LAPORAN HASIL PEMETAAN DAN SURVEI RUMAH TANGGA
DUSUN TONDOWESI DESA PULE KECAMATAN JATIKALEN
NGANJUK
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Peta Sosial Ekonomi Umat”
Oleh:
MOH. LAHUDIN (B02212006) Dosen pembimbing:
Drs. Agus Effendi, M.Fil.I
PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
BAB I
GAMBARAN UMUM
Dusun Tondowesi secara umum terbagi menjadi dua bagian, yaitu tondowesi utara dan selatan. Mayoritas warga berpenghasilan dari sektor pertanian. Dalam satu tahun warga bisa memanen dua kali, yaitu padi dan cabai serta tembakau. Padi ditanam pada musim penghujan dan cabai atau tembakau yang ditanam pada musim kemarau. Selain itu juga menanam tanama sela, seperti kacang sayur, kara, kecipir, pisang, singkong serta tanaman lain yang bisa dimannfaatkan petani untuk kebutuhan sayur-sayuran sehari-hari.
Pada musim panen terdapat permasalahan yang selalu dihadapi oleh para petani, yaitu harga jual panen yang selau jatuh oleh permainan harga para tengkulak. Sehingga hasil yang didapat tidak maksimal, yang berpengaruh tidak terpenuhinya semua kebutuhan dasar para petani. Dan petani selalu kehabisan hasil panen untuk kebutuhan sehari-hari serta masih tingginya angka kemiskinan. Meskipun seprti itu warga masih mempunyai alternatif lain mendapatkan penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari seperti penghasilan dari hutan, berternak, serta menjual hasil tanaman pisang dari pekarangan dan berternak kambing serta sapi.
Akan tetapi tingginya angka kemiskinan tidak membuat warga hilang semangat dan motivasi untuk mendapatkan pendidikan yang tinggi. Terlihat dari dta hasil pemetaan tedapat 16 anak yang melanjutkan pendidikan sampai perguruan tinggi. Yang terbagi 4 anak sudh lulus S1 serta yang lain masih aktif di perkuliahan.
BAB II PROFIL DUSUN
A. Geografis
Dusun Tondowesi secara administratif terletak di dua desa yang berbeda. Tondowesi selatan merupakan bagian dari wilayah administrasi desa Pule kecamatan Jatikalen Kabupaten Nganjuk. Sedangkan Tondowesi Utara merupakan bagian dari wilayah administrasi desa Klitih kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang. Secara geografis untuk membedakan dua dusun Tondowesi ini ditandai oleh batas sungai Beng. Sebelah barat dan selatan dusun Tondowesi selatan berbatasan langsung dengan hutan dan bukit, sebelah timur berbatasan dengan dusun Lengkong dan sebelah utara secara otomatis berbatasan dengan Tondowesi utara.
B. Demografi
Keseluruhan dari warga dusun Tondowesi memeluk agama Islam. Mayoritas berprofesi sebagai tani dan buruh tani. Dan sebagian yang lain sebagai Pegawai Negeri, TNI, guru, dan wiraswasta. Untuk fasilitas umum bagi warga hanya terdapat dua musholla. Sedangkan fasilitas pendidikan, masjid, makam dan faslitas lain tidak terdapat di Tondowesi.
C. Kependudukan
Jumlah warga dusun Tondowesi adalah 350 jiwa yang terbagi ke dalam 90 KK. Karena masuk wilayah administrasi desa Pule, dusun Tondowesi terdapat 2 RT dan 1 RW yaitu RT 1 RW 2 dan RT 2 RW 2.
D. Ekonomi
buruh. Sebagian juga ada yang menjadi tukang bangunan dan tukang kayu. Untuk toko pracangan terdapat 5 warga yang mempunyai toko.
E. Kesehatan
Untuk masalah kesehatan mayoritas dari warga dusun tondowesi hanya mengalami penyakit ringan seperti linu, demam, batuk dan lain lain, yaitu 62 KK dari 82 KK yang tersurvei. Sedangkan untuk penyakit epidemik terdapat 10 KK dan penyakit berat juga terdapat 10 KK. Dari jumlah data kesehatan tersebut ternyata hanya ada 7 KK yang baru mempunyai kartu jaminan kesehatan yaitu berupa BPJS, berbalik jauh dari kondisi ekonomi warga dan penyakit yang diderita seperti penyakit berat dan epidemik yang diderita oleh warga. Serta kondisi kerentanan kesehatan warga yang menderita penyakit ringan, dikarenakan kondisi lingkungan yang sangat tidak baik untuk kesehatan warga. untuk lebih jelasnya akan dibahas pada bagian problem-problem yang terjadi pada bab berikutnya. Kemudian untuk mengurus kartu BPJS pun warga juga masih harus mengeluarkan biaya. Selain itu juga didukung oleh rata-rata belanja bulanan warga yang kurang dari 1 juta perbulan ada 21 KK, paling tidak harusnya ada 21 KK yang harus mendapatkan jaminan kesehatan tersebut. Selain itu juga ditambah ada sebagian rata-rata belanja bulanan warga yang tidak mencapai 1,5 juta.
F. Pendidikan
G. Politik
Untuk masalah politik yang ada, warga tidak begitu memperdulikan dan sedikit pragmatis. Terlihat setiap proses pemilihan suara baik pemilihan kepala desa maupun pemilu nasional, warga hanya memilih siapa yang memberi uang mereka yang dipilih. Untuk masalah partai-partai politiktidak ada yang masuk bahkan mendirikan posko-posko yang seperti yang ada di wilayah lain seperti perkotaan.
H. Politik Pembangunan
Pembangunan infrasturktur yang ada, dusun Tondowesi hampir tidak tersentuh oleh pembangunan fasilitas umum, yang ada sekarang dalam 10 tahun terakhir hanya ada 2 kali pembangunan infrastruktur seperti paving jalan dan pembangunan jembatan yang sekarang sedang berjalan.
I. Sosial
BAB III
TEMUAN MASALAH
1. Harga Jual Hasil Petani Jatuh
Seperti yang telah diketahui dari hasil pemetaan bahwa mayoritas penghasilan warga dari sektor pertanian, baik sebagai petani maupun buruh tani. Dalam setahun para petani bisa memanen 2 kali, yaitu padi dan cabai atau juga ada sebagian yang memanen tembakau. Permasalahan yang ada hasil dari panen padi petani rata-rata lebih dari separuh habis untuk hitung-hitungan untuk membayar hutang pupuk serta biaya perawatan untuk menanam sampai memanen. Kemudian untuk panen cabai dan tembakau seharusnya bisa lebih besar dari hasil menanam padi, para petani juga dijatuhkan oleh harga jual hasil panen tersebut. Yang dikarenakan permainan harga oleh para tengkulak. Sehingga para petani juga tidak bisa berbuat apa-apa untuk bisa mendapatkan hasil maksimal dari panennya tersebut. Dari uraian tersebut belum termasuk masalah kesulitan air para petani pada musim kemarau untuk mengairi tanaman. Yang mengakibatkan tidak maksimalnya panen petani.
Sebagian besar warga yang tidak mempunyai sawah, menggunakan hutan untuk bercocok tanam, yaitu berupa tegalan melalui kontrak dengan pihak perhutani. Dari data yang ada terdapat 31 KK yang menggunakan tegalan sebagai lahan tani. Pembukaan lahannya pun juga menimbulkan masalah karena harus menebang hutan jadi. Sehingga menimbulkan hutan menjadi gundul dan belum juga terjadinya kegagalan penghijauan kembali setelah lahan digunakan selama satu tahun. Dan berpindah untuk membuka lahan baru yang menimbulkan semakin berkurang hutan sebagai penyimpan air yang mengakibatkan kesulitan air bagi para petani sawah maupun tegalan yang menimbulkan berkurangnya hasil panen petani.Dan juga berdampak terhadap penghasilan petani.Dan berdampak lagi untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari bagi warga. Kesulitan air juga berdampak pada sebagian sumur warga yang mulai mengering.
Dari masalah permainan harga tersebut di atas mengakibatkan petani kehabisan hasil panen sebelum musim tanam lagi, masih tingginya angka kemiskinan, serta tidak terpenuhinya semua kebutuhan dasar petani. Yang dikarenakan tidak maksimalnya hasil panen petani, ketidakberdayaan petani atas hasil panen, serta berkurangnya penghasilan petani.
Berikut adalah alur penjualan hasil panen petani:
Diagram alur penjualan hasil panen petani
Dari alur tersebut terlihat tidak adanya akses dari petani atau warga langsung ke pasar. Sehingga yang terjadi banyaknya alur oknum tengkulak dan setiap tengkulak sendiri menentukan harga masing-masing sesuai keuntungan yang diinginkan oleh tengkulak. Sehingga dalam jual beli hasil panen petani terjadi permainan harga oleh para tengkulak. Serta tidak adanya aturan yang mengatur masalah ketentuan harga baik dari pihak pasar, pemerintah desa maupun bagi para tengkulak sendiri. Dan tidak adanya keinginan dan kesadaran dari para petani atau warga sendiri untuk mengolah hasil panen menjadi produk makanan jadi untuk dijual sehingga nilai jualnya menjadi lebih tinggi.
Untuk alur tengkulak atau pengepul dari dusun kemudian ke tengkulak luar desa dan tengkulak dari pasar adalah alur penjualan hasil panen cabai dan tembakau. Kemudian alur penjualan oleh pengepul atau tengkulak yang langsung ke pasar adalah penjualan hasil hutan berupa kayu arang, gadung, hasil panen tanaman pisang, buah mangga, serta hewan ternak berupa sapi dan kambing. Sedangkan alur penjualan dari petani ke tengkulak luar desa adalah
Tengkulak dari pasar
Tengkulak luar desa
Petani/warga Tengkulak/pengepul di dusun
penjualan hasil hutan berupa lempuyang, bangka, olet, butrowali dan hasil hutan lain dan biasanya hasil tersebut akan dijadikan menjadi obat-obatan.
Berikut analisis pohon masalah dari keterangan tersebut di atas:
kehabisan hasil panen Tingginya angka kemiskinan
Harga jual hasil panen petani jatuh
Masalah di atas pasti selalu terjadi pada saat panen petani. Baik panen hasil tanaman dari bertani maupun hasil dari mencari alternatif pendapatan dari hutan. Pada musim panen padi misalnya, para petani selalu tidak dapat menikmati hasil panen tersebut dan untuk disimpan sebagai kebutuhan sehari-hari. Karena sudah habis untuk dikonsumsi maupun untuk membayar hutang baik biaya pupuk maupun biaya penanaman sampai memanen. Dan padi yang dibayarkan oleh petani kepada pemodal disimpan kemudian dijual lagi kepada para petani. Sungguh suatu realita yang selalu terjadi pada saat musim padi. Dan hal selalu membelenggu para petani. Petani yang susah-susah bekerja namun hasilnya tidak bisa dinikmati malah dibeli.
BAB IV
Harga jual hasil panen petani tinggi
Subjek Strategi yang diinginkan Tujuan yag ingin dicapai
SDA Pemanfaatan sumber daya alam lebih maksimal
Pembuatan produk-produk terutama makanan dari hasil panen
SDM Peningkatan kesadaran dan pemahamaan serta potensi yang dimiliki
Agar lebih kreatif untuk mengolah hasil-hasil panen
PIHAK YANG AKAN TERLIBAT
N o
BAB V PROGRAM DESA
Pemberian Bantuan Biaya Pendidikan
Program ini dilaksanakan atas dasar inisiatif pemerintah desa untuk meringakan biaya warga Desa Pule dalam hal biaya pendidikan untuk anak yang masih sekolah di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Setiap tahun program ini berjalan dan sumber merupakan alokasi dari dana PNPM Mandiri. Hal ini terlihat ada kepedulian pemerintah desa bagi warga akan pentingnya pendidikan. Namun dalam hal ini masih belum bisa memberikan kesadaran sepenuhnya bagi warga untuk menyekolahkan anak-anaknya sampai ke sekolah yang lebih tinggi. Namun sekarang peningkatan tingkat pendidikan warga cukup baik.
BAB VI REFLEKSI
Dari fakta yang ada bahwa para petani dibuat tidak berdaya oleh oknum-oknum tengkulak. Dengan permainan harga yang dilakukan membuat petani sulit untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Sehingga pendapatan para petani berkurang yang berakibat tidak terpenuhinya semua kebutuhan dasar. Dan warga masih banyak yang hidup dalam kemiskinan, karena dibuat tidak berdaya atas hasil panen. Apakah hal ini bertolak belakang dengan kebijakan pemerintah desa yang seolah-olah hanya peduli pada bidang pendidikan.