• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Penelitian dan Metode Ilmiah Kr

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Prosedur Penelitian dan Metode Ilmiah Kr"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

MENGUASAI PENGETAHUAN TENTANG PROSEDUR PENELITIAN DAN METODE ILMIAH

(KRITERIA DAN LANGKAH-LANGKAH METODE ILMIAH)

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Metodologi Penelitian Kauntitatif

Yang dibina oleh Dr. Siti Nurrochmah, M.Kes

Oleh Razikin Masruri

150614806176

UNIVERSITAS NEGERI MALANG PROGRAM PASCASARJANA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan khidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini terselesaikan dengan lancar. Adapun pembahasan didalam makalah ini membahas tentang Menguasai Pengetahuan Tentang Prosedur Penelitian dan Metode Ilmiah (Kriteria dan Langkah-Langkah Metode Ilmiah).

Penulis akan berupaya untuk mengupas tentang bagaimana cara penulisan yang benar pada karya ilmiah dengan rujukan dari berbagai buku dan para ahli. Semoga makalah ini bisa memperluas wawasan kita tentang Prosedur Penelitian dan Metode Ilmiah. Akhirnya, tidak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu kritik dan saran dari para pembaca sangat berharga untuk perbaikan makalah ini.

Malang, 2016

(3)

DAFATAR ISI

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah...3

C. Tujuan Pembahasan...3

BAB II KAJIAN PUSTAKA...4

A. Prosedur Penelitian...4

B. Metode Ilmiah dan Non Ilmiah...6

1. Kriteria Metode Ilmiah...7

2. Kriteria Metode non Ilmiah...9

C. Langkah-langkah Metode Ilmiah...9

BAB III PEMBAHASAN...13

A. Langkah-Langkah Penelitian Ilmiah atau Metode Ilmiah...13

B. Metode Non Ilmiah...21

BAB IV PENUTUP...23

KESIMPULAN...23

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. Oleh karena itu, sebelum pembahasan tentang hakikat penelitian perlu dijelaskan terlebih dahulu hakikat metode ilmiah (scientific methods). Tujuan dari semua usaha ilmiah adalah untuk menjelaskan, memprediksikan, atau mengontrol fenomena. Tujuan ini didasarkan pada asumsi bahwa semua perilaku dan kejadian adalah beraturan dan bahwa semua akibat mempunyai penyebab yang dapat diketahui. Kemajuan ke arah tujuan ini berhubungan dengan perolehan pengetahuan dan pengujian teori-teori. Dibandingkan dengan sumber pengetahuan yang lain, seperti pengalaman, otoritas, penalaran induktif, dan penalaran deduktif, penerapan metode ilmiah tidak diragukan, paling efisien, dan paling terpercaya.

Metode ilmiah merupakan suatu proses yang sangat beraturan yang memerlukan sejumlah langkah yang berurutan mulai dari pencarian masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan data, analisis data dan pernyataan kesimpulan mengenai diterima dan ditolaknya hipotesis. Langkah-langkah tersebut sudah mempunyai pakem tersendiri yang harus diikuti dalam proses penelitian. Berbeda halnya dengan penelitian non ilmiah yang tidak mesti menggunakan langkah-langkah seperti di atas. Penelitian non ilmiah biasanya dilakukan dengan langkah-langkah mencoba sampai hasilnya terlihat tanpa harus berlandaskan teori-teori pendukung dalam proses dan pelaksanaannya.

(5)

Mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa/mahasiswi adalah penenlitian, sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi Pasal 14 Ayat (6) Bentuk pembelajaran selain yang dimaksud pada ayat (5), bagi program pendidikan diploma empat, program sarjana, program profesi, program magister, program magister terapan, program spesialis, program doktor, dan program doktor terapan, wajib ditambah bentuk pembelajaran berupa penelitian. (7) Bentuk pembelajaran berupa penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (6) merupakan kegiatan mahasiswa di bawah bimbingan dosen dalam rangka pengembangan pengetahuan dan keterampilannya serta meningkatkan kesejahteran masyarakat dan daya saing bangsa.

