• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh kasus kasus HAM di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Contoh kasus kasus HAM di Indonesia"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Nama: Reri Febriani Kelas : XI MIA-5

Contoh kasus-kasus HAM di Indonesia :

1. Kasus Pelecehan Seksual,Pelecehan seksual terjadi pada hari Sabtu malam di jembatan penyembrangan oleh geng motor. Jadi pelaku diduga lebih dari satu orang. Namun, pelaku belum berhasil ditangkap. Korban sudah melapor ke pihak kepolisian. Pelaku dapat dijerat Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) secara umum (Lex Generalis) juga dapat dijadikan landasan dengan ancaman hukuman seperti yang diatur dalam Pasal pencabulan 289-299. Mengenai perbuatan cabul di tempat kerja, terutama bila dilakukan oleh atasan dapat kita temui ketentuannya dalam Pasal 294 ayat 2 angka KUHP yaitu diancam dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun pejabat yang melakukan perbuatan cabul dengan orang yang karena jabatan adalah bawahannya, atau dengan orang yang penjagaannya dipercayakan atau diserahkan kepadanya. (hak asasi pribadi)

2. kasus kerusuhan Ambon pada tahun 1999. Kasus ini berawal ketika seorang warga beragama Kristen berkelahi dengan warga Ambon lainnya yang beragama Islam. Kemudian warga Muslim tersebut berkata bahwa ia akan dibunuh oleh orang Kristen. Pernyataan itu sontak membuat Ambon terpecah menjadi dua, kubu orang Muslim dan kubu orang Kristen. Dalam beberapa menit saja kerusuhan sudah merebak ke mana-mana. Berbagai tempat dan desa-desa di sekitar tempat kejadian turut memanas-manasi konfik. Belasan gereja dan masjid terbakar akibat kerusuhan ini

(2)

beberapa daerah kembali menyerang dan membunuh pendeta-pendeta Kristen. Warga Kristen juga tidak ingin kalah, mereka menangkap orang-orang Islam dan dibantai lalu dibakar. Kerusuhan kemudian menyebar ke luar Maluku, dengan bantuan dari kabar burung yang merebak ke pulau luar. Tentu saja kabar-kabar burung itu tidak benar, namun hal itu cukup untuk memancing emosi penduduk yang beragama Kristen dan Islam lainnya. Bentrok pun tak terhindarkan, terjadilah perang antar agama lain di luar area Ambon. Dilanggar oleh masyarakat Indonesia adalah pasal nomor 28E ayat (1). (Hak asasi sosial dan kebudayaan)

3. Kasus Dukun Santet di Banyuwangi

Peristiwa beserta pembunuhan ini terjadi pada tahun 1998. Pada saat itu di Banyuwangi lagi hangat-hangatnya terjadi praktek dukun santet di desa-desa mereka. Warga sekitar yang berjumlah banyak mulai melakukan kerusuhan berupa penangkapan dan pembunuhan terhadap orang yang dituduh sebagai dukun santet. Sejumlah orang yang dituduh dukun santet dibunuh, ada yang dipancung, dibacok bahkan dibakar hidup-hidup. Tentu saja polisi bersama anggota TNI dan ABRI tidak tinggal diam, mereka menyelamatkan orang yang dituduh dukun santet yang masih selamat dari amukan warga. Kasus Ini termasuk pelanggaran pasal 28 G yaitu Berisi jenis HAM yang mengatur mengenai perlindungan. Seperti, Warga Negara Indonesia berhak untuk mendapatkan perlindungan atas diri sendiri, keluarga, martabat, dan juga harta benda atas namanya, dan berhak terbebas dari ancaman, penyiksaan yang dapat menurunkan martabat dan berhak mendapat suaka politik luar negeri. (Hak asasi sosial)

4. Kasus Dayak dan Madura (2000)

(3)

etnis) yang juga memakan banyak korban dari kedua belah pihak

Kasus ini termasuk pelanggaran pasal 28 E yaitu Berisi jenis HAM yang mengatur mengenai Agama Warga Negara Indonesia. Seperti, memiliki hak yang sama dalam memilih agama yang dipercayainya, beribadah sesuai dengan ajaran agama, juga berhak memilih pendidikan, pengajaran, kewarganegaraan, tempat tinggal. Dan juga memiliki hak berserikat, berkumpul, dan mngeluarkan pendapat.

