• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR PENYEBAB PARKIR LIAR DI UNIVERSIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FAKTOR PENYEBAB PARKIR LIAR DI UNIVERSIT"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR PENYEBAB PARKIR LIAR DI UNIVERSITAS ISLAM

NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

(Studi Kasus di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga)

Disusun Oleh :

Rury Noviani

Ahmad Taufiqurrahman

Zainuddin

Mukholifah Wahyu Utami

Siti Sarah

Pembimbing:

Dr.Aziz Muslim, M.Pd

NIP.197005281994031002

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

(2)

FAKTOR PENYEBAB PARKIR LIAR di UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

Oleh: Ahmad taufiqurrohman (13230019)

ahmadtaufiq102@gmail.com

Abstrak

Parkir liar di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga merupakan sebuah tragedi selalu menghiasi setiap hari di halaman parkir UIN Sunan Kalijaga, dan hal tersebut memang tak enak dipandang mata, selain itu karena UIN Sunan Kalijaga merupakan sebuah kampus yang Inklusif maka seharusnya rama terhadap difabel. Akan tetapi secara re-alitanya banyaknya parkir liar atau orang yang mempunyai kendaraan tidak memarkir kendaraan pada tempatnya, sehingga lingkungan kam-pus terbilang sangat membahayakan dan tidak bersahabat dengan difa-bel. Untuk itu penelitian ini menjadi sangat penting untuk mengetahui apa saja faktor yang menjadi penyebab parkir liar di area kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Kata kunci:Parkir liar, Kampus UIN, Inklusif & difabel,

A. Latar Belakang

(3)

meluapnya kendaraan di setiap ruas jalan serta penuhnya lahan parkiran di berbagai tempat umum

Kehidupan yang semakin global dan adanya pasar bebas yang memudahkan setiap individu maupun kelompok mendapatkan kendaraan pribadi, akibatnya masyarakat memiliki kendaraan lebih dari satu, kemudian mereka menciptakan berbagai aktifitas hidup dan memberikan suasana yang berbeda-beda khususnya untuk pemenuhan kebutuhan guna menunjang prestasi era modern. Memiliki kendaraan pribadi dihitung menghemat biaya dan mempercepat jarak tempuh, tah heran mereka memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan transportasi umum yang tersedia. 1

Meskipun demikian, hal ini sangat merugikan jika di tinjau dari tidak dapatnya menghindari kemacetan serta sebagai salah satu pelaku yang menyebabkan penuh sesaknya jalanan di Ibu Kota. Tak khayal, meskipun tidak seimbang dengan ruas jalan yang ada jumlah kendaraan bermotor baik itu roda dua, tiga maupun empat di DIY terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.2

Menggunakan alat transportasi pribadi bagi sebagian kalangan dianggap sudah menjadi trend masa kini dan dirasa cukup efisien dalam hal keamnan dan kenyamanan. Tetapi tidak semua pemikiran terwujud menjadi solusi yang tepat jika kita lihat jalanan di berbagai sudut Kota Yogyakarta, justru semakin semrawut dan padat dengan kemacetan yang sulit terurai oleh penuhnya kendaraan pribadi. Selain masalah kepadatan volume kendaraan di jalanan, kepadatan juga terjad di lahan parkir. Karena meningkatnya volumen kendaraan semakin banyak, seharusnya setiap bangunan seperti halnya gedung perkantoran, ruko, rumah sakit, pasar, lembaga sosial, dan lembaga pendidikan wajib memiliki dan menyediakan tempat parkir yang memadai, sehingga dapat menampung kendaraan yang akan terparkir di lahan yang telah tersedia. Begitu juga dengan UIN Sunan Kalijaga yang memiliki banyak mahasiswa seharusnya memiliki tempat parkir yang memadai, karena tak jarang memicu terjadinya parkir liar akibat dari tidak cukupnya lahan parkir dan kurangnya kesadaran pengendara akan rambu-rambu yang ada.

Pada dasarnya, masalah parkir yang tidak tertib adalah masalah semua orang tak terkecuali.3 Sempitnya lahan parkiran membuat kendaraan semrawut dan tidak nyaman

1 Nurrahman’s, Rute TransJogja, http://Nurrahmanarif.wordpress.com, di akses 09 September 2015

2 Tribunnews.com,Yogya Online, Pertambahan Jumlah Kendaraan di DIY dari Tahun ke Tahun, 09 September 2015

3Arif Maftuhin, Kisah Aksesibilitas, UIN Sunan Kalijaga:

(4)

di lihat, kita yang normal berjalan dengan melihat dan kaki melangkah dengan ringan tentu juga ingin mendapatkan kenyamanan dan kemudahan dalam mengeluarkan kendaraan dari area parkir, terutama saat terburu-buru. Selain itu, mengingat UIN Sunan Kalijaga adalah perguruan tinggi Inklusi di Yogyakarta.4 Yang mana mempunyai dan

dapat menerima mahasiwa berkebutuhan khusus atau yang biasa desibut difabel. Dengan ini, kesadaran pemilik kendaraan dan adanya kebijakan kampus demi terwujudnya keamanan agar timbul kenyamanan bersama. Sehingga keamanan, ketertiban, dan kerapihan tetap terjaga di lingkungan kampus yang berbasis Islami ini. Dan di harapkan semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak dalam hal ini ikut serta turut mempunya andil dalam menjaga ketertiban yang didambakan. Semata untuk menunjukkan bahwa semua civitas yang ada di UIN Sunan Kalijaga merupakan orang-orang yang peka dan sadar akan tanggung jawab masing-masing.

B. Rumusan Masalah

Dari pemaparan diatas penulis merasa tertarik untuk mengulas lebih lanjut tentang parkir liar di kampus khsusnya yang berfokus pada beberapa pembahasan terkait lahan parkir, kesadaran, keamanan, dan kebijakan kampus terhadap selurh lapisan maysarakat UIN Suna Kalijaga Yogyakarta. Hingga akhirnya penulis mengajukan Rumusan masalah yang diantaranya :

1. Apakah parkir liar disebabkan kurangnya lahan ?

2. Apakah parkir liar disebabkan oleh rendahnya kesadaran ? 3. Apakah kurang tegasnya keamanan menyebabkan parkir liar? 4. Bagaimana kebijakan kampus mengenai parkir liar ?

C. Kajian Pustaka

Sejauh ini yang penelit ketahui, belum ada penelitian sebelumnya yang serupa dengan objek pembahasannya dengan penelitian yang sekarang sedag berlangsung. Namun penelitian yang ada sebelumnya dapat menjadi acuan bagi peneliti dalam hal yang berkaitan dengan faktor penyebab parkir liar di kampus. Berikut beberapa skripsi penelitian yang di jadikan pedoman acuan anta lain :

Skripsi karya Umi Hanifah yang berjudul “Aplikasi Peraturan Daerah No.19 Tahun 2002 tentang Retribus Parkir di Tepi Jalan Umum di Kota Yogyakarta ditinjau dari Hukum Islam. Skripsi ini menjelaskan bagaimana disiplin pengelolaan parkir berdasarkan Hukum Islam.5

4Harta Ning Wijaya,

(5)

Dari skripsi yang ada di atas peneliti belum menemukan adanya kesamaan dengan judul yang ingin di teliti oleh peneliti, sehingga penelitian ini dirasa pantas untuk di tindak lanjuti dengan judul Faktor Penyebab Parkir Liar di UIN Sunan Kalijaga.

D. Kerangka Teori 1. Pengertian Kendaraan

Di dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, Pasal 1 ayat 7, 8, dan 9. Mengartiakn kendaraan sebagai suatu sarana angkut dijalan yang terdiri atas kendaraan bermoor dan tidak bermotor. Kendaraan bermotor adalah setiap kendaaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan di atas rel. Dan kendaraan tidak bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh tenaga manusia dan/ hewan.6

2. Pengertian Parkir Liar

Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Pasal 1 ayat 15 parkir adalah keadaan dilarang kendaraan berhenti atau tidak bergerak untuk beberapa saat dan di tinggalkan pengemudinya. Pengertian parkir jug dapat di artikan setiap kendaraan yang berhenti pada tempat tertentu yang dinyatakan dengaan rambu atau tidak, serta tidak semata-mata untuk menaikkan dan atau menurunkan orang dan atau barang. Secara hukum untuk perkir ditengah jalan raya ; namun parkir disisi jalan umumnya diperbolehkan. Fasilitas parkir dibangun bersama-sama dengan kebanyakan gedung , untuk memfasilitasi setiap kendaraan pemakai gedung. Termasuk dalam pengertian parkir adalah setiap kendaraan yang berhenti pada tempat-tempat tertentu baik yang dinyatakan dengan rambu lalu lintas ataupun tidak, serta tidak semata-mata untuk kepentingan menaikkan dan menurunkan orang atau barang.7

Sedangkan liar menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah 1.tidak ada yang memelihara; tidak di piara orang (tt binatang): binatang ini (binatang) 2.tidak (belum) jinak: ayam (burung) ini masih 3.tidak tenang (tt pandangan mata), buas, ganas, matanya memandang kekiri ke kanan, pandangannya seperti harimau akan menerkam mangsanya, 4.tidak teratur, tidak menuruti aturan (hukum) sikap dan tingkahnya, 5.orang yang belum beradab, 6.tidak resmi di tunjuk atau di akui oleh berwenang tanpa izin resmi dari yang berwenang, tidak memiliki izin usaha, mendirikan, atau

5Umi Hanifah, Aplikasi Peraturan Daerah No 19 Tahun 2002, Skripsi, (Yogyakarta : Fakultas Syari’ah, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), 2009

6 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, tentang lalulintas dan angkutan jalan, pasal 1 ayat (7, 8, dan 9)

(6)

memebangun, dsb: tukang parkir, bangunan (rumah).8 Jdi parkir liar adalah setiap

kendaraan yang berhenti dan di tinggalkan oleh pengemudinya pada tempat-tempat tertentu atau bukan tempat area parkir yang resmi serta tidak sesuai dengan rambu-rambu lalu lintas.

3. Faktor-faktor Penyeba Parkir Liar

Adapun beberapa faktor yang umunya mempengaruhi parkir liar, adalah rendahnya kesadaran untuk mematuhi aturan parkir, kurangnya lahan parkir yang disediakan, kurangnya rambu-rambu peringatan dilarang parkir, para pelaku umunya memilih tempat parkir yang memudahkannya untuk mengakses tempat tujuan dari asal semula parkir. Parkir liar terjadi akibar beberapa faktor, diantaranya adalah :

a. Kurangnya Lahan

Lahan merupakan unsur pertama dalam penataan lahan parkir, pada setiap pembangunan gedung, institute, rumah sakit, mall, dan tempat umum lainnya wajib menyediakan lahan sebagai tempat parkir kendaraan. Dalam perencanaan parkir salah satu aspeknya berupa perkiraan kebutuhan terhadap parkir. Kebutuhan dapat diperkiraan berdasarkan pada aktifitas lahan atau luas lahan yang akan digunakan. Adapun pengertian lahan secara luas yaitu suatu daerah permukaan daratan bumi yang ciri-cirinya mencakup semua tanda pengenal, baik yang bersifat cukup kuat maupun yang bisa diramalka, bersifat mendaur dari beberapa unsur tanah dan kehidupan serta populasi tumbuhan dan hewan, beserta hasil kegiatan manusia pada masa kini, selama tanda-tanda pengenal tersebut memberikan pengaruh yang baik atas penggunaan lahan oleh manusia pada masa kini dan masa yang akan datang. Secara sempit lahan merupakan kesatuan berbagai sumber daya daratan yang saling berinteraksi membentuk suatu sistem struktural dan fungsional.9 Lahan dimanfaatkan sebagai sarana parkir

dalam penaatn kendaraan di area kampus. Namun akibat dari prakiraan penggunaan lahan yang tidak tepat mengakibatkan kurangnya lahan untuk area parkir, khususnya di kampus UIN Sunan Kalijaga itu sendiri.

b. Kurangnya kedisiplinan dan kesadaran

Kedisiplinan diartikan sebagai sebuah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan, institute dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela mematuhi semua peraturan dan sadar akan

8 Kamus Besar Baha Indonesia, http://www.artikata.com/arti-106736-liar.html , di akses pada 14 September 2015

(7)

tugas serta tanggung jawabnya. Jadi, seseorang akan bersedia menaati semua peraturan dan melaksanakan tugas-tugasnya, baik secara sukarela maupun karena terpaksa.10

Berkembangnya tehnologi, namun miskin akan akhlaq mulia yang sejatinya ada dalam setiap aliran darahnya. Mayoritas dari mereka tidak memikirkan kepribadian khususnya tingkah laku mereka yang sejatinya tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku disetiap lingkungan saat mereka berada. Dan rendahnya penyadaran diri terhadap kepedulian terhadap lingkungannya terlebih lingkungan kampus khususnya yang berbasis Islami ini.

c. Kurangnya Keamanan

Pengertian keamanan yang dilihat dari sisi perundang-undangan, konsep keamanan Iindonesia dapat dilihat sebagai berikut:

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia Pasal 1 ayat (1) Keamanan dalam negeri adalah suatu keadaan yang ditandai dengan terjaminna keamanan dan ketertiban masyarakat (KAMTIBMAS), tegaknya hukum, serta terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.11

Menurut Undang-Undang Kepolsian Negara, keamanan dan ketertiba masyarakat adalah suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan naional dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang di tandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban, dan teganya hukum, serta terbinanya keamanan.12 Selain itu keamanan kampus juga mencakup tenaga pengawas, penjaga

parkir, dan tercukupinya layanan dalam hal penjagaan parkir di area parkis itu sendiri. d. Cara menangani parkir liar

Tentu parkir liar harus di kritisi bersama tidak hanya wewenang yang bertugas untuk menertibkan kendaraan dilokasi parkir tapi untuk semua kalangan agar dapat ikut serta mengambil bagian agar terciptanya suasana yang tertib dan nyaman. Dan peringatan yang ada tidak hanya selembar spanduk saja, melainkan dituangkan dalam peraturan yang tertulis dan disetujui oleh pihak civitas kampus UIN. Sehingga peraturan dan kebijakan untuk menindak lanjuti parkir liar itu jelas ada didalam buku tata tertib kampus.

10Karlina Nukas, Makalah Sumber Daya Manusia Kedisiplina Karyawan, http://karlinanukas.co.id/

2013/01/makalah-sumber-daya-manusia.html. Diakses, 18 September 2015

11Undang-Undang Nomor 2/2002 Tntang Kepolisian Negara RI Pasal 1 ayat (1).

(8)

Bagian terpenting dasi sistem transportasi komunikasi modern salah satunya adalah dengan pengembangan perparkiran. Apabila perencanaan perparkiran mengalami sebuah kegagalan maka akan terjadi sesuatu yang fatal, yaitu timbulnya kemacetan didalam lingkungan kampus dan kesulitan mencari lahan untuk parkir yang mengakibakan banyak kendaraan yang terparkir tidak pada tempat yang semestinya.13

E. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di lingkungan kampus UIN Sunan Kalijga Yogyakarta yang lokasinya ada di Jalan Marsda Adi Sudjicpto, Depok, Sleman Yogyakarta. Alasan memilih lokasi in adalah :

Lokasi itu stategis dan menjadi daya tarik tersendiri untuk semua kalangan yang ingin berkuliah di Universitas ini, khususnya bagi kalangan kelas ekonomi menengah kebawah.

UIN Sunan Kalijaga merupakan satu-satunya Universitas Islam Negeri di Yogyakarta yang menurut pandangan orang kebanyakan, kampus ini ramah lingkungannya, mencintai ketertian, dan patuh terhadap segala aturan baik itu dari agamanya maupun kebujakan kampus.

UIN Sunan Kalijaga merupakan kampus untuk kalangan menengah kebawah yang rata-rata dari sudut pandang orang awam mahasiswa dan mahasiswinya mayoritas adalah pejalan kaki.

2. Jenis Penelitian

Penelitian mengenai Penyebab Faktor Parkir Liar diKampus, menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian atau responden ialah pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam sebuah penelitian dalam mendapatkan informasi.14 Subyek penelitian

dapat dikatakan sebagai sumber informasi yang mengetahui dengan pasti dan secra rinci masalah yang sedang diteliti.Berdasarkan kriteria tersebut, peneliti memlih subyek penelitian antara lain : pihak pimpinan kampus/fakultas, kepala security, ketua keamanan parkir, pelaku (yang melakukan) parkir liar, mahasiswa/i, dosen, dan

13 I Nyoman Sugita, Kajian Kelayakan Finansial Pembangunan Gedung Parkir Universitas Udayana di Jalan Sudirman Denpasar, tesis online, Program Magister, Program Studi Tehnik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar, 2011, hal.6.

(9)

karyawan yang mengetahui fenomena tersebut. Adapun sampelnya adalah : mahasiswa, dosen, dan karyawan kampus UIN Sunan Kalijaga.

4. Dimensi Penenlitian

Dimensi penenlitian dapat menggambarkan tinjauan dari penelitian. Dengan melihat dimensi dari penelitiannya dapat terlihat bagaimana penelitian itu dilakukan dan untuk tujuan apa dilakukan penelitian, serta melihat bagaimana data dapat dikumpulkan, dilihat dari berbagai aspeknya sehingga hal itu dapat menunjukkan jenis penelitian dari aspek tinjauannya. 15 dimensi dalam penelitian ini yaitu untuk melihat beberapa

faktor-faktor sebagai berikut:

a. Kurangnya Lahan : Area Parkir dan Jumlah/ Volume Kendaraan

b. Rendahnya Kesadara : Pengetahuan tentang etika dan moral dalam berkendara, Aturan dalam berparkir berparkir dan Individu/ pelaku parkir liar

c. Keamanan Rendah : Tenaga pengawas/ penjaga parkir kurang, Ketegasan tenaga pengawas

d. Kebijakan : Aturan tertulis mengenai parkir dari pihak berwenang di kampus

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan terjadinya parkir liar di lingkungan kampus UIN Sunan Kalijaga.

5. Tehnik Sampling

Dalam penenlitian ini, penelitian memilih sampel dengan berdasarkan tujuannya atau bisa di sebut juga dengan purposive sampling. Strategi yang digunakan adalah strategi berdasarkan kriteria. Sampel yang akan di teliti merupakan orang yang benar-benar paham terhadap masalah yang akan diteliti oleh peneliti. Dimanan sampel tersebut berada di lingkungan UIN Sunan Kalijaga antara lain :Pihak civitas akademik (staff ahli, dosen, dan karyawan) UIN Sunan Kalijaga, Penjaga parkir di lingkungan kampus UIN Sunan Kalijaga, Ketua / perwakilan darinsecurity UIN Sunan Kalijaga, Mahasiswa/ i yang mengetahui fenomena parkir liar di UIN Sunan Kalijaga, danPelaku parkir liar.

6. Tehnik pengumpulan data

Tehnik pengumpulan data digunakan sebagai salah satu metode atau cara dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan oleh peneliti dengan tehnik tertentu, dengan adanya tehnik-tehnik tersebut dapat memperlancar proses penenlitian.16 Pada umumnya

15 Dr. Uhar Suhar Saputra, M.Pd. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2012)hal.33.

16M Nazir, Metodologi Penelitian, jurnal online, Universitas Pendidikan

(10)

cara dalam pengumpulan data menggunakan tehnik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Maka dengan itu penenlitian ini juga menggunakan tehnik yang sama, yaitu: observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.

7. Tehnik Validitas Data

Dan tehnik yang akan digunakan untuk mengukur kevalidan data penelitian ini adalah Triangulasi daam hal metode pengumpulan data. Yaitu menggunakan lebih dari satu metode pengumpulan data dan informasi dalam sebuah kasus yang bersifat tunggal. Penggunaan data triangulasi sering sekali di perlukan terlebih dalam penelitian yang berifat kualitatif, karena sangat di anjurkan untuk menggunakan metode yang lebih dari satu dalam hal pengumpulan data.17

8. Analis Data

Adapun dalam menganalisis data, penyusun menggunakan tehnik Analisi Interaktif yaitu, dengan mengumpulkan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

BAB III

PENYEBAB dari PARKIR LIAR di UIN Sunan Kalijaga

Pada setiap tahun ajaran baru jumlah mahasiswa di UIN Sunan Kalijaga terus bertambah. Hal ini mengakibatkan ketidak seimbangan antara mahasiswa baru dengan mahasiswa yang lulus wisuda maupun yang drop out. Tentu hal ini menyebabkan keresahan bagi para pimpinan di UIN Sunan Kalijaga menginat kampus dari segi kapasitasnya sudah tidak mampu lagi menampung sekian banyak mahasiswa yang ada. Selain itu, lahan parkir yang tersedia sangat tidak memadai dengan banyaknya kendaraan pribadi yang dibawa oleh setiap mahasiswa , dosen mapun karyawan baik itu roda dua bahkan roda empat. Inilah yang merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya parkir liar di UIN Sunan Kalijaga.18

Maka didalam bab ini, peneliti akan mencoba untuk menguraikan dan memaparkan beberapa faktor-faktor penyebab parkir liar di UIN Sunan Kalijaga yang akan dimulai dengan beberapa masalah yaitu kurangnya lahan, rendahnya kesadaran, keamanan rendah serta kebijakan.

1. Kurangnya Lahan

17Haruis Herdiansyah, Metode Pennelitian Kualitatif Untuk Ilmu-ilmu Sosial, hal.201

(11)

Lahan disini yang dimaksud adalah lahan yang di manfaatkan dan digunakan sebagai tempar parkir yang resmi. Lahan parkir merupakan kebutuhan pokok yang harus ada di lingkungan kampus, jika lahan parkir yang tersedia tidak dapat memenuhi kebutuhan akan kendaraan untuk beparkir maka dapat memicu terjadinya parkir liar. Kekurangan lahan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya banyak civitas akademika yang menggunakan kendaraan pribadi ke kampus, serta sempitnya lahan yang kini tersedia untuk memarkir kendaraan. Pada kenyataannya lahan yang tersedia sudah tidak mampu lagi menampung kendaraan-kendaraan yang kian hari kian bertambah. Berikut akan diuraikan faktor yang menyebabkan kurangnya lahan :

a. Jumlah atau/ volume kendaraan :

Jumlah kendaraan yang ada di kampus UIN Sunan Kalijaga setiap tahunnya kian meningkat secara drastis. Peningkatan yang tak terkira menyebabkan lahan parkir yang tersedia tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan kendaraan akan parkir. Banyaknya kendaraan tidak sebanding dengan area parkir yang tersedia. Meskipun tidak terhitung namun sangatlah tampak bahwa kemampuan lahan dalam menampung kendaraan untuk berparkir sudah tidak lagi mencukupi. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh kepala bagian rumah tangga UIN Sunan Kalijaga, berikut ungkapan beliau :

“...UIN luasnya hanya sekitar 13 hektar, di desain untuk maksimal 12 ribu mahasiswa. Kata almarhum Pak Wondo, yang dulu merancang UIN, jika mahasiswa labih dari itu, itu tentu menjadi masalah...sekarang mahasiswa UIN berapa ? 22.000 ribu kan ? itu masalahnya, bukan di lahan parkirnya. Dulu mahasiswa yang pake motor dengan sepeda 6 banding 4, yang 6 naik sepeda atau jalan kaki, dan yang 4 naik motor. Sekarang 9,5 naik motor dan setengah jalan kaki/sepeda... itulah realitanya...lahan sudah tidak bisa di apa-apakan kok...”19

Memang secara nyata dapat di amati bahwa UIN sudah tidak mampu lagi menampung sekian banyak mahasiswa yang ada terlebih dalam masalah lahan parkir yang kian hari kian sempit akibat dari banyaknya kendaraan yang ada. Argumen itu sependapat dengan apa yang telah di ungkapkan oleh Pembantu Dekan II Fakultas Ushulludin kepada peneliti bahwa, UIN saat ini sudah tidak lagi mencukupi untuk menampung sekian banyak mahasiswa yang ada. Berikut ungkapan beliau kepada peneliti saat ditanya mengenai pendapatnya tentang penyebab parkir liar di UIN :

“....kenapa terjadi perkir liar ? karena di kampus kita ini emang sudah overload. Karena tadinya kampus kita tidak di desai untuk mahasiswa sebanyak ini. Seharusnya 15.000 ribu sekarang sudah di atas 20.000ribu an, ya sehingga

(12)

terjadilah overload itu, itu pertama. Yang kedua, disadari atau tidak disadari yang tadinya hanya pake sepeda atau naik motor sekarang sudah cukup banyak yang punya mobil ya? Tempat yang ersedia itu terbatas tidak bertambah tapi kendaraan yang butuh parkir erus bertambah...”

b. Area Parkir

Area parkir merupakan wilayah yang hanya diperuntukkan sebagai tempat parkir dan umumnya di setiap Fakultas ada tempat parkir terpadu. Dengan adanya tempat parkir yang resmi seharusnya tidak ada lagi kendaraan yang parkir di sembarang tempat, atau yang tidak ada petugasnya karena inilah yang disebut parkir liar. Namun parkir terpadu pada kenyataannya saat ini sangat tidak mencukupi untuk menampung sekian banyak kendaraan yang ada. Area parkir yang benar adalah tempat yang resmi, ada penjagaya dan tidak ada rambu-rambu yang menyatakan larangan untuk berparkir. Seperti yang di ungkapkan oleh Pembantu Dekan II Fakultas Dakwah sebagai berikut :

“yang pertama pengertian parkir, parkir itu untuk tempat kendaraan yang nyaman dan aman jadi tempat itu memang dakhususkan untuk kendaraan berhenti disitu supaya aman dan nyaman, yang kedua terkait dengan parkir liar ya? Kata-kata itu kan diluar yang sebenarnya nah kemudia jika dikontekkan dengan uin parkir liar itu, satu parkir yang tidak diperuntukkan bagi orang yang parkir. Contoh : di rektor lama itu ya? Ada garis kuning, pita kuning itukan. Itu menunjukkan larangan untuk parkir orang parkir disitu maka disebut dengan parkir liar...”20

Lebih dari itu, ada banyak area parkir terpadu yang seyogyanya di gunakan untuk parkir dengan fasilitas lahan yang luas namun kenyataannnya lahan tidak mencukupi untuk menampung kendaraan yang membutuhkan lahan parkir, karena mahasiswapun seenaknya saja saat memarkirkan kendaraan mereka. Berikut penuturan yang di sampaikan oleh Bapak Aryanto sebagai penjaga parkir terpadu :

“....paling besar sini, paling besar sini tapi tidak mencukupi. Ini untuk parkir pakultas... tarbiyah, syari’ah dan saintek kan sini semua. Eeh, apa leb itu kan sini.. oh iya ini aja parkir sembarangan to gletak lari-gletak lari wes mboh liane iso lewat po rak wes mboh wes gleak mlayu...”21

Area parkir di UIN Sunan Kalijaga baik itu yang terpadu maupun yang legal pada dasarnya saat ini sudah tidak mampu lagi menampung banyaknya kendaraan yang di bawa oleh setiap civitas akademika.

2. Rendahnya Kesadaran

20 Wawancara Bapak Zainuddin, sebagai Pembantu Dekan II Fakultas Dakwah dan Komunikasi tanggal 16/11/2015 pukul 08.35 WIB

(13)

Kesadaran disini sangat dibutuhkan terlebih dalam hal penataan kendaraan pribadi masing-masing individu. Diharapkan kepada semua pihak yang merasa memiliki kendaraan yang tidak terparkir rapih kesadarannya dapat segera tumbuh, sehingga dapat meminimalisir terjadinya parkir liar yang saat ini marak terjadi di UIN Sunan Kalijaga. Namun pada kenyataannya kesadaran yang dimiliki setiap individu untuk tidak memarkirkan kendaraan pada sembarang tempat itu jarang dimiliki. Bahkan banyak juga di kalangan dosen yang notabennya layak disebut orang yang bermoral dan berpendidikan lebih tinggi dari mahasiswa justru melanggar dan bahkan terang-terangan mengakui kesadaran yang dimilikinya itu masih rendah. Hal di atas sesuai dengan yang di ungkapkan oleh Bapak Moh. Amin:

“...dan mereka parkir dimana-mana itu kadang-kadang bingung mou parkir mobil dimana itu yang dibelakang fakultas seharusnya untuk mobil gitu kan. Tapi dipenuhi motor sehingga sering juga parkir dibarat fakultas itu yang sebetulnya bukan tempat parkir ya? Sebab yang lain ya mungkin kita-kita tidak sungguh-sungguh tertib meskipun itu sedikit mengorbankan waktu tenaga...”22

a. Pengetahuan etika dan moral dalam berkendara

Pengetahuan etika dan moral dalam berkendara dan berparkir masih sangat jarang dimiliki oleh kalangan mahasiswa, kebanyakan dari mereka banyak yang tidak paham dan tahu tentang rambu-rambu lalu lintas. Berikut beberapa penuturan dari narasumber yang di jumpai di lapangan mengenai pengetahuan etika dan moral dalam berkendara :

“...kayaknya ga punya kesadaran harusnya kalo sadar dia parkirnya ketempat yang seharusnya...”23

Di sebutkan pula bahwa penyebab parkir liar di UIN karena disebabkan oleh pelakunya yang rata-rata kurang memahami mengenai etika dan moral dalam berkendara yang baik. Hal ini sesuai dengan ungakapan yang dinyatakan pula oleh mahasiswa fakultas Syaria’ah :

“...Penyebabya objeknya, kurang memahami mungkin ya...”24 b. Aturan parkir

Sejatinya parkir telah ada peraturannya, baik itu secara tertulis maupun tersirat. Akan tetapi realitanya, peneliti banyak menjumpai aturan parkir yang tidak di hiraukan bahkan terkesan tidak ada aturan. Sehingga banyak dari pemakai fasilitas parkir

22 Wawancara dengan Bapak Moh. Amin sebagai Pembantu Dekan II Fakultas Ushulludin tanggal 12/11/2015 pukul 13.01 WIB

23 Wawancara Mba Irma mahasiswi Saintek tanggal 12/11/2015 pukul 11.55 WIB

(14)

mengabaikan rambu-rambu maupun peringatan mengenai aturan parkir yang resmi/sesuai dengan tata tertib. Seperti informasi yang peneliti dapatkan dari beberapa narasumber yang menyatakan bahwa aturan parkir itu penting dan memang harus ada.

“....mobil parkir sembarangan. kayak itu tulisan dilarang parkir didepanya ada mobil. Disini, ditikungan ini ganggu to ditempat masuk....”25

Seperti yang di ungkapkan oleh kepala satpam UIN bahwa parkir liar tidak hanya parkir tidak pada tempatnya namun juga parkir yang tidak ada petugasnya, berikut ungkapannya mengenai aturan parkir yang sebenarnya :

“...apa parkir-parkir liar itu kan seperti itu karena, yang disebut parkir liar kan otomatis yang parkir yang tidak ada petugasnya, dan tidak ada istilahnya tanda kalo itu tempat parkir ya… gada rambu-rambunyayang dimaksud parkir liarkan seperti itu...”26

Adapun pendapat lain mengenai, aturan parkir yang sebenarnya bukan lahan parkir namun di dispensasikan lahan tersebut sebagai area parkir meskipun tidak legal. Hal ini disampaikan oleh Pembantu Dekan IIyang menyatakan sebagai berikut :

“...maka diambil cara bagaimana hanya mobil yang parkir disebelah barat karena ini hanya mobil yang parkir disebelah barat karena itu satu jalur karna difabel lewat ga kenak mobil karena disebelah barat depan pintu ga boleh dapan jurusan ga boleh maka akses untu difabel masih untuk jalan nah jadi parkir itu hanya batas toleransi sebelah barat karena disana penuh dan akses untuk difabel tidak terganggu. Jadi yang masih kita tertibkan itu yang ini yang pohon itu lho sampai ke perpus itu yang belum bisa karena penuh ya gimana? orang dosen rumahnya jauh pake motor ya ga bisa, kalo parkir dibawah sana jauh dia jalan...”27

c. Individu

Parkir liar bisa saja disebabkan oleh setiap individunya baik itu dari kalangan mahasiswa maupun hingga ke tingkat dosen. Yang mungkin tidak paham akan peraturan dan rendahnya pengetahuan mereka mengenai tata cara berparkir yang baik. Atau bahkan mereka tahu namun tidak mau tahu mengenai perilaku mereka dalam berparkir yang sejatinya salah. Berikut beberapa penuturan, pendapat dan pengakuan dari narasumber yang melihat/ merasakan dan tetap melakukan parkir liar. Seperti yang di sampaikan oleh pak Moh.Amin :

“...ya mungkin kita-kita ini tidak sungguh-sungguh tertib meskipun itu sedikit mengorbankan waktu tenaga seperti saya ya seperti saya ya, kalo saya

betul-25Wawancara dengan Bapak Suar sebagai Penjaga Parkir barat Pascasarjana tanggal 12/11/2015 pukul 10.45 WIB

(15)

betul tertib itu kan saya harus mengorbankan waktu saya, saya parkir di tempat terpadu. Bisa jadi saya dan banyak orang merasa tidak efisien tidak wajarlah parkir sejauh ... (jika parkir disekitar gor)....”28

Sependapat dengan argumen pak Moh. Amin, bahwa yang menyebabkan banyak terjadi parkir liar di UIN itu karena dari individunya sendiri tidak memahami akan aturan parkir yang benar. Berikut pendapat yang diungkapkan oleh mas Deni :

“....orangnya itu yg dari batinnya. Parkir sembangan biar pulangnya cepat gitu jadi gak mau parkir di terpadu. Mungkin iya itu tentang kecepatannya. Saya belum melanggar, saya parkir gak sembrangan kok. Terpadu kan ada petugasnya lho. Nah itu orangnya itu, objeknya yang di depan fakultas saintek, bukan haknya kok di srobot, motor kan sudah ada. Kenapa kok tetap disana....Mayoritas paham, kalo memang mahasiswa gak paham banyak dong yang parkir liar. Menurut saya sudah banyak kok...”29

Pentingnya kesadaran bagi setiap civitas akademika di UIN harus di tumbuhkan. Karena bukan hanya masalah lahan yang sempit, namun juga kesadaran setiap bagi setiap individunya. Apabila kesadaran tidak di tumbuhkan mulai dari sekarang, maka sulit untuk menangani parkir liar di UIN.

3. Keamanan Rendah

a. Tenaga Pengawas atau Penjaga Parkir Kurang

Pada setiap area parkir, baik itu area parkir terpadu tingkat Universitas maupun tingkat Fakultas pasti ada tenaga/penjaga parkirnya. Namun kenyataannya, adanya penjaga parkir itu ternyata sangat kurang jika dipekerjakan hanya paling banyak itu 2 orang untuk satu parkir terpadu. Sehingga tak jarang dari mereka merasa keteteran untuk mengamankan kunci yang kadang tertinggal di motor maupun dalam hal penataan kendaaan yang memakan tempat terlalu banyak. Tak jarang pula para pengendara memilih memarkirkan kendaraan mereka tidak pada tempat parkir yang ada petugasnya, di karenakan tempat parkir yang resmi telah penuh dengan kendaraan yang telah lebih dulu parkir. Padahal kenyataannya karena banyak kendaraan semrawut yang belum tertata rapih akibat dari kurangnya tenaga yang berwenang untuk menjaga dan merapikan kendaraan. Berikut penuturan dari narasumber mengenai kurangnya tenaga penjaga parkir di UIN :

“...Jadi poinya UIN itu areanya luas, parkirnya, tempat parkirnya banyak tapi petugasnya sedikit gitu aja. Jadi ga seimbang jadi tempat parkir itu banyak namun petugasnya hanya sedikit....penambahan petugas parkir, ada lahan untuk

28 Wawancara Bapak Moh.Amin sebagai Pembantu Dekan II Fakultas Ushulludin tanggal 12/11/2015 pukul 13.01 WIB

(16)

parkir tetapi tidak ada yang ngatur sama saja bohong. Solusi yang tepat ya itu ada penambahan lahan parkir dan ada petugasnya...”30

Keluhan lain yang sama dengan hal di atas juga di sampaikan oleh petugas parkir terpadu tarbiyah, yang menyatakan bahwa perlu adanya penambahan tenaga penajag parkir :

“kurang mencukupi disini.... Cuma dua orang aku sama temanku satu pension satu ditarik masuk paling minimal tu orang 4 udah minimal...”31

b. Ketegasan Tenaga Pengawas / Keamanan

Ketidak tegasan pegawai parkir terhadap beberapa pelaku parkir liar, menyebabkan semakin maraknya orang yang melakukan kesalahan mengenai aturan parkir yang benar. Sebaiknya sanksi diberikan kepada semua pihak-pihak yang terbukti sebagai pelaku parkir liar. Tidak hanya sekedar kalangan mahasiswa, tapi untuk semua dosen dan karyawan di UIN. Sehingga dapat menciptakan manusia yang beradab dan sadar akan peraturan. Peneliti mendapatkan informasi, mengenai kinerja penjaga parkir dalam hal menjaga dan memberikan sanksi kepada para pelaku yang terjaring melakukan kesalahan dalam hal parkir kendaraan. Namun tak jarang dari para pelaku parkir liar saat di tegur justru malah mengelak, dan bahkan ada yang terang-terangan menolak. Seperti yang diungkapkan oleh petugas parkir barat pascasarjana :

“...kendalane cuma sama dosen, di tegur malah nganu ganti dimarahin. Kalo mahasiswa kalo tak tegur gak mau motor itu tetep tak pindah, kalo ngeyel pernah berkelahi itu hampir iya hampir. Gak ada sanksi cuma tak hafalin aja cuma plat nomernya, nanti kalo kunci ketinggalan tak buang tak bilangin ngeyel ya tak buang aja...”32

Hal tersebut di perkuat oleh pendapat satpam sebelah selatan masjid UIN yang menyatakan bahwa sanksi memang sudah tegas, di ingatkan selalu di ingatkan. Namun nyatanya tidak ada efek jera dari pelakunya sendiri. Inilah pernyataan kepala satpam:

“...Setiap hari diberi teguran misalnya itu parkirnya dikasih tempelan dilarang parkir disini. Sanksinya itu tadi, kan jognya dikasihlem itu sebetulnya sanksi yang ringan tapi ga membuat mereka jera...”33

Hendaknya sanksi yang di berikan oleh petugas keamanan kepada pelaku harus benar-benar sanksi yang membuatnya jera. Selain itu adanya kontinuitas dari petugas parkir

30 Wawancara Bapak Sudoyono sebagai Kepala Satpam tanggal 12/11/2015 pukul 08.30 WIB 31 Wawancara Bapak Aryanto sebagai Penjaga Parkir Terpadu tanggal 12/11/2015 pukul 11.30 WIB

32 Wawancara Bapak suar sebagai Penjaga Parkir barat Pascasarjana tanggal 12/11/2015 pukul 10.45 WIB

(17)

saat menertibkan kendaraan-kendaraan dan orang yang melakukan parkir liar. Hal ini disampaikan oleh mahasiswa Syari’ah sebagai berikut:

“....Ngecek STNK, dari jam berapa sampe jam berapa? Apakah, apakah gak anu.. kalo memag dia mengecek keamanan tapi mereka, jam 2 siang saja sudah bubar... satpam kasih lem. Parkir liar setang sama jok di kasih lem...”34 4. Kebijakan

Kebijakan merupakan suatu bentuk kepedulian yang diwujudkan untuk mencapai kesejahteraan dan kemaslahatan bersama. Seperti kebijakan mengenai tata tertib dalam perparkiran kendaraan di UIN Sunan Kalijaga. Yang mana kebijakan tersebut dibuat untuk menciptakan suasana yang aman, nyaman, ramah lingkungan dan terkendali. Peraturan dari kampus mengenai parkir sebenarnya sudah di tetapkan, namun implementasinya belum berjalan dengan baik. Sebagaimana yang di jelaskan oleh narasumber berikut ini, berikut ungkapan dari kepala satpam :

“...Sudah ada aturan perparkirankan sudah ada, Cuma teman-teman yang dilapangan kadang-kadang sudah masa bodoh dengan aturan. Itusebetulnya kalo anda tertib, kuliah anda tenang, enak belajar, juga tenang kalo anda tidak tertib,ya pasti gelisahlah disana tadiada tukang parkirnya ga ya? kan jadinya ga konsen ketar-ketir...”35

Hal tersebut di ungkapkan pula oleh kepala bagian rumah tangga, yang menyatakan bahwasannya aturan parkir dari kampus sudah ada. Di mana aturan tersebut dibuat untuk ditaati bersama, baik itu untuk kalangan mahasiswa, karyawan maupun tingkat dosen dan bahkan tamu. Namun kenyataan di lapangan mengatakan berbeda, masih sangat banyak yang tidak menghiraukan kebijakan dan aturan mengenai tata tertib parkir yang ada. :

“....nek kebijakan dari atasan ada tapi yo mahasiswane gitu paling merapikan, junjungi, ngankati to parkir yang rapi ben kanca nek iso rapi lewat ya to...”36

5. Pembahasan Hasil Penenlitian a. Kurangnya Lahan

Kekurangan lahan dalam memicu terjadinya parkir liar dapat di sebabkan oleh dua faktor. Yang pertama, jumlah atau volume kendaraan yang meningkat. Kendaraan yang bertambah banyak namun lahan yang tersedia sedikit, mengakibatakan banyak terjadi parkir liar. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang di ungkapkan oleh Endang Sri Muryati sebagai berikut:

34 Wawancara Mba Irma mahasiswi saintektanggal 12/11/2015 pukul 11.55 WIB

(18)

“....Saat ada event atau kegiatan besar, jumlah pengunjung membeludak hingga puluhan ribu orang. Saat digelarnya kegatan Fun Bike pada 8 Mei lalu. Saat itu, lebih dari sepuluh ribu pengunjung memadati Taman Balekambang. Akibatnya, mobil-mobil pengunjung kesulitan memasuki taman. Mobil-mobil itu akhirnya saling berjejal di jalan masuk menuju Taman Balekambang...”37

Kedua, karena area parkir yang tersedia tidak mencukupi untuk menampung kendaraan yang membutuhkan lahan parkir. Tidak bisa di pungkiri, bahwa setiap tempat wisata, gedung perkantoran bahkan gedung perkuliahan harus mempunya lahan yang cukup luas untuk memenuhi kebutuhan akan parkir. Sehingga tidak terjadi parkir liar yang di sebabkan oleh kurangnya lahan akibat area parkir yang sempit. Hal tersebut sesuai dengan Endang Sri Muryati yang mengatakan bahwa lahan area parkir harus di siapkan secara khusus:

“Taman Balekambang menempati lahan seluas 9,8 hektare. Namun, tidak ada lahan khusus untuk tempat parkir...Taman Balekambang setidaknya punya lahan parkir seluas 10% dari luas keseluruhan lahan yang ada. Idealnya, Taman Balekambang punya lahan khusus untuk parkir seluas satu hektare...”38

b. Rendahnya Kesadaran

Rendahnya kesadaran seseorang memepengaruhi setiap tingkah laku dan aktifitas yang di lakukan dalam kesehariannya. Kesadaran sangatlah penting dalam menunjang kehidupan yang bertaraf lebih baik dan unggul, sehingga kesadaran dapat mencerminkan jati diri dari setiap masing-masing individu. Seperti parkir liar di UIN yang disebabkan oleh kurangnya kesadaran. Kurangnya kesadaran sendiri di sebabkan oleh ketidak tahuan mengena etika dan moral dalam berkendara. Sesuai dengan yang di ungkapkan oleh Dimas Wibisono mengenai etika dalam bekendara sebagai berikut:

“Etika Berkendara : adalah bagaimana cara manusia mengemudi

atau menjalankan kendaraan dengan benar. Namun, pada jalanan, mematuhi segala aturan rambu lalu lintas yang berlaku, tidak menyalip dari sebelah kiri, tidak kebut-kebutan, tidak putar balik pada area yang dilarang. Karena, bersikap disiplin saat berkendara adalah modal utama untuk keselamatan diri sendiri

dan pengguna jalan lain....”39

37 Khalid Yogi,

http://news.wedding.my.id/go/view/52496/taman-balekambang-kekurangan-lahan-parkir.html, di akses 1 Desember 2015 38 Ibid.

(19)

Rendahnya kesadaran juga dapat disebabkan oleh ketidak patuhan individu terhadap peraturan yang sudah ada. Berikut ini merupakan aturan parkir yang ada di Yogayakarta peraturan daerah Nomor 18 Tahun 2009 mengenai Tata Tertib Parkir, Pasal 20 (Setiap pengguna jasa tempat parkir wajib) :

a. mematuhi semua tanda-tanda parkir dan atau petunjuk yang ada, berupa: rambu, marka atau tanda lain;

b. meminta karcis parkir resmi sebagai tanda bukti pada saat akan parkir;

c. menunjukkan dan membayar retribusi parkir kepada juru parkir atau pengelola parkir pada saat akan meninggalkan parkir.40

c. Keamanan Rendah

Keamanan yang tidak di jaga menyebabkan marak terjadinya parkir liar di UIN Sunan Kalijaga. Keamanan yang rendah bisa juga di sebabkan oleh kurangnya penjaga parkir yang ditugaskan. Seperti yang terjadi di KUDUS, penambahan personil penjaga parkir karena untuk memenuhi kebutuhan di lapangan.41Hal lain juga terjadi di Kampus

3 UIN Walisongo, kekurangan lahan serta kurangnya tenaga pengawas menyebabkan banyaknya kendaraan yang terparkir di tempat yang tidak terjangkau dan menyebabkan terjadinya kehilangan kendaraan atau barang yang lain.42

Ketegasan tenaga pengawas terhadap beberapa pelaku parkir liar di UIN Sunan Kalijga dirasa sudah cukup tegas. Namun kenyataannya masih banyak yang melakukan parkir liar. Mungkin pelaku atau kendaraan pelaku harus diberi sanksi yang tegas. Seperti yang saat ini dilaksanakan di Jakarta dan Palembang. Bagi para pelaku parkir liar dikenakan sanksi yaitu dengan menggembok roda kendaraan setelah diberikan waktu selama 15 menit, namun si empunya tidak juga memindahkan kendaraannya. Hal tersebut telah dituangkan kedalam perda Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Angkutan Jalan, Kereta Api, Sungai Dan Danau serta Penyeberangan, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan serta Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan. Dalam penggembokan mobil yang diparkir liar, apabila dalam jangka waktu yang telah ditentukan yaitu 10 sampai 30

40analisis teori aturan parkir

perda-no-18-th-2009-kota-yogyakarta-http://sintilandasparkir.files.wordpress.com201502perda-no-18-th-2009-kota-yogyakarta.pdf, diakses 1 Desember 2015

41http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/tenaga-parkir-akan-ditambah/, diakses 1

Desember 2015

(20)

menit, kunci tidak kunjung diambil di kantor Dishub, maka aparat akan menderek mobil yang di parkir liar. Biaya derek sepenuhnya akan dilimpahkan kepada pemilik kendaraan dengan kisaran Rp 50.000 ribu hingga Rp 75.000 ribu.43

d. Kebijakan

Seyogyanya dengan adanya kebijakan dapat meminimalisir dan mencegah terjadinya parkir liar yang saat ini terjadi di UIN Sunan Kalijaga. Namun kebijakan yang ada hanya sekedar formalitas saja, karena kenyataan di lapangan menyatakan nihil mengenai kebijakan tersebut. Banyak dari mahasiswa tidak mengetahui mengenai aturan parkir yang telah ditetapkan. Seperti kebijakan di UGM, dimana kebijakan mengenai berkendara di tetapkan dan tertulis di dalam surat pernyataan persayaratan menjadi mahasiswa UGM dalam mematuhi aturan yang ada di kampus.44

43Manajemen Lalu Lintas/ Pengendalian Parkir,

(21)

PENUTUP

Dari pembahasan tentang Faktor-Faktor Penyebab Parkir Liar di UIN Sunan Kalijaga dapat diambil kesimpulanya yaitu:

1. Kurangnya lahan: kurangnya lahan disebabkan oleh dua faktor yaitu pertama, jumlah atau/ volume kendaraan. hal ini terjadi karena Jumlah kendaraan yang ada di kampus UIN Sunan Kalijaga setiap tahunnya meningkat secara drastis. kedua, Area Parkir. parkir terpadu pada kenyataannya sangat tidak mencukupi untuk menampung sekian banyak kendaraan yang ada. jadi faktor-faktor parkir liar di UIN di sebabkan oleh kurangnya lahan parkir, kekurangan lahan parkir tidak lain karena banyaknya mahasiswa di UIN yang membawa kendaraan pribadi dan desain pertama pembangunan gedung kuliah ini tidak di peruntukkan bagi mahasiwa dengan kuota lebih dari 15.000ribu mahasiswa. Sehingga apabila pada kenyataannya lebih dari itu maka menjadi masalah yang sulit di atasi.

2. Rendahnya Kesadaran: UIN merupakan kampus yang berlabel islam, seharusnya tinggi akan kesadaran Pengetahuan etika dan moral dalam berkendara, Aturan parkir, serta menjadi Individu atau subjek yang memahami akan perparkiran. Namun pada kenyataannya, kesadaran yang dimiliki setiap individu untuk tidak memarkirkan kendaraan pada sembarang tempat itu jarang dimiliki, bahkan banyak juga di kalangan dosen yang notabennya layak disebut orang yang berpendidikan tinggi dan bermoral tapi tetap saja melanggar dan bahkan terang-terangan mengakui kesadaran dirinya memang rendah.

3. Keamanan Rendah: area parkir di UIN Sunan Kalijaga masih kekurangan tenaga pengawas atau penjaga parkir, sehingga pengamanan kendaraan yang parkir diarea kampus tidak berjalan dengan semestinya. Selain itu, ketidak tegasan tenaga pengawas / keamanan mengakibatkan para pelaku tidak mendapat efek jera terhadap apa yang mereka lakukan.

(22)

Daftar Pustaka

Ari, byung, Tinjauan hukum islam terhadap tanggung jawab pengelola jasa perparkiran (studi pelaksanaan perda yogyakarta NO. 18 Tahun 2009 tentang penyelenggaraan perarkiran), Yogyakarta: skripsi fakultas syari’ah hukum, UIN Sunan kalijaga, 2010.

Herdiansyah, Haris. Metode Penenlitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta selatan: Selemba Humanika, 2010.

Restu, kartika widi. Asas metodologi penelitian sebuah pengenalan dan panutan langkah demi langkah pelaksanaan penelitian. Yogyakarta: Graha ilmu, 2010.

Samsuri, nuruddin. Tinjauan hukum islam terhadap penanggung risiko kehilangan kendaraan ditempat parkir (studi kusus dibeberapa tempat parkir kota Yogyakarta). Yogyakarta: skripsi fakultas syari’ah Hukum, UIN Sunan kalijaga, 2014 2015

Saputra, Uhar Suhar. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan. Bandung: PT Refika Aditama, 2012.

Sugita I Nyoman. Kajian Kelayakan Finansial Pembangunan Gedung Parkir Universitas Udaya di Jalan Sudirman Denpasar. Program Magister Studi Tehnik Sipil : Tesis Online, 2011.

Tejowuyono, notohadiprawiro, Kemampuan dan Kesesuaian Lahan : Pengertian dan Penetapannya, Jurnalonline:hal.

Umi Hanifah, Aplikasi Peraturan Daerah No 19 Tahun 2002, Yogyakarta: Skripsi, Fakultas Syari’ah, UIN Sunan Kalijaga, 2009

Undang-Undang Nomor 2/2002 Tntang Kepolisian Negara RI Pasal 1 ayat (1).

Undang-Undang Nomor 22, tentang lalulintas dan angkutan jalan, pasal 1 ayat (7, 8, dan 9), 2009.

Wahyudi, agus imam, Pemberdayaan difabel dalam rangka pemberian pengetahuan dan penelitian keterampilan (studi di yayasan mandiri craft, sewon, cabean, bantul, Yogyakarta), Yogyakarta: skripsi fakultas dakwah dan komunikasi, UIN Sunan kalijaga, 2014.

Wiratha, I made. Pedoman Penulisan Usulan Penenlitian Skripsi dan Tesis. Yogyakarta: CV Andi Offset, 2006.

http:// digilib.uinsby.ac.id/1461/6/Bab%/2013.pdf.

http://id.wikipedia.org/wiki/Parkir.

http://id.wikipedia.org/wiki/Subjek-Penelitian.

(23)

http://repository.upi.edu/2060/6/S_PEA_0806567_CHAPTER3.pdf

http://solider.or.id/2013/05/16/uin-sunan-kalijaga-perguruan-tinggi-inklusi-di-yogyakarta-dan-sosok-yang-berjasa-terhadap.

http://www.artikata.com/arti-106736.html.

Referensi

Dokumen terkait

a. Masyarakat memerlukan perlindungan terhadap perbuatan anti sosial yang merugikan dan membahayakan masyarakat. Bertolak dari aspek ini maka wajar apabila penegakan hukum

Pada tugas akhir ini, akan dibangun suatu sistem yang merupakan implementasi dari metode AntShrink yang diterapkan untuk melakukan proses denoising suatu

Sproket berfungsi untuk mentransfer daya yang berupa putaran dari sebuah poros ke poros berikutnya dengan transmisi rantai rol.Sproket dibuat dari baja karbon

Komunitas yang memiliki nilai rating tinggi juga tidak menjamin untuk dijadikan rekomendasi karena rekomendasi yang dihasilkan untuk masing-masing

Nilai parameter yang ditunjukan persamaan tersebut dapat dibaca sebagai jika di suatu kabupaten/kota terjadi peningkatan alokasi tenaga kerja pada sektor yang lebih

Telepon, sampai cocok, untuk pengisian klem pada primer maupun pada sekunder, jika user ingat dengan klem yang sudah dipakai dapat langsung diisi, jika lupa pada kolom tersebut

[r]

Faktor eksternal bisa berasal dari aspek ekonomi misalnya pendapatan atau gaji tidak mencukupi kebutuhan, aspek politis misalnya instabilitas politik, kepentingan politis,