Permasalahan yang sering dihadapi oleh mahasiswa akhir adalah tentang penelitian untuk menyelesaikan studinya. Selain sebagai syarat dalam menyelesaikan jenjang pendidikan, penelitian dijadikan sebagai pengalaman yang mesti dilakukan oleh mahasiswa dan mahasiswi perguruan tinggi. Kendala yang dihadapi oleh masiswa merupakan ketidak tahuan tentang prosedur penelitian dan langkah-langkah penelitian. Sehingga tidak sedikit dari mereka terhambat akibat tidak selesainya penelitian yang dilakukan.

Kegiatan penelitian dikalangan mahasiswa menjadi momok menakutkan bagi sebagian mereka. Alasan utama adalah kurangnya pemahaman mahasiswa maupun mahasiswa tentang prosedural penelitian dan langkah-langkah metode ilmiah dalam penelitian itu sendiri. Perlunya pemahaman yang mendalam tentang metode ilmiah yang digunakan dalam penelitian bagi mahasiswa dirasa sangat penting untuk menunjang pelaksanaan penelitian dilapangan, terutama pada mahasiswa Pendidikan Olahraga.

Mahasiswa pendidikan olahraga lebih banyak melakukan praktik dilapangan sehingga ketika menghadapi mata kuliah yang sifatnya teori mereka mengalami kesulitan. Apalagi dihadapkan dengan penelitian yang memiliki prosedur dan langkah-langkah yang cukup panjang. Kekurangan seperti halnya menulis karya ilmiah dirasakan begitu sulit bagi mahasiswa pendidikan olahraga.

(6)

agar proses penelitian tidak lagi menjadi hambatan dalam menyelesaikan study pada perguruan tinggi. Di dalam makalah ini akan dirincikan kriteria dan langkah-langkah metode ilmiah serta non ilmiah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan prosedur penelitian? 2. Apa yang dimasksud dengan metode ilmiah? 3. Apa yang dimaksud dengan metode non ilmiah? 4. Bagaimana kriteria metode ilmiah?

5. Bagaimana kriteria metode non ilmiah?

6. Bagaimanakah langkah-langkah metode ilmiah? C. Tujuan Pembahasan

1. Memberikan pemahaman tentang prosedur penelitian.

2. Memberikan pemahaman tentang metode ilmiah dalam penelitian. 3. Memberikan pemahaman tentang metode non ilmiah.

4. Memberikan penjelasan tentang kriteria yang terdapat pada metode ilmiah. 5. Memberikan penjelasan kriteria metode non ilmiah.

(7)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pengetahuan merupakan hal yang sudah diketahui sebelumnya. Sedangkan ilmu pengetahuan adalah proses pencarian pengetahuan melalui banyak bidang terutama pengalaman pribadi. Rasa ingin tahu akan sesuatu menimbulkan seseorang melakukan sebuah penelitian. Ilmu pengetahuan dan penelitian tidak dapat dipisahkan. Penelitian ilmiah digunakan untuk ilmu pengetahuan dan sebaliknya ilmu pengetahuan tidak akan berkembang apabila meninggalkan penelitian ilmiah (Bungin, 2005: 3). Oleh karena itu penelitian sering digunkan untuk menemukan, membandingkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

Tahapan penelitian tidak sederhana, melainkan melewati proses yang panjang untuk menemukan jawaban yang teruji kebenarannya. Landasan penelitian terletak pada proses penelitian tersebut yang dilakukan sesuai dengan urutan pelaksanaan. Maka untuk itu sangat penting untuk mengetahui langkah-langkah penelitian ilmiah untuk mendapatkan informasi atau ilmu pengetahuan.

A. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang harus dilewati oleh peneliti dalam pelaksanaan penelitian, bisa juga disebut sebagai persyaratan pelaksanaan penelitian. Penelitian atau riset merupkan langkah ilmiah untuk memecahkan masalah agar mendapatkan kebenaran ilmiah. Kebenaran ilmiah adalah kebenaran yang hanya terbatas pada kemampuan indera dan kekuatan pikiran rasional (Torang, 2012: 2). Penelitian adalah suatu proses dari langkah-langkah yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi untuk meningkatakan pemahaman tentang suatu topik atau isu (Creswell, 2015: 5).

(8)

selanjutnya yaitu mencari teori yang tepat untuk mengatasi kesenjangan atau permasalahan melalui penelitian (Arikunto, 2010: 13). Penelitian merupakan salah satu penunjang dalam perkembangan ilmu pengetahuan, tanpa adanya penelitian ilmu pengetahuan tidak akan bertambah maju.

Proses penelitian dan apapun jenis penelitian pasti berangkat dari sebuah kesenjangan atau masalah. Kesenjangan tersebut terjadi karena adanya perbedaan antara kondisi sekarang dengan kondisi yang diharapkan. Berangkat dari permasalahan yang ada maka penelitian dilaksanan untuk menemukan solusi yang tepat atas permasalahan yang ada. Sukmadinata (2013: 3) menyatakan minimal ada empat sebab melakukan penelitian, diantaranya:

1. Karena pemahaman, pengetahuan dan kemampuan manusia yang sangat terbatas. Banyak hal yang belum diketahui, tidak dipahami, tidakk jelas dan menimbulkan keraguan dan pertanyaan.

2. Manusia memiliki dorongan untuk mengetahui. Dorongan ingin tahu disalurkan untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan serta

4. Rasa ketidak puasan yang ada pada manusia.

Beberapa hal yang dibutuhkan dalam penelitian yang diungkapkan oleh Burhan Bungin (2005: 20-22), yakni sebagai berikut:

1. Peneliti membutuhkan sikap dan dedikasi, antara lain;

a. Objektif, factual, yaitu peneliti harus memiliki sikap objektif dan peneliti memulai pembicaraannya berdasarkan fakta.

(9)

c. Curios; Wanting to know, yaitu peneliti harus memiliki sikap ingin tahu terutama terhadap apa yang ingin diteliti dan senantiasa haus dengan pengetahuan-pengetahuan baru.

d. Invactive always, yaitu peneliti harus memiliki daya cipta, kreatif dan senang terhadap inovasi.

2. Peneliti dituntut memiliki kemampuan, antara lain;

a. Think, critically, systematically, yaitu peneliti adalah orang yang mimiliki wawasan, memiliki kemampuan kritik, dan dapat berpikir sitematik. b. Able to creat, innovate, yaitu peneliti dituntut memiliki kemampuan

mencipta, karena harus selalu menemukan atau membuat penemuan penemuan baru.

c. Communicate affectivity, yaitu peneliti harus mamiliki kemampuan untuk berkomunikasidan memengaruhi pihak lain dengan komunikasi itu.

d. Able to identify and formulate problem clearly, yaitu mampu mengenal dan merumuskan masalah dengan jelas.

e. View a problem in wider context, yaitu peneiliti mampu melihat masalah dalam konteks yang luas karena suatu masalah biasanya tidak berdiri sendiri.

B. Metode Ilmiah dan Non Ilmiah

Metode ilmiah merupakan cara atau kegiatan ilmiah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2015: 3). Cara berpikir kritis rasional merupakan cara perburuan kebenaran melaui pendekatan-pendekatan ilmiah. Secara sadar atau tidak bahwa cara berpikir kritis rasional merupakan asal-muasal gagasan mengenai proses penelitian ilmiah (Bungin, 2005: 13). Pilihan untuk menemukan jawaban dari pertanyaan yang bersifat valid yakni melalui penelitian atau metode penelitian.

(10)

jawaban. Cara-cara yang digunakan untuk mencapai kebenaran tanpa melalui penelitian ilmiah yaitu cara nonilmiah yang disebut unscientific (Bungin, 2005: 9).

1. Kriteria Metode Ilmiah

Terdapat empat kata kunci dalam penelitian yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan, kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis (Sugiyono, 2015: 3). Karakteristik di atas mencakup karakteristik proses penelitian.

a. Rasional berarti kegitan penelitian iku dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga bisa dipahami oleh penalaran manusia. Penalaran merupakan proses berpikir yang menggunakan prinsip-prinsip logika deduktif dan induktif (Sukmadinata, 2013: 9).

b. Empiris berarti cara-cara yang digunakan itu dapat diamati. Secara umum empiris berarti berdasarkan pengalaman. Punaji Setyosari (2015: 20) menerangkan makna empiris dalam penelitian merupakan suatu acuan yang berdasarkan realitas (a reality reference). Pengumpulan data dalam penelitian itulah yang menandai penelitian sebagai suatu proses empiris. Data dikumpilkan dari lapangan yang dapat dilakukan melalui pengamatan langsung dan tak langsung.

c. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Penelitian merupakan suatu proses yang tersetruktur (structured process) yaitu adanya aturan atau kaidah yang dilakukan secara berurutan (Setyosari, 2015: 19). Aturan atau kaidah ini mencakup spesifikasi prosedural untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan faktor-faktor yang disebut sebagai variabel, untuk merancang kajian guna menguji variabel tersbut dan untuk menentukan pengaruhnya terhadap variabel-varibel.

