• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI LABORA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI LABORA"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

DI LABORATORIUM TLM

SMK KESEHATAN BHAKTI KENCANA SUBANG

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

mengikuti Ujian Akhir Diploma III

Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih

Disusun Oleh:

Tas’a Hafizhatil Ummah

1511E2060

(2)

Laporan PKL ini telah disahkan pada : 25 Agustus 2017

Menyetujui

Ka. Program Studi TLM SMK Kes. Bhakti Kencana

Subang,

Pembimbing Teknis PKL Lab SMK Kes. Bhakti Kencana

Subang,

Dewi Yayuningsih, S.Si., MARS Astuti Wulandari Tantular, S.Si

Mengetahui

Direktur Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih

Bandung,

Pembimbing PKL Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih

Bandung,

(3)

i

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T serta shalawat dan salam

semoga dilimpahkan kepada junjujngan Nabi Besar Muhammad S.A.W, karena atas rahmat

dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan kegiatan praktik kerja lapangan dengan lancar.

Laporan praktik Kerja Lapangan ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat

mengikuti ujian Diploma III Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih, yang pada dasarnya merupakan

kewajiban yang harus diikuti oleh seluruh mahasiswa khususnya di jurusan Analis Kesehatan.

Pada penulisan laporan ini, penulis menyadari akan kesulitan-kesuliatan baik dalam

praktik lapangan maupun pada penyusunan laporan. Tetapi berkat bimbingan, bantuan serta

usaha keras kami dengan penuh keridhoan Allah, akhirnya laporan ini dapat terselesaikan

sebagaimana mestinya.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Ibu Dewi Yayuningsih, S.Si., MARS selaku Kepala Program Studi TLM SMK Kes.

Bhakti Kencana Subang yang telah mengizinkan kami melakukan praktik kerja

lapangan di tempat beliau.

2. Ibu Astuti Wulandari Tantular, S.Si selaku pembimbing teknis di Laboratorium TLM

SMK Kes. Bhakti Kencana Subang

3. Ibu Rani Handriani, S.Si selaku Kepala program studi Diploma III Analis Kesehatan

sekaligus pembimbing PKL yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan

(4)

ii

5. Semua rekan-rekan kami yang telah memberikan bantuan maupun dukungan moril

yang mempercepat penyelesaian laporan ini, yang mana tidak bisa kami sebutkan

namanya satu-persatu

Semoga Allah yang maha pengasih memberikan balasan atas segala kebaikan.

Sebagai akhir kata, penulis sangat menyadari laporan praktik kerja inidustri ini masih

banyak kekurangannya. Dengan demikian segala kritik dan saran yang bersifat membangun

akan kami terima denga senang hati.

Bandung, 25 Agustus 2017

(5)

iii LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR BAGAN ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Pengertian dan Tujuan PKL ... 1

1.1.1 Pengertian PKL ... 1

1.1.2 Tujuan PKL ... 1

1.2 Tempat dan Waktu PKL ... 2

1.2.1 Tempat ... 2

1.2.2 Waktu ... 2

BAB II MANAJEMEN LABORATORIUM ... 3

2.1 Profil Laboratorium ... 3

2.1.1 Tata letak Laboratorium ... 4

2.1.2 Sarana dan Prasarana ... 5

2.1.3 Visi dan Misi SMK Kesehatan Bhati Kencana Subang ... 6

(6)

iv

2.3 Pemantauan Laboratorium ... 8

2.3.1 Pemantapan Mutu Internal ... 8

2.3.2 Pemantapan Mutu Eksternal ... 8

BAB III KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ... 9

3.1 Kegiatan Teknis ... 9

3.1.1 Bahan Pemeriksaan ... 9

3.1.2 Jenis Pemeriksaan Yang Dilakukan ... 10

3.2 Sampling ... 11

3.2.1 Persiapan Sampling ... 11

3.2.2 Pengambilan Bahan Pemeriksaan ... 13

3.3 Prosedur Pemeriksaan ... 16

3.3.1 Hematologi ... 16

3.3.2 Hemostatis... 26

3.3.3 Imunologi ... 30

3.3.4 Klinik Rutin ... 41

3.3.5 Kimia Klinik ... 53

3.3.6 Mikrobiologi ... 67

3.3.7 Parasitologi ... 76

3.4 Pencatatan dan Evaluasi ... 79

3.4.1 Jurnal Praktikum ... 79

3.4.2 Print Out Hasil ... 80

(7)

v

4.1.1 Pencatatan data awal ... 81

4.1.2 Pelaporan... 82

4.1.3 Pengarsipan ... 82

4.2 Intensitas Pemeriksaan Laboratorium ... 83

4.3 Pengelolaan Li mbah Laboratorium ... 85

4.3.1 Limbah Domestik ... 85

4.3.2 Limbah Cair ... 85

4.3.3 Limbah Infeksius dan B3 ... 85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 86

5.1 Kesimpulan ... 86

(8)

vi

Tabel 3.1 Bahan Pemeriksaan Laboratorium ... 9

Tabel 3.2 Jenis Pemeriksaan Yang Dilakukan Di Lab TLM ... 10

Tabel 4.1 Pengarsipan ... 82

(9)

vii

Gambar 2.1 Denah SMK Kes. Bhakti Kencana Subang ... 4

(10)

viii

Bagan 2.1 Alur Kerja Di Lab TLM ... 7

Bagan 4.1 Praktikum Harian ... 81

Bagan 4.2 Ujian Praktikum ... 81

(11)

ix Lampiran 1 Contoh Penulisan Jurnal Praktikum

Lampiran 2 Formulir Permintaan Pemeriksaan Laboratorium

Lampiran 3 Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Lampiran 4 Hasil Pemeriksaan Mikrobiologi

Lampiran 5 Contoh Soal Ujian Praktikum

Lampiran 6 Daftar Hadir Praktikum

Lampiran 7 Daftar Hadir Pembimbing

Lampiran 8 Daftar Nilai Praktikum

Lampiran 9 Berita Acara Praktikum

(12)

1

PENDAHULUAN

1.1Pengertian dan Tujuan PKL

1.1.1 Pengertian PKL

Praktik Kerja Lapangan atau yang biasa di sebut dengan PKL adalah salah satu bentuk

emplementasi secara sistematis dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dengan

program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung

didunia kerja untuk mencapai tingkat keahlian tertentu.

Disamping dunia usaha, Praktik Kerja Lapangan ( PKL ) Dapat memberikan

keuntungan pada pelaksanaan itu sendiri yaitu sekolah, karena keahlian yang tidak

diajarkan di sekolahan bias didapat didunia usaha, sehingga dengan adanya Praktik Kerja

Lapangan ( PKL ) dapat meningkatkan mutu dan relevensi Pendidikan Menengah Atas

yang dapat diarahkan untuk mengembangkan suatu system yang mantap antara dunia

pendidikan dan dunia usaha.

.

1.1.2 Tujuan PKL

1.1.2.1Tujuan Umum

Tujuan umum dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan ( PKL ) yang diwujudkan

dalam kerja disuatu perusahaan. Selain sebagai salah satu syarat tugas akhir Praktik

Kerja Lapangan ( PKL ),Praktik Kerja Lapangan ( PKL ) juga sebagai kegiatan Pelajar

untuk mencari pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja yang sesungguhnya,

yang tercermin dalam Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila yang bertujuan

(13)

2

manusia yang dapat membangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas

Pembangunan Bangsa dan Negara dalam pencapaian perekonomian meningkat dan

kehidupan yang makmur.

1.1.2.2Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus diadakan pelaksanakan Praktik Kerja Lapangan ( PKL ) antara lain :

a) Untuk memperkenalkan pelajar pada dunia usaha.

b) Menumbuhkan dan meningkatkan sikap profosional yang diperlukan pelajar untuk memasuki dunia usaha.

c) Meningkatkan daya kreasi dan produktifitas tehadap pelajar sebagai persiapan dalam menghadapi atau memasuki dunia usaha yang sesungguhnya.

d) Meluaskan wawasan dan pandangan pelajar terhadap jenis-jenis pekerjaan pada tempat dimana pelajar melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL).

1.2Tempat dan Waktu PKL

1.2.1 Tempat

Tempat PKL dilaksanakan di Laboratorium TLM SMK Kesehatan Bhakti

Kencana Subang.

1.2.2 Waktu

(14)

3

MANAJEMEN LABORATORIUM

2.1 Profil Laboratorium

SMK Kesehatan Bhakti Kencana Subang merupakan salah satu institusi pendidikan

dibawah naungan Yayasan Adhiguna Kencana Bandung yang berkecimpung di dunia

pendidikan ilmu kesehatan.

Institusi ini berlokasi di Jalan Ki Hajar Dewantara nomor 15 A Subang dan memiliki 3

kompetensi keahlian diantaranya; Keperawatan, Farmasi dan Teknologi Laboratorium

Medik (TLM).

Laboratorium TLM SMK Kesehatan Bhakti Kencana Subang merupakan salah satu

sarana praktikum bagi pelajar SMK Kesehatan Bhakti Kencana Subang Khususnya bagi

(15)

2.1.1 Tata letak Laboratorium

Gambar 2.1 Denah SMK Kes. Bhakti Kencana Subang

(16)

2.1.2 Sarana dan Prasarana

Sarana paktikum TLM terdiri dari 2 laboratorium utama yaitu:

2.1.2.1 Laboratorium Serbaguna

Laboratorium ini berfungsi untuk melaksanaan praktikum hematologi, kimia klinik

dan Serologi. Fasilitas di laboratorium ini diantaranya:

a) Gudang

Sebagai tempat penyimpanan peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan

praktikum.

b) Ruang Fotometer

Tempat khusus untuk melakukan analisis menggunakan spektrofotometer, terdiri

dari satu buah meja beton dan satu buah spektrofotometer.

c) Ruang Timbang

Tempat khusus untuk melakukan penimbangan, terdiri dari satu buah meja beton

dan satu buah timangan analitik.

d) Lemari Mikroskop

Tempat khusus penyimpanan mikroskop yang berupa lemari dengan pengatur

kelembapan yang berisi 25 buah mikroskop cahaya.

e) Westafel

Westafel sepanjang tempat praktikum dengan 8 buah keran mengalir dan 4 buah

bak khusus pewarnaan.

f) Tempat Praktikum

Terdiri dari 8 buah meja praktikum semi permanen dengan lemari dan laci-laci

(17)

2.1.2.2 Laboratorium Mikrobiologi

Laboratorium ini berfungsi untuk melaksanakan praktikum parasitologi, mikologi dan

bakteriologi. Fasilitas di laboratorium ini diantaranya:

a) Meja inkubator

Sebagai tempat untuk menginkubasi biakan sampel, terdiri dari satu buah meja

beton dan satu buah inkubator.

b) Meja Sterilisator

Sebagai tempat mensterilisasi alat maupun media yang akan digunakan, terdiri dari

satu buah meja beton, satu buah autoklaf dan satu buah oven.

c) Westafel

Terletak di dua sisi laboratorium, masing-masing terdiri dari dua buah keran

mengalir denga satu buah bak pewarnaan.

d) Tempat Praktikum

Terdiri dari 6 buah meja beton dan tempat duduk.

2.1.3 Visi dan Misi SMK Kesehatan Bhati Kencana Subang

2.1.3.1 Visi

Menjadi SMK yang unggul dan kompeten dalam memenuhi kebutuhan dan kepuasan

pelanggan.

2.1.3.2 Misi

a) Menjadi pendidik dan tenaga kependidikan yang jujur, terbuka dan penyayang,

(18)

b) Menjadi institusi pendidikan yang dikelola secara jujur, terbuka, mandiri, dan

professional, serta berkembang secara berkelanjutan.

c) Menjadi rumah bagi pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik untuk

menumbuh kembangkan kecerdasan spiritual, emosional, sosial dan intelektual

secara berkelanjutan.

d) Memberi pelayanan prima untuk mencapai kepuasan pelanggan secara

berkelanjutan.

e) Menjadikan pelajar SMK yang berakhlak mulia, mandiri, berilmu, dan memiliki

keunggulan sehingga mampu menjalankan profesinya secara bertanggung jawab.

2.1.4 Visi dan Misi Program Studi ATLM

2.2 Alur Kerja Laboratorium

Ada beberapa perbedaan alur kerja di laboratorium TLM SMK Kes. Bhakti Kencana

Subang. Perbedaan ini berdasarkan jenis praktikum yang dilakukan. Di bawah ini alur kerja

yang dilakukan secara umum,

Bagan 2.1 Alur kerja di lab TLM

1. Pembimbing menentukan materi praktikum sesuai KI dan

KD

2. Responsi cara kerja oleh pembimbing

(19)

2.3 Pemantauan Laboratorium

2.3.1 Pemantapan Mutu Internal

Pemantapan mutu internal (PMI) dilakukan dengan cara melakuan kalibrasi dan

pembuatan chart quality control pada parameter uji, melakukan pengujian presisi dan

akurasi dan pengecekan tanggal kadaluarsa reagen.

2.3.2 Pemantapan Mutu Eksternal

Pemantapan mutu eksternal dilakukan oleh pihak ke-tiga yang telah membuat MOU

(20)

9

KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

3.1 Kegiatan Teknis

3.1.1 Bahan Pemeriksaan

Tabel 3.1 Bahan pemerikasaan Laboratorium

HEMATOLOGI

Darah dengan antikoagulan EDTA

Darah dengan antikoagulan Na Citrat 3,8%

Darah dengan antikoagulan heparin

KIMIA KLINIK

Darah dengan antikoagulan 3,2%

(21)

3.1.2 Jenis Pemeriksaan Yang Dilakukan

Tabel 3.2 Jenis pemeriksaan yang dilakukan di lab TLM

HEMATOLOGI

Plasma Protrombin Time (PPT)

Activated Partial Thromboplastin Time (APTT)

IMUNOLOGI

Human Immunodeficiency Virus (HIV) HBsAg

Veneral Desease Research Laboratory

KLINIK RUTIN

(22)

Lanjutan Tabel 3.2 Jenis pemeriksaan yang dilakukan di lab TLM

(23)

b) Nama pasien lengkap

c) Jenis kelamin, Usia

d) Alamat, No telp, No Hp

e) Dokter yang meminta

f) Tanggal / Jam pengambilan

g) Jenis tes

h) Nam a pengambil bahan

i) No MR

j) Ruang

k) Persiapan Punksi

l) Pilih Tabung vacum yang sesuai

m) Beri label pada tabung

n) Persiapkan alat dan bahan sebelum punksi

o) Prosedur Higiene

p) Cuci Tangan

q) Gunakan sarung Tangan

r) Strategi Komunikasi s) Mengucapkan salam

t) Melakukan pendekatan secara profesional

u) Melakukan wawancara utk konfirmasi data pasien secara singkat dan lengkap

v) Memberi penjelasan tentang tujuan dan proses pengambilan bahan pemeriksaan

w) Memberi penyuluhan kesehatan x) Mengucapkan terimakasih.

(24)

a) Dalam keadaan tenang, rileks dan kooperatif

b) Diberi motivasi : sakit sedikit, proses cepat

c) Apakah perlu puasa

3.2.1.3 Posisi Pasien

a) Duduk atau berbaring dengan nyaman

b) Pada posisi duduk lengan diletakkan di atas meja atau tempat tidur, dapat menggunakan bantal untuk memberikan posisi nyaman

c) Pada posisi berbaring lengan diulurkan lurus dari bahu sampai pergelangan tangan

d) Idealnya posisi pasien saat pengambilan sampel darah harus dicatat

e) Perbedaan posisi dapat mempengaruhi hasil 3.2.1.4Pemilihan daerah Punksi Vena

a) Vena yang tepat umtuk pengambilan darah :

b) vena mediana cubiti (terbaik)

c) vena cephalica

d) vena basilica

e) (besar, elastis, bentuk lurus dan rangsang sakit kurang)

f) Vena pada ekstremitas bawah tidak dianjurkan karena sering menimbulkan komplikasi

3.2.2 Pengambilan Bahan Pemeriksaan

3.2.2.1 Flebotomi Kapiler

a) Desinfektasi permukaan jari yang akan dilakukan tusukan

b) Siapkan alat autolanset, pasang lanset steril pada posisi yang tepat, tutup

c) Sesuai ukuran kedalaman tusukan dengan cara memutar holder ukuran

(25)

e) Arahkan lubang autolanset ke daerah tusukan, tempelkan pada kulit yang akan

ditusuk

f) Tekan tombol penusuk sampai terdengar bunyi “click”

g) Lanset akan menusuk

3.2.2.2. Flebotomi Vena Metode Open System

a) Alat-alat yang diperlukan disiapkan diatas meja.

b) Keadaan pasien diperiksa, diusahakan pasien tenang begitu pula petugas (Phlebotomis). c) Ditentukan vena yang akan ditusuk, pada orang gemuk atau untuk vena yang tidak terlihat

dibantu dengan palpasi

d) Daerah vena yang akan ditusuk diperhatikan dengan seksama terhadap adanya peradangan, dermatitis atau bekas luka, karena mempengaruhi hasil pemeriksaan. e) Tempat penusukan didesinfeksi dengan Alkohol 70 % dan dibiarkan kering

f) Tourniquet dipasang pada lengan atas (bagian proximal lengan) 6 – 7 cm dari lipatan tangan.

g) Tegakkan kulit diatas vena dengan jari-jari tangan kiri supaya vena tidak bergerak h) Dengan lubang jarum menghadap keatas, kulit ditusuk dengan sudut 45o – 60o sampai

ujung jarum masuk lumen vena yang ditandai dengan berkurangnya tekanan dan masuknya darah keujung semprit.

i) Holder ditarik perlahan-lahan sampai volume darah yang diinginkan.

j) Torniquet dilepas, kapas diletakkan diatas jarum dan ditekan sedikit dengan jari kiri, lalu jarum ditarik.

k) Pasien diinstruksikan untuk menekan kapas selama 1 – 2 menit dan setelah itu bekas luka tusukan diberi plester hansaplast

(26)

3.2.2.3 Flebotomi Vena Metode Close System

a) Persiapkan tabung dan peralatan

b) Cuci tangan dan gunakan sarung tangan

c) Pasang tourniquet untuk mencari situs tusukan

d) Lepas tourniquet

e) Bersihkan situs tusukan dengan alkohol 70% dalam lingkarang konsentris

bergerak keluar dan biarkan kering

f) Rakit peralatan sambil menunggu alkohol mongering. Pasang jarum multisampel

pada holder

g) Ulangi pemasangan tourniquet jangan sampai menyentuh situs steril

h) Renggangkan kulit dengan ibu jari sampai 2 inci di bawah situs

i) Masukan jarum kedalam pembuluh darah dengan sudut 15-30˚ dengan bevel

samapai merasa tekanannya berkurang

j) Ketika darah mengalir pada jarum masukan tabung denga menekannya

menggunakan ibu jari sementara jari telunjuk dan jari tengah menahan holder

agar posisi jarum tidak berubah

k) Ketika darah telah mengalir ke tabung, lepaskan tourniquet

l) Dengan hati-hati keluarkan tabung ketika darah berhenti mengalir kedalamnya.

Segera homogenkan tabung jika berisi antikoagulan secara perlahan. Masukan

tabung berikutnya bila diperlukan multi sampel

m) Tutupi situs tusukan dengan kasa bersih. Tarik jarum keluar dan tekan perlahan

agar darah tidak mengalir

(27)

3.3 Prosedur Pemeriksaan

3.3.1 Hematologi

Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah. Pemeriksaan hematologi adalah

pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui kelainan dari kuantitas dan kualitas sel darah

merah, sel darah putih dan trombosit serta menguji perubahan yang terjadi pada plasma yang

terutama berperan pada proses pembekuan darah

Berikut adalah pemeriksaan hematologi yang dilakukan di Lab TLM SMK Kes. Bhakti

Kencana Subang:

a. Hemoglobin

1) Metode Sahli

Metode

Sahli

Tujuan

Menentukan kadar hemoglobine dalam darah sampel, menggunakan metode Sahli.

Prinsip

Hemoglobin oleh asam klorida 0,1N diubah menjadi asam hematin yang warnanya

coklat tua. Dengan air suling warna ini diencerkan sampai warnanya sama dengan

warna standar pada hemometer. Kadar Hb dibaca pada tabung sahli (tabung

pengencer).

Prosedur

a) Masukkan kira-kira 5 tetes hcl 0,1 N ke dalam tabung pengencer hemometer (sp

tanda 2)

b) Isaplah darah kapiler dengan pipet hemoglobine sampai garis tanda 20ul

(28)

d) Catatlah waktunya dan segeralah alirkan darah dari pipet ke dalam dasar tabung

yang berisi HCL tadi. Hati-hati jangan sampai terjadi gelembung udara

e) Angkatlah pipet itu sedikit, lalu isap HCL yang jernih ke dalam pipet 2 atau 3

kali untuk membersihkan darah yang masih tertinggal dalam pipet (melakukan

pembilasan)

f) Campurlah isi tabung tersebut supaya darah dan asam bersenyawa; warna

campuran menjadi coklat tua

g) Tambahkan air setetes demi setetes, tiap kali diaduk dengan batang pengaduk

yang tersedia. Persamaan warna campuran dan standar warna harus dicapai

dalam 3-5 menit setelah saat darah dan hcl dicampur. Pada saat melakukan

penyamaan warna, putarlah tabung agar pada saat pengamatan garis-garis

tabung berada di belakang (tidak terlihat)

h) Bacalah kadar hemoglobine dengan satuan gram atau per 100 ml darah/dl/%

2) Metode Sianmethemoglobin

Metode

Sianmethemoglobine

Tujuan

Menentukan kadar hemoglobine dalam darah sampel, menggunakan metode

Sianmethemoglobine (cara Drabkins)

Prinsip

Hemoglobine + K3(FeCN)6 Methemoglobine

(29)

(Darah dengan penambahan kalium ferrisianida akan membentuk methemoglobine,

dimana ferrisianida akan mengubah ion Fe dari bentuk ferro (Fe+2) menjadi ferri

(Fe+3). Kemudian methemoglobine yang terbentuk dengan kalium sianida akan

membentuk Sianmethemoglobine. Intensitas warna larutan yang terbentuk dibasa

pada photometer dengan panjang gelombang 546 nm.

Prosedur

a) Masukkan 5,0 ml larutan Drabkins ke dalam tabung reaksi

b) Lakukan pungtie kapiler, usaplah dengan kapas kering darah yang pertama

keluar

c) Isap darah berikutnya menggunakan pipet 20 ul

d) Bersihkan darah yang berada di ujung luar pipet menggunakan tissue kering

e) Masukkan darah ke dalam larutan Drabkins, lakukan pembilasan pada pipet

f) Campurlah darah dengan larutan Drabkins sampai homogen, dengan cara

memutar tabung dan jagalah agar tidak sampai timbul gelembung

g) Biarkan selama 1-2 menit

h) Bacalah dalam photometer pada gelombang 540 nm, gunakan larutan Drabkins

sebagai larutan blanko

i) Kadar hemoglobine ditentukan dari perbandingan absorbance antara larutan

blanko, standar dan sampel, yang dapat terbaca langsung pada alat photometer

b. Hematokrit

Metode

(30)

Tujuan

Menentukan nilai hematokrit darah

Prinsip

Darah dengan antikoagulan isotonic dalam tabung diputar selama 30 menit dengan

kecepatan 3000 rpm sehingga eritrosit dipadatkan membuat kolom dibagian bawah dari

tabung. Tingginya kolom mencerminkan nilai hematokrit.

Prosedur

1) Lakukan pungtie kapiler

2) Isap darah dengan tabung mikrokapiler, darah akan mengalir dengan sendirinya ke

dalam tabung, isi sampai + ¾ bagian mikrokapiler

3) Tutup mikrokapiler bagian atas yang tidak dialiri darah dengan menekan telunjuk

diatasnya

4) Tutup bagian bawah yang berisi darah dengan cristoseal dengan cara menekannya

5) Masukkan dalam sentrifuge secara berlawanan dengan mikrokapiler lainnya

6) Putar dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit

7) Setelah sentrifugasi selesai, ukur tinggi eritrosit dengan menggunakan mistar khusus

hematocrit

c. Laju Endap darah

Metode

Tabung Westergren

Tujuan

(31)

Prinsip

Mengukur kemampuan sedimentasi eritrosit dalam satuan waktu tertentu

Prosedur

1) Lakukan pungtie vena dengan disposible syringe. Isaplah darah sampai 1,6 ml

2) Kemudian isap kembali Natrium Citrat 3,8% sebanyak 0,4 ml, sehingga total

campuran menjadi 2,0 ml.

3) Campur hati-hati dengan membolak balikkan disposible syringe.

4) Masukkan campuran kedalam tabung.

5) Isap campuran terse

6) but dengan tabung westergen sampai garis bertanda 0 mm, kemudian pasang

tabung pada rak secara tegak lurus.

7) Biarkan selama 60 menit.

8) Bacalah tinggi lapisan plasma dengan milimeter dan laporkan angka tersebut

sebagai nilai LED

d. Hitung Jenis Leukosit

Metode

Manual different Cell Count (pewarnaan giemsa)

Tujuan

Mengidentifikasi jenis-jenis sel leukosit, dilaporkan per 100 sel leukosit

Prinsip

Pemeriksaan jumlah relatif / prosentase (%) dari masing-masing jenis sel leukosit.

(32)

Prosedur

1) Pembuatan Preparat

a) Lakukan pungtie vena dengan disposible syringe. Isaplah darah sampai 1,6 ml

b) Kemudian isap kembali Natrium Citrat 3,8% sebanyak 0,4 ml, sehingga total

campuran menjadi 2,0 ml.

c) Campur hati-hati dengan membolak balikkan disposible syringe.

d) Masukkan campuran kedalam tabung.

e) Isap campuran tersebut dengan tabung westergen sampai garis bertanda 0 mm,

kemudian pasang tabung pada rak secara tegak lurus.

f) Biarkan selama 60 menit.

g) Bacalah tinggi lapisan plasma dengan milimeter dan laporkan angka tersebut

sebagai nilai LED

2) Pewarnaan Preparat

a) Letakkan sediaan yang akan dipulas di atas rak tempat memulas dengan

lapisan darah menghadap ke atas.

b) Lakukan fiksasi (perekatan); dengan mencelupkan ke dalam larutan methanol

sehingga seluruh sediaan terbasahi oleh methanol. Biarkan selama 5 menit

atau lebih hingga sediaan kering.

c) Letakkan sediaan di atas rak tempat memulas, teteskan 3-5 tetes larutan

giemsa secara merata di atas sediaan apus. Biarkan selama 15-20 menit.

d) Bilas dengan air mengalir secara perlahan.

e) Letakkan sediaan dalam sikap vertikal dan biarkan mengering di udara

(33)

3) Pembacaan Preparat

a) Letakkan preparat pada meja objek mikroskop,

b) Arahkan lensa obyektif pada perbesaran 10x, temukan lapang pandang

c) Teteskan oil immersi pada sediaan

d) Pindahkan lensa obyektif ke perbesaran 100x

e) Hitung jenis leukosit, dimulai dari bagian yang paling tipis dimana sel-sel

berpencar satu-satu dan eritrosit tidak menggumpal/bergerombol

f) Hitung leukosit sampai 100 sel, dengan arah pembacaan menuju ke bagian

yang lebih tebal dan satu arah (tidak bolak-balik

e. Hitung Jumlah Eritrosit

Metode

Hayem (manual)

Tujuan

Menentukan jumlah eritrosit dalam darah sampel, yang dikonversi dalam per-mm3

darah

Prinsip

Sel-sel eritrosit akan terlihat lebih jelas, sementara sel-sel lain tidak begitu jelas atau

bahkan menghilang dengan penambahan larutan hayem.

Prosedur

1) Mengisi Pipet Eritrosit

a) Lakukan pungtie kapiler

b) Isap darah dengan pipet Thoma sampai tanda 0,5

(34)

d) Masukan ujung pipet dalam larutan hayem sambil menahan darah pada garis

tanda tadi. Pipet dipegang dengan sudut 45 derajat dan larutan hayem diisap

perlahan-lahan sampai garis tanda 101. Hati-hati jangan sampai terjadi

gelembung udara

e) Angkat pipet dari larutan, tutup pipet dengan jari

f) Campur sampai homogen kira-kira 3 menit, dengan cara memutar pergelangan

tangan

g) Letakkan secara horizontal, lalu siapkan bilik hitung untuk menghitung

2) Mengisi Kamar Hitung

a) Letakkan kamar hitung yang bersih diatas meja mendatar, tutup dengan kaca

penutup sampai rapat

b) Kocok sebentar, buang 2-3 tetes pertama, masukan sisa cairan dalam pipet

sampai merata

c) Biarkan selama 2-3 menit, lalu hitung jumlah eritrosit/mm3

3) Menghitung Jumlah Sel

Prinsip perhitungan jumlah sel darah:

Ʃ leukosit = jumlah sel yang dihitung x pengenceran

volume bilik hitung

f. Hitung Jumlah Trombosit

Metode

(35)

Tujuan

Menentukan jumlah trombosit dalam darah sampel, yang dikonversi dalam per-mm3

darah

Prinsip

Sel-sel trombosit akan terlihat lebih jelas, sementara sel-sel lain tidak begitu jelas atau

bahkan menghilang dengan penambahan larutan ammonium oksalat 1%.

Prosedur

1) Mengisi Pipet Eritrosit

a) Lakukan pungtie kapiler

b) Isap darah dengan pipet Thoma sampai tanda “1”

c) Hapus kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet

d) Masukan ujung pipet dalam larutan amonium aksalat 1% sambil menahan darah

pada garis tanda tadi. Pipet dipegang dengan sudut 45 derajat dan larutan hayem

diisap perlahan-lahan sampai garis tanda 101. Hati-hati jangan sampai terjadi

gelembung udara

e) Angkat pipet dari larutan, tutup pipet dengan jari

f) Campur sampai homogen kira-kira 3 menit, dengan cara memutar pergelangan

tangan

g) Letakkan secara horizontal, lalu siapkan bilik hitung untuk menghitung

2) Mengisi Kamar Hitung

a) Letakkan kamar hitung yang bersih diatas meja mendatar, tutup dengan kaca

penutup sampai rapat

b) Kocok sebentar, buang 2-3 tetes pertama, masukan sisa cairan dalam pipet

(36)

c) Biarkan selama 2-3 menit, lalu hitung jumlah eritrosit/mm3

3) Menghitung Jumlah Sel

Prinsip perhitungan jumlah sel darah:

Ʃ leukosit = jumlah sel yang dihitung x pengenceran

volume bilik hitung

g. Hitung Jumlah Retikulosit

Metode

Supravital staining

Tujuan

Menghitung jumlah retikulosit dalam darah

Prinsip

Ke dalm darah dimana sel-sel darah dalam keadaan hidup ditambahkan larutan BCB

selam beberapa menit. Kemudian dibuat sediaan apus tipis dan dihitung sel-sel

retikulosit secara mikroskopik. Prosentase retikulosit ditentukan terhadap sejumlah

eritrosit.

Prosedur

1) masukkan 3 tetes larutan pewarnaan ke dalam tabung reaksi

2) tambahkan 3 tetes darah spesimen, homogenkan (darah : larutan perwanaan / 1:1)

3) biarkan campur dalam suhu kamar 15 - 30 menit atau inkubasi 37 derajat celcius

selama 10 menit terjadi perwanaan supravital

4) campur dan homogenkan

(37)

6) kemudian amatilah di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x , retikulosit

terlihat berwarna abu - abu sampai kebiru - biruan

7) catat retikulosit % eritrosit sampai julah keduannya mencapai 1000 sel

8) persentase retikulosit di nyatakan dalam % atau promil

3.3.2 Hemostatis

Hemostatis adalah kemampuan alami untuk menghentikan perdarahan pada lokasi luka

oleh spasme pembuluh darah, adhesi trombosit dan keterlibatan aktif faktor koagulasi,

adanya koordinasi dari endotel pembuluh darah, agregasi trombosit dan aktivasi jalur

koagulasi. Fungsi utama mekanisme koagulasi adalah menjaga keenceran darah (blood

fluidity) sehingga darah dapat mengalir dalam sirkulasi dengan baik, serta membentuk

thrombus sementara atau hemostatic thrombus pada dinding pembuluh darahyang

mengalami kerusakan (vascular injury).

Adapun pemeriksaan hemostatis yang dilakukan di Lab TLM SMK Kes. Bhakti Kencana

Subang sebagai berikut::

a. Bleeding Time

Metode

Cara Duke

Tujuan

Mengukur waktu perdarahan sejak dibuat perdarahan buatan sampai tidak terjadi lagi

perdarahan

Prinsip

Setelah darah keluar, maka setiap tetesan darah diisap dengan kertas saring setiap 30

(38)

Prosedur

1) Bersihkan cuping telinga dengan alkohol 70%

2) Tusuk dengan lanset (kedalaman sekitar 2-3 mm)

3) Tetesan darah yang keluar isap dengan kertas saring setiap 30 detik sampai tidak

tersisa.

4) Hitung jumlah tetesan, kalikan dengan 30 detik

5) Perhitungan: jumlah tetesan x 30 detik = ....menit

b. Cloting Time

Metode

Lee and White

Tujuan

Mengukur waktu pembekuan, sejak darah keluar dari vena sampai terbentuknya bekuan

darah

Prinsip

Bila darah dikeluarkan dari pembuluh darah danditempatkan dalam tabung reaksi, maka

akan timbul pembekuan. (karena adanya kontak dengan dinding gelas yang diikuti

dengan reaksi pembekuan)

Prosedur

1) Ambil 3 ml darah vena dan begitu masuk kedalam jarum syringe stop watch

dijalankan

(39)

3) Masukkan 1 ml darah ke tabung I, 1 ml ke tabung II, dan 1 ml darah ke tabung III

4) Lihat terjadinya pembekuan pada tabung ke I setiap 30 detik

5) Bila sudah terjadi bekuan pada tabung I, lanjutkan pemeriksaan ke tabung II

6) Bila sudah terjadi bekuan pada tabung II, lanjutkan pemeriksaan ke tabung III

7) Matikan stop watch pada saat terlihat adanya bekuan pada tabung III

c. Plasma Protrombin Time (PPT)

Metode

Quick Test

Tujuan

Penetapan waktu pembentukan protrombin plasma untuk menguji faktor ekstrinsik

Prinsip

Suatu sediaan Tromboplastin yang kuat (Aceton dehydrated Rabbit Brain)

ditambahkan plasma yang didapat dari darah citrat. Campuran tersebut diinkubasi pada

suhu 37º C dan kemudian direcalcifikasi dengan penambahan larutan CaCl2dan dicatat

waktu pembukan plasma.

Prosedur

1) Pembuatan Plasma

a) Kedalam tabung sentrifuge masukkan 0,5 ml Na. Citrat 3,8 %.

b) Darah vena 4,5 ml masukkan ke dalam tabung yang berisi Na, Citrat tadi dan

campur baik-baik.

c) Putar pada sentrifuge selama 20 menit pada 3000 rpm

d) Pisahkan plasma yang terjadi, masukkan kedalam tabung dan kalau plasma

(40)

2) Pembuatan Larutan Tromboplastine

a) Masukkan 5 ml larutan NaCl 0,9 % dalam tabung lalu ditambah dengan 1 ampul

Brain Thromboplastine.

b) Larutan siap digunakan untuk pemeriksaan.

3) Pemeriksaan PPT

a) Masukkan tabung reaksi 10 x 200 mm ke dalam waterbath.

b) Masukkan 0,1 ml plasma kedalam tabung tadi dan tunggu sampai plasma

bersuhu 37ºC.

c) Tambahkan 0,1 ml Thromboplastine dan campur.

d) Kepada campuran tadi tambahkan larutan CaCl2 0,25 M. Jalankan Stop Watch

tepat pada waktu larutan CaCl2 tercampur dengan plasma.

e) Biarkan selama 10 detik, kemudian dicoba apakah sudah ada fibrin dengan

memancinnya berkali-kali dengan kaitan logam / ose.

f) Hentikan stop watch pada saat terdapat benang fibrin. Lamanya waktu

terbentuknya benang fibrin disebut Masa Protrombin plasma.

d. Activated Partial Thromboplastin Time (APTT)

Metode

Quick Test

Tujuan

Penetapan waktu activated partial thromboplastin time, APTT) Untuk menguji fungsi

thrombosit dan faktor VIII dan faktor IX (hemofilia)

Prinsip

Reagent APTT akan beraksi dengan faktor VIII dan faktor IX pada suhu 37º C pada

(41)

Prosedur

1) Pembuatan Plasma 1 : 9

a) Dipipet 0,2 ml Na. Citrate 3,8 % dimasukkan ke dalam tabung.

b) Darah yang ada dalam spuit dimasukkan kedalam tabung yang berisi Na.citrate

3,8 % sebanyak 1,8 ml.

c) Dicampur dengan cara membolak-balik tabung.

d) Diputar selama 5 menit pada 1500 rpm dengan sentrifuge.

e) Plasma yang terjadi dipisahkan dan dimasukkan kedalam tabung reaksi.

2) Pemeriksaan APTT

a) Reagent APTT dan larutan CaCl2 0,25 M dimasukkan waterbath 37º C selama

5 menit.

b) Dipipet 0,1 ml plasma dan dimasukkan kedalam tabung reaksi.

c) Ditambah 0,1 ml reagent APTT dan dikocok. Lalu dimasukkan kedalam

waterbath 37O C selama 3-5 menit.

d) Ditambah 0,1 ml CaCl2 0,25 M dan stop watch dijalankan.

e) Lalu didiankan dalam waterbath 37ºC selama 20-35 detikkemudian diangkat

dan digoyang.

f) Dipancing dengan Ose sampai terjadi pembekuan pada plasma dengan

terbentuk benang-benang fibrin dan stopwatch dihentikan.

3.3.3 Imunologi

Imunologi adalah suatu cabang yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup kajian

mengenai semua aspek sistem imun(kekebalan) pada semua organisme. Imunologi antara

(42)

malafungsi sistem imun pada gangguan imunologi (penyakit

autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun, penolakan allograft); karakteristik fisik,

kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen sistem imun in vitro, in situ, dan in vivo.

Imunologi memiliki berbagai penerapan pada berbagai disiplin ilmu dan karenanya dipecah

menjadi beberapa subdisiplin.

Pemeriksaan imunologi yang dilakukan di SMK Kes. Bhakti Kencana Subang sebagai

berikut

a. Golongan Darah

Metode

Sistem ABO dengan cara slide (kartu golongan darah)

Tujuan

Menentukan golongan darah sampel berdasarkan sistem ABO

Prinsip

Antigen (agglutinogen) dalam darah ditambahkan dengan antibodi (antiserum) dalam

reagen akan terbentuk aglutinasi

Prosedur

1) Bersihkan ujung jari yang akan ditusuk dengan kapas alkohol 70%;

2) Biarkan kering beberapa saat;

3) Tusuk hati-hati dengan menggunakan lanset;

4) Pijat perlahan dan hati-hati

5) Teteskan pada slide/kolom kartu golongan darah.

6) Letak slide / kartu golongan darah di atas permukaan rata;

7) Teteskan 1 tetes darah pada ke-4 kolom kartu yang tersedia;

8) Kolom 1 tambahkan monoclonal anti-A;

(43)

10)Kolom 3 tambahkan monoclonal anti-AB;

11)Kolom 4 tambahkan l anti-Rhesus;

12)Campurkan dengan hati-hati dengan menggunakan batang pengaduk;

13)Lihat terjadinya aglutinasi pada masing-masing kolom;

14)Lakukan penilaian hasil pemeriksaan

b. Cross Match

Fase I

I : Mayor : darah donor di test dengan serum resipien

II : minor : darah resipien di test dengan serum donor

Serum/plasma = 2 tetes

Suspensi sel 5% = 1 tetes

Putar 1000 rpm selama 1 menit

Positif : aglutinasi/hemolisis = inkompatibel

Negatif : tidak ada aglutinasi/tidak hemolisis

Lanjutkan ke fase II

Fase II

Tambah masing-masing 2 tetes bovine albumin 22% kemudian kocok.

Inkubasi 37OC selama 15 menit

Putar 1000 rpm selama 1 menit

Positif = Inkompatibel

(44)

Fase III

Cuci dengan saline 3 kali, buang supernatan

Tambahkan 2 tetes serum coombs kemudian kocok

Putar 1000 rpm selama 1 menit

Positif = Inkompatibel

Negatif = Kompatibel dan lakukan tes validitas

c. Widal

1) Cara Slide

Metode

Slide aglutinasi

Tujuan

Uji serologi di gunakan untuk membantu menegakkan diagnose demam tifoid

dengan mendeteksi anti bodi spesifik terhadap komponen anti gen Salmonella

typhi maupun mendeteksi antigen itu sendiri.

Prinsip

adanya antibody salmonella typhi dan salmonella paratyphi dalam serum sampel

akan bereaksi dengan antigen yang terdapat dalam reagen widal. Reaksi dengan

adanya aglutinasi.

Prosedur

(45)

S.typhi

Campur hingga homogen masing lubang

Goyang dengan rotator selama 2 menit

Lihat ada/tidaknya aglutinasi

2) Cara Tabung

Medtode

(46)

Tujuan

Uji serologi di gunakan untuk membantu menegakkan diagnose demam tifoid

dengan mendeteksi anti bodi spesifik terhadap komponen anti gen Salmonella

typhi maupun mendeteksi antigen itu sendiri.

Prinsip

Adanya antibody salmonella typhi dan salmonella paratyphi dalam serum sampel

akan bereaksi dengan antigen yang terdapat dalam reagen widal. Reaksi dengan

adanya aglutinasi melalui proses pengenceran bertingkat, sehingga dapat

dilaporkan secara kuantitatif.

Prosedur

Siapkan 7 buah tabung reaksi pada rak tabung

Masukkan pada masing-masing tabung, sbb:

1mL 1mL 1mL 1mL 1mL 1mL 1mL

1 2 3 4 5 6 7

NaCl 0,9% 1,9mL 1,9mL 1,9mL 1,9mL 1,9mL 1,9mL 1,9mL

Serum 0,1mL

Campur hingga homogen

Dari setiap tabung dipipet 5 µ L

(47)

Tambahkan masing-masing 25 µL antigen salmonellla

Campurkan dengan rotator

Dilihat aglutiniasi setelah 1 menit dan digoyang

d. HCG

1) Kualitatif

Metode

Immunokromatografi (Test Strip)

Tujuan

Mengidentifikasi kehamilan melalui test serologi

Prinsip

Reaksi antara HCG dalam urine dengan anti HCG yang dilekatkan berupa garis

membran tertentu akan membentuk garis berwarna baik pada kontrol maupun tes.

Bila sampel tidak mengandung HCG hanya terbentuk satu garis kontrol berwarna

saja.

Prosedur

a) Tempat wadah sampel urine di atas meja kerja mendatar

b) Celupkan carik HCG ke dalam urine sampai tanda batas biru (jangan melebihi

batas)

c) Diamkan selama 3-5 menit

(48)

2) Kuantitatif

Metode

Kuantitatif

Tujuan

Untuk mengetahui urine mengandung hormone HCG, dengan menggunakan metode

aglutinasi langsung dan aglutinasi tidak langsung.

Prinsip

Aglutinasi langsung :

Urine yang mengandung HCG ditambahkan anti HCG lateks akan menghasilkan

aglutinasi

Aglutinasi tidak langsung :

Urine yang mengandung HCG ditambah anti HCG dan HCG lateks tidak akan

menghasilkan aglutinasi

Prosedur

a) Siapkan reagensia sampai suhu kamar

b) Teteskan 1 tetes suspense urin dengan pipet yang tersedia

c) Ditambah 1 tetes antigen HCG kemudian di homogenkan

d) Goyang selama 2 menit

e) Baca hasil

e. Reumatoid Arthritis

Metode

RA secara kualitatif

Tujuan

(49)

Prinsip

Jika di dalam serum terdapat RA akan terjadi aglutinasi

Prosedur

1) Siapkan reagen dalam suhu kamar

2) Teteskan 1 tetes serum pada black slide

3) Ditambahakan 1 tetes reagen lateks

4) Dihomogenkan selama 2 menit

5) Baca hasilnya

f. HIV

Metode

Immunokromatografi

Tujuan

Mengidentifikasi keberadaan virus HIV atau antibody HIV dalam serum

Prinsip

Imunokromatografi dengan prinsip serum/plasma yang diteteskan pada bantalan

sample bereaksi dengan partikel yang telah dilapisi dengan anti HBs (antibody).

Campuran ini selanjutnya akan bergerak sepanjang strip membrane untuk berikatan

dengan antibody spesifik pada daerah tes (T), sehingga akan menghasilkan warna.

Prosedur

1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2) Dimasukkan 3 tetes serum pada sumur sampel

3) Ditambahkan 1 tetes larutan buffer

4) Diamkan selama beberapa menit

(50)

g. HBsAg

Metode

Imunokromatografi (Rapid Test)

Tujuan

Mengidentifikasi antigen hepatitis B secara kualitatif dalam darah sampel

Prinsip

Imunokromatografi dengan prinsip serum/plasma yang diteteskan pada bantalan

sample bereaksi dengan partikel yang telah dilapis dengan anti HBs (antibody).

Campuran ini selanjutnya akan bergerak sepanjang strip membrane untuk berikatan

dengan antibody spesifik pada daerah tes (T), sehingga akan menghasilkan garis warna.

Prosedur

1) Alat tes dilepaskan dari tutupnya ( untuk mendapatkan hasil yang baik sebaiknya

tes dilakukan dalam waktu 1 jam.

2) Tempatkan alat tes pada permukaan datar dan bersih. Pipet tetes dipegang secara

vertical lalu diteteskan 3 tetes serum/plasma (+100 ul) kedalam sumur specimen (S)

alat tes. Hindarkan adanya gelembung udara

3) Tunggu sampai garis merah muncul pada alat tes (C/T). Hasil sebaiknya dibaca

dalam waktu 15 menit

h. VDRL

Metode

(51)

Tujuan

Mengidentifikasi terjadi penularan penyakit seksual terutama yang disebabkan oleh

kuman syfilis melalui dalam darah sampel

Prinsip

Pada penderita sifilis akan terbentuk antibody yang terjadi sebagai reaksi terhadap

bahan-bahan yang dilepaskan karena kerusakan sel.

Cara kerja control positif

Prosedur

1) Cara Teteskan control positif di atas slide sebanyak 1 tetes

2) Tambahkan tambahkan antigen 1 tetes lalu aduk

3) Goyang menggunakan rotator selama 8 menit dengan kecepatan 100 rpm

4) Amati terjadinya aglutinasi

kerja sampel

1) Teteskan serum diatas slide sebanyak 50 µl

2) Tambahkan antigen 1 tetes lalu aduk

3) Goyang dengan menggunakan rotator selama 8 menit dengan kecepatan 100 rpm

5) Amati terjadinya aglutinasi

4) Bila positif lanjutkan ke test kwantitatif

Cara kerja control positif

1) Teteskan control positif di atas slide sebanyak 1 tetes

2) Tambahkan tambahkan antigen 1 tetes lalu aduk

3) Goyang menggunakan rotator selama 8 menit dengan kecepatan 100 rpm

(52)

3.3.4 Klinik Rutin

Pemeriksaan klinik rutin digunakan sebagai screening awal untuk membantu menegakkan

diagnosa sebelum pemeriksaan spesifik dilakukan.

Adapun pemeriksaan klinik rutin yang dilakukan di lab TLM SMK Kes. Bhakti Kencana

Subang sebagai berikut

a. Urin Rutin

1) Makroskopis

Metode

Organoleptis

Tujuan

Mengidentifikasi sifat-sifat fisik urine

Prinsip

Pemeriksaan fisik urine berdasarkan pengamatan penginderaan

Prosedur

Warna

a) Masukkan urine segar ke dalam tabung reaksi

b) Amati warna urine dengan pencahayaan yang terang

Bau

a) Masukkan urine segar ke dalam tabung reaksi

b) Miringkan dan kipas-kipaskan tangan pada permukaan cairan urine

c) Cium bau yang muncul

Kekeruhan

a) Masukkan urine segar ke dalam tabung reaksi

(53)

pH

a) Masukkan urine segar ke dalam tabung reaksi

b) Celupkan carik pH universal ke dalam urine, tiriskan

c) Amati adanya perubahan warna pada carik pH tersebut

d) Bandingkan warna carik pH terhadap warna standar pH

Berat Jenis

a) Masukkan urine segar ke dalam labu urinometer sebanyak ¾ bagian

b) Catat suhu tera urinometer

c) Amatai skala pada urinometer

d) Ukur suhu urine dengan termometer

e) Masukkan urinometer ke dalamnya, putar

f) Amati miniscus cairan pada skala beberapa saat urinometer berada di tengah

cairan

g) Hitung berat jenis urine sebenarnya

2) Mikroskopis

Metode

Mikroskopis

Tujuan

Mengidentifikasi unsur-unsur patologis urine

Prinsip

urine mengandung elemen – elemen sisa hasil metabolisme didalam tubuh, elemen

tersebut ada yang secara normal dikeluarkan secara bersama – sama urine tetapi ada

(54)

dari urine dengan jalan dicentrifuge. Elemen akan mengendap dan endapan dilihat

dibawah mikroskop

Prosedur

Kocok urine dalam wadah penampung sampai homogen

a) Pindahkan urine ke dalam tabung sentrifuge sebanyak 5-7 mL

b) Sentrifugasi urine selama 5 menit dengan kecepatan 2000rpm

c) Angkat tabung dari sentrifuge, tuangkan supernatan urine dan sisakan bagian

endapan sekitar 0,5 mL

d) Kocok sedimen agar homogen

e) Tambahkan larutan pewarna sebanyak 2 tetes

f) Ambil dengan pipet tetes, teteskan pada objek glass, tutup dengan cover glass

g) Amati sedimen dibawah mikroskop dengan perbesaran obyektif 10x untuk

silinder, epithel dan kristal abnormal, obyektif 40x untuk eritrosit, leukosit,

kristal normal, bakteri, jamur, trichomonas, sperma, dll

3) Glukosa Urin

Metode

Benedict (uji reduksi urine)

Tujuan

Mengidentifikasi glukosa dalam urine secara semi kuantitatif

Prinsip

Glukosa dalam urine akan mereduksi CuSO4 dalam suasana basa kuat dan panas

membentuk Cu2O yang mengendap dan berwarna kuning sampai merah bata

(55)

Prosedur

a) Pipet 5 ml larutan Benedict dengan pipet ukur / gelas ukur

b) Masukkan ke dalam tabung reaksi

c) Tambahkan 8-10 tetes sampel urine ke dalam larutan tersebut

d) Kocok sampai homogen

e) Panaskan diatas api bunsen secara hati-hati sampai mendidih

f) Angkat dan letakkan dalam rak tabung reaksi

g) Biarkan agak dingin, amati warna endapan yang terbentuk

4) Protein Urin

Metode

Bang

Tujuan

Mengidentifikasi protein dalam sampel urine secara semi kuantitatif

Prinsip

Protein dalam urine akan membentuk kekeruhan atau gumpalan berwarna putih oleh

asam mendekati isoeletrik protein dibantu dengan pemanasan, sehingga terbentuk

kekeruhan, butiran, kepingan atau gumpalan sesuai dengan banyaknya kandungan

protein dalam urine.

Prosedur

a) Pipet 5 ml urine, masukkan ke dalam tabung reaksi

b) Tambahkan 0,5 ml reagen Bang ke dalam urine tersebut

c) Kocok hingga homogen

d) Panaskan di atas api bunsen dengan hati-hati, sampai mendidih

(56)

5) Bilirubin Urin

Metode

Harrison

Tujuan

Memeriksa ada tidaknya bilirubin dalam urine sampel yang diukur secara kualitatif

Prinsip

Barium Chlorida (BaCl2) bereaksi dengan sulfat yang ada dalam urine membentuk

endapan Barium Sulphat (BaSO4), bilirubin akan menempel pada molekul ini. FeCl2

yang ditambahkan akan mengoksidasi bilirubin menjadi biliverdin yang berwarna

hijau dan billicyanin yang berwarna biru.

Prosedur

a) Pipet 5 ml urine dan masukkan ke dalam tabung reaksi

b) Tambahkan 5 ml larutan Barium Clorida (BaCl2) 5%

c) Kocok sampai homogen

d) Saring sampai didapatkan presipitat (endapan)

e) Presipitat yang ada pada kertas saring biarkan sampaikan kering

f) Teteskan 1 tetes reagen Fouchet pada presipitat

g) Amati adanya biru kehijauan pada presipitat menunjukkan hasil yang positif

6) Benda Keton

Metode

(57)

Tujuan

Memeriksa ada tidaknya benda-benda keton dalam urine sampel yang diukur secara

kualitatif

Prinsip

Natrium Nitroprusid (oksidator kuat) akan bereaksi dengan asam asetoasetat dan

aseton dalam suasana basa dan akan membentuk senyawa yang berwarna ungu.

Prosedur

a) Pipet 5 ml urine dan masukkan ke dalam tabung reaksi

b) Tambahkan sekitar 1 gram Rothera (seujung spatel)

c) Kocok sampai homogen

d) Tambahkan perlahan-lahan 1 – 2 ml larutan NH4OH pekat melalui dinding

tabung yang dimiringkan

e) Tegakkan tabung dan biarkan selama 5 menit

f) Amati adanya cincin berwarna ungu diantara dua lapisan menunjukkan hasil

pemeriksaan yang positif

7) Carik Celup

Metode

Carik celup (reaksi enzimatik)

Tujuan

Mengidentifikasi sifat-sifat fisika dan kimia urine menggunakan metode automatic

(58)

Prinsip

Glukosa

Prinsip : D-Glukosa dioksidasi menjadi D-Glikonolakton. dengan adanya

peroksidase akan mengoksidasi indikator membentuk warna hijau.

Bilirubin

Prinsip : Bilirubin dengan garam diazonium yang stabil (2,6

diklorobenzen-diazonium fluorobat) dalam suasana asam akan membentuk warna merah violet.

Keton

Prinsip : Na-nitroprusid (oksidator kuat) bereaksi dengan asam aceto acetate atau

aseton dalam suasana basa akan membentuk senyawa berwarna ungu.

Berat Jenis / BJ

Prinsip : Brom thymol blue bereaksi dengan methyl, vinyl, ether maleic acid sodium

salt yang berada di dalam urin dengan berat jenis > / 6,5.

Darah / Blood

Prinsip : Hemoglobin merubah H2O2 menjadi H2O dan On, On akan bereaksi dengan

reagen benzedin yang menghasilkan warna hijau biru

pH

Prinsip : Indicator Methyl red dan Bromthymol blue, memungkinkan perubahan

warna yang jelas, dari orange, hijau menjadi biru pada pH 5-9.

Protein

Prinsip : 3, 3', 5, 5' tetraklorofenol-3,4,5,6 tetra bromosulfoftalein dalam suatu

system buffer yang mempertahankan pH konstan, bereaksi dengan protein akan

(59)

Urobilinogen

Prinsip : Urobilinogen bereaksi dengan p-dietilamino benzaldehid dalam suasana

asam akan membentuk senyawa berwarna merah.

Nitrit

Prinsip : Sulfanilamid aromatic 3-hidroksi-1,2,3,4 tetrahidrobenzokuinolin dan asam

tartrat, bila bereaksi dengan nitrit menghasilkan zat warna azo, intensitas warna

azo/merah tersebut menjadi ukuran konsentrasi nitrit dalam urin.

Leukosit

Prinsip : Indoksil asam karbonat ester yang tidak berwarna diuraikan oleh esterase

(granulosit) menghasilkan indoksil bebas bereaksi dengan garam diazonium

membentuk senyawa berwarna violet

Prosedur

a) Masukkan sampel urine ke dalam tabung reaksi sampai 2/3 tabung reaksi

b) Masukkan carik celup ke dalam urine sampai seluruh kotak isap dalam strip

terendam urine

c) Kelebihan urin pada bagian belakang carik dihilangkan dengan cara menyimpan

carik tersebut pada kertas agar menyerap urin dibagian tersebut

d) Peganglah carik secara horizontal dan banding kan dengan standar warna yang

terdapat pada label wadah carik dan catat hasilnya dengan waktu seperti yang

(60)

b. Feses Rutin

1) Makroskopis

Metode

manual

Tujuan

Mengidentifikasi sifat-sifat fisik faeces

Prinsip

Pengamatan sifat makrokopis faeces melalui proses penginderaan.

Prosedur

Warna

a) Amati warna faeces dalam wadah tersebut

b) Catat hasil pengamatan

Bau

a) Kibaskan tangan pada permukaan wadah

b) Catat bau yang ada

Konsistensi

a) Kibaskan tangan pada permukaan wadah

b) Catat bau yang ada

Lendir

a) Angkat sedikit faeces dengan lidi/pnegaduk

b) Amati apakah terdapat lendir pada feces

c) Catat hasil pengamatan

Darah

a) Angkat sedikit faeces dengan lidi/pnegaduk

(61)

c) Catat hasil pengamatan

Parasit

a) Amati sampel faeces apakah terdapat parasit/cacing

b) Catat hasil pengamatan

2) Mikroskopis

Metode

manual

Tujuan

Mengidentifikasi sifat-sifat fisik faeces dan bagian-bagian mikroskopis dalam faeces

Prinsip

Pengamatan bagian-bagian faeces melalui pengamatan mikroskopis.

Prosedur

a) Siapkan 4 objek glass

b) Tetesi masing-masing 1 tetes zat warna eosin, lugol, sudan III dan asam asetat

glasial pada permukaan objek glass

c) Ambil seujung lidi, campurkan dengan masing-masing tetesan zat warna

tersebut

d) Aduk sampai menjadi suspensi yang rata dan tipis

e) Tutup suspensi dengan cover glass

f) Amati masing-masing sediaan dengan perbesaran 100x; untuk pengamatan

lemak, serat tumbuhan, karbohidrat dan kristal

g) Lanjutkan dengan perbesaran 400x untuk pengamatan telur cacing, sel eritrosit

dan leukosit, sel epithel, makrofage, amoeba dan sel ragi

(62)

3) Darah Samar

Metode

Benzidine

Tujuan

Mengidentifikasi darah yang tercampur di dalam faeces

Prinsip

Haemoglobine sebagai peroksidase akan menguraikan H2O2 menjadi H2O dan On.

On yang terbentuk akan mengoksidasi benzidine membentuk warna biru.

Prosedur

a) Buat emulsi faeces dengan aquadest atau larutan garam fisiologis sebanyak 10

mL, panaskan hingga mendidih

b) Saring emulsi yang masih panas dan biarkan filtrat sampai menjadi dingin

kembali

c) Ke dalam tabung reaksi lain, masukkan serbuk benzidine basa seujung spatula

d) Tambahkan dengan hati-hati asam asetat glasial sebanayak 3 mL

e) Kocok hingga benzidine larut

f) Tambahkan 2 mL filtrat faeces yang telah dingin aduk

g) Tambahkan 1 mL larutan H2O2 3%, aduk

h) Hasil dibaca dalam waktu 5 menit (jangan lebih)

4) Stercobilin

Metode

(63)

Tujuan

Mengidentifikasi stercobilin dalam sampel faeces

Prinsip

Stercobilin dengan HgCl2 bila dibiarkan akan menjadi berwarna merah

Prosedur

a) Masukkan 1 spatula faeces ke dalam cawan

b) Tambahkan HgCl2 jenuh, campurkan

c) Panaskan

d) Amati ada tidaknya stercobilin

c. Narkoba

Metode

Immunokromatografi

Tujuan

Untuk mengetahui ada tidaknya narkoba pada sampel urine

Prinsip

Pada strip mengandung konjugat grugs IgG anti narkoba, dimana urine yang

mengandung narkoba (AMP/THC/MOR) akan bereaksi dengan konjugat, dan hasil

positif ditandai dengan terbentuknya garis merah pada control, hasil negative terbentuk

garis merah pada control dan test.

Prosedur

1) Tempat wadah sampel urine di atas meja kerja mendatar

2) Celupkan strip Narkoba ke dalam urine, jangan melebihi batas S

3) Diamkan selama 1 menit

(64)

3.3.5 Kimia Klinik

Pemeriksaan Kimia Klinik merupakan salah satu pemeriksaan yang sering dilakukan oleh

petugas laboratorium khususnya yakni analis kesehatan maupun analis medik. Pemeriksaan

kimia klinik sering diminta oleh para dokter untuk mendiagnosa suatu penyakit yang ada

pada pasien.

Berikut pemeriksaan kimia klinik yang dilakukan di lab TLM SMK Kesehatan Bhakti

Kencana Subang

a. Protein Total

Metode

Biuret

Tujuan

Mengukur kadar protein dalam sampel darah

Prinsip

Ikatan peptida dalam suasana basa akan membentuk senyawa kompleks yang berwarna

ungu dengan adanya pereaksi biuret, intensitas warna yang terjadi setara dengan kadar

protein total dalam sampel dan diukur dengan menggunakan Fotometer pada panjang

gelombang 546 nm.

Prosedur

Blanko Standar Sampel

standar - 20 Μl -

Serum - - 20 L

larutan kerja 1.000 L 1.000 L 1.000 L

(65)

2) Inkubasi selama 10 menit pada suhu 20 -25OC

3) Ukur blanko, standar dan sampel pada 546 nm

4) Warna stabil sampai 60 menit

b. Albumin

Metode

BCG (Brom Cresol Green)

Tujuan

Mengukur konsentrasi albumin dalam sampel serum

Prinsip

Albumin dengan BCG pada suasana pH 4n2 dan buffer sitrat akan membentuk

kompleks berwarna hijau-biru. Intensitas warna yang terjadi sebanding dengan

konsentrasi albumin dalam sampel, yang diukur pada 578 nm.

Prosedur

Blanko Standar Sampel

standar - 10 L -

Serum - - 10 L

larutan kerja 1.000 L 1.000 L 1.000 L

1) Campur sampai homogen

2) Inkubasi selama 3 menit pada suhu 20 -25OC

(66)

c. Glukosa Darah

Metode

GOD-PAP (Glukosa Oksidase Para Amino Phenazone)

Tujuan

Mengukur kadar glukosa puasa (8-10 jam) dan kadar glukosa 2 jam setelah makan

Prinsip

Glukosa dioksidasi oleh enzim glukosa oksidase (GOD) membentuk asam glukonat dan

hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida yang terbentuk bereaksi dengan phenol dan

4-amino phenazone dengan bantuan enzim peroksidase menghasilkan kinonimin yang

berwarna merah muda dan dapat diukur dengan photometer pada 546 nm. Intensitas

warna yang terbentuk setara dengan kadar glukosa darah yang terdapat dalam sampel.

Reaksi:

GOD

Glukosa asam glukonat + 4 H2O2

peroksidase

2 H2O2 + phenol + 4-amino phenazone kinonimin + 4 H2O

(merah muda)

Prosedur

Blanko Standar Sampel

standar - 10 L -

Serum - - 10 L

(67)

1) Campur sampai homogen

2) Inkubasi selama 20 menit pada suhu 20 -25OC

3) Ukur blanko, standar dan sampel pada 546 nm

d. Kolesterol Total

Metode

CHOD-PAP

Tujuan

Mengukur kadar cholesterol dalam sampel darah

Prinsip

Ester cholesterol dengan adanya enzim cholesterol esterase diubah menjadi cholestrol

dan asam amino bebas. Cholesterol yang terbentuk dioksidasi dengan bantuan

cholestrol oksidase membentuk cholestenon dan H2O2. H2O2 yang terjadi bereaksi

dengan phenol dan dengan bantuan peroksidase membentuk kinonimin yang bewarna

merah muda.

Ester cholesterol cholesterol + asam lemak bebas

Cholesterol oksidase

Cholesterol + O2 cholesten-3,4-on + H2O2

peroksidase

(68)

Prosedur

Blanko Standar Sampel

standar - 10 L -

Serum - - 10 L

larutan kerja 1.000 L 1.000 L 1.000 L

1) Campur sampai homogen

2) Inkubasi selama 10 menit pada suhu 20 -25OC

3) Ukur blanko, standar dan sampel pada 546 nm

e. Trigliserida

Metode

GPO-PAP

Tujuan

Mengukur kadar trigliserida dalam sampel darah

Prinsip

Trigliserida dengan adanya enzim lipoprotein lipase (LPL) diubah menjadi gliserol dan

asam amino bebas. Gliserol yang terbentuk direaksikan dengan ATP dan bantuan enzim

glisero kinase membentuk gliserol-3-phosphat dan ADP. Gliserol-3-phosphat

dioksidasi dengan bantuan enzim gliserolphosphat oksidase menjadi dihidroksi aseton

phosphat dan H2O2. H2O2 yang terjadi akan dioksidasi klorophenol dan 4-amino

antipirin dengan bantuan enzim peroksidase membentuk kinonimin yang berwarna

merah muda. Intensitas warna merah muda sebanding dengan konsentrasi trigliserida

(69)

Reaksi:

LPL

Trigliserida gliserol + asam lemak bebas

GK

Gliserol + ATP gliserol-3-phosphat + ADP

GPO

gliserol-3-phosphat + O2 dihidroksi aseton phosphat +

H2O2

POD

2H2O2 + phenol + 4-aminoantipirin kinonimin + 4 HCl + 4 H2O

(merah muda)

Prosedur

Blanko Standar Sampel

standar - 10 L -

Serum - - 10 L

larutan kerja 1.000 L 1.000 L 1.000 L

1) Campur sampai homogen

2) Inkubasi selama 10 menit pada suhu 20 -25OC

3) Ukur blanko, standar dan sampel pada 546 nm

f. HDL

Metode

CHOD-PAP

Tujuan

(70)

Prinsip

LDL dan VLDL diendapkan oleh polianion dan Magnesium klorida, setelah dilakukan

sentrifugasi, HDL tetap berada dalam larutan. HDL-cholesterol ditentukan dengan

metode CHOD-PAP.

Prosedur

1) Serum atau plasma 200 uL

2) Larutan pengendap 500 uL

3) campur, biarkan selama 10 menit pada suhu kamar, sentrifuge selama 10 menit

4000 rpm, atau 2 menit 12.000 rpm

4) Pipet ke dalam tabung, sebagai berikut:

Blanko Reagen Sampel

Supernatan 100 L -

Aquabidest - 100 L

Reagen cholestero 1.000 L 1.000 L

5) Campur sampai homogen

6) Inkubasi selama 10 menit pada suhu 37OC

7) Baca absorban sampel terhadap blanko reagen pada 546 nm

g. LDL

Metode

CHOD-PAP

Tujuan

(71)

Prosedur

Mengukur kadar ureum dalam sampel darah

Prinsip

Urease menghidrolisis urea menjadi ion amonium dan karbondioksida. Ion amonium

selanjutnya akan membentuk senyawa yang berwarna dengan salisilat dan klorida.

Intensitas warna yang terbentuk setara dengan kadar urea dalam sampel, yang diukur

pada 578 nm.

 Campur sampai homogen

 Inkubasi selama 4 menit pada suhu kamar

(72)

Campur, inkubasi selama 8 menit pada temperatur kamar, baca absorbans sampel dan

standar terhadap blanko reagen pada 578 nm

i. Kreatinin

Metode

Jaffe Reaction (fixed time)

Tujuan

Mengukur kadar kreatinine dalam sampel darah

Prinsip

Kreatinine akan bereaksi dengan asam pikrat dalam suasana alkali membentuk

kompleks yang berwarna kuning jingga, dengan salisilat dan klorida. Intensitas warna

yang terbentuk sesuai dengan kadar kreatinine dalam sampel, diukur pada 4λ0 nm.

Prosedur

Blanko Standar Sampel

Aquadest 10 L - -

Standar - 10 L -

Serum - - 10 L

Pereaksi 1.000 L 1.000 L 1.000 L

1) Campur sampai homogen

2) Inkubasi selama 2 menit pada suhu kamar

3) Baca absorbans standar dan sampel (A1) terhadap blanko pada 4λ0 nm, tepat 5

menit

(73)

j. Asam Urat

Metode

Uricase

Tujuan

Mengukur kadar asam urat dalam sampel darah

Prinsip

Dengan adanya uricase, asam urat diubah menjadi allantoin dan peroksidase.

Selanjutnya dengan bantuan enzim peroksidase, peroksida akan bereaksi dengan

kromogen dan 4-aminoantipirin membentuk senyawa yang berwarna merah muda.

Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan kadar asam urat dalam sampel yang

dapat diukur pada 546 nm.

Reaksi:

uricase

Asam urat alantoin + peroksida

peroksidase

Peroksida + kromogen + amino antipirin kinonimin

Prosedur

Blanko Standar Sampel

Aquadest - - -

Standar - 20 L -

Serum - - 20 L

(74)

1) Campur sampai homogeny

2) Inkubasi selama 5 menit pada suhu kamar

3) Baca absorbans standar dan sampel (A1) terhadap blanko pada 546 nm, warna

stabil selama 30 menit

k. Bilirubin Total

Metode

Metode fotometrik modifikasi Jendrassik/Grof

Tujuan

Untuk mengetahui kadar Bilirubin Direct (D) dan Bilirubin Total (T)

Prinsip

Bilirubin bereaksi dengan Diazolyzed Sulphanilic Acid (DSA) membentuk larutan azo

berwarna merah. Absorbansi warna yang terbentuk pada ʎ 546 nm sesuai dengan kadar

bilirubin dalam sampel. Bilirubin glucoronida yang larut dalam air bereaksi langsung

(direct) dengan DSA sedangkan bilirubin yang terikat pada albumin bereaksi tak

langsung (indirect) dengan DSA dengan adanya acellerator. Total bilirubin = bilirubin

direct + bilirubin indirect.

Prosedur

1) Persiapan Sampel

Blanko Sampel

Reagen total nitrit - 40 l

Reagen total bilirubin 1000 l 1000 l

Campur, inkubasi selama 5 menit

Gambar

Gambar 2.1 Denah SMK Kes. Bhakti Kencana Subang
Tabel 3.1 Bahan pemerikasaan Laboratorium
Tabel 3.2 Jenis pemeriksaan yang dilakukan di lab TLM
Tabel 4.1 Pengarsipan
+2

Referensi

Dokumen terkait

1) Membuka pelajaran. 2) Memberi apersepsi dalam mengajar. 5) Bahasa yang digunakan dalam KBM. 6) Memotivasi dan mengaktifkan peserta didik. 7) Memberikan umpan balik terhadap siswa.

1) Membuka pelajaran.. 2) Memberi apersepsi dalam mengajar. 5) Bahasa yang digunakan dalam KBM. 6) Memotivasi dan mengaktifkan peserta didik. 7) Memberikan umpan balik terhadap

Dipisahkan kertas berwarna tersebut, kertas yang berwarna putih yang akan dikirim ke tenant atau penyewa tersebut dengan menggunakan amplop yang berlogo menara

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI APOTEK

Dengan ini laporan praktik kerja lapangan angkatan 20 yang telah dilaksanakan pada :. Hari, tanggal : Senin, 17 April 17 – Senin,8

1.) Buka file Excel “Laporan Outgoing/ Pengeluaran (Debit) P2H All Divre”, kemudian perhatikan seluruh divre yang dipisahkan berdasarkan sheetnya dari sheet 1

Selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan, praktikan mengalami kendala dalam memahami kegiatan yang dilakukan pada bagian adminitrasi , namun kendala tersebut

Pengelolaan surat-surat keluar dilakukan dengan prosedur seperti berikut : 8 Pengolahan Surat oleh Pejabat Teknis Pada dasarnya surat keluar berasal dari dua sumber yaitu disposisi