(Hak asasi Kebudayaan)

5. Kasus salah tangkap tersangka pembunuhan

Pelanggaran HAM tersebut sehubungan dengan adanya kasus pembunuhan atas nama Eddy Waluyo pada tangal 20 Juli 2000 (rabu malam kamis) yang berlokasi di RT 04/06 kelurahan kami, yang mana pihak kepolisian yang dalam hal ini adalah jajaran POLSEK Pancoran Mas dengan KaPOLSEK Sukanda terutama ReSerse polsek yakni D. Marpaung tersebut yang berlokasi di Jl. Raya Sawangan No. 41 Depok jelas – jelas telah salah dalam menangkap 4 tersangka antara lain yaitu, samsudin alias cemong bin mistar, edwar alias uwai, achmad zaini alias bejo, ahmad nurdin alias udin batok.Penangkapan terhadap mereka dilakukan pada tanggal 17-18 Agustus 2000 , dengan penangkapan terhadap mereka menggunakan cara cara penculikan dan penyiksaan diluar batas kemanusiaan yang tanpa jelas bukti yang sah mereka ditangkap, atas tuduhan membunuhan atas diri edy waluyo tanpa bukti, saksi dan proses hukum yang jelas.

(4)

pembunuhan tersebut. Mereka pada saat kejadian ke-4 nya bekerja sebagaimana mestinya. Yaitu, samsudin pada malam kejadian kaki kanan terkilir setelah main bola, ahmad nurdin kerja di Kafe, edwar kerja sebagai sopir Angkot D.03 jurusan Parung-Depok, dan Achmad Zaeni Kerja di Instalartir listrik di daerah Kemang Jakarta), dan bukti bahwa mereka bekerja di tempatnya masing – masing ada.

Kasus ini termasuk pelanggaran pasal 28 G (Hak asasi pribadi)

6. Tragedi trisakti

Ekonomi Indonesia mulai goyah pada awal 1998, yang terpengaruh oleh krisis fnansial Asiasepanjang 1997 - 1999. Mahasiswa pun melakukan aksi demonstrasi besar-besaran ke gedung DPR/MPR, termasuk mahasiswa Universitas Trisakti.

Mereka melakukan aksi damai dari kampus Trisakti menuju Gedung Nusantara pada pukul 12.30. Namun aksi mereka dihambat oleh blokade dari Polri dan militer datang kemudian. Beberapa mahasiswa mencoba bernegosiasi dengan pihak Polri.

Akhirnya, pada pukul 5.15 sore hari, para mahasiswa bergerak mundur, diikuti bergerak majunya aparat keamanan. Aparat keamanan pun mulai menembakkan peluru ke arah mahasiswa. Para mahasiswa panik dan bercerai berai, sebagian besar berlindung di universitas Trisakti. Namun aparat keamanan terus melakukan penembakan. Korban pun berjatuhan, dan dilarikan ke RS Sumber Waras.

(5)

kematian disebabkan peluru tajam. Hasil sementaradiprediksi peluru tersebut hasil pantulan dari tanah peluru tajam untuk tembakan peringatan

Kasus ini termasuk pelanggaran pasal 28 E yaitu Berisi jenis HAM yang mengatur mengenai Agama Warga Negara Indonesia. Seperti, memiliki hak yang sama dalam memilih agama yang dipercayainya, beribadah sesuai dengan ajaran agama, juga berhak memilih pendidikan, pengajaran, kewarganegaraan, tempat tinggal. Dan juga memiliki hak berserikat, berkumpul, dan mngeluarkan pendapat. (Hak asasi politik)

7. Marsinah

Marsinah adalah salah seorang karyawati PT. Catur Putera Perkasa yang aktif dalam aksi unjuk rasa buruh. Keterlibatan Marsinah dalam aksi unjuk rasa tersebut antara lain terlibat dalam rapat yang membahas rencana unjuk rasa pada tanggal 2 Mei 1993 di Tanggul Angin Sidoarjo. 3 Mei 1993, para buruh mencegah teman-temannya bekerja. Komando Rayon Militer (Koramil) setempat turun tangan mencegah aksi buruh. 4 Mei 1993, para buruh mogok total mereka mengajukan 12 tuntutan, termasuk perusahaan harus menaikkan upah pokok dari Rp 1.700 per hari menjadi Rp 2.250. Tunjangan tetap Rp 550 per hari mereka perjuangkan dan bisa diterima, termasuk oleh buruh yang absen.Sampai dengan tanggal 5 Mei 1993, Marsinah masih aktif bersama rekan-rekannya dalam kegiatan unjuk rasa dan perundingan-perundingan. Marsinah menjadi salah seorang dari 15 orang perwakilan karyawan yang melakukan perundingan dengan

pihak perusahaan.