(11)

dalam interval waktu tertentu. Obyektif berkenaan dengan interpersonal agreement (kesepakatan antar banyak orang). Data yang reliabel dan obyektif belum tentu valid (Sugiyono, 2015: 5).

d. Reduksi berarti peneiliti dalam penelitianya menerapkan prosedur analitis terhadap data yang telah dikumpulkan melalui teknik tertentu. Proses reduksi ini menerjemahkan realitas empiris ke arah hal yang lebih konseptual dan abstrak. Penelitian mencoba memberikan penjelasan tentang hubungan antar fenomena dan menyederhanakannya menjadi penjelasan yang ringkas (Sukmadinata, 2013: 8). Proses reduksi dimaksudkan untuk memahami hubungan antara peristiwa atau kejadian dan meramalkan bagaimana hubungan itu mungkin diterapkan dalam konteks lain. Proses reduksi seperti ini memungkinkan peneliti untuk menjelaskan (to explain) bukan sekedar menggambarkan (Setyosari, 2015: 21).

e. Replikasi artinya penelitian dianggap sebagai suatu proses yang dapat diulang dan ditransmisikan (dipakai untuk kepentingan pemecahan masalah yang lebih luas). Suatu proses dapat diulang artinya penelitian dapat dilakukan kembali dengan cara atau metode yang sama dan mungkin juga menggunakan subyek dan setting yang berbeda dan lebih luas untuk memperoleh validitas hasil (Setyosari, 2015: 22). Oleh karena itu, kebenaran ilmiah (hasil penelitian) sifatnya dinamis. Temuan yang diperoleh peneliti terdahulu bukan penemuan abadi. Namun, temuan terdahulu dapat diuji ulang oleh peneliti lainnya (Torang, 2012: 2).

(12)

tahu, memecahkan berarti maminimalkan atau menghilangkan masalah dan mengantisipasi berarti mengupayakan agar masalah tidak terjadi (Sugiyono, 2015: 6).

2. Kriteria Metode non Ilmiah

Sejarah umat manusia, usaha untuk menjawab dorongan keingintahuan dan mencari kebenaran bermula dari pendekatan unscientific. Berarti sebelum menggunakan pendekatan scientific research pendekatan non ilmiah sudah digunakan dalam waktu yang cukup lama (bungin, 2005: 11). Berikut kriteria metode non ilmiah;

a. Penemuan secara kebetulan.

Semua pengetahuan yang diperoleh bersifat secara kebetulan atau tidak disengaja dan tanpa direncanakan. Kelemahan yang terkandung dalam penemuan-penemuan secara kebetulan ini, bahwa orang akan bersikap pasif terhadap dorongan ingin tahunya karena semuanya terjadi secara kebetulan.

b. Penemuan secara trial and error.

Suatu usaha trial and error (mencoba-coba) di awali dengan sebuah harapan dan tujuan yang terkadang hasilnya tidak menentu, tak jarang usaha ini dimulai dengan harapan hampa. Namun demikian tanpa putus asa untuk mencoba dan mencoba lagi, sampai pada suatu titik tertentu yang mungkin akan menghasilkan suatu kejutan dari hasil mencoba tersebut dan kemudian memberikan harapan yang lebih banyak terhadap orang untuk melanjutkan usaha itu.

c. Penemuan secara otoritas.

Otoritas telah menempatkan manusia dan budaya tertentu seperti raja, pemerintahan, undang-undang, pengadilan, guru, pendeta, imam, dukun, dan sebagainya pada posisi yang amat penting dalam membentuk sikap masyarakat tentang suatu kebenaran.

C. Langkah-langkah Metode Ilmiah

(13)

1. Identifikasi permasalahan penelitian

Identifikasi masalah penelitian terdiri atas menetapkan suatu masalah untuk diteliti, mengembangkan justifikasi untuk menelitinya, dan mengungkapkan pentingnya penelitian untuk menyeleksi pembaca yang akan membaca laporannya.

