• Tidak ada hasil yang ditemukan

Beberapa contoh studi kasus kepemimpinan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Beberapa contoh studi kasus kepemimpinan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Beberapa contoh studi kasus kepemimpinan disekolah

Pembaca yang baik, saya hadirkan kepada anda semua, tiga artikel mengenai pola kepemimpinan kepala sekolah. Silahkan tanggapi dan pahami. Semoga berkenan

Kasus 1.

Pak Rudi baru saja diangkat menjadi kepala sekolah sebuah SD swasta yang baru 3 tahun beroperasi, Ia merasa senang sekali dengan promosi yang ia dapatkan dan merasa percaya diri akan dapat memimpin SD tersebut untuk dapat berkembang. Namun baru 2 bulan memimpin ia mulai menghadapi permasalahan yang terus berdatangan. Mulai dari komplain orang tua soal toilet, Kegiatan pembelajaran yang dinilai tidak berkualitas, sarana yang tidak memadai serta komunikasi dengan guru yang belum berjalan baik. Setiap kali ia menerapkan kebijakan baru selalu saja ditanggapi dingin oleh staff.

Pak Rudi berupaya menjalankan tugasnya sebaik mungkin terutama ia fokuskan pada hal-hal yang bersifat administratif. Setelah satu tahun ajaran ia memimpin sekolah belum dirasakan perkembangan yang berarti. Komplain-komplain dari orang tua terus berdatangan mengenai berbagai aspek yang ada di sekolah dan menyampaikan tuntutan yang begitu tinggi terhadap sekolah. Komunikasi dengan staff pun belum dapat berjalan dengan baik.

Berdasarkan kasus di atas cobalah analisa apa yang menjadi kelemahan kepemimpinan Pak Rudi, Apa saran yang bisa anda berikan agar Ia sebagai pemimpin sekolah dapat melaksanakan tugasnya dengan efektif.

Kasus 2:

Ibu Lidya baru saja diangkat menjadi kepala sekolah menggantikan kepala sekolah lama yang pindah tugas. Kebetulan sekolah yang dipimpinnya ini merupakan salah satu sekolah yang terkenal dan telah lama berdiri. Selama 10 tahun ke belakang sekolah ini sangat diminati oleh masyarakat untuk menyekolahkan anak mereka disana. Hal yang unggul dari sekolah ini adalah sarana pendidikannya yang lengkap, program-program intra maupun ekstrakurikulernya yang berkualitas serta keberhasilan siswa diukur dari jumlah yang lulus UNAS. Namun belakangan sekolah ini merasakan bahwa perlu upaya peningkatan kualitasnya seiring dengan persaingan yang makin ketat dengan sekolah-sekolah lain. Permasalahan yang dirasakan Ibu Lydya cukup berat bahwa ternyata sekolah perlu melakukan perbaikan diberbagai aspek agar dapat tetap bersaing dengan sekolah-sekolah lain yang terus berkembang.

Dapatkah anda memberikan saran strategi mengembangkan sekolahnya agar dapat tetap unggul serta dapat memenuhi tuntutan masyarakat.

Kasus 3

Seorang kepala sekolah swasta unggulan di sebuah kota besar. Sekolah yang dipimpinnya ini sangat progresif. Animo masyarakatpun sangat besar untuk memasukan anaknya ke sekolah tersebut. Sang kepala sekolah adalah tipe orang yang sangat bersemangat untuk terus belajar tentang manajemen sekolah dan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas. Segala informasi yang ia dapatkan baik dari hasil mengikuti seminar, workshop, studi banding maupun saran2 dari orang yang dinaggap sukses dalam memimpin sekolah telah diterapkan. Namun Ketika melakukan evaluasi terhadap kinerja sekolahnya ia mendapatkan informasi bahwa guru-guru merasa beban kerjanya terlalu berat dikarenakan kebijakan yang dibuat oleh manajemen. Sang kepala sekolah merasa terkejut akan kenyataan ini dan perlu mendapatkan saran.

(2)

PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN PENDIDIKAN

A.PENDAHULUAN

Lembaga Pendidikan adalah merupakan suatu wadah lembaga yang menghantarkan seseorang kedalam alur berfikir yang teratur dan sistematis. Dalam pengertiannya Pendidikan adalah “usaha sadar dan direncanakan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara”. [1] Dalam pelaksanaannya sebuah lembaga pendidikan kerap-kali dihadapkan pada problem-problem sistem pembelajaran, mulai dari penyiapan sarana dan prasarana, materi, tujuan bahkan sampai pada penyiapan proses.

Dalam perkembangannya lembaga pendidikan sebagai sebuah lembaga yang bergerak dibidang non-profit oriented, memaksa pelaksana pendidikan menggunakan teori-teori yang sebelumnya sudah berkembang dalam dunia ekonomi. Maka tak heran ketika kita mendengar adanya teori manajemen pendidikan, yang pada dasarnya itu diambil dari teori-teori manajemen dalam dunia bisnis. Bukan berarti setelah meminjam teori manajemen ekonomi sebuah lembaga pendidikan menjadi komersial, tetapi semata-mata hanyalah digunakan sebagai landasan yang sistematis untuk mengelola sebuah lembaga pendidikan. Sehingga hasilnya pun tidak bisa seperti yang diharapkan kalau seseorang menerapkan teori manajemen dalam bidang bisnis.

Dari kondisi yang semacam itulah, maka kita sebagai seorang yang nantinya akan mengemban amanah untuk megembangkan potensi anak didik (manusia) dalam dunia pendidikan sesuai yang diharapkan dari makna pendidikan itu sendiri, setidaknya memahami bagaimana proses sebenarnya terntang perkembangan teori manajemen yang dikembangkan dalam dunia pendidikan. Oleh sebab itu apa yang kami sampaikan dalam tulisan ini adalah mengenai perkembangan teori manajemen dari masa klasik sampai masa kontemporer yang nantinya akan kita oleh dalam dunia pendidikan.

B.LANDASAR TEORI

1.TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah mempelajari Perkembangan Teori Manajemen Pendidikan diharapkan mahasiswa dapat memahami :

a. Apa sebenarnya arti teori, manajemen, dan Administrasi.

b. Mengerti perkembangan teori manajemen mulai dari masa klasik, kuno, dan kontemporer. c. Bagaimana teori manajemen yang telah dikembangkan dalam dunia pendidikan

2.DESKRIPSI MATERI

Untuk memahami perkembangan teori manajemen pendidikan, kita terlebih dahulu harus mengenal apa itu teori dan apa itu manajemen serta bagaimana perkembangan teori manajemen.

a.Pengertian Teori

Teori merupakan kumpulan prinsip-prinsip (principles) yang disusun secara sistematis. Prinsip tersebut berusaha menjelaskan hubungan-hubungan antara fenomena-fenomena yang ada. [2]

(3)

memperbaiki kesimpulan anda menjadi “humus bisa membuat tanah menjadi subur”. Anda sudah membuat teori. Selanjutnya, anda bisa membuat prediksi, kalau tanah diberi humus, tanah tersebut menjadi subur.

Misalkan ada seorang petani yang menginginkan tanahnya menjadi subur, anda mempunyai teori humus. Maka anda menyarankan tanah petani tersebut diberi humus biar subur. Jika petani tersebut tidak tahu teori humus, dia akan mencoba-coba cara agar tanah menjadi subur, pertama, mungkin dengan sesajian, kedua, mungkin dengan membeli traktor. Petani tersebut telah melakukan coba-coba (trial and error) yang kurang effisien. Dengan demikian teori bisa meminimalkan coba-coba, dan mengefisienkan kerja kita, dengan asumsi teori tersebut benar.

b.Kegunaan (Fungsi) Teori

c. Pengertian Manajemen / Administrasi

Ada kaitan erat antara oraganisasi, administrasi, dan manajemen. Organisasi adalah sekumpulan orang dengan ikatan tertentu yang merupakan wadah untuk mencapai cita-cita mereka, mula-mula mereka mengintegrasikan sumber-sumber materi maupun sikap para anggota yang dikenal sebagai manajemen dan akhirnya barulah mereka melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk mencapai cita-cita tersebut. Baik manajemen maupun melaksanakan kegiatan itu disebut administrasi. [3]

Pengertian administrasi dengan pengertian manajemen masih kelihatan tidak terpisah secara jelas. Ada yang mengatakan administrasi sebagai cara kerja pemerintahan dengan fungsi merencanakan, mengorganisasi, dan memimpin. [4] Ada pula ahli yang menyebut administrasi sebagai pengarah yang efektif sementara manajemen dikatakannya sebagai pelaksana yang efektif. [5]

Sementara itu Mamduh mendefinisikan Manajemen sebagai “sebuah proses merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi dengan menggunakan sumberdaya organisasi”. [6]

Definisi tersebut mencakup beberapa kata/pengertian kunci, yaitu : 

Proses yang merupakan kegiatan yang direncanakan;Kegiatan merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, dan mengendalikan yang sering disebut sebagai fungsi manajemen;

Tujuan organisasi yang ingin dicapai melalui aktifitas tersebut;

Sumberdaya organisasi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.

Sedangkan William H Newman (1951) mendefinikan Administrasi dapat dipahami sebagai pembimbingan, kepemimpinan dan pengawasan usaha-usaha suatu kelompok orang-orang ke arah pencapaian tujuan bersama. [7] Sementara itu Sondang P. Siagian (1985;2) mengatakan bahwa administrasi adalah keseluruhan proses pelaksanaan daripada keputusan yang telah diambil dan pelaksanaan itu pada umumnya dilakukan oleh dua orang manusia atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. [8]

Dalam dunia pendidikan, manajemen itu dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. Dipilih manajeman sebagai aktivitas agar seorang kepala sekolah bisa berperan sebagai administrator dalam mengemban misi atasan, sebagai manajer dalam memadukan sumber-sumber pendidikan dan sebagai supervisor dalam membina guru-guru pada proses belajar mengajar. [9]

d. Pengertian Teori Manajemen

3. PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN (1) Teori Manajemen Kuno;

Sampai dengan tingkat tertentu, manajemen telah dipraktekkan oleh masyarakat kuno. Sebagai contoh, bangsa Mesir bisa membuat piramida. Bangunan yang cukup kompleks yang hanya bisa diselesaikan dengan koordinasi yang baik. Kekaisaran Romawi mengembangkan struktur organisasi yang jelas, dan sangat membantu komunikasi dan pengendalian.

(4)

Pada akhir abad 19-an, perkembangan baru membutuhkan studi manajemen yang lebih serius. Pada waktu industrialisasi berkembang pesat, dan perusahaan-perusahaan berkembang menjadi perusahaan raksasa.

(2)Teori Manajemen Klasik; a) Teori Manajemen Klasik

Robert Owen (1771-1858)

Owen berkesimpulan bahwa manajer harus menjadi pembaharu (reformer). Beliau melihat peranan pekerja sebagai yang cukup penting sebagai aset perusahaan. Pekerja bukan saja merupakan input, tetapi merupakan sumber daya perusahaan yang signifikan. Ia juga memperbaiki kondisi pekerjanya, dengan mendirikan perumahan (tempat tinggal) yang lebih baik. Beliau juga mendirikan toko, yang mana pekerjanya tidak kesusahan dan dapat membeli kebutuhan dengan harga murah. Ia juga mengurangi jam kerja dari 15 jam menjadi 10,5 jam, dan menolah pekerja dibawah umur 10 tahun.

Owen berpendapat dengan memperbaiki kondisi kerja atau invertasi pada sumber daya manusia, perusahaan dapat meningkatkan output dan juga keuntungan. Disamping itu Owen juga memperkenalkan sistem penilaian terbuka dan dilakukan setiap hari. Dengan cara seperti itu manajer diharapkan bisa melokalisir masalah yang ada dengan cepat.

Charles Babbage (1792-1871)

Babbage merupakan profesor matematika di Inggris. Dengan metode kuantitatifnya beliau percaya : 1) Bahwa prinsip-prinsip ilmiah dapat diterapkan untuk meningkatkan efisiensi produksi, produksi naik biaya operasi turun

2) Pembagian Kerja (division of labor); dengan ini kerja/operasi pabriknya bisa dianalisis secara terpisah. Dengan cara semacam ini pula training bisa dilakukan dengan lebih mudah.

3) Dengan melakukan pekerjaan yang sama secara berulang-ulang, maka pekerja akan semakin terampil dan berarti semakin efisien.

b) Teori Manajemen Ilmiah

Federick Winslow Taylor (1856-1915)

Federick Taylor disebut sebagai bapak manajemen ilmiah. Taylor memfokuskan perhatiannya pada studi waktu untuk setiap pekerjaan (time and motion study); dari sini ia mengembangkan analisis kerja. Taylor kemudian memperkenalkan sistem pembayaran differential (differential rate).

Frank B. Gilberth (1868-1924) dan Lillian Gilberth (1887-1972)

Keduanya adalah suami istri yang mempunyai minat yangsama terhadap manajemen. Menurut Frank pergerakan yang dapat dihilangkan akan mengurangi kelelahan. Semangat kerja akan naik karena bermanfaat secara fisik pada karyawan. Sedang Lilian memberikan kontribusi pada lapangan psikologi industri dan manajemen personalia. Beliau percaya bahwa tujuan akhir manajemen ilmiah adalah membantu pekerja mencapai potensi penuhnya sebagai seorang manusia.

Henry L. Gantt (1861-1919)

Gantt melakukan perbaikan metode sistem penggajian Taylor (differential system) karena menurutnya metode tersebut kurang memotivasi kerja. Sistem Pengawasan (supervisor) diterapkannya sebagai upaya untuk memacu semangat kerja karyawan. Disamping itu Gantt juga memperkenalkan sistem penilaian terbuka yang awalnya merupakan ide Owen. Gantt chart (bagan Gantt) kemudian populer dan gigunakan untuk perencanaan, yaitu mencatat scedul (jadwal) pekerja tertentu.

c) Teori Manajemen Organisasi Henry Fayol (1841-1925)

Henry Fayol merupakan industrialis Prancis, ia sering disebut sebagai bapak aliran manajemen klasik karena upaya “mensistematisir” studi manajerial. Menurut Fayol, praktek manajemen dapat dikelompokkan ke dalam beberapa pola yang dapat diidentifikasi dan dianalisis. Dan selanjutnya analisis tersebut dapat dipelajari oleh manajer lain atau calon manajer.

(5)

bahwa manajer bukan dilahirkan tetapi diajarkan. Manajemen bisa dipelajari dan dipraktekkan secara efektif apabila prinsip-prinsip dasarnya dipahami.

Max Weber (1864-1920)

Max Weber adalah seorang ahli sosiologi Jerman yang mengembangkan teori birokrasi. Menurutnya, suatu organisasi yang terdiri dari ribuan anggota membutuhkan aturan jelas untuk anggota organisasi tersebut. Organisasi yang ideal adalah birokrasi dimana aktivitas dan tujuan diturunkan secara rasional dan pembagian kerja disebut dengan jelas. Birokrasi didasarkan pada aturan yang rasional yang dapat dipakai untuk mendesain struktur organisasi yang jelas.

Konsep birokrasi Weber berlainan dengan pengertian birokrasi populer, dimana orang cnderung mengartikan kata birokrasi dengan konotasi negatif, yaitu organisasi yang lamban, tidak reponsif terhadap perubahan.

Mary Parker Follet (1868-1933)

Mary Parker Follet agak berbeda sedikit dengan pendahulunya karena memasukkan elemen manusia dan struktur organisasi kedalam analisisnya. Elemen tersebut kemudian muncul dalam teori perilaku dan hubungan manusia. Follet percaya bahwa seseorang akan menjadi manusia sepenuhnya apabila manusia menjadi anggota suatu kelompok. Konsekuensinya, Follet percaya bahwa manajemen dan pekerja mempunyai kepentingan yang sama, karena menjadi anggota organisasi yang sama.

Selanjutnya Follet mengembangkan model perilaku pengendalian organisasi dimana seseorang dikendalikan oleh tiga hal, yaitu :

a. Pengendalian diri (dari orang tersebut); b. Pengendalian kelompok (dari kelompok);

c. Pengendalian bersama (dari orang tersebut dan dari kelompok).

Chester I Barnard (1886-1961)

Bernard mengambangkan teori organisasi, menurutnya orang yang datang keorganisasi formal (seperti perusahaan) karena ingin mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai sendiri. Pada waktu mereka berusaha mencapai tujuan organisasi, mereka juga akan berusaha mencapai tujuannya sendiri. Organisasi bisa berjalan dengan efektif apabila keseimbangan tujuan organisasi dengan tujuan anggotanya dapat terjaga.

Bernard percaya bahwa keseimbangan antara tujuan organisasi dengan individu dapat dijaga apabila manajer mengerti konsep wilayah penerimaan (zone of acceptance), dimana pekerja akan menerima instruksi atasannya tanpa mempertanyakan otoritas manajemen.

(3) Teori Manajemen Kontemporer.

Beberapa pendekatan sudah dibicarakan dimuka, dimana pendekatan-pendekatan tersebut mengalami perkembangan. Ada beberapa perkembangan yang cenderung mengintegrasikan pendekatan-pendekatan sebelumnya, menjadikan batas-batas pendekatan-pendekatan yang telah dibicarakan menjadi tidak jelas. Namun demikian ada pendekatan yang tetap berakar pada pendekatan-pendekatan tertentu. Bagian berikut ini akan membicarakan pendekatan baru dalam manajemen :

1) Pendekatan Sistem

Sistem dapat diartikan sebagai gabungan sub-sub sistem yang saling berkaitan. Organisasi sebagai suatu sistem akan dipandang secara keseluruhan, terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan (sub-sistem), dan sistem/organisasi tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan.

2) Pendekatan Situasional (Contingency)

Pendekatan ini menganggap bahwa efektivitas manajemen tergantung pada situasi yang melatarbelakanginya. Prinsip manajemen yang sukses pada situasi tertentu, belum tentu efektif apabila digunakan di situasi lainnya. Tugas manajer adalah mencari teknik yang paling baik untuk mencapai tujuan organisasi, dengan melihat situasi, kondisi, dan waktu yang tertentu.

(6)

manajerial, membuat manajer fleksibel atau sensitif dalam memilih teknik-teknik manajemen yang terbaik berdasarkan situasi yang ada.

Namun pendekatan ini dalam perkembangannya dikritik karena tidak menawarkan sesuatu yang baru. Pendekatan ini juga belum dapat dikatakan sebagai aliran atau disiplin manajemen baru, yang mempunyai batas-batas yang jelas.

3) Pendekatan Hubungan Manusia Baru (Neo-Human Relation)

Pendekatan ini berusaha mengintegrasikan sis positif manusia dan manajemen ilmiah. Pendekatan ini melihat bahwa manusia merupakan makhluk yang emosional, intuitif, dan kreatif. Dengan memahami kedudukan manusia tersebut, prinsip manajemen dapat dikembangkan lebih lanjut. Tokoh yang dapat disebut mewakili aliran ini adalah W. Edwadr Deming, yang mengembangkan prinsip-prinsip manajemen seperti Fayol yang berfokus pada kualitas kerja dan hubungan antar karyawan.

Dalam perjalanannya pendekatan ini masih membutuhkan waktu untuk sampai dikatakan sebagai aliran manajemen baru. Meskipun demikian pendekatan tersebut cukup populer baik dilingkungan akademis maupun praktis. Ide-ide pendekatan tersebut banyak mempengaruhi praktek manajemen saat ini.

C. STUDI KASUS DI INDONESIA

1. Penerapan Manajemen Pendidikan di Indonesia Pendidikan di Indonesia pada dasarnya

2. Beberapa Masalah Manajemen di Indonesia

Sejak zaman orde lama, orde baru sampai sekarang zaman reformasi, sistem pendidikan Nasional kita masih belum mempunyai perubahan yang signifikan. Persoalan pendidikan di Indonesia dewasa ini sangat kompleks. Permasalahan yang besar antara lain menyangkut persoalan mutu pendidikan, pemerataan pendidikan, dan manajemen pendidikan. Mengenai mutu pendidikan menurut Paul Suparno adalah masalah mengenai kurikulum, proses pembelajaran, evaluasi, buku ajar, mutu guru, sarana dan prasarana. Termasuk pemerataan pendidikan adalah masih banyaknya anak umur sekolah yang tidak dapat menikmati pendidikan formal di sekolah. Sedang persoalan manajemen pendidikan adalah menyangkut segala macam pengaturan pendidikan seperti otonomi pendidikan, birokrasi, dan transparansi agar kualitas dam pemerataan pendidikan dapat terselesaikan. [11]

Inilah persoalan yang besar sebenarnya, karena bagaimanapun juga ketika sebuah intitusi pendidikan tidak mempunyai sistim manajemen pendidikan yang baik, maka dapat dipastikan mutu pendidikannya pun bisa jadi tidak baik pula. Sebagaimana yang dirasakan dalam sistem manajemen pendidikan kita dewasa ini, dengan munculnya Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dimungkinkan akan sedikit menjawab persoalan tersebut.

Di atas juga sudah diterangkan tentang manajemen secara umum yang itu diterapkan dalan manajemen pendidikan kita. Seperti halnya sistem manajemen yang ditemukan oleh tokoh-tokoh manajemen, yaitu (POAC) Planning, Organizing, Actuating, dan Controling. Adalah sistem manajemen yang sangat luar biasa ketika itu dilakasanakan dengan sempurna.

Sistem Manajemen Pendidikan yang terjadi di Indonesia sejak zaman orde baru (yang masih menggunakan manajemen pendidikan sentralistik) sampai kemudian muncul Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang sudah cenderung kepada otomisasi lembaga-lembaga pendidikan (desentralisasi pendidikan), mempunyai arti yang sangat luas. Disamping mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Persoalan inilah yang akan kita bahas selanjutnya.

3. Analisis

Sejak zaman Orde Baru telah banyak yang di capai dalam pembangunan nasional termasuk bidang pendidikan. Kemajuan ini juga mendapat pengakuan dari seluruh dunia dengan diberikannya penghargaan Avisiena kepada Presiden Republik Indonesia karena keberhasilan melaksanakan wajib belajar sekolah dasar. Namun ditengah-tengah kesuksesan yang telah dicapai tersebut masih banyak permasalahan yang perlu diselesaikan, seperti halnya pengangguran tenaga-tenaga terdidik hasil dari sistem pendidikan kita. Disatu pihak pendidikan kita telah melahirkan lulusan pendidikan tinggi dan menengah tetapi dilain pihak menambah pengangguran. [12]

(7)

sebagaimana kita tahu bahwa suatu sistem yang sentralistik dan birokratik, maka ruang-gerak untuk inovasi sangat terbatas. Demikian pula kreativitas dari para pendidiknya boleh dikatakan menjadi hilang karena segala sesuatu telah ditentukan menurut garis-garis yang ditentukan. Sehingga apa yang diinginkan daerah (lembaga pendidikan) tidak tercapai karena sifat yang sentralistik tersebut. Hasilnya adalah jumlah out-put banyak namun itu menambah pengangguran yang banyak pula.

Pada era reformasi mulai muncul Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) seiring dengan bergulirnya otonomi daerah (pelimpahan wewenang pemerintah pusat pada pemerintah daerah). Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam bahasa Inggris disebut ”School Based Management” merupakan strategi yang jitu untuk mencapai manajemen sekolah yang efektif dan efisien. Konsep ini pertama kali muncul di Amerika Serikat, latar belakangnya adalah ketika itu masyarakat mempertanyakan apa yang dapat diberikan sekolah kepada masyarakat dan juga apa relevansi dan korelasi pendidikan dengan tuntutan maupun kebutuhan masyarakat. [14]

Model MBS ini adalah suatu ide dimana kekuasaan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pendidikan diletakkan pada tempat yang paling dekat dengan proses belajar mengajar, yakni sekolah. Konsep ini didasarkan pada “Self Determination Theory” yang menyatakan bahwa apabila seseorang atau kelompok memiliki kekuasaan untuk mengambil keputusan sendiri, maka orang atau kelompok tersebut akan memiliki tanggung jawab yang besar untuk melaksanakan apa yang telah diputuskan tersebut. [15] Dalam pelaksanaan MBS tersirat adanya tugas sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan menggunakan strategi yang lebih memberdayakan semua potensi sekolah secara optimal. Sisi kelebihan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dibandingkan dengan model sentralistik adalah sekolah memiliki kekuasaan, antara lain : (1) mengambil keputusan berkaitan dengan pengelolaan kurikulum; (2) keputusan berkaitan dengan rekruitmen dan pengelolaan guru dan pegawai administrasi; (3) keputusan berkaitan dengan pengelolaan sekolah. Dengan demikian dapat dilihat sekaligus ditegaskan bahwa model MBS ini pada hakekatnya adalah memberikan otonomi yang lebih luas kepada sekolah, dengan tujuan akhir meningkatkan mutu hasil penyelenggaraan pendidikan melalui peningkatan kinerja dan partisipasi semua stakeholdernya.

Demikian pula yang disampaikan Mulyasa bahwa kewenangan yang bertumpu pada sekolah merupakan inti dari MBS yang dipandang memiliki tingkat efektivitas tinggi serta memberikan beberapa keuntungan berikut : (1) Kebijaksanaan dan kewenangan sekolah membawa pengaruh langsung kepada peserta didik, orang tua, dan guru; (2) Bertujuan bagaimana memanfaatkan sumber daya lokal; dan (3) Efektif dalam melakukan pembinaan peserta didik seperti kehadiran, hasil belajar, tingkat pengulangan, tingkat putus sekolah, moral guru, dan iklim sekolah. [16]

Disamping itu dalam sebuah sekolah, tanggung jawab pokok untuk pembentukan moral dan intelektual akhirnya tidak terletak pada salah satu prosedur atau kegiatan baik intra-kurikuler maupun ekstra-kurikuler; akan tetapi terletak pada pengajarnya. Sekolah merupakan kebersamaan bersemuka, tempat hubungan personel otentik antara pengajar dan pelajar dapat berkembang. Tanpa persahabatan ragam itu banyak kekuatan dari pendidikan dan pengajaran akan menghilang. Hubungan saling percaya dan persahabatan otentik antara pengajar dan pelajar merupakan syarat mutlak pertumbuhan sejati dari komitmen kepada nilai-nilai. Proses itu semua akan terwujud ketika berada dalam ruang lingkup manajemen yang baik, dan ini menurut J. Drost, SJ akan terwujud dalam Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) [17].

D. KESIMPULAN 1. Kesimpulan

a. Manajemen Pendidikan sebenarnya berkembang dan mengadopsi dari teori Manajemen di bidang ekonomi. Teori Manajemen pada awalnya dikembangkan oleh tokoh-tokoh yang bergerak dalam bidang bisnis.

b. Dalam perkembangannya Teori Manajemen dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : (1) Teori Manajemen Kuno; (2) Teori Manajemen Klasik (tokohnya antara lain Robert Owen (1771-1858) & Charles Babbage (1792-1871) ); dan (3) Teori Manajemen Kontemporer.

(8)

STUDI KASUS MANAJEMEN PENDIDIKAN

1. Jika keuangan kurang dalam pengelolaan pendidikan makasistem yang berjalan dalam manajemen pendidikan tidak berjalan dengan optimal, sebagaimana sekolah memiliki kewenang mencari dan memanfaatkan sumber dana sesuai dengan keperluan masing-masing sekolah, mengingat dunia pendidikan biasanya dihadapkan pada masalah keterbatasan dana, apalagi semenjak kondisi krisis menerpa perekonomian Indonesia. Karena komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan-kegiatan proses belajar mengajar disekolah bersama komponen-komponen lain tidak berjalan dengan secara efektif karena dana yang penyelengaraan pendidikan , keuangan (yang didalamnya mencakup pembiayaan) merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan.

2. Jika sekolah tidak ada system manajemen maka sekolah tersebut tidak akan menghasilkan produk (siswa) yang berkualitas karena jelas dalam penddidikan (sekolah) terdapat sistem/kegiatan yang mengelola dan menghasilkan siswa yang berkualitas, sedangkan system merupakan keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian yang selalu berinteraksi dalam suatu proses untuk mengubah masukan menjadi keluaran sesuai dengan tujuan. Dan jika manajemen pendidikan tidak ada dalam sekolah bagaiaman kita bias mengatur suatu sistematik pendidikan yang benar dan manajemen pendidikan itu harus ada supaya mengatur suatu pendidikan yang efektif dan efisian.

3. Jika dalam manajemen pendidikan tidak ada perencanaan maka system pendidikan di sekolah tersebut tidak akan berkembang, karena sesuai dengan fungsi dari pada perencanaan ialah sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang menyangkut hal-hal yang akan dikerjakan di mas dating dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Ada sebuah kata-kata bijak yang mengatakan“ jika seseoran ggagal dalam merencanakan suatu perencanaan maka sesungguhnya dia telah merencanakan kegagalannya. karena dalam pilar manajemen pendidikan sudah dicantumkan perencanaan jadi dalam melakukan sebuah kegiatan yang jelas harus ada perencanaan terlebih dahulu .

4. Jika pemimpin otoraktis maka dapat membelokkan organisasi menuju kegagalan, serta organisasi yang berjalan tidak akan berlangsung dengan efektif dan efisien. Sebagaimana pemimpin yang otoraktis menganggap organisasi sebagai milik pribadi dan tidak mau menerima saran dan kritik.

5. Jika tidak ada perubahan dalam diri kita maka tidak akan tercipta kualitas diri, sehingga dalam hal ini diperlukan sebuah motivasi/dorongan untuk mengembangkan diri menjadi lebih baik, sebagaimana Tuhan telah menciptakan hambanya dengan kemampuan yang berbeda-beda.

6. Jika terjadi konflik interpersonal maka akan melibatkan beberapa peranan dari beberapa anggota organisasi yang tidak bias tidak akan mempengaruhi proses pencapaian tujuan organisasi tersebut.Karena setiap ruang social dengan berbagai komplek sitasinteraksi individu, di dalamnya memiliki potensi untuk memunculkan konflik.

7. Jika fungsi manajemen ada 5, jika tidak ada perencanaan maka system pendidikan di sekolah tersebut tidak akan berkembang, karene perencaan adalah awal dari semua kegitan sehingga berkembangan dengan baik.

8. Karena sesuai dengan fungsi dari pada perencanaan ialah sebagai keseluruha proses pemikiran dan penentuan secara matang menyangkut hal-hal yang akan dikerjakan di mas datang dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Ada sebuah kata-kata bijak yang mengatakan“ jika seseorang gagal dalam merencanakan suatu perencanaan maka sesungguhnya dia telah merencanakan kegagalannya.

(9)

10. Jika salah satu ruang lingkup manajemen tidak terpenuhi maka proses organisasi tidak akan berjalan sesuai yang diharapkan, sebagaimana ruang lingkup manajemen ada7, diantaranya tatausaha, perbekala, keuangan, kesiswaan, kurikulum, kepegawaian, dan hubungan dengan masyarakat, yang dimana ruang lingkup manajemen ini sangat berkaitan guna untuk mencapai tujuan bersama.

11. Jika tidak ada perbekalan dalam ruang lingkup manajemen maka proses pendidikan atau pengajaran di sekolah tidak akan berjalan sesuai dengan yang direncanakan, karena manajemen perbekalan mempunyai fungsi mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memeberikan kontribusi secara optimal dan bermanfaat pada jalannya proses pendidikan.

12. jika di kelas tidak dibuat komisaris maka kondisi kelas tidakakan terawatt dan siswa yang berada dalam kelas tersebut tidak akan merasa nyaman, disinilah pentingnya seorang guru membentuk sebuah komisaris untuk pesertadidik agar mereka peduli terhadap kebersihan, sehingga akan tercipta suasana belajar yang menyenangkan.

13. Jika organisasi berupa lembaga pendidikan maka organisasi tersebut harus mewujudkan sebuah kemitraan dalam pendidikan sebagai bentuk kerja sama saling menguntungkan antar pihak dengan menempatkan pihak dalam posisi yang sederajat. Dengan demikian, sebagai organisasi, sebuah lembaga pendidikan dapat mengembangkan visi dan misi organisasi dengan jelas, dapat merumuskan tujuan pendidikan dengan baik dan terukur ketercapaiannya, juga mampu merumuskan langkah strategis dan operasional proses pendidikan.

14. Jika tidak ada manajemen perubahan maka sulit suatu organisasi mendapatkan keberhasilan, segala yang sudah di rencanakan sepertihalnya perubahan dalam tanggung jawab pekerjaan untuk disesuaikan dengan struktur-struktur baru atau merancang kembali (redesain).

15. Jika manajemen pendidikan tidak ada maka proses pendidikan tidak berjalan dengan efektif dan efisien, didapatkan dengan melakukan pengelolaan manajemen pendidikan agar terarah dan terencana sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai. Karena manajemen adalah seseorang yang mengatur, membuat sesuatu menjadi seperti yang diinginkan dengan mendaya gunakan seluruh sumber daya alam yang kompetensi pemimpin sangat menentukan arah dan mencapai sebuah satuan pendidikan bagaimana mengelolah elemen-elemen dan potensi yang dimiliki terlebih diera otonomi pendidikan.

16. Jika ruang lingkup tatausaha pendidikan mengalami kegagalan maka kegiatan organisasi tidak akan berlangsung dengan baik sebagai mana mestinya, kinerja sebuah manajemen harus diarahkan pada upaya terwujudnya sinergitas yang harmonis di antara unsur-unsurny adengan melibatkan secara aktif segenap komponennya.

KESIMPULAN

Manajemen sering didefinisikan sebagai "pencapaian tujuan melalui orang lain". Maksudnya adalah pertama berkaitan dengan "pencapaian tujuan".Manajemen selalu berkaitan dengan sebuah usaha untuk mencapai tujuan tertentu dan bukan semata-mata sebuah posisi atau jabatan di dalam perusahaan.Kedua adalah berkaitan dengan aspek "melalui orang lain". Sebagaisebuahaktivitas, manajemen selalu menyangkut orang-orang lain, yaknibawahan-bawahan; dan pada usaha untuk mengarahkan atau mengkoordinasi kerja dari orang-orang tersebut.

Secara umum fungsi-fungsi yang dijalankan manajemen adalah perencanaan(planning), pengorganisasian(organizing),kegiatan(actuating),pengawasan(contolling),danpenilaian(evaluation).Sela njutnya dalam manajemen pendidikan terdapat sebuah ruang lingkupnya, salah satu bagian dari organisasi manajemen pendidikan diantaranya, tatausaha, perbekala, kurikulum, kesiswaan, kepegawaian, keuangan, dan hubungan dengan masyarakat.Keberhasilan sebuah manajemen pendidikan sangat ditentukan oleh kepemimpinan kepalasekolah yang dimaksud adalah kemampuannya bekerja sama dengan dan atau melalui komunitasnya untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien.

(10)

memunculkan konflik, untuk mengatasi konflik diperlukan pihak yang dapat bersikap netral dalam mengambil sebuah keputusan sehingga konflik dalam manajemen dapat diatasi dan diarahkan kearah yang lebih baik.

Terkait dengan manajemen pendidikan diperlukan juga sebuah manajemen perubahan artinya meredsain (merancangkembali) merupakan suatu proses secara sistematis dalam menerapkan pengetahuan,sarana dan sumber daya yang diperlukan untuk mempengaruh zi perubahan pada orang yang akan terkena dampak dari perubahan tersebut. Dikatakan bahwa motivasi yang ada pada diri seseorangakan mewujudkan sesuatu perilaku yang di arahkan pada tujuan untuk mencapai sasaran kepuasan.Takterlepas dari manajemen perubahan kemitraan dalampen didikan pun juga sangat berkaitan dengan tercapainya suatu tujuan yang efektif dan efisien.Sebagaimanadasar-dasar dari kemitraan itu sendiri diantarnya, kepercayaan, kerjasama dan keteguhan. Perlu kita ketauhi manajemen itu adalah sesorang yang mengatur, membuat sesuatu menjadi seperti yang diinginkan dengan mendaya gunakan seluruh sumber daya yang ada kopetensi pemimpin sangat menentukan arah dan mencapai sebuah satuan pendidikan bagaimana mengelola elemen-elemen dan potensi yang dimiliki terlebih di Era otonomi pendidikan. Manfaat dan tujuan manajemen pendidikan

1) Terwujudnya suasana belajar dan pembelajaran yang aktif. Inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangankan (PAKEM).

(11)

PENERAPAN MANAJEMEN KASUS APA dan Mengapa Case Management?

Pengertian, konsep, dan kerangka kerja case management secara holistic. Case Management:

Sebuah metode pendekatan secara individu yang menjelaskan setiap akses pemberian pelayanan yang ditujukan agar “seseorang” dengan permasalahan kompleks dapat memperoleh akses pelayan yang dibutuhkan secara tepat.

Case Management juga merupakan sebuah peta yang menuntut kita, memulai pelayanan dari konsep dasar pertama untuk membantu individu secara holistik .

Kerangka Kerja Case Management :

1. Analisis Kebutuhan (assessment) 2. Pembentukan Relasi Bantuan

3. Komunikasi Interpersonal dan Komunikasi Kelompok kecil (KPP, Konseling, dll) 4. Perencanaan strategi sesuai dgn kebutuhan seseorang

5. Intervensi dgn seseorang

6. Laporan kasus untuk monitoring kualitas 7. Evaluasi Dampak

8. Merencanakan Advokasi untuk Kesinambungan

Analisis Kebutuhan

a. Pahami permasalahan

b. Ketahui kelompok sasaran dan profil c. Identifikasi kebutuhan

Pembentukan Relasi Bantuan

a. Penghargaan terhadap pribadi seseorang dan lingkungan

b. Membangun hubungan personal dan lingkungan dengan ekspresi perasaan yang bertujuan (empati) c. Penerimaan

d. Nonjudgement (sikap tidak menghakimi)

e. Menghargai proses pilihan dan hasil keputusan individu f. Kerahasiaan

Komunikasi Interpersonal dan Komunikasi Kelompok kecil Komunikasi untuk perubahan perilaku

Konseling dasar

Pemecahan masalah

Perencanaan strategi sesuai dgn kebutuhan seseorang a. Peran-peran CM dalam pelaksanaan

b. Mengidentifikasi sistim akses kepada pelayanan holistic Intervensi dgn seseorang a. Kelola berdasarkan perencanaan

b. Bangun iklim jaringan yang positif dan focus pada perkembangan kebutuhan individu akan akses pelayanan

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan manajemen adalah salah satu cara untuk meningkatkan kualitas para dosen yaitu proses secara sistematis dalam menerapkan pengetahuan, sarana dan prasarana, sumber

Kinerja merupakan hasil kerja seseorang pekerja, sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukkan buktinya

Edukasi Diabetes merupakan suatu proses pendidikan dan pelatihan tentang pengetahuan Diabetes dan ketrampilan yang dapat menunjang perubahan perilaku yang diperlukan

Terkait dengan perkembangan Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia, yang merupakan pengembangan dari proses sistematis dalam fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian,

a. Manajemen merupakan suatu usaha atau tindakan ke arah pencapain tujuan melalui suatu proses. Manajemen merupakan suatu sistem kerja sama dengan pembagian peran

Kesepakatan mengenai biaya yang harus dikeluarkan oleh masyarakat yang akan mensertifikasikan lahannya dalam proses ajudikasi lahan eks kawasan HPK yaitu sebesar 320.000 rupiah,

Sebagai suatu sistem, membutuhkan suatu proses yang sistematis sehingga perlu dibuat desain sistem manajemen kinerja yang tepat untuk mencapai kinerja

Definisi Penelitian Manajemen Pendidikan Penelitian manajemen pendidikan adalah suatu proses sistematis yang dilakukan untuk memahami, menganalisis, dan meningkatkan berbagai aspek