• Tidak ada hasil yang ditemukan

ETIKA MORAL dan akhlahkBIOETIKA docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ETIKA MORAL dan akhlahkBIOETIKA docx"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ETIKA, MORAL dan BIOETIKA

Oleh : FX Ady Soesetijo

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

A. Pendahuluan

Etika merupakan ilmu mengenai kesusilaan, yaitu telaah dan penilaian perbuatan manusia ditinjau dari kesusilaannya. Etika juga dapat dipandang sebagai sarana orientasi bagi usaha manusia untuk menjawab suatu pertanyaan yang amat fundamental, yaitu : Bagaimana saya harus hidup dan bertindak ? Atas dasar pertanyaan tersebut, sebenarnya ada banyak pihak yang berhak menjawab pertanyaan tersebut untuk kita dengarkan : orang tua, guru, adat istiadat dan tradisi, teman, lingkungan sosial, agama, negara, serta berbagai ideologi. Tetapi apakah benar yang mereka katakan ? Dan bagaimana kalau mereka masing-masing memberikan nasehat yang berlainan ? Lalu siapa yang harus kita ikuti ? Dalam situasi ini etika mau membantu kita untuk mencari orientasi, yang tujuannya adalah agar kita tidak hidup dengan cara ikut-ikutan saja terhadap berbagai pihak yang akan menetapkan bagaimana kita harus hidup, melainkan agar kita dapat mengerti sendiri mengapa kita harus bersikap begini atau begitu. Etika mau membantu, agar kita lebih mampu mempertanggungjawabkan kehidupan kita.

Etika merupakan filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Etika adalah sebuah ilmu, bukan sebuah ajaran. Jadi etika dan ajaran-ajaran moral tidak berada di tingkat yang sama. Yangmengatakan bagaimana kita harus hidup, bukan etika, melainkan ajaran moral. Etika, mau mengerti dan memahami mengapa kita harus mengikuti ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita dapat mengambil sikap yang bertanggungjawab terhadap berbagai ajaran moral yang ada.

(2)

gigi, tetapi tetap masih ada beberapa dokter yang menjadi sorotan masyarakat dengan berbagai tuduhan.

Akhir-akhir ini keluhan masyarakat terhadap para drg makin sering terdengar, antara lain mengenai kurangnya waktu yang disediakan untuk pasiennya, kurang lancarnya komunikasi, kurangnya informasi yang diberikan drg kepada pasien/keluarganya, serta tingginya biaya pengobatan. Hal tersebut disebabkan oleh meningkatnya taraf pendidikan dan kesadaran hukum masyarakat, yaitu masyarakat lebih menyadari akan haknya seiring dengan munculnya masalah-masalah hak asasi manusia dalam dasawarsa terakhir ini. Memang suatu masyarakat akan tertib dan tenteram jika setiap anggotanya memahami, menghayati dan mengamalkan hak dan kewajibannya masing-masing. Demikian pula dalam suatu kontrak terapeutik antara drg dan pasien, tiap-tiap pihak mempunyai hak dan kewajibannya. Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia sekarang ini hanya berisikan kewajiban-kewajiban drg dan belum memuat hak drg, begitu pula belum termasuk semua hak dan kewajiban pasien. Karena itu perlu dikaji hal-hal tersebut, yang menyangkut hubungan dokter dan pasien, sehingga tidak selalu menimbulkan konflik yang merisaukan kedua belah pihak.

B.Etika

Etika merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang di lakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk, dengan kata lain aturan atau pola tingkah laku yang di hasilkan oleh akal manusia. Dengan adanya etika pergaulan dalam masyarakat akan terlihat baik dan buruknya. Etika bersifat relatif yakni dapat berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman.

Etika diartikan ”sebagai ilmu yang mempelajari kebaikan dan keburukan dalam hidup manusia khususnya perbuatan manusia yang didorong oleh kehendak dan didasari pikiran yang jernih dengan pertimbangan perasaan”.

Etika ialah suatu cabang ilmu filsafat. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa etik adalah disiplin yang mempelajari tentang baik dan buruk sikap tindakan manusia. Etika merupakan bagian filosofis yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah, dan penyelesaiannya baik atau tidak.

Menurut bahasa, berasal dari bahasa Yunani Ethos, yang artinya kebiasaan atau tingkah laku. Ethic (bahasa Inggris), yang berarti tingkah laku / perilaku manusia yang baik → tindakan yang harus dilaksanakan manusia sesuai dengan moral pada umumnya.

(3)

dengan prinsip-prinsip dasar dan konsep yang membimbing makhluk hidup dalam berpikir dan bertindak serta menekankan nilai-nilai mereka.

Sebagai suatu ilmu maka Etika terdiri atas berbagai macam jenis dan ragamnya antara lain : 1. Etika deskriptif, yang memberikan gambaran dan ilustrasi tentang tingkah laku manusia

ditinjau dari nilai baik dan buruk serta hal-hal mana yang boleh dilakukan sesuai dengan norma etis yang dianut oleh masyarakat.

2. Etika normatif, membahas dan mengkaji ukuran baik buruk tindakan manusia, yang biasanya dikelompokkan menjadi :

a. Etika Umum: Yang membahas berbagai berhubungan dengan kondisi manusia untuk bertindak etis dalam mengambil kebijakan berdasarkan teori-teori dan prinsip-prinsip moral.

b. Etika khusus : Terdiri dari etika social, etika individu dan etika terapan.

-Etika sosial : Menekankan tanggung jawab social dan hubungan antar sesame manusia dalam aktivitasnya

- Etika individu: lebih menekankan pada kewajiban-kewajiban manusia sebagai pribadi. - Etika terapan adalah etika yang diterapkan pada profesi.

C. MORAL

Secara kebahasaan perkataan moral berasal dari ungkapan bahasa latin mores yang merupakan bentuk jamak dari perkataan mos yang berarti adat kebiasaan. Dalam kamus umum bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral adalah penetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Tolak ukur yang digunakan moral untuk mengukur tingkah laku manusia adalah adat istiadat, kebiasaan, dan lainnya yang berlaku di masyarakat. Etika dan moral sama artinya tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit perbedaan. Moral dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika di pakai untuk sistem nilai yang ada. Teori moral mencoba memformulasikan suatu prosedur dan mekanisme untuk pemecahan masalah-masalah etik.

Terdapat beberapa pendapat apa yang dimaksud dengan moral.

1. Menurut kamu Kamus Bahasa Indonesia (Tim Prima Pena) : Ajaran tentang baik buruk yang di terima umum mengenaik akhlak-akhlak dan budi pekerti, kondisi mental yang memperngaruhi seseorang menjadi tetap bersemangat, berani, disiplin, dan lain-lain. 2. Ensiklopedia Pendidikan : Suatu istilah untuk menentukan batas-batas dari sifat-sifat,

(4)

yang layak dapat dinyatakan baik/buruk, benar/salah,Lawannya amoral, Suatu istilah untuk menyatakan bahwa baik-benar itu lebih daripada yang buruk/salah.

Bila dilihat dari sumber dan sifatnya, ada moral keagamaan dan moral sekuler. Moral keagamaan kiranya telah jelas bagi semua orang, sebab untuk hal ini orang tinggal mempelajari ajaran-ajaran agama yang dikehendaki di bidang moral. Moral sekuler merupakan moral yang tidak berdasarkan pada ajaran agama dan hanya bersifat duniawi semata-mata. Bagi kita umat beragama, tentu moral keagamaan yang harus dianut dan bukannya moral sekuler.

D. PERBEDAAN ETIKA DAN MORAL

Meskipun secara etimologi arti kata etika dan moral mempunyai pengertian yang sama, tetapi tidak persis dengan moralitas. Etika adalah penelaah terhadap aktivitas kehidupan manusia sehari-hari, sedangkan moralitas merupakan subjek yang menjadi penilai benar atau tidak. Beberapa perbedaan etika dan moral adalah :

1) moral mengajarkan apa yang benar sedangkan etika melakukan yang benar.

2) moral mengajarkan bagaimana seharusnya hidup sedangkan etika berbuat atau bertindak sesuai dengan apa yang telah diajarkan dalam pendidikan moral.

3) moral menyediakan “rel” kehidupan sedangkan etika berjalan dalam “rel”kehidupan. 4) moral itu rambu-rambu kehidupan sedangkan etika mentaati rambu-rambu

kehidupan.

5) moral itu memberikan arah hidup yang harus ditepumpuh sedangkan etika berjalan sesuai arah yang telah ditetapkan (menuju arah).

6) moral itu seperti kompas dalam kehidupan sedangkan etika memperhatikan dan mengikuti arah kompas dalam menjalani kehidupan.

7) moral ibarat peta kehidupan sedangkan etika mengikuti peta kehidupan. 8) moral itu pedoman kehidupan sedangkan etika mengiuti pedoman. 9) moral tidak bisa dimanipulasi sedangkan etika bisa dimanipulasi

10) moral itu aturan yang wajib ditaati oleh setiap orang sedangkan etika sering berorientasi pada situasi dan kondisui, motif, tujuan, kepentingan, dan sebagainya. 11) moral sumber acuannya adalah norma dan adat istiadat, sedangkan etika bersumber

pada akal manusia

(5)

Tanpa pedoman moral, manusia tidak mempunyai dasar bagaimana berperilaku dalam dunia yang multi arah. Manusia tidak akan mampu mengambil keputusan etis yang baik, tepat, dan benar. Pada dasarnya hidup manusia akan cenderung salah arah tanpa acuan moral.

Sebagai contoh, membuang sampah ke sungai. Jika kita adalah manusia yang bermoral, kita tidak akan melakukan hal tersebut karena kita sadar perbuatan tersebut dapat merugikan banyak pihak, yaitu sesama manusia dan ekosistem alam. Tetapi karena banyak manusia yang tidak bermoral atau tidak menyadari bahkan tidak mengetahui bahwa perbuatan membuang sampah ke sungai adalah buruk, diperlukan suatu ketetapan baik secara tertulis maupun lisan bahwa membuang sampah ke sungai dapat merugikan orang lain dan ekosistem. Ketetapan tersebut dihasilkan dari kajian tentang tingkah laku manusia membuang sampah dengan mempertimbangkan baik buruknya perbuatan tersebut. Ketetapan tersebut dipelajari dalam etika lingkungan. E. HUBUNGAN ANTARA ETIKA DAN MORAL

Ada beberapa persamaan antara etika dan moral, yaitu sebagai berikut :

1. Etika dan moral mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, sifat dan perangai yang baik

2. Etika dan moral merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk menakar martabat dan harkat kemanusiaannya. Sebaliknya semakin rendah kualitas etika, moral dan susila seseorang atau sekelompok orang, maka semakin rendah pula kualitas kemanusiaannya 3. Etika dan moral seseorang atau sekelompok orang bukan merupakan faktor keturunan yang

bersifat tetap, statis dan konstan, tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki setiap orang. Untuk pengembangan potensi positip tersebut diperlukan pendidikan, pembiasaan dan keteladanan, serta dukungan lingkungan, mulai dari keluarga, sekolah dan masyarakat yang secara terus menerus, berkesinambungan, dengan tingkat konsistensi yang tinggi. 4. Persamaan ke tiga point tersebut di atas terletak pada fungsi dan peran, yaitu menentukan

hukum atau nilai dari suatu perbuatan manusia untuk ditetapkan baik atau buruk.

Secara ringkas persamaan tersebut di atas terdapat dalam 3 (tiga) hal, yaitu : Objek : perbuatan manusia

Ukuran : baik dan buruk

Tujuan : membentuk kepribadian manusia

(6)

1. Etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia. Etiket menunjukkan cara yang tepat artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam sebuah kalangan tertentu.Etika tidak terbatas pada cara melakukan sebuah perbuatan, etika memberi norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut masalah apakah sebuah perbuatan boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan.

2. Etiket hanya berlaku untuk pergaulan.Etika selalu berlaku walaupun tidak ada orang lain. Barang yang dipinjam harus dikembalikan walaupun pemiliknya sudah lupa.

3. Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam sebuah kebudayaan, dapat saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain.Etika jauh lebih absolut. Perintah seperti “jangan berbohong”, “jangan mencuri” merupakan prinsip etika yang tidak dapat ditawar-tawar. 4. Etiket hanya memadang manusia dari segi lahiriah saja sedangkan etika memandang

manusia dari segi dalam. Penipu misalnya tutur katanya lembut, memegang etiket namun menipu. Orang dapat memegang etiket namun munafik sebaliknya seseorang yang berpegang pada etika tidak mungkin munafik karena seandainya dia munafik maka dia tidak bersikap etis. Orang yang bersikap etis adalah orang yang sungguh-sungguh baik.

G. BIOETIKA

Bioetik berasal dari bahasa Yunani; bios yang berarti hidup atau kehidupan, dan ethos yang berarti norma-norma atau nilai-nilai moral. Bioetika merupakan studi tentang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro maupun makro, tidak hanya memperhatikan masalah-masalah yang terjadi pada masa sekarang, tetapi juga memperhitungkan kemungkinan timbulnya pada masa yang akan datang. Bioetika membicarakan masalah medis (seperti rekayasa genetik, implantasi dan reproduksi buatan), masalah kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan masyarakat, hak pasien, moralitas penyembuhan tradisional, penelitian kesehatan pada manusia dan hewan percobaan, dan sebagainya.

Dalam bioetika terdapat empat prinsip yang harus dipenuhi oleh seorang dokter, yaitu : 1. Beneficience

(7)

 Melindungi dan mempertahankan hak-hak yang lain

 Mencegah terjadinya kerugian

 Menghilangkan kondisi penyebab kerugian

 Menolong orang cacat

 Menyelamatkan orang dari bahaya

2. Non-Maleficience

Adalah prinsip moral yang melarang tindakan yang memperburuk keadaan pasien. Yang harus diperhatikan oleh seorang dokter pada prinsip ini adalah :

 Tidak boleh berbuat jahat atau membuat derita pasien

 Meminimalisasi akibat buruk

 Dokter sanggup mencegah bahaya yang terjadi pada pasien

 Tindakan kedokterannya dapat terbukti efektif

 Lebih besar manfaat bagi pasien dari pada kerugian dokter

3. Justice

Adalah prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan dalam bersikap maupun dalam mendistribusikan sumber daya (distributive justice). Pada prinsip ini dokter tidak boleh mendeskriminasikan pasien dalam hal apapun. Dokter harus menerima pasien, memberikan kesamaan sumbangan sesuai kebutuhan pasien, dan memberikan kesamaan beban sesuai dengan kemampuan pasien.

4. Autonomy

Adalah prinsip moral yang menghormati hak-hak pasien, terutama hak otonomi pasien (the rights to self determination). Prinsip moral inilah yang kemudian melahirkan doktrin informed consent. Isi dari informed concent adalah tindakan medis terhadap pasien harus mendapat persetujuan dari pasien tersebut, setelah ia diberi informasi dan memahaminya.

H. ETIKA KEDOKTERAN

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia DEPDIKBUD/1998, etika adalah :

(8)

3. Nilai yang benar dan salah yang diamati suatu golongan atau masyarakat.

Sedangkan menurut Kamus Kedokteran (Ramli dan Pamuncak tahun 1997), etika adalah pengetahuan tentang perilaku yang benar dalam satu profesi.

Praktek kedokteran juga berpegang kepada prinsip-prinsip moral kedokteran, prinsip-prinsip moral yang dijadikan arahan dalam membuat keputusan dan bertindak, arahan dalam menilai baik-buruknya atau benar-salahnya suatu keputusan atau tindakan medis dilihat dari segi moral. Pengetahuan etika ini dalam perkembangannya kemudian disebut sebagai etika biomedis. Etika biomedis memberi pedoman bagi para tenaga medis dalam membuat keputusan klinis yang etis (clinical ethics) dan pedoman dalam melakukan penelitian di bidang medis.

Nilai-nilai materialisme yang dianut masyarakat harus dapat dibendung dengan memberikan latihan dan teladan yang menunjukkan sikap etis dan profesional dokter, seperti autonomy (menghormati hak pasien, terutama hak dalam memperoleh informasi dan hak membuat keputusan tentang apa yang akan dilakukan terhadap dirinya), beneficence (melakukan tindakan untuk kebaikan pasien), non maleficence (tidak melakukan perbuatan yang memperburuk pasien) dan justice (bersikap adil dan jujur), serta sikap altruisme (pengabdian profesi).

IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dan PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia) memiliki sistem pengawasan dan penilaian pelaksanaan etik profesi, yaitu melalui lembaga kepengurusan pusat, wilayah dan cabang, serta lembaga MKEK (Majelis Kehormatan Etik Kedokteran) di tingkat pusat, wilayah dan cabang. Selain itu, di tingkat sarana kesehatan (rumah sakit) didirikan Komite Medis dengan Panitia Etik di dalamnya, yang akan mengawasi pelaksanaan etik dan standar profesi di rumah sakit. Bahkan di tingkat perhimpunan rumah sakit didirikan pula Majelis Kehormatan Etik Rumah Sakit (Makersi).

(9)

I. KODE ETIK KEDOKTERAN GIGI

Kedokteran adalah profesi tertua yang telah memiliki kode etik. Kode etik adalah pedoman perilaku bagi para dokter/dokter gigi dalam menjalankan profesinya. Kode etik harus memiliki sifat-sifat : 1) kode etik harus rasional; 2) kode etik harus konsisten, tetapi tidak kaku; serta 3) kode etik harus berlaku universal. Sedangkan kaidah-kaidah yang harus dipatuhi oleh dokter adalah : 1) agar dokter mengutamakan kepentingan penderita; 2) agar dokter menjaga martabat dan kehormatan profesinya; 3) agar dokter menjaga pengetahuan dan keterampilannya, selalu bersikap ilmiah dan tahu batas-batas kemampuannya; serta 4) agar dokter menghormati guru-gurunya dan menjaga rasa persaudaraan antara sesama teman sejawatnya.

Definisi kode etik:

a. Kode yang digunakan untuk mengatur tingkah laku moral suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan tertulis.

b. Pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari

hari .

Kode etik sangat diperlukan untuk :

1) menyelamatkan reputasi suatu profesi dengan jalan menyediakan kriteria eksplisit yang dapat dipakai untuk mengatur perilaku para anggotanya.

2) meningkatkan praktik secara lebih kompeten dan lebih bertanggung jawab oleh para anggotanya.

3) kedokteran gigi tidak terlepas dari fungsi kemanusiaan dalam bidang kesehatan, maka perlu memiliki suatu kode etik yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.

J. Profesi, Profesional, Profesionalisme, Profesinalisasi dan Profesionalitas

Masih adakah profesionalitas dalam bekerja? Jadi benar-benar melaksanakan pekerjaan dengan sepenuh hati. Sebelum melanjutkan omelan2 ini, sebaiknya saya paparkan

(10)

Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau keterampilan dari pelakunya.

Profesional adalah orang yang menyandang suatu jabatan atau pekerjaan yang dilakukan dengan keahlian atau keterampilan yang tinggi. Hal ini juga pengaruh terhadap penampilan atau performance seseorang dalam melakukan pekerjaan di profesinya.

Profesionalisme merupakan komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuannya secara terus menerus.

Profesionalisasi adalah proses atau perjalanan waktu yang membuat seseorang atau kelompok orang menjadi profesional.

Profesionalitas merupakan sikap para anggota profesi benar-benar menguasai, sungguh-sungguh kepada profesinya.

K. Pengertian Dokter Dan Tugas Dokter

Secara operasional, definisi “Dokter” adalah seorang tenaga kesehatan (dokter) yang menjadi tempat kontak pertama pasien dengan dokternya untuk menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi tanpa memandang jenis penyakit, organologi, golongan usia, dan jenis kelamin, sedini dan sedapat mungkin, secara menyeluruh, paripurna, bersinambung, dan dalam koordinasi serta kolaborasi dengan profesional kesehatan lainnya, dengan menggunakan prinsip pelayanan yang efektif dan efisien serta menjunjung tinggi tanggung jawab profesional, hukum, etika dan moral. Layanan yang diselenggarakannya adalah sebatas kompetensi dasar kedokteran yang diperolehnya selama pendidikan kedokteran.

Kompetensi yang harus dicapai seorang dokter meliputi tujuh area kompetensi atau kompetensi utama yaitu:

1. Keterampilan komunikasi efektif. 2. Keterampilan klinik dasar.

3. Keterampilan menerapkan dasar-dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku dan epidemiologi dalam praktik kedokteran.

4. Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupun masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik, bersinambung, terkoordinasi dan bekerja sama dalam konteks Pelayanan Kesehatan Primer.

(11)

6. Mawas diri dan mengembangkan diri/belajar sepanjang hayat. 7. Menjunjung tinggi etika, moral dan profesionalisme dalam praktik.

Ketujuh area kompetensi itu sebenarnya adalah “kemampuan dasar” seorang “dokter” yang menurut WFME (World Federation for Medical Education) disebut “basic medical doctor”.

Tugas seorang “dokter” adalah meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Melakukan pemeriksaan pada pasien untuk mendiagnosa penyakit pasien secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat.

b. Memberikan terapi untuk kesembuhan penyakit pasien.

c. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan sakit. d. Menangani penyakit akut dan kronik.

e. Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar.

F. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke RS.

g. Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau dirawat di RS dan memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan.

h. Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya.

i. Memberikan nasihat untuk perawatan dan pemeliharaan sebagai pencegahan sakit.

j. Seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran, pengobatan pasien sekarang harus komprehensif, mencakup promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dokter berhak dan juga berkewajiban melakukan tindakan tersebut untuk kesehatan pasien. Tindakan promotif misalnya memberikan ceramah, preventif misalnya melakukan vaksinasi, kuratif memberikan obat/ tindakan operasi, rehabilitatif misalnya rehabilitasi medis.

k. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi.

l. Mawas diri dan mengembangkan diri/ belajar sepanjang hayat dan melakukan penelitian untuk mengembangkan ilmu kedokteran.

m. Tugas dan hak eksklusif dokter untuk memberikan Surat Keterangan Sakit dan Surat Keterangan Berbadan Sehat setelah melakukan pemeriksaan pada pasien.

(12)

dimana dia berada. Dengan tetap mengindahkan tanggung jawab dispilin keilmuan, maka entitas dokter haruslah mampu mempertemukan konsepsi dunia kedokterannya dengan realitas masyarakat hari ini.

Maka adalah penting memahami secara benar konsepsi dan melakukan pembacaan terhadap realitas yang terjadi didepan mata kita. Jika kita bawa pada paradigma kedokteran, maka konsepsi dunia kedokteran adalah humanisasi, sosialisme, penghargaan atas setiap nyawa, pembelajaran dan peningkatan kualitas hidup, keseimbangan hak dan kewajiban tenaga medis dengan pasien.

Sebagai kaum intelektual, yang setiap saat mengkonsumsi pengetahuan akan kehidupan sains, sosial, keadilan, kebenaran dan fungsi-fungsi peradaban, maka profesi dokter memiliki tanggung jawab intelektual yang tidak boleh dinafikkan, selain karena profesi ini telah menjelma menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat, juga karena intelektualitas merupakan salah satu parameter pencerahan kehidupan yang didalamnya terkandung rahmat sekaligus amanah bagi yang memilikinya.

Berdasarkan tinjauan historisnya, dunia kedokteran (pengobatan) pada awalnya dipandang sebagai sebuah profesi yang sangat mulia, sehingga dengan asumsi tersebut, maka orang-orang yang terlibat dalam proses hidup dan berlangsungnya dunia kedokteran kemudian dinisbahkan sebagai orang-orang yang juga memiliki kemuliaan; baik pada kata, sikap maupun tabiat yang dimilikinya. Dengan memandang profesi kedokteran sebagai pekerjaan yang senantiasa bergelut untuk menutup pintu kematian dan membuka lebar-lebar kesempatan untuk dapat mempertahankan dan meneruskan hidup seseorang, maka berkembanglah kesepakatan sosial (social agrement) akan urgensi dari ilmu kedokteran sebagai salah satu prasyarat utama untuk dapat mempertahankan hidup.

Pada akhirnya, lambat namun pasti, profesi kedokteran seakan menjadi ilmu pengetahuan utama (master of science), dimana setiap dokter dipandang sebagai seorang jenius dan tahu segalanya dan semua orang akan berusaha menjadi dan memegang peran besar dalam pekerjaan terhormat ini.

(13)

Maka mulailah terjadi proses desakralisasi ilmu kedokteran (pengobatan), dimana setiap orang memiliki kesempatan untuk dapat memahami dan memilikinya, tentunya setelah menyanggupi syarat-syarat yang diajukan, melalui proses pendidikan yang lebih sistematik. Pada aras yang lain, pengembangan ilmu pengobatan yang sudah ada sebelumnya menjadi bagian yang tak terpisahkan, mulailah dilakukan penelitian-penelitian (medical research) dengan menggunakan teknologi moderen, untuk menyempurnakan pengetahuan pengobatan yang telah ada.

DAFTAR PUSTAKA

Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Standar Pendidikan Profesi Dokter. Jakarta: Konsil

Kedokteran Indonesia.

Beauchamp and Childress. 2001. Principles Biomedical Ethics, OUP, 5th edition. New York: Oxford University Press.

Thomas R. McCormick, D Min Thomas R. McCormick, D Min. 1998. Faculty, Medical History and Ethics Fakultas, Sejarah Kedokteran dan Etika. Washington: University of Washington

Hanafiah MJ, Amir A, 2008. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, edisi ke 4, Jakarta, EGC.

Gunawan, 2011. Memahami Etika Kedokteran, Yogyakarta, Kanisius.

Suseno FM, 2009. Etika Dasar : masalah pokok-pokok filsafat moral, Yogyakarta, Kanisius.

Bertens K, 2001. Etika, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.

Referensi

Dokumen terkait

Mata Pelajaran Nilai

Sebelum mengajar, mahasiswa praktikan terlebih dahulu membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pembelajaran yang akan dilakukan oleh praktikan harus sesuai

semakin banyak campuran dari komposisi suatu biobriket dengan penambahan starch berupa Lumpur Lapindo di dalamnya dapat meningkatkan nilai kalor dari tiap-tiap bahan baku

Menurut Piaget, masa kanak-kanak akhir berbeda dalam tahap operasi konkret dalam berfikir (usia 7-12 tahun), dimana konsep yang pada awal masa kanak-kanak merupakan konsep

Kuman Papiloma Virus (HPV) ini bisa terjadi karena berhubungan sexsual dengan orang yang menderita penyakit kutil kelamin, karena penyakit ini merupakan penyakit

RANCANG BANGUN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS GAME MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK.. KETERCAPAIAN

Hal ini sesuai dengan PP No 60 tahun 2008 yang mendefinisikan sistem pengendalian intern sebagai “proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang hubungan Pengetahuan ibu rumah tangga dan Peran Kader dengan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) dalam Rumah Tangga di