• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MANUSIA DAN ALAM SEMESTA Disusu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN MANUSIA DAN ALAM SEMESTA Disusu"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN MANUSIA DAN ALAM SEMESTA

Disusun oleh

Nama

: Andi Agung Putra

Nim

: F21113529

Program Studi

: Sastra Inggris

Wawasan Ilmu Pengetahuan,

Teknologi, dan Seni

Fakultas Sastra

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai hubungan manusia dan alam semesta.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun saya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

(3)

A. Latar belakang

Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan. Dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif, dan produktif.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian manusia ?

2. Apakah Pengertian Alam Semesta ?

3. Bagaimana Hubungan antara Manusia dan Alam Semesta

C. Tujuan Pembahasan

1. Menjelaskan Pengertian Manusia.

2. Menjelaskan Pengertian Alam Semesta.

(4)

Pembahasan

Hubungan Manusia dan Alam Semesta

Manusia adalah satu-satunya makhluk di alam yang memiliki kapasitas untuk menyandang predikat khalifah Tuhan di muka bumi. Makhluk dengan kedudukan agung ini akan sangat merugi jika mencintai dunia secara berlebihan dan melalaikan posisi tingginya di jagad raya ini. Pada suatu hari, seseorang bertanya kepada Abu Said Abul Khayr, seorang tokoh sufi Persia, “Dimana engkau mencari Tuhan?” Abu Said menjawab, “Di tempat mana engkau telah mencari Tuhan dan tidak menemukan-Nya?”

Manusia berusaha mengenal dirinya dan mengenal alam semesta. Ia ingin lebih tahu siapa dirinya dan bagaimana alam semesta. Dua jenis pengetahuan ini menentukan evolusi, kemajuan dan kebahagiaannya. Agama mengajak manusia untuk mengenal dirinya. Pokok-pokok ajaran agama adalah kenalilah dirimu agar engkau tahu Tuhanmu dan jangan melupakan Tuhanmu agar kamu tidak lupa akan dirimu. Imam Ali as mengatakan, “Semoga Allah merahmati manusia yang tahu asal-usulnya, tahu keberadaan dirinya, dan tahu hendak ke mana dirinya.”

(5)

Manusia dapat mengenal Tuhan dengan sifat Jamaliyah

(keindahan) dan Jalaliyah (Keagungan) dengan cara tafakkur, perenungan, dan penyelaman terhadap dirinya sendiri. Imam Ali as berkata, “Barang siapa yang telah mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya dan karena ia telah mengenal Tuhan, maka ia telah sampai pada ilmu dan pengetahuan tentang seluruh keberadaan.”

Tujuan utama ilmu agama dan filsafat adalah mengenal manusia dan alam semesta serta hubungan keduanya dengan Sang Pencipta. Oleh sebab itu, pengenalan terhadap berbagai dimensi dan karakteristik manusia akan mendekatkan seseorang pada asal mula penciptaan dan tujuan dasarnya. Rasul Saw bersabda, “Orang yang paling tahu tentang dirinya, maka ia adalah orang yang paling mengenal Tuhannya.” Dikisahkan bahwa seorang sufi berkata kepada sahabatnya demikian, “Wahai Tuhan, kenalkanlah diri-Mu kepadaku.” Sementara aku berkata, “Wahai Tuhan, kenalilah aku pada diriku sendiri.”

Hubungan manusia dan alam semesta merupakan sebuah tema penting filsafat. Dengan kata lain, itu adalah sebuah masalah yang kebanyakan dari problema umat manusia akan terselesaikan.

Menurut kebanyakan orang, manusia adalah manusia dan alam semesta adalah alam semesta. Padahal, ada hubungan yang sangat erat dan penuh makna antara manusia dan alam semesta. Manusia adalah satu-satunya makhluk hidup yang memiliki ikatan abadi dengan seluruh dimensi alam. Seluruh bagian dan gerakan di alam memiliki hubungan satu dengan yang lain. Ada ikatan erat antara karakteristik dan fenomena-fenomena di alam ini.

(6)

besar dan luar biasa. Imam Ali as berkata, “Apakah kalian mengira bahwa kalian hanya tubuh kecil ini, padahal kalian adalah alam yang sangat besar.”

Pada kenyataannya, manusia adalah model eksklusif dari seluruh makhluk hidup dan bahkan dapat disimpulkan bahwa jejak dan tanda-tanda dari seluruh makhluk di alam semesta ada dalam diri manusia. Segala sesuatu yang ada di alam, pada dasarnya juga terdapat dalam diri manusia. Oleh karena itu, jika kita mengamati diri dan alam sekitar dengan seksama, maka kita akan menemukan sebuah hubungan yang rumit antara diri kita dan segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Seorang filosof Muslim, Mulla Shadra mengatakan, “Manusia sempurna adalah manusia yang menyelaraskan dirinya dengan seluruh ketentuan-ketentuan Ilahi.”

Kenyataan bahwa semua makhluk, dengan segala keterbatasan, merupakan tanda-tanda akan kesucian, keindahan, ilmu pengetahuan, hidup, dan kesempurnaan lainnya dari Tuhan. Seluruh makhluk tanpa terkecuali, diharuskan untuk memuji dan mengagungkan Tuhan, dan berdasarkan hal tersebut, Mulla Sadra percaya bahwa semua atribut kesempurnaan seperti hidup dan pengetahuan, beredar pada semua makhluk di seluruh alam raya.

Setiap wujud di alam ini pada level keberadaan manapun, memiliki semua sifat kesempurnaan. Setiap wujud memiliki kehidupan, pengetahuan, kekuatan, kasih sayang, cinta… sesuai dengan kadar keberadaannya. Sifat-sifat kesempurnaan mengalir di segenap makhluk alam ini baik yang material maupun yang tidak. Sebagai bentuk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, manusia mengemban amanah yang berat dan tanggung jawab yang besar yang tidak dapat diterima makhluk lain. Manusia adalah perantara antara Pencipta dan makhluk lain mulai dari yang teratas (Tuhan) ke yang terbawah dari seluruh ciptaan-Nya.

(7)

Kesimpulan

Manusia hidup karena adanya alam, sementara itu alam semesta akan terus hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan alam semesta dan bukan merusaknya. Dengan demikian manusia dan alam semesta tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan alam semesta, bahkan kadang kala disadari atau tidak manusia merusak alam semesta.

(8)

http://sosbud.kompasiana.com/2013/04/10/-hubungan-manusia-dan-alam-semesta-549757.html

Referensi

Dokumen terkait

Di sinilah Muhammad datang, dengan tetap menggunakan kata yang sama, yakni Allah, namun ia menggeser persepsi yang dikandung oleh kata itu.Maka oleh Islam dipersepsikan tidak

Pada ulangan harian Pendidikan Kewarganegaraan dengan nilai kebersamaan dalam proses perumusan Pancasila, di dapat rata-rata nilai sebesar 62,1 dari 21 siswa,

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Implementasi Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el) di Kantor Kecamatan Sawahan Kota Surabaya. Jenis penelitian yang digunakan

Perkebunan Nusantara II Batang Serangan dikatakan produk berkualitas apabila tercapainya kesesuaian antara hasil produksi yang dihasilkan dengan rencana target standar mutu yang

“Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang- orang yang mu’min,d an kamu akan dikembalikan kepada

PENGARUH MODAL KERJA, LINGKUNGAN PERSAINGAN DAN PROMOSI TERHADAP LABA PENGRAJIN ANYAMAN (Survey pada pengrajin anyaman di Kecamatan Rajapolah

Perkap Nomor 7 Tahun 2005 pada Pasal 3 memperbolehkan seorang polisi untuk menjadi penasihat hukum namun sekedar mengingatkan kembali bahwa terdapat asas Lex