2. Tinjauan kepustakaan

Penting untuk mengetahui siapa yang telah meneliti permasalahan yang akan diteliti. Tinjauan kepustakaan merupakan salah satu langkah penting dalam proses penelitian untuk menguatkan atau mendasari topik yang diangkat dalam penelitian. Tinjauan kepustakaan berarti menemukan berbagai rangkuman, buku, jurnal dan publikasi terindeks tentang suatu topik, memilih secara selektif kepustakaan mana yang akan dimasukkan ke dalam tinjauan dan setelah itu merangkum kepustakaan dalam laporan tertulis.

3. Menetapkan maksud penelitian

Permasalahan penelitian dengan topik yang luas perlu difokuskan sedemikian rupa sehingga dapat diteliti. Dengan menetapkan purpose statement (pernyataan) untuk menyampaikan maksud dari peneltian secara keseluruhan. Pernyataan ini mengintroduksikan seluruh penelitian, mengisyarakatkan berbagai prosedur yang akan digunakan untuk mengumpulkan data, dan mengindikasikanbentuk hasil yang diharapkan untuk ditemukan.

Maksud penelitian terdiri atas pengidentifikasian maksud atau tujuan utama penelitian dan mempersempitnya menjadi pertanyaan atau hipotesis penelitian tertentu. Pernyataan atau tujuan mengandung fokus utama penelitian, partisipan dalam penelitian dan lokasi atau tempat penelitian.

(14)

Pengumpulan data berarti mengidentifkasi dan menyeleksi individu-individu untuk penelitian, mendapatkan izin untuk meneliti, dan mengumpulkan informasi dengan menanyakan sejumlah pertanyaan atau mengobservasi prilaku partisipan. Perhatian terpenting dalam proses ini adalah mendapatkan data akurat dari beberapa individu, langkah ini akan menghasilkan sekumpulan angka (skor tes frekuensi prilaku) atau kata (respons, pendapat atau kutipan). Bukti atau data-data itu membantu memberikan jawaban atas pertanyaan dan hipotesis penelitian.

5. Analisis dan Interpretasi data

Analisis data yakni mengkaji informasi yang diberikan individu dalam penelitian. Analisis terdiri atas memilah-milah data untuk menentukan respons-respons individual dan setelah itu menyatukannya untuk dirangkum. Anailisis dan interpretasi data yang melibatkan penarikan kesimpulan tentang hal itu, merepresentasikannya dalam bentuk table, angka, dan gambar untuk merangkumnya, dan menjelaskan kesimpulannya dalam bentuk kata-kata untuk memberikan jawaban atas pertanyaan penelitian yang dilakukan. Melaporkan anilisis dan interpretasi ini di bagian laporan penelitian yang biasanya berjudul “Hasil penelitian”, “Temuan penelitian” atau “Diskusi”.

6. Membuat laporan dan evaluasi penelitian

(15)
(16)

BAB III PEMBAHASAN

Pembahasan dalam bab ini akan memberikan contoh dan gambaran pada bab kajian pustaka yaitu tentang kriteria dan langkah-langkah metode ilmiah dan non ilmiah.

A. Langkah-Langkah Penelitian Ilmiah atau Metode Ilmiah

Membedah skripsi Jenny Mustika Dewi, mahasiswi Universitas Negeri Semarang dengan judul “Pembelajaran Dribble Menggunakan Variasi Bola Terhadap Hasil Dribble Dalam Permainan Bolabasket Pada Siswa Kelas X Smk Negeri 8 Semarang Tahun 2013.

1. Identifikasi permasalahan penelitian

Identifikasi masalah penelitian terdiri atas menetapkan suatu masalah untuk diteliti, mengembangkan justifikasi untuk menelitiannya, dan mengungkapkan pentingnya penelitian untuk menyeleksi pembaca yang akan membaca laporannya. Dituangkan pada bab awal yaitu pada latar belakang permasalahan, sperti di bawah ini:

Berdasarkan hasil observasi pra penelitian yang dilakukan di SMK Negeri 8 Semarang, kelas X diperoleh data saat penilaian (dribble) lebih dari 60% siswa tidak tuntas dengan KKM 7,5. Dikarenakan saat pembelajaran bolabasket sebelumnya mereka tidak mengikutinya dengan baik. Mereka kurang antusias dan merasa malas mencoba. Hal tersebut dilihat dari masih banyaknya siswa lebih senang mengobrol daripada mengikuti pembelajaran pada saat proses pembelajaran berlangsung. Penyebab dari permasalahan tersebut bersumber dari masing-masing individu sendiri dan dari lingkungan sekitar. Lingkungan sekitar seperti media, lingkungan, materi, guru, dan metode yang digunakan guru. Pada dasarnya sekolah SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) adalah sekolah yang lebih mengkhususkan siswanya untuk mengasah keterampilan dalam tiap jurusan yang diambil oleh tiap-tiap siswa. Sehingga siswa beranggapan bahwa pembelajaran penjas tidak penting. Peran guru penjas untuk mengatasi permasalahan tersebut harus diperlukan suatu tindakan yang mampu mengubah pola pikir siswanya guna mencapai tujuan pembelajaran tersebut.

(17)

dan laki-laki berbeda, yaitu untuk perempuan ukuran 6 sedangkan laki-laki ukuran 7. Sehingga pada saat penilaian dribble khususnya kelas X banyak siswa yang tidak tuntas. Sehingga ketuntasan klasikal guru dalam mengajar materi dribble tidak berhasil atau tidak tercapai.

Alasan peneliti ingin melakukan penelitian tindakan kelas di SMK Negeri 8 Semarang adalah selain permasalahan yang sudah dibahas di atas karena tempat peneliti melakukan PPL (Praktek Pengalaman Lapangan). Selain itu sekolah tersebut merupakan sekolah favorit di kota Semarang terbukti dengan jumlah siswa yang begitu banyak disekolah tersebut terutama siswa putri. Sehingga peneliti tertarik agar dengan adanya penerapan pembelajaran permainan bolabasket (dribble) dengan menggunakan variasi bola diharapkan khususnya siswa kelas X meningkatkan hasil pembelajaran dribble baik dari ranah afektif, kognitif dan psikomotor.

2. Tinjauan kepustakaan

Penting untuk mengetahui siapa yang telah meneliti permasalahan yang akan diteliti. Tinjauan kepustakaan merupakan salah satu langkah penting dalam proses penelitian untuk menguatkan atau mendasari topik yang diangkat dalam penelitian. Tinjauan kepustakaan berarti menemukan berbagai rangkuman, buku, jurnal dan publikasi terindeks tentang suatu topik, memilih secara selektif kepustakaan mana yang akan dimasukkan ke dalam tinjauan dan setelah itu merangkum kepustakaan dalam laporan tertulis. Contoh:

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Beberapa metode pembelajaran menurut Mulyasa (2010: 107) harus dipilih dan dikembangkan untuk meningkatkan aktivitas dan kreatifitas peserta didik.

3. Menetapkan maksud penelitian

(18)

pembelajaran dribble dalam permainan bolabasket pada siswa kelas X SMK Negeri 8 Semarang Tahun 2013.

4. Mengumpulkan data

Pengumpulan data berarti mengidentifkasi dan menyeleksi individu-individu untuk penelitian, mendapatkan izin untuk meneliti, dan mengumpulkan informasi dengan menanyakan sejumlah pertanyaan atau mengobservasi prilaku partisipan. Perhatian terpenting dalam proses ini adalah mendapatkan data akurat dari beberapa individu, langkah ini akan menghasilkan sekumpulan angka (skor tes frekuensi prilaku) atau kata (respons, pendapat atau kutipan). Bukti atau data-data itu membantu memberikan jawaban atas pertanyaan dan hipotesis penelitian.

Langkah pengumpulan data diterangkan pada Bab III yakni pada Metode Penelitian, seperti contoh di bawah:

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data diperoleh dengan cara: 3.5.1 Teknik Observasi

Observasi adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan. Observasi dilakukan untuk mengetahui pembelajaran dribble bolabasket selain itu juga pengamatan pada sarana dan prasarana maupun metode yang digunakan dalam pembelajaran pada siswa kelas X RPL 3 (Rekayasa Perangkat Lunak) SMK Negeri 8 Semarang.

3.5.2 Teknik Komunikasi

Teknik komunikasi adalah teknik pengumpulan data melalui kontak atau hubungan pribadi antara pengumpul data dengan sumber data, antara lain: wawancara, kuesioner atau angket. Wawancara tersebut dilakukan dengan guru penjas kelas X.

3.5.3 Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang sudah diperoleh saat observasi. Dokumentasi berupa foto, data dan video wawancara.

3.6 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Suharsimi Arikunto, 2010: 203)

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: a) Lembar Pengamatan, b) Kuesioner, c) Lembar tes praktik, d) RPP.

3.6.1 Lembar Pengamatan di Lapangan

(19)

pembelajaran dribble dalam permainan bolabasket pada siswa kelas X RPL SMK Negeri 8 Semarang Tahun 2013 dengan menggunakan lembar pengamatan.

3.6.2 Kuesioner

Kuesioner adalah instrumen pengumpulan data atau informasi yang dioperasionalisasikan ke dalam bentuk item atau pertanyaan. 3.6.3 Tes Praktik

Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Siti Nurrochmah dkk., 2009: 12). Untuk mengetahui pembelajaran dribble menggunakan variasi bola terhadap hasil pembelajaran dribble dalam permainan bolabasket pada siswa kelas X SMK Negeri 8 Semarang Tahun 2012 dengan menggunakan tes praktik. Alat- alat dan perlengkapan yang digunakan untuk tes menggiring bola menurut Siti Nurrochmah, dkk. ( 2009: 96) adalah lapangan bolabasket dengan daerah tembakan hukuman, juga diperlukan alat-alat sebagai berikut:

1. Bola basket 2 (dua) buah 2. Stopwatch 2 (dua) buah 3. Cone 7 (tujuh) buah 4. Kapur Tulis Warna 2 pak 5. Formulir dan alat tulis

5. Analisis dan Interpretasi Data

Analisis data yakni mengkaji informasi yang diberikan individu dalam penelitian. Analisis terdiri atas memilah-milah data untuk menentukan respons-respons individual dan setelah itu menyatukannya untuk dirangkum. Anailisis dan interpretasi data yang melibatkan penarikan kesimpulan tentang hal itu, merepresentasikannya dalam bentuk table, angka, dan gambar untuk merangkumnya, dan menjelaskan kesimpulannya dalam bentuk kata-kata untuk memberikan jawaban atas pertanyaan penelitian yang dilakukan. Melaporkan anilisis dan interpretasi ini di bagian laporan penelitian yang biasanya berjudul “Hasil penelitian”, “Temuan penelitian” atau “Diskusi”.

Analisis data tertuang dalam bab metode penelitian, seperti contoh: 3.8 Analisis Data

Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisa kuantitatif dan deskriptif kualitatif.

(20)

Data kuantitatif merupakan data yang berupa angka atau bilangan, baik yang diperoleh dari hasil pengukuran maupun diperoleh dengan cara mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif. Data kuantitatif yang digunakan adalah prosentase untuk menganalisis dan penilaian subjek pengembang dalam menilai tingkat kelayakan, kuantitas dan keterterimaan produk terhadap produk pengembangan.

Adapun rumus yangdigunakan untuk menghitung presentase ketuntasan belajar siswa adalah:

(21)

6. Membuat laporan dan evaluasi penelitian

(22)

semua jenis laporan, peneliti perlu bersikap hormat dan menghindari bahasa yang mendiskriminasi berdasarkan gender, orientasi seksual, rasa tau kelompok etnik.

(23)
(24)

B. Metode Non Ilmiah

Berikut kriteria metode non ilmiah; 1. Penemuan secara kebetulan.

Semua pengetahuan yang diperoleh bersifat secara kebetulan atau tidak disengaja dan tanpa direncanakan. Kelemahan yang terkandung dalam sengaja jatuh ke sungai kecil yang airnya telah berwarna hitam. Tanpa sengaja seorang Indian tersebut meminum air sungai tersebut. Setelah kejadian ini secara berangsur-angsur orang Indian yang menderita malaria itu sembuh. Ternyata diketahui, bahwa air sungai yang berwarna hitam itu disebabkan karena sebatang pohon Kina yang tumbang disungai itu. Dari kejadian ini, kemudian orang baru mengetahui bahwa pohon Kina dapat dijadikan obat penyakit malaria” (Bungin, 2005: 9).

