• Tidak ada hasil yang ditemukan

Review Pengantar Tugas Pendidikan PGSD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Review Pengantar Tugas Pendidikan PGSD"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

RINGKASAN PENGANTAR PENDIDIKAN

Oleh

: M. Pandu Bacharsyah

NIM

: 06131381520096

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

(2)

HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA

A. Sifat Hakikat Manusia

Menjadi kajian khusus dalam filsafat antropologi yang juga memiliki landasan dan tujuan yang bersifat filosofis normatif. Bersifat filosofis karena untuk mendapatkan landasan yang kukuh diperlukan adanya kajian yang mendasar, sistematis dan universal tentang ciri hakiki manusia. Bersifat normatif karena pendidikan mempunyai tugas untuk menumbuhkembangkan sifat hakikat tersebut sebagai sesuatu yng bernilai luhur, dan hal itu menjadi keharusan.

 Pengertian Sifat Hakikat Manusia

Sifat hakikat manusia diartikan sebagai ciri-ciri karakteristik yang secara prinsipiil membedakan manusia dengan makhluk lain. Karena manusia memiliki akal pikiran dan proses penciptaan yang sempurna secara biologis.

 Wujud Sifat Hakikat Manusia

Terdiri dari 8 sifat menurut paham eksistensialisme, dengan maksud menjadi masukan dalam membenahi konsep pendidikan, yaitu :

1. Kemampuan menyadari diri, 2. Kemampuan bereksistensi, 3. Memiliki kata hati,

4. Moral,

5. Kemampuan bertanggung jawab, 6. Rasa kebebasan,

7. Kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak, 8. Kemampuan menghayati kebahagiaan.

B. Dimensi- dimensi Hakikat Manusia serta Potensi, Keunikan, dan Dinamikanya Ada 4 macam dimensi yang dimiliki manusia, yaitu terdiri dari :

1. Dimensi Keindividualan. 2. Dimensi Kesosialan. 3. Dimensi Kesusilaan. 4. Dimensi Keberagaman.

(3)

Ada 2 pengembangan yang dilakukan manusia dalam mengembangkan dimensi hakikat manusia yang menjadi tugas pendidikan :

1. Pengembangan yang utuh.

Dapat dilihat dari segi : wujud dimensi dan arahnya. 2. Pengembangan yang tidak utuh

Semacam dengan pengembangan yang patologis, yaitu pengembangan yang kepribadiannya pincang dan tidak mantap.

D. Sosok Manusia Indonesia yang Seutuhnya

Sosok manusia yang memiliki niat untuk memajukan bangsa secara lahiriah maupun batiniah.

PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN

Pendidikan merupakan wahana penting untuk membangun mahasiswa. Pada gilirannya hasil pendidikan itu menjadi sumber daya pembangunan. Karena itu, pendidik dalam melaksanakan tugasnya diharapkan tidak membuat kesalahan-kesalahan mendidik. Sebab kesalahan mendidik bisa berakibat fatal karena sasaran pendidikan adalah manusia.

Unsur-unsur pendidikan melibatkan banyak hal, yaitu : 1. Subjek yang dibimbing (peserta didik).

2. Orang yang membimbing (pendidik).

3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif). 4. Kea rah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan).

5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan). 1. Peserta Didik

Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya.

Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:

a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik.

(4)

c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi. d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.

2. Orang yang membimbing (pendidik)

Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Sebab itu yang

bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran, latihan, dan masyarakat.

3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)

Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi, metode, serta alat-alat pendidikan.

4.Materi/Isi pendidikan

Materi meliputi materi inti maupun muata local.Materi inti bersifat nasional yang mengandung misi pengendalian dan persatuan bangsa.sedangkan muatan local misinya adalah mengembangkan kebhinnekaan kekayaan budaya sesuai dengan kondisi lingkungan.

5. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan) 6.konteks yang Mempengaruhi pendidikan

a. Alat dan Metode

Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus alat melihat jenisnya

sedangkan metode melihat efisiensi dan efektifitasnya. Alat pendidikan dibedakan atas alat yang preventif dan yang kuratif.

b. Tempat Peristiwa Bimbingan Berlangsung (lingkungan pendidikan)

(5)

C.Batasan tentang Pendidikan

Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan kandungannya berbeda yang satu dari yang lain.

Perbedaan tersebut mungkin karena orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang melandasinya.

a. Pendidikan sebagai Proses transformasi Budaya

Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Nilai-nilai budaya tersebut mengalami proses transformasi dari generasi tua ke generasi muda. Ada tiga bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab, dan lain-lain.

b. Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi

Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagi suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Proses pembentukan pribadi melalui 2 sasaran yaitu pembentukan pribadi bagi mereka yang belum dewasa oleh mereka yang sudah dewasa dan bagi mereka yang sudah dewasa atas usaha sendiri.

c.Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warganegara

Pendidikan sebagai penyiapan warganegara diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik.

d. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja

Pendidikan sebagai penyimpan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar utuk bekerja. Pembekalan dasar berupa

(6)

D.Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik,luhur,pantas,benar,dan indah untuk kehidupan.

Tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberi arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.

a.Tujuan umum Pendidikan Nasional adalah manusia Pancasila

b.Tujuan institusional yaitu tujuan yang menjadi tugas lembaga pendidikan tertentu untuk mencapainya.

c.Tujuan kurikuler yaitu tujuan bidang studi atau tujuan mata pelajaran d.Tujuan Intruksional

materi kurikulum yang berupa bidang studi-bidang studi terdiri dari pokok-pokok bahasan dan sub-pokok bahasan.Tujuan pokok bahasan dan subpokok bahasan disebut tujuan intruksional yaitu penguasaan materi pokok bahasan/subpokok bahasan.

E.Proses Pendidikan

Pengolahan proses pendidikan meliputi ruang lingkup makro,meso,dan mikro.

Pengolahan proses dalam ruang lingkup makro berupa kebijakan-kebijakan pemerintah yang lazimnya dituangkan dalam bentuk UU pendidikan,Peraturan Pemerintah,SK Menteri,SK Dirjen,serta dokumen-dokumen pemerintah tentang pendidikan tingkat nasional yang lain. Pengolahan proses dalam ruang lingkup meso merupakan implikasi kebijakan-kebijakan nasional kedalam kebijakan operasional dalam ruang lingkup wilayah di bawah tanggung jawab kakanwil Depdikbud.

(7)

LANDASAN DAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN SERTA PENERAPANNYA

Landasan dan asas sangat penting, karena merupakan pilar utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa tertentu dan juga merupakan pondasi untuk menunjang pendidikan yang lebih baik. Landasan-landasan pendidikan dalam Undang-undang, 1992:24 ini memberikan pijakan dan arah terhadap pembentukan manusia Indonesia, dan serentak dengan itu, mendukung perkembangan masyarakat, bangsa dan Negara. sedangkan asas-asas pokok pendidikan akan memberikan corak khusus dalam penyelenggaran pendidikan itu dan pada gilirannya memberi corak pada hasil-hasil pendidikan itu yakni manusia dan masyarakat Indonesia.

(8)

Pendidikan adalah sesuatu universal dan berlangsung terus tak terputus dari generasi ke generasi dimana pun di dunia ini. Landasan pendidikan ada 3 macam, yaitu :

1. Landasan Filosofis, 2. Landasan Sosiologis, 3. Landasan Kultural, 4. Landasan Psikologis, dan

5. Landasan Ilmiah dan Teknologis.

Kajian ketiga tugasnya akan membekali setiap tenaga kependidikan dengan wawasan dan pengetahuan yang tepat tentang bidang tugasnya.

B. Asas-Asas Pokok Pendidikan

Asas pendidikan merupakan suatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berfikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Asas pendidikan terdiri dari 3 asas, yaitu :

1. Asas Tut Wuri Handayani,

2. Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan 3. Asas Kemandirian Dalam Belajar.

Ketiga asas ini dipandang sangat relavan dengan upaya pendidikan, baik masa kini maupun masa yang akan depan. Oleh karena itu, setiap tenaga kependidikan harus memahami dengan tepat ketiga asas tersebut agar dapat menerapkannya dengan semestinya dalam penyelenggaraan pendidikan sehari-hari.

PENGERTIAN, FUNGSI, DAN JENIS LINGKUNGAN PENDIDIKAN

A. Pengertian dan Fungsi Lingkungan Pendidikan

(9)

yang dikenal dengan tripusat pendidikan. Fungsi lingkuan pendidikan itu sendiri sebagai penentu keberhasilan dalam pembangunan nasional.

B. Pengaruh Timbal Balik antara Tripusat Pendidikan Terhadap Perkembangan Peserta Didik.

Ada 3 pengaruh timbal balik antara tripusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik :

1. Pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya. 2. Pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan.

3. Pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan.

(10)

A. Aliran Klasik dan Gerakan Baru dalam Pendidikan

Aliran-aliran klasik meliputi aliran empirisme, nativisme, naturalisme, dan konvergensi yang merupakan benang-benang merah yang menghubungkan pemikiran-pemikiran pendidikan masalah lalu, kini, dan mungkin yang akan datang.

B. Gerakan Baru dalam Pendidikan

Gerakan-gerakan baru dalam pendidikan pada umumnya yakni upaya peningkatan mutu pendidikan hanya dalam satu atau beberapa komponen saja. Meskipun demikian, sebagai suatu sistem, penanganan satu atau beberapa kompenen itu akan mempengaruhi kompenen lainnya. Beberapa dari gerakan-gerakan baru tersebut memusatkan diri pada perbaikan dan peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar pada sistem persekolahan, seperti :

1. Pengajaran Alam Sekitar,

C. Dua “Aliran” Pokok Pendidikan di Indonesia

Dua “aliran” pokok pendidikan di Indonesia itu dimaksudkan adalah Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran ini dipandang sebagai tonggak pemikiran tentang pendidikan di Indonesia.

Dan Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan memiliki nuansa berbeda antara satu daerah dengan daerah lain, sehingga banyak bermunculan pemikiran-pemikiran yang dianggap sebagai penyesuaian proses pendidikan dengan kebutuhan yang diperlukan. Karenanya banyak teori yang dikemukakan para pemikir yang bermuara pada munculnya berbagai aliran pendidikan.

