• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Ilmu Kalam dan Tasawuf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hubungan Antara Ilmu Kalam dan Tasawuf"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ilmu kalam merupakan disiplin ilmu keislaman yan banyak mengedepankan pembicaraan tentang persoalan tentang akidah. Sedangkan ilmu tasawuf merupaka rumusan tentang wahyu-wahyu yang berkenaan dengan hubungan antara tuhan dengan manusia dan apa yang harus dilakukan oleh manusia agar dapat berhubungan sedekat mungkin dengan tuhan.Maka dalam hal ini ilmu kalam tentunya mempunyai hubungan yang terkait dengan tasawuf.

Dalam makalah ini kami telah membahas hubungan antara ilmu kalam dan tasawuf dengan tujuan agar kita lebih mampu mengkolerasikan ilmu-ilmu tersebut dan bisa membanding-bandingkannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan ilmu kalam? 2. Apa yang dimaksud dengan tasawuf?

3. Bagaimana hubungan antara ilmu kalam dengan tasawuf? 4. Apa saja manfaat dari hubungan antara ilmu kalam dan tasawuf?

BAB II

(2)

A. Pengertian Ilmu Kalam

Ilmu Kalam ialah ilmu yang membicarakan tentang wujud-Nya Tuhan(Allah), sifat-sifat yang mesti ada pada-Nya, sifat-sifat yang tidak ada pada-Nya dan membicarakan tentang Rasul-rasul Tuhan, untuk menetapkan kerasulannya dan mengetahui sifat-sifat yang mesti ada padanya dan sifat-sifat yang tidak mungkin ada padanya. 1

Ilmu Kalam lahir setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Diawali dengan permasalahan pengangkatan khalifah yang selanjutnya setelah Rasulullah, hingga membahas soal jabr (takdir) dan ikhtiyar (free will). Akhirnya terpecahlah beberapa aliran yang membahas antara kedua itu dengan dalilnya masing-masing. Diantaranya adalah aliran Jabariyah dan Qodariyah. Dan akhirnya lahirlah ilmu kalam yang pokok pembahasannya adalah mengenai akidah dan Iman.

Ada yang mengatakan bahwa ilmu kalam ialah ilmu yang membicarakan bagaimana menetapkan kepercayaan-kepercayaan keagamaan(agama islam) dengan bukti-bukti yang yakin.

Ibnu Khaldun mengatakan, ilmu kalam ialah ilmu yang berisi alasan-alasan mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman dengan menggunakan dalil-dalil pikiran dan berisi bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng dari kepercayaan-kepercayaan golongan salaf dan ahli sunnah.

Masih ada definisi-definisi lainnya, akan tetapi semua itu berkisar pada persoalan kepercayaan-kepercayaan di atas dan cara menguraikan kepercayaan-kepercayaan itu, yaitu kepercayaan tentang Tuhan dan sifat-sifatNya, tentang Rasul-rasul dan sifat-sifatnya dan kebenaran keutusannya, demikian pula tentang kebenaran kabar yang dibawa rasul itu, sekitar alam gaib, seperti akhirat dan seisinya.

(3)

Kata sufi mulanya muncul pada abad ke-9. Asal usul kata ini dibahas oleh hujwiri pada abad ke-11. Ia mengemukakan nama itu mungkin berasal dari kata shuf (yang berarti wol), karena kaum sufi memakai busana wol. Atau dari ahli suffah, nama yang dilekatkan pada orang-orang yang tinggal diberanda masjid Nabi Muhamad. Atau dari shaft (yang berarti kesucian). Nabi Muhamad menyatakan “Barang siapa mengenal dirinya, maka ia mengenal penciptanya”. Tasawuf adalah jalan kembali kekeadaan azali manusia, jalan yang ditempuh untuk menemukan makna dan tujuan, untuk mencapai ketenangan dan kehidupan abadi, jalan yang ditempuh orang untuk bisa pulang kerumah. Dalam literatur barat, tasawuf sering disebut mistisme Islam. Sebab ia adalah jalan bagi pengalaman pribadi tentang cinta ilahi dan ia mencakup pemahaman ektase yang dikenal dengan mistis. Tasawuf berarti mengalami dan menghayati realitas agama, penemuan dan realitas yang dicanangkan oleh semua Nabi. Semua orang di karuniai potensi untuk menemukan rahasia kehidupan ini. Pengalaman tidak bisa dicapai melalui nalar dan logika, melainkan harus datang dari lubuk hati terdalam. Tasawuf adalah Islam, karena Islam berarti berserah diri kepada Tuhan, dan tujuan Tasawuf adalah berserah diri kepada Tuhan, syarat untuk mencapai penyatuan dengan Tuhan sang kekasih.

Tasawuf adalah ilmu yang mempelajari cara dan jalan bagaimana seorang Muslim berada sedekat mungkin dengan Allah. Ilmu tasawuf adalah ilmu yang lebih menekankan rasa daripada rasio. Ilmu tasawuf bersifat sangat subjektif, yakni sangat berkaitan dengan pengalaman seseorang. Para sufi mengembangkan suatu cara bagaimana bisa mendekatkan diri kepada Tuhan. Tujuan yang hendak dicapainya adalah kebahagiaan, yakni dengan persatuannya dengan Kekasih. Kesengsaraan yang memilukan bagi mereka bukanlah masuk Neraka, tetapi apabila Tuhan telah menjauhi dan tidak mau bicara dengan mereka. Objek kajian tasawuf adalah Tuhan (Al-Haq), yakni upaya-upaya pendekatan terhadap-Nya.

(4)

lain. Ada juga yang berpandapat bahwa tasawuf adalah makan sedikit demi mencari kedamaian dalam diri Allah dan menarik diri dari pergaulan umat ramai.2

C. Keterkaitan Ilmu Tasawuf dengan Ilmu Kalam

Ilmu kalam merupakan disiplin ilmu keislaman yang banyak mengedepankan pembicaraan tentang persoalan-persoalan kalam Tuhan. Persoalan-persoalan kalam ini biasanya mengarah sampai pada perbincangan yang mendalam dengan dasar-dasar argumentasi, baik rasional (aqliyah) maupun naqliyah. Argumentasi rasional yang dimaksudkan adalah landasan pemahaman yang cenderung menggunakan metode berfikir filosofis. Adapun argumentasi naqliyah biasanya bertendasi pada argumentasi berupa dalil-dalil Al-Qur’an dan Al-Hadist. Ilmu kalam sering menempatkan diri pada kedua pendekatan ini (aqli dan naqli), tetapi dengan metode-metode argumentasi yang dialetik. Jika pembicaraan kalam tuhan ini berkisar pada keyakinan-keyakinan yang harus dipegang oleh umat islam, ilmu ini lebih spesifik mengambil bentuk sendiri dengan istilah ilmu tauhid.3

Pembicaraan materi-materi yang tercakup dalam ilmu kalam terkesan tidak menyentuh dzauq (rasa rohani). Pada ilmu kalam ditemukan pembahasan iman dan definisinya, serta kemunafikan dan batasannya. Sementara pada ilmu tasawuf ditemukan pembahasan jalan atau metode praktis untuk merasakan keyakinan dan ketentraman.

Allah berfirman yang artinya:

“Orang-orang Arab Badui itu berkata: “Kami telah beriman”. Katakanlah: “Kamu belum beriman, tapi katakanlah ‘kami telah tunduk’, karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

(5)

Amalan-amalan tasawuf mempunyai pengaruh yang besar dalam ketauhidan. Jika rasa sabar tidak ada muncullah kekufuran, jika rasa syukur sedikit, lahirlah suatu bentuk kegelapan sebagai reaksi. Begitu juga, ilmu tauhid dapat memberi kontribusi pada ilmu tasawuf. Sebagai contoh, jika cahaya tauhid telah lenyap,timbullah penyakit-penyakit hati, seperti congkak, riya’, hasud, dengki, dan sombong. Andaikata manusia sadar bahwa Allah-lah yang memberi, niscaya rasa hasud dan dengki akan sirna. Kalau saja dia tahu kedudukan penghambaan diri, niscaya tidak akan ada rasa sombong dan berbangga diri. Kalau saja manusia sadar bahwa dia betul-betul hamba Allah SWT., niscaya tidak ada perebutan kekuasaan. Kalau manusia sadar bahwa Allah-lah pencipta segala sesuatu , niscaya tidak akan ada sifat ujub dan riya’.

Dari sinilah dapat dilihat bahwa ilmu kalam merupakan jenjang pertama dalam pendakian menuju Allah SWT. (pendakian para kaum sufi)

Al-Ghazali menjelaskan tentang hubungan antara ilmu tasawuf dan ilmu kalam dalam bukunya yang berjudul Asma Al-Husna’. Dalam bukunya, beliau menjelaskan dengan baik persoalan tauhid kepada Allah SWT., terutama ketika menjelaskan nama-nama Allah SWT., materi pokok ilmu tauhid. Ia menjelaskan bahwa nama-nama Tuhan Ar-Rahim, pada aplikasi rohaniahnya merupakan sebuah sifat yang harus diteladani. Jika sifat Ar-Rahman diaplikasikan, seseorang akan memandang orang yang durhaka dengan kelembutan bukan kekerasan, melihat orang dengan mata rahim, bukan dengan mata yang menghina, bahkan ia mencurahkan kerahim-annya kepada orang yang durhaka agar dapat diselamatkan. Jika melihat orang lain menderita atau sakit, orang yang rahim akan segera menolongnya. Nama lain Allah SWT., yang patut diteladani adalah Al-Quddus (Mahasuci). Seorang hamba akan suci kalau berhasil membebaskan pengetahuan dan kehendaknya dari khayalan dan segala persepsi yang dimiliki binatang.

Dengan begini semua persoalan yang berada dalam kajian ilmu tauhid terasa lebih bermakna, tidak kaku, tetapi akan lebih dinamis dan aplikatif.

(6)

Dilihat dari aspek aksiologi (manfaatnya), teologi diantaranya berperan sebagai ilmu yang mengajak orang baru untuk mengenal Tuhan secara rasional. Adapun filsafat, lebih berperan sebagai ilmu yang mengajak kepada orang yang mempunyai rasio secara prima untuk mengenal Tuhan secara lebih bebas melalui pengamatan dan kajian alam dan ekosistemnya langsung. Dengan cara ini, orang yang telah mempunyai rasio sangat prima diharapkan dapat mengenal Tuhan secara meyakinkan melalui rasionya. Adapaun tasawuf lebih perperan sebagai ilmu yang memberi kepuasan kepada orang yang telah melepaskan rasionya secara bebas karena tidak memperoleh apa yang ingin dicarinya.

a. Titik Persamaan

Ilmu kalam, filsafat, dan tasawuf mempunyai kemiripan objek kajian. Objek kajian ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan-Nya. Objek kajian filsafat adalah masalah ketuhanan di samping masalah alam, manusia, dan segala sesuatu yang ada. Sementara itu objek kajian tasawuf adalah Tuhan, yakni upaya-uapaya pendekatan terhadap-Nya. Jadi, di lihat dari objeknya, ketiga ilmu itu membahas masalah yang berkaitan dengan ketuhanan.

Bagi ilmu kalam, filsafat, maupun tasawuf berurusan dengan hal yang sama yaitu kebenaran. Ilmu kalam dengan metodenya sendiri berusaha mencari kebenaran tentang Tuhan yang berkaitan dengan-Nya. Filsafat dengan wataknya sendiri pula, berusaha menghampiri kebenaran, baik tentang alam maupun manusia (yang belum atau tidak dapat dijangkau oleh ilmu pengetahuaan karena berada di luar atau di atas jangkauanya), atau tentang tuhan. Sementara itu, tasawuf juga dengan metodenya yang tipikal berusaha menghampiri kebenaran yang berkaitan dengan perjalanan spritual menuju Tuhan.

b. Titik Perbedaan

(7)

keagamaan, ilmu kalam berisi keyakinan-keyakinan ajaran agama yang dipertahankan melalui argumen-argumen rasional. Sebagian ilmuan bahkan mengatakan bahwa ilmu ini berisi keyakinana-keyakinan kebenaran, praktek dan pelaksanaan ajaran agama, serta pengalaman keagamaan yang dijelaskan dengan pendekatan rasional.

Adapun ilmu tasawuf adalah ilmu yang lebih menekankan rasa daripada rasio. Sebagai sebuah ilmu yang prosesny diperoleh dari rasa, ilmu tasawuf bersifat sangat subjectiv, yakni sangat berkaitan dengan pengalaman seseorang. Itulah sebabnya, bahasa tasawuf sering tampak aneh bila dilihat dari asfek rasio. Hal ini karena pengalaman rasa sangat sulit dibahasakan. 4

Dalam kaitannya dengan ilmu kalam, ilmu Tasawuf mempunyai fungsi sebagai berikut.

1. Sebagai pemberi wawasan spiritual dalam pemahaman kalam. Penghayatan yang mendalam lewat hati terhadap ilmu kalam yang menjadikan ilmu ini lebih terhayati atau teraplikasikan dalam perilaku. Dengan demikian, ilmu Tasawuf merupakan penyempurna ilmu kalam.

2. sebagai pemberi kesadaran rohaniah dalam perdebatan-perdebatan kalam. Sebagaimana disebutkan bahwa ilmu kalam dalam dunia Islam cenderung menjadi sebuah ilmu yang mengandung muatan rasional disamping muatan naqliyah. Jika tidak diimbangi dengan kesadaran rohaniah, ilmu kalam dapat bergerak kearah yang lebih bebas. Disinilah ilmu Tasawuf berfungsi memberi muatan rohaniah sehingga ilmu kalam tidak terkesan sebagai dialektika keIslaman belaka, yang kering dari kesadaran penghayatan atau sentuhan hati.

Daftar Pustaka

Anwar Rosihin, dkk. Ilmu Kalam. CV Pustaka Setia:Bandung. 2006.

Hanafi Ahmad. Theology Islam (Ilmu Kalam). Bulan Bintang:Jakarta. 1993.

(8)

Asmaran. Pengantar Study Tasawuf. PT. Raja Grafindo:Jakarta. 1996.

Referensi

Dokumen terkait

Tapi apakah sebenarnya ketentuan usia yang diatur oleh Kompilasi Hukum Islam ini ideal untuk melaksanakan tanggung jawab suami istri atau sebagai orang tua dan

Setelah semua tahapan dilakukan dan semua konfigurasi file telah dilakukan dengan baik maka akan dihasilkan aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) berbasis

 Hukum yang mengatur kekayaan intelektual di Indonesia mencakup Hak Cipta dan Hak Kekayaan Industri, yang terdiri atas Paten, Merek, Desain Industri, Desain Tata Letak

Sebuah skala Likert digunakan untuk mengukur tiga dimensi pemahaman epistemologis, yakni pandangan tentang (a) apakah otoritas di sebuah bidang bisa dipercaya

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon seleksi hasil persilangan tanaman F6 karakter umur pendek dan potensi hasil tinggi pada beberapa genotipe hasil

Sampah plastik merupakan sampah yang dapat di daur ulang menjadi barang-barang yang berguna bahkan menjadi barang yang bernilai bila di kerjakan oleh orang-orang yang

Kajian materi dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik Daerah Aliran Sungai (DAS), perubahan penggunaan lahan serta untuk mengetahui kesesuaian lahan

Skema ini mengacu pada Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 161 Tahun 2015 Tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia