• Tidak ada hasil yang ditemukan

19 HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN BERAT BADAN PADA BALITA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "19 HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN BERAT BADAN PADA BALITA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN BERAT BADAN PADA BALITA

Suryono

Dosen Akper Pamenang Pare–Kediri

Weight loss is a result of an increase / decrease in all tissues that exist in the body, including the bones, muscles, fat, body fluids and others. Overweight (obesity) is a condition in which there is accumulation of excess body fat, so that a person's weight is much higher than normal and can be harmful to health. Obesity in young children occurs due to many unhealthy diet because toddlers generally have a number of eating a lot, all kinds of food in consumption, and does not have a regular eating schedule. The purpose of this study was to identify the relationship healthy diet with the incidence of obesity in preschoolers.

The study design used was cross sectional. With a sample of 25 respondents with sampling using total sampling technique.

Research data obtained from most of the respondents have an unhealthy diet as many as 16 respondents (64%), with the incidence of obesity among children under five by 12 respondents (48%). The correlation coefficient of the test results obtained Contingency significant value 0.002 <0.05, which means that Hₒrejected. It means that there is a relationship healthy diet with the incidence of obesity in

infants with moderate category.

Knowledge of healthy eating, set the number of meals, set the type of food, and make a proper eating schedule, is to be considered by the mother, so there will be no more to say fat is healthy toddler.

Keywords: Healthy Eating, Weight, Toddler

Latar Belakang

Berat badan adalah hasil peningkatan / penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, antara lain tulang, otot, lemak, cairan tubuh dan lain-lainnya. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi massa tubuh salah satunya adalah asupan makanan (Soetjiningsih,2004). Asupan makanan yang banyak dapat meningkatkan berat badan yang berlebih (Obesitas), Obesitas merupakan keadaan patologis, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebih dari yang diperlukan tubuh untuk fungsi tubuh yang normal. Tetapi masih banyak pendapat di masyarakat yang mengira bahwa anak yang gemuk adalah sehat, sehingga ibu merasa bangga kalau anaknya sangat gemuk (Soetjiningsih, 2004). Maraknya restoran cepat saji merupakan salah satu faktor penyebab obesitas, padahal makanan seperti ini umumnya mengandung lemak dan gula yang tinggi yang dapat menyebabkan obesitas. Selain itu, kesukaan anak-anak pada makanan ringan dalam kemasan atau makan manis menjadi hal yang patut diperhatikan (Ade Benih Nirwana,2012).

Angka kejadian obesitas (berat badan berlebih) diberbagai negara terus meningkat prevalensi obesitas di Inggris sebanyak 23% pada tahun 2005, di Amerika angka obesitas sebanyak 66% pada tahun 2007 (H.Kunkun K. Wiramihardja, 2009). Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh dr. Achmad Suryawan di Indonesia pada tahun 2007, untuk anak usia 0-5 tahun yang mengalami obesitas mencapai 12%, untuk usia 6-14 tahun sebesar 6-14%. Dari data riset kesehatan dasar (Riskesdas) di Jatim tercatat angka balita yang mengalami obesitas mencapai 17,1 %, sedangkan di Kabupaten Kediri jumlah angka obesitas pada anak sebanyak 13%. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di BPS Ny. Aminarti Kusnan Desa Gondang Plosoklaten dari 10 ibu yang mempunyai balita sebanyak 7 ibu atau 70% anaknya mengalami kegemukan karena pola makan yang salah. Dan 3 ibu atau sebanyak 30% anaknya kegemukan tidak dikarenakan pada pola makan yang salah.

Menurut Oetomo (2011) obesitas pada hakekatnya merupakan proses penimbunan triasilgriserol berlebih pada jaringan adiposa karena imbalance

(2)

penggunaannya) dan menyebabkan disfungsi adiposit sehingga menurunkan lipolisis yang berakibat meningkatkan pembentukan jaringan lemak. Obesitas pada balita banyak terjadi karena pola makan yang tidak sehat karena pada umumnya balita memiliki jumlah makan yang banyak, segala jenis makanan di konsumsi, tidak memiliki jadwal makan yang teratur, selain itu status sosial ekonomi orang tua yang tinggi cenderung memiliki pola makan yang salah ( junk food ) , serta perhatian orang tua yang kurang akan berdampak tak terkontrolnya asupan balita. Jika masalah obesitas ini tidak segera diatasi akan berdampak menjadi penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi, stroke, diabetes tipe 2, lemak darah abnormal, kanker, osteoarthritis, sleep apnea, masalah reproduksi, batu empedu, dan kosekuensi ekonomi yang dikarenakan biaya medis dan perawatanya.

Melihat dampak yang ditimbulkan, sebagai perawat dapat dilakukan berbagai upaya pencegahan dengan cara pendidikan kesehatan (Heatlh education) dengan strategi preventif seperti pengaturan diet, diet rendah lemak, diet rendah karbohidrat, diet rendah energi, latihan fisik, mengatur pola makan yang sehat, perbanyak minum air setiap hari, perbanyak asupan buah dan sayuran hijau (Rina Nurmalina & Bandung Vally, 2011).

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk

mengkaji lebih dalam “Hubungan pola makan

dengan angka kejadian obesitas pada balita di BPS Ny. Aminarti Kusnan Desa Gondang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2014“.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:“Apakah ada hubungan pola makan dengan angka kejadian obesitas pada balita di BPS Ny. Aminarti Kusnan Desa Gondang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2014“

Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pola makan dengan angka kejadian obesitas pada balita di BPS Ny. Aminarti Kusnan Desa Gondang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pola makan pada balita di BPS Ny. Aminarti Kusnan Desa Gondang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2014..

b. Mengidentifikasi kejadian obesitas pada balita di BPS Ny. Aminarti Kusnan Desa Gondang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2014.

c. Menganalisis hubungan pola makan dengan angka kejadian obesitas pada balita di BPS Ny. Aminarti Kusnan Desa Gondang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2014.

Metode Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain analitikcross sectional.

Variabel penelitian ini ada 2 (dua), yaitu variabel independen pola makan balita dan variabel dependen obesitas pada balita.

Penelitian diselenggarakan di BPS Ny. Aminarti Kusnan Desa Gondang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri, adapun waktu penyelesaian penelitian yaitu bulan Maret 2014.

Populasi penelitian ini adalah seluruh balita yang berkunjung di BPS Ny. Aminarti Kusnan Desa Gondang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri dengan jumlah 25 balita. Pada penelitian ini tekhnik sampling yang digunakan adalah Total sampling. Analisis data dilakukan melalui tahapan pemeriksaan data (editing), proses pemberian identitas data (coding),tabulatingdan

scoring. Analisis statistik menggunakan analisis statistik.

Hasil Penelitian

1. Umur Ibu Responden

Diagram 1: Umur Ibu Responden di BPS Ny. Aminarti Kusnan Desa Gondang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2014.

(3)

responden (60%), dan yang berumur 30-39 tahun sebanyak 10 responden (40%).

2. Pendidikan Ibu Responden

Diagram 2 : Pendidikan Ibu Responden di BPS Ny. Aminarti Kusnan Desa Gondang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2014.

Berdasarkan diagram 2 diatas dari total 25 ibu responden didapatkan yang berpendidikan SD yaitu sebanyak 3 responden (12%), yang berpendidikan SMP yaitu sebanyak 6 responden (24%), yang berpendidikan SMA yaitu sebanyak 11 responden (44%), dan yang berpendidikan Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 5 responden (20%).

3. Pekerjaan Ibu Responden

Diagram 3 : Pekerjaan Ibu Responden di BPS Ny. Aminarti Kusnan Desa Gondang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2014

Berdasarkan Diagram 3 di atas dari total 25 responden didapatkan yang tidak bekerja (IRT) yaitu sebanyak 6 responden (24%), yang berpekerjaan tani yaitu sebanyak 3 responden (12%), yang berpekerjaan swasta sebanyak 13 responden (52%), dan yang berpekerjaan PNS sebanyak 3 responden (12%).

4. Penghasilan Ibu Responden

Diagram 4 : Penghasilan Ibu Responden di BPS Ny. Aminarti Kusnan Desa Gondang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2014.

Berdasarkan Diagram 4 di atas dari total 25 responden didapatkan sebanyak 8 responden (32%) berpenghasilan antara Rp.500.000,- sampai Rp.1.000.000,-/bln, 14 responden (56%) berpenghasilan antara Rp.1.000.000,- sampai Rp.2.000.000,0/bln, dan 3 responden (12%) berpenghasilan lebih dari Rp.2000.000,-/bln.

5. Umur Balita Responden (Ibu)

Diagram 5 : Umur Responden di BPS Ny. Aminarti Kusnan Desa Gondang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2014

Berdasarkan diagram 5 di atas dari total 25 responden didapatkan balita yang berumur 1-1,9 tahun sebanyak 4 responden (16%), balita yang berumur 2-2,9 tahun sebanyak 9 responden (36%), balita yang berumur 3-3,9 tahun sebanyak 7 responden (28%), dan balita yang berumur 4-4,9 tahun sebanyak 5 responden (20%).

6. Jenis Kelamin Responden

Diagram 6 : Umur balita responden (ibu) di BPS Ny. Aminarti Kusnan Desa Gondang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2014

(4)

7. Pola makan Sehat Responden

Diagram 7 : Pola makan Responden di BPS Ny. Aminarti Kusnan Desa Gondang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2014

Berdasarkan diagram 7 diatas dari total 25 responden didapatkan sebanyak 9 responden (36%) memiliki pola makan sehat.

8. Pola Makan Tidak Sehat

Diagram 8 : Pola makan Responden di BPS Ny. Aminarti Kusnan Desa Gondang Kecamatan Plosoklaten

Kabupaten Kediri Tahun 2014.

Berdasarkan diagram 8 diatas dari total 25 responden didapatkan sebanyak 16 responden (64%) memiliki pola makan tidak sehat.

9. Kriteria Berat Badan pada Balita

Diagram 9 : Angka Kejadian Obesitas pada Responden di BPS Ny. Aminarti Kusnan Desa Gondang Kecamatan

Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2014

Dari diagram 9 diatas dari 25 responden didapatkan balita dengan Indek Massa Tubuh dengan kategori Under Weight sebanyak 2 responden (8%), kategori normal sebanyak 7 responden (28%), Kategori Over Weight

sebanyak 4 responden (16%), dan dengan kategori obesitas sebanyak 12 responden (48%).

10. Hubungan Antara Pola Makan dengan perubahan Berat Badan pada Balita.

Tabel 1 : Tabulasi Silang Hubungan Pola Makan dengan Angka Kejadian Obesitas di BPS Ny. Aminarti Kusnan Desa Gondang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2014.

Pola Makan * Kategori Berat Badan Pada Balita Crosstabulation

Kategori Berat Badan Pada Balita

Total

Under Weight Normal

Over

Weight Obesitas Kriteria

Pola Makan

Pola Makan Sehat

Count 2 5 0 2 9

% of Total 8,0% 20,0% ,0% 8,0% 36,0%

Pola Makan Tidak Sehat

Count 0 2 4 10 16

% of Total ,0% 8,0% 16,0% 40,0% 64,0%

Total Count 2 7 4 12 25

% of Total 8,0% 28,0% 16,0% 48,0% 100,0%

Berdasarkan tabulasi silang diatas menunjukan bahwa dari 25 responden didapatkan 2 responden (8%) memiliki pola makan sehat dengan kategori balita Under Weight. 5 responden (20%) memiliki pola makan sehat dengan kategori balita normal, 2 responden (8%) memiliki pola makan sehat dengan kategori balita obesitas. Didapatkan pula 2 responden (8%) memiliki pola makan tidak sehat dengan kategori normal, 4 responden (16%) memiliki pola makan tidak sehat dengan kategori balita Over Weight, dan 10 responden (40%) memiliki pola makan tidak sehat dengan kategori balita obesitas.

Correlations

Pola Makan

Berat Badan Pada Balita

Pola Makan Pearson Correlation 1 ,591**

Sig. (2-tailed) ,002

N 25 25

Berat Badan Pada Balita

Pearson Correlation ,591** 1

Sig. (2-tailed) ,002

N 25 25

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari uji Person Correlation diketahui signifikan p

(0,002) < α (0,05) hal ini menunjukkan bahwa Hₒ

(5)

Pembahasan

1. Gambaran Pola Makan Balita

Dari data penelitian didapatkan 9 responden (36%) memiliki pola makan sehat, dan 16 responden (64%) memiliki pola makan tidak sehat.

Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit (Depkes RI, 2009). Dan pengertian makanan sehat adalah dengan meramu berbagai jenis makanan yang seimbang, sehingga terpenuhi seluruh kebutuhan gizi bagi tubuh dan mampu dirasakan secara fisik dan mental (Prasetyono, 2009).

Dari data diatas menunjukan pola makan sehat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah budaya, agama atau kepercayaan, status sosial ekonomi, personal preference, rasa lapar, nafsu makan, rasa kenyang, dan kesehatan, dari beberapa faktor tersebut yang sangat berpengaruh pada pola makan sehat adalah status sosial ekonomi dimana status sosial ekonomi rendah cenderung mempunyai pola makan seadanya dan terbatas, berbanding terbalik bila status sosial ekonominya tinggi mempunyai pola makan yang sesuai keinginan dan bebas memilih makanan yang dikonsumsi. Hal ini dibuktikan pada pekerjaan ibu responden yang sebagian besar adalah pegawai swasta, dan PNS dimana hal ini menunjukan status sosial ekonomi tinggi.

2. Kriteria Berat Badan Pada Balita

Hasil penelitian didapatkan dari 25 responden didapatkan balita yang obesitas sebanyak 12 responden (48%) dan yang tidak obesitas 13 responden (52%).

Berat badan berlebih (Obesitas) atau kegemukan adalah ketidakseimbangan jumlah makan yang masuk dibandingakan dengan pengeluaran energi oleh tubuh. (Oetomo, 2011). Obesitas juga dapat diartikan suatu keadaan dimana terjadi penupukan lemak tubuh yang berlebih, sehingga BB seseorang jauh diatas normal dan dapat membahayakan kesehatan (Nirwana, 2012).

Balita yang mengalami obesitas cenderung memiliki asupan makanan yang berlebih selain makan utama, selain itu balita yang mengalami

obesitas dengan orang tua yang bekerja sebagai pegawai swasta, dimana orangtua tidak memiliki waktu yang banyak untuk mengawasi asupan makanan balita, serta pekerjaan tersebut memiliki sosial ekonomi yang tinggi yang memungkinkan balita mengkonsumsi makan-makanan yang disukai sehingga meningkatkan asupan yang tinggi.

3. Hubungan Pola Makan Dengan Berat Badan Pada

Balita.

Dari uji person correlation di dapatkan hubungan yang signifikan antara hubungan pola makan dengan angka kejadian obesitas pada balita denganP (Value)

dibawah angka α = 0,05 (α atau tingkat kesalahan

5% : 0,05) atau istilah lain P (Value) < 0,005 ini menunjukkan bahwa Hₒ ditolak berarti ada hubungan

pola makan dengan angka kejadian obesitas pada balita .Correlation Coeffisien+ 0,591 menunjukkan hubungan antara kedua variabel memiliki keeratan kuat.

Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit (Depkes RI, 2009). Pola makan sehat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah budaya, agama atau kepercayaan, status sosial ekonomi, personal preference, rasa lapar, nafsu makan, rasa kenyang, dan kesehatan.

Menurut peneliti ada hubungan antara pola makan dengan kejadian obesitas pada balita pada penelitian ini, responden sebagian besar berasal dari status ekonomi menengah keatas.

Kesimpulan

1. Pola makan balita di BPS Ny. Aminarti Kusnan Desa Gondang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri didapatkan dari total 25 responden sebanyak 16 responden (64%) sehat, sedangkan 9 (36%) memiliki pola makan tidak sehat.

2. Kejadian obesitas pada balita di BPS Ny. Aminarti Kusnan Desa Gondang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri dari 25 responden didapatkan balita yang obesitas sebanyak 12 responden (48%) dan yang tidak obesitas 13 responden (52%).

(6)

istilah lain P (Value) < 0,005 ini menunjukkan bahwa Hₒ ditolak berarti ada hubungan pola

makan dengan angka kejadian obesitas pada balita. Correlation Coeffisien + 0,591 menunjukkan hubungan antara kedua variabel mempunyai keeratan kuat

Saran

1. Bagi Ibu Responden

Hendaknya selalu mencari sejumlah informasi terbaru khususnya pola makan sehat, setelah mendapatkan informasi sebaiknya menerapkan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari sehingga informasi yang didapat berguna dalam kehidupan.

2. Bagi Tempat Penelitian

Hendaknya petugas kesehatan yang bertugas di Bps Ny. Aminarti Kusnan memberikan informasi, penyuluhan, dan konseling bagi pengunjung yang ada saat melakukan periksa. 3. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Hendaknya hasil penelitian ini bisa dijadikan tambahan atau masukan untuk melakukan penelitian yang lebih baik lagi sehingga dapat menyempurnakan hasil yang telah ada.

4. Bagi Peneliti Berikutnya

Sebaiknya peneliti selanjutnya dapat menggunakan hasil ini dijadikan sebagai acuan peneliti yang lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S,2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta; Rineka Cipta Artikel Kesehatan,2009.

http://puskesmas- oke.blogspot.com/2009/01/pola-makan-1.html

Artikel Kesehatan,2009. http://gaya hiduosehat.org/polamakansehat/

Aziz, A.2007.Metodologi Penelitian dan Teknik Analisa Data Penelitian.Jakarta: Salemba Medika

Depkes RI, 2009.

http://akperla.blogspot.com/2009/08/konsep-pola-makan.html

Herlina,2004. Makan Sehat Bagi Balita.Jakarta : Salemba Medika

Nirwana, Ade Benih,2012.Obesitas Anak & Pencegahannya.Yogyakarta:Muha Medika Notoatmodjo, soekidjo ,2005.Metodologi Penelitian

Kesehatan.Ed.Revisi.Jakarta : Rineka Cipta Nurmalina, Rina & Bandung Vally,2011. Panduan

Untuk Keluarga Pencegahan dan Manajemen Obesitas.Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Nursalam.2003. Konsep dan Penerapan

MetodologiPenelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Oetomo, Koernia Swa,2011. Pengendalian dan Pencegahan Obesitas.Malang: UB Press Prasetyono,2009. Pengertian Makanan Sehat. Jakarta:

Rineka Cipta

Setiadi.2008.http://respiratory.usu.ac.id/bitstream/12345 6789/25162/4/chapter%2011.pdf

Soetjiningsih,2004.Tumbuh Kembang Anak.Jakarta:EGC

, 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC

Tamsuri,Anas.2008. Riset Keperawatan.Kediri: Pamenang Press

Vivi,2004.http://respiratory.usu.ac.id/bitstream/1234567 89/25162/4/chapter%2011.pdf

Walker,2006. Makanan Sehat Bagi Balita.Jakarta: Surya

Wiramihardja, H. Kunkun dkk,2009.Obesitas Permasalahan dan Terapi Praktis. Jakarta: CV. Sagung Seto

Gambar

Tabel 1 : Tabulasi Silang Hubungan Pola Makan dengan Angka

Referensi

Dokumen terkait

Merujuk pada nilai H hasil percobaan, minyak pelumas dan minyak sawit merupakan absorben yang paling cocok untuk benzen dan toluen sebagai representasi tar dalam gas

[r]

Tuhan sekalian alam, karena atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul: Perbandingan Hasil

Kesenjangan antara yang diterima dan yang diinginkan adalah selisih antara skor jawaban penilaian yang diterima dengan skor jawaban penilaian yang diinginkan dari

Operating profit dari usaha budi daya ikan Nila sistem karamba jaring tancap di Desa paslaten Kecamatan Remboken sebesar Rp. 73.564.000 merupakan keuntungan yang diperoleh dan

Dari beberapa definisi dua kata tersebut, yakni epistemologi dan Pendidikan Islam dapat dijelaskan bahwa Epistemologi Pendidikan Islam adalah objek pengetahuan,

pengembangan pada Kampung Pesindon. Pada tahun 2011, Kampung Pesindon ditetapkan menjadi salah satu destinasi wisata batik di Kota Pekalongan yang mengalami perubahan

I nork uste izan du haurrak jasotzen duen mundu pertzeptiboa guztiz kaotikoa era konplexua dela (mentalistek mahai gainean paratzen dituzten argudioetako bat izan da),