(6)

mengundurkan diri dari CPS. Mereka dituduh telah menggelar rapat gelap dan mencegah karyawan masuk kerja. Marsinah bahkan sempat mendatangi Kodim Sidoarjo untuk menanyakan keberadaan rekan-rekannya yang sebelumnya dipanggil pihak Kodim. Setelah itu, sekitar pukul 10 malam, Marsinah lenyap.Mulai tanggal 6,7,8, keberadaan Marsinah tidak diketahui oleh rekan-rekannya sampai akhirnya ditemukan telah menjadi mayat pada tanggal 8 Mei 1993.

Jika merujuk pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945), jelas bahwa tindakan pembunuhan merupakan upaya berlebihan dalam menyikapi tuntutan marsinah dan kawan-kawan buruh. Jelas bahwa tindakan oknum pembunuh melanggar hak konstitusional Marsinah, khususnya hak untuk menuntut upah sepatutnya. Hak tersebut secara tersurat dan tersirat ditegaskan dalam Pasal 28D ayat (2) UUD NRI tahun 1945, bahwa setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.

(Hak asasi pribadi)

8. Peristiwa Pembunuhan Munir

(7)

Hak yang di langgar dalam kasus munir yaitu karena telah menghilangkan nyawa dengan sengaja atau sudah melanggar hak untuk hidup. Yaitu pasal 28 A. (Hak asasi pribadi)

9. Penyapu jalan, tewas ditabrak siswa SMA

Seorang penyapu jalan, Reni Agustina (28) tewas saat bertugas membersihkan jalanan. Pasukan kuning ini ditabrak motor yang dikendarai dua orang pelajar SMA di jl. Mangkuraja , kelurahan Loa Ipuh Tenggarong. Pada senin (3/8) pukul 15.30 Wita

Reni tersungkur dijalan dan mengalami luka berat pada bagian kepala. Ia sempat dilarikan ke RSUD AM perkesit namun meninggal dalam perawatan.

Kasus ini termasuk pelanggaran Pasal 28 A yaitu Berisi jenis HAM yang mengatur mengenai penghidupan Warga Negara Indonesia yang memiliki hak yang sama untuk hidup, mempertahankan hidupnya, dan kehidupannya.

(Hak asasi pribadi)

10. Mayat wanita ditemukan tanpa kepala disungai

Kecamatan kota bangun dibuat heboh dengan penemuan mayat yang terbungkus karung beras berwarna putih terapung disungai, tepat dibawah jembatan Martadipura desa liang, Kota bangun, selasa (4/8) pukul 06.00 Wita. Saat ditemukan warga, mayat yang diduga korban pembunuhan ini dalam kondisi yang tidak lengkap atau tanpa kepala.

Referensi

Dokumen terkait

Kasus pelanggaran HAM pada pembantaian dukun santet di Kabupaten Banyuwangi tahun 1998 adalah salah satu dari bukti nyata terjadinya pelanggaran berat Hak Asasi

39 Tahun 1999 yang dimaksud dengan pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak

Ikepolisian hendaknya menindaklanjuti temuan Tim Pencari Fakta kasus Munir terkait dengan penyertaan tentang pembunuhan Munir, termasuk memeriksa nama-nama yang direkomendaikan

Dari sedikitnya 27 kasus tindak kekerasan yang terjadi sepanjang 2005 yaitu berupa penembakan 10 kasus, pembunuhan 4 kasus dan pengeboman 12 kasus, mengakibatkan korban meninggal

39 Tahun 1999 yang dimaksud dengan pelanggaran hak asasi manusia setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja

PBB telah menjelaskan dan memberikan pernyataan bahwa tindakan yang dilakukan oleh pemerintah Myanmar terhadap etnis Rohingya merupakan pelanggaran HAM terhadap

39 Tahun 1999 menyatakan bahwa pelanggaran HAM adalah segala tindakan yang dilakukan individu maupun kelompok, termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak

26 disahkan tidak dapat diadili berdasarkan prinsip hak asasi manusia, sehingga peristiwa pelanggaran HAM yang besar tidak mungkin lagi dapat diselesaikan berdasarkan peradilan HAM ad