Hak Kekayaan
Intelektual
Tinjauan Tentang HAKI
Disusun Oleh Lily W.
Subjek dan Objek Hukum
Subjek Hukum adalah: Segala sesuatu yang menurut hukum dapat menjadi pendukung (dapat memiliki) hak dan kewajiban
Yang dapat dikategorikan sebagai subjek hukum adalah manusia dan badan hukum
Objek Hukum adalah: Segala sesuatu yang
Subjek dan Objek Hukum
Objek hukum berupa benda atau barang
ataupun hak yang dapat dimiliki dan bernilai
ekonomis
Dapat dibedakan antara lain:
Tinjauan Tentang HAKI
HAKI : Intellectuan Property Rights
Kekayaan Intelektual adalah pengakuan hukum yang
memberikan pemegang hak (atas) kekayaan intelektual (HAKI) untuk mengatur penggunaan gagasan-gagasan dan ekspresi yang diciptakannya untuk jangka waktu tertentu.
Istilah 'kekayaan intelektual' mencerminkan bahwa hal
tersebut merupakan hasil pikiran atau intelektualitas, dan bahwa hak kekayaan intelektual dapat dilindungi oleh
hukum sebagaimana bentuk hak milik lainnya.
Tinjauan Tentang HAKI
Hukum yang mengatur kekayaan intelektual biasanya bersifat teritorial; pendaftaran ataupun penegakan hak kekayaan intelektual harus
dilakukan secara terpisah di masing-masing yurisdiksi bersangkutan. Namun, hukum yang berbeda-beda tersebut semakin diselaraskan dengan diberlakukannya perjanjian-perjanjian internasional seperti Persetujuan tentang: Aspek-aspek Dagang Hak Kekayaan Intelektual Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), sementara perjanjian-perjanjian lain memungkinkan pendaftaran kekayaan intelektual pada lebih dari satu yurisdiksi sekaligus.
Hukum yang mengatur kekayaan intelektual di Indonesia mencakup Hak Cipta dan Hak Kekayaan Industri, yang terdiri atas Paten, Merek, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, Rahasia Dagang dan
Perlindungan Varietas Tanaman.
Dasar Hukum
Undang-undang Nomor 7/1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the World Trade Organization (WTO)
Undang-undang Nomor 10/1995 tentang Kepabeanan Undang-undang Nomor 12/1997 tentang Hak Cipta Undang-undang Nomor 14/1997 tentang Merek
Keputusan Presiden RI No. 15/1997 tentang
Dasar Hukum
Keputusan Presiden RI No. 17/1997 tentang
Pengesahan Trademark Law Treaty
Keputusan Presiden RI No. 18/1997 tentang
Pengesahan Berne Convention for the
Protection of Literary and ArtisticWorks
Keputusan Presiden RI No. 19/1997 tentang
Klasifkasi HAKI
Secara umum hak kekayaan intelektual dapat
terbagi dalam dua kategori yaitu:
1. Hak cipta
2. Hak Kekayaan Industri, meliputi: paten, merek,
desain industri, desain tata letak sirkuit
terpadu, rahasia dagang dan
Perlindungan
Klasifkasi HAKI
Saat ini Indonesia memiliki perangkat peraturan perundang-undangan yang cukup memadai, yaitu :
1. undang No. 12 Tahun 1997 tentang Perubahan Undang-undang No. 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 7 tahun 1987 (UU Hak Cipta); dalam waktu dekat, Undang-undang ini akan direvisi untuk
mengakomodasikan perkembangan mutakhir di bidang hak cipta;
2. Undang-undang No. 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman;
3. Undang-undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang;
Klasifkasi HAKI
4. Undang-undang No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri;
5. Undang-undang No. 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu;
6. Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten (UU Paten); dan
7. Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek;
Dikutip dari :
Arti & Peranan HAKI
Dikutip dari artikel populer Ilmu Komputer.com (Asep Herman Suyanto) :
Seperti kutipan, di The Washington Post edisi 28 April 2001 yang berbunyi : “. . . . if there is one lesson in the past half century of economic development, it is that natural resources do not power economies, human resources do”
Arti & Peranan HAKI
Maka dari itu pengembangan SDM mutlak
perlu, agar dapat memanfaatkan SDA yang
ada dan tidak hanya tergantung pada keahlian
atau pengetahuan SDM asing.
Presiden J. Nyerere pernah mengungkapkan,
Arti & Peranan HAKI
Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual
Property Rights sendiri menekankan sistem HaKI dimaksudkan untuk “contribute to the promotion of
technology, to the mutual advantage of producers and users of technological knowledge and in a manner
conductive to social and economic welfare, and to a balance of rights and obligations”.
Modal intellectual capital akan menjadi lebih penting dan strategis fungsinya, bila dibandingkan dengan
Arti & Peranan HAKI
Intellectual capital dapat bergerak dan bersirkulasi
dengan tingkat kekerapan sangat tinggi dalam arus
perputaran modal dunia, khususnya di negara- negara maju
Ketika kemajuan teknologi begitu pesat dan pasar terus bertransformasi dalam tataran global dalam bentuk "transnational", diperlukanlah perangkat hukum untuk meningkatkan dan melindungi
kepentingan investasi industri, budaya dan pasar. Dari sanalah, pada pertengahan tahun 1980-an,
Kebijakan dan Kesiapan Indonesia di
bidang HAKI
Kesepakatan Indonesia untuk merealisasikan gagasan
mengenai ASEAN Free Trade Area (AFTA) serta keikutsertaan Indonesia sebagai anggota World Trade Organization (WTO) dan Asia Pacifc Economic Cooperation (APEC), telah
menunjukan keseriusan Pemerintah dalam mendukung
sistem perekonomian yang bebas/terbuka, dan secara tidak langsung memacu perusahaan-perusahaan di Indonesia
untuk lebih meningkatkan daya saingnya.
Kebijakan dan Kesiapan Indonesia di
bidang HAKI
Terlebih lagi dengan keikutsertaan Indonesia sebagai anggota WTO
dengan konsekuensi melaksanakan ketentuan Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights (Persetujuan TRIPS), sesuai dengan Undang-undang Nomor 7 tahun 1994 tentang :
Pengesahan Agreement Establishing the World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia).
Berdasarkan pengalaman selama ini, peran serta berbagai instansi dan lembaga, baik dari bidang pemerintahan maupun dari bidang
Untuk dapat mewujudkan HAKI sebagai basis pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia, maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
Inventarisasi karya tradisional yang tergolong paten untuk dijadikan paten.
Untuk mencegah pencurian karya lokal yang umumnya masuk kategori paten sederhana dan
Kantor-kantor paten di daerah, universitas
maupun lembaga-lembaga penelitian perlu
dilengkapi dengan sarana komputer dan
internet yang memungkinkan penemuan atau
karya intelektual atau tradisional di daerah
langsung didaftarkan untuk segera
memperoleh paten.
Membuat sistem on-line (lewat internet)
database tentang aplikasi pengajuan paten,
persetujuan paten,
down-loading info, sampai
melaksanakan transaksi otomatis di Direktorat
Memberikan otonomi pengelolaan anggaran
dirjen HAKI lewat swadana.
Meningkatkan intensif bagi penemu paten,
baik yang dari kalangan pemerintah maupun
yang swasta.
Meningkatkan pemahaman hukum HAKI pada
Keras dan tegasnya undang-undang ini bisa dirasakan dari ilustrasi yang disampaikan oleh Dr. Ahmad M.Ramli, S.H., M.H. Direktur Center of Cyber Law Studies Fakultas Hukum Unpad.
"Berdasarkan UU Hak Cipta, pembajakan merupakan delik biasa. Artinya, jika saya memegang laptop dan polisi menduga software-nya palsu, polisi bisa
memeriksa saya tanpa pengaduan. Begitu pula
seorang penyanyi di atas panggung yang mengubah model 'lagu pop' menjadi 'dangdut' punbisa