Vol 3, No. 003 (2017) Zul Putra S 50 ANALISIS BELANJA PEMERINTAH TERHADAP
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN LUWU
Oleh : Zul Putra S
Email : zhull.putra@gmail.com Pembimbing I : Palipada Palisuri
Email : palipadapalisuri999@gmail.co.id Pembimbing II :
Chahyono
Email : husain_chahyono@yahoo.co.id
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Bosowa
ABSTRACT
This study aims to analyze how the expenditures in local government in the affairs of educational spending, spending on health and economic spending the human development index in Luwu 2010-2014.
The method used in this research is using Regression analysis showed that the variables of education spending and health spending affect the human development index in Luwu district, while the variable economic spending is very positive and significant impact on the human development index in Luwu district.
---
Vol 3, No. 003 (2017) Zul Putra S 51 PENDAHULUAN
Pembangunan ekonomi pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan taraf
hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, memeratakan pembagian
pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan
mengusahakan pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor
sekunder dan tersier. Dengan perkataan lain, arah pembangunan ekonomi adalah
mengusahakan agar pendapatan masyarakat meningkat secara mantap dan dengan
tingkat pemerataan yang sebaik mungkin.
Belakangan ini, perhatian global disamping terfokus pada isu-isu
pertumbuhan ekonomi dan perlunya dilaksanakan reformasi ekonomi, juga
perlunya memperhatikan dimensi manusia dalam pembangunan. Hal terakhir
muncul sebagai salah satu isu sehubungan dengan tujuan pembangunan yang
dinilai kurang berorientasi pada manusia dan hak-hak azasinya. Hal ini dilihat dari
berkembangnya pemikiran tentang pembangunan (paradigma) di dunia. Pada
dekade 60-an, pembanguna berorientasi pada peningkatan produksi (production
centered development) dan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
Pertumbuhan ekonomi bukanlah akhir dari tujuan pembangunan, tetapi hanya
sebagai alat/cara untuk mencapai tujuan yang lebih esensial yaitu human security.
Dalam kerangka pemikiran ini manusia bukan sebagai faktor variabel, tetapi
hanya sebagai faktor produksi.
Kemudian pada dekade 70-an paradigma pembangunan bergeser dengan
lebih menekankan pada distribusi hasil-hasil pembangunan (distribution growth
development). Selanjutnya, muncul paradigma pembangunan yang berorientasi
pada pemenuhan kebutuhan dasar (basic need development) pada dekade 80-an,
dan memasuki era tahun 90-an paradigma pembangunan terpusat pada aspek
manusia (human centered development).
Upaya untuk mengangkat manusia sebagai tujuan utama pembangunan,
sebenarnya telah muncul dengan lahirnya konsep “basic need development”.
Paradigma ini mengukur keberhasilan pembangunan dengan menggunakan Indeks
Mutu Hidup (Physical Quality of Life Index), yang memiliki tiga parameter yaitu
Vol 3, No. 003 (2017) Zul Putra S 52 Kemudian dengan muncul dan berkembangnya paradigma baru pembangunan
manusia, sejak tahun 1990 UNDP menggunakan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) atau Human Development Index (HDI) sebagai indikator untuk mengukur
keberhasilan dalam upaya mengukur pembangunan kualitas hidup manusia
(masyarakat atau penduduk). Sejalan dengan itu, perlu dilakukan pengukuran
kinerja pembangunan kualitas hidup manusia (masyarakat atau penduduk) untuk
melihat kinerja pembangunan di Kabupaten Luwu.
Prioritas belanja dalam rangka peningkatan pembangunan manusia akan
meningkatkan pula tingkat kesejahteraan masyarakat. Peningkatan pembangunan
manusia dapat dicermati dari besar kecilnya IPM (Indeks Pembangunan Manusia).
Apabila IPM mengalami peningkatan, maka dapat diduga bahwa tingkat
kesejahteraan masyarakat juga akan mengalami peningkatan. Jika tingkat
kesejahteraan masyarakat meningkat, pada gilirannya penduduk miskin menjadi
semakin berkurang baik dari segi jumlah maupun kualitasnya. Desentralisasi
keuangan yang diberikan pemerintah tentunya memberi ruang untuk pemerintah
dapat lebih bijak mengalokasikan dana anggaran daerah untuk keperluan
pembangunan manusia di daerahnya masing-masing. Apabila pemerintah daerah
melaksanakan fungsinya secara efektif dan diberikan kebebasan dalam
pengambilan keputusan penyediaan pelayanan di sektor publik, maka mereka
harus didukung sumber-sumber keuangan yang memadai. Perbedaan sumber daya
alam dan sumber daya manusia, bahkan kultur yang dimiliki tiap daerah tentunya
memerlukan penanganan yang berbeda. Sehingga dengan kebutuhan yang dimiliki
oleh masing-masing provinsi, tujuan pembangunan manusia melalui anggaran
yang dialokasikan oleh pemerintah dapat tercapai. Masing-masing daerah otonom
diberikan kewajiban dan kewenangan untuk menyusun Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (APBD).
Berdasarkan kondisi tesebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian ilmiah dengan judul “Analisis Belanja Pemerintah Terhadap Indeks
Pembangunan Manusia Di Kabupaten Luwu”.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang, maka
Vol 3, No. 003 (2017) Zul Putra S 53
“Apakah belanja pemerintah daerah dalam urusan belanja pendidikan, belanja kesehatan dan belanja ekonomi berpengaruh terhadap indeks
pembangunan manusia di Kabupaten Luwu.”
TINJAUAN PUSTAKA
Pembangunan Manusia
Pada dasarnya konsep pembangunan manusia adalah meletakkan manusia
sebagai pusat pembangunan dengan upaya dilakukan perbaikan riil dalam hidup
manusia di samping materi yang mengukur pendapatan atau kesejahteraan. Di
bawah paradigma ini maka pertumbuhan ekonomi adalah perlu (necessary) tetapi
bukan kondisi yang cukup (sufficient) untuk pembangunan manusia. Hampir dua
dekade yang lalu Human Development Report memberikan pesan yang jelas
bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan ukuran pembangunan yang penting
namun terbatas dalam menangkap arti pendapatan ke dalam defenisi
pembangunan manusia yang luas.
Menurut BPS (2014:65) Pembangunan Manusia merupakan model
pembangunan yang ditujukan untuk memperluas pilihan-pilhan yang dapat
ditumbuhkan melalui upaya pemberdayaan penduduk. Walaupun pada dasarnya,
pilihan tersebut tidak terbatas dan terus berubah, tetapi dalam konteks
pembangunan, pemberdayaan penduduk ini dicapai melalui upaya yang
menitikberatkan pada peningkatan kemampuan dasar manusia yaitu meningkatnya
derajat kesehatan, pengetahuan, dan keterampilan agar dapat digunakan untuk
mempertinggi partisipasi dalam kegiatan ekonomi produktif,sosial,dan politik.
Pembangunan Manusia Menurut Mazumdar (2011:5) ialah satu fenomena
multidimensi dan bergantung kepada satu bilangan aspek-aspek bukan kewangan
dalam kehidupan (indikator-indikator sosial dalam pembangunan).
Menurut Mulyadi S (2014:101) menyatakan bahwa pembangunan manusia
ialah konsep relatif dan ia perlu untuk dipahami dari pda satu perspektif antara
disiplin.
Sebagaimana laporan UNDP, dasar pemikiran konsep pembangunan
Vol 3, No. 003 (2017) Zul Putra S 54
1. Pembangunan harus mengutamakan penduduk sebagai pusat perhatian.
2. Pembangunan dimaksudkan untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi
penduduk, bukan hanya untuk meningkatkan pendapatan mereka. Oleh
karena itu, konsep pembangunan manusia harus berpusat pada penduduk
secara komprehensif dan bukan hanya pada aspek ekonomi semata.
3. Pembangunan manusia memperhatikan bukan hanya pada upaya
meningkatkan kemampuan/kapasitas manusia, tetapi juga pada
upaya-upaya memanfaatkan kemampuan/kapasitas manusia tersebut secara
optimal.
4. Pembangunan manusia didukung empat pilar pokok, yaitu: produktifitas,
pemerataan, kesinambungan dan pemberdayaan.
Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan manusia, empat hal pokok
yang perlu diperhatikan adalah produktivitas, pemerataan, kesinambungan,
pemberdayaan (UNDP, 1995) Secara ringkas empat hal pokok tersebut
mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Produktivitas
Penduduk harus dimampukan untuk meningkatkan produktivitas dan
berpartisipasi penuh dalam proses penciptaan pendapatan dan nafkah.
Pembangunan ekonomi, dengan demikian merupakan himpunan bagian dari
model pembangunan manusia.
b. Pemerataan
Penduduk harus memiliki kesempatan/peluang yang sama untuk
mendapatkan akses terhadap semua sumber daya ekonomi dan social. Semua
hambata yang memperkecil kesempatan untuk memperoleh akses tersebut
harus dihapus, sehingga mereka dapat mengambil manfaat dari kesempatan
yang ada dan berpartisipasi dalam kegiatan produktif yang dapat meningkatkan
kualitas hidup.
c. Kesinambungan
Akses terhadap sumber daya ekonomi dan social harus dipastikan tidak
hanya untuk generasi-generasi yang aka datang. Semua sumber daya fisik,
Vol 3, No. 003 (2017) Zul Putra S 55
d. Pemberdayaan
Penduduk harus berpartisipasi penuh dalam keputusan dan proses yang
akan menentukan (bentuk/arah) kehidupan mereka, serta untuk berpartisipasi
dan mengambil manfaat dari proses pembangunan.
Aspek pembangunan manusia ini dapat dilihat dari Indeks Pembangunan
Manusia (IPM). Indeks Pembangunan Manusia ini merupakan salah satu alternatif
pengukuran pembangunan selain menggunakan Gross Domestic Bruto. Nilai IPM
suatu negara atau wilayah menunjukkan seberapa jauh negara atau wilayah itu
telah mencapai sasaran yang ditentukan yaitu angka harapan hidup, pendidikan
dasar bagi semua lapisan masyarakat, tingkat pengeluaran dan konsumsi yang
telah mencapai standar hidup yang layak.
Indeks Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan suatu indeks komposit
yang juga merupakan indikator yang dapat menggambarkan perkembangan
pembangunan manusia secara terukur dan representative. IPM diperkenalkan
pertama kali pada tahun 1990 oleh UNDP. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
mencakup tiga komponen yang dianggap mendasar bagi manusia dan secara
operasional mudah dihitung untuk menghasilkan suatu ukuran yang merefleksikan
upaya pembangunan manusia.
Menurut BPS (2011:26) Indek Pembangunan Manusia merupakan suatu
jawaban untuk menilai tingkat kinerja pembangunan manusia secara keselurahan
dari tingkat pencapaian pembangunan manusia.
Indeks Pembangunan Manusia Menurut Mulyadi s (2014:120) merupakan
indikator komposit tunggal yang digunakan untuk mengukur pencapaian
pembangunan manusia yang telah dilakukan disuatu wilayah. Walaupun tidak
dapat mengukur semua dimensi dari pembangunan manusia, indeks ini mampu
mengukur dimensi pokok pembangunan manusia yang dinilai mencerminkan
status kemmapuan dasar (basic capabilities) penduduk.
Karena hanya mencakup tiga komponen, maka IPM harus dilihat sebagai
penyederhanaan dari realitas yang kompleks dari luasnya dimensi pembangunan
Vol 3, No. 003 (2017) Zul Putra S 56 analisis yang dapat mengungkapkan dimensi-dimensi pembangunan manusia yang
penting lainnya (yang tidak seluruhnya dapat diukur) seperti kebebasan politik,
kesinambungan lingkungan, dan kemerataan antar generasi.
Manfaat Indeks Pembangunan Manusia
IPM dapat dimanfaatkan untuk beberapa hal sebagai berikut:
a. Untuk mengalihkan fokus perhatian para pengambil keputusan, media, dan
organisasi non pemerintah dari penggunaan statistik ekonomi biasa, agar
lebih menekankan pada pencapaian manusia. IPM diciptakan untuk
menegaskan bahwa manusia dan segenap kemampuannya seharusnya
menjadi kriteria utama untuk menilai pembangunan sebuah negara,
bukannya pertumbuhan ekonomi.
b. Untuk mempertanyakan pilihan-pilihan kebijakan suatu negara.
Bagaimana dua negara yang tingkat pendapatan perkapitanya sama dapat
memiliki IPM yang berbeda.
c. Untuk memperlihatkan perbedaan di antara negara-negara, di antara
provinsi-provinsi (atau negara bagian), di antara gender, kesukuan, dan
kelompok sosial ekonomi lainnya. Dengan memperlihatkan disparitas atau
kesenjangan di antara kelompok-kelompok tersebut, maka akan lahir
berbagai debat dan diskusi di berbagai negara untuk mencari sumber
masalah dan solusinya.
Belanja Pemerintah
APBD terdiri atas pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah. Belanja
daerah meliputi semua pengeluaran uang dari Rekening Kas Umum Daerah yang
mengurangi ekuitas dana, yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun
anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah. Banyak
pertimbangan yang mendasari pengambilan keputusan pemerintah dalam
mengatur pengeluarannya. Pemerintah tidak cukup hanya meraih tujuan akhir dari
setiap kebijakan pengeluarannya. Tetapi juga harus memperhitungkan sasaran
Vol 3, No. 003 (2017) Zul Putra S 57 dengan tujuan semata-mata untuk meningkatkan pendapatan nasional atau
memperluas kesempatan kerja adalah tidak mamadai.
Menurut BPS (2012:299) Belanja Pemerintah adalah semua pengeluaran
kas pemerintah dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan, yang
mengurangi kekayaan pemerintah daerah yang tersusun dengan pendekatan
prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian hasil, dan hasil yang
direncanakan melalui program dan kegiatan.
Belanja Pemerintah di Sektor Pendidikan
Menurut Sulaiman Asang (2012:25) Teori pertumbuhan ekonomi yang
berkembang saat ini didasari kepada kapasitas produksi tenaga manusia didalam
proses pembangunan atau disebut juga investment in human capital. Hal ini
berarti peningkatan kemampuan masyarakat menjadi suatu tumpuan yang paling
efisien dalam melakukan pembangunan disuatu wilayah.
Isu mengenai sumber daya manusia (human capital) sebagai input
pembangunan ekonomi sebenarnya telah dimunculkan oleh Adam Smith pasca
tahun 1776, yang mencoba menjelaskan penyebab kesejahteraan suatu negara,
dengan mengisolasi dua faktor, yaitu pentingnya skala ekonomi dan pembentukan
keahlian dan kualitas manusia.
Menurut Wahid (2012:80) Investasi dalam hal pendidikan mutlak
dibutuhkan maka pemerintah harus dapat membangun suatu sarana dan sistem
pendidikan yang baik. Alokasi anggaran pengeluaran pemerintah terhadap
pendidikan merupakan wujud nyata dari investasi untuk meningkatkan
produktivitas masyarakat. Pengeluaran pembangunan pada sektor pembangunan
dapat dialokasikan untuk penyediaan infrastruktur pendidikan dan
menyelenggarakan pelayanan pendidikan kepada seluruh penduduk Indonesia
secara merata. Anggaran pendidikan sebesar 20 persen merupakan wujud realisasi
pemerintah untuk meningkatkan pendidikan.
Belanja Pemerintah di Sektor Kesehatan
Menurut Wahid (2012:85) Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar
Vol 3, No. 003 (2017) Zul Putra S 58 produktivitas bagi negara. Kegiatan ekonomi suatu negara akan berjalan jika ada
jaminan kesehatan bagi setiap penduduknya. Terkait dengan teori human capital
bahwa modal manusia berperan signifikan, bahkan lebih penting daripada faktor
teknologi dalam memacu pertumbuhan ekonomi.
Menurut Bastias (2011:50).Mengingat besarnya pengaruh pengeluaran
pemerintah terhadap peningkatan kinerja dari kesehatan maka perlu adanya upaya
secara bertahap dari pemerintah untuk meningkatkan pengeluarannya pada sektor
kesehatan. Masih rendahnya kapasitas anggaran daerah untuk meningkatkan
alokasi anggaran dalam sektor kesehatan menimbulkan implikasi masih harus
dominannya pemerintah pusat sebagai sumber pembiayaan.
Belanja Pemerintah di Sektor Ekonomi
Menurut Bastias (2011:60) Salah satu indikator kemajuan perekonomian
suatu daerah dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi secara agregat dapat
dihitung melalui Produk Domestik Bruto (PDRB) yang rata-rata tertimbang dari
tingkat pertumbuhan sektoralnya, artinya apabila suatu sektor mempunyai
kontribusi besar dan pertumbuhannya sangat lambat maka hal ini dapat
menghambat tingkat pertumbuhan ekonomi secara agregatif. Sebaliknya apabila
suatu sektor mempunyai kontribusi yang relatif besar terhadap totalitas
perekonomian maka sektor tersebut mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi
dan sekaligus akan dapat lebih meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Pengeluaran pemerintah memegang peranan penting terutama dalam
menyediakan barang dan jasa publik, ketersediaan barang dan jasa publik ini akan
menentukan pengumpulan modal atau investasi masyarakat/swasta, sehingga akan
mendorong pertumbuhan ekonomi. Terjadinya pengumpulan modal atau investasi
akan mendorong sektor produksi meningkat dan pada akhirnya akan mendorong
Vol 3, No. 003 (2017) Zul Putra S 59 METODOLOGI PENELITIAN
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah bagian dari statistik yang digunakan untuk
manggambarkan atau mendeskripsikan data tanpa bermaksud mengenaralisir atau
membuat kesimpulan tapi hanya menjelaskan kelompok data itu saja
2. Analisis Regresi Linear Berganda
Untuk mengetahui data yang digunakan dalam menganalisis belanja
pendidikan, belanja kesehatan, dan belanja ekonomi terhadap indeks
pembangunan manusia (IPM) di Kabupaten Luwu, digunakan metode regresi
berganda. Metode regresi berganda adalah metode regresi yang melibatkan satu
variabel respon dengan beberapa variabel bebas. Sedangkan pengolahan data-data
dari persamaan regresi dapat diketahui dengan metode Ordinary Least Square
(metode kuadrat kecil).
Adapun rumus regresi linear berganda yang digunakan adalah sebagai
berikut
Dimana
Y = Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
= Belanja Pendidikan
= Belanja Kesehatan
= Belanja Ekonomi
a = Nilai konstanta
= Koefisien regresi
e = Standar error
Uji Kesesuaian
Koefisien Determinasi ( )
Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen yaitu belanja
Vol 3, No. 003 (2017) Zul Putra S 60 variabel dependen yaitu indeks pembangunan manusia (Y) maka digunakan
analisis koefisien determinasi ( ).
Koefisien Determinasi ( ) yang kecil atau mendekati nol berarti
kemampuan variabel–variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel– variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel–variabel dependen. Akan tetapi ada kalanya dalam
penggunaan koefisisen determinasi terjadi bias terhadap satu variabel indipenden
yang dimasukkan dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen akan
menyebabkan peningkatan , tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh
secara siginifikan terhadap varibel dependen (memiliki nilai t yang signifikan).
Nilai berkisar antara 0 sampai 1, suatu sebesar 1 berarti ada kecocokan
sempurna, sedangkan yang bernilai 0 berarti tidak ada hubungan antara variabel
tak bebas dengan variabel yang menjelaskan.
Uji F
Uji signifikansi ini pada dasarnya dimaksudkan untuk membuktikan secara
statistik bahwa seluruh variabel independen yaitu belanja pendidikan ( ), belanja
kesehatan ( ), dan belanja ekonomi ( berpengaruh terhadap variabel
dependen yaitu indeks pembangunan manusia (Y).
Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah keseluruhan variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen dengan menggunakan Level
of significance 5 persen, Kriteria pengujiannya apabila nilai F-statistik< F-tabel
maka hipotesis ditolak yang artinya seluruh variabel independen yang digunakan
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Apabila
F-statistik> F-tabel maka hipotesis diterima yang berarti seluruh variabel
independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen dengan
taraf signifikan tertentu.
Uji T
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel
independen secara sendiri-sendiri mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap
Vol 3, No. 003 (2017) Zul Putra S 61 variabel independen dapat menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel
dependen secara nyata.
Untuk mengkaji pengaruh variabel independen terhadap dependen secara
individu dapat dilihat pada hipotesis berikut: H0: β1=0 tidak berpengaruh. H1: β1>0 berpengaruh positif, H1: β1<0 berpengaruh negatif. Dimana β1 adalah
koefisien variabel independen ke-1 yaitu nilai parameter hipotesis. Biasanya nilai
β dianggap nol, artinya tidak ada pengaruh variabel X1 terhadap Y. bila tstatistik
> ttabel maka H0 diterima (signifikan) dan jika Fstatistik < Ftabel maka H0
ditolak (tidak signifikan). Uji t digunakan untuk membuat keputusan apakah
hipotesis terbukti atau tidak, dimana tingkat signifikan yang digunakan yaitu 5%.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uji Regresi Linear Berganda
Analisis regresi merupakan salah satu analisis yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain Analisis ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yaituAnalisis
Belanja Pemerintah terhadap Indeks Pembangunan Manusia.
Hasil regresi menunjukkan bahwa belanja pendidikan dan belanja
kesehatan, berpengaruh terhadap indeks pembangunan manusia sedangkan belanja
ekonomi sangat berpengaruh dan signifikan terhadap indeks pembangunan
manusia di Kabupaten Luwu.
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Diperoleh nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 1,000 yang berarti
bahwa variabel- variabel bebas yaitu belanja pendidikan, belanja kesehatan,
belanja ekonomi secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap indeks
pembangunan manusia sebesar 0,10 persen sedangkan sisanya 99,9 persen
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model estimasi.
Uji F
Dari hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa secara bersama-sama
variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel
Vol 3, No. 003 (2017) Zul Putra S 62 dibandingkan nilai F-tabel 215,7073 dengan nilai signifikansi (sig) 0,02. Karena
nilai signifikansi (sig) jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat
dikatakan bahwa variabel belanja pendidikan, belanja kesehatan dan belanja
ekonomi,secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap indek
pembangunan manusia.
Uji T
Berdasarkan hasil tentang uji T, dapat dilihat pengaruh dari masing-masing
variabel belanja pendidikan, belanja kesehatan, belanja ekonomi dapat dilihat dari
arah tanda dan tingkat signifikan (probabilitas). Jika tingkat signifikansinya lebih
kecil dari 0,05 dan t-hitung lebih besar dari t-tabel maka dapat dikatakan bahwa
variabel tersebut secara individu berpengaruh dan signifikan. Sehingga hasil dari
kesimpulan tersebut bahwa belanja pendidikan, belanja kesehatan berpengaruh
sedangkan belanja ekonomi berpengaruh signifikan terhadap Indeks
Pembangunan Manusia.
Berdasarkan hasil estimasi, selanjutnya dilakukan analisis pengaruh belanja
pendidikan, belanja kesehatan dan belanja ekonomi terhadap indeks pembangunan
manusia.
a. Pengaruh Belanja Pendidikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia
Temuan penelitian menunjukkan bahwa belanja pemerintah pada sektor
pendidikan di Kabupaten Luwu dari tahun ke tahun terlihat cenderung mengalami
peningkatan. Karena hasil estimasi menunjukkan bahwa belanja pemerintah
sektor pendidikan tahun 2010-2014 berpengaruh signifikan terhadap indeks
pembangunan manusia di Kabupaten Luwu.
Jadi dengan meningkatnya sektor pendidikan maka akan memperbesar
kesempatan masyarakat untuk mengenyam pendidikan, sehingga akan
meningkatkan kemampuan serta pengetahuaan yang akan menjadi modal bagi
para pekerja untuk meningkatkan produksinya dan diikuti oleh peningkatan
pendapatan.
b. Pengaruh Belanja Kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia
Pendidikan dan kesehatan merupakan tujuan pembangunan yang mendasar,
Vol 3, No. 003 (2017) Zul Putra S 63 Kesehatan merupakan inti dari kesejahteraan, dan pendidikan adalah hal yang
pokok untuk menggapai kehidupan yang memuaskan dan berharga, keduanya
merupakan hal yang fundamental untuk membentuk kemampuan manusia yang
lebih luas yang berada pada inti makna pembangunan.
Dari hasil estimasi menunjukkan bahwa belanja kesehatan berpengaruh
positif terhadap indeks pembangunan manusia. Maksud dari pengaruh positif ini
adalah mengindikasikan ada hubungan kuat antara belanja kesehatan dan indeks
pembangunan manusia. Jika belanja kesehatan meningkat maka indeks
pembangunan manusia akan ikut meningkat pula. Begitupun sebaliknya, indeks
pembangunan manusia akan menurun di Provinsi Sulawesi Selatan jika belanja
kesehatan menurun.
Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap manusia, tanpa
kesehatan masyarakat tidak dapat menghasilkan suatu produktifitas bagi negara.
Kegiatan ekonomi suatu negara akan berjalan jika ada jaminan kesehatan bagi
setiap penduduknya.
Kabupaten Luwu merupakan Kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan yang
sedang mengalami perkembangan. Sehingga pemerintah dituntut untuk harus
menyediakan lebih banyak sarana publik seperti kesehatan untuk meningkatkan
produktifitas ekonomi masyarakat. Sarana kesehatan dan jaminan kesehatan harus
dirancang sedemikian rupa oleh pemerintah.
Secara umum, kesehatan menunjukkan bahwa peningkatan pengeluaran
pemerintah untuk sektor kesehatan terbukti cukup besar terhadap peningkatan
kinerja sektor tersebut. Mengingat besarnya pengaruh belanja pemerintah terhadap
peningkatan kinerja dari kesehatan maka perlu adanya upaya secara bertahap dari
pemerintah untuk terus meningkatkan pengeluarannya pada sektor kesehatan.
Masih rendahnya kapasitas anggaran daerah untuk meningkatkan alokasi
anggaran dalam sektor kesehatan menimbulkan implikasi masih harus
dominannya pemerintah pusat sebagai sumber pembiayaan. Namun, besaran
peningkatan anggaran dari tahun ke tahun harus efektif dan efisien, serta tepat
pada sasaran.
Vol 3, No. 003 (2017) Zul Putra S 64 Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa belanja ekonomi berpengaruh
signifikan terhadap indeks pembangunan manusia .Belanja pemerintah berperan
penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi. Belanja Pemerintah adalah
semua pengeluaran kas pemerintah dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan, yang mengurangi kekayaan pemerintah daerah yang tersusun
dengan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian hasil, dan
hasil yang direncanakan melalui program dan kegiatan. Belanja pemerintah yang
tinggi mempengaruhi pertumbuhan ekonomi hal ini diungkapkan oleh BPS
Penggunaan anggaran Pemerintah yang berorientasi pada kinerja memberikan
implikasi dalam melakukan efisiensi dalam belanja selain mengoptimalkan
penggalian sumber-sumber penerimaan dan ekstensifikasi sumber penerimaan
baru bagi peningkatan Pendapatan Asli daerah selain mengoptimalkan penggalian
sumber-sumber penerimaan dan ekstensifikasi sumber penerimaan baru bagi
peningkatan Pendapatan Asli Daerah juga meningkatkan pengawasan terhadap
proyek-proyek pembangunan dalam rangka efisiesi dan efektifitas pembangunan
disertai dengan restrukturisasi dan reorganisasi kelembagaan untuk mendorong
kinerja aparatur pembangunan.
Adanya belanja pemeintah dengan adanya pembangunan manusia akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Karena belanja pemerintah yang tinggi
serta pembangunan manusia akan meningkatkan perekonomian di Kabupaten
Luwu.
KESIMPULAN
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Belanja pendidikan berpengaruh positif terhadap indeks pembangunan
manusia (IPM) di Kabupaten Luwu. Dengan meningkatnya pengeluaran
pemerintah pada sektor pendidikan maka akan memperbesar kesempatan
masyarakat untuk mengenyam pendidikan, sehingga akan meningkatkan
Vol 3, No. 003 (2017) Zul Putra S 65 pekerja untuk meningkatkan produksinya dan diikuti oleh peningkatan
pendapatan.
2. Belanja kesehatan berpengaruh positif terhadap indeks pembangunan
manusia (IPM), artinya jika belanja kesehatan terhadap indeks
pembangunan meningkat maka akan meningkatkan nilai indeks
pembangunan manusia (IPM) di Kabupaten Luwu. Variabel belanja
kesehatan merupakan variabel yang berpengaruh signifikan terhadap
indeks pembangunan manusia. Hasil penelitian menunjukkan belanja
pemerintah di sektor kesehatan mengalami peningkatan yang cukup tajam.
Dengan tingginya perhatian pemerintah dalam pengalokasian pengeluaran
di sektor kesehatan sehingga indikator dasar kesehatan membaik dan
produktivitas penduduk ikut meningkat yang otomatis akan memicu
peningkatan indeks pembangunan manusia di Kabupaten Luwu
3. Belanja Ekonomi sangat berpengaruh positif dan signifikan terhadap
indeks pembangunan manusia (IPM) di Kabupaten Luwu, Karena Adanya
belanja pemerintah dengan adanya pembangunan manusia akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.Karena belanja pemerintah yang
tinggi serta pembangunan manusia akan meningkatkan perekonomian di
Vol 3, No. 003 (2017) Zul Putra S 66 DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2014. Analisis Indeks Pembangunan Manusia. se-Provinsi Sulawesi Selatan.Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan. Makassar.
Badan Pusat Statistik 2011. Indeks Pembangunan Manusia Daerah Kabupaten Luwu
.
Bastias Dwi, Desi. 2011. Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Atas Pendidikan, Kesehatan dan Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.
Dr.Drs.NurFeriyanto,M.Si.2014.Ekonomi Sumber Daya Manusia Perspektif Indonesia,Cetakan Pertama,Upp Stim YKPN.
Dr.H.SulaimanAsang,M.S,2012.Membangun Sumber Daya Manusia
Berkualitas,Perspektif Organisasi Publik,Cetakan pertama,Surabaya, Brilian Internasional.
Mazumdar,2011. Indeks.Pembangunan Manusia Koridor Ekonomi, Jurnal Ekonomi
Mulyadi.S 2014.Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Pembangunan, Edisi Revisi,Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.
Putri, Febriani Irma. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Human Development Index (HDI) di Indonesia, Makassar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.
Vegirawati, Titin. 2012. Pengaruh Alokasi Belanja Langsung Terhadap Kualitas Pembangunan Manusia, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin. Makassar.