2. Penemuan secara trial and error.

Suatu usaha trial and error (mencoba-coba) di awali dengan sebuah harapan dan tujuan yang terkadang hasilnya tidak menentu, tak jarang usaha ini dimulai dengan harapan hampa. Namun demikian tanpa putus asa untuk mencoba dan mencoba lagi, sampai pada suatu titik tertentu yang mungkin akan menghasilkan suatu kejutan dari hasil mencoba tersebut dan kemudian memberikan harapan yang lebih banyak terhadap orang untuk melanjutkan usaha itu. Contoh dari proses trial and error pernah dilakukan oleh Robert Kock, sebagai berikut:

“Kock pernah mengasah kaca, dengan maksud mencoba-coba apa yang akan terjadi pada hasil asahan kaca tersebut. Kock kemudian terus dan terus saja mengasah kaca. Akhirnya kaca tersebut berbentuk lensa yang mampu memperbesar benda-benda yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Kemudian ternyata lensa tersebut telah mendasari pembuatan mikroskop” (Bungin, 2005: 10).

3. Penemuan secara otoritas.

(25)

dan sebagainya pada posisi yang amat penting dalam membentuk sikap masyarakat tentang suatu kebenaran. Contoh:

(26)

BAB IV PENUTUP

KESIMPULAN

Penelitian merupakan usaha untuk menemukan, menguji dan pengembangkan ilmu pengetahuan. Melalui penelitian ilmiah, masalah yang terdapat di lingkungan masyarakat dapat dipecahkah, diselesaikan serta masalah atau kesenjangan tersebut dapat diantisipasi melalui penelitian. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengambil topik permasalah peneltian yaitu topik yang diangkat adalah benar-benar dibutuhkan atau bersifat urgen.

Peneliti dituntut dalam proses penelitian baik itu sikap, dedikasi dan kemampuan dalam melaksanakan penelitian. Metode ilmiah digunakan untuk menemukan jawaban valid atas permasalahan penelitian. Langkah-langkah pada penelitian harus berstruktur dan sistematik.

(27)

Daftar Pustaka

Anggraini, N.D.. 2014. Pengembangan Pembelajaran Teknik Dasar Service Bawah Bolavoli Untuk Siswa Kelas VIII Smp Negeri 5 Malang. UM: Fakultas Ilmu Keolahragaan

Arikunto, S.. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT RINEKA CIPTA

Bungin, B.. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif; Edisi Pertama: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Public Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: PRENADA MEDIA

Creswell, J.. 2015. Riset Pendidikan; Edisi Kelima dalam Bahasa Indonesia: Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi; Riset Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR

Dewi, J. M.. 2013. Pembelajaran Dribble Menggunakan Variasi Bola Terhadap Hasil Dribble Dalam Permainan Bolabasket Pada Siswa Kelas X Smk Negeri 8 Semarang. Universitas Negeri Semarang: Fakultas Ilmu Keolahragaan

Setyosari, P.. 2015. Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan: Edisi Keempat. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP

Sugiyono.. 2015. Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA

Sukmadinata, N. S.. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan nilai SDR yang diperoleh pada kedua stadium pertumbuhan maka gulma tahunan memiliki nilai SDR lebih besar dari gulma semusim, sehingga disarankan

Pusat Pelatihan Olahraga Prestasi (PPOP) Sepak Takraw Kabupaten Jepara salah satu pusat pelatihan yang ada di kabupaten jepara berdiri sejak tahun 2010, dan

Berdasarkan analisa situasi diatas maka 75 pelaku UMKM kerupuk hasil olahan ikan yang ada di kampung kerupuk sukolilo perlu mendapatkan pendampingan dan pelatihan secara

layanan yang memadai memberikan nilai skor tertinggi dibandingkan indikator kemegahan hotel; Penilaian responden terhadap dimensi tanggungjawab sosial hotel pada masyarakat, dimana

Peneliti melakukan penelitian dengan menyebar dua skala sekaligus, yaitu skala kenakalan remaja dan dukungan keluarga yang ditujukan kepada siswa-siswi SMP Negeri

Peranan CSFs dalam perencanaan strategis adalah sebagai penghubung antara strategi bisnis organisasi dengan strategi sistem informasi yang dimiliki, memfokuskan

Dari permasalahan tersebut maka dibutuhkan penelitian lanjutan untuk membuat suatu sistem kendali beberapa AC (Air Conditioner) dan pada ruangan yang berbeda secara jarak

Pembelajaran kelas gabungan atau juga disebut Pembelajaran Kelas Rangkap atau dalam istilah lain yaitu multigrade Teaching adalah suatu bentuk pembelajaran