A. Aliran EMPIRISME

(11)

mempunyai corak dan tulisan yang digores oleh lingkungan. Faktor bawaan dari orang tua (faktor keturunan) tidak dipentingkan. Pengalaman diperoleh anak melalui hubungan dengan lingkungan (sosial, alam, dan budaya). Pengaruh empiris yang diperoleh dari lingkungan berpengaruh besar terhadap perkembangan anak. Menurut aliran ini, pendidik sebagai faktor luar memegang peranan sangat penting, sebab pendidik menyediakan lingkungan pendidikan bagi anak, dan anak akan menerima pendidikan sebagai pengalaman. Pengalaman tersebut akan membentuk tingkah laku, sikap, serta watak anak sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan.

Misalnya : Suatu keluarga yang kaya raya ingin memaksa anaknya menjadi pelukis. Segala alat diberikan dan pendidik ahli didatangkan. Akan tetapi gagal, karena bakat melukis pada anak itu tidak ada. Akibatnya dalam diri anak terjadi konflik, pendidikan mengalami kesukaran dan hasilnya tidak optimal.

Contoh lain : Ketika 2 anak kembar sejak lahir dipisahkan dan dibesarkan di lingkungan yang berbeda. Satu dari mereka dididik di desa oleh keluarga petani golongan miskin, yang satu dididik di lingkungan keluarga kaya yang hidup di kota dan disekolahkan di sekolah modern. Ternyata pertumbuhannya tidak sama.

Kelemahan aliran ini adalah hanya mementingkan pengalaman. Sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dikesampingkan. Padahal ada anak yang berbakat dan berhasil meskipun lingkungan tidak mendukung.

B. Aliran NATIVISME

Tokoh aliran Nativisme adalah Schopenhauer. Ia adalah filosof Jerman yang hidup pada tahun 1788-1880. Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh faktor bawaan sejak lahir. Faktor lingkungan kurang berpengaruh terhadap pendidikan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, hasil pendidikan ditentukan oleh bakat yang dibawa sejak lahir. Dengan demikian, menurut aliran ini, keberhasilan belajar ditentukan oleh individu itu sendiri. Nativisme berpendapat, jika anak memiliki bakat baik, ia akan menjadi baik. Pendidikan anak yang tidak sesuai dengan bakat yang dibawa tidak akan berguna bagi perkembangan anak itu sendiri. Pandangan itu tidak

menyimpang dari kenyataan.

Misalnya :

(12)

Coba simak cerita tentang anak manusia yang hidup di bawah asuhan serigala berikut ini : Ia bernama Robinson Crussoe. Crussoe sejak bayi hidup di tengah hutan rimba belantara yang ganas. Ia tetap hidup dan berkembang atas bantuan air susu serigala sebagai induknya. Serigala itu member Crussoe makanan sesuai selera serigala sampai dewasa. Akhirnya, Crussoe mempunyai gaya hidup, bicara, ungkapan bahasa, dan watak seperti serigala, padahal dia adalah anak manusia. Kenyataan ini pun membantah teori Nativisme, sebab gambaran dalam cerita Robinson Crussoe itu telah membuktikan bahwa lingkungan dan didikan membawa pengaruh besar terhadap perkembangan anak.

C. Aliran NATURALISME

Tokoh aliran ini adalah J.J. Rousseau. Ia adalah filosof Prancis yang hidup tahun 1712-1778. Naturalisme mempunyai pandangan bahwa setiap anak yang lahir di dunia mempunyai pembawaan baik, namun pembawaan tersebut akan menjadi rusak karena pengaruh lingkungan, sehingga aliran Naturalisme sering disebut Negativisme. Nativisme memiliki tiga prinsip tentang proses pembelajaran (M. Arifin dan Aminuddin R., 1992: 9), yaitu :

a. Anak didik belajar melalui pengalamannya sendiri. Kemudian terjadi interaksi antara pengalaman dengan kemampuan pertumbuhan dan perkembangan di dalam dirinya secara alami.

b. Pendidik hanya menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Pendidik berperan sebagai fasilitator atau narasumber yang menyediakan lingkungan yang mampu mendorong keberanian anak didik ke arah pendangan yang positif dan tanggap terhadap kebutuhan untuk memperoleh bimbingan dan sugesti dari pendidik. Tanggung jawab belajar terletak pada diri anak didik sendiri.

c. Program pendidikan di sekolah harus disesuaikan dengan minat dan bakat dengan menyediakan lingkungan belajar yang berorientasi kepada pola menciptakan lingkungan belajarnya sendiri sesuai dengan minat dan perhatiannya. Anak dididik secara bebas diberi kesempatan untuk menciptakan lingkungan belajarnya sendiri sesuai dengan minat dan perhatiannya

Dengan demikian, aliran Naturalisme menitikberatkan pada strategi pembelajaran yang bersifat paedosentris; artinya, faktor kemampuan individu anak didik menjadi pusat kegiatan proses belajar-mengajar.

D. Aliran KONVERGENSI

(13)

Anak yang mempunyai pembawaan baik dan didukung oleh lingkungan pendidikan yang baik akan menjadi semakin baik. Sedangkan bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa dukungan lingkungan yang sesuai bagi perkembangan bakat itu sendiri. Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak secara optimal jika tidak didukung oleh bakat baik yang dibawa anak.

Dengan demikian, aliran Konvergensi menganggap bahwa pendidikan sangat bergantung pada faktor pembawaan atau bakat dan lingkungan. Hanya saja, William Stem tidak menerangkan seberapa besar perbandingan pengaruh kedua faktor tersebut. Sampai sekarang pengaruh dari kedua faktor tersebut belum bisa ditetapkan.

