• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Pendekatan Saintifik Melalui Metode Eksperimen terhadap Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 2 Genuk Suran Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Pendekatan Saintifik Melalui Metode Eksperimen terhadap Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 2 Genuk Suran Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobo"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

23 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen berbentuk Quasi Experimental Design. Menurut Sugiono (2009), bentuk quasi eksperimen adalah desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

Quasi Experimental Design digunakan karena pada kenyataannya sulit

mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian. 3.1.2 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain Noneequivalent Control Design, karena penelitian ini terdapat dua kelompok subjek yang tidak dipilih secara random (Sugiono, 2009).

Tabel 1

Desain Eksperimen

Nonequivalent Control Group Design

O1 X O2

O3 X O4

(Sugiyono, 2009: 116) Keterangan:

O1 = Pengukuran awal hasil belajar kelompok perlakuan O2 = Pengukuran akhir hasil belajar kelompok perlakuan O3 = Pengukuran awal hasil belajar kelompok kontrol O4 = Pengukuran akhir hasil belajar kelompok kontrol

(2)

Desain gambar diatas dapat dilihat bahwa O1 merupakan tes awal (pretest) yang diberikan pada kelompok eksperimen mengggunakan pendekatan saintifik melalui metede eksperimen yang akan diketahui hasil pada O2 (posttest). Sedangkan untuk O3 dibawah sama merupakan hasil tes awal yang diberikan pada kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional sehingga akan diketahui hasil pada O4 (posttest). Tujuan dari eksperimen ini adalah untuk mengetahui perbedaan yang berarti antara hasil tes awal (pretest) pada kelompok eksperimen dan kontrol, sehingga dari hasil tes tersebut dapat dilihat berpengaruh atau tidaknya perlakuan (treatment) yang telah diberikan.

Adapun prosedur rancangan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menentukan subjek penelitian

2. Membuat kisi-kisi tes dan angket minat belajar.

3. Menyusun instrumen tes uji coba bedasarkan kisi-kisi yang ada. 4. Menguji cobakan intrumen tes uji coba yang berbentuk isian.

5. Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba pada kelas uji coba untuk mengetahui validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran.

6. Melakukan pre-test (O1) pada subjek penelitian untuk mengukur bagaimana kemampuan subjek sebelum diberi perlakuan.

7. Melakukan treatment (x) menggunakan pendekatan saintifik melalui metode eksperimen pada kelas eksperimen dan melakukan pembelajaran konvensioanl dikelas kontrol.

8. Melakukan post-test (O2) pada kelas eksperimen dan kontrol. 9. Menganalisis dan mengolah data.

10. Pelaporan.

3.2 Subjek Penelitian

(3)

kontrol dengan pembelajaran konvensioanl dan kelas IIIB dengan metode eksperimen adalah siswa kelas IIIA cenderung ramai dan sering bermain dengan teman satu bangku pada saat pembelajaran berlangsung, siswa kelas IIIA juga masih ada keberanian untuk menjawab pertanyaan dari guru dan nilai rata-rata dari data yang dimiliki guru kelas IIIA memiliki rata-rata yang lebih tinggi dibanding kelas IIIB. Maka dari itu kelas IIIA di beri perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensioanal kerana siswanya juga cukup berani dalam menjawab pertanyaan dan nilai rata-rata kelas juga lebih unggul.

Sedangkan kelas IIIB siswanya cenderung tenang dan diam ketika pembelajaran berlangsung, ketika guru memberikan pertanyaan siswa kelas IIIB cenderung diam belum muncul keberanian untuk menjawab pertanyaan dari guru. Nilai rata-rata kelas IIIB lebih rendah dibandingkan kelas IIIA, oleh kerana itu kelas IIIB dijadikan sebagai kelas eksperimen dengan pemberian perlakuan menggunakan metode eksperimen, supaya siswa pada kelas IIIB ini tidak cenderung diam, tetapi bisa aktif dalam pembelajaran. Selain itu dengan metode eksperimen ini siswa kelas IIIB juga dilatih untuk memiliki keberanian dalam menjawab pertanyaan dari guru, bahkan dengan metode eksperimen ini siswa kelas IIIB bisa lebih percaya diri dalam menyampaikan hasil kerjanya. Metode ekperimen ini juga membuat siswa kelas IIIB lebih mudah memahami materi yang telah diajarkan, maka siswa juga mampu meningkatkan rata-rata kelas.

(4)

Tabel 3

Distribusi Subjek Pada Kelas IIIB

Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase (%)

Laki-laki 11 52

Perempuan 10 48

Total 21 100%

Berdasarkan tabel 2 dan 3 , diketahui bahwa siswa kelas IIIA SD Negeri 2 Genuk-Suran dijadikan sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 21 yang terdiri dari 12 siswa laki-laki atau 57% dan 9 siswa perempuan atau 43% dari total jumlah siswa. Sedangkan kelas IIIB dijadikan sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 21 dimana jumlah siswa laki-laki pada kelas IIIB sebanyak 11 siswa atau 52% dan jumlah siswa perempuan sebanyak 10 siswa atau 48% dari jumlah total siswa. Siswa kelas IIIA dan kelas IIIB memiliki karakteristik yang berbeda. Siswa kelas IIIA masih cenderung suka bermain dengan teman sebangku ketika kegiatan pembelajaran berlangsung, tidak memperhatikan guru ketika guru menjelaskan. Sedangkan siswa kelas IIIB sudah menunjukkan sikap yang baik ketika pembelajaran berlangsung, siswa kelas IIIB juga cenderung tenang dan memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan.

3.3 Variabel dan Definisi Operasional 3.3.1 Variabel

a. Variabel bebas (x)

Variabel bebas (independen) pada penelitian ini adalah pendekatan saintifik melalui metode eksperimen

b. Variabel terikat (y)

(5)

3.3.2 Definisi Operasional

Metode eksperimen adalah metode belajar mengajar yang sesuai untuk pembelajaran sains, siswa diberi kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan kreativitas secara optimal. Hal itu terjadi karena siswa diberi kesempatan untuk melakukan percobaan tentang suatu hal, mengamati proses dan menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan evaluasi oleh guru.

Pembelajaran konvensional adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang selama ini kebanyakan dilakukan oleh guru, di dalam pengajaran guru lebih mengutamakan hafalan dari pada penekanan dalam ketrampilan berhitung, aktivitas guru mendominasi kelas dengan metode ceramah (ekspositori).

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dalam penguasaan pengetahuan yang dikembangkan melaui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru.

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan keterangan-keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka penulis menentukan teknik dan alat pengumpulan data yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Berikut adalah beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti.

1. Teknik Observasi (X)

(6)

2. Teknik Tes (Y)

Metode tes merupakan teknik pengumpulan data untuk mengetahui kemampuan subjek penelitian yang dilakukan dengan cara mengukurnya menggunakan teknik tertentu, seperti teknik tertulis. Teknik tes digunakan untuk mengukur kemajuan belajar siswa dalam bentuk nilai hasil belajar.

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

Menurut Sugiono (2010: 224), teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa instrumen observasi untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dan instrumen tes digunakan untuk memperoleh data prestasi belajar siswa. Adapun mengenai instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, berdasarkan variabel yang sudah ditentukan oleh peneliti, sebagai berikut:

1. Lembar Observasi/Lembar Pengamatan (variabel x) a. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa

Lembar pengamatan ini digunakan untuk mencatat aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Bentuk catatan sistematis yang dipakai dalam penelitian ini adalah daftar chek (√), yang merupakan suatu daftar yang memuat catatan tentang sejumlah tingkah laku yang akan diobservasi.

2. Tes

(7)

Langkah-langkah membuat soal tes yaitu: 1. Membuat kisi-kisi soal tes

2. Menyusun soal tes 3. Mengadakan uji coba 4. Menganalisis hasil uji coba

3.5 Uji Coba Instrumen Pernilaian 3.5.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu data dapat dipercaya kebenarannya sesuai dengan kenyataan. Menurut Sugiyono (2009:172) bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Valid menunjukan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.

Uji validitas dalam penelitian ini digunakan analisis item yaitu mengkorelasikan skor pada tiap butir soal dengan skor total yang merupakan jumlah dari tiap skor butir. Jika ada item yang tidak memenuhi syarat, maka item tersebut tidak akan diteliti lebih lanjut. Syarat tersebut menurut Sugiyono (2009:179) yang harus dipenuhi yaitu harus memiliki kriteria sebagai berikut : a. Jika r ≥ 0,30, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah valid b. Jika r ≤ 0,30, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah tidak valid

Uji validitas juga digunakan untuk menguji variabel Y (dependen) yaitu hasil prestasi belajar yang diukur menggunakan tes, yaitu hasil uji validitas soal

pre-test dan post-test. Perhitungan validitas dihitung dengan menggunakan

(8)

3.5.1.1 Hasil Uji Validitas Soal Pre-test

Hasil uji soal berjumlah 20 butir soal dan responden berjumlah 22 siswa, diperoleh semua butir soal valid, itu artinya sebanyak 20 soal dinyatakan valid dengan ketentuan r kritis > 0,3. Dan 20 soal yang valid akan digunakan sebagai soal pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa baik dikelas kontrol maupun kelas eksperimen.

3.5.1.2Hasil Uji Validitas Soal Post-test

Hasil uji soal berjumlah 25 butir soal dan responden 22 siswa, diperoleh 20 soal yang valid dan akan digunakan sebagai soal post-test untuk mengetahui prestasi belajar siswa baik di kelas kontrol maupun eksperimen.

3.5.2 Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2014:173), instrumen yang reliabel adalah “instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”. Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut koefisien reliabilitas. Salah satu koefisien reliabilitas yang paling sering digunakan adalah Alpha Cronbach. Pengujian reliabilitas pada penelitian ini menggunakan program komputer SPSS 20 for windows dengan cara

Analyze – Scale – Reliability Analysis.

Dalam penelitian ini, uji reliabilitas instrumen digunakan untuk menguji variabel Y (dependent) yaitu prestasi belajar yang diukur menggunakan tes. Instrumen dikatakan fariabel bila hasil pengukuran relatif konsisten jika dikenakan pada satu objek. Batasan untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen yang dikembangkan oleh George dan Mellery (dalam Utaminingrum: 2008) adalah sebagai berikut:

α > 0,9 : Sangat bagus α > 0,8 : Bagus

(9)

α > 0,6 : Diragukan α > 0,5 : Jelek

α < 0,5 : Tidak dapat diterima

3.5.2.1 Hasil Uji Reliabilitas Soal Pre-test

Hasil perhitungan reliabilitas di SD Negeri 2 Genuk Suran, menggunakan

SPSS 20 for Windows. Bedasarkan hasil uji coba 20 item soal diperoleh

Cronbach’s Alpa 0,858, bedarsarkan kriteria diatas dinyatakan memiliki

reliabilitas bagus. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dinyatakan bahwa intrumen penelitian ini adalah reliabel.

Tabel 4

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,858 20

3.5.2.2Hasil Uji Reliabilitas Soal Post-test

Berdasarkan Tabel 5 diperoleh Cronbach’s Alpa 0,808 dari 30 item soal, bedasarkan kriteria diatas dinyatakan memiliki reliabilitas bagus. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dinyatakan bahwa instrumen penelitian ini adalah reliabel.

Tabel 5

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

(10)

3.5.3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan sukar. Soal yang

terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha pemecahannya. Sebaiknya, jika soal yang terlalu sukar akan meyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkaunya.

Sudjana (2011:135) “menganilisis tingkat kesukaran soal digunakan untuk mengkaji soal-soal tes dari sisi kesulitannya, sehingga diperoleh soal-soal mana yang mudah, sedang, dan sukar”. Tingkat kesukaran soal dilihat dari kemampuan siswa dalam menjawab soal. Sehingga semakin banyak prosentase siswa yang mampu menjawab suatu butir soal, maka soal tersebut dapat dikatakan mudah, demikianlah sebaliknya.

Rumus yang digunakan untuk menganalisis tingkat kesukaran soal adalah:

Keterangan:

I : Indek kesukaran untuk setiap butir soal

B : Banyaknya siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal. N : Banyaknya siswa.

(Sudjana, 2011: 137)

Tingkat kesukaran soal pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarannya antara 0,00 - 1,00. Untuk menentukan kriteria tingkat kesukaran soal dapat dilihat dibawah ini:

(11)

Tabel 6

Hasil Uji Kesukaran Soal Pretest dan Posttest

Soal Kriteria Soal

3.6.1 Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest

Uji normalitas varian bertujuan apakah kedua varian memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Hasil analisis menggunakan SPSS for windows 20. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika signifikan atau nilai ρ > 0.05. Data uji normalitas diambil data nilai pretest dan posttest dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dari hasil perhitungan menggunakan SPSS for windows 20. Dari data pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mempunyai data normal dengan tingkat signifikan (sig) 0,168 > 0,005 dan 0,333 > 0,005. Sedangkan dari data postest pada kelompok kontrol dan eksperimen mempunyai data normal dengan tingkat signifikan (sig) 0,663 > 0,005 dan 0,845 > 0,005. Karena dari nilai Posttest kontrol dan Posttest

eksperimen memiliki tingkat signifikan lebih dari 0,05.

3.6.2 Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest

(12)

eksperimen. Uji homogenitas menggunakan uji-t, dengan F hitung Levene test dan ketentuan probabilitas jika signifikasi > 0,05 maka kedua kelas tersebut memiliki

variance sama atau dengan kata lain kedua kelas tersebut homogen. Dari hasil uji homogen pada data pretest pada kelas kontrol dan eksperimen menunjukkan kolom Levene Statistic 0,391 menunjukkan tingkat signifikan 0,536, karena tingkat signifikan lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mempunyai varian yang sama (homogen). Sedangkan pada dari uji homogen data posttest pada kelas kontrol dan eksperimen menunjukkan kolom Levene Statistic 0,012 menunjukkan tingkat signifikan 0,914, karena tingkat signifikan lebih dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mempunyai varian yang sama (homogen).

3.6.3 Uji Hipotesis Penelitian

3.6.3.1Uji Hipotesis dengan Two Way Anova (Analysis of Variance)

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji anova. Penggunaan teknik statistik uji anova dalam penelitian ini berdasarkan kepada kebutuhan dalam melakukan komparasi terhadap dua kelompok sampel penelitian ini.

Melalui uji anova dalam penelitian ini diharapkan terdapat prestasi belajar IPA yang diajarkan dengan metode eksperimen dan prestasi belajar yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional serta menemukan perbedaan prestasi belajar siswa. Uji t digunakan untuk mengukur hipotesis sebagai berikut:

1. Hipotesis: terdapat pengaruh positif dan signifikan dalam penerapan pendekatan saintifik melalui metode eksperimen terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas III SD Negeri 2 Genuk Suran, Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan semester II tahun pelajaran 2014/2015

(13)

Gambar

Tabel 1 Desain Eksperimen
Tabel 2 Distribusi Subjek Pada Kelas IIIA
Tabel 3
Tabel 4
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan Ilmiah ini juga menggunakan Visual Basic.NET sebagai tampilan antarmukanya (interface) dan membahas cara-cara pembuatan suatu aplikasi pengolah data dengan

BAB II PENGARUH TEMU MANGGA ( Curcuma amada ) TERHADAP STABILISASI LIPID DARAH PADA MENCIT ( Mus musculus ) JANTAN PENDERITA HIPERLIPIDEMIA A.. Temu Mangga ( Curcuma

[r]

Key Terms Key Terms Bibliography Bibliographic Database Data Mart Data Mining Data Visualization Data Warehouse Dictionary Directory Encyclopedia Expert interview Exploratory

Demikian juga dengan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, masalah lingkungan tidak terlalu diperhatikan, baik pada saat perencanaan maupun pada saat pengoperasiannya, hal

The indirect effect between Safety Leadership (0.08) and Safety Culture (0.239) to Safety Behavior was lower than the direct effect, this result shown that Safety Training is not

[r]

Nikah sebagai ikatan yang ditentukan oleh pembuat hukum syara’ (Allah) yang memungkinkan laki-laki untuk istimta; (mendapat kesenangan seksual) dari istri dan demikian juga,