• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Panti Asuhan dalam Membina Kemandirian Anak di Panti Asuhan Salib Putih Salatiga T1 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Panti Asuhan dalam Membina Kemandirian Anak di Panti Asuhan Salib Putih Salatiga T1 BAB I"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak yang ditinggal orang tuanya meninggal dunia

terpaksa menghidupi dirinya sendiri dengan cara mencari

nafkah sendiri. Bagi anak yang masih mempunyai orang tua,

mereka harus membantu orang tuanya bekerja sehingga

terpaksa harus meninggalkan rumah dan sekolah guna

mengais atau mencari nafkah untuk keluarganya yang

kekurangan sebagai dampaknya mereka menjadi anak

terlantar yang putus sekolah karena ketiadaan biaya (Studi

Ekonomi dan Lembaga Internasional UREM BI, 2009).

Di Indonesia sendiri terdapat sejumlah anak yang kurang

beruntung nasibnya dibanding anak-anak lain seusianya,

beberapa diantaranya seperti anak jalanan, anak-anak yang

ditelantarkan oleh orang tuanya maupun anak yang tidak

memiliki orang tua (Putri, 2013).

Menurut data yang dikumpulkan Kemensos (Kementrian

Sosial) pada tahun 2015 jumlah anak terlantar mencapai 4,1

juta jiwa di Indonesia. Sedangkan korban penelantaran orang

(2)

jiwa, balita terlantar ada 1,2 juta dan anak jalanan ada 34.000

kasus. Biasanya anak-anak yang ditelantarkan atau tidak

memiliki orangtua dimasukkan ke dalam panti asuhan

(Erwansyah, 2013). Menurut salah satu penelitian pada tahun

2007 yang dilakukan oleh United States Department of Health

and Human Services (Bruskas, 2008) banyak anak-anak dari

panti asuhan mungkin mengalami setidaknya satu atau lebih

gangguan mental dan 63% diantaranya adalah korban

penelantaran.

Menurut Gunarsa (2002), mengemukakan pada usia

remaja terlihat banyak perubahan yang berkaitan dengan

kematangan dan juga perkembangan psikososial yang

berhubungan dengan fungsi sosialnya. Sementara itu Rosjid

(2010), sependapat dengan Gunarsa yang menyatakan

bahwa proses dari tahap anak remaja dipengaruhi oleh

lingkungan sosial tempat individu berada. Dengan demikian,

pengasuhan di panti menjadi salah satu faktor perubahan

kematangan anak.

Pengertian Anak sendiri seperti yang terkandung dalam

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan

Anak, pasal 1 Ayat 1, berbunyi: “Anak adalah seorang yang

belum berusia 18 Tahun termasuk anak yang masih dalam

(3)

sebagai penduduk yang berusia antara 0-18 tahun.

Sedangkan menurut definisi WHO, batasan usia anak adalah

sejak anak di dalam kandungan sampai usia 19 tahun.

Sementara itu dalam konvensi PBB yang ditandangi oleh

Pemerintah Republik Indonesia tangal 1990 dikatakan

batasan umur anak adalah dibawah umur delapan belas

tahun.

Sebuah laporan terbaru yang diluncurkan oleh Depsos

RI, Save the Children dan Unicef (2008) menyebutkan, jumlah

panti asuhan di seluruh Indonesia diperkirakan antara 5.000

sampai 8.000 yang mengasuh sampai 1,4 juta anak. Jumlah

ini kemungkinan merupakan jumlah panti asuhan terbesar di

seluruh dunia. Pemerintah Indonesia sendiri hanya memiliki

dan menyelenggarakan sedikit dari panti asuhan tersebut dan

sebagian banyak panti asuhan diselenggarakan oleh

masyarakat, terutama organisasi keagamaan (The Straits

Time, 2008, dalam Orphanages arebooming in Indonesia).

Data tersebut menunjukkan bahwa banyak anak yang

tidak mendapatkan didikan atau asuhan serta perlindungan

dari keluarga. Padahal keluarga merupakan lingkungan

primer untuk setiap individu, dimana hubungan manusia yang

paling intensif dan paling awal terjadi (Sarwono, 2002).

(4)

sebagai inti dari suatu sistem sosial yang ada di masyarakat.

Sebagai satuan terkecil, keluarga merupakan miniatur dan

embrio berbagai unsur sistem sosial manusia. Makmur

Sunusi, Phd, Direktur Jendral Pelayanan Sosial dan

Rehabilitasi Sosial Depsos RI (2007) mengatakan bahwa,

keluarga adalah lingkungan terbaik bagi anak-anak untuk

tumbuh dan panti asuhan merupakan pilihan terakhir.

Panti asuhan berfungsi sebagai pengganti orang tua,

sehubungan dengan orang tua anak yang tidak dapat

berfungsi sebagaimana mestinya dalam mendidik dan

mengasuh anak (Depsos, 2005). Melalui panti asuhan anak

dididik dengan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang dapat

mengembangkan diri anak baik dari segi jasmani dan rohani.

Panti asuhan dapat membentuk pribadi anak menjadi anak

yang mandiri dan membentuk sikap diri yang lebih baik,

sehingga memperoleh konsep diri yang lebih baik sesuai

dengan ilmu pengetahuan dan ajaran agama sehingga

menjadi anak yang mandiri dan memiliki masa depan yang

cerah.

Dengan demikian mereka akan menjadi anggota

masyarakat yang hidup layak dan penuh tanggung jawab

terhadap dirinya, serta mampu untuk hidup secara mandiri.

(5)

yatim atau yatim piatu. Akan tetapi, anak yang orang tuanya

masih lengkap juga ada yang menjadi penghuni panti asuhan

karena ketidakberdayaan mereka melawan kemiskinan.

Panti Asuhan Salib Putih Salatiga merupakan salah satu

Panti Asuhan yang ada di Kota Salatiga yang membina

anak-anak dengan berbagai latar belakang kehidupan sosial. Panti

Asuhan ini juga berperan dalam membina dan mendidik

anak-anak seperti menyekolahkan anak-anak di lembaga pendidikan

formal yang ada di lingkungan Panti Asuhan, memberikan

pendidikan keterampilan dan pembinaan keagamaan,

beberapa anak yang pernah tinggal dan mendapat

pembinaan di panti ini sekarang banyak yang sudah bekerja

di luar kota dan mampu untuk hidup secara mandiri.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, setelah

peneliti melakukan observasi awal nampak dari kegiatan ini

terlihat beberapa hal positif terhadap diri mereka. Adapun

dampak positif yang dapat dirasakan adalah : tingginya rasa

percaya diri anak-anak panti, meningkatnya rasa kemandirian

berpikir dan berbuat, optimis dalam menghadapi masa depan,

tingginya rasa kebersamaan antara sesama.

Hal ini juga menjadikan daya tarik tersendiri bagi peneliti

untuk melakukan penelitian lebih dalam, penelitian ini juga

(6)

kesehatan UKSW sebelumnya sehingga peneliti menetapkan

judul : ”Peran panti asuhan dalam membina kemandirian anak

(Studi Kasus Panti Asuhan Salib Putih Salatiga).

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Bagaimanakah peranan panti asuhan dalam membina

kemandirian anak di Panti Asuhan Salib Putih Salatiga?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

Mengetahui bagaimana peranan panti asuhan dalam

membina kemandirian anak di Panti Asuhan Salib Putih

Salatiga.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Bahan masukan bagi pengasuh panti dalam

meningkatkan pembinaan kemandirian anak di

lingkungan panti asuhan serta dapat digunakan sebagai

(7)

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Manfaat bagi mahasiswa

Memberikan informasi bagi mahasiswa

tentang bentuk-bentuk pembinaan anak serta

kehidupan di panti asuhan.

1.4.2.2 Manfaat bagi Institusi

Hasil dari penelitian ini dapat membantu

pembelajaran khususnya mengenai

manajemen keperawatan di bidang pembinaan

Referensi

Dokumen terkait

melakukan aktivitas dasar fisik sehari-hari pada lansia di Panti. Wredha salib

Oktanti Yuseta, 462010021, Hubungan antara Faktor Kondisi Kesehatan dan Kondisi Sosial dengan Kemandirian Lanjut Usia di Panti Wredha Salib Putih Salatiga, Fakultas

”Jumlah Anak asuh di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang sekitar 68 anak dan sebagian anak memiliki latar belakang keluarga yang rata-rata

Asty Permatasari Chrisna Putri Banoet, 462010017, Gambaran Kesejahteraan pada Lanjut Usia di Panti Werdha Sosial dan Mandiri Salib Putih Kota Salatiga,

penelitian kualitatif maka data yang diperoleh harus mendalam,. jelas

Wanita yang saya kasihi Bernadeta Meiana, terimakasih juga telah banyak membantu saya dalam proses penyelesain skripsi ini, lancar juga kuliahnya buat kamu, semoga

Berdasarkan hasil penelitian Peranan Panti Asuhan Dalam Melaksanakan Fungsi Pengganti Keluarga Anak Asuh di UPTD Panti Sosial Asuhan Anak Harapan Kota Samarinda

Adapun perlakuan akuntansi atas sumbangan yang berupa uang dan barang pada Panti Asuhan Salib Putih Salatiga, sebagai berikut: Pengakuan atas sumbangan yang berupa uang dan barang pada