E. Aliran PROGRESIVISME

Tokoh aliran Progresivisme adalah John Dewey. Aliran ini berpendapat bahwa manusia mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi serta mengatasi masalah yang bersifat menekan, ataupun masalah-masalah yang bersifat mengancam dirinya.

Aliran ini memandang bahwa peserta didik mempunyai akal dan kecerdasan. Hal itu ditunjukkan dengan fakta bahwa manusia mempunyai kelebihan jika dibanding makhluk lain. Manusia memiliki sifat dinamis dan kreatif yang didukung oleh kecerdasannya sebagai bekal menghadapi dan memecahkan masalah. Peningkatan kecerdasan menjadi tugas utama pendidik, yang secara teori mengerti karakter peserta didiknya. Peserta didik tidak hanya dipandang sebagai kesatuan jasmani dan rohani, namun juga termanifestasikan di dalam tingkah laku dan perbuatan yang berada dalam pengalamannya. Jasmani dan rohani, terutama kecerdasan, perlu dioptimalkan. Artinya, peserta didik diberi kesempatan untuk bebas dan sebanyak mungkin mengambil bagian dalam kejadian-kejadian yang berlangsung di sekitarnya, sehingga suasana belajar timbul di dalam maupun di luar sekolah.00

F. Aliran ESENSIALISME

Aliran Esensialisme bersumber dari filsafat Idealisme dan realisme. Sumbangan yang diberikan keduanya bersifat ekletik. Artinya, dua aliran tersebut bertemu sebagai pendukung Esensialisme yang berpendapat bahwa pendidikan harus bersendikan nilai-nilai yang dapat mendatangkan kestabilan. Artinya, nilai-nilai-nilai-nilai itu menjadi sebuah tatanan yang menjadi pedoman hidup, sehingga dapat mencapai kebahagiaan. Nilai-nilai yang dapat memenuhi adalah yang berasal dari kebudayaan dan filsafat yang korelatif selama

empat abad yang lalu, yaitu zaman Renaisans.

(14)

kesusilaan. Proses untuk mencapai tujuan pendidikan itu oleh Herbart disebut sebagai pengajaran. Tokoh ketiga adalah William T. Harris (1853-1909) yang berpendapat bahwa tugas pendidikan adalah menjadikan terbukanya realitas berdasarkan susunan yang tidak terelakkan dan bersendikan kesatuan spiritual. Sekolah adalah lembaga yang memelihara nilai-nilai yang telah turun-temurun, dan menjadi penuntun penyesuaian orang pada masyarakat. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa aliran Esensialisme menghendaki agar landasan pendidikan adalah nilai-nilai esensial, yaitu yang telah teruji oleh waktu, bersifat menuntun, dan telah turun-temurun dari zaman ke zaman sejak zaman Renaisans

G. Aliran PARENIALISME

Tokoh aliran Parenialisme adalah Plato, Aristoteles, dan Thomas Aquino. Parenialisme memandang bahwa kepercayaan aksiomatis zaman kuno dan abad pertengahan perlu dijadikan dasar pendidikan sekarang. Pandangan aliran ini tentang pendidikan adalah belajar untuk berpikir. Oleh sebab itu, peserta didik harus dibiasakan untuk berlatih berpikir sejak dini. Pada awalnya, peserta didik diberi kecakapan-kecakapan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung. Selanjutnya perlu dilatih pula kemampuan yang lebih tinggi seperti berlogika, retorika, dan bahasa.

H. Aliran KONSTRUKTIVISME

Gagasan pokok aliran ini diawali oleh Glambatista Vico, seorang epistemolog Italia. Ia dipandang sebagai cikal-bakal lahirnya Konstruksionisme. Ia mengatakan bahwa Tuhan adalah pencipta alam semesta dan manusia adalah tuan dari ciptaan (Paul Suparno, 1997: 24). Mengerti berarti mengetahui sesuatu jika ia mengetahui. Hanya Tuhan yang dapat mengetahui segala sesuatu karena dia pencipta segala sesuatu itu. Manusia hanya dapat mengetahui sesuatu yang dikonstruksikan Tuhan. Bagi Vico, pengetahuan dapat menunjuk pada struktur konsep yang dibentuk. Pengetahuan tidak bisa dilepas dari subjek

yang mengetahui.

Aliran ini dikembangkan oleh Jean Plaget. Melalui teori perkembangan kognitif, Plaget mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan interaksi kontinu antara individu satu dengan lingkungannya. Artinya, pengetahuan merupakan suatu proses, bukan suatu barang. Menurut Plaget, mengerti adalah adaptasi intelektual antara pengalaman dan ide baru dengan pengetahuan yang telah dimilikinya, sehingga dapat terbentuk pengertian baru (Paul Suparno, 1997: 33).

(15)
(16)

PENDIDIKAN MASA DEPAN

A. PERKIRAAN MASYARAKAT MASA DEPAN

Di Indonesia pendidikan nasional dilaksanakan berdasarkan latar kemasyarakatan dan kebudayaan Indonesia.Dewasa ini perkembangan kebudayaan sangat cepat serta meliputi seluruh aspek kehidupan.Percepatan itu terjadi karena pengaruh dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Perubahan yang cepat itu mempunyai beberapa karakteristik umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat di masa depan. Perubahan tersebut antara lain (1) Adanya Kecendrungan globalisasi, (2) Perkembangan IPTEK yang semakin cepat, (3) Perkembangan arus informasi yang semakin padat dan cepat, (4) Tuntutan pelayanan yang lebih profesional dalam segala kehidupan manusia.

Gejala itu sudah terlihat beberapa tahun belakangan ini dan akan terus meningkat di masa yang akan datang. Pemahaman kita terhadap karakteristik masyarakat masa depan ini sangatlah penting artinya sebagai dasar dalam penentuan kebijaksanaan dan upaya pendidikan yang akan dilaksanakan.

1. Kecenderungan Globalisasi

Globalisasi berarti keseluruhan atau secara umum, sehingga bumi ini seakan-akan sebagai satu kesatuan tanpa batas administrasi negara, dunia menjadi amat transparan, serta saling ketergantungan antar bangsa di dunia. Gelombang globalisasi sedang menerpa seluruh aspek kehidupan dan penghidupan manusia, menyusup ke dalam seluruh unsur kebudayaan dengan dampak yang berbeda- beda. Pengertian globalisasi bagi ilmuan sosial diartikan sebagai proses penyebaran rasa cipta dan karya suatu kebudayaan sehingga diterima dan diadopsi oleh kebudayaan lain di seluruh dunia.

Dalam proses globalisasi itu maka budaya yang kuat dan agresif akan mempengaruhi budaya yang lemah dan pasif.

Budaya yang kuat dan agresif adalah budaya yang bersifat progresif yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Mempunyai cara berpikir yang rasional dan realistis. b. Mempunyai kebiasaan membaca yang tinggi.

c. Mempunyai kemampuan menyerap dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan cepat dan banyak.

d. Terbuka terhadap inovasi, bahkan selalu berusaha mencari hal-hal baru.

e. Mempunyai pandangan hidup yang yang berdimensi local,nasional dan universal. f. Mampu memprediksikan dan merencanakan masa depan.

(17)

Menurut Emil Salim (dalam Tirtahardja, 2005) terdapat empat kekuatan gelombang

globalisasi yang paling kuat dan menonjol. Bidang tersebut meliputi iptek, ekonomi, lingkungan hidup dan pendidikan. Kajian keempat bidang tersebut sebagai berikut :

a. Bidang IPTEK yang mengalami perkembangan yang semakin dipercepat, utamanya dengan menggunakan teknologi canggih seperti komputer dan satelit. Globalisasi iptek tersebut memberi orientasi baru dalam bersikap dan berpikir serta berbicara tanpa batas negara.

b. Bidang ekonomi yang mengarah ke ekonomi regional dan atau ekonomi global tanpa mengenal batas-batas negara. Globalisasi ekonomi telah menyebabkan batas-batas negara hanya tapal batas dan politik,sedangkan dari segi ekonomi semakin kabur. Krisis ekonomi pada suatu negara memberi dampak pada negara-negara lain.

c. Bidang lingkungan hidup. Kerusakan lingkungan hidup di negara tertentu juga akan berdampak pada negara lainnya.Oleh karena itu diperlukan wawasan dan kebijakan yang tepat dalam pembangunan yang menjamin kelestarian dan keselamatan lingkungan atau pembangunan yang berwawasan lingkungan. Contohnya kebakaran hutan yang asapnya sampai ke Negara-negara tetangga.

d. Bidang pendidikan yang berkaitan dengan identitas bangsa termasuk budaya nasional dan budaya -budaya nusantara. Melalui media cetak,media elektronik,dll juga akan mempengaruhi sikap dan prilaku individu. Kecendrungan globalisasi merupakan suatu gejala yang tidak bisa dihindari.

2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

Perkembangan IPTEK yang semakin cepat dalam era globalisasi ini merupakan salah satu ciri utama dari masyarakat masa depan. Percepataan perkembangan IPTEK tersebut terkait dengan landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Segi landasan ontologis objek telah adalah berupa pengalaman dan semua wujud yang dapat dijangkau lewat alat indra telah mengalami perkembangan yang pesat karena didapatkannya piranti yang membantu alat indra tersebut.

Dari segi epistemologis cara yang dipakai untuk memperoleh pengetahuan yang disebut ilmu pengetahuan tersebut telah mengalami perkembangan yang pesat. Selanjutnya landasan aksiologis atau untuk apa iptek itu dipergunakan, yang mempersoalkan untuk apa IPTEK itu dipergunakan secara moral tertuju pada kemaslahatan manusia. Dan terdapat serangkaian kegiatan pengembangan dan pemanfaatan IPTEK, yakni :

a. Penelitian dasar ( basic research ). b. Penelitian terapan ( applied research ).

c. Pengembangan teknologi ( technological development ). d. Penerapan teknologi.

(18)

Salah satu perkembangan IPTEK yang luar biasa adalah perkembangan informasi dan komunikasi, utamanya satelit komunikasi, komputer dan lainnya. Begitu pula yang terjadi di Indonesia kemajuan itu telah mendorong perubahan masyarakat dari petani menjadi masyarakat industri dan informasi.Seiring dengan itu komunikasi antar manusia yang berbeda dalam latar kebangsaan dan kebudayaan makin meluas karena kemajuan transportasi dan telekomunikasi.

