• Tidak ada hasil yang ditemukan

Temn Teknis Fungsional non PenellO 2000 aairan gas, injektor, kolom, detektor, integrator/recorder, dan termostat untuk injektor. kolom dan detektor s

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Temn Teknis Fungsional non PenellO 2000 aairan gas, injektor, kolom, detektor, integrator/recorder, dan termostat untuk injektor. kolom dan detektor s"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN ASAM SULFO

SALISILAT DAN EDTA (ETHYLENE DIAMINE TETRA

ACETICACID DI-SODIUM SALT) PADA ANALISIS

ASAM LEMAK MUDAH MENGUAP ( VFA ) DENGAN

KROMATOGRAFI GAS

Endang Nugraha

Balai Penditian Ternak, P.O.Box 221, Bogor 16002

RINGKASAN

Suatu percobaan dilakukan untuk melihat pengaruh penggunaan asam sulfo salisilat danEDTA(Ethylene Diamine Tetra aceticAcid Di-sodiwn Salt) terhadap hasil analisisVFAyang terkandung dalam rumen .Dalam percobaan ini dilakukan penambahan asam sulfo salisilat dan

EDTA yang sama banyaknya (30 mg) dan dilakukan penginjeksian secara bergiliran. Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa antara penggunaan kedua zat tersebut terdapat perbedaan kadar yang bervariasi diantara komponen VFA. Dibandingkan dengan penggunaan EDTA, metode standar dengan penambahan asam sulfosalisilat lebr3r memberikan basil yang akurat Hal ini bisa dilibat dalam kandungan WA run n yang dihasilkan dibandingkan dengan yang menggunakan

EDTA.

Kata kunci : Asam Sulfo salisilat, Asam lemak mudah menguap, EDTA

Temu Teknis Fungsionalnon Peneliti 2000

PENDAHULUAN

Analisis gas kromatografi berdasarkan pads distribusi pemisahan contoh pads dua face yang berbeda. Kedua fase itu adalah fase diam (padat) dan face bergerak (gas) . Dalam gas kromatografi kolom berfungsi sebagai fase diam dan gas sebagai fase bergerak. Dan fungsi jantung pea gas kromatografi adalah kolom . Kolom yang berupa padatan biasa disebut GSC (Gas Solid Chromatography), sedangkan kolom yang berupa larutan biasa disebut GLC (Gas Liquid Chromatography) .Beberapa jenis kolom yang digunakan pads alai gas kromatografi diantaranya kolom alumunium, gelas, baja, tembaga, dan yang paling mutakhir kolom kapiler. Kolom kapiler berisi bahan larutan inert yang tidak bereaksi baik dengan larutan contoh maupun gas yang digunakan . Sedangkan kolom padat berisi antara lain silika gel, molekul halus dan arang batu bara . Pada gas kromatografi (GLC) suhu yang digunakan tidak boleh lebih dari 400 0 C. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pemilihan penggunaan suhu sewaktu analisis di akukan . Gas kromatografi bisa digunakan untuk analisis bahan gas, bahan larutan dan bahan padatan (Mc .NAIR & BoNNELI, 1967). Gas kromatografi pertama kali dikembangkan oleh

RAMSEY pads tahun 1905 . Dengan gas kromatografi terjadi suatu teknik pemisahan contoh yang dialiri suatu gas pembawa melewati kolom (Mc .NAIR & BONNELI, 1967) . Beberapa bagian terpenting pads alat kromatografi gas adalah silinder gas, indikator

(2)

aairan gas, injektor, kolom , detektor, integrator/recorder, dan termostat untuk injektor. kolom dan detektor seperti yang terlihat pada Gambar 1 (THOMSON, 1977).Berdasarkan

keadaan fase diam dan fase gerak, kromatografi di bagi 4 macam, yaitu : Kromatografi adsorbsi, Kromatografi partisi, Kromatografi tukar ion dan kromatografi exalusion atau disebut juga gel kromatografi . Pada analisis VFA ini digunakan kromatografi adsorbsi .

Pada metode standar sebelum contoh dimasukkan pada injektor, contoh hanls dibebaskan dan protein dengan asam sulfasalisilat . Asam tersebut berfungsi untuk mengendapkan protein. EDTA juga dapat berfungsi sama. Oleh karena itu EDTA mungkin dapat dipakai untuk menggantikan asam sulfo salisilat. Dalam makalah ini penulis mencoba membandingkan pengaruh penggunaan asam sulfo salisilat dengan penggunaan EDTA.

T1VrTS~fM~

swr__ ore- d . ..

Gambar t . Sketsta sistem slat gas Kronnatograpi

BAHAN DAN CARA KERJA

Temn Teknis Fungsional non PenellO 2000

Materi berupa contoh rumen sapi bekas penelitian yang dapat diperoleh didalam negen dan umumnya berbentuk cairan . Untuk bahan padatan terlebih dahulu diekstrak dengan ditambahkan air suling sebanyak 1 :1, dan hasil ekstrak diambil 2 ml

sebagai larutan contoK

Sebanyak 2 ml larutan contoh dipipet masing-masing sebagai larutan I dan larutan II. Larutan I yaitu contoh rumen yang menggunakan sebanyak 30 mg asam sulfo salisilat . Larutan 1 yaitu contoh rumen yang menggunakan sebanyak 30 mg EDTA dan masing-masing diaduk hingga homogen kedalam tabung plastik 10 ml. Selanjutnya dipusingkan dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 merit . Larutan bagian atas yang terpisahkan (supernatant) disaring dengan menggunakan kertas saying millipore berdiameter 0,22 mm dan ditampung kedalam tabung gelas 5 ml. Hasil saringan diinjeksikan sebanyak 0,5 ul hingga 1,0 ul kedalam alat kromatografi gas "Hewlet Packard " model 5890 dengan detektor ionisasi nyala (FL!)). Larutan standar yang mengandung 1,0 ul/ ml masing-masing komponen diinjeksikan juga sama perlakuannya dengan injeksi lanrtan contoh . Kolom yang digunakan adalah kolom baja yang diisi dengan 10% SP-AT-1200 pada kromosorb WAW .DMCS (80/ 100 mesh), panjang kolom 6 feet (183 cm), diameter dalam 0,20 cm dan diameter luar 0,40 cm . Sebagai gas

(3)

Temu Teknis Fungsional non Penelili 2000

pembawa adalah nitrogen HP dengan kecepatan alir 2,5 ml/ 5 detik, sebagai gas pembakar dipakai gas oksigen dan gas hidrogen dengan kecepatan alir masing-masing 5ml/detik Suhu kolom adalah 125 ° C (isothermal), sedangkan suhu pada injektor clan detektor masing-masing 160° C dan 200° C .

Respon clan teknik analisis asam lemak mudah menguap (VFA) pada alat kromatografi gas ditampilkan dalam kertas kromatogram dengan kecepatan gerak kertas

1,0 cm/ menit clan attenuasi 4 . Hasil kromatogram dicatat dengan integrator jenis HP 3396 A. Persentase asam lemak mudah menguap yang selanjutnya disebut VFA memakai satuan pA /ml pada masing-masing komponen.

Rumusnya adalah

Komponen

=

Area contoh

x konsentrasi standar ( pV

ml)

Area

standar

Bila akan dihitung dengan persen bobot (' U 100 gram contoh), maka rumus perhitungannya sebagai berikut

Komponen

=

Area contoh

x konsentrasi standar

(pa/

nil) x 100%

Area

standar

Standar asam lemak mudah menguap (VFA) yang digunakan adalah standar VFA yang mengandung rantai C2 sampai C5, produk Supelco Inc, Bellefonte, Pensylvania, terdiri dan asam asetat, asam propionat, asam iso butirat, asam normal butirat, asam iso valerat dan asam normal valerat .

Pada bahan standar tidak dilakukan penambahan baik asam sulfo salisilat maupun EDTA dan tidak dilakukan pemusingan, karena bahan standar tersebut sudah dalam bentuk larutan murni yang mengandung I p?,/ ml dari masing -masing komponen.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dan hasil pert obaan yang dilakukan terlihat perbedaan yang jelas seperti yang terlihat pads Tabel 1 dan Tabel 2 . Pada contoh Rumen 1 hingga Rumen 5 dapat dilihat mlai kandungan asam asetat yang menggunakan asam sulfo salisilat lebih tinggi dibandingkan dengan asam asetat dalam rumen pada Tabel 2 . Kandungan VFA pads Tabel 2 adalah contoh nunen yang menggunakan EDTA sebagai pemisah protein . Kandungan asam iso butirat pads Rumen 5 yang menggunakan EDTA lebih tinggi dibandingkan pads rumen yang menggunakan asam sulfo salisilat, namun kandungan asam normal butirat nya lebih rendah . Kandungan asam propionat pads Rumen 3 yang menggunakan asam sulfo salisilat jauh lebih tinggi dibandingkan Rumen 3 yang menggunakan EDTA . Kandungan asam lemak mudah menguap yang selanjutnya disebut VFA pads Tabel 1 juga merupakan standar pembanding, karena pads analisisVFA sehan-han sebagai pemisah kandungan protein pads rumen yang digunakan adalah asam

(4)

Temu Teknis Fungsional nonPenhd 2000

sulfo salisilat Perbedaan yang nyata sebetulnya cukup signifikan, terutama kalau melihat kandungan asam propionat dalam Rumen 2 dan rumen 3 yang menggunakan asam sulfo salisilat pada Tabel 1 dibandingkan pada Rumen 2 dan Rumen 3 pada Tabel 2 yang menggunakan EDTA. Asam normal valerat pada Rumen 5 yang menggunakan asam sulfo salisilat sedikit lebih rendah dibandingkan dengan Rumen 5 yang menggunakan EDTA . Percobaan lanjutan perlu dilakukan guna menentukan apakah EDTA bisa dipakai sebagai pengganti asam sulfo salisilat atau tidak, melihat hasil kandungan VFA yang didapat bervariatif ada yang lebih rendah dan ada yang lebih

tinggi kandungan dari masing-rnasing komponen .

Tabel 1 . Kandungan VFA pads rumen yang menggunakan asam sulfo salisilat

Keterangan : RI s/d R5 adalah Contoh Lanrtan rumen; C2 = asam asetat ; C3= asam propionat; iC4= asam iso butirat; nC4= asam normal butirat;iC5=asam iso valerat; nC5= asam normal va1Lrat.

Tabel 2. Kandungan VFA pads rumen yang menggunakan EDTA

Keterangan :Rls/d R5 :rial»hContoh Larutan rumen ; C2 = asam asetat C3= asam propionat; iC4= asam iso butuat; nC4= asam normal butizatiC5=asam iso valerat ; nC5= asam normal valerat.

KESIMPULAN

Dari hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan, penulis menyimpulkan bahwa perlu kajian percobaan lanjutan dalam hal penggunaan EDTA sebagai pengganti alternatif dan asam sulfo salisilat seandainya bahan tersebut tidak diproduksi lagi . Dan perlu dilakukan uji coba dengan menggunakan kolom kapiler. Untuk saat ini pemisah protein yang digunakan pada analisis asam lemak mudah menguap (VFA) adalah jenis asam sulfo salisilat karena harganya lebih mudah dan efisien dalam penggunaannya .

1 6 7

Nomor C2 C3 iC4 iC5 nC5

R1 112 .44 101 .46 42 .35 55 .43 15 .53 13 .12

R2 133 .54 81 .80 12.26 24.41 9 .33 trace R3 138.15 50 .66 20.63 46.83 12 .64 10 .59 R4 180.35 73 .56 0 .07 trace 10 .06 0 .16 R5 143 .95 46 .48 10 .58 26 .38 7 .43 6.91

Nomor C2 C3 iC4 nC4 iC5 nC5

R, 270.35 211 .78 47.54 152 .78 42 .58 21 .87 R2 184 .74 167.47 38.64 80.57 30 .22 4 .84 R3 180.35 148 .78 21 .46 125 .93 27 .27 25 .70 R4 217.32 55 .26 9 .49 30.48 5.78 1 .08 R5 183 .74 71 .06 8 .88 29.97 7.51 4 .43

(5)

Temu Teknis Fungsional non Penelin 2000

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dadang Suherman S .Pd dan Ibu Farihah Wildan yang telah memberikan waktu dan kesempatan untuk percobaan ini sehingga bisa disusun dan terbentuknya tulisan ini.

DAFTAR BACAAN

Mc .NAIR H .M & BONNELi E.J . . Basic Gas Chromatographi, Varian Aerograph 2700,1967, Mitcell Drive, Walnut Creek, California 94598, U .S .A .

WILDAN FARIHAH, Perbandingan Komposisi asam lemak rantai panjang dari Lemak Hewani dan Lemak Nabati, Prosiding Lokakarya Fungsional Non Peneliti, tanggal 15-16 Desember 1998, Puslitbang Petemakan, Bogor, Departemen Pertanian 1998 .

ScHENEIDER,K, MNEUPERTH and G .SPrrELLE1t1985,J. Gas Chromatography,345, p

19-25 .

THOMPSON BRIAN, 1977, Fundamentals of gas Analysis by gas Chromatography, Varian Associates, Inc.Library of Congress Catalog Card Number 77-71187 Manufactured in the United States of America .

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian didapat bahwa semakin tinggi volume ekstrak nanas maka semakin meningkat kadar protein yang dihasilkan, dimana kadar protein kecap ikan belut

Analisis pada perancangan mengamati pengaruh Eb/No terhadap nilai BER dari hasil perhitungan dengan simulasi yang kemudian dibandingkan dengan nilai Eb/No terhadap nilai BER dari

menjelaskan tentang pengaruh senyawa toksik pada paru, kulit dan mata Ketrampilan dan keaktifan dalam menjawab dan bertanya 5% DEA AKA Tanaman Obat:.  sejarah

Dari penelitian yang dilakukan, penulis menemukan kelemahan dari sistem yang digunakan selama ini yaitu sistem penjualan kredit yang digunakan selama ini dinilai

Infeksi saluran kemih adalah keadaan adanya infeksi (ada pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri, jamur, virus) dalam saluran kemih mulai dari uretra,

Berdasarkan prinsip aerodinamis, rotor turbin ini memanfaatkan gaya hambat (drag) saat mengekstrak energi angin dari aliran angin yang melalui sudu turbin. Koefisien hambat

Berdasarkan Keppres Nomor 91 Tahun 1999 Biro Hukum Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah sebagai anggota dari Pusat Jaringan Nasional mempunyai tugas melakukan

Sifat unsur periode 3 dari Na sampai Cl afinitas elektron makin bertambah, sebab jumlah elektron valensi makin banyak, sehingga makin mudah menerima elektron..