• Tidak ada hasil yang ditemukan

Transportasi Bagi Difabel di Kota Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Transportasi Bagi Difabel di Kota Malang"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Transportasi adalah suatu fasilitas yang digunakan manusia untuk melalukan sebuah mobi litas dari satu tempat ke tempat yang lain. Sehingga memudahlan manusia dalam berbagai hal. Sarana transportas di bagi menjadi 3 yaitu darat, laut dan udara. Menurut Salim (2000) transportasi adalah kegiatan pemnidahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu dari suatu tempat ketempat lainnya. Dalam transportasi terdapat dua unsur yaitu pemindahan/pergerakan (movement) dan secara fisik mengubah tempat barang (comoditi dan penumpang ke.tempat ;ain). Sebagai sarana publik, transportasi haruslah memilik pelayanan yang baik agar pelayanan terhadap pengguna trasnportasi dapat dilaksanakan secara maksimal dan pengguna merasa puas.

(2)

anak-anak, wanita hamil, dan orang sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 97 meliputi:

a. Penyediaan fasilitas aksesibilitas yang memberikan kemudahan naik dan turun yang berupa paling sedikit alat bantu untuk naik turun dari dan ke Kendaraan. b. Memberi prioritas pelayanan pada saat naik dan turun dengan mendahulukan penyandang cacat, manusia usia lanjut, anak-anak, wanita hamil, dan orang sakit; dan / atau

c. Menyediakan fasilitas pelayanan khusus dengan menyediakan tempat duduk prioritas.

Berdasarkan pertauran pemerintah sebgaimana yang telah terpaparkan di atas, maka judul penelitian ini adalah “Pelayanan Transportasi Bagi Penyandang Disabilitas pada Armada Bus di Terminal Arjosari”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelayanan transportasi bagi peyandang disabilitas pada armada bus?

2. Bagaimana fasilitas armada bus bagi penyandang disabilitas? C. Tujuan Penelitan

1. Mengetahui bagaimana pelayanaan transportasi bagi penyandang disabilitas pada armada bus

2. Mengetahui bagaimana fasilitas aramada bus bagi penyandang disabilitas D. Landasan Teori

(3)

Klasifikasi anak berkebutuhan khusus dalam pasal 129 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan menyebutkan ada 12 kelompok anak berkebutuhan khusus yaitu:

a) Tunanetra

Seseorang yang mengalami hamabatan pengelihatan sebagian atau secara total, sehingga kehilngan kemampuan untuk melihat secara normal.

b) Tunarungu

Seseorang yang kehilangan kemampuan mendengar antar 35-69 Db menurut ISO, sehingga tidak dapat mendengar secara normal.

c) Tunawicara

Seseorang yang mengalami gangguan dalamberbicara seperti gagap d) Tunagrahita

Seseorang yang memiliki hambatan intelektual atau seseoranng yang memiliki kecerdasan inetelektual di bawah rata-rata.

e) Tunadaksa

Adalah mereka yang mengalami cacat fisik atau kehilangan sebagian anggota tubuhnya, yang dapat terjadi sebelum dan sesudah kelahiran

f) Tunalaras

Adalah mereka yang mengalami gangguan emosi dan prilaku g) Berkesulitan belajar

Mereka yang mengalami gangguan komunikasi, sosial dan perilaku j) Memiliki gangguan motorik

Seseorang yang memiliki hambatan gerak atau keseulitan gerak

k) menjadi korban penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, dan zat adiktif lain; dan yang memiliki kelainan lain

2. Pengertian Aksesibilitas

(4)

E. Keguanaan Penelitian 1. Bagi pemerintah

Adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi pemrntah untuk terus memamntau penyediaan pelayanan transportasi pada peyadang disabilitas, terutama pada armada bus.

2. Bagi Armada Bus

(5)

BAB II

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah petunjuk arah jenis penelitian yang nantinya akan dipilih untuk melakukan penelitian. Pada bab ini akan dibahas beberapa sub bab penting dari metode penelitian diantaranya (a) Pendekatan dan jenis

penelitian, (b) Prosedur pengumpulan data. A. Pendekatan dan Jenis Penelitan

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan pendeketan studi kasus yang difokuskan pada permasalahan yang akan dibahas. Studi kasus adalah salah satu metode penelitian dalam ilmu sosial. Dalam metode ini dilakukan pemeriksaan longitudinal yang mendalam terhadap suatu keadaan atau kejadiaan yang disebut sebagai kasus dengan menggunakan cara-cara yang sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis informasi dan pelaporan hasilnya. Sebagai hasilnya, akan diperoleh pemahaman yang mendalam tentang mengapa sesuatu terjadi dan dapat menjadi dasar bagi riset selanjutnya. Studi kasus dapat digunakan untuk menghasilkan da menguji hipotesis (Wikipedia).

B. Prosedur Pengumpulan Data

Pada tahap pengumpulan data peneliti menggunakan beberapa teknik sebagai berikut:

1) Teknik Observasi

Observasi merupakan cara mengumpulkan data yang dilakukan melalui pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian untuk mengetahui realita atau keadaan yang sebenarnya. Dalam hal ini, pengamatan penelitian lebih terfokus pada fasilitas bagi penyandang disabilitas di terminal Arjosari. Hal ini dikarenakan terminal Arjosari merupakan terminal tersebaar di Malang Raya.

2) Teknik Wawancara

(6)

penelitian atau percakapan interview dengan subjek penelitian dengan maksud tertentu. Secara konseptual pedoman wawancara ada dua macam, Pertama: wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara yang hanya memuat garis besar pernyataan yang akan ditanyakan. Kedua: wawancara terstuktur yaitu wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai Chek List (Moleong, 2014:190).

Dalam penelitian ini peneliti lebih cenderung banyak

menggunakan wawancara atau interview tidak terstruktur, karena hal ini lebih memberikan kebebasan dan keluasan hati kepada subjek penelitian sehingga tidak ada suasana terikat yang menjadikan subjek tegang dalam memberikan jawaban.

3) Teknik Dokumentasi

(7)

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian tentang pelayanan transportasi bagi penyandang disabilitas pada armada bus di terminal Arjosari Malang.

1. Gambaran Umum Terminal Arjosari

Terminal Arjosari merupakan terminal terbesar di Malang diantara tiga terminal yang ada. Terminal penghubung antar kota dalam provinsi yang menjadi tempat masuknya armada bus dari berbagai daerah. Sebagai terminal terbesar terbesar di kota Malang, terminal Arjosari memilik fasilitas dan kondisi bangunan yang lebih baik ketimbang terminallainnya. Hal ini dikarenakan terminal arjosari tidak pernah sepi oleh penumpang yang akan masuk dan kelua kota malang.

2. Fasilitas Bagi Penyandang Disabilitas di Terminal Arjosari

(8)

Selain kurangnya rem, fasilitas umum lainnya seperti toilet umum juga masih kurang memadai untuk mengakomodasi kebutuhan penyandang disabilitas. Hal ini dikarenakan di terimnal arjosari tidak terdapat tiolet potabel yang dapat digunakan untuk penyandang disabilitas yang memilik hambatan gerak. Permasalahan tentang fasilitas bagi penyandang didabilitas tidak cukup pada toliet dan aksesbilitas jalan saja melainkan juga mencakup petunjuk-petujuk arah yang dapat diakses oleh penyadang disabilitas. Pada kenyattannya selain masalah aksesbilitas jalan dan toliet umum. Terminal Arjosari juga tidak memiliki petunjuk-petunjuk arah berupa papan braile yang dapat diakses oleh tunanetra. Sehingga dapat disimpulka bahwa fasilitas bagi penyandang disabilitas bagi diterminal Arjosari masih belum memadai.

3. Pelayanan Armada Bus Terminal Arjosari pada Penyandang Disabilitas Pelayanan armada bus terhadap keberadaan penyandang disabilitas sudah rangat baik. hal ini dikarenakan mereka sangat menghargai adanya penyandang disabilitas yang dibuktikan dengan sikap jujur dalam memberikan pelayanan bagi penyandang disabilitas dengan hambatan penglihatan yang dilakukan oleh sopir dan kondektur. Keramahan tersebut sangatlah membantu penyandang disabiltas dalam melakukan perjalanan keluar kota. Sebagaimana hasil wawan cara yang didapat bahwa :

“pelayanan armada bus bagi oenyandang disabilitas sudah sangat baik, sopir dan kondektur sangat ramah terhadap penyadang disabilitas mereka juga bersifat profesional dalam penarikan tarif”. Sehingga armada bus sangat cocok dan akases bagi peyandang disabilitas (I Gede Santika Yasa). Selain I Gede Santika Yasa pendapat serupa juga diungkapkan oleh dian yang mengatakan bahwa “ pelayana bagi penyandang disabilitas sudah bagus dan ramah terhadap keberadaan disabilitas.

(9)

meberikan pelayanan bagi penyadang disabilitas yang berlandaskan kenyamanan penumpang.

4. Fasilitas Armada Bus Bagi Penyandang Disabilitas

Fasilitas bagi penyandang disabilitas pada armada bus di terminal Arjosari sudah cukup aksesibel bagi penyandang disabilitas dengan hambatan penglihatan dan pendengaran. Namun fasilitas yang tersedia pada armada bus yang berada di terminal Arjosari sangat tidak aksesibel bagi penyandang disabilitas dengan hamabatan gerak atau yang sering disebut dengan tunadaksa. Hal ini dikarenakan tidak adanya rem atau bidang miring yang dapat membantu pengguna kursi roda saat memasuki bus. Selain itu didalam bus juga tidak ada tempat khusus bagi mereka penumpang yang mengalami hambtan gerak dan harus menggunakan kursi roda. Sehingga fasilitas armada bus yang berada diterminal Arjosari masih belum bisa mengkaomodasi penumpang dengan hambatan gerak tau tunadaksa. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh niko salah satu penyadang tunadaksa bahwa:

“untuk di kota malang keberadaan transportasi umum untuk anak tuna daksa masih belum ada. seperti bus untuk tuna daksa, angkutan umum untu tuna dasa. Sehingga bagi penyandang hamabatan gerak atau tunadaksa diharuskan memiliki kendaaraan sendidri jika ingin berpergian”.

(10)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang tekah dilakukan, maka dapat ditari kesimpulan bahwa pelayan transportasi bagi penyandang disabilitas pada armada bus belum terlaksanakan secara masimal. Masih banyak kekurangan-kekurangan dalam pelayanannya. Terutama pada fasilitas yang terdapat pada armada bus, dimana aramada bus masuh belum aksesibel bagi penyandang hambatan gerak atau tuna daksa. Sehingga tuna daksa tidak dapat memperoleh haknya untuk berpergian menggunakan angkutan umum seperti bus. Oleh karena itu emerintah perlu mengkaji ulang hal ini, agar hak-hak penyandang disabilitas, terutama tuna daksa dapat memperoleh haknya dalam menggunakan angkutan umum seperti bus.

B. Saran

(11)

DAFTAR RUJUKAN

Igak Wardani. 2008. Pengantar pendidkikan luar biasa, Jakarta: Universitas Terbuka

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2014

Arikunto,Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memperhatikan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai = 0.864 terletak pada 0.710 – 0.900 maka terdapat korelasi yang kuat antara Minat Membaca Dengan Ketekunan Belajar

Ekologi atau lingkungan yang tidak terpisahkan satu sama lain seperti adanya kampung nelayan di pesisir pantai Pasir Panjang - Kelapa Lima dan hamparan pasir

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Banjarnegara yang terdiri dari MAN 1 Banjarnegara dan MAN 2 Banjarnegara

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Minat Peserta Didik di SMAMenggunakan Metode TOPSIS yang telah dibuat berdasarkan kriteria yang telah ditentukan menghasilkan data

Analisis proses berpikir yang dilakukan siswa Idealist dalam memecahkan masalah matematika mengacu pada langkah-langkah polya, di mulai dari proses berpikir siswa

Hasil dari penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Cadasari, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten menunjukkan frekuensi anak dengan riwayat berat lahir

Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa pada wilayah Supiori dengan mengeluarkan biaya pondasi maka terjadi peningkatan nilai persentasi efisiensi namun tidak

Istilah rehabilitasi vokasional berarti bagian dari suatu proses rehabilitasi secara berkesinambungan dan terkoordinasikan yang menyangkut pengadaan pelayanan-pelayanan