Meskipun teknologi informasi dan komunikasi telah mengalami perkembangan yang pesat, namun belum merata pada semua negara.Perkembangannya di negara berkembang masih sangat lambat karena didominasi oleh negara-negara maju.Untuk itu diperlukan upaya-upaya untuk merebut teknologi tersebut. Namun, terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu: a. Pengembangan teknologi satelit yang mutakhir.

b. Penggunaan teknologi digital yang mampu menyalurkan signal yang beragam.

c. Di bidang media cetak antara lain penggunaan VDT ( video display terminal ), surat kabar elektronik, dan sistem cetak jarak jauh.

d. Di media elektronik antara lain penggunaan DBS ( direct broadcast satelitte ). Kesemua hal itu akan mempercepat terwujudnya suatu masyarakat informasi sebagai masyarakat masa depan.

4. Peningkatan Layanan yang Semakin Profesional

Salah satu ciri penting masyarakat masa depan adalah meningkatnya kebutuhan layanan profesional dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Karena perkembangan iptek yang semakin cepat serta perkembangan arus informasi yang semakin padat dan cepat, maka anggota masyarakat masa depan semakin luas wawasan dan pengetahuannya serta daya kritis yang semakin tinggi. Profesi adalah suatu lapangan pekerjaan dengan persyaratan tertentu, yang mempunyai keahlian, tanggung jawab, dan kesejawatan. Di bawah ini berbagai ciri profesi, yaitu:

a. Lebih mengutamakan pelayanan kemanusiaan yang ideal, dan layanan itu harus mendapat pengakuan dari masyarakat.

b. Terdapat sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan dari sejumlah teknik dan prosedur yang unik, serta memerlukan waktu yang relatif panjang untuk mempalajarinya sebagai periode persiapan yang sengaja dan sistematis agar mampu melaksanakan layanan itu.

c. Terdapat suatu mekanisme saringan berdasarkan kualifikasi tertentu, sehingga hanya yang kompeten yang diperbolehkan melaksanakan layanan profesi itu.

d. Terdapat suatu kode etik profesi yang mengatur keanggotaan, serta tingkah laku dan cara kerja dari anggotanya itu.

e. Terdapat organisasi profesi yang akan berfungsi menjaga layanan profesi dan melindungi kepentingan dan kesejahteraan anggotanya.

(19)

B. ANTISIPASI TERHADAP PENDIDIKAN MASA DEPAN 1. Tuntutan bagi Pendidikan Masa Depan

Masyarakat masa depan dengan ciri globalisasi, kemajuan IPTEK, dan kesempatan menerima arus informasi yang cepat tetntulah memerlukan warga yang mau dan mampu menghadapi segala permasalahan serta siap menyesuaikan diri dengan situasi yang baru tersebut. Untuk itu pendidikan berkewajiban mempersiapkan generasi baru yang mampu menghadapi tantangan zaman baru yang akan datang. Yang melahirkan generasi yang “ think globally but act locally”. Sehingga diperlukan pula penggarapan pendidikan yang baru yang harus menyeluruh mulai dari lapis sistem/nasional, lapis institusional, sampai pada lapis individual.

1. berkolaborasi secara efektif 2. Dapat mengarahkan diri sendiri 3. Paham akan informasi dan media 4. Paham dan sadar akan masalah global 5. Memikirkan kepentingan umum

6. Terampil dalam keuangan, ekonomi dan kewirausahaan

Dengan demikian pendidikan akan membawa angin segar bagi seluruh umat manusia. Satu hal yang perlu kita pahami melalui ungkapan McKenzie, yaitu “untuk mendidik dan menghasilkan orang dewasa yang tidak sekedar menjadi penduduk dunia namun juga mencoba untuk menciptakan dunia masa depan yang cocok untuk semua penduduknya”. Inilah sebenarnya yang diharapkan, mudah-mudahan apa yang diharapkan ini bisa terwujud dengan cepat.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerah, khususnya di kabupaten/kota, seyogyanya dikaji lebih dulu kondisi obyektif dari unsur-unsur yang terkait pada mutu pendidikan, yaitu:

1. Bagaimana kondisi gurunya? (persebaran, kualifikasi, kompetensi penguasaan materi, kompetensi pembelajaran, kompetensi sosial-personal, tingkat kesejahteraan);

2. Bagaimana kurikulum disikapi dan diperlakukan oleh guru dan pejabat pendidikan daerah?;

3. Bagaimana bahan belajar yang dipakai oleh siswa dan guru? (proporsi buku dengan siswa, kualitas buku pelajaran);

4. Apa saja yang dirujuk sebagai sumber belajar oleh guru dan siswa?; 5. Bagaimana kondisi prasarana belajar yang ada?;

6. Adakah sarana pendukung belajar lainnya? (jaringan sekolah dan masyarakat, jaringan antarsekolah, jaringan sekolah dengan pusat-pusat informasi);

7. Bagaimana kondisi iklim belajar yang ada saat ini?.

(20)

proses peningkatan mutu pendidikan, selain pemerintah daerah, misalnya kelompok pakar, paguyuban mahasiswa, lembaga swadaya masyarakat daerah, perguruan tinggi, organisasi massa, organisasi politik, pusat penerbitan, studio radio/TV daerah, media masa/cetak daerah, situs internet, dan sanggar belajar.

