovatif. Oleh sebab itu, pembuatan wayang

dengan menggunakan kardus bekas mampu menumbuhkan kesadaran sejarah dan

dapat mengimplimentasikan pendidikan karakter secara nyata. Wayang yang

terbuat dari kardus bekas ini mampu mengimbangi kondisi degradasi moral yang

kini semakin memprihatinkan. Melalui pelatihan dan pengabdian, mindset atau

pola pikir masyarakat terutama generasi muda bisa sadar bahwasannya barang

bekas juga mampu menghasilkan karya inovatif untuk melestarikan kebudayaan

(6)

kepribadian yang bermoral. Pengabdian masyarakat ini dapat dilaksanakan

diberbagai tempat, misalnya di Desa Kandri Kecamatan Gunungpati Semarang.

Desa Kandri bisa disebut dengan desa wisata, karena di tempat ini terdapat goa

kreo dan memiliki sejarah yang sangat unik. Barang bekas menjadi sasaran dalam

pengabdian masyarakat ini karena untuk menumbuhkan moral yang berkualitas

tidak hanya dinilai dari teori saja, tetapi juga dari aspek kebiasaan. Tak jarang

orang beranggapan bahwa barang bekas tidak penting karena merupakan sampah

yang tidak terpakai lagi. Sehingga mahasiswa harus berperan aktif dalam hal ini,

pengumpulan barang bekas dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengajak

masyarakat hidup bersih dan sehat.

Tiga wujud kebudayaan menurut koenjaraningrat berupa ide atau gagasan,

aktivitas dan artefak. Berawal dari ide atau gagasan, mahasiswa dapat membuat

karya berupa pelatihan pembuatan wayang dengan media kardus bekas. Aktivitas

mahasiswa dapat dibuktikan dengan sosialisasi di Desa Kandri dan mengajak

warga serta generasi muda untuk ikut dalam kegiatan tersebut. Sedangkan wujud

yang ketiga berupa artefak, yakni hasil dari sosialisasi tersebut. Dengan adanya

sosialisasi dan pelatihan diharapkan masyarakat Desa Kandri dapat membuat

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Chasanah, Ida Nurul, dkk. 2008. Pembentukan Karakter Anak Menurut Teks

Cerita Rakyat Ranggana Putra Demang Balaraja: Kajian Pragmatik Sastra.

Jurnal Penelitian Dinas Sosial Vol. 7, No. 1, April 2008.

Muchlas, Samani. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung:

Remaja Rosada Karya.

Mudyahardjo, Redja. Pengantar Pendidikan. Penerbit: PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 2001.

Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis

Multidimensional. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Raka, I Gede. 2006. Pendidikan untuk Membangun Karakter. Bandung: FTI

Institut Teknologi Bandung.

Subagyo. 2010. Membangun Kesadaran Sejarah. Semarang:Widya Karya

Semarang.

(8)

BIODATA

Imada Cahya Septiyaningsih, kelahiran Tegal, 22 September 1994

mahasiswi Universitas Negeri Semarang jurusan sejarah, program studi

pendidikan sejarah semester 5. Hobinya adalah membaca, menulis, dan menari.

Organisasi yang sedang diikuti adalah Komunitas Ilmu Sosial untuk Seni (KISS)

sebagai pelatih tari tradisional dan English and Research Community (ERC)

sebagai kadep bahan ajar. Cita-citanya adalah menjadi guru yang inspiratif dan

inovatif. Prestasi yang pernah diraih adalah peserta Pimnas 26 Universitas

Mataram 2013, juara 1 lomba orasi sejarah FIS Unnes 2013, dan juara 1 penelitian

dan pengabdian di National Research Camp (Narescamp) 2014. Motto hidupnya

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan evluais kegiatan dapat disimpulkan bahwa limbah pasar buah yang berupa bongol buah pisang, buah pisang, kulit buah nangka, buah-buahan yang sudah membusuk (apel,

Pada Tabel 2 menunjukkan pemangkasan rata dari permukaan tanah pada umur 24 bulan pertumbuhan menyebabkan tanaman lamtoro cukup baik dengan rata-rata tinggi

Admin juga tidak bisa mengetahui apakah pihak internal sudah membuka dan membaca email tersebut atau belum dihari pengumuman diberikan, yang nantinya hal tersebut dapat

Kiranya kami sebagai gereja-Mu tunduk, dalam sikap hormat dan patuh untuk menyerahkan dan mengelola persembahan yang adalah harta milik-Mu ini, ya Tuhan. Tuntunlah agar

Metode:Analisa data-data kesehatan dari Riskesdas 2007 dan jumlah pertambangan batu bara dan produksinya di Provinsi Kalimantan Selatan dilakukan untuk mengetahui apakah ada

(1987) mengatakan bahwa, implikasi dari hal ini adalah peluang untuk terjadinya kompetisi mutlak yakni hanya satu pemenang menjadi sangat kecil, karena walaupun setiap

terhadap perkara 4.Peningkat an aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice) a Persentase perkara prodeo yang diselesaikan b

Keberhasilan pencapaian tujuan komunikasi pemasaran untuk Heineken adalah merupakan dampak positif untuk reposisi Heineken pada tahun 2013 di Indonesia dapat dilihat