• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gaguk Suhardjito – Rencana Umum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Gaguk Suhardjito – Rencana Umum"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

T

T

E

E

N

N

T

T

A

A

N

N

G

G

R

R

E

E

N

N

C

C

A

A

N

N

A

A

U

U

M

M

U

U

M

M

G

G

a

a

g

g

u

u

k

k

S

S

u

u

h

h

a

a

r

r

d

d

j

j

i

i

t

t

o

o

gsuhardjito@yahoo.com

d

d

i

i

g

g

i

i

t

t

@

@

l

l

h

h

a

a

n

n

d

d

o

o

u

u

t

t

l

(2)

F

F

aktor yang berpengaruh thd Rencana Umum sebuah kapal antara lain :

• Untuk kapal kargo harus bisa dipastikan bahwa muatan yang direncanakan harus dimuat dengan biaya semurah mungkin didalam ruang muat yang didesain, juga harus bisa dipastikan muatan dalam keadaan yang baik ditempat tujuan dan dengan methode bongkar muat yang cepat dan ekonomis.

• Untuk kapal penumpang, cabin, ruang publik dan pelayanan kepada penumpang harus menunjang kenyamanan penumpang selama dalam perjalanan sehingga memungkinkan para penumpang akan menggunakan kapal yang sama pada kesempatan yang akan datang

• Untuk kapal service harus dipastikan bahwa kapal mampu melaksanakan tugas servicenya secara efisien

Desain General Arrangement harus mempertimbangkan kesesuaian dengan rencana garis yang telah dikembangkan, kesesuaian terhadap DWT, kapasitas dan kecepatan yang dibutuhkan.

General Arrangement digunakan untuk beberapa kegunaan, tidak hanya sekedar menunjukan jenis kapal dan featurenya , Galangan kapal juga menggunakan untuk membuat kalkulasi awal biaya pembangunan kapal serta sebagai dasar untuk membuat detail drawing.

Kapal-kapal modern dengan bebrapa perkecualian seperti kapal ikan, kapal tunda dsbnya. Dibangun tanpa sheer, untuk menjamin kebutuhan freeboard yang disyaratkan oleh regulasi, kompensasi bisa dilakukan dengan menambah tinggi geladak pada tengah kapal, kebutuhan freeboard yang lebih tinggi bisa dilakukan dengan menambah tinggi poop deck dan atau forecastle deck.

Tinggi geladak accomodasi tidak boleh kurang dari 2,4 meter untuk memastikan kecukupan head room untuk ABK atau penumpang setelah dikurangi tinggi beam serta kabel dan pipa ventilasi dll.

Geladak akomodasi sebaiknya dibangun tanpa camber untuk memudahkan pemasangan furniture, blok akomodasi sedapat mungkin dibangun dengan dinding yang lurus tanpa kurvature.

Pada sisi Poop deck harus terdapat ruang terbuka sebagai tempat berjalan dengan lebar 800 hingga 1000 mm ditambah 300 hingga 400 mm untuk penyimpanan tangga akomodasi.

(3)
(4)

P

P

E

E

M

M

B

B

A

A

G

G

I

I

A

A

N

N

L

L

A

A

M

M

B

B

U

U

N

N

G

G

K

K

A

A

P

P

A

A

L

L

Lambung kapal dibagi secara melintang oleh sekat-sekat.

• Sekat tubrukan (Collision Bulkhead) pada stem(linggi haluan) berjarak (0,05 – 0,08) LBP dari FP, untuk kapal penumpang berjarak 0,05 LBP + 3,5 meter, sekat tubrukan harus menerus hingga main deck lebih lanjut hingga ke Fore castle deck, bukaan yang terdapat pada sekat antara main deck dan fore castle deck harus ditutup dengan pintu kedap air.

• Propeller post pada stern –ujung belakang dari bagian lambung bawah air- harus memberikan aliran air yang baik untuk propeller, Posisi propeller post yang sesuai berjarak antara 0,035 hingga 0,040 LBP didepan AP, pada bagian ini seringkali dibuat stern bulb untuk meningkatkan kinerja propelleratau bahkan bentuk stern asimetri.

• Sekat tabung poros (Stern tube bulkhead) sekat bagian belakang ruang mesin paling kurang harus berjarak 3 jarak gading dari ujung stern tube, sekat ini haris menerus hingga poop deck

• Sekat depan kamar mesin dilokasikan sejauh mungkin kebelakang untuk memberi kapasitas ruang muat yang lebih besar, pada umumnya lokasi sekat depan kamar mesin berjarak 17% hingga 22% didepan AP, lokais sekat ini pada satu sisi tergantung dari panjang mesin pada sisi lain tergantung pada fullness (kegemukan) kapal, kapal-kapal high blok(gemuk) memberikan ruang yang lebih besar pada lantainya dibanding dengan kapal langsing.

• Sekat ruang muat , jumlah sekat pada ruang muat tergantung pada tuntutan keamanan atau pemisahan muatan. Jumlah minimum sekat ruang muat termasuk sekat tubrukan, Stern tube bulkhead, sekat depan kamar mesin untuk

• Panjang kapal 65 meter diperlukan 3 sekat (tidak diperlukan tambahan sekat di Ruang muat)

• Panjang kapal 85 meter diperlukan 4 sekat (satu tambahan sekat pada ruang muat) selanjutnay untuk setiap penambahan panjang 20 meter diperlukan tambahan sekat 1 (satu) buah

• Untuk tanker, menurut BKI/GL jarak antar sekat tangki tidal lebih dari 0,1 LBP dan tidak boleh kurang dari 15 meter.

(5)

paling tidak adalah 0,75 meter, untuk Tanker tinggi double bottom yang disyaratkan rule adalah h = B/15 namun harus tidak kurang dari 1 meter dan tidak lebih dari 3 meter. Pada kamar mesin, tinggi double bottom disesuaikan dengan dengan kebutuhan tinggi fondasi mesin, pada umumnya lebih tinggi dibanding double bottom yang ada di ruang muat.

• Penggunaan Double Bottom, Ruang double bottom bisa digunakan untuk air tawar, ballast, bahan bakar dan waste oli tetapi tidak untuk air minum, Minyak pelumas hanya dapat disimpan di double bottom bila kapal memiliki separator (purifier) untuk menghindari kontaminasi air laut dan atau kotoran lainnya. Semua tangki ballast harus bersih, tidak bisa digunakan untuk untuk bahan bakar atau minyak pelumas, antara tangki minyak dan tangki air harus dipisahkan oleh koferdam untuk menghidari kontaminasi akibat kebocoran, Peak tanks (tangki ujung) depan dan belakang hanya digunakan sebagai tangki ballast dan tangki trim.

(6)

cargo yang diinginkan, tinggi minimum hatch sekitar 1,1 meter, panjang hatch (lubang palka), panjang ruang penyimpanan hatch cover (penutup palka), gang (walkways) dari sisi kiri kapal (port side) ke sisi kanan kapal (starboard side), dan panjang rumah geladak (deck house) harus didesain secara layak/sesuai.

• Lebar geladak (deck) pada ujung-ujung kapal, Fore castle deck harus memiliki lebar yang cukup untuk instalasi windlass dan mesin-mesin/peralatan lainnya yang berhubungan dengan mooring (penambatan) dan anchoring (jangkar), kebutuhan lebar fore castle akan tercukupi bila gading (frame) 5% LBP dibelakang Fpmemiliki lebar pada fore castle selebar (0,5 hingga 0,6) Bmld. Poop deck akan memiliki lebar yang cukup bila pada ujung belakang geladak memiliki lebar (80% hingga 95%) Bmld.

• Jarak Gading (Frame spacing), BKI 1996 vol II, jarak gading normal/main frame (ao) untuk daerah 0,1 dari sekat tubrukan dan sekat buritan, untuk LBP < 100 m adalah

(7)

B

B

L

L

O

O

K

K

A

A

K

K

O

O

M

M

O

O

D

D

A

A

S

S

I

I

P

P

ada saat kita mendesain blok akomodasi kapal cargo hal utama yang harus diperhatikan adalah jumlah geladak dimana blok akomodasi berada, pertimbangannya adalah adanya visibilitas dari wheelhouse ke forecastle deck dan atau melampaui hambatan maximum visibilitas yang diakibatkan oleh kontainer.

J

J

U

U

M

M

L

L

A

A

H

H

A

A

B

B

K

K

/

/

N

N

U

U

M

M

B

B

E

E

R

R

O

O

F

F

C

C

R

R

E

E

W

W

Jumlah dan komposisi ABK akan tergantung dari

ƒ Ukuran Kapal (BRT)

ƒ Type Kapal (Tanker, dry Cargo, Passanger Ship etc.)

ƒ Tingkat otomatisasi Mesin Penggerak

ƒ Radius dan wilayah pelayaran

Kapal Eropa pada umumnya memiliki 22-24 ABK

Kapal Asia di Perairan Internasional memiliki 28-36 ABK

Kapal penyusur pantai (Coaster) memiliki ABK yang lebih kecil

Komposisi ABK/Crew

ƒ Deck crew

ƒ Engine crew

(8)

Social order on Board of Ships (Dr.Ing. Hans W. Schlott) 4. Boatswain Chief Cook, Chief Steward Carpenter

Crew

5. Quarter master Ass. Cook, Steward Pumpman Seaman Boys Cleaner

Fireman

CARA LAIN MENGHITUNG KEBUTUHAN ABK

Jumlah ABK yang direncanakan harus kurang dari atau sama dengan hasil dari persamaan berikut:

CONTOH SUSUNAN ABK ADALAH SEBAGAI BERIKUT:

(9)

• Bintara

Cabin harus diletakkan di atas garis air muat di tengah / di belakang kapal. Direncakan ruang tidur :

• Semua kabin ABK terletak pada dinding luar sehingga mendapat cahaya matahari.

• Bridge deck terdapat ruang tidur Captain dan Radio Operator.

• Boat deck terdapat ruang tidur Chief Officer, Chief Engineer dan Dokter.

• Poop deck terdapat ruang tidur Second Officer, Second Engineer dan Electrician dan Quarter Master.

• Main deck terdapat ruang tidur Chief Cook, Assistant Cook, Oiler, Fireman, Boatswain, Seaman, Steward dan Boys.

(10)

• Luas lantai untuk ruangan tidur tidak boleh kurang dari 2,78 m2 untuk kapal di atas 3000 BRT.

• Tinggi ruangan dalam keadaan bebas minimum 190 m.

PERABOT DALAM RUANG TIDUR:

• Ruang tidur kapten:

Tempat tidur single bad, lemari pakaian, sofa, meja tulis dengan kursi putar, TV, kamar mandi, bathtub, shower, wash basin dan WC.

• Ruang tidur perwira:

Tempat tidur single bad, lemari pakaian, sofa, meja tulis dengan kursi putar, kamar mandi, shower, wash basin dan WC.

• Ruang tidur Bintara:

Tempat tidur minimal single bad untuk satu orang, maksimal tempat tidur susun untuk dua orang, lemari pakaian, meja tulis dengan kursi putar.

UKURAN PERABOT

• Tempat tidur

Ukuran tempat tidur minimal 190 x 68 cm. Syarat untuk tempat tidur bersusun:

Tempat tidur yang bawah berjarak 40 cm dari lantai. Jarak antara tempat tidur bawah dan atas 60 cm. Jarak antara tempat tidur dan langi-langit 60 cm. Jarak antar deck diambil 240 cm.

• Lemari pakaian, ukuran lemari pakaian bervariasi misalnya, 60 x 60 x 60 cm

(11)

R

R

U

U

A

A

N

N

G

G

M

M

A

A

K

K

A

A

N

N

(

(

M

M

E

E

S

S

S

S

R

R

O

O

O

O

M

M

)

)

• Harus cukup menampung seluruh ABK.

• Untuk kapal yang lebih dari 1000 BRT harus tersedia ruang makan yang terpisah untuk perwira dan bintara.

• Letak ruang makan sebaiknya dekat dengan pantry dan galley ( dapur ).

S

S

A

A

N

N

I

I

T

T

A

A

R

R

Y

Y

A

A

C

C

C

C

O

O

M

M

O

O

D

D

A

A

T

T

I

I

O

O

N

N

• Jumlah WC minimum untuk kapal lebih dari 3000 BRT adalah 6 buah.

• Untuk kapal dengan radio operator terpisah maka harus tersedia fasilitas sanitary di tempat itu.

• Toilet dan shower untuk deck departement, catering departement harus disediakan terpisah.

• Fasilitas sanitari minimum:

1 Bath tub atau shower untuk 8 orang atau kurang. 1 WC untuk 8 orang atau kurang.

(12)

H

H

O

O

S

S

P

P

I

I

T

T

A

A

L

L

A

A

C

C

C

C

O

O

M

M

O

O

D

D

A

A

T

T

I

I

O

O

N

N

Sesuai dengan persyaratan bahwa untuk kapal yang berlayar lebih dari 3 hari dengan ABK lebih dari 15 orang harus dilengkapi dengan hospital accomodation, yang dilengkapi obat-obatan, wash basin, toilet serta shower.

Harus tersedia tempat tidur minimal 1 buah dan maksimal 6 buah.

K

K

A

A

N

N

T

T

O

O

R

R

(

(

S

S

H

H

I

I

P

P

O

O

F

F

F

F

I

I

C

C

E

E

)

)

(13)

D

D

R

R

Y

Y

P

P

R

R

O

O

V

V

I

I

S

S

I

I

O

O

N

N

A

A

N

N

D

D

C

C

O

O

L

L

D

D

S

S

T

T

O

O

R

R

A

A

G

G

E

E

R

R

O

O

O

O

M

M

Dry Provision Room

Dry provision berfungsi untuk menyimpan bahan bentuk curah yang tidak memerlukan pendinginan dan harus dekat dengan galley dan pantry.

Cold Storage Room

Untuk bahan yang memerlukan pendinginan agar bahan-bahan tersebut tetap segar dan baik selama pelayaran.

Temperatur ruang pendingin dijaga terus dengan ketentuan Untuk meyimpan daging suhu maksimum adalah -22o C. Untuk menyimpan sayuran suhu maksimum adalah -12o C.

(14)

D

D

A

A

P

P

U

U

R

R

(

(

G

G

A

A

L

L

L

L

E

E

Y

Y

)

)

Letaknya berdekatan dengan ruang makan, cold dan dry store. Luas lantai 0,5 m2 / ABK.

Harus dilengkapi dengan exhaust fan dan ventilasi untuk menghisap debu dan asap.

Harus terhindar dari asap dan debu serta tidak ada opening antara galley dengan sleeping room.

R

R

U

U

A

A

N

N

G

G

N

N

A

A

V

V

I

I

G

G

A

A

S

S

I

I

(

(

N

N

A

A

V

V

I

I

G

G

A

A

T

T

I

I

O

O

N

N

R

R

O

O

O

O

M

M

)

)

Ruang Kemudi ( Wheel House )

Terletak pada deck yang paling tinggi sehingga pandangan ke depan dan ke samping tidak teralang ( visibility 360o ).

Flying wheel house lebarnya dilebihkan 0,5 meter dari lebar kapal, untuk mempermudah waktu berlabuh.

(15)

Gambar jarak pandang dari wheel house

Ruang Peta ( Cart Room )

Terletak di dalam ruang wheel house. Ukuran ruang peta 2,4 m x 2,4 m. Ukuran meja peta 1,8 m x 11,2 m.

Antara ruang peta dan wheel house bisa langsung berhubungan sehingga perlu dilengkapi jendela atau tirai yang dapat menghubungkan keduanya.

Ruang Radio ( Radio Room

)

Diletakan setinggi mungkin di ata kapal dan harus terlindungi dari air dan gangguan suara.

Ruang ini harus terpisah dari kegiatan lain.

(16)

B

B

A

A

T

T

T

T

E

E

R

R

Y

Y

R

R

O

O

O

O

M

M

.

.

Adalah tempat untuk menyimpan Emergency Sourse of Electrical Power (ESEP)

Terletak di tempat yang jauh dari pusat kegiatan karena suara bising akan mengganggu.

Harus mampu mensupply kebutuhan listrik minimal 3 jam pada saat darurat.

Instalasi ini masih bekerja jika kapal miring sampai 22,5o atau kapal mengalami trim 10o.

Untuk peraturan ESEP lihat SOLAS Chapter II-1 PART D.

(SHIP DESIGN AND CONSTRUCTION 1980) .

P

P

E

E

R

R

H

H

I

I

T

T

U

U

N

N

G

G

A

A

N

N

-

-

P

P

E

E

R

R

H

H

I

I

T

T

U

U

N

N

G

G

A

A

N

N

PERHITUNGAN BHP MESIN METHODE A.J. van LAPP

Lihat lampiran

(17)

P

P

E

E

R

R

H

H

I

I

T

T

U

U

N

N

G

G

A

A

N

N

C

C

O

O

N

N

S

S

U

U

M

M

A

A

B

B

L

L

E

E

S

S

1.

Berat Bahan Bakar Mesin Induk

Wfo = BHPme . bme . S/Vs . 10-6 . C ( ton )

Dimana: BHPme = Bhp mesin induk ( katalog mesin ) kW

bme = spesifik konsumsi bahan bakar mesin induk

( 171 g/kWh ) S = jarak pelayaran ( mil )

Vs = kecepatan dinas ( knot ) C = koreksi cadangan ( 1,3 – 1,5 )

Menentukan volume bahan bakar mesin induk:

V ( Wfo ) = Wfo/ρ ( m3 ) dimana: ρ = 0,95 ton/m3

Volume bahan bakar mesin induk ada penambahan karena: Double bottom ( 2 % )

Ekspansi karena panas ( 2 % )

2. Berat Bahan Bakar Mesin Bantu ( Wfb )

Wfb = ( 0,1 – 0,2 ) Wfo ( ton )

Menentukan bahan bakar mesin bantu ( Vfb ):

Vfb = Wfb / ρ diesel ( m3 ) dimana: : ρ = 0,95 ton/m3

Volume tangki bahan bakar mesin bantu ada penambahan sebesar 4 % Vfb.

3. Berat Minyak Pelumas ( W

lo

)

Wlo = BHPme . blo . S/Vs . 10-6 . ( 1,3 – 1,5 ) ( ton )

Dimana: blo = 1,2 – 1,6

Menentukan volume minyak pelumas ( lubricating oil ):

Vlo = Wlo / ρ ( m3 ) dimana: ρ = 0,90 ton/m3

(18)

4. Berat Air Tawar ( W

fw

)

Terdiri dari peralatan di gudang: Cat

Peralatan reparasi kecil yang dapat diatasi oleh ABK Peralatan lain yang diperlukan dalam pelayaran

(19)

P

P

E

E

R

R

H

H

I

I

T

T

U

U

N

N

G

G

A

A

N

N

V

V

O

O

L

L

U

U

M

M

E

E

T

T

A

A

N

N

G

G

K

K

I

I

-

-

T

T

A

A

N

N

G

G

K

K

I

I

Tangki-Tangki Consumable

Misalnya: tangki bahan bakar ( fuel oil tank ), tangki minyak pelumas ( lubricating oil tank ), tangki air tawar ( fresh water tank ).

Khusus untuk tangki air tawar biasanya terletak pada tangki ceruk buritan (after peak tank ). Perhitungan volume tangki-tangki di atas disesuaikan dengan letak tangki –tangki yang telah direncanakan (terletak pada frame berapa sampai berapa).

Tangki-Tangki Ballast

Tangki-tangki ballast biasanya terletak di bawah ruang muat ( pada double bottom )

Tangki Ceruk Haluan ( Fore Peak Tank )

Perhitungan volume tangki-ceruk haluan disesuaikan dengan letak tangki yang telah direncanakan ( terletak pada frame berapa sampai berapa ). Volume total dari tangki ceruk haluan sama dengan volume tangki ceruk haluan dikurangi volume dari kotak rantai jangkar ( chain locker ).

Perhitungannya dilakukan dengan menggunakan metode Simpson.

Tangki Slop ( Slop Tank )

Kapal oil tanker dengan BRT lebih besar dari 1500 BRT harus mempunyai slop tank dengan kapasitas 3 % dari kapasitas ruang muatnya.

Perhitungan volume ruangan ada penambahan sebesar kurang lebih 2 % karena adanya internal struktur.

L

L

A

A

M

M

P

P

U

U

D

D

A

A

N

N

P

P

E

E

R

R

L

L

E

E

N

N

G

G

K

K

A

A

P

P

A

A

N

N

N

N

A

A

V

V

I

I

G

G

A

A

S

S

I

I

Lampu navigasi adalah lampu yang harus menyala pada saat pelayaran di malam hari sedangkan lampu signal menyala pada malam hari bila dibutuhkan seperti lampu jangkar. Untuk kapal barang harus tersedia lampu jangkar haluan untuk pelayaran samudera dan sungai dan lampu jangkar buritan apabila kapal berlayar disungai.

(20)

JENIS LAMPU NAVIGASI

• Mast head and range light.

• Side light.

• Stern light.

• Anchor light.

• Not under command light.

• Special lamp pada kapal seperti towing vessel, dred gees, cabel ship, under water survey ships, pilot vessel, dan fishing vessel.

LAMPU TIANG AGUNG (MAST HEAD LIGHT)

Kapal yang memiliki dua tiang agung dilengkapi dua lampu tiang agung berwarna putih dengan sudut pancar 225o pada bidang horisontal. Tinggi lampu pada tiang bagian depan, terpendek 6 m dan tertinggi 12 m dan pada lampu tiang dibelakang berada 4.5m lebih tinggi dari lampu tiang depan, dan berjarak horizontal antara kedua lampu, terpendek L/2 dan terpanjang 100 m. Bila kapal hanya memiliki satu tiang agung maka satu lampu diletakkan di atas rumah geladak paling atas, dapat dilihat pada jarak 2 mil. Jarak horisontal antara kedua lampu sedikit-dikitnya 3 kali jarak vertikal kedua lampu tiang.

LAMPU SAMPING (SIDE LIGHT)

Lampu dipasang pada kanan dan kiri rumah geladak dan berada ¾ dari tinggi lampu tiang agung yang terdepan dan berwama hijau untuk lampu sebelah kanan dan merah pada lampu sebelah kiri, dan bersudut 112.5o dari sisi lambung dalam bidang

(21)

LAMPU BURITAN (STERN LIGHT)

Lampu dipasang diburitan kapal tanpa ketentuan tingginya dan berwarna putih bersudut 135o terhadap bidang horisontal.

Warna : Putih Jumlah : 1 buah

Visibilitas : 3 mil ( minimal ) Sudut sinar : 135o horisontal Tinggi : 3,5 meter Letak : Buritan

LAMPU JANGKAR (ANCHOR LIGHT)

(22)

Setiap kapal dengan L > 150 ft pada saat lego jangkar harus

LAMPU DILUAR KENDALI (NOT UNDER COMMAND).

Lampu diluar komando (not undercommand) berwarna merah terdiri dari dua lampu yang diletakkan dalam satu garis vertikal berjarak satu terhadap yang lain sejarak 1.8m dan dapat dilihat disemua keliling horisontal berjarak sedikit-dikitnya 2 mil dan instalasinya dapat portable atau permanen.

LAMPU KHUSUS (SPECIAL LIGHT)

dipasang pada kapal-kapal khusus dan diletakkan pada tiang navigasi dan biasanya lampu berwama putih jumlahnya lebih dari satu. Untuk lampu pada kapal tunda pada saat menarik kapal harus tersedia dua lampu yang dipasang satu vertikal dengan lampu tiang dan berjarak satu sama lain tidak kurang 1.8m bersudut 225o instalasinya kadang-kadang portable.

MORSE LIGHT

Warna : Putih Sudut sinar : 360o horisontal

(23)

TANDA SUARA

Tanda suara ini dilakukan pada saat kapal melakukan manouver di pelabuhan dan dalam keadaan berkabut atau visibilitas terbatas. Setiap kapal dengan panjang lebih dari 12 meter harus dilengkapi dengan bel dan pluit.

PENGUKUR KEDALAMAN ( DEPTH SOUNDER GEAR )

Setiap kapal dengan BRT di atas 500 gross ton dan melakukan pelayaran internasional harus dilengkapi dengan pengukur kedalaman yang diletakkan di anjungan atau ruang peta.

COMPASS

Setiap kapal dengan BRT di atas 1600 gross ton harus dilengkapi dengan gyro compass yang terletak di compass deck dan magnetic compass yang terletak di wheel house.

(24)

RADIO DIRECTION FINDER DAN RADAR

Setiap kapal dengan BRT 1600 gross ton harus dilengkapi dengan direction finder dan radar yang masing-masing terletak di ruang peta dan wheel house. Fungsi utama dari radio direction finder adalah untuk menentukan posisi kapal sedangkan radar berfungsi untuk menghindari tubrukan.

P

P

I

I

N

N

T

T

U

U

,

,

J

J

E

E

N

N

D

D

E

E

L

L

A

A

D

D

A

A

N

N

T

T

A

A

N

N

G

G

G

G

A

A

PINTU

A. Pintu Baja Kedap Cuaca ( Ship Steel Water tight Door )

Digunakan sebagai pintu luar yang berhubungan langsung dengan cuaca bebas.

(25)

B. Pintu Dalam

Tinggi : 1800 mm Lebar : 750 mm Tinggi ambang : 200 mm

C. Lorong

Lorong harus dipastikan mudah untuk dilewati lebar minimum lorong 80 cm

JENDELA

Jendela bundar tidak dapat dibuka ( menurut DIN ISO 1751 ), direncanakan menggunakan jendela bundar type A dengan ukuran d = 400 mm.

Jendela empat persegi panjang, direncanakan:

1. Panjang ( W1 ) = 400 mm Tinggi ( h1 ) = 560 mm Radius ( r1 ) = 50 mm Tinggi ( h1 ) = 800 mm 2. Panjang ( W1 ) = 500 mm Tinggi ( h1 ) = 800 mm Radius ( r1 ) = 100 mm

Untuk wheel house

Berdasarkan simposium on the design of ships budges:

(26)

TANGGA / LADDER

A. Accomodation Ladder

Accomodation ladder diletakkan menghadap ke belakang kapal. Sedangkan untuk menyimpannya diletakkan di poop deck ( diletakkan segaris dengan railing / miring ). Sudut kemiringan diambil 45o.

LWT = Displ – DWT

Sarat kapal kosong ( TE ) = LWT / ( Lpp x B x Cb x 1,004 x 1,025 )

Karena tangga akomodasi diletakkan di poop deck: a = ( H + 2,4 ) - TE

Jadi:

Panjang tangga akomodasi ( L ) = a / sin 45o Dimensi tangga akomodasi: ( direncanakan )

Width of ladder = 600 s/d 800 mm Height of handrail = 1000 mm The handrail = 1500 mm

Step space = 200 s/d 350 mm

STEEL DECK LADDER

Digunakan untuk menghubungkan deck satu dengan deck lainnya., Nominal size = 700 mm

Lebar = 700 mm Sudut kemiringan = 450

(27)

SHIP STEEL VERTICAL LADDER

Digunakan untuk tangga pada escape gang, tangga main hole dan digunakan untuk tangga menuju ke top deck, direncanakan:

Lebar tangga = 350 mm

Interval treads = 300 s/d 340 mm Jarak dari dinding = 150 mm

P

P

E

E

R

R

L

L

E

E

N

N

G

G

K

K

A

A

P

P

A

A

N

N

K

K

A

A

P

P

A

A

L

L

1. Perhitungan Alat Bongkar Muat

(28)

A. Perhitungan Pipa dan Pompa Bongkar Muat

Volume ruang muat effective = sesuai yag direncanakan Berat jenis muatan ( γ ) = 0,865 ton/m3

Waktu bongkar muat = direncanakan misalnya 10 s/d 12 jam

Kapasitas Pompa

Perhitungan Debet Muatan ( Qe )

Qe = Volume ruang muat / Waktu bongkar muat ( m3 / jam ) - Kecepatan aliran = 2 m/s

- Kapasitas Pompa Bantu ( Qs ) Qs = 25% x Qe (m3 / jam )

Diameter Pipa

Diameter pipa utama ( Main cargo line ) Qe = V x [( π x Db2 )/4 )] x 3600

Tenaga pompa utama ( Main Pump ) N = ( Qe x γ x H )/ ( 3600 x 75 x η) ( kW ) Dimana:

Qe = Debet muatan (m3 / jam )

(29)

η = Efisiensi total pompa ( 0,5 s/d 0,9 )

Sistem pipa ruang muat Oil Tanker

B. Tiang Agung ( Mast )

Jarak jangkauan derrick boom

L = [ ( 0,5 x ( 0,5 x B + 3 ))/sin 60o ] ( m )

Beban yang harus diterima boom ( misalnya direncanakan SWL = 2000 kg ) W = 0,1 x SWL x d ( cm3 )

W = 3,14 ( D4 – d4 ) / ( 32D ) ( cm3 ), dimana: d = 0,96 D Maka harga D dan d dapat diketahui.

Tebal plat = 0,02D ( mm )

Tinggi gooseneck dari upper deck = ( 2,6 – 2,8 ) m

Tinggi topping bracket dari upper deck = ( 0,6 – 0,8 ) L ( m )

C. Derrick Boom

(30)

V = Rated Hoisting speed ( 30 m/min ) Input Of Motor Power ( Ip )

Ip = f x Pe ( HP ) Dimana:

f = 1,05 – 1,1

Dari data di atas dapat diperoleh data sebagai berikt: Type Cargo Winch

Panjang jangkauan batan muat:

L’ = ( 2/3 Panjang Palkah + Jarak Mast ke Sisi Kapal ) ( m ) Panjan batang muat:

L = L’ / cos 45o

Dari beban yang direncanakan ( misal SWL = 8000 kg ), maka diperoleh data sebagai berikut: L1, L2, n, D, d, S, GI, GII.

B. Tiang Agung ( Mask )

W = 0,1 [ ( SWL x L1 ) + ( SWL x L2 ) ] (cm3 )

(31)

C. Winch

Winch Power ( Pe )

Pe = ( W x V ) / ( 75 x 60 ) ( HP ) Dimana:

Pe = Effective Power ( HP ) W = Rated Load ( kg )

V = Rated Hoisting speed ( 40 m/min )

Input Of Motor Power ( Ip ) Ip = f x Pe ( HP )

Dari data di atas dapat diperoleh data sebagai berikt: Type Cargo Winch

(32)

KAPAL KONTAI NER

Kapal pengangkut kontainer dibagi menurut jenis muatannya menjadi : a. Full container ship.

(33)
(34)
(35)
(36)

P

P

E

E

R

R

L

L

E

E

N

N

G

G

K

K

A

A

P

P

A

A

N

N

K

K

E

E

S

S

E

E

L

L

A

A

M

M

A

A

T

T

A

A

N

N

K

K

A

A

P

P

A

A

L

L

Kapal harus dilengkapi dengan perlengkapan keselamatan pelayaran sesuai yang ada.Menurut fungsinya alat keselamatan dibagi tiga, yaitu:

A. Sekoci

Persyaratan sekoci penolong:

Dilengkapi dengan tabung udara yang diletakkan dibawah tempat duduk.

Memiliki kelincahan dan kecepatan untuk menghindar dari tempat kecelakaan.

Cukup kuat dan tidak berubah bentuknya saat mengapung dalam air ketika dimuati ABK beserta perlengkapannya.

Stabilitas dan lambung timbul yang baik.

Mampu diturunkan ke dalam air meskipun kapal dalam kondisi miring 15o.

Perbekalan cukup untuk waktu tertentu.

Dilengkapi dengan peralatan navigasi, seperti kompas radio komunikasi.

(37)

Gambar penurunan sekoci dengan cara berputar 2. Dengan cara gravitasi.

3. Dengan cara menuang.

Gambar penurunan sekoci dengan cara menuang dan cara gravitasi

B. Perlengkapan Apung ( Bouyant Aparatus )

B.1. Pelampung Penolong ( Life Buoy )

Persyaratan pelampung penolong:

Dibuat dari bahan yang ringan ( gabus / semacam plastik ) Berbentuk lingkaran atau tapal kuda.

Harus mampu mengapung dalam air selama 24 jam dengan beban sekurang-kurangnya 14,5 kg besi.

Tahan pada pengaruh munyak, berwarna menyolok dan diberi tali pegangan, keliling pelampung dilengkapi dengan lampu yang menyala secara otomatis serta ditempatkan pada dinding atau pagar yang mudah terlihat dan dijangkau.

(38)

B.2. Baju Penolong ( Life Jacket )

Persyaratan baju penolong:

Mampu mengapung selam 24 jam dengan beban 7,5 kg besi.

Jumlah sesuai banyaknya ABK, berwarna menyolok dan tahan minyak serta dilengkapi dengan pluit.

C. Tanda Bahaya Dengan Signal Atau Radio

Bila berupa signal dapat beruap cahaya, misal lampu menyala, asap, roket, lampu sorot, kaca dsb.

(39)

D. Alat Pemadam Kebakaran

Dalam kapal terdapat alat pemadam kebakaran berupa: Foam ( busa )

2

CO Air laut

Gambar sistem pemadam kebakaran dengan air laut

(40)

J

J

A

A

N

N

G

G

K

K

A

A

R

R

,

,

R

R

A

A

N

N

T

T

A

A

I

I

J

J

A

A

N

N

G

G

K

K

A

A

R

R

D

D

A

A

N

N

T

T

A

A

L

L

I

I

T

T

A

A

M

M

B

B

A

A

T

T

.

.

A. Penentuan Jangkar

Penentuan jangkar berdasarkan peraturan BKI 1996 Vol. III ( tergantung angka Z )

Z = D2/3 + 2.h.B + A/10 Dimana:

D = Displacement kapal B = Lebar kapal

h = fb + h

fb = Lambung timbul ( H – T )

h = Jumlah bangunan atas x tinggi masing-masing bangunan atas tersebut. A = Luas penampang membujur dari bangunan atas di atas garis air pada centre

Line.

Dari angka Z akan diperoleh data-data antara lain: Jumlah jangkar

Akhirnya dapat ditentukan type jangkar

A. Penentuan Rantai Jangkar

(41)

Diameter rantai jangkar Berat rantai

Komposisi dan konstruksi dari rantai jangkar meliputi: Ordinary link

Bahan yang dipakai untuk tali tambat terbuat dari nylon. Adapun ukuran-ukuran yang dipakai berdasarkan BKI 1996 Vol. III melalui angka penunjuk Z didapatkan:

Jumlah tali tambat Panjang tali tambat Beban putus

Berdasrkan tabel normalisasi pada Practical Ship Building yang didasarkan dari Breaking Stress dari BKI 1996 didapatkan:

Keliling tali Diameter tali Perkiraan beban

Perkiraan kekuatan tarik

Keuntungan dari tali nylon untuk tambat:

Tidak rusak oleh air dan sedikit menyerap air.

(42)

A. Penentuan Bollard

Dari Practical Ship Building dapat dipilih type bollard sehingga diketahui: Ukuran bollard

Berat bollard

Jumlah dan diameter baut

B. Penentuan Fair laid

Dari Breaking Stress tali penarik, dapat diambil ukuran fair laid berdasarkan Practical Ship Building.

C. Penentuan Haw se Pipe

(43)

C. Penentuan Chain Locker

Volume chain locker dihitung berdasarkan panjang dan diameter rantai jangkar. Dalam perencanaannya ditambah volume cadangan kurang lebih 20%. Pada chain locker diberi sekat pemisah antara kotak sebelah kanan dan kotak sebelah kiri.

(44)

Gambar chain locker dan hawse pipa

5. Penentuan Tenaga Windlass, Capstan Dan Steering Gear

A. Penentuan Tenaga Windlass

Perhitungan ini berdasarkan pada Practical Ship Building. Gaya tarik cable lifter

Tcl = 2,35 ( Ga + Pa x La ) ( kg ) Dimana:

Ga = berat jangkar ( kg )

Pa = berat tiap rantai jangkar = 0,023 x d2 ( kg/m ) La = panjang rantai jangkar yang menggantung ( m ) Diameter cable lift

Dcl = 0,013 d ( m) Torsi pada cable lifter

τcl = ( Tcl x Dcl )/( 2 x ηcl ) ( kg m ) dimana ηcl = ( 0,9 – 0,92 )

Torsi pada poros motor windlass

(45)

dimana : Dari data di atas dapat ditentukan:

Type windlass

Gaya pada capsta barrel Twb = Pbr/6

Dimana:

Pbr = Tegangan putus dari wire ropes = 17000 kg Momen pada poros capstan barrel

Mr = ( Twb x Dwb )/( 2 x Ia x ηa ) ( kg m ) Daya efektif

(46)

Dari Practical Ship Building dapat ditentukan:

Berdasarkan BKI, luas daun kemudi:

A = [( T x L )/100] / [ 1 + 25 ( B/L )2] ( m2 )

Untuk baling-baling tunggal dengan kemudi balansir:

(47)

Kapasitas mesin kemudi ( power steering year )

Dasarnya adalah gaya dan momen yang bekerja pada mesin tersebut. Gaya normal kemudi ( Pn )

Diameter tongkat kemudi ( Dt ) Menurut BKI:

(48)
(49)

V

V

E

E

N

N

T

T

I

I

L

L

A

A

S

S

I

I

Maksud dan tujuan:

Untuk menjaga udara di dalam ruang muat atau ruang akomodasi dalam kapal selalu segar dan terasa nyaman.

Kerusakan dan pembusukan muatan oleh besarnya kelembaban dapat diperkecil.

Dv = √ ( Vrm x n x n1/900 x π x v x n2 )

Dimana:

Vrm = Volume ruang muat ( m3 )

v = kecepatan aliran udara yang masuk lewat ventilator = 2 s/d 4 m/s

n = banyaknya pergantian udara

- untuk udara masuk n = 15 m/s - untuk udara keluar n = 10 m/s n1 = dencity udara bersih ( kg/m3 )

n2 = dencity udara ruangan ( kg/m3 )

(50)

B

(51)
(52)

Gambar

Gambar jarak pandang dari wheel house
Gambar ukuran kontainer
Gambar penumpukan kontainer dikapal
Gambar sistem penumpukan kontainer diruang muat
+5

Referensi

Dokumen terkait

Tässä tutkimuksessa esitetään tuloksia vuosina 1976-1979 Paikalliskoetoimis- ton ja MaatalouSkeskusten yhteistyönä sekä neljän koeaseman Pohjois-Suomen

Dalam penelitian ini, hipotesis diuji dengan menggunakan model regresi linier berganda untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai pengaruh variabel sosialisasi

Tindakan ini seperti yang dilakukan oleh beberapa negara yang menjalankan filter memblokir di level gateway internasional, dengan membatasi akses dari dalam

Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyebutkan bahwa pada stenosis duodenum, foto polos abdomen adalah menyebutkan bahwa pada stenosis duodenum, foto polos

Produk ini masih dalam proses pengembangan karena sampai saat ini belum ada produk untuk mengevaluasi tes kompetensi membaca bagi siswa SMA yang disesuaikan dengan tes

Anak-anak pada usia belajar yang berada di daerah pinggiran maupun pedalaman tingkat pendidikannya masih rendah, selain karena akses terhadap sekolah terkadang jauh,

Sedangkan untuk menganalisis transfer energi yang terjadi pada tiap-tiap komponen dilakukan dengan menggunakan analisis eksergi menunjukkan bahwa pada komponen generator

Perkembangan produksi kopi yang cukup pesat saat ini perlu di dukung dengan kesiapan teknologi dan sarana pascapanen yang cocok untuk kondisi petani agar mereka