C. KONSEP PENDIDIKAN DI MASA DEPAN

"Behavioristik VS Konstruktivistik". Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang berperan mencetak generasi-generasi penerus bangsa masih cenderung menerapkan atau menggunakan konsep pendidikan klasikal yang lebih banyak mengarah kepada keteraturan, ketertiban,

keseragaman, kerapian, sehingga semua tertata rapi. Era “takkan berubah dan tak boleh diubah” yang bermuara pada ”kepastian”, keteraturan, kerapian, ketertiban, dan keseragaman, paling tidak sebagai harapan, karena hingga kini belum pernah menjadi kenyataan, telah kita lewati sekian lama. Siapapun yang hidup di negara ini dipaksa untuk menikmatinya, dan tak terasa telah berjalan selama lebih dari setengah rata-rata usia manusia. Kini, era “takkan berubah dan tak boleh diubah” mendapat sorotan dan menjadi wacana oleh orang yang peduli akan perubahan, salah satunya adalah Prof. DR. I Nyoman S. Degeng, M.Pd., beliau berpendapat bahwa muara akhir dari era keteraturan adalah ketidakteraturan. Ketertiban bermuara pada kekacauan, dan pada saat ini kita telah mengalami pergeseran dari era “takkan berubah dan tak boleh diubah” menuju era “kesemrawutan”.

Mulai bergesernya era di dalam pendidikan kita selama ini, berimplikasi pada munculnya demokratisasi pendidikan, dimana masing-masing sekolah atau lembaga pendidikan dapat mengembangkan konsep pendidikan yang ada sesuai dengan visi, misi dan potensi yang ada pada sekolah atau lembaga pendidikan tersebut. Pemecahan masalah-masalah belajar dan

pembelajaran sangat nampak sekali bertumpu pada paradigma keteraturan (behavioristik) sebagai lawan dari paradigma kesemrawutan (konstruktivistik). Belajar dan pembelajaran disemua jenjang nampak sekali didesain dengan menggunakan pendekatan keteraturan.

(21)

Pendekatan konstruktifistik lebih menekankan pada sesuatu yang beragam, ketidakteraturan, dan ketidakteraturan.

(22)

PERMASALAHAN PENDIDIKAN

A. Permasalahan Pokok Pendidikan dan Penanggulangannya.

(23)

pendidikan juga sangat kompleks, menyangkut banyak komponen dan melibatkan banyak pihak.

Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan, diantaranya :

1. Bagaimana semua warga negara dapat menikmati kesempatan pendidikan.

2. Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan bermasyarakat.

Jenis Permasalah Pokok Pendidikan Masalah yang dimaksud ialah : 1. Masalah pemerataan pendidikan, 2. Masalah mutu pendidikan,

3. Masalah efesiensi pendidikan, dan 4. Masalah relevansi pendidikan. B. Upaya Penanggulangannya

Beberapa upaya yang perlu dilakukan untuk menanggulangi masalah-masalah aktual, seperti :

1. Pendidikan afektif perlu ditingkatkan secara terprogram tidak cukup berlangsung hanya secara insidental.

2. Pelaksanaan ko dan ekstrakurikuler dikerjakan dengan penuh kesungguhan dan hasilnya diperhitungkan dalam menetapkan nilai akhir atau perlulusan.

3. Pemilihan siswa atas kelompok yang akan melanjutkan belajar ke perguruan tinggi dengan yang langsung terjun ke masyarakat.

4. Pendidikan tenaga kependidikan (guru) perlu diberi perhatian khusus, karena guru merupakan penyebab utama dalam lahirnya sumber daya manusia yang berkualitas untuk pembangunan.

5. Perlu diadakan penelitian secara meluas pada masyarakat untuk faktor penunjang dan utamanya faktor penghambatnya.

(24)

Dalam UU-RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 telah ditetapkan antara lain bahwa ”Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

A. Kelembagaan, Pogram, dan Pengelolaan Pendidikan 1. Kelembagaan Pendidikan

a. Jalur pendidikan, diantaranya : sekolah dan luar sekolah.

b. Jenjang pendidikan, diantaranya : pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan tinggi.

2. Program dan Pengelolaan Pendidikan

a. Jenis program pendidikan, diantaranya : pendidikan umum, kejuruan, pendidikan luar biasa, kedinasan, pendidikan keagamaan.

3. Pengelolaan Pendidikan

Dengan upaya pembangunan pendidikan nasional.

(25)

JENIS-JENIS PENDIDIKAN

Terdapat beberapa jenis pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia. Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan dalam sebuah satuan pendidikan. Jenis pendidikan itu antara lain, pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan akademik, pendidikan profesi, pendidikan vokasi, pendidikan keagamaan dan pendidikan khusus.

 Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah. Bentuknya: sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA).

 Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik untuk bekerja dalam bidang tertentu. Bentuk sekolahnya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah aliyah kejuruan (MAK).

 Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana dan pascasarjana, bertujuan untuk penguasaan ilmu pengetahuan, yang mencakup program pendidikan sarjana, magister, dan doktor.

 Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana untuk

mempersiapkan peserta didik memasuki suatu profesi tertentu. Gelar profesi yang ada di Indonesia : Akuntan (Ak.), Apoteker (Apt.), Dokter (dr.), Dokter gigi (drg.), Dokter hewan (drh.), Perawat (Ners), Psikolog (Psi.), Fisioterapi (Physio.), dan Insinyur (Ir.).  Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi agar peserta didik memiliki pekerjaan

dengan keahlian tertentu. Pendidikan vokasi mencakup program pendidikan diploma 1, diploma 2, diploma 3, dan diploma 4 yang setara dengan program pendidikan akademik strata 1. Gelar vokasi yang ada di Indonesia antara lain: Ahli Pratama (A.P.) untuk lulusan Diploma Satu (D-I), Ahli Muda (A.Ma.) untuk lulusan Diploma Dua (D-II), Ahli Madya (A.Md.) untuk lulusan Diploma Tiga (D-III), Sarjana Sains Terapan (SST.) untuk lulusan Diploma Empat (D-IV), Magister Sains Terapan (MST), dan Magister Teknik Terapan (MTT)

 Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang

(26)

 Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang mempunyai kebutuhan khusus. Bentuknya berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah (dalam bentuk sekolah luar biasa/SLB). Jenis-jenis Sekolah Luar Biasa menurut kebutuhan masing-masing anak didik : SLB A : untuk anak tunanetra, SLB B : untuk anak tunarungu, SLB C : untuk anak tunagrahita, SB D : untuk anak tunadaksa, SLB E : untuk anak tunalaras, dan SLB G : untuk anak cacat ganda. Agar bisa mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan, dalam proses pendidikan yang berfungsi untuk mengembangkan suatu potensi yang ada didalam diri para peserta didik disebut sebagai jalur pendidikan. Pada prinsipnya, Jalur Pendidikan dibedakan ke dalam 3(tiga) jenis, yaitu : 1. Pendidikan formal

Pendidikan formal adalah pendidikan yang ditempuh pada lembaga legal dan tahapan dalam pendidikan ini sangat jelas. Dalam pendidikan Formal, peserta didik harus menempuh pendidikan dasar yang memiliki durasi waktu selama 9 (Sembilan) tahun, selanjutnya dilanjutkan ke tingkat SMA atau SMK, setelah itu para peserta didik juga masih bisa melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi yaitu ke Perguruan tinggi.

2. Pendidikan Non-Formal

Pendidikan non-formal biasanya terdapat pada anak usia belia ataupun sebagai pendidikan penunjang kegiatan belajar secara formal. Pendidikan non-formal sangat mudah kita jumpai, seperti hadirnya tempat kursus, seperti kursus bimbingan belajar, kursus menyanyi, kursus menari dan sebagainya. Sedang yang lainnya bisa kita jumpai pendidikan di TPA untuk peserta didik beragama Muslim atau Sekolah Minggu untuk peserta didik beragama Kristen dan Khatolik. Memang tidak semua lapisan masyarakat mampu mengenyam pendidikan non-formal, tapi banyak juga lembaga yang menyediakannya secara gratis.

3. Pendidikan informal

(27)
(28)

PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN

A. Esensi Pendidikan dan Pembangunan Serta Titik Temunya

Fuad Hasan menyatakan : “Manusia adalah makhluk yang terentang antar “potensi” dengan “aktualisasi” (Manusia dan Citranya, Juni 1985). Jadi pendidikan mengarah ke dalam diri manusia, sedangkan pembangunan mengarah ke luar yaitu lingkungan sekitar manusia.

Adapun esensi pembangunan serta antarkeduanya, meliputi :

1. Pendidikan merupakan usaha ke dalam diri manusia sedangkan pembangunan merupakan usaha ke luar dari diri manusia.

2. Pendidikan menhasilkan sumber daya tenaga yang menunjang pembangunan dan hasil pembangunan dapat menunjang pendidikan (pembinaan, penyediaan sarana, dan seterusnya.)

B. Sumbangan Pendidikan pada Pembangunan

Sumbangan Pendidikan terhadap pembangunan dapat dilihat dari beberapa segi : 1. Segi sasaran,

2. Segi lingkungan,

3. Segi jenjang pendidikan, dan

4. Segi pembidangan kerja atau sektor kehidupan. C. Pembangunan Sistem Pendidikan Nasional

Wujud pembangunan sistem pendidikan meliputi beberapa aspek, diantaranya : 1. Aspek filosofif dan keilmuan,

2. Aspek yuridis atau perundang-undangan, 3. Struktur, dan

(29)

Referensi

Dokumen terkait

belas (11-03-2016), kami Kelompok Kerja Konstruksi ULP Koordinator Wilayah Sumatera Selatan pada Mahkamah Agung unit kerja Pengadilan Agama Sekayu telah melaksanakan

Karya ini kupersembahkan untuk orang – orang yang kukasihi Jesus Christ ”my Saviour”,.. Mama

Diagram representasi substasiun penelitian dalam kaitannya dengan parameter biofisik dan kimia lingkungan pada perpotongan sumbu F1 dan F2 (Gambar 3b), memperlihatkan

Dalam upaya mendeskripsikan fenomena dan memperoleh data yang akurat kaitannya untuk mengungkap proses pembentukan akhlak mulia peserta didik pada sekolah MA Ma’arif

[r]

Seorang pemimpin yang mempunyai kepimpinan yang baik akan mampu memotivasi dan mewujudkan tenaga aspirasi kepada orang bawahan atau pengikut bagi melaksanakan segala..

Sam primjer su i rezultati ovog istraživanja koji su pokazali da su ispitanici na početku dolaska na liječenje svoje komunikacijske vještine ocijenili s „ni dobre ni

Komputer server pada kasus ini juga bertindak sebagai penggerak dan pemutar kamera dalam aplikasi, sedangkan komputer client hanya digunakan untuk